TEORI DASAR
pengukuran pada parameter lubang sumur atau logging. Analisis log meliputi
Dalam proses analisis log terdiri dari dua tahapan, yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Dalam analisa kualitatif dapat diketahui litologi, fluid content,
porositas, saturasi air, dan ketebalan produkti formasi (net pay). Parameter utama
yang ditentukan dari perhitungan dari data log sumur adalah porositas dan saturasi
air. Selain porositas dan saturasi air, ketebalan formasi yang mengandung
mengevaluasi suatu reservoir, perlu diketahui sifat fisik atau karakteristik batuan
yang mempengaruhi pengukuran log seperti volume shale, resistivitas air formasi,
porositas, dan saturasi air. Pemahaman terhadap sifat-sifat serta konsep yang
mewakili batuan reservoir penting untuk melakukan analisis log. Analisis log
12
akan memberikan hasil sifat-sifat fisik batuan yang diperlukan untuk menganalisis
batuan reservoir.
porositas, saturasi hidrokarbon, ketebalan lapisan produktif dan luas area. Selain
itu litologi, suhu dan tekanan formasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan
analisis log.
3.1.1. Porositas
Porositas adalah volume ruang yang terdapat di dalam batuan atau dapat
diartikan sebagai perbandingan antara volume pori dalam batuan dengan volume
sebagai berikut :
Dimana :
∅ = porositas ,%
Gambar 3.1
antar porinya, porositas dibagi menjadi dua yaitu porositas absolute dan porositas
efektif. Porositas absolute adalah perbandingan volume pori total dengan volume
total batuan (fluida tidak dapat mengalir). Sedangkan porositas efektif adalah
perbandingan antara volume pori yang saling berhubungan dengan volume total
efektif, karena diharapkan fluida hidrokarbon yang terdapat di dalam pori yang
maksimal.
porositas primer dan porositas sekunder. Porositas primer adalah porositas yang
terbentuk pada awal proses pengendapan batuan terjadi, tanpa mengalami proses
geologi yang dapat mengubah struktur batuan. Besar atau kecilnya porositas
Susunan butir
Pelarutan
Rekristalisasi
atau dengan cara analisis data log. Ada beberapa peralatan logging yang dapat
digunakan untuk mengukur porositas, diantaranya adalah sonic log, density log,
dan neutron log. Dalam penggunaan peralatan log tersebut tergantung pada
kondisi lubang pemboran (borehole environment) yang diteliti, selain itu fluida
dari peralatan logging yang digunakan. Peralatan ini dapat digunakan sendiri
lebih akurat.
Di dalam formasi terdapat fluida yang antara lain adalah air, minyak, dan
gas. Minyak dan air temasuk liquid, sedangkan gas termasuk fluida namun bukan
liquid. Saturasi fluida adalah perbandingan antara volume fluida yang mengisi
pori batuan dengan volume total pori batuan. Pada awal pembentukan reservoir
pori-pori batuan sudah terisi oleh air, kemudian dengan adanya proses migrasi
sebagian air didesak oleh fluida hidrokarbon yang mengisi pori tersebut. Namun
tidak seluruh pori akan terisi oleh fluida hidrokarbon, masih ada tersisa air yang
ada di dalam pori batuan. Air yang berada di dalam pori batuan ini dinamakan
connate water.
hidrokarbon oleh tenaga dorong fluida saja atau teknik perolehan cadangan
lainnya. Sebagian kecil hidrokarbon akan tetap terperangkap dalam volume pori.
Saturasi hidrokarbon ini disebut dengan saturasi hidrokarbon residual (Shr). Jika
lapisan hidrokarbon memiliki interval yang cukup tebal, saturasi air dalam batuan
tersebut akan mendekati nilai minimum yang disebut dengan saturasi air
minimum atau irreducible water saturation (Swi). Saturasi air minimum yang
tidak dapat diperkecil lagi ini terjadi karena adanya gaya kapiler, sehingga air
Dalam analisis log saturasi air (Sw) perlu diketahui untuk dapat
3.1.3. Permeabilitas
reservoir.
mengalir di dalam batuan tersebut hanya terdiri dari satu jenis fluida.
mengalir di dalam batuan tersebut terdiri lebih dari satu jenis fluida.
