Anda di halaman 1dari 6

PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2001

Yogyakarta, 3-5 Oktober 2001


IATMI 2001-20
OPTIMASI CADANGAN MINYAK METODA MATERIAL BALANCE
UNTUK MENDUKUNG PENGURASAN MINYAK LAPISAN J10 BLOK B,C
STRUKTUR KUALA SIMPANG BARAT ASSET HULU RANTAU
Agus Subyanto & Dudy Sumarhadi
Teknik Reservoir Asset Hulu Rantau dan Ketenikan Reservoir DOH Rantau
Kata kunci : Material Balance
ABSTRAK
Struktur Kuala Simpang Barat ditemukan oleh Pertamina melalui pemboran sumur Eksplorasi Ksb-01 tahun 1979, terletak 60 km
arah Barat Laut - Tenggara dari kota Pangkalan Brandan atau 140 km arah Barat Laut kota Medan. Secara umum Struktur Kuala
Simpang Barat terbagi atas blok B, C1, C2 dan blok D , terdiri atas 32 lapisan sebagai penghasil minyak dan 6 lapisan penghasil gas
Sebagai obyek pembahasan dalam presentasi adalah lapisan J-10 blok B, C1, C2 karena terjadi komunikasi yang baik antar blok
selanjutnya disebut lapisan J-10 blok B,C.
Perhitungan awal isi minyak metoda volumetris sebesar 10.28 MMstb dengan metoda Material Balance sebesar 9.08 MMstb.
Penerapan perhitungan awal isi minyak metoda Material Balance dengan pertimbangan karena bertambahnya data produksi dan
didukung oleh tersedianya data PVT, data petro fisik batuan dan data tekanan reservoir yang memadai.
Lapisan J-10 blok B,C berproduksi sejak tahun 1980 sampai dengan akhir Desember 1999 ( sebagai cut off data) melalui 6 sumur
produksi yaitu Ksb-01, Ksb-12, Ksb-16, Ksb-11, Ksb-45 dan Ksb-44.
Hasil perhitungan faktor perolehan minyak (RF) dengan metoda J.J. Arps untuk strong water drive diperoleh RF sebesar 46.89 %
selanjutnya digunakan untuk menentukan pengambilan maksimum dengan memperhitungkan kumulatip minyak per 31 Desember 1999
sebesar 3.80 MMstb maka selanjutnya dapat menentukan sisa cadangan minyak per 01 Januari 2000 sebesar 470.00 Mstb.
Untuk merealisasikan pengurasan minyak secara optimum , direncanakan menambah 3 titik serap dan merubah metoda
pengangkatan pada 2 sumur existing dari metoda gaslift ke metoda electric submergible pump (ESP).
Dalam upaya pengurasan tersebut ditempuh melalui 4 skenario , pembagian skenario tersebut disusun berdasarkan atas asumsi
penggabungan 2 sumur produksi existing jika diproduksikan dengan metoda gaslift atau ESP dengan sumur-sumur kandidat Kupl
dengan metoda gaslift .
Dari hasil analisa dan perhitungan ternyata skenario IV menunjukan kinerja yang optimum karena menghasilkan recovery yang
terbesar ( 46.4 % ) kemudian disusul skenario II. Skenario III dan recovery terkecil skenario I. Umur produksi dari keempat skenario
tersebut berkisar antara antara dua sampai empat tahun .
Dalam pemasangan pompa ESP biaya yang dibutuhkan untuk sewa dapat kembali setelah sumur berproduksi selama 3 bulan
pada tahun I dan setelah 5 bulan pada tahun II untuk Ksb-11 dan untuk Ksb-45 biaya kembali setelah 5 bulan pada tahun I dan setelah
7 bulan pada tahun II
1. PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan pengurasan lapisan J-10 blok B,C
diperlukan angka cadangan yang lebih realistis karena angka
cadangan hasil perhitungan metoda Volumetris cenderung
lebih besar karena metoda volumetris menggunakan data
yang lebih terbatas.
