Anda di halaman 1dari 16

PIPESIM

Makalah ujian tengah semester laboratorium software

Disusun oleh :
Nama : Melta Aditya Nugraha
Nim : 071001700

LABORATORIUM PEMROGRAMAN DAN APLIKASI


KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul " Pipesim". Atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :

1. Micheal khow, selaku asisten laoratorium pada Praktikum Pemrograman Dan


Aplikasi Komputer, yang telah memberikan masukan dan bimbingan
menyelesaikan makalah ini

2. Temen-teman yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis

Penulis menyadari bahwa makalah ini b elumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Jakarta, 21 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
ABSTRAK............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
I.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
I.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
BAB III KESIMPULAN.......................................................................................................... 10

ii
ABSTRAK

Teknik produksi adalah cara-cara mengangkat fluida dari dalam reservoir


ke permukaan. Hal utama yang harus diperlihatkan didalam memproduksi suatu
sumur adalah “laju produksi”, dimana besarnya harga laju produksi yang diperoleh
dengan metode produksi tertentu harus merupakan laju produksi optimum, baik
ditinjau dari sumur itu sendiri maupun dari lapangan secara keseluruhan. Pada
sumur “sembur alam” yang diproduksikan, terdapat dua kondisi permukaan yang
umum ditemui, yaitu sumur diproduksikan dengan menggunakan “jepitan”
(Choke/Bean Performance) atau sumur diproduksi tanpa choke di permukaan.
“Sembur buatan” (artificial lift) dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan
tingkat produksi agar tetap tinggi, karena kemampuan produksi suatu sumur akan
terus berkurang dengan bertambahnya waktu. Atau kemampuan sumur yang
bersangkutan untuk berproduksi sejak awal ditemukan sangat kecil, sehingga perlu
dilakukan sembur buatan.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam bidang perminyakan, mengenal tentang Teknik Produksi.


Sebenarnya apa yang dimaksud dengan Teknik Produksi tersebut? Fokus dalam
Ilmu Perminyakan dapat dibagi menjadi tiga keahlian, diantaranya adalah Teknik
Reservoir, Teknik Pemboran, dan Teknik Produksi. Pada prinsipnya, yang
dipelajari dalam teknik produksi adalah cara-cara mengangkat fluida dari dalam
reservoir ke permukaan. Hal utama yang harus diperlihatkan didalam memproduksi
suatu sumur adalah “laju produksi”, dimana besarnya harga laju produksi yang
diperoleh dengan metode produksi tertentu harus merupakan laju produksi
optimum, baik ditinjau dari sumur itu sendiri maupun dari lapangan secara
keseluruhan.

Dua hal pokok yang mendasari teknik produksi adalah:

1. Gerakan fluida dari formasi ke dasar sumur, melalui media berpori


2. Gerakan fluida dari dasar sumur ke permukaan, melalui media pipa

Gerakan fluida dari formasi ke dasar sumur akan dipengaruhi:

1. Sifat-sifat fisik batuan dan fluida reservoir di sekitar lubang bor


2. Gradien tekanan antara reservoir dan lubang bor

Kedua faktor di atas akan menentukan besarnya kemampuan reservoir untuk


mengalirkan fluida ke dasar sumur yang disebut Inflow Performance Relationship
(IPR). Hal yang perlu diketahui untuk aliran fluida dari dasar sumur sampai ke
permukaan melalui media berpori adalah, besarnya tekanan yang terjadi selama
aliran tersebut. Besarnya tekanan tersebut harus dihitung dengan metode yang
sudah dikembangkan. Secara umum metode produksi dapat dibagi menjadi dua
yaitu sembur alam (natural flow) dan pengangkatan buatan (artificial lift).

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari paper yang memiliki judul adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tahapan-tahapan dalam produksi migas?


