Anda di halaman 1dari 18

PENGENALAN ALAT

LAPORAN I

Oleh

Reido Vidaya Mahardika


071001800094

LABORATORIUM PENILAIAN FORMASI


PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN
ENERGI UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAAN

NAMA : REIDO VIDAYA MAHARDIKA

NIM : 071001800094

KELOMPOK : H2

PARTNER : 1. NOVAL FIRDAUS TIRTA RAHMARA

2. PUTRI DAQUEENTHA AGUSANDIVA

TGL PRAKTIKUM : 18 MARET 2021

TGL PENERIMAAN : 25 MARET 2021

ASISTEN : 1. AMOSPHIN ANGGI PUTRA

2. KELVIN YONG

3. ALVIONA NABYLA AKBARY

NILAI :

Tanda Tangan Tanda Tangan

(………………) (Reido Vidaya Mahardika)

Asisten Praktikan
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI...............................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................ii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Tujuan Percobaan.......................................................................................2

BAB II TEORI DASAR.............................................................................................3

BAB III GAMBAR ALAT.........................................................................................5

BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................6

4.1 Pembahasan Percobaan..............................................................................6

4.2 Tugas Internet............................................................................................8

BAB V KESIMPULAN...........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

LAMPIRAN A TUGAS INTERNET.......................................................................12

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar III.1 Caliper Logging Tool Tampak Bawah5

Gambar III.1 Caliper Logging Tool Tampak Samping5


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. TUGAS INTERNET12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

`Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya energi terpenting di dunia. Industri
minyak dan gas di Indonesia pun mengalami perkembangan yang sangat maju dari tahun ke
tahun untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri akan bahan bakar yang semakin meningkat.
Mengingat pentingnya peran minyak dan gas bumi bagi kelangsungan hidup manusia, maka
perlu dilakukan estimasi cadangan hidrokarbon yang akurat pada setiap reservoir yang ada
seperti analisa properti reservoir (porositas, permeabilitas, saturasi, resistivitas, penyebaran
batuan reservoir, dan kandungan hidrokarbon) dengan menggunakan data sumur yang bisa
didapat dengan pekerjaan logging. Metode logging ini sangat berperan penting dalam
perkembangan eksplorasi hidrokarbon. Pekerjaan logging atau evaluasi formasi merupakan
kegiatan mempelajari karakteristik formasi pada suatu reservoir serta segala aspek yang
menyangkut perhitungan cadangan hidrokarbon. Evaluasi formasi meliputi penelitian
lithologi (jenis batuan), petrophysic (sifat petrofisika batuan), fluid content (isi kandungan
batuan), dan produktivitas batuan. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi dalam
perhitungan cadangan hidrokarbon yaitu porositas, saturasi air, dan tebal lapisan. Untuk
mengetahui parameter diatas diperlukan beberapa jenis kegiatan, antara lain pengambilan
contoh batuan (coring), interpretasi dengan bantuan alat log (logging), analisa hasil uji sumur
(well testing) dan lain-lain. Sektor minyak dan gas bumi memang penghasil devisa terbanyak
buat negeri kita sendiri Indonesia. Oleh karena itu, perlu upaya lebih untuk menambah devisa
negara melalui minyak dan gas bumi untuk dijadikan sebagai tulang punggung pembangunan
nasional dengan mengoptimalkan peningkatan produksi dan mengembangkan lapangan-
lapangan baru. Dalam melakukan pengembangan lapangan-lapangan baru, kita memerlukan
data-data formasi batuan yang mengandung hidrokarbon dan memungkinkan untuk
diproduksi. Data-data tersebut didapatkan dengan menggunakan metode penilaian formasi
dan dengan cara melakukan logging.
Penilaian formasi adalah salah satu cabang ilmu dari teknik perminyakan yang
mempelajari tentang formasi batuan dan permasalahan yang yang berhubungan dengan
keberhasilan dalam penemuan cadangan hidrokarbon. Untuk menangani masalah diatas
tersebut, perlu dilakukan beberapa jenis cara antara lain: melakukan pengambilan sampel
batuan formasi (coring), wireline logging, mud log, LWD dll. Dari beberapa cara tersebut
dapat menentukan parameter-parameter petrofisik diantaranya ketebalan lapisan (h), porositas
(ᴓ), dan saturasi air (Sw) yang digunakan dalam memperkirakan cadangan hidrokarbon.
Media logging sangat berperan dalam perkembangan eksplorasi hidrokarbon. Pekerjaan
logging atau evaluasi formasi merupakan kegiatan mempelajari karakteristik formasi pada
suatu reservoir serta segala aspek yang menyangkut perhitungan cadangan hidrokarbon yang
terdapat didalam formasi