Salah satu metoda perhitungan dengan tingkat ketelitian yang
lebih tinggi dari metoda Volumetris adalah metoda Material
Balance .
Untuk lapisan J-10 blok B,C dapat dikatagorikan telah
memenuhi persaratan perhitungan Material Balance karena
tlapisan J-10 telah berproduksi cukup lama sejak tahun 1980
sampai dengan saat ini, melalui 6 sumur produksi 2 sumur
masih aktip yaitu KSB-11 dan KSB-45 , tersedianya data
PVT, tekanan dan data petro fisik dari hasil analisa batu inti.
Dengan angka cadangan yang diperoleh dari perhitungan
Material Balance diharapkan dapat dikuras secara optimal
melalui 2 sumur existing dan dengan menambah 3 titik serap
prospek yaitu Ksb-05, Ksb-49 dan Ksb-50 disamping
meningkatkan kapasitas lifting 2 sumur existing Ksb-11 dan
Ksb-45 dengan merubah metoda lifting dari gaslift ke metoda
Submergible Pump.
Rencana ini timbul atas pertimbangan feeding gas injeksi
yang dipakai untuk mengoperasikan sumur-sumur gaslift yang
adan ada di distrik I yang ada seluruh di Asset Rantau
tergantung dari sumur-sumur gas yang terdapat struktur Kuala
Simpang Barat, sementara cadangan gas untuk mentara
supplay gas untuk feeding gas jaringan gas injeksi semakin
berkurang karena semakin sulitnya ditemukannya cadangan
gas baru.
Disamping itu karena pertimbangan potensi sumur yang ada
di kawasan Kuala Simpang Barat pada umumnya bertekanan
reservoirnya antara sedang sampai tinggi sehingga influx
cairannya masih tinggi , yang memungkinkan diterapkannya
metoda pengangkatan menggunakan pompa.
Sementara sumur sumur produksi yang ada dikawasan
struktur Rantau pada umumnya tekanan reservoir sudah
rendah namun kedalaman sumur sebagian besar sumur
mempunyai kedalaman dangkal , kondisi ini sesuai
diterapkan menggunakan metoda gaslift, selanjutnya secara
bertahap jaringan gas akan digunakan.
Selanjutnya secara bertahap sumur-sumur produksi di
kawasan Kuala Simpang Barat diterapkan metoda pumping
(ESP) dan jaringan gas akan simanfaatkan sepenuhnya untuk
mendukung sumur-sumur produksi gaslift dikawasan distrik I
Rantau.
Optimasi Cadangan Minyak Metode Material Balance untuk Mendukung Pengurasan Agus Subyanto & Dudy Sumarhadi
Minyak Lapisan J10 Blok B,C Struktur Kuala Simpang Barat Asset Hulu Rantau
IATMI 2001-20
Biaya pemasangan ESP tentunya dengan mempertimbangkan
faktor keekonomiannya , untuk saat ini Pertamina Asset Hulu
Rantau sedang lakukan uji coba penerapan pompa ESP
disumur P-270 dengan sistim sewa menggunakan dana
operasi sebesar Rp 2,9 milyar per tahun (tahun I) dan Rp 2,5
milyar (tahun berikutnya), selanjutnya akan digunakan
sebagai acuan untuk menghitung kekonomian smur Ksb-11
dan Ksb-45.