2. Bagaimana cara mengatasi aliran fluida yang mengalami backflow?
3. Bagaimana cara mengatasi sumur yang memiliki tekanan rendah sehingga
susah untuk berproduksi?
4. Bagaimana kinerja sumur saat sebelum dan sesudah didipasang artificial lift

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari paper berjudul ialah sebagai berikut:

1. Mengetahui tahapan-tahapan produksi yang terjadi


2. Untuk mengetahui cara mengatasi aliran fluida apabila terjadi backflow
3. Mengetahui cara untuk melakukan produksi terhadap sumur yang memiliki
tekanan rendah sehingga sulit untuk dilakukan produksi
4. Mengetahui kinerja sumur horizontal
5. Mengetahui kinerja sumur saat sebelum dan sesudah didipasang artificial
lift

2
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti di dalam Laboratorium


Komputer dan Simulasi Reservoir yang berada di dalam Universitas Trisakti,
peneliti melakukan sebuah penelitian dengan judul Simulasi Reservoir dengan
Program Pipesim. Dalam penelitian ini, peneliti membuat 3 buah sumur dalam
software pipesim dan jenis sumur yang berbeda yaitu ada sumur semburan alami,
sumur dengan artificial lift dan sumur horizontal dengan artificial lift. Data yang
digunakan adalah data masing masing sehinggga perhitungan lebih akurat. Pada
data yang sudah disediakan, dapat dilihat bahwa ketiga sumur tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda-beda sehingga penanganannya berbeda pula. Ketiga
sumur tersebut menggunakan 4 buah casing yang berbeda jenisnya serta
menggunakan tubing dengan diameter luar 6.265”. Kemudian dalam program
pipesim, peneliti memasang packer dan komplesi pada kedalaman yang telah
ditentukan. Dalam bagian komplesi ini peneliti dapat memasukkan data reservoir
yaitu berupa reservoir pressure, temperature, dan juga productivity index. Selain itu
pada fluid model, dapat dimasukkan data stock tank properties yang telah
disediakan yaitu berupa data water cut, GOR, gas specific gravity, water specific
gravity, dan nilai API. Lalu dengan begitu peneliti dapat melakukan nodal analysis
pada bottomhole dengan outlet pressure dengan ditentukan. Apabila pada grafik
hasil analisis berpotongan, itu menandakan bahwa sumur dapat berproduksi.

Pada sumur “sembur alam” yang diproduksikan, terdapat dua kondisi


permukaan yang umum ditemui, yaitu sumur diproduksikan dengan menggunakan
“jepitan” (Choke/Bean Performance) atau sumur diproduksi tanpa choke di
permukaan. Dimana pada penelitian ini digunakan choke pada ketiga sumur yang
di teliti. Dalam penelitian ini, terdapat 2 sumur yang dimana dibutuhkannya
penggunaan artificial lift. Artificial lift yang digunakan dalam penelitian yang
dilakukan oleh peniliti ini ialah berupa ESP (Electric Submergible Pump) pada
sumur ke dua dan ketiga. Dalam pemilihan ESP ini perlu diperhatikan besar

3
diameternya agar dapat sesuai dengan sumur yang ditangani, sehingga sumur
tersebut dapat melakukan produksi. “Sembur buatan” (artificial lift) dilakukan
dengan maksud untuk mempertahankan tingkat produksi agar tetap tinggi, karena
kemampuan produksi suatu sumur akan terus berkurang dengan bertambahnya
waktu. Atau kemampuan sumur yang bersangkutan untuk berproduksi sejak awal
ditemukan sangat kecil, sehingga perlu dilakukan sembur buatan.

Kemudian setelah fluida sampai ke permukaan dan melewati choke, fluida


akan melalui pipa-pipa (sistem) di permukaan untuk dialirkan ke fasilitas
permukaan. Hal utama yang harus diperhatikan dalam aliran pipa horizontal adalah
penentuan penurunan tekanan sepanjang aliran pipa penentuan diameter pipa yang
diperlukan. Apabila kurang diperhatikannya tekanan sepanjang aliran ini maka ada
kemungkinan untuk terjadinya back pressure bahkan sampai back flow. Untuk
mengatasi back flow ini dapat dilakukan dengan cara mengatur tekanan yang
terjadi sepanjang fluida mengalir. Fluida produksi dari kepala sumur dialirkan
dengan pipa alir (flow line) dihubungkan ke junction dan fluida tersebut dapat
terdiri dari minyak, air dan gas.