1
1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan mengenai bentuk alat logging

2. Untuk mengetahui kegunaan dari alat logging

3. Untuk mengetahui jenis-jenis alat logging

4. Untuk mengetahui prinsip kerja alat logging

5. Untuk mengetahui pembagian alat logging setiap track


BAB II

TEORI DASAR

Logging adalah metode atau teknik untuk mengkarakterisasikan formasi dibawah


permukaan dengan pengukuran parameter-parameter fisis batuan dalam lubang bor,
sedangkan log adalah hasil rekaman dalam fungsi kedalaman terhadap proses logging
(Serra,1984). Sesuai dengan apa tujuan logging itu yaitu untuk menentukan besaran-
besaran fisik batuan reservoir (porositas, saturasi air formasi, ketebalan formasi produktif,
3ydrogen3 batuan) maka dasar dari logging itu sendiri adalah sifat-sifat fisik atau petrofisik
dari batuan reservoir itu sendiri, yaitu sifat listrik, sifat radioaktif, dan sifat rambat suara
(gelombang) elastis dari batuan reservoir. Untuk batuan yang pori-porinya terisi mineral-
mineral air asin atau clay maka akan menghantarkan listrik dan mempunyai resistivity yang
rendah dibandingkan dengan pori-pori yang terisi minyak, gas maupun air tawar. Oleh
karena itu lumpur pemboran yang banyak mengandung garam akan bersifat konduktif dan
sebaliknya.

Umumnya metode well logging menggunakan pengukuran yang memanfaatkan


prinsip – prinsip fisika, seperti resistivitas, radioaktif, gelombang akustik, konduktifitas dan
lain-lain. Dengan bantuan sebuah peralatan khusus, kegiatan eksplorasi geosaintis dapat
lebih optimal. Pada kegiatan well logging secara konvensional, maka peralatan logging
akan mengukur secepatnya setelah peralatan pengeboran tidak lagi berada didalam lubang
bor. Pengukuran tersebut biasanya dilakukan dengan sampling rate sebesar setengah feet
atau 6 inchi, walaupun untuk kasus tertentu, sampling rate tersebut bisa didetilkan lagi
hingga 2.5 mm.

Berdasarkan kemampuan, kegunaan, dan prinsip kerja maka jenis logging ini
dibagi menjadi log permeale, log resistivitas, log porositas, dan log caliper. Spontaneous
Potential Log digunakan untuk mengukur perbedaan alami tegangan listrik, dalam milivolt,
antara elektroda di lubang bor dan elektroda acuan yang ditetapkan di permukaan. SP
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang membuat interpretasi menjadi sulit yaitu
kemungkinan sumber potensial listrik lainnya yang tidak terkait dengan efek elektrokimia.
Gamma Ray Log digunakan untuk mengukur emisi alami dari radiasi suatu peluruhan
radioaktif inti atom pada suatu formasi batuan dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi
litologi dan untuk zona yang saling berhubungan. Gamma Ray Log pada dasarnya berasal
dari tiga sumber alami yaitu, uranium, potassium, dan thorium. Alat Log Gamma Ray Log
sendiri pada umumnya terbagi dua jenis berdasarkan kegunaanya yaitu alat Gamma Ray
Log Standard dan Spectral Gamma Ray. Scintillation Gamma Ray Tool (SGR) adalah alat
yang menggunakan Scintillation Standar untuk melakukan pengukuran radioaktif standar
pada formasi yang diperkirakan tidak memiliki potassium Feldspars, Micas, Atau
Glauconite. Log Caliper yaitu digunakan untuk mengidentifikasi kondisi dan diameter
lubang bor. Natural Gamma Tool (NGS) merupakan alat Spectral Gamma Ray Log dimana
alat ini mampu mengukur dan memberikan hasil pembacaan mengenaik radioaktif suatu
formasi. Prinsip dasar dari alat Resistivity Log adalah arus dialirkan ke formasi melalui
beberapa elektroda, kemudian tegangan antara elektroda lain diukur. Log Resistivitas
hanya dapat digunakan pada lumpur yang konduktif, misalnya Fresh Water Base Mud.
Banyak faktor yang mempengaruhi pembacaan log listrik konvensional. Persamaan dan
hubungan paling benar dalam material seragam yang homogen. Karena materi yang
mengelilingi sistem elektroda tidak seragam, log hanya membaca resistivitas yang jelas.
Log Neutron pada dasarnya digunakan untuk menggambarkan formasi berpori dan
penentuan nilai porositasnya. Alat Compensated Neutrol Tool (CNT) adalah alat tipe
mandrel yang dirancang khusus untuk dikombinasikan dengan beberapa alat lain untuk
menghasilkan log neutron secara simultan. Alat CNT adalah instrument ruang ganda untuk
mendeteksi thermal neutron. Rasio perhitungan dari dua detektor diproses oleh peralatan
permukaan untuk menghasilkan rekaman skala linear. Density log pada dasarnya
digunakan sebagai log porositas. Alat density log memiliki depth of investigation yang
relatif dangkal dan sebagai hasilnya, alat harus ditahan pada sisi lubang bor selama proses
logging untuk memaksimalkan pembacaannya. Alat ini terdiri dari sumber sinar gamma
energi sedang (kobalt 60, cesium 137, atau dalam beberapa desain baru, berbasis
akselerator). Sonic log atau acoustic Log pertama kali dirancang untuk mengganti
“geophone well survayes” yang dimaksudkan untuk memperoleh hubungan antara
kecepatan dan kedalaman dalam interpretasi seismic. Prinsip kerja alat log akustik yaitu
bunyi dengan interval yang teraur dipancarakan dari sebuah sumber bunyi (transmitter),
sehingga merambat melalui batuan dan diterima oleh alat penerima (receiver).