2. TINJAUAN UMUM
2.1. Geologi.
Berdasarkan geologi struktur jebakan hidrokarbon pada
lapisan J-10 blok B,C merupakan strutural berbentuk antiklin,
batuan yang dominan adalah batu pasir disisipi shale dan
beberapa sisipan batu gamping mempunyai porositas,
permeabilitas dari medium sampai baik, sementasi baik
(kompak), merupakan bagian dari formasi produktif
Keutapang yang berumur Miosin dengan parameter batuan
sebagai berikut :
- Porositas Batuan , 0 , % = 13.5 - 33.0
- Permeabilitas ( k ) , Md = 50 - 2200
- Saturasi Air ( Sw ) , % = 41 - 65
- Reservoir Temperatur (T) , F = 159
- Kebalan batu pasir ( h ) , m = 3 - 8
2.2. Reservoir dan Produksi
Data PVT lapisan J10 diperoleh dari pengukuran sample
sumur KSB-01 selang tahun 1979, Data tekanan dan produksi
terlihat pada kelakuan reservoir
Lapisan J-10 blok B,C (Gb-01) diproduksikan melalui Ksb-
01, Ksb-11, Ksb-12, Ksb-44, Ksb-45 dan Ksb-16 sejak tahun
1980 saat ini ,kumulatip produksi sampai Desember 1999
sebesar 3.80 MMstb . Sumur yang masih hidup adalah Ksb-
11 dan Ksb-45 Ksb-11 diproduksikan secara commingle
antara lapisan J-10 , J-20 dan K-20 dengan sharing faktor
lapisan J-10 31 % dari produksi total sebesar 7.2 m3/h dengan
kadar air berkisar 83 % dan Ksb-45 juga diproduksikan
secara commingle antara lapisan J-10 dan J-30 dengan share
factor J-10 90 % dari total produksi rata-rata sebesar 10.0
m3/h kadar air 86 % dengan metoda gaslift.
Sedangkan sifat fisik fluida sebagai berikut :
Sifat Fisik Fluida .
Specific Gravity Minyak , Y
o
/
o
API
= 0.77/52
Specific Gravity Air , Y
w
= 1.04
Specific Gravity Gas , Y
g
= 0.72
Formation Volume Factor
Minyak
Bo ,v/v
= 1.33
Viskositas Minyak ,
o
, Cps
= 0.339
Tekanan Gelembung ( Pb) ,
Psig
= 1180
Kelarutan Minyak Rsoi @ Pb ,
Scf/Stb
= 584
3. TEORI DASAR
3.1. Penentuan Awal Isi Minyak ( N ).
Under Saturated Resevoir.
N = (N
p
(B
t
+(R
p
-R
so
i)B
g
)/(B
t
-B
t
i). (1)
Saturated Reservoir.
Terlebih dulu menentukan W
e
metoda "Steady
State" dengan persamaan sebagai berikut :
DW
e
/d
t
= B
t
(dN
p
/d
t
) + ( R - R
so
i ) B
gi
) ( dN
p
/d
t
) +
Bw(dWp/dt) = k' ( P
i
- P
s
) ... (2)
W
c
= K ( p
i
p ) d
t
. ..... (3)
We yang diperoleh digunakan sebagai parameter
Perhitungan persamaan penentuan Awal Isi Minyak.
N = N
p
( B
t
+ ( R
p
- R
si
) B
g
) - W
e
+ B
o
W
p
(4 )
3.2. Penentuan Drive Index
DDI + SDI + WDI = 1 .... (5)
DDI = (N ( B
t
- B
g
))/(N
p
(B
t
+
( R
p
- R
soi
) B
g
) . . .. (6 )
SDI = ( ( N
m
B
g
/ B
g
i ) ( B
g
- B
gi
))/( N
p
( B
t
+
( R
p
- R
soi
) B
g
) (7)
WDI = (W
e
- B
w
W
p
) / ( N
p
( B
t
+( R
p
- R
soi
) B
g
).(8)
3.3. Penentuan recovery effisiensi (RF).
RE =(54.898)x (((0(1- SwBoi)
+0.0422
)x((Uwi/Uoi)
+0.0770
) x
(( Sw)
-0.1903
) x (( Pi / Pa )
-0.2159
) percent. ...(9)
3.4. Penentuan IPR Sumur Produksi.
Plot kurva IPR berdasarkan persamaan Pudjo Sukarno dan
Petrobrass :
q
o
/ q
t
= A
0
+ A
1
( P
wf
/P
r
) + A
2
( P
wf
/P
r
)
2
.. (10)
A
n
= C
0
+ C
1
(Wat.Cut ) + C
2
( Wat.Cut)
2 ..
