Anda di halaman 1dari 16

RESUME GEOLOGI MIGAS PABUM

Senyawa hydrocarbon dihasilkan secara organic artinya berasal dari sisasisa hewan dan tumbuhan yang telah mati dan mengalami proses kimia dan fisika.
Bahan-bahan organic tersebut tertimbun oleh sediment seperti lempung, serpih
dan sebagainya. Oleh karena adanya proses-proses kimia dan fisika maka
senyawa hydrocarbon akan keluar dari sisa-sisa organisme tersebut.
Geologi minyak bumi adalah suatu cara untuk mencari dan menemukan
akumulasi hydrocarbon dalam jumlah yang ekonomis dengan cara eksplorasi.
Adapun eksplorasi hydrocarbon meliputi :
1. Geologi
2. Geofisik
3. Geokimia
4. Pemboran
Eksplorasi adalah pencarian lokasi dimana diduga terdapat kandungan
hydrocarbon. Eksplorasi minyak dan gas bumi tidaklah mudah, pertama hrus
dicari batuan sediment yang mengandung material organic yang disebut source
rock dan batuan Induk. Material tersebut berasal dari darat (terrestrial) atau asal
laut (Marine). Batuan yang dapat dijadikan sebagai batuan induk adalah batuan
sediment klastik halus seperti batu lempung, serpih, dan napal. Material organic
yang dikandung batu lempung antara 1-2 %. Batu lempung yang mengandng
material organic kurang dari itu tidak dapat menjadi batuan hydrocarbon.
Dalam eksplorasi jika lapangan minyak sudah diketahui maka harus diketahui :
1. Ukuran reservoir dan kapasitas minyak yang terkandung didalamnya
2. Geometrid dan Trap (jebakan)
3. Kwalitas hydrocarbon (Oil, Gas, o, oAPI)
4. Mekanisme pendorong reservoir
5. Jenis Trap (Stratigrafi, Struktur, atau Kombinasi)
Tujuan utama dari petroleum geologis adalah untuk :
1. menentukan lokasi hydrocarbon
2. pengukuran geometri reservoir

3. kwalitas
Dari ketiga komponen diatas kita dapat menentukan
1. batuan induk
2. kwalitas reservoir
3. trap
4. batuan penutup
1) Cekungan (basin)
Terbentukanya Cekungan Sediment
Kulit bumi yang terdiri dari lempeng benua dan lempeng samudra
yang kelihatan seolah-olah mengambang diatas lapisan mantel yang plastis,
beradasarkan bentuk pinggiran benua dapat diketahui bahwa ratusan juta
tahun yang lalu benua-benua saling menyatu sedangkan samudra berdasarkan
sekarang ini terjadi karena pemisahan. Terpisahnya menjadi beberapa tempat
pada kulit bumi ini diakibatkan oleh danya arus konveksi pada baguan dalam
dan luar kulit bumi. Di Indonesia P.sumatra dan P.Jawa yang meruapaka
bagian dari benua Asia ditumbuk oleh lempeng hindia, sehingga terjadi
penekukan lempeng hindia kedalam lempeng Asia di pulau Sumatra dan jawa.
Peristiwa tektonik tersebulah yang menyebabkan terjadinya cekungan.
Secara geologi di Indonesia terdapat 60 cekungan sediment, namun
baru 38 cekungan yang sudah dieksplorasi sedangkan sisanya belum dijamah
kegiatan industri migas. Cekungan cekungan yang telah dieksplorasi 14
diantaranya mengandung minyak dan gas bumi serta telah berproduksi, 9
cekungan telah dibor dan terbukti mengandung hydrocarbon serta 15
cekungan lain belum ada penemuan walaupun telah dijajaki dengan
pengeboran.
Mekanisme Pembentukan Cekungan
Konsep tektonik lempeng membawa pemikiran bahwa lempenglempeng didunia tidak tetap pada tempatnya, tetapi bergerak yang satu
relative terhadap yang lain. Pergarakan lempeng inilah yang mengakibatkan
tebentuknya suatu cekungan, pergerakan lempang itu seperti :