Proses pemisahaan fluida produksi meliputi berbagai cara pemisahaan


padatan-padatan dari minyak, pemisahan air dan gas dari minyak serta pemecahan
emulsi. Bebagai peralatan digunakan untuk proses pemisahan yang terdiri dari
masing-masing komponen, maupun merupakan gabungan-gabungan dari pada
komponen yang membentuk satu sistim pemisahan. Dimana dalam penelitian ini
dipergunakan separator tiga fasa untuk memisahkan fluida yang di produksikan.
Minyak yang telah dipisahkan dialirkan dan ditampung pada tangki penimbunan
(storage tank), kemudian akan dikirim ke refinery atau ke terminal pengapalan
dengan jalan mengalirkan melalui pipa salur (pipe line).

Kemudian peneliti dapat melakukan network simulation untuk mengetahui


hasil dari simulasi yang telah dikerjakan. Dimana hasil yang didapat yaitu pressure
out yang terjadi pada sumur ke 1 sampai sumur ke 3 secara berturut-turut yaitu
1202,421 psia, 1015,769 psia, dan 544,9055 psia. Lalu dengan flowrate oil secara

4
berturut-turut yaitu 1541,605 STB/d, 1697,661 STB/d, dan 2910,189 STB/d. Dapat
dilihat juga bahwa adanya nilai flowrate water pada sumur ke 1 sampai ke 3, dengan
nilai yaitu 1541 STB/d, 1697 STB/d, dan 1910 STB/day. Untuk lebih lanjutnya
dapat dilihat hasil serta network dari simulasi tersebut pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1
Network Schematic

Gambar 2.2
Network Simulation (Node/Branch Results)

5
Gambar 2.3
Natural flow well

Gambar 2.4
Nodal analysis Natural flow well

6
Gambar 2.5
Sumur Dengan ESP

Gambar 2.6
Nodal analysis sumur sebelum diberi ESP

7
Gambar 2.7
Nodal analysis sumur setelah diberi ESP

Gambar 2.8
Sumur Horizontal dengan Esp

8
Gambar 2.9
Nodal analysis Sumur Horizontal dengan Esp

9
BAB III

KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa masing-masing sumur


yang dilakukan penelitian menggunkan choke. Lalu dari choke tersebut fluida
mengalir dalam flowline ke junction, lalu dari juntion ke separator tiga fasa, dari
separator tiga fasa ke tiga sink yang berbeda. Untuk mengatasi back flow yang
terjadi dalam kegiatan produksi, dapat dilakukan dengan cara mengatur tekanan
yang terjadi sepanjang fluida mengalir. Dalam mengatasi sumur yang memiliki
tekanan rendah sehingga susah untuk berproduksi, dapat menggunakan artificial lift
yang dimana dalam penelitian ini, peneliti menggunakan artificial lift berupa ESP
untuk sumur ketiga.

Untuk mendapatkan nilai produktivitas yang maksimal diharaplan agar


dilakukan treatment yang sesuai, terutama terhadap sumur ketiga diakarenakan
memiliki tekanan yang rendah. Walaupun memiliki tekanan yang rendah, dapat
dilihat bahwa reservoir tersebut memiliki minyak yang cukup banyak sehingga
masih menguntungkan untuk diproduksikan. Hal ini dapat dilakukan dengan
memerhatikan artificial lift yang digunakan. Sebagai contohnya menggunakan ESP
yang memiliki diameter yang kurang dari diamater tubing serta dapat diatur juga
jumlah impellernya agar mendukung laju produksi.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.prosesindustri.com/2015/04/metode-sembur-buatan-
menggunakan-gas.html (19 Oktober 2019)
2. http://bellampuspita.blogspot.com/2012/03/tahapan-produksi-metode-
produksi.html (19 Oktober 2019)
3. http://kornelisekopatty.blogspot.com/2012/06/teknik-produksi-migas.html
(19 Oktober 2019)

11

Anda mungkin juga menyukai