..(11)
Konstanta C
n
untuk masing-masing A
n
A
n
C
0
C
1
C
2
A
0
0.980321 -0.115661x10
-1
5x10
-
A
1
-0.414360 .392799x10
-2
75x10
-5
A
1
-0.564870 0.762080x10
-2
-0.20207x10
-2
P
1
= 1.606207 0.130447 ln (Water-cut) (12)
P
2
= -0.517792 + 0.110604 ln (Water-cut) (13)
3.5. Peramalan produksi minyak berdasarkan
persamaan
Decline Analysis sebagai berikut :
Q
t
= Q
i
e
- a t
.(14)
N
p
= ( Q
i
Qe ) / a ... .(15)
t = - 1/a ln (Qt /Qi).(16)
Optimasi Cadangan Minyak Metode Material Balance untuk Mendukung Pengurasan Agus Subyanto & Dudy Sumarhadi
Minyak Lapisan J10 Blok B,C Struktur Kuala Simpang Barat Asset Hulu Rantau
IATMI 2001-20
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Penentuan awal isi minyak
Under saturated reservoir
Reservoir pada kondisi Under Saturated diperkirakan
berlangsung selama 3 - 4 bulan produksi , pada kondisi
under saturated perbandingan gas minyak terproduksi rata
rata mendekati Rsoi dan kadar air masih relatif kecil.
Dari hasil perhitungan menggunakan persamaan (1)
diperoleh awal isi minyak sebesar 9.08 MMstb.
N
p
= 0.55 MMstb
B
t
= 8.54 cuft/stb
R
p
= 690.00 cuft/stb
B
g
= 0.0028 bbl/scf
B
ti
= 8.00 cuft/stb
R
so
= 584.00 scf/stb
N = ( 0.55 ) * ( 0.0028 + ( 690.0 584.00) * ( 0.0028 )) / (
8.54 8.00) MMstb.
= 9.08 MMstb.
Saturated reservoir
Berdasarkan persamaan (1), (2), (3) dan (4) maka Recovery
atau prosentase kumulatif produksi terhadap Stoip pada setiap
periode bulan produksi dapat ditentukan pula (Tabel-1).
Tekanan reservoir mulai stabil pada bulan produksi 168 (
Gambar-2) , pada kondisi ini diperoleh :
- Awal Isi Minyak ( N ) = 9.08 MMstb
- Depletion Drive Index ( DDI ) = 0.24 ; Segregation
Drive Index (SDI) = 0.03 ;Water Drive Index (WDI ) =
0.70
- Recovery Factor (RF = Np / N ) = 40.84 %
5. Penentuan sisa cadangan minyak per 01-01-2000.
Berdasarkan hasil perhitungan Recover Factor ( RF ) metoda
J.J. Arps menggunakan persamaan (9). Untuk reservoir yang
terdiri dari batu pasir dengan daya dorong predominan
Water Drive diperoleh RF sebesar 46.89 % sehingga
diperoleh pengambilan maksimum minyak sebesar 46.89 %
dari awal isi minyak (sebesar 4.26 MMstb) setelah
diperhitungkan dengan kumulatip produksi minyak sampai
akhir tahun 1999 sebesar 3.80 MMstb maka diperoleh sisa
cadangan minyak per 01 - 01 - 2000 sebesar 470 Mstb.
6. Perkiraan perolehan kumulatip produksi minyak
6.1. Perkiraan produksi sumur Kupl
Untuk memperkirakan produksi awal sumur kandidat Kupl (
Ksb-05, Ksb49 dan Ksb-50 ) digunakan peta iso produksi dan
Iso Kadar Air (Gambar-4).
