LOG KUANTITATIF
2
Disusun oleh :
111.160.188
LANGKAH KERJA 1
• Buka excel "Tabel Kuantitatif untuk Praktikan". Perhatikan kolom
No. sampai MSFL
LANGKAH KERJA 1
• Isi kolom2 tersebut sesuai kode reservoar soal kalian (A, B, C
atau D). Isi dengan cara kuantitatif 1. Lengkapnya lihat modul
halaman 131. Yang diisi cuma No sampai MSFL.
LANGKAH KERJA 1
• Kolom No. isi dengan nomor 1, 2 dan 3
• Kolom Mid point, isi dengan nilai depth reservoar kalian.
LANGKAH KERJA 1
• Kolom GR, isi dengan nilai GR dari masing2 garis kurva GR yang
dipotong garis hijau.
LANGKAH KERJA 1
• Kolom LLD dan MSFL, isi dengan nilai LLD dan MSFL reservoar
kode kalian. LLD warna merah muda, MSFL warna merah.
LANGKAH KERJA 1
*Cara membaca nilai resistivitas, dengan melihat skala nilai lognya dan
garis2 vertikal yang terdapat di kolom track 2. Pembacaan Kolom warna
merah, setiap garis bernilai 0,1 (0,2 ; 0,3 dst sampai bernilai 1). Kolom
warna kuning, setiap garis bernilai 1 (2 ; 3 dst sampai bernilai 10). Kolom
warna orange bernilai 10 (20, 30 dst sampai 100) dan paling ujung kanan
bernilai 200.
LANGKAH KERJA 1
• Kolom RHOB dan NPHI isi sesuai dengan nilai garis dari masing2
garis titik RHOB dan NPHI yang dipotong garis hijau.
LANGKAH KERJA 2
1. Menyiapkan data log, di antaranya headlog, log Gamma Ray, log
Resistivity (LLD, LLS, MSFL), log densitas, dan log neutron.
Data yang diperlukan dari headlog antara lain:
• Kedalaman
• Temperatur permukaan
• Temperatur maksimal
• Bit size (Drill Hole)
• Mud density
• Diameter Sonde
• Pressure
• Borehole salinity
• Resistivity Mud Filtrate pada temperatur permukaan (Rmf@ts)
LANGKAH KERJA 2
2. Menentukan zona reservoar target yang akan dianalisa.
Reservoar terget diinterpretasi berdasarkan adanya tampalan
(crossover) antara log densitas dan log neutron.
5. Menentukan nilai GR log dibaca pada kurva log GR, nilai LLD,
MSFL dibaca dari log resistivitas, dan nilai RHO dan NPHI pada log
porositas dari midpoint yang sudah ditentukan.
LANGKAH KERJA 2
6. Menghitung nilai t dengan persamaan:
t = Wmud/8,345 x [(2,54 x D.Hole/2) – (2,54 x
D.Sonde/2)]
Keterangan:
Wmud : Mud weight
D.Hole : Diameter Drill Hole
D.Sonde : Diameter Sonde
Keterangan:
Vsh : Volume serpih
GRcorr : GR log terkoreksi
GRmincorr : GRmin terkoreksi
GRmaxcorr : Grmax terkoreksi
LANGKAH KERJA 2
10. Menghitung porositas densitas ØD dengan menggunakan chart
Por-5 (Schlumberger, 1985) atau dengan persamaan berikut:
ØD = (pma – pb) / (pma – pf)
Keterangan:
ØD : Porositas log densitas
ØDc : Porositas log densitas terkoreksi
pma : Densitas matriks batuan, dalam hal ini menggunakan nilai
2,65
untuk pasir, batupasir, dan kuarsit
Pf : Densitas cairan lumpur, dalam hal ini menggunakan nilai 1,1
untuk lumpur garam
pb : Densitas bulk formasi
ØDsh : Porositas log densitas zona lempung
Vsh : Volume lempung dalam formasi
LANGKAH KERJA 2
Keterangan:
Øncorr : Porositas Neutron terkoreksi
NPHI : harga neutron dibaca pada log neutron
CFNcorr : Correction Factor Neutron
Keterangan:
ØNc : Porositas Neutron terkoreksi zona lempung
ØN : Porositas Neutron
ØNsh : Porositas Neutron zona lempung
Vsh : Volume serpih
Keterangan:
Øe : Porositas efektif
ØDc : Porositas log densitas terkoreksi
ØNc : Porositas log neutron terkoreksi
Keterangan:
GT : Gradien Termal (oC/meter atau oF/meter)
Tmax : Temperatur maksimal pada kedalaman maksimal
Tsurface : Temperatur di permukaan
Dmax : Kedalaman maksimal
Keterangan:
Tf : Temperatur formasi
GT : Gradien temperatur
Depth : Kedalaman pada interval midpoint (kolom TVDSS)
Tsurface : Temperatur permukaan
Keterangan:
Rmf@Tf : Resistivitas lumpur pemboran pada temperatur formasi di interval
midpoint
Rmf@Ts : Resistivitas lumpur pemboran pada temperatur permukaan
(dibaca pada headlog)
LANGKAH KERJA 2
22. Menghitung resistivitas zona jenuh air (Rw) dengan persamaan:
Rw = (Rmf@Tf x Rtw) / Rxo
Keterangan :
Rw : Resistivitas air
Rmf@Tf : Resistivitas lumpur pemboran pada temperatur
formasi di
interval midpoint
Rxo : Resistivitas zona terusir (dibaca pada log MSFL)
Rtw : Resistivitas formasi pada zona jenuh air (dibaca pada log
LLD)
Keterangan:
Rwi : Resistivitas air pada interval zona target (ohm-m)
Rti : Resistivitas formasi pada interval zona target (ohm-m)
Øe : Porositas efektif
m : faktor sementasi
m = 2 (consolidated)
m > 2 (unconsolidated)
a : faktor perbandingan
a = 0,81 (batupasir)
a = 1 (batugamping)
LANGKAH KERJA 2
25. Menghitung nilai saturasi air (Sw) dengan Persamaan Indonesia
(1971):
Keterangan:
Vsh : Volume lempung dalam formasi
Rsh : Tahanan jenis lempung
Øe : Porositas efektif
Rt : Tahanan jenis formasi (dibaca dari LLDcorr)
LANGKAH KERJA 2
26. Menghitung nilai saturasi air zona terusir/invasi (Sxo) dengan
persamaan:
Keterangan:
Sxo : Kejenuhan air zona terusir
Rxo : Tahanan jenis air zona terusir
Øe : Porositas efektif
Rmf : Tahanan jenis cairan lumpur
a : Faktor pembanding, nilai 1 untuk batugamping, nilai 0,81 untuk
batupasir
terkonsolidasi
Keterangan:
Sh : Saturasi hidrokarbon
Sw : Saturasi air
LANGKAH KERJA 2
28. Menghitung nilai Saturasi hidrokarbon reside dengan
persamaan:
Shr = 1 – Sxo
Keterangan:
Shr : Saturasi hidrokarbon residu
Sxo : Saturasi air zona terusir
CONTOH STUDI KASUS
CONTOH STUDI KASUS
CONTOH STUDI KASUS
HASIL
Interpretasi Litologi
Pada log ini terdapat kandungan fluida berupa air, minyak dan
gas. Fluida terdapat pada reservoar dengan interval kedalaman
440-445m yang berupa gas dan interval kedalaman 612,5-615m,
617,5-620m, 685-687,5m, 685-697,5m, 702,5-707,5m, 710-
712,5m, 760-762,5m, 785-790m yang berupa minyak.
HASIL
Porositas