pengeboran dialirkan fluida pengeboran yang salah satu fungsinya adalah untuk
mengontrol tekanan formasi agar tidak terjadi blow out. Tekanan hidrostatik fluida
Hal ini menyebabkan adanya filtrat dari fluida pengeboran yang masuk ke dalam
formasi akibat dari perbedaan tekanan yang ada. Masuknya filtrat fluida
Gambar 3.2
Flushed Zone, yaitu zona yang terdekat dengan lubang bor. Zona ini
Transition Zone, yaitu zona yang terletak lebih dalam sehingga di dalam
zona ini terisi sebagian oleh filtrat fluida pengeboran dan fluida formasi .
Uninvaded zone, yaitu zona yang terletak paling jauh dari lubang bor.
Zona ini tidak terpengaruhi oleh filtrat fluida pengeboran dan hanya terisi
ada di lapangan. Secara umum alat logging dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
log permeabel, log resistivitas dan log porositas. Gambar 3.3 merupakan
Gambar 3.3
antara lapisan yang permeabel dan impermeabel. Alat yang termasuk log
permeabel adalah Gamma Ray log (GR) dan Spontaneous Potential log (SP).
Gamma ray log (GR) adalah alat yang mengukur tingkat radioaktif alami
yang terdapat pada batuan formasi. Unsur-unsur radioaktif yang diukur antara lain
sinar gamma tersebut akan menembus batuan formasi dan akan direkam oleh
Defleksi gamma ray diukur dalam satuan API. Defleksi akan membesar
jika melewati lapisan shale. Hal ini dikarenakan unsur radioaktif yang terdapat di
dalam lapisan shale sangat tinggi, sehingga defleksi kurva GR akan mempunyai
nilai yang tinggi. Sebaliknya pada lapisan yang bersih (clean sand) unsur
yang rendah. GR log sangat baik digunakan untuk mencari lapisan yang
permeabel. Hal ini dikarenakan GR log dapat memisahkan dengan baik antara
lapisan yang permeabel (clean sand) dengan lapisan yang impermeabel (shale).
Hal ini dapat sangat berguna apabila SP tidak berfungsi karena formasi yang
sangat resistif atau ketika SP digunakan pada lumpur yang tidak konduktif.
Selain itu GR log dapat direkam pada sumur yang telah dipasang
selubung (cased hole logging), yang berguna untuk kurva korelasi dalam operasi
well completion dan work over. Hal ini digunakan untuk mengganti kurva SP di
sumur yang berisi lumpur ait asin, udara, atau lumpur berbahan dasar minyak atau
Gambar 3.4
Natural Gamma ray Tool (NGT). Salah satu kelebihan NGT dibandingkan dengan
GR log lainnya adalah selain dapat mengukur tingkat radioaktif batuan, NGR juga
dapat mengukur kuantitas dari zat radioaktif dan tingkat energy dari zat radioaktif
tersebut. Sehingga NGR dapat mengukur konsentrasi dari thorium, uranium, dan
Spontaneous Potential log (SP log) adalah alat yang merekam perbedaan
potensial listrik yang terdapat di dalam lubang bor. SP log terdiri dari dua buah
elektroda. Satu buah elektroda yang bergerak bebas berada di dalam lubang bor
sedangkan satu elektroda lagi berada dalam posisi diam di permukaan. Kurva
pada log SP menampilkan potensial listrik yang dihasilkan oleh interaksi air
formasi yang muncul bersamaan dengan fluida pengeboran yang konduktif dan
lumpur di dalam lubang bor. Arus ini disebabkan oleh adanya gaya listrik di
dalam formasi yang berasal dari energi elektrokinetik dan elektrokimia. Log SP
tidak dapat direkam dalam lubang yang berisi lumpur non-konduktif karena
lumpur tersebut tidak dapat memberikan kontinuitas arus listrik antara elektroda
SP dan batuan formasi. Selain itu apabila resistivitas filtrat lumpur dan resistivitas
air formasi hampir sama, defleksi yang dihasilkan akan menjadi kecil dan kurva
Log SP sensitif terhadap salinitas air dan filtrat lumpur. Jika salinitas air
formasi lebih besar dari salinitas filtrat lumpur, maka kurva SP akan berdefleksi
ke arah kiri (defleksi negatif). Sedangkan apabila salinitas filtrat lumpur lebih
besar dibandingkan salinitas air formasi maka kurva SP akan berdefleksi ke arah
kanan (defleksi positif). Pada lapisan formasi yang permeabel kurva akan
menunjukan penyimpangan ke kiri dari shale baseline. Pada lapisan yang cukup
tebal defleksi ini akan cenderung konstan yang dapat didefinisikan sebagai sand
baseline. Pada lapisan shale, defleksi kurva biasanya didefleksikan sebagai garis
Defleksi pada kurva SP tidak pernah tajam saat melewati dua lapisan
yang berbeda, tapi selalu memiliki sudut kemiringan. Jika pada lapisan permeabel
yang cukup tebal, kurva log SP akan mendekati konstanta nilai maksimum (SSP).
