Anda di halaman 1dari 7

FRAKSI BUTIRAN

MAKALAH

Disusun Oleh :

Reido Vidaya Mahardika

LABORATURIUM ANALISA BATUAN RESERVOIR

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNIK KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… i
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………... 1
1.3 TUJUAN PENULISAN……………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..2
BAB III KESIMPULAN………………………………………………………. 4
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 5

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak dan gasbumi hingga saat ini masih memiliki peranan sangat penting
dalam pemenuhan kebutuhan energi umat manusia, meskipun sumber energi
alternatif lainnya sudah banyak ditemukan. Mengingat masih besarnya peranan
tersebut maka eksplorasi dan eksploitasi masih terus dilakukan. Kebutuhan dunia
terhadap minyak dan gas bumi yang masih tinggi menjadikan peranan eksploitasi
sangat penting untuk menutup berkurangnya cadangan tiap waktunya.

Seperti yang sudah kita ketahui minyak dan gas bumi didapatkan dari bawah
permukaan bumi atau letaknya di batuan reservoir. Batuan reservoir pun memiliki
factor factor yang memprngaruhi batuan reservoir tersebut.salah satu factor yang
mempengaruhi adalah fraksi butiran.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam pembahasan kali ini masalah yang diangkat berkaitan dengan fraksi
butiran batuan reservoir. Adapun permasalahan dari pembahasan kali ini dapat
terbagi dalam pertanyaan berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan pengkuran fraksi butiran


2. Kegunaan pengukuran fraksi butiran
3. Prinsip kerja pengukuran fraksi butiran
4. Metode apa yang dilakukan untuk mengetahui nilai fraksi butiran

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penyusunan laporan makalah sebagai berikut :

1. Mengetahui definisi pengukuran fraksi butiran


2. Memahami kegunaan pengukuran fraksi butiran
3. Memahami prinsip kerja pengukuran fraksi butiran
4. Menentukan nilai fraksi butiran

1
BAB II
PEMBAHASAN

Pengukuran fraksi Butiran dapat memberikan informasi mengenai


penyebaran besar butiran dari batuan yang dipergunakan untuk mempelajari
kejadian sebelum batuan itu diendapkan atau transportasi batuan.

Proses transportasi batuan dapat terjadi karena angin, air, gletser, gravitasi
maupun longsoran dari daerah yang miring. Mekanisme gerakannya antara lain
menggelinding (rolling), menggeser (bouncing), sliding, creeping atau saling
mendorong satu sama lain. Proses transportasi material sedimen oleh bantuan
fluida (angin, air, gletser) dapat terjadi melalui 2 cara, yaitu suspense dan bedload.
Suspense umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil ukurannya,
sehingga masih mampu diangkut oleh aliran fluida yang ada. Sedangkan bedload
terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar ukurannya, sehingga gaya pada aliran
yang bergerak akan memindahkan partikel-partikel yang besar melalui dasar
permukaan hal inilah yang dapat mempengaruhi ukuran butir dan kebundaran
butir itu sendiri. data pengukuran ini juga dapat dipakai dalam pemilihan screen
yang akan dipakai dalam liner (selubung yang digantungkan kepada casing yang
sudah terpasang) apabila formasi tersebut unconsolidated.

Unconsolidated merupakan formasi sandstone yang memiliki ikatan antar


butir yang tidak terikat dengan kuat, ikatan butir mudah terlepas dari ikatannya
dan bermigrasi Bersama fluida formasi disepanjang reservoir. Dan pasir yang
terakumulasi dalam jumlah yang besar di dasar sumur akan menutup Sebagian
atau keseluruhan zona produktif.