1. Divergent (saling menjauh)


2. Konvergent (saling mendekat)
3. Transform (bergeser)
Arus konveksi yang terjadi pada astenosfir pada suatu waktu
memberikan kenampakan seperti kubah dipermukaan bumi, bila tekanan
bertambah besar ketika magma mengalir keatas, maka kenampakan seperti
kubah tersebut akan merekah dengan pola radial. Pada umumnya akan
membentuk rekahan tiga cabang. Arus konveksi yang terus berlangsung,
hanya akan memisahkan dua cabang rekahan, sedangkan yang ketiga tetap
menjadi failed rift
Cekungan Akibat Tumbukan
Lingkungan yang cocok untuk pembentukan source rock yaitu :
Cekungan Back arc yang terjadi antara busur kepulauan dan benua.
Cekungan ini umumnya diisi oleh sedimen laut dangkal. Heat flow dari
cekungan back arc biasanya tinggi sampai sangat tinggi, disebabkan oleh
melelehnya lempeng samudra yang mempunyai kedalaman lempeng
benua, sehingga terjadi aktivitas vulkanisme.
Cekungan Beck arc yang terjadi antara busur kepulauan dan benua.
Cekungan ini umumnya diisi oleh sedimen laut dangkal. Heat flow dari
cek back arc biasanya tinggi sampai sangat tinggi, disebabkan oleh
melelehnya lempeng samudra yang mempunyai kedalaman lempeng
benua, sehingga terjadi aktivitas vulkanisme

Cekungan Fore arc yang terletak antara busur kepulauan dan

palung samudra. Cekungan ini diisi oleh lapisan sedimen dari berbagai
macam facies, berkisar antara facies fluvial sampai sekitar laut dalam.
Berbeda dengan cekungan back arc, cekungan fore arc mempunyai
heat flow sangat rendah. Hal ini disebabkan cekungan didasari oleh
lempeng samudra yang dingin.

Klasifikasi Cekungan
Klasifikasi cekungan di dunia di dasarkan pada prinsip tektonik
lempeng. Salah satu yang menggunakan prinsip ini adalah klasifikasi
selley dan moril (1982) yang merupakan penggabungan klasifikasi
klemme dengan huff (1972,1980).
Geometri Cekungan
Yaitu ukuran dan bentuk cekungan, dan ini memiliki banyak
variasi
antara lain :

Pada umumnya cekungan memiliki luas minimum 100 km, pada


beberapa cekungan raksasa di dunia luasnya dapat bebrapa juta km.

Bentuk cekungan bervariasi dari berbentuk bulat hingga empat


persegi panjang.

Pada penampang cekungan dapat berbentuk simetri atau tidak


berbentuk sama sekali.
Cekungan dapat juga di bedakan dari sedimen yang mengisinya.

Berdasarkan elevasi dan hubungan antara Rs dan Rd maka cekungan dapat


di diminasi oleh sedimen darat,sedimen lingkungan laut dangkal ataupun
dalam.

Pada umumnya Rs dan Rd pada cekungan umumnya berjalan


bersamaan.

Pada cekungan lingkungan laut dengan Rd dan Rs cekungan tidak


mengalami kekosongan karena akan di isi oleh sedimen yang di
endapkan pada lingkungan dangkal

Pada keadaan sebaliknya, yaitu penurunan cekungan (Rs)lebih cepat


dari Rd maka akan terjadi kekosongan, yang pada akhirnya
kekosongan ini akan di isi oleh sedimen.
Cekungan yang letaknya jauh dari daratan (terisolir) karena adanya

ketinggian topografi dapat diisi oleh evaporit atau karbonat,. Tergantung

oleh iklim. Akan tetapi mungkin juga hanya di isi oleh air yang di sebut
starved basinkarena hanya menerima sangat sedikit sedimentasi.
Lingkungan geologi yang dapat menghasilkan lapisan batuan yang
kaya akan kandungan organic antara lain

Large anoxic lakas (danau besar anoxic): terdapat pada kondisi warm
tropical atau sub tropical climate

Anoxic silled basin (cekungan terikat :terdapat pada surface fresh


water ataupun depper salt water

Anoxic pcean layers coused by up welling.

Open ocean anoxic layer.