lubang bor karena arus SP. Total potensi listrik filtrat lumpur terhadap semua
perbedaan potensi listrik dalam batuan formasi disebut Statis SP atau SSP.
yaitu :
dengan kurva GR. Dan pada kondisi di lapangan GR dan SP log sering digunakan
bersamaan dengan log resistivitas dan log porositas. Gambar 3.5 menunjukkan
Gambar 3.5
pori batuan untuk dilewati arus listrik. Resistivitas dari suatu zat adalah
kemudahan aliran listrik melalui batuan formasi tersebut atau mengukur seberapa
besar arus listrik menginduksi ke dalam formasi. Satuan ketahanan listrik adalah
zone (Rxo).
transition zone.
Gambar 3.6
semua daerah jangkauan. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui resistivitas
formasi (Rt) yang sebenarnya. Beberapa log resistivitas yang sering digunakan
antara lain induction log, laterolog, dan micro spherically focused log (MSFL).
formasi pada kondisi lubang bor yang tidak konduktif. Hal ini dikarenakan
pemancar. Arus yang dikirim tersebut akan menciptakan medan magnet yang
menginduksi arus listrik yang ada di formasi. Alat induksi akan mengubah sinyal
konvensional electric log. Hal ini dikarenakan induction log dapat digunakan pada
sumur yang konduktif maupun yang tidak konduktif. Selain itu alat ini dapat
digunakan untuk pengukuran dengan radius yang dalam dan dapat meminimalisir
pengaruh sumur dan daerah invaded zone, sehingga harga dari resistivitas formasi
3.3.2.2. Laterolog
digunakan bersamaan antara laterolog deep (LLD) dan laterolog shallow (LLS)
atau sering disebut dual laterolog. Gambar 3.7 merupakan prinsip kerja alat dual
lateralog.
Dual laterolog dapat mengukur nilai resistivitas dari dua daerah yang
berada di dalam formasi. LLD mengukur harga resistivitas yang berada di daerah
invaded zone. Sebagai asumsi awal harga resistivitas yang direkam dari LLD
dapat dianggap sebagai nilai resistivitas formas (Rt), namun untuk lebih
mendapatkan hasil yang lebih akurat, LLD perlu dikoreksi terhadap beberapa
faktor. Faktor yang paling mempengaruhi terhadap nilai LLD adalah kondisi
Gambar 3.7
menggunakan lumpur air tawar atau air asin (water base mud). Dual laterolog
lainnya, yaitu:
MSFL.
3.3.2.3. Microlog
harga resistivitas yang berada di daerah flushed zone. Alat ini juga sering disebut
sebagai Rxo log karena parameter yang diukur adalah Rxo (resistivitas pada
flushed zone). Penting untuk mengetahui Rxo. Hal ini dikarenakan Rxo dapat
resistivitas lumpur dan ketebalan kerak lumpur (mud cake). Peralatan yang
Microlaterolog (MLL) adalah alat yang sudah sangat lama. Alat ini
menggunakan bantalan karet (rubber pad) yang ditempelkan pada dinding lubang
bor yang bertujuan untuk memancarkan arus listrik ke dalam lapisan formasi.