Prinsip kerjanya mengayak butiran yang telah dihaluskan. Metode untuk


pengukuran fraksi butiran sendiri dengan menggunakan alat yang bernama sieve
shacker. Untuk melakukan pengukuran fraksi butiran ini ada beberapa alat yang
digunakan ada mortel dan pestel yang digunakan untuk menghaluskan bongkahan.
Ada balance yang digunakan untuk menimbang bongkahan dan ada sieve shacker
yang bisa menentukan berapa berat butiran pada ukuran tertentu

2
Sieve shacker, seperti yang sudah dijelaskan tadi prinsip kerja alat ini
melakukan proses pengayakan. Pertama yang diperlukan adalah mempersiapkan
sample yang akan di uji, sampel yang dipakai dalam percobaan ini berbentuk
bongkahan bongkahan dan sampel sampel tersebut dihaluskan menggunakan
mortel pestel agar menjadi butiran, setelah itu timbang berat butiran tersebut
menggunakan balance dan catat beratnya. Setelah sample sudah siap siapkan sieve
shacker, pertama pilih sieve berdasarkan data yang ada, setelah itu susun sieve
standar pada sieve shacker dari ukuran terbesar sampai terkecil, dan pan di paling
bawah. Setelah itu masukan butiran sample pada sieve standar yang paling atas
lalu tutup. Jangan lupa untuk mengunci sieve yang berisi sample tersebut agar saat
sieve shacker sedang tidak mengalami gangguan. Setelah sieve shacker sudah siap
langsung operasikan sieve shacker. Pertama hubungkan sieve shacker dengan stop
kontak terlebih dahulu setelah itu hidupkan dengan menswitchonkan power. Dan
pilih waktu sieve shacker sesuai dengan yang diinginkan. Setelah waktu tercapai
sieve shacker akan berhenti dengan sendirinya. Setelah selesai buka tutup sieve
standar dan timbang berat masing masing sieve standar mulai dari yang terbesar
sampai yang terkecil dan jangan lupa pan juga ditinmbang setelah itu catat data
untuk dilakukan perhitungan.

Batuan sedimen klastik terdiri dari mineral silikat dan fragmen batuan
yang diangkut menggunakan fluida yang bergerak (sebagai bed load, suspended
load, atau sebagai sedimen aliran gravitasi) dan terendapkan ketika fluida ini
berhenti. Batuan sedimen klastik sebagian besar terdiri dari kuarsa, feldspar,
fragmen batuan (litik), mineral lempung, dan mika; banyak mineral lainnya dapat
hadir sebagai mineral aksesoris dan mungkin penting secara lokal.

Sedimen klastik, dan akhirnya menjadi batuan sedimen klastik, dibagi


sesuai dengan ukuran partikel yang dominan (diameter). Kebanyakan ahli geologi
menggunakan skala ukuran butir Udden-Wentworth dan membagi sedimen
terkonsolidasi menjadi tiga fraksi: kerikil (diameter> 2 mm ), pasir (diameter 1/16
hingga 2 mm ), dan lumpur (lempung berdiameter <1/256 mm sedang lanau
berdiameter antara 1/16 dan 1/256 mm).

3
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan diatas sebagai


berikut :

1. pengukuran fraksi butiran digunakan untuk mengetahui


kejadian sebelum batuan itu diendapkan atau transportasi
batuan dan bisa digunakan untuk pemilihan screen jika
formasinya unconsolidated.
2. Alat alat yang digunakan adalah mortel dan pestle, balance dan
sieve shaker.
3. Mortel dan pestel digunakan untuk menghaluskan bongkahan,
4. balance digunakan untuk menimbang berat
5. sieve shaker digunakan untuk mengetahui seberapa banyak
butiran butiran dalam ukuran tertentu
6. sieve shaker bekerja dengan cara mengayak butiram butiran
yang telah dihaluskan sebelumnya.

4
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/berkala_fisika/article/viewFile/3081/2762

http://www.repository.trisakti.ac.id/webopac_usaktiana/digital/000000000000000
90555/2015_TA_TM_07110176_Bab-2.pdf

https://www.scribd.com/doc/190692824/Bab-II-Sieve-Analisis

https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/analisis-ayak-sieve-analysis/

https://www.iatmismsttmigas.org/2013/01/sieve-analysis.html

Anda mungkin juga menyukai