DISUSUN OLEH :
TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN
ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2020
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun sebagai acuan mengenai prosedur analisis percontohan batuan reservoir
minyak dan gas di laboratorium, yang perlu dipahami oleh setiap mahasiswa sebelum melakukan
kegiatan praktikum di Laboratorium Analisa Batuan Reservoir.
Penulis mengaharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan karya tulis ini. Selain itu, penulis
berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan tercapainya tujuan dari
penulisan karya tulis ini.
Shalsa Ramaysa
Ivan Fadilla
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Kesimpulan 7
DAFTAR PUSTAKA 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi. Pada umumya
reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari komposisi,
temperature dan tekanakan pada tempat dimana terjadi akumulasi hidrokarbon didalamnya.
Suatu reservoir minyak biasanya mempunyai tiga unsure utama yaitu adanya batuan reservoir,
lapisan penutup dan perangkap.
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu batuan reservoir adalah harus mempunyai kemampua
untuk menampung (porositas) dan mengalirkan fluida (permeabilitas) yang terkandung
didalamnya. Dan hal ini dinyatakan dalam bentuk permeabilitas dan porositas. Porositas dan
permeabilitas ini sangat erat hubungannya sehingga dapat dikatakan bahwa permeabilitas adalah
tidak mungkin tanpa porositas walaupun sebaliknya belum tentu demikian, karena batuan yang
bersifat porous belum tentuk mempunyai sifat kelulusan terhadap fluida yang melewatinya.
Sifat-sifat batua lainnya adalah : wettabilitas, tekanan kapiler, saturasi dan kompresibilitas
batuan. Pengukuran fraksi butiran sendiri juga berkaitan erat dengan porositas.Pada makalah ini
hanya akan dijelaskan lebih rinci tentang porositas.
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini antara lain :
1. Mengetahui definisi porositas
2. Mengetahui jenis-jenis dan faktor-faktor dari porositas
3. Mengetahui hubungan porositas dengan pengukuran fraksi butiran
1
3. Apa hubungan porositas dengan pengukuran fraksi butiran?
2
BAB II
POROSITAS
Batuan reservoir umumnya terdiri dari kumpulan butiran material penyemen yang
mengikat butir-butir batuan dan rongga pori yang berada diantara butir-butir batuan tersebut.
Ukuran yang menunjukkan besarnya rongga pori dalam batuan disebut ‘POROSITAS’.
Porositas sekunder merupakan volume pori yang terjadi setelah batuan terbentuk, misalnya
karena proses disolusi dan rekahan. Porositas sekunder bisa terjadi saat pelapukan batuan oleh
asam, misalnya di limestone, yang menyebabkan naiknya porositas. Sedangkan proses sementasi
sekunder batuan akan menyebabkan porositas menurun.
Menurut keadaannya bila ditinjau dari sudut teknik reservoir, maka porositas dibagi menjadi dua,
yaitu :
Yaitu porositas yang merupakan seluruh rongga pori yang ada, baik yang berhubungan maupun
yang terisolir dalam suatu batuan. Besarnya porositas absolute didefinisikan sebagai
perbandingan antara volume seluruh pori dengan volume total batuan (Bulk Volume).
3
2.2.4 Porositas Efektif
Yaitu porositas yang merupakan besarnya rongga pori yang saling berhubungan saja. Dasarnya
porositas efektif di definisikan sebagai perbandingan antara volume pori yang berhubungan
dengan volume total batuan.
Dengan porositas efektif inilah dapat diperkirakan jumlah fluida yang ada dalam reservoir yang
dapat bergerak dan dapat diproduksikan.
Helium porosimeter adalah alat yang dipakai untuk mengukur porositas efektif.
4
Prinsip kerja alat tersebut adalah dengan menginjeksikan gas helium dalam batuan dengan diberi
tekanan.
Penggunaan gas helium ini untuk mendapatkan harga porositas yang lebih teliti, karena :
Helium Porosimeter direncanakan berdasarkan hukum Boyle yang terdiri dari dua cel yang
dihubungkan dan di supply dengan sumber gas helium, dengan anggapan bahwa pengembangan
berlangsung secara proses isothermal. Maka dalam pengukuran didapatkan grain volume dari
batuan berdasarkan kesetimbangan gas pada kondisi I dan ke II.
Di dalam formasi batuan reservoir minyak dan gas bumi trsusun atas berbagai macam mineral
(material) dengan ukuran butir yang sangat bervariasi, oleh karenanya harga porositas dari suatu
lapisan ke lapisan yang lain akan bervariasi. Faktor utama yang menyebabkan harga porositas
bervariasi adalah ukuran.
Adapun gambaran dari berbagai faktor tersebut dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Nanz dengan alat sie analysisis yang dapat dilihat dari gambar berikut :
Pori merupakan ruang di dalam batuan; yang selalu terisi oleh fluida, seperti udara, air
tawar/asin, minyak atau gas bumi. Porositas5 suatu batuan sangat penting dalam
eksplorasi dan eksploitasi baik dalam bidang perminyakan maupun dalam bidang air
tanah. Hal ini karena porositas merupakan variabel utama untuk menentukan besarnya
cadangan fluida yang terdapat dalam suatu massa batuan.
Beard dan Weyl (1973) menyatakan bahwa porositas sangat kecil dipengaruhi oleh
perubahan dalam ukuran butir dengan sortasi yang sama, tetapi porositas bervariasi
terhadap sortasi. Penurunan porositas dari 42,4 % pada pasir bersortasi baik sampai
27,9 % pada pasir yang bersortasi sangat jelek. Sedangkan Graton dan Fraser (1935
dalam Beard & Weyl, 1973) menemukan bahwa pengepakan bola sangat kuat hingga
berbentuk rhombohedral diperoleh porositas sebesar 26 % dan pengepakan berbentuk
kubus diperoleh porositas 47,6 %. Tetapi di alam pengepakan butiran tidak berbentuk
kubus maupun rhombohedral.
Selanjutnya Scherer (1987) menyatakan bahwa parameter yang paling penting yang
berpengaruh terhadap porositas adalah umur, mineralogi (kandungan butiran kuarsa),
sortasi dan kedalaman terpendam maksimum.
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Porositas merupakan sifat fisik batuan yang menunjukkan kemampuan batuan untuk
menampung fluida didalam pori-porinya. Cadangan hidrokarbon suatu reservoir ditentukan
oleh porositas batuan reservoir. Hanya pori-pori yang saling berhubungan (Porositas efektif)
yang diperhitungkan dalam perhitungan-perhitungan reservoir.
Porositas Primer
Porositas primer yaitu porositas yang terbentuk bersamaan dengan proses pembentukan
batuan tersebut (kompaksi, konsolidasi, sementasi, stratifikasi dll).
Porositas Sekunder
Porositas Sekunder yaitu porositas yang terbentuk setelah proses pembentukan batuan
selesai. Misalnya karena terbentuknya rekahan akibat gempa, patahan, atau interaksi dengan
zat kimia tertentu (sulfat).
Secara umum prositas primer lebih uniform dibandungkan dengan Porositas sekunder
(induced porosity).
Porositas Efektif
Porositas efektif adalah porositas yang menghitung harga pori-pori yang saling terhubung
Semakin besar batuan rongga yang tercipta, semakin besar porositas semakin baik dan
semakin kecil rongga yang terbentuk, akan semakin kecil maka semakin jelek.
7
DAFTAR PUSTAKA
Tim Laboratorium ABR. Tanpa Tahun. Petunjuk Praktikum Analisa Batuan Reservoir.
Jakarta : Universitas Trisakti