Jarak jangkauan pengamatan dari alat ini kurang dari 15 inch dengan ketebalan
lapisan yang lebih dalam. Jarak pengamatan alat ini dapat mencapai 40 inch
dengan ketebalan mud cake kurang dari 1 inch. Namun dalam penggunannya baik
flushed zone yang sering digunakan. Hal ini dikarenakan alat ini dapat digunakan
pada kondisi lubang bor yang berisikan lumpur berbahan dasar air asin maupun
air tawar. Selain itu radius pengamatan dari MSFL dapat mencapai jarak 15 inch
dengan ketebalan mud cake kurang dari ¾ inch. MSFL serupa dengan alat MLL
yaitu menggunakan banalan karet yang ditempelkan di dinding lubang bor untuk
Gambar 3.8
Penampang MSFL4
porositas total dari formasi. Yang termasuk dalam log porositas adalah neutron
log, density log dan sonic log. Ketiga alat ini memiliki dapat digunakan sendiri
penggunannya log porositas ini dapat dikombinsaikan juga dengan peralatan log
selain itu neutron log juga bisa digunakan untuk mengukur volume shale. Neutron
log biasanya ditampilkan pada Track 3, bersamaan dengan density log. Neutron
log dapat merespon keberadaan hidrogen dalam lapisan batuan dengan baik. Di
dalam lapisan yang berisi air atau minyak, neutron log akan dapat merefleksikan
partikel neutron dengan kecepatan tinggi yang kemudian akan bertubrukan dengan
atom hidrogen yang berada di dalam batuan. Ketika bertumbukan dengan atom
terdapat pada lapisan tesebut. Dengan kata lain porositas batuan dapat ditentukan
batuan, sehingga di dalam lapisan yang mengandung air ataupun minyak alat ini
akan merefleksikan adanya cairan yang mengisi pori batuan.. Rekaman neutron
pada formasi yang bersih (clean sand) dapat dianggap sebagai nilai porositas
batuan, karena minyak dan air mempunyai jumlah hidrogen yang hampir sama.
Akan tetapi neutron log tidak dapat membedakan antara atom hidrogen bebas
dengan atom-atom hidrogen yang secara kimia melekat pada batuan, sehingga
rekaman hasil neutron pada formasi shale yang mengandung banyak atom-atom
lebih tinggi.
Beberapa jenis alat neutron antara lain sidewall neutron porosity (SNP),
dan compensated neutron log (CNL). Peralatan neutron log ini terdiri dari dua
bagian utama, yaitu neutron source dan detector (thermal dan epithermal).
open hole dengan diameter lubang minimum 5 inch. Salah satu keunggulan SNP
adalah dapat meminimalisir pengaruh lubang bor (borehole effect), karena alat ini
menempel pada dinding lubang bor. Selain itu SNP juga bisa digunakan pada
sumur yang berisi berbagai jenis lumpur. Hasil defleksi kurva neutron log dapat
Gambar 3.9
pengamatan yang lebih jauh dibandingkan dengan SNP. Selain itu CNL juga bisa
digunakan pada open hole well maupun cased hole well. CNL juga bisa
akurat. Namun kekurangan dari CNL adalah tidak dapat bekerja dengan baik jika
Density log adalah alat yang digunakan untuk mengukur porositas batuan
formasi. Selain itu density log juga dapat digunakan untuk mendeteksi lapisan
yang mengandung gas dan menentukan berat jenis hidrokarbon yang mengisi
pori-pori batuan.
dalam batuan formasi, yang kemudian sinar gamma tersebut akan bertabrakan
tersebut sinar gamma akan kehilangan energi dan arahnya akan terbaurkan. Sinar
gamma yang terbaurkan tersebut akan direkam oleh detektor. Sinar gamma yang
terekam di alat detektor tergantung pada jumlah elektron yang ditabrak di dalam
formasi. hasil rekaman pantulan sinar gamma tergantung pada jenis litologi batuan
Rekaman density log berhubungan dengan berat jenis formasi (ρ). Dalam
penentuan berat jenis formasi (bulk density) dipengaruhi oleh beberapa parameter,
diantaranya berat jenis butir batuan (ρma), porositas batuan (Ø), berat jenis fluida
formasi (ρma), ukuran lubang bor dan ketebalan kerak lumpur (mud cake). Hasil
Gambar 3.10
(FDC). FDC terdiri dari source, long space detector, short space detector. Kedua
detektor yang ada pada density log ini berfungsi sesuai dengan radius
kedalamannya. Selain FDC ada pula Litho Density Tool (LDT). LDT merupakan
salah satu peralatan density log yang banyak digunakan. Litho Density Tool
merupakan jenis alat FDC yang telah disempurnakan. Selain untuk pengukuran
berat jenis batuan, alat ini juga mengukur indeks penyerapan fotoelektrik dari
batuan formasi. Pengoperasian alat LDT ini sama halnya seperti alat FDC yaitu
alat pada dinding lubang bor. Tabel 3.1 merupakan harga densitas untuk berbagai
material.