Log listrik dapat dibedakan menjadi ada dua jenis yaitu : Spontaneous Potensial
Log (SP Log) dan Resistivity Log. Spontaneous Potensial Log (SP Log) adalah rekaman
nilai beda potensial (millivolt) yang timbul dari suatu elektroda yang bergerak di dalam
lubang bor dan elektroda yang tetap atau berada di permukaan. Sedangkan Log Resistivitas
merupakan jenis logging yang digunakan untuk menentukan nilai resistivitas batuan di
invaded zone dan uninvaded zone. Log Resistivitas merupakan log yang digunakan untuk
mengukur sifat batuan dan fluida pori (minyak, gas, air) disepanjang lubang bor dengan
mengukur sifat tahanan kelistrikannya tersebut. Untuk Neutron Log, log ini direncanakan
untuk menentukan porositas total batuan tanpa melihat atau memandang apakah pori-pori
diisi oleh hidrokarbon maupun air formasi. Neutron terdapat didalam inti elemen, kecuali
hidrokarbon. Neutron merupakan partikel netral yang mempunyai massa sama dengan
atom 4ydrogen. Sedangkan, Density log adalah log yang bertujuan untuk menentukan
porositas dengan mengukur density bulk batuan, disamping itu dapat juga digunakan untuk
mendeteksi adanya hidrokarbon atau air, digunakan besama- sama dengan neutron log,
juga menentukan densitas hidrokarbon (ρh) dan membantu didalam evaluasi lapisan shaly.
Pada Log radioaktif, log ini dapat digunakan pada sumur yang dicasing (cased hole)
maupun yang tidak dicasing. Keuntungan dari log radioaktif ini dibandingkan dengan log
listrik adalah tidak banyak dipengaruhi oleh keadaan lubang bor dan jenis lumpur. Pada
umumnya Log sonic adalah suatu log yang digunakan untuk mendapatkan harga porositas
batuan sebagaimana log density dan log neutron. Log sonic menggambarkan waktu
kecepatan suara yang dikirimkan kedalam formasi hingga ditangkap receiver.
BAB III

GAMBAR ALAT

Gambar III.1 Caliper Logging Tool Tampak Bawah

Gambar III.2 Caliper Logging Tool Tampak Samping


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Pada percobaan ke-1, berjudul “Pengenalan Alat” dibahas mengenai parameter,
jenis-jenis, fungsi dan prinsip kerja pada alat logging. Percobaan ini merupakan praktikum
pertama yang dilaksanakan pada mata kuliah praktikum penilaian formasi ini. Praktikum
dilaksanakan secara daring dikarenakan sedang adanya wabah covid-19, yang memaksa
kami melaksanakan praktikum secara daring.