Untuk memperkirakan perolehan produksi minyak setiap
sumur digunakan persamaan decline exponensial (12) , (13)
dan (14) menggunakan decline factor rata-rata sumur existing
( 55 % pa) diperoleh hasil perhitungan seperti yang terdapat
pada Tabel-2 .
6.2. Perkiraan produksi sumur existing.
Untuk menentukan laju produksi awal pada metoda ESP
digunakan produksi optimal yang diperoleh dari tubing
intake tubing 2 3/8 inchi dengan IPR disesuaikan dengan
kapasitas pompa yang dipilih (Gambar-5 dan Gambar-6).
6.3. Perkiraan produksi setiap skenario
Dari hasil perhitungan perkiraan produksi setiap skenario
(Tabel-3) dapat disampaikan sebagai berikut :
Skenario I :
Jika hanya diproduksikan dua sumur saja Ksb-11 dan Ksb-
45 dengan metoda gaslift dapat menguras minyak sebesar
41.82 Mstb atau 8.90 % dari cadangan awal dengan lama
produksi 43 bulan untuk Ksb-11 dan 50 bulan untuk Ksb-45.
Skenario II :
Jika hanya diproduksikan dua sumur saja Ksb-11 dan Ksb-
45 dengan metoda ESP dapat menguras minyak sebesar
63.51 Mstb 32.19 Mstb atau 13.51 % dara cadangan awal.
dengan lama produksi 24 bulan untuk Ksb-11 dan 12 bulan
untuk Ksb-45 bulan.
Skenario III :
Jika 3 sumur kandidat Kupl Ksb-49, Ksb-50 , Ksb-05 dan 2
sumur existing Ksb-11 & KSB-45 semuanya menggunakan
metoda gaslift dapat menguras minyak sebesar 106.07 Mstb
atau 22.57 % dari sisa cadangan awal, dengan lama produksi
antara 21 bulan sampai dengan 50 bulan.
Skenario IV:
Jika 3 sumur kandidat Kupl Ksb-49, Ksb-50 , Ksb-05
diproduksikan dengan metoda gaslift dan 2 sumur existing
Ksb-11 & KSB-45 diproduksikan dengan metoda ESP dapat
menguras minyak sebesar 127.77 Mstb atau 27.18 % dari sisa
cadangan awal. dengan lama produksi antara 12 bulan
sampai dengan 48 bulan.
7. Biaya pemasangan pompa ESP
Dengan menggunakan biaya produksi per barell sebesar US $
3.5 dan rental Pompa kapasitas 1000 bpd sebesar Rp 2,9
milyar maka
Untuk sumur Ksb-11 :
Pada tahun pertama biaya akan kembali setelah 3 bulan,
(tahun I) dan setelah 5 bulan (tahun II) untuk tahun berikutnya
keuntungan semakin kecil biaya kembali setelah lebih 8.4
bulan,
Untuk sumur Ksb-45 :
Pada tahun pertama biaya akan kembali setelah 5 bulan,
(tahun I) dan setelah 7 bulan (tahun II) sudah tidak ekonomis
lagi karena biaya kembali setelah lebih dari 6 bulan,
8. KESIMPULAN
1. Lapisan J-10 blok B,C merupakan jebakan minyak terdiri
atas dominan batu pasir (shally sand) yang mempunyai
sifat fisik batuan dari medium sampai bagus, sementasi
baik (kompak) mempunyai drive mekanisme dominan
adalah strong water drive.
Optimasi Cadangan Minyak Metode Material Balance untuk Mendukung Pengurasan Agus Subyanto & Dudy Sumarhadi
Minyak Lapisan J10 Blok B,C Struktur Kuala Simpang Barat Asset Hulu Rantau
IATMI 2001-20
2. Hasil perhitungan awal isi minyak digunakan metoda
Material Balance sebesar 9.08 MMstb jika dibandingkan
dengan metoda Volumetris sebesar 10.28 MMstb ,
terdapat selisih sebesar 1.20 MMstb lebih kecil dari
metoda volumetris, menunjukkan adanya ketidak
akuratan hasil perhitungan metoda Volumetris karena
keterbatasan data perhitungan.