Tabel 3.1
Sandstone 2.65
Limestone 2.71
Dolomite 2.85
Anhydrite 2.96
Gypsum 2.32
Minyak 0.85
mengukur porositas batuan. Sonic log merupakan salah satu acoustic log, karena
alat ini mengukur sifat perambatan bunyi yang ada di dalam batuan.
Selain digunakan untuk mengukur porositas batuan, sonic log juga dapat
gerohong, maka sonic log akan cenderung mengabaikan pengaruh dari rekahan
tersebut. Hal ini sering dikenal sebagai porositas sekunder, akibat dari hal
tersebut, harga porositas yang direkam dari sonic log cenderung menjadi lebih
Gambar 3.11
Prinsip kerja alat ini adalah dengan memancarkan bunyi dengan interval
yang teratur dari sebuah sumber bunyi (transmitter), sehingga bunyi tersebut akan
merambat melalui batuan dan kemudian akan diterima oleh alat penerima
perambatan bunyi (t) di dalam batuan formasi. Satuan perambatan bunyi tersebut
diukur dalam satuan microseconds. Harga Δtma dan Vma untuk beberapa material
Tabel 3.2
Δtma Vma
Material
(μsec/ft) (ft/sec)
Anhydrite 50 20000
Defleksi yang tercatat pada kurva sonic log adalah rekaman yang
dihasilkan dari waktu perambatan bunyi yang terekam pada alat penerima
beberapa hal, diantaranya adalah litologi batuan dan fluida pengisi pori batuan.
perambatan bunyi di dalam cairan (minyak dan air) lebih besar apabila
bunyi dalam batuan akan lebih kecil dari waktu rambat bunyi pada fluida.
Beberapa jenis alat sonic log yang banyak digunakan adalah conventional
sonic log, BHC (borehole compensated) sonic log, LSS (long spaced) sonic tool,
Selain itu, hasil pengukuran pada BHC juga tidak dipengaruhi oleh kedudukan
alat tersebut.
12 ft. LSS dapat mengukur interval waktu transit di dalam formasi dengan lebih
dalam dibandingkan dengan alat BHC. Array sonic tool merupakan jenis alat log
yang terbaik karena dapat mengukur Δt pada formasi dengan sangat baik serta
Hasil dari pekerjaan well logging adalah rekaman data log yang dapat
berupa chart atau tabulasi angka-angka. Data awal tersebut lah yang digunakan
tersebut.
OWC/GOC.
dilakukan dengan cara melihat (quick look) dan membaca atau menafsirkan kurva
hasil rekaman log tanpa dilajukan dengan perhitungan. Dalam analisis kualitatif
OWC/GOC.
yang ada. Kurva SP dan GR juga dapat digunaan untuk menentukan lapisan yang
kecil.
melalui resistivity log di track 2 dari rekaman composite log. Apabila pada lapisan
permeabel yang telah ditentukan memiliki harga resistivitas yang besar, maka
prospect).
Untuk mengetahi jenis fluida pengisi pori batuan dapat dilihat melalui
kombinasi alat neutron log dan density log. Apabila pada lapisan yang
mengandung hidrokarbon defleksi kurva neutron akan mengecil dan kurva density
akan mengecil juga. Hasil rekaman kedua alat ini akan menghasilkan persilangan
menimbulkan separasi besar, maka dapat diindikasikan fluida pengisi pori tersebu
adalah gas. Sedangkan minyak menghasilkan separasi yang tidak terlalu besar dan
apabila defleksi kedua alat ini berhimpitan fluida pengisinya adalah air.
rekaman ketiga alat log, yaitu log permeabel, log resistivitas dan log porositas.
Ketiga alat ini harus dikombinasikan karena mempunyai keterkaitan satu sama