Borehole environment terbagi dari 3 zona yaitu pertama flushed zone, kedua
transition zone, dan yang ketiga univaded zone. Flused zone juga bisa juga disebut invaded
zone, dimana artinya lumpur itu masih bisa terinvasi ke dalam zona tersebut. Untuk zona
yang kedua transition zone, transisi dari flushed zone akan transition ke univaded zone.
Transition zone ini isinya 50% mud filtrat dan 50% water. Zona yang terakhir yaitu
uninvaded zone, merupakan zona yang paling jauh dari lubang bor, sehingga pada
uninvaded zone ini hanya terdiri dari 100% air formasi. Sementara untuk lubang bor,
borehole terdapat resistivity mud, mud cake, di dalam mud cake ada resistivity mud cake,
mud filtrat bisa terinvasi ke dalam flushed zone jika flushed zone ini mempunyai formasi
yang permeable, kalau tidak permeable tidak dapat terinvasi mud filtratnya. Ada beberapa
alat-alat longing, triple combo log terdiri dari 3 track yaitu, track 1, track 2, track 3.

Pertama, pada track 1 yaitu mendeteksi apakah formasi yang kita teliti itu zona yang
permeable atau tidak permeable. Terdapat 3 alat logging yang digunakan yaitu, SP
(Spontaneous Potential) Log, GR (Gamma Ray) Log dan Caliper. Cara kerja SP log ini
untuk mengukur perbedaan potensial listrik. Prinsip kerjanya menurunkan alat elektroda ke
dalam lubang bor lalu alat itu mulai mengukur pada saat titik paling bawah, dia akan
ditarik dari titik paling lalu ke atas. Kegunaannya untuk mengidentifikasikan lapisan-
lapisan permeable, mencari batas batas lapisan permeable, menentukan resistivitas air
formasi, dan menentukan lapisan serpih atau shale. Kelebihannya yaitu bereaksi hanya
pada lapisan permeable, pengukurannya mudah, sebagai indicator lapisan permeable dan
non permeable, dan menentukan batas lapisan. Adapun kekurangan dari SP Log yaitu SP
tidak bekerja pada lumpur berbahan dasar minyak, dapat terpengaruh oleh arus listrik, dan
tidak berfungsi baik pada formasi karbonat. Kemudian, GR Log yang berfungsi untuk
menentukan sandstone atau shale. Cara kerja GR Log dengan memasukkan detektor lalu
detektor itu menangkap pancaran sinar gamma di formasinya lalu di detektornya ini
membaca radioaktifnya. Jenis radioaktif tersebut yaitu, Potasium, Uranium, dan Thorium.
Kegunaan GR Log yaitu, untuk menentukan volume shale, menentukan lapisan permeable,
menentukan jenis radioaktif, dan lapisan mineral yang bukan radioaktif. Jenis Gamma Ray
Log ada 2 teridir dari Natural Gamma Ray Tool dan Standard Gamma Ray Tool. Caliper
Log tujuannya untuk mengetahui ukuran diameter lubang bor, sebagai penanda, dan
mengukur tebal mud cake.
Prinsip Kerja Alat detektor dimasukkan ke dalam lubang bor. Formasi yang
mengandung unsur-unsur radioaktif akan memancarkan radiasi dimana intensitasnya akan
diterima oleh detektor dan dicatat di permukaan. Di dalam detector sinar gamma tidak
dapat diukur secara langsung tetapi melalui prosesionisasi/disintegrasi yaitu proses
pelepasan elektron-elektron dari atom yang sebelumnya netral, dimana pelepasan elektron
ini akan menimbulkan arus listrik yang dideteksi oleh alat.

Seperti yang disebutkan diatas bahwa gamma ray log mengukur radiasi gamma yang
dihasilkan oleh unsur-unsur radio aktif seperti Uranium, Thorium, Potassium dan Radium.
Dengan demikian besaran gamma ray log yang terdapat didalam rekaman merupakan
jumlah total dari radiasi yang dihasilkan oleh semua unsur radioaktif yang ada di dalam
batuan. Untuk memisahkan jenis-jenis bahan radioaktif yang berpengaruh pada bacaan
gamma ray dilakukan gamma ray spectroscopy. Karena pada hakikatnya besarnya energi
dan intensitas setiap material radioaktif tersebut berbeda-beda.