3. Sisa cadangan 01-01-2000 lapisan J-10 blok B,C 470
Mstb dapat dikuras secara optimal melalui skenario IV
sebesar 127.77 Mstb atau 27.18 % cadangan awal.
4. Pemasangan pompa ESP di Ksb-11 ekonomis dalam 2
tahun produksi dan Ksb-45 hanya dalam satu tahun
produksi, karena pada tahun kedua keuntungan semakin
mengecil, biaya kembali setelah lebih dari 6 bulan
produksi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Disampaikan terima kasih kepada :
Managemen Pertamina yang telah memberikan kesempatan
serta mendukung penulis untuk mengikuti Simposium
Nasional IATMI 2001 di Yogyakarta ini dan rekan-rekan
sekerja yang telah membantu sehingga terealisasinya
makalah ini.
DAFTAR SYMBOL
N = Awal isi minyak, MMstb
Np = Kumulatip produksi, MMstb
Bt = Faktor volume formasi minyak dan gas, scf/stb
Rp = Perbandingan gas minyak terproduksi, scf/stb
Rs = Gas terlarut pada kondisi Awal, scf/stb
B
ti
= Faktor volume formasi minyak dan gas awal,
suft/stb
W
e
= Rembesan air, Mmcuft
Bo = Faktor volume formasi minyak, Cuft/stb
Bg Faktor volume formasi gas, Cuft/scf
RE = Recovery effisiency , %
= Porositas batuan , fraksi
S
w
= Saturasi air , fraksi
B
oi
= Faktor formasi minyak awal , v/v
K = Permeabilitas absolut batuan , Darcy

wi
= Viskositas air kondisi awal , cp

oi
= Fiskositas minyak kondisi awal , cp
P
I
= Tekanan reservoir kondisi awal , psi
P
a
= tekanan reservoir kondisi abandon , psi
Q
o
= laju produksi minyak , bopd
q
t
= laju produksi gross , bpd
A
n
= Konstanta.
P
r
= tekanan statik reservoir , psia
P
wf
= tekanan dasar alir , psia.
Q
i
= Laju produksi awal minyak
A = Konstanta decline
N
p
= Kumulatip produksi per satuan waktu
T = Lama prouksi sampai ekonomi limit
Q
el
= Laju produksi ekonomi limit
P
1
= Tekanan dasar alir pada uji perama
P
2
= Tekanan dasar alir pada uji kedua
DAFTAR PUSTAKA
1. Craft M. Hawkins B.C. Revised by Ronald E. Terry,
1990; Applied Pertroleum Reservoir Engineering Second
Petroleum Reservoir Engeneering Second Edition, pp :
182, 184 190 , 275 279.
2. Sukarno Pudjo Ir, Dr, 1990; Production Optimization
with nodal system analysis. PT Indrillco Sakti pp-86-89.
3. Corless Columm , Subsurface Pressure & Fluid Property
Measurements and Static Reservoir Model, Indonesian
Petroleum Association .
4. Arps J.J., Statitical Study of Recovery Efficiency First
Edition October 1976, pp-1
5. Pertamina file data
Optimasi Cadangan Minyak Metode Material Balance untuk Mendukung Pengurasan Agus Subyanto & Dudy Sumarhadi
Minyak Lapisan J10 Blok B,C Struktur Kuala Simpang Barat Asset Hulu Rantau
IATMI 2001-20
Gambar-1
Optimasi Cadangan Minyak Metode Material Balance untuk Mendukung Pengurasan Agus Subyanto & Dudy Sumarhadi
Minyak Lapisan J10 Blok B,C Struktur Kuala Simpang Barat Asset Hulu Rantau
IATMI 2001-20
Gambar-6
Gambar-2
Gambar-3
Gambar-4
Gambar-5

Anda mungkin juga menyukai