2) Mulajadi Minyak Bumi Dan Kaitanya Dengan Kondisi Geologi


Pengertian Minyak dan gas bumi merupakan gabungan komposisi dari
hydrogen dan carbon, oleh karena itu disebut juga sebagai hydrocarbon. Nama
lain dari hydrocarbon adalah petroleum. Kata petroleum berasal dari bahasa
latin, diman petra berarti batuan dan oleum berarti minyak. Berdasarkan arti
kata tersebut berarti minyak dan gas bumi meupakan hasil yang didapat pada
batuan didalam kerak bumi. Senyawa hydrocarbon dihasilkan secara organic
artinya berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang telah mati dan
mengalami proses kimia dan fisika. Bahan-bahan organic tersebut tertimbun
oleh sediment seperti lempung, serpih, pasir dan sebagainya. Oleh karena
adanya proses kimia dan fisika mak senyawa hydrocarbon akan keluar dari
sisa-sisa organisme tersebut. Faktor-faktor yang diperlukan untuk terjadinya
proses ini antara lain :
Suhu (panas minimum 200o F, maka semakin kebawah permukaan
bumi semakin panas)
Tekanan (dari lapisan sediment diatasnya)
Waktu Geologi (Proses sampai jutaan tahun)
Syarat-syarat terjadinya minyak bumi adalah:

Terdapat batuan induk, yaitu pada batuan sediment yang banyak


mengandung bahan-bahan organic sisa-sisa hewan dan tumbuhan

yang mengalami pematangan sehingga terbentuk minyak dan gas


bumi

Migrasi minyak bumi, proses ini meripakan perpindahan minyak


bumi dari lapisan induk menuju ke lapisan reservoir untuk
dikonsentrasikan didalamnya

Batuan reservoir, merupakan batuan sediment yang berpori-pori


sehingga minyak yang dihasilkan oleh batuan induk akan disimpan
disini

Perangkap

atau

trap,

merupakan

bentukan-bentukan

yang

memungkinkan minyak bumi terperangkap didalamnya

Betuan penutup, adalah suatu batuan sediment yang kedap air


sehingga minyak yang ada dalam batuan reservoir tidak dapat
keluar lagi.

a) Perubahan sisa organisme (Minyak Bumi)


Tahap Awal (Diagenesa)

Pada saat terjadi penimbunan oleh klastik halus sampai setebal 1 m


yang setiap penembahan ketebalan permeter suhu akan naik 15 0 C
Bakteri anaerobic merubah sisa organisme carbohidrat, protein,
lipid lignin dan biogenetic metana.
Fermentation, sapropelisation hasil dari sugar, amino acid,
fatty acid, phenol

Penimbunan 1m 10 m
Polycondensation hasil dari intermediet produk berupa fulvic
acid, dan humic acid

Penimbunan 10 m, 100 m, 1000 m suhu berkisar 50 o C 75 o C

Insulibilation menghasilkan karogen dan carbon


residu (co2, H2O, NH3)

Tahap Katagenesa

Thermal break down (Petroleum Generation)

Pada ketebalan 1000 m 400 m dengan suhu sekitar 70 oC


175 oC menghasilkan minyak atau gas tergantung tipe karogenya,
kondisi ini disebut mature (metang) dengan hasil lainya yaitu
residu.
Tahap Metagenasa

Karbonisasi
Pada ketebalan 4000 m s/d 10.000 m atau lebih dengan

suhu sekitar 175

C ataupun lebih gas metane da carbon residu mulai

terbentuk.
Tingkat Kematangan Minyak Bumi
Para ahli berpendapat bahwa proses kematangan dikontrol oleh
suhu dan waktu. Pengaruh suhu yang tinggi dalam waktu yang singkat
atau suhu yang rendah dalam waktu yang lama akan menyebabkan
terubahnya kerogen minyak bumi. Mengenai jenis minyak bumi yang
terbentuk tergantung pada tingkat kematangan panas batuan induk,
semakin tinggi tingkat kematangan panas batuan induk maka akan
terbentuk minyak bumi jenis berat, minyak bumi jenis ringan, kondesat
dan pada akhirnya gas.
Dari pengaruh suhu dan kedalaman sumur, umur batuan juga
berperan dalam proses pembentukan minyak bumi. Umur suatu batuan erat
hubungannya dengan lamanya proses pemanasan berlangsung serta jumlah
panas yang diterima batuan induk, sehingga suatu batuan induk yang
terletak pada kedalaman yang dangkal, pada kondisi temperatur yang
rendah dapat mencapai suhu pembentukan minyak bumi dalam suatu skala
waktu tertentu.
Dari hasil suatu riset, Bissada (1986) menyatakan bahwa
temperatur pembentukan minyak bumi sangat bervariasi. Dijelaskan
bahwa batuan yang berusia lebih muda relatif memerlukan temperatur
yang lebih tinggi dalam pembentukan minyak bumi.
Ada 5 tahapan zonasi pematangan minyak bumi menurut Bissada (1986)
adalah :

1. Zona I

: dimana gas dapat terbentuk sebagai akibat bakteri tidak ada


minyak yang dapat dideteksi kecuali minyak bumi tersebut
merupakan zat pengotor atau hasil suatu migrasi.