Selanjutnya, yang kedua track 2 Resistivity Log yaitu untuk mengukur nilai
resistivitas batuan jadi solid dan fluida yang dipakai untuk menentukan nilai saturasi air.
Alat yang digunakan Resistivity Log. Pada log resistivitas alat yang digunakan berdasarkan
kedalam lubang bor. Log deep resistivity digunakan pada kedalaman 3ft dengan
menggunakan alat ILD (biasa digunakan untuk fresh water base mud) dan LLD (biasa
digunakan untuk salt water base mud), digunakan pada zona uninvated. Log medium
digunakan pada kedalaman 1.5 sampai 3 ft dengan menggunakan alat ILM (biasa
digunakan untuk fresh water base mud) dan LLM (biasa digunakan untuk salt water base
mud), digunakan pada zona transisi. Log shallow pada kedalam 1-6 ft dengan
menggunakan alat MSFL dan SFLU digunakan pada zona yang terinfasi mud filtrat.

Terakhir, pada track 3 tujuannya untuk menentukan nilai porositas pada formasi.
Terdapat 3 alat logging yang digunakan yaitu, Density Log, Neutron Log, dan Sonic Log.
Log Neutron pada prinsipnya bekerja mengukur persentase pori batuan dari intensitas atom
di dalamnya, yang diasumsikan bahwa tersebut akan berupa hidrokarbon maupun air. Hasil
pengukuran log Neutron kemudian dinyatakan dalam Porosity Unit (PU). Bila Pada
formasi yang mengandung minyak dan air, dimana kandungan hidrogennya tinggi maka
akan menyebabkan nilai Porosity Unit nya juga tinggi. Sedangkan pada formasi yang
mengandung gas yang memiliki kandungan 7ydrogen yang rendah menyebabkan nilai PU
yang rendah pula. Rendahnya nilai PU karena kehadiran gas yang kemudian disebut
dengan gas effect. Prinsip kerja Density Log ini memancarkan radioaktif berupa sinar
gamma. Neutron Log prinsip kerjanys kurang lebih sama seperti Density Log. Sonic Log
berfungsi untuk memancarkan suara. Log resistivitas adalah log yang mengukur nilai
resistivitas batuan solid dan fluida di dalamnya yang diperlukan untuk menentukan nilai
saturasi. Log pada zona resistivitas ada tiga macam yaitu Log Deep Resistivity (ILD dan
LLD), Log Medium Resistivity (ILM dan LLM), Log Shallow Resistivity (MSFL dan
SFLD).
4.2 Tugas Internet

MICRO SPHRERICALLY FOCUSED LOG

MSFL sangat berkaitan dengan log resistivitas dimana dapat digunakan untuk
membedakan lapisan reservoar dan non-reservoar, identifikasi jenis fluida (air formasi dan
hidrokarbon) dan batas kontak fluidanya, menghitung nilai resistivitas air formasi dan
salinitas air formasi.

MFSL juga merupakan salah satu macam dari 2 log resistivitas dan log resistivitas
sendiri termasuk kedalam induction log. Prinsip dasar kerja log ini adalah dengan mengukur
kemampuan jenis lapisan batuan untuk menghantarkan arus listrik. Semakin besar daya
hantar listrik suatu lapisan, maka nilai tahanan jenisnya akan semakin kecil. Nilai tahanan
jenis merupakan respon nilai porositas batuan dan fluida yang mengisi pori-pori batuan
tersebut. Butiran dan matriks batuan tidak dapat menghantarkan arus listrik, sehingga jenis
batuan yang memiliki porositas yang telah terisi oleh fluida maka akan memiliki nilai tahanan
jenis yang tinggi dikarenakan jenis minyak ataupun gas cenderung nonkonduktif jika
dibandingkan dengan air. Sehingga log tahan jenis ini sangat senditi dalam membedakan
formasi yang mengandung fluida air ataupun hidrokarbon, nilai porositas adan juga
permeabilitas batuan. Pembacaan microresistivity dipengaruhi oleh mudcake; efeknya
tergantung pada resistivitas dan ketebalan mud cake (hmc). Mud cake biasanya bersifat
anisotropik, dengan resistivitas sejajar dengan dinding lubang bor lebih rendah dari
resistivitas di seluruh lumpur. Ini meningkatkan efek mudcake pada pembacaan
microresistivity untuk membuat ketebalan mudcake efektif, atau elektrik, lebih besar dari
ketebalan fisik yang ditunjukkan oleh kaliper.

