LOG DENSITAS
Guna Memenuhi Nilai UAS Semester Pendek Teknik Pemboran 1
Dosen Pengampu : Winarto ST,MT.
Oleh
Muhammad Fuhaidillah Anugrah 16010132
PEMBAHASAN
dimana:
Φ = porositas
ρ ma = kepadatan matriks (lihat tabel di bawah)
ρ b = formasi bulk density (nilai log)
ρ f = densitas fluida yang menjenuhkan batuan dengan segera mengelilingi
lubang bor — biasanya filtrat lumpur (gunakan 1,0 untuk air tawar dan 1,1
untuk lumpur air asin)
Itu selalu terbaik untuk membaca porositas langsung dari kayu dimana
satuan litologi sesuai dengan litologi formasi.Untuk mendapatkan porositas yang
tepat dari log neutron kepadatan ketika kedua log mencatat porositas yang berbeda
untuk zona, gunakan salah satu metode yang tercantum di bawah ini.
Kondisi Metode
Log matriks litologi dikenal dan Jika porositas densitas lebih kecil dari porositas
dua kurva log terpisah (porositas neutron, seperti pada batupasir dengan kandungan
kepadatan lebih kecil dari serpih / liat, log kerapatan memberikan perkiraan yang
porositas neutron) masuk akal dari porositas formasi.
Log densitas merekam secara menerus dari bulk density formasi. Densitas
yang diukur merupakan semua densitas dari batuan termasuk batubara. Secara
geologi bulk density adalah fungsi dari densitas dari mineral-mineral pembentuk
batuan (misalnya matriks) dan volume dari fluida bebas yang mengisi pori (Rider,
1996). Prinsip pengukuran log densitas adalah menembakan sinar gamma yang
membawa partikel foton ke dalam formasi batuan, partikel-partikel foton akan
bertumbukan dengan elektron yang ada dalam formasi. Banyaknya energi sinar
gamma yang hilang setiap kali bertumbukan menunjukkan densitas elektron dalam
formasi yang mengindikasikan densitas formasi.
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa di mana kerapatan dan log
neutron hampir sama, litologi formasi biasanya diasumsikan batu pasir (pada
gambar di bawah). Pemisahan sedikit mungkin karena perubahan litologi seperti
pada lebih banyak serpih / lempung. Dimana kepadatan dan log neutron terpisah,
baik litologi berbeda (porositas neutron> porositas kepadatan) dari unit litologi
yang tercatat (poin 1 dan 5) atau gas hadir (poin 2, 3, dan 4). Sebuah crossplot
density-neutron memecahkan masalah pemisahan.
φD = porositas densitas
ρma = densitas matriks (tabel 7-2) ρb = densitas bulk formasi
ρf = densitas fluida (1.1 salt mud, 1.0 fresh mud, dan 0.7 gas)
Contoh log density , gamma ray , caliper dan F bisa dilihat pada bab IV pada
hal 84.
Nilai yang didapat dari log ini digunakan untuk mendapatkan harga porositas dengan
menggunakan gambar 2
Data :
ρma = 2.87 gm/cc (tabel 7-2, dolomit)
ρf = 1.1 gm/cc (konstanta densitas fluida untuk salt mud, lihat text)
Menentukan Porositas
Analisis Well Log 7 - 7
ρb = 2.56 gm/cc (pada kedalaman 9310)
Prosedur :
Tentukan harga densitas bulk (ρb) pada skala horizontal (bagian bawah chart), pada
contoh ini sebesar 2.56 gm/cc Ikuti harga secara vertikal hingga berpotongan dengan
garis diagonal yang mewakili harga densitas matrik (ρma), pada kasus ini adalah 2.87
(dolomit)
Dari titik tersebut tarik garis horizontal ke kiri dan tentukan harga porositas dari
perpotongan garis tersebut dengan skala densitas fluida (ρf =1.1 gm/cc). Didapat
harga porositas (φ) sebesar 18 %.
Jika invasi pada formasi adalah dangkal, densitas rendah pada formasi hidrokarbon
akan menambah porositas densitas. Gas mempengaruhi porositas densitas, tapi
minyak tidak.
Hilchie (1978) menyarankan menggunakan densitas gas 0.7 gm/cc untuk densitas
fluida
pada persamaan porositas densitas, jika densitas gas tidak diketahui.
Contoh :
Gunakan gambar 7-2 untuk menentukan porositas dari densitas
Diberikan :
- formasi adalah batupasir, dengan densitas 2.5 gm/cc
- porositas fluida dengan densitas 1.0 gm/cc adalah 9%.
- jika densitas fluida 1.1 (lumpur asin) porositasnya 10%
* jika formasi adalah batugamping dan lumpur fresh porositasnya 12.2% atau 12%
Jika tak ada atau hanya sedikit invasi, densitas yang ringan dari hidrokarbon dapat
mempengaruhi pengukuran densitas. Pengaruh minyak tidak begitu penting (densitas
minyak sekitar 0,8) dan ini sebagian diimbangi oleh densitas air formasi diatas 1.0
gm/cc. Gas mempunyai pengaruh yang tidak bisa diabaikan pada densitas formasi.
Jika densitas fluida diasumsikan 1, porositas yang dihitung akan terlalu tinggi dalam
batu pasir gas non-invaded. Dalam batupasir non-invaded densitas fluida menjadi
:ρ ρ ( )ρ f w h = Sw + 1− Sw
dimana subscript w untuk air formasi dan h untuk hidrokarbon.Untuk mendapatkan
densitas fluida harus diketahui densitas hidrokarbon, densitas air formasi dan saturasi
air. Pendekatan densitas gas dapat dilakukan dengan gambar 7-2. Korelasi ini
mengasum sikan suatu gradien temperatur rata-rata pantai teluk dan gradien tekanan
rata-rata. Jika harga spesifik gravity gas tidak diketahui gunakan 0.7. Densitas air
formasi dapat dihitung dengan mudah bila diketahui resistivitasnya.