Anda di halaman 1dari 20

INTERPRETASI KUALITATIF

LAPORAN
II

Oleh

Reido Vidaya Mahardika

071001800094

LABORATORIUM PENILAIAN FORMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : REIDO VIDAYA MAHARDIKA


NIM : 071001800094
KELOMPOK : H2
PARTNER : 1. NOVAL FIRDAUS TIRTA R
2. PUTRI DAQUEENTHA
TGL. PRAKTIKUM : 18 MARET 2021
TGL. PENERIMAAN : 25 MARET 2021
ASISTEN : 1. KELVIN YONG
2. AMOSPHIN ANGGI PUTRA
3. ALVIONA NABYLA AKBARY
NILAI :

Tanda Tangan Tanda Tangan

(……………) (REIDO VIDAYA M)

Asisten Praktikan
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan...........................................................................................2
BAB II HASIL PEMBAHASAN.............................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................6
4.1 Pembahasan Percobaan..................................................................................6
4.2 Tugas Internet.................................................................................................8
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11
LAMPIRAN A TUGAS INTERNET.....................................................................12
LAMPIRAN B HASIL PENGAMATAN .............................................................13
DAFTAR
i LAMPIRAN
Lampiran halaman

A. Tugas Internet ..................................................................................................................12


B. Hasil Pengamatan ............................................................................................................13
ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penilaian formasi adalah salah satu cabang ilmu dari teknik perminyakan yang
mempelajari tentang formasi/batuan dan permasalahan yang berhubungan dengan
keberhasilan dalam penemuan cadangan hidrokarbon. Untuk menangani masalah diatas,
perlu dilakukan beberapa jenis cara antara lain : melakukan pengambilan sampel batuan
formasi (coring), wireline logging, mud log, LWD, dll. Dari beberapa cara tersebut dapat
menentukan parameterparameter petrofisik dintaranya ketebalan lapisan (h), porositas
(Ø), dan saturasi air (Sw) yang digunakan dalam memperkirakan cadangan hidrokarbon.
Dalam penelitian ini, sumur yang dianalisa sebanyak dua sumur (sumur eksplorasi).
Analisa log yang dilakukan pada sumur ini berupa analisa kualitatif dan kuantitatif.
Parameter yang diperoleh dari hasil interpretasi log pada sumur APR-1 dan APR-2
adalah porositas rata-rata ketebalan lapisan (h), dan saturasi air rata-rata. Porositas rata-
rata pada sumur APR-1 dan APR-2 secara berturut-turut sebesar 31.31% dan 31.33%
serta porositas rata-rata kedua sumur tersebut adalah 31.32%. Saturasi air rata-rata yang
diperhitungkan pada sumur APR-1 dan APR-2 secara berturutan sebesar 52.25% dan
60.43% serta rata-rata saturasi air dari kedua sumur tersebut sebesar 56.34%. Ketebalan
lapisan yang dimiliki sumur APR-1 sebesar 4.57 meter dan pada sumur APR-2 sebesar
11.58 meter serta rata-rata ketebalan lapisan kedua sumur sebesar 8.07 meter. Cadangan
minyak awal pada lapangan APR sebesar 12.81 B STB yang dihitung dengan
menggunakan metode volumetrik.

Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya energi terpenting di dunia.
Industri minyak dan gas di Indonesia pun mengalami perkembangan yang sangat maju
dari tahun ke tahun untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri akan bahan bakar yang
semakin meningkat. Sektor minyak dan gas bumi merupakan penghasil devisa terbesar
yang merupakan tulang punggung pembangunan nasional, oleh sebab itu perlu upaya-
upaya konkrit untuk terus meningkatkan devisa negara melalui sektor minyak dan gas
bumi tersebut dengan mengoptimalkan peningkatan produksi dan mengembangkan
lapangan- lapangan baru. Mengingat pentingnya peran minyak dan gas bumi bagi
kelangsungan hidup manusia, maka perlu dilakukan estimasi cadangan hidrokarbon yang
akurat pada setiap reservoir yang ada seperti analisa properti reservoir (porositas,
permeabilitas, saturasi, resistivitas, penyebaran batuan reservoir, dan kandungan
hidrokarbon) dengan menggunakan data sumur yang bisa didapat dengan pekerjaan
logging.
Metode logging ini sangat berperan penting dalam perkembangan eksplorasi
hidrokarbon. Pekerjaan logging atau evaluasi formasi merupakan kegiatan mempelajari
karakteristik formasi pada suatu reservoir serta segala aspek yang menyangkut
perhitungan cadangan hidrokarbon.
1.2 Tujuan Percobaan
1