MSFL memiliki bantalan yang kecil dan susunan elektroda yang berdekatan, hanya
beberapa inchi dari formasi dekat lubang bor yang diselidiki, sekitar 1-3 inchi. Karena
kedalaman investigasi microspherically focused log yang kecil, maka pengaruh dari mud
cake tidak bisa diabaikan, sehingga koreksi terhadap pengaruh mud cake diperlukan untuk
memperoleh Rxo yang benar. Prinsipnya Bantalan mikrolog berisi minyak yang fleksibel
ditekan ke dinding lubang bor dengan lengan dan pegas. Muka pad memiliki tiga elektroda
in-line kecil dengan jarak 1 in. [2,5 cm]. Elektroda merekam 1 × 1-in. log "microinverse" dan
2-in. log "mikronormal" secara bersamaan. Dalam zona permeabel yang diserang, Rmc
biasanya jauh lebih rendah dari Rxo. 2-in. perangkat mikronormal memiliki kedalaman
investigasi yang lebih besar daripada mikroinversal. Oleh karena itu, ini kurang dipengaruhi
oleh bongkahan lumpur dan membaca resistivitas yang lebih tinggi saat bungkil lumpur ada.
Dalam formasi kedap air, kedua kurva membaca resistivitas yang kira-kira sama atau
memiliki pemisahan negatif kecil, dan resistivitas biasanya jauh lebih besar daripada dalam
formasi permeabel. Pemisahan positif terjadi di zona permeabel. Meskipun kurva mikrolog
mengidentifikasi formasi permeabel, kesimpulan kuantitatif permeabilitas tidak
dimungkinkan. Dalam keadaan yang menguntungkan, nilai Rxo dapat diturunkan dari
pengukuran mikrolog menggunakan bagan yang disediakan oleh perusahaan jasa. Nilai Rmc
untuk tujuan ini dapat diukur secara langsung atau diperkirakan dari bagan lain, dan h mc
diperoleh dari membandingkan kurva kaliper dengan ukuran bit.

MSFL atau MICROSPHERICALLY FOCUSED LOG Perangkat elektroda dengan jarak


kecil dari mana arus mengalir, dan karenanya pengukuran, difokuskan pada jarak pendek ke
dalam formasi. Log mikrosferis mengukur resistivitas dari zona yang dibilas dengan
pengaruh minimum dari lumpur atau zona yang tidak terganggu. Prinsip pemfokusan bola
digunakan. Elektroda dipasang pada bantalan yang ditekan ke dinding lubang bor. Dalam
desain alat tipikal, 90% sinyal datang dari dalam jarak 3 inci [7,6 cm] dari pad, memastikan
bahwa zona tidak terganggu jarang berpengaruh.

Nilai-nilai LLD/ILD, LLS/ILS, dan MSFL umumnya ditampilkan pada satu kolom
grafik, dab berdasarkan karakteristik grafiknya, indikasi hidrokarbon ditunjukkan oleh
adanya perubahan nilai/defleksi grafik LLD/ILD yang relatif berada di kanan terhadap
defleksi grafik LLS/ILM dan MSFL. Sedangkan defleksi grafik LLD yang relatif lebih
negatif terhadap LLS/ILM dan MSFL akan mengindikasikan adanya kandungan fluida air.
Namun apabila ketiga grafik tersebut menunjukkan grafik yang saling berhimpit tanpa
adanya separasi yang jelas maka dapat mengindikasikan suatu zona
yang impermeable atau tight.

Kemampuan deteksi log ini sangat dangkal, maka tahanan jenis yang terekam adalah
tahanan jenis zona terinvasi. Prinsipnya yaitu dengan pengukuran terhadap resistivitas kerak-
lumpur dan formasi yang berada sedikit dibelakang kerak lumpur. Bantalan karet (rubber
pad) mikrolog yang berisi 3 bush elektroda kecil di susun secara vertikal dengan jarak 1 inci,
satu dengan lainnya ditekan menempel dinding sumur. Dari elektroda-elektroda ini dihasilkan
kurva mikroinverse 1"x1" (R1"x1"), dan mikro normal 2" (R2"). Dengan demikian perbedaan
pembacaan antara 2 kurva mikrolog tsb akan memberikan indikasi adanya kerak lumpur,
dengan kata lain bila terdapat kerak lumpur pasti telah terjadi rembesan filtrasi lumpur, jadi
formasi tersebut adalah permeabel

Micro spherically focused log merupakan Sensor logging dengan fokus bola yang
dipasang di bantalan dengan dua keunggulan berbeda dibandingkan mikrolaterolog dan alat
proximity yang digantikannya. Tidak seperti perangkat Rxo sebelumnya, alat MSFL dapat
digabungkan dengan alat logging lainnya, yang menghilangkan kebutuhan untuk
menjalankan logging terpisah untuk mendapatkan informasi Rxo. Log MSFL juga berkinerja
lebih baik di zona dangkal yang diserang dengan adanya lumpur.

Meskipun pengaruh mudcake pada pembacaan relatif kecil, pengukuran MSFL harus
dikoreksi ketebalannya. Ketebalan tambalan lumpur biasanya disimpulkan dari perbandingan
ukuran lubang bor yang sebenarnya, yang diukur dengan kaliper, dengan ukuran bit yang
diketahui.
BAB V

KESIMPULAN

Pada percobaan yang berjudul “Pengenalan Alat” dapat disimpulkan sebagai


berikut :
1. Flused zone, transition zone, dan uninvaded zone merupakan zona yang
terdapat di borehole environment.
2. Track 1 terdiri 3 jenis Log yaitu Gamma Ray Log, Spotaneous Log, dan
Caliper Log.
3. Daerah terinvasi (flused zone) adalah daerah yang berisi air lumpur
pengeboran.
4. Terdapat 2 jenis Gamma Ray yaitu Natural GR Tool dan Standard GR Tool.

5. Log yang menentukan zona permeable adalah GR Log dan SP Log


DAFTAR PUSTAKA

1. Harsono, Adi. 2007. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Jakarta.

2. Nugrahanti, Asri. 2011. Penilaian Formasi. Bogor : Cetakan Media Utama.

3. Sitaresmi, Ratnayu. 2016. Diktat Petunjuk Praktikum Penilaian Formasi.

Jakarta : Universitas Trisakti.

4. https://slideplayer.info/slide/12264870/20/09/2020

5. http://repositori.kemdikbud.go.id/6145/1/Modul%20Teknik%20Pemboran%20Gr ade

%20D%20%28%20Novrianti%29.pdf/19/09/2020
LAMPIRAN A

TUGAS INTERNET
MICRO SPHRERICALLY FOCUSED LOG

The MicroSFL (MSFL) device s a pad-mounted spherically focused logging sensor


with two distinct advantages over the microlaterolog and proximity tools it replaced. Unlike
these earlier Rxo devices, the MSFL tool is combinable with other logging tools, which
eliminates the necessity of a separate logging run to obtain Rxo information. The MSFL log
also performs better in shallow invaded zones in the presence of mudcake.

The Schlumberger MCFL microresistivity measurements  made with Platform


Express tool strings are different from previous measurements in several respects:

1. Electrodes are mounted on a rigid, mostly metal pad that is not deformed by
the borehole wall, allowing a more consistent standoff measurement.
2. Survey currents are independently focused in planes parallel and
perpendicular to the tool axis, reducing the sensitivity to borehole geometry.
3. Three measurements are made with different depths of investigation, which
allows a more reliable resolution of mudcake and formation properties with
independent response equations.
4. The microresistivity sensors are interlaced with the density sensors, so both
measurements sample the same volume of formation at the same time.
A vertical resolution of the raw measurements better than 1 in. [2.5 cm] is achieved,
and Rxo, Rmc, and hmc are solved simultaneously. Two curves can be displayed in a microlog-
like presentation. When the two curves are superimposed, they both read Rxo. Any separation
indicates pad standoff from the formation, which is usually caused by mudcake and indicates
a permeable formation.
Because Rxo, Rmc, and h mc are obtained directly from the Platform Express
microresistivity measurements by inversion processing, no mudcake thickness corrections are
required. The values of Rxo can be used directly with medium and deep-resistivity
measurements (or array-resistivity measurements) to derive Rt.

https://petrowiki.spe.org/Microresistivity_logs

Anda mungkin juga menyukai