Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi. Pada
umumnya reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari
komposisi, temperature dan tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi hidrokarbon
didalamnya. Suatu reservoir minyak biasanya mempunyai tiga unsur utama yaitu
adanya batuan reservoir, lapisan penutup dan perangkap.
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu batuan reservoir adalah harus mempunyai
kemampuan untuk menampung (porositas) dan mengalirkan fluida (permeabilitas) yang
terkandung di dalamnya. Dan hal ini dinyatakan dalam bentuk permeabilitas dan
porositas. Porositas dan permeabilitas ini sangat erat hubungannya sehingga dapat
dikatakan bahwa permeabilitas adalah tidak mungkin tanpa porositas walaupun
sebaliknya belum tentu demikian, karena batuan yang bersifat porous belum tentu
mempunyai sifat kelulusan terhadap fluida yang melewatinya. Sifat-sifat batuan yang
lainnya adalah : wettabilitas, tekanan kapiler, saturasi dan kompresibilitas batuan. Pada
makalah ini, hanya akan dijelaskan lebih rinci tentang porositas.
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volome batuan yang tidak
terisi oleh padatan terhadaf volume batuan secara keseluruhan. Berdasarkan sifat batuan
resevoir maka porositas dibagi menjadi dua yaitu porositas efektif dan porisitas absolut.
Porositas efektif yaitu perbandingan volume pori-pori yang saling berhubungan

terhadap volume batuan secara keseluruhan. Porositas absolut adalah perbandingan


volume pori-pori total tampa memandang saling berhubungan atau tidak , terhadap
volume batuan secara keseluruhan. Pori merupakan ruang di dalam batuan; yang selalu
terisi oleh fluida, seperti udara, air tawar/asin, minyak atau gas bumi. Porositas suatu
batuan sangat penting dalam eksplorasi dan eksploitasi baik dalam bidang perminyakan
maupun dalam bidang air tanah. Hal ini karena porositas merupakan variabel utama
untuk menentukan besarnya cadangan fluida yang terdapat dalam suatu massa batuan.
Porositas batuan pasir dihasilkan dari sekumpulan proses-proses geologi yang
berpengaruh terhadap proses sedimentasi. Proses-proses ini dapat dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu proses pada saat pengendapan dan proses setelah pengendapan. Kontrol
pada saat pengendapan menyangkut tekstur batupasir (ukuran butir dan sortasi). Proses
setelah pengendapan yang berpengaruh terhadap porositas diakibatkan oleh pengaruh
fisika dan kimia, yang merupakan fungsi dari temperatur, tekanan efektif dan waktu
(Bloch, 1991).
Beard dan Weyl (1973) menyatakan bahwa porositas sangat kecil dipengaruhi
oleh perubahan dalam ukuran butir dengan sortasi yang sama, tetapi porositas bervariasi
terhadap sortasi. Penurunan porositas dari 42,4 % pada pasir bersortasi baik sampai 27,9
% pada pasir yang bersortasi sangat jelek. Sedangkan Graton dan Fraser (1935 dalam
Beard & Weyl, 1973) menemukan bahwa pengepakan bola sangat kuat hingga
berbentuk rhombohedral diperoleh porositas sebesar 26 % dan pengepakan berbentuk
kubus diperoleh porositas 47,6 %. Tetapi di alam pengepakan butiran tidak berbentuk
kubus maupun rhombohedral.Selanjutnya Scherer (1987) menyatakan bahwa parameter

yang paling penting yang berpengaruh terhadap porositas adalah umur, mineralogi
(kandungan butiran kuarsa), sortasi dan kedalaman terpendam maksimum.

1.2 Perumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Apa definisi dari porositas?
2. Apa jenis-jenis dari porositas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya?
3. Apa saja masalah-masalah di dalam parameter porositas dalam teknik reservoir?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini antara lain:
1. Mengetahui definisi dari porositas.
2. Mengetahui jenis-jenis dan faktor-faktor dari porositas.
3. Memahami masalah-masalah dalam parameter porositas.

Anda mungkin juga menyukai