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui daerah yang prospek.
2. Untuk mengidentifikasi karakteristik kandungan hidrokarbon.
3. Untuk mengetahui area untuk logging.
4. Untuk mengetahui jenis batuan dan lapisan pada lubang bor.
5. Untuk mengetahui ukuran diameter lubang bor.
BAB
2 II

TEORI DASAR

Dalam proses pengeboran sumur baru perlu dilakukan beberapahal seperti studi
geologi permukaan, survey seismik, hingga akhirnya dilakukan proses pemboran. Khusus
dalam kegiatan pemboran dibutuhkan beberapa kegiatan terlebih dahulu seperti kegiatan
pengukuran log/logging, yaitu perekaman dan pengukuran data bawah permukaan di
sepanjang lubang pemboran.

Tujuan utamanya adalah untuk membuktikan keberadaan hidrokarbon. Dengan


adanya data log yang diperoleh ini kemudian dilakukan evaluasi/analisa.

Dalam perspektif luas evaluasi dari data log mencakup beberapa bidang kajian yang
saling terkait; Geologi, Geofisika, Petrofisika, Geokimia, Matematika, Ekonomi, dan lain -
lain, dimana dari serangkaian panjang proses eksplorasi hidrokarbon ini pada akhirnya
membawanya pada kesimpulan dengan akhir berdasarkan nilai keekonomisnya, dan inti
kajian merupakan evaluasi data log tersebut.

Terdapat beberapa kajian pokok di dalam evaluasi data log, antara lain untuk :
Identifikasi porositas dan permeabilitas batuan reservoar, perhitungan porositas dan saturasi
air, identifikasi jenis fluida (gas, minyak, air) dan kontak di antaranya. Identifikasi lapisan
batuan, cadangan, lapisan hidrokarbon, serta perkiraan jenis hidrokarbon dilakukan dengan
interpretasi kualitatif.

Untuk mendapatkan interpretasi kualitatif yang baik maka harus dilakukan dengan
menggabungkan beberapa log dari data reservoir – reservoir yang ada. Pada zona porous dan
permeable ini ditandai dengan adanya defleksi log spontaneous potential, X plot neutron dan
densitas positif dan log resistivitas MSFL, LLS/ILS dan LLD/ILD tidak berhimpit. Litologi
batu pasir di tandai dengan adanya defleksi log spontaneous potential, low gamma ray atau
garis gamma ray log berada di kiri atau minimum. Log resistivitas MSFL, LLS/ILS dan
LLD/ILD mempunyai nilai yang berbeda dan tidak berhimpit. Untuk litologi shale
ditunjukkan oleh defleksi kurva gamma ray ke arah kanan atau maksimum. Log spontaneous
potential lurus dan tidak mengalami defleksi. Log resistivitas MSFL, LLS/ILS dan LLD /
ILD berhimpit. Water bearing zone ditandai dengan adanya defleksi pada log spontaneous
potential dimana defleksi akan positif apabila Rmf< Rw dan defleksi negatif apabila
Rmf>Rw. Sedangkan hidrokarbon bearing zone ditandai dengan defleksi negatif dari log

3
spontaneous potential. Log Resistivitas serta log Neutron dan log density digunakan untuk
membedakan jenis fluida yang terdapat dalam formasi.

Pada log resistivitas zona hidrokarbon ditunjukkan oleh adanya separasi antara harga
tahanan jenis zona terinvasi ( Rxo) dengan harga true resistivity pada zona yang tidak
terinvasi Separasi log resistivitas dapat bernilai positif atau negatif tergantung pada harga
Rmf/Rw>1. Harga perbandingan Rxo dengan Rt akan maksimum dan hampir sama dengan
harga Rmf/Rw dalam zona air. Nilai Rxo/Rt yang lebih rendah dari harga maksimum
menunjukkan adanya hidrokarbon dalam formasi.