2. Zona II : merupakan awal pembentukan minyak bumi. Hasil utama


yang terbentuk pada zona ini adalah gas kering basah dan
sedikit kondesat. Adanya pertambahan konsentrasi minyak
akan menyebabkan minyak

bumi terus mangalami

pengenceran, tetapi belum dapat terbebaskan dari batuan


induknya. Begitu titik kritis kemampuan menyimpan
terlampaui, proses perlepasan minyak bumi sebagai
senyawa yang telah matang dimulai.
3. Zona III : merupakan zona puncak pembentukan dan pelepasan
minyak bumi dari batuan induk. Bentuk utama yang
dihasilkan

berupa

gas

dan

minyak

bumi.

Dengan

bertambahnya tingkat pematangan maka minyak yang


berjenis ringan akan terbentuk.
4. Zona IV : merupakan zona peningkatan pembentukan kondesat gas
basah.
5. Zona V :

merupakan zona teraksir, dicirikan dengan suhu yang tinggi


sehingga zat organik akan terurai menjadi gas kering
(metana) sebagai akibat karbonisasi. Perubahan yang terjadi
sebagai akibat penambahan panas dan lamanya pemanasan
pada kerogen atau batu bara dapat bersifat kimia dan fisika,
seperti yang diuraikan oleh Bissada (1980) sebagai ber ikut :

a. Daya pantul cahaya daari partikel vitrinit akan meningkat


secara eksponensial.
b. Warna kerogen akan berubah menjadi lebih gelap.
c. Adanya peningkatan mutu batu bara, dengan kandungan
volatile akan berkurang.

d. Sifat kimia dari kerogen akan berubah, kandungan oksigen dan


hidrokarbon akan berkurang sehingga perbandingan dari atom
oksigen / karbon dan hydrogen / karbon akan menurun dan
akhirnya hanya akan membentuk karbon murni (grafit).
3) Migrasi
Minyak bumi yang terbentuk sebagai tetes-tetes kecil atau mungkin
sebagai koloid didalam batuan induk karena pengaruh tekanan atau buoyancy
(pelampung) akan bergerak mengalir ke dalam batuan reservoir inilah yang
disebut migrasi. Migrasi dibedakan menjadi 3 cara yaitu :
- Migrasi primer keluarnya minyak bumi/petrolium dari batuan induk
dan masuk ke batuan reservoir lapisan penyalur
- Migrasi sekunder pergerakan minyak bumi dalam lapisan penyalur
masuk ke tempat akumulasi
- Migrasi tertier

pergerakan hidrokarbon/minyak bumi dari suatu

reservoir ke reservoir lainnya


Syarat fisika untuk migrasi
Perbedaan tetes dengan fasa continue :

Kapilaritas / tegangan permukaan menghalangi bergeraknya tetes.


Kapilaritas tetes dalam pori / kontriksi ;
Dalam keadaan statis pada tiap tonjolan terdapat keseimbangan tekanan
sebelah menyebelah selaput pemisah .
Jarak migrasi
Migrasi jarak pendek

Terjadi dalam lensa-lensa reservoar, sehingga sukar di bayang terjadi


migrasi jarak jauh

Tetes minyak sukar dibayangkan bergerak dalam kemiri rendah

Migrasi jarak jauh

Batuan reservoar umumnya menerus, sehingga minyak bumi


bermigrasi jauh

Perangkap kondisinya tidak tetap

Penyelidikan geokimia batuan induk jauh dari arus

Sumber tenaga migrasi


1. Kompaksi
2. Tegangan permukaan
3. Gravitasi pelampungan
4. Tekanan Hidrostatik
5. Tekanan Gas
6. Sedimentasi
7. Gradien Hidrodinamik
Mekanisme migrasi
Dengan pertolongan air

Sebagai droplet yaitu tetes-tetes kecil minyak yang dibawa arus


air

Sebagai micelle adanya gugusan hidroxil/karboxil pada ujung.