Untuk membedakan minyak atau gas yang terdapat dalam formasi dapat ditentukan
dengan menggunakan log neutron densitas. Proses – proses diatas ini bertujuan untuk
membedakan isi kandungan dari reservoir yang dimaksud adalah membedakan antara zona
gas, zona air dan terakhir adalah zona minyak.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendir maupun orang lain.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.
Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data
lagi secara berulang- ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut
diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.

Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik
triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi suatu
teori. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan
bersamaan dengan pengumpulan data. In fact, data analysis in qualitative research is on going
activity that occurs throughout the investigative process rather than after process. Dalam
kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada
setelah selesai pengumpulan data.

Penilaian formasi dilakukan dengan interpretasi memakai 3 log, yaitu log yang
menunjukan zona permeable yaitu log SP (spontaneous potential log) dan log GR (gamma
ray log), log yang mengukur resistivitas formasi yaitu ILD/LLD (log deep resistivity),
ILM/LLM (log medium resistivity), MSFL (micro resistivity log), dan yang terakhir adalah
log yang mengukur porositas yaitu log density (RHOB), log neutron (NPHI), dan log sonic
(DT).

4
BAB III

HASIL PEMBAHASAN
5 IV
BAB

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan Percobaan

Pada percobaan ke-2, berjudul “Interpretasi Kualitaif” dibahas untuk mengetahui


lithologi batuan, lapisan permeabel, dan kandungan fluida. Pada praktikum ini praktikan juga
telah diberikan data log sumur dari data yang didapat saat praktikum. Pada kesempatan kali
ini saya mendapatkan data dari sumur B 137 data ini yang harus saya amati. Analisa kualitatif
bertujuan untuk menentukan zona permeable dan non permeable, korelasi antar tiap – tiap
sumur dan mengenali lapisan yang diharapkan. Lapisan permeable dapat diidentifikasikan
dengan Log gamma ray, dikarenakan log gamma ray mendeteksi unsur radioaktif pada
batuan, Unsur radioaktif pada umumnya bernilai tinggi terdapat pada shale/clay dan sedikit
sekali terdapat dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dan lain lain. Oleh
karena itu dicarilah zona permable berdasarkan nilai log gamma ray yang rendah. Hasil dari
pekerjaan well logging adalah rekaman data log yang dapat berupa chart atau tabulasi angka-
angka. Data awal tersebut lah yang digunakan untuk mengevaluasi formasi batuan.

Dalam penentuan lithologi batuan, dapat diketahui dengan melihat kurva SP


maupun GR yang ada. Kurva SP dan GR ini dapat juga digunakan untuk menentukan lapisan
yang permeabel atau tidak. Lapisan permeabel ditunjukkan dengan harga GR yang kecil.
Untuk menentukan kandungan fluida (fluid content) dapat diketahui melalui resistivity log di
track 2 dari rekaman composite log. Resistivity log digunakan dengan menggunakan alat alat
y dan sp kecil. Selanjutnya dilihat pada track 2 yaitu resistivity log dengan menggunakan alat
ILD, MLD, dan MSFL, dan alat alat tersebut dapat digunakan tergantung dari kedalaman
sumur masing-masing. Didalam pengukuran resistivity log, biasanya terdapat tiga jenis
‘penetrasi’ resistivity, yakni shallow (borehole), medium (invaded zone) dan deep (virgin)
penetration. Perbedaan kedalaman penetrasi ini dimaksudkan untuk menghindari salah tafsir
pada pembacaan log resistivity karena mud invasion (efek lumpur pengeboran) dan bahkan
dapat mempelajari sifat mobilitas minyak. Apabila pada lapisan permeabel yang telah
ditentukan memiliki harga resistivitas yang besar, maka lapisan tersebut dapat diindikasikan
mengandung hidrokarbon(hydrocarbon prospect).
Untuk mengetahui jenis fluida pengisi pori – pori batuan pada lapisan yang prospek
hidrokarbon dapat dilakukan dengan melihat pada track 3 yang merupakan kombinasi alat
neutron log dan density log. Apabila pada lapisan yang mengandung hidrokarbon defleksi
kurva neutron akan mengecil dan kurva density akan mengecil juga. Hasil rekaman kedua
alat ini akan menghasilkan persilangan (cross over) yang mengindikasikan terdapatnya
hidrokarbon. Apabila persilangan menimbulkan separasi besar, maka dapat diindikasikan
fluida pengisi pori – pori tersebut adalah gas. Sedangkan minyak menghasilkan separasi yang
tidak terlalu besar dan apabila defleksi kedua alat ini berhimpitan fluida pengisinya adalah
air.
6
Adanya lapisan yang mengandung hidrokarbon (hydrocarbon bearing) umumnya
ditandai dengan resistivitas yang membesar kecuali untuk low resistivity dan adanya anti
korelasi antara resistivity log dan density log. Density log merupakan kurva yang
menunjukan nilai densitas batuan yang ditembus lubang bor, dinyatakan dalam gr/cc. besaran
densitas ini selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai porositas batuan tersebut, atau
sekarang dikenal dengan formation density compensated (FDC Log) yang mengukur
langsung besarnya porositas batuan pasir yang ditembus sumur .Adanya lapisan yang
mengandung hidrokarbon harus dilihat melalui rekaman ketiga alat log, yaitu log permeabel,
log resistivitas dan log porositas. Ketiga alat ini harus dikombinasikan karena mempunyai
keterkaitan satu sama lain. Apabila pada suatu lapisan mengandung hidrokarbon, maka pada
rekaman log permeabel harga GR akan mengecil dan resistivitas pada lapisan tersebut
cenderung tinggi serta pada porositas log akan menimbulkan separasi antara kurva neutron
dan density. Pada Log B137 terdapat zona 3 zona yang berbeda-beda dan memiliki
kedalaman yang berbeda-beda. Zona yang pertama memiliki kedalaman 1545 m sampai
kedalaman 1550 m. Zona yang kedua memiliki kedalaman 1817 m sampai kedalaman 1824
m. Dan zona yang ketiga atau zoba yang terakhir memiliki kedalaman 2150 m sampai
kedalaman 2166 m.

Setelah semua yang sudah dijelaskan di atas, pada praktikum kali ini juga
dijelaskan mengenai borehole environment. Borehole environment adalah suatu gambaran
dimana lumpur memasuki lubang bor danterbentukanya Mud cake pada zona permeable. Dari
gambaran borehole environment tadi, kitadapat mengetahui sekaligus mempelajari
parameter-parameter yang berada di beberapa zonaseperti Flushed Zone yaitu zona terinvasi
oleh lumpur), Transition Zone, dan Uninvaded Zoneyaitu zona tidak terinvasi oleh lumpur.
Parameter-parameter yang akan dihasilkan pada flushedzone adalah Rmf, Sxo, dan Rxo.
Sedangkan pada uninvaded zone adalah Sw, Rw, dan Rt. Dalam kegiatan pemboran, akan
digunakan suatu lumpur pemboran khusus (mud filtrate) yang digunakan dan diinjeksikan
selama pemboran berlangsung. Lumpur pemboran ini memiliki berbagai fungsi, yaitu guna
memindahkan cutting, melicinkan dan mendinginkan mata bor, dan menjaga tekanan antara
bor dan formasi batuan. Densitas lumpur tersebut dijaga agar tetap tinggi supaya tekanan
pada kolom lumpur selalu lebih besar daripada tekanan formasi. Perbedaan tekanan ini
menyebabkan terdorongnya sebagian lumpur untuk merembes ke dalam formasi batuan.
Rembesan fluida lumpur tersebut kemudian mengakibatkan adanya tiga zona di sekitar
lubang pemboran yang mempengaruhi pengukuran log, khususnya pengukuran log yang
berdasarkan prinsip kelistrikan (log SP, dan log Resistivitas). Tiga zona tersebut adalah zona
terinvasi (flushed zone) yaitu zona yang umumnya diasumsikan bahwa air formasi telah
tergantikan seluruhnya oleh mud filtrat. Setelah itu ada zona transisi (transition zone) yang
merupakan zona yang mengandung Sebagian air formasi dan Sebagian hidrokarbon yang
tergantikan mud filtrat. Dan yang terakhir undisturbed zone atau zona yang tidak terpengaruh
mud filtrat

4.2 Tugas Internet

SONIC LOG

Log sonik adalah log yang menggambarkan waktu kecepatan suara yang
dikirimkan/dipancarkan kedalam formasi sehingga pantulan suara yang kembali diterima oleh
receiver. Waktu yang diperlukan gelombang suara untuk sampai ke receiver disebut “ interval
transit time” atau ∆t. Besar atau kecilnya ∆t yang melalui suatu formasi tergantung dari jenis
batuan dan besarnya porositas batuan serta isi kandungan dalam batuan.

Log sonik mengukur kemampuan formasi untuk meneruskan gelombang suara.


Secara kuantitatif, log sonic dapat digunakan untuk mengevaluasi porositas dalam lubang
yang terisi fluida, dalam interpretasi seismik dapat digunakan untuk menentukan interval
velocities dan velocity profile selain itu juga dapat dikalibrasi dengan penampang seismik.
Secara kualitatif dapat digunakan untuk mendeterminasi variasi tekstur dari lapisan sand-
shale. Log ini juga dapat digunakan untuk identifikasi litologi, mungkin juga dalam
penentuan batuan induk, kompaksi nornal, overpressure, dan dalam beberapa kasus dapat
digunakan untuk identifikasi rekahan (fractures) (Rider, 1996)

Log sonik adalah log akustik yang memancarkan gelombang suara yang dimulai
dari sumbernya, berjalan melalui formasi, dan kembali ke penerima [1]. Waktu tempuh dari
sumber ke penerima disebut kelambatan dan akibatnya log sonik terkadang disebut sebagai
log kelambatan sonik.

Log sonik merupakan log yang digunakan untuk mendapatkan harga porositas
batuan sebagaimana pada log densitas dan log netron. Log sonik menggambarkan waktu
kecepatan suara yang dikirimkan / dipancarkan ke dalam formasi hingga ditangkap kembali
oleh receiver.
Kecepatan suara melalui formasi batuan tergantung terutama oleh matriks batuan
serta distribusi porositasnya. Kecepatan suara pada batuan dengan porositas nol dinalakan
kecepatan matriks

Sonik log digunakan untuk mengukur porositas batuan formasi dengan cara
mengukur interval transite time, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh gelombang suara untuk
merambat didalam batuan formasi sejauh satu feet.

Sonic log atau log suara dirancang untukmerekam porositas batuan formasi


dengancara mengukur interval transite time (Δt),yaitu waktu yang diperlukan oleh
gelombangsuara untuk merambat sejauh 1 feet dalamformasi.Sistem peralatan sonic log
menggunakantransmiter gelombang suara dan alatpenerima (receiver) .
8
Sonic log juga memiliki beberapa jenis diantaranya ada sonic log jenis
kuno,convential sonic log dan borehole compensated sonic log

Sonic log juga berfungsi untuk mendapatkan harga porositas batuan yang ingin
dicari. Setelah itu mengukur volume batuan yang digunakan dalam interpretasi seismic. Bisa
juga untuk melengkapi data syntetic seismograms dan bisa mengetahui indikasi adanya
rekahan.

Identifikasi Rekahan Log sonik yang digunakan untuk mendeteksi adanya rekahan
memanfaatkan gelombang compressional dan shear, namun identifikasi menggunakan shear
wave kadang meragukan. Gelombang akustik akan melemah jika terdapat rekahan.
Perubahan densitas batuan dan kecepatan suara pada rekahan menyebabkan refleksi sebagian
energi gelombang sehingga energi gelombang yang melewati rekahan akan berkurang.
Sehingga energi yang diterima alat juga akan berkurang. Pengurangan amplitudo akustik itu
sendiri bukan merupakan suatu indikasi positif adanya rekahan. Rekahan tertutup mengurangi
amplitudo lebih sedikit daripada rekahan terbuka. Gelombang yang terrefraksi dan merambat
ke segala arah juga dapat menurunkan amplitudo dan memberikan interpretasi yang salah
terhadap deteksi rekahan. Amplitudo akustik berkurang pada lapisan shale, perbedaan
litologi, berhadapan dengan gas bearing zone, dan ketika porositas bertambah. Log amplitudo
akustik biasanya digunakan bersamaan dengan log kecepatan akustik sehingga peningkatan
porositas, perbedaan litologi dan lapisan shale dapat diidentifikasi.

Prinsip kerja sonic log adalah mula mula alat sonic mengukur kecepatan suara /
sonic dalam formasi. Setelah itu transmitter memancarkan suatu pressure pulse yang
berfrekuensi 25 HZ. Pulse ini dapat menghasilkan 6 gelombang diantaranya gelombang
kompresional dan gelombang refraksi shear yang dapat merambat di dalam formasi. Dua
gelombang langsung didalam mud dan dua gelombang permukaan sepanjang dinding lubang
sumur. Laju / kecepatan gelombang – gelombang yang dipakai berkisar antara 4000 sampai
25000 ft / sec bergantung lagi kepada litologinya. Sebuah gelombang compressional
merambat dari transmitter melalui mud menuju ke formasi, setelah itu baru merambat ke
dalam formasi, dan merambat Kembali melalui mud untuk bisa sampai menuju receiver.
Transmitter memancarkan satu pulse. Suatu rangkaian electronis mengukur waktu dari pulse
ini sampai waktu dimana “ the first negative excursion” dideteksi oleh near receiver. Setelah
itu transmitter memancarkan satu pulse lagi. Mengukur waktu dari pulse kedua sampai waktu
dimana “The first negative excursion” dideteksi oleh far receiver. Yang terakhir dilakukan
adalah membagi antara kedua waktu tadi dengan jarak antara receiver sebesar dua ft
menghasilkan formation transit times dalam microseconds / ft

BAB
9 V

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Analisa kualitatif bertujuan untuk menentukan zona permeable dan non


permeable, korelasi antar tiap – tiap sumur dan mengenali lapisan yang diharapkan.
2. Zona prospek kedalaman pada zona B137 adalah 2150-2166 m.
3. Track 1 untuk menentukan zona permeable atau non permeable dengan
menggunakan alat Gamma Ray Log, Spontaneous Log, dan Caliper Log.
4. Track 2 menggunakan alat Resistivity Log, Induction Log, Lateral Log,
Microresistivity Log dan tujuannya untuk menentukan resistivitas batuan.
5. Track 3 untuk menentukan dan membaca porositas batuan dari formasi yang
diteliti.
DAFTAR10
PUSTAKA

1. Bourdet, D. 2002. Well Test Analysis The Use of Advanced Interpretation Model.
Elsevier, Amsterdam.

2. Nugrahanti, Asri. 2011. Penilaian Formasi. Bogor : Cetakan Media Utama

3. Sitaresmi, Ratnayu. 2016. Diktat Petunjuk Praktikum Penilaian Formasi. Jakarta :


Universitas Trisakti.

4.https://www.academia.edu/38933112/ANALISA_LOG_KUALITATIF_JURNAL/
1 8/09/2020

5. https://www.academia.edu/8262073/Teori_Dasar_Logging_Geofisika_/21/09/20
20
11

LAMPIRAN A

TUGAS INTERNET
SONIC LOG
12
Sonic logging is a well logging tool that provides a formation’s interval
transit time, designated , which is a measure of a how fast elastic seismic
compressional and shear waves travel through the formations. Geologically, this
capacity varies with many things including lithology and rock textures, most notably
decreasing with an increasing effective porosity and increasing with an increasing
effective confining stress. This means that a sonic log can be used to calculate the
porosity, confining stress, or pore pressure of a formation if the seismic velocity of
the rock matrix, and pore fluid, are known, which is very useful for hydrocarbon
exploration.

The velocity is calculated by measuring the travel time from


the piezoelectric transmitter to the receiver, normally with the units microsecond per
foot (a measure of slowness). To compensate for the variations in the drilling
mud thickness, there are actually two receivers, one near and one far. This is because
the travel time within the drilling mud will be common for both
  it is necessary to compensate for tool tilt and variations in the borehole width
then both up-down and down-up arrays can be used and an average can be calculated.
Overall this gives a sonic log that can be made up of 1 or 2 pulse generators and 2 or 4
detectors, all located in single unit called a “sonde”, which is lowered down the well

Source : https://wiki.seg.org/wiki/Sonic_logs

LAMPIRAN B

HASIL PENGAMATAN
HASIL INTEPRETASI
13 SUMUR B137

Anda mungkin juga menyukai