Suatu molekul yang bertindak hidrofil sedangkan ujung lainya
hidrofob dapat melarutkan HC.
Tanpa pertolongan air

Gerakan kapilaritas

Expansi gas

Pelampungan

Gerakan hidrolik

4) Perangkap Reservoir
Perangkap reservoir merupakan unsure penting dalam cara terdapatnya
minyak dan gas bumi. Usaha eksplorasi terutama ditunjukan umtuk mencari
perangkap-perangkap reservoir ini. Istilah perangkap atau trap, ialah berbentuk

geometri struktur atau lapisan sedemikian rupa sehingga tubuh reservoir


terkurung atau tersekat oleh batuan yang impermeable (batuan penyekat). Jadi
seolah-olah minyak terjebak atau tersangkut pada batuan reservoir, tidak bias
bermigrasi atau lepas lebih lanjut.
Pada dasarnya terdapat banyak jenis perangkap minyak dan gas bumi,
tetapi pada umumnya dikatagorikan menjai 3 jenis yaitu:
1. perangkap struktur
perangkap struktur merupakan perangkap yang paling orisinil dan sampai
sekarang merupakan perangkap yang paling penting
a. Perangkap lipatan
1.

perangkap ini di sebabkan oleh perlipatan dan perangkap inipula


yang disebut perangkap utama

2.

unsure unsure yang mempengaruhi pembentukan perangkap ini


adalah adanya lapisan penyakat dan lapirasan penutup yang berada di
atasnya dan di bentuk sedemukian rupa sehingga minyak tidak dapat
bermigrasi kemana mana

b. Perangkap patahan
patahan yang berdiri sendiri tidak dapat membentuk suatu perangkap, ada
beberapa unsure lain yang harus di penuhi untuk membentuk suatu
perangakap.
1.

Adanya kemiringan wilayah.

2.

Harus ada patahan yang saling berpotongan.

3. Adanya suatu pelengkungan lapisan atau suatui pelipatan


4.

pelengkungan
kemiringan wilayah

dari

suatu

patahannya

sendiri

dan

2.

perangkap stratigrafi

Prinsip perangkap stratigrafi adalah minyak dan gas terjebak dalam


perjalanannya ke atas, terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas
pinggir, karena batuan reservoar menghilangdan berubah facies menjadi
batuan lain atau batuan yang berkareakteristik sebagai penghalang
permeabilitas.
Beberapa unsure utama perangkap stratigrafi:
1. adanya perubahan sifat litologi dengan beberapa sifat reservoar ke satu
atau beberapa arah sehingga merupakan penghalang.
2. adanya lapisan penutup / penyekat yang berhimpit lapisan reservoar
tersebut ke arah atas atau pinggir
3. kedudukan struktur lapisan reservoar yang sedemikian rupa sehingga dapat
menjebak minyak yang naik
Perubahan sifat litologi reservoar ke suatu arah dari pada lapisan reservoar
dapat disebabkan :
a. Pembajian, dimana lapisan reservoar yang terhimpit antara lapisan
penyekat menipis dan menghilang
b. Penyerpihan ( shale out )

3.

Perangkap Kombinasi
Gabungan perangkap antara perangkap struktr dan perangkap stratigrafi

5) Akumulasi Minyak Bumi


Akumulasi adalah waktu yang diperlukan minyak bumi untuk diperangkap
didalam suatu reservoar pada bagian yang tertinggi.
Ada dua teori akumulasi yaitu
1. Teori Gussow (1951)
Teori ini menggambarkan akumulasi dalam keadaan hidrostatik.
Stage 1

Gas,minyak dan air di atas Spill point, gas dan minyak terus
terperangkap, di mana air berubah. Tahap ini berakhir bila interface
minyak dan air mencapai spill point atau titik limpah.
WOC : spil point stage 1 berakhir

Stage 2
Tahap selesai perangkap dan Gas Flushing. Gas terus terperangkap,
tetapi minyak bergerak naik. Tahap ini berakhir bila Interface oil dan
gas mencapai Spill point.
GOC : spill point stage 2 berakhir

Stage 3
Tahap akhir, perangkap terisi oleh gas, pengaruh dari gas yang menekan
naik banyak gas masuk perangkap. Minyak melewati Trap dan berlanjut
migrasi naik.
(Seluruh minyak sudah bermigrasi ke lain trap)

2. Teori akumulasi King Hubert (1953)

Teori ini meninjau prinsio akumulasi minyak bumi berdasarkan


kedudukan energi potensial yang berhubungan erat dengan perangkap
hidrodinamika

Medan potensial suatu reservoir yang terisi air merupakan


resultante dari dua gaya ;
1. Gaya Pelampungan (Gaya Bouyancy)
2. Gaya akibat gradient hidrodinamik

6) Lingkungan Pengendapan
Lingkungan darat
Endapan Fluvial :
o Facies Braided Fluvial
o Facies Meandering Fluvial
o Facies Eolian
Lingkungan transisi
Endapan Delta ;
o River Dominated Deltaic Facies
o Tide dominated deltaic Facies
o Wave Dominated Facies
Lingkungan laut
Endapan Klastik Laut Dangkal
o Facies Pantai
o Facies Tidal
o Facies Shelf
Endapan Klastik Laut Dalam

o Sub Marine Fan Facies


7) Batuan Reservoir
Batuan reservoir adalah wadah permukaan yang diisi dan dijenuhi oleh
minyak dan gas bumi. Ruangan penyimpanan minyak dalam reservoir berupa
rongga-rongga atau pori-pori yang rendah. Pada hakekatnya setiap batuan dapat
bertindak sebagai batuan reservoir asal mempunyai kemampuan untuk
menyimpan dan melepaskan minyak bumi. Dalam hal ini batuan reservoir harus
menyandang dua fisik penting , yaitu harus mempunyai porositas yang
memberikan

kemampuan

untuk

menyimpan,

dan

juga

kelulusan

atau

permeabilitas. Jadi secara singkat dapat disebut bahwa batuan reservoir harus
berongga atau berpori yang berhubungan.porositas dan permeabilitas sangat erat
hubungannya, sehingga dapat dikatakan permeabilitas tidak mungkin tanpa
adanya porositas, walaupun sebaliknya belum tentu demikian.
Menurut peyne (1942), perbedaaan antara porositas dan permeabilitas
adalah bahwa porositas menentukan jumlah cairan yang terdapat, sedangkan
permeabilitas menentukan jumlahnya yang dapat diproduksikan. Dilain pihak,
suatu batuan reservoir juga dapat bertindak sebagai lapisan penyalur aliran
minyak dan gas bumi dari tempat minyak bumi tersebut keluar dari batuan induk
(migrasi primer) ke tempat berakumulasinya dalam suatu perangkap. Bagian suatu
perangkap yang mengandung minyak dan gas bumi disebut reservoir. Jadi
reservoir merupakan bagian kecil daripada batuan reservoir yang berada dalam
keadaan demikian sehingga membentuk suatu perangkap.
Syarat-syarat untuk disebut reservoir minyak bumi adalah :
Batuan reservoir diisi dan dijenuhi oleh minyak dan gas
bumi, biasanya merupakan batuan yang berpori.
Lapisan penutup (cap rock), batuan yang tidak tembus
minyak, terdapat diatas reservoir.
Perangkap reservoir, bentuk reservoir seemikian rupa
sehingga minyak bumi dapat tetampung.
Batuan yang menyandang sifat porositas dan permeabilitas yang baik
adalah batu pasir dan batu karbonat (gamping dan dolomite). Karena itu minyak

dan gas bumi 60 % didapat dari batuan pasir, 39 % dari batuan karbonat dan
sisanya 1 % dari reservoir lain, misalnya rekahan-rekahan pada batuan beku.
8) MekanisePendorong
1. Water Drive Reservoir
Terjadinya aliran fluida dari reservoir ke permukaan disebabkan tenaga
dorong air yang mengisi pori-pori yang ditinggalkan minyak, baik dari
bawah, samping atau kedua-duanya.
Ciri-ciri :
a. tekanan relative stabil
b GOR rendah dan konstan
c WOR meningkat continue
d. perilaku sumur sembur alam sampai berlebihan
2. Solution Gas Expansion Drive Reservoir
Tenaga pendorong dari gas yang terlarut dari minyak kemudian terbebaskan
dan mengembang akhirnya mendesak minyak.
Ciri-ciri :
a. tekanan turun cepat dan menerus
b. GOR mula-mula rendah kemusian naikcepat kemudian turun
c. Qw kecil atau diabaikan
d. perilaku sumur memerlukan pumping pada tahap awal
3. Gas Cap Expantion Drive Reservoir
Tenaga dorong dari tudung gas yang ada di atas minyak.
Ciri-ciri :
a. tekanan turun lambat tapi terus
b. GOR meningkat terus
c. Qw hampir tak ada
d. perilaku sumur, umur sembur alam tergantung ukuran gas capnya
4. Combination Drive Reservoir
Tenaga dorong merupakan kombinasi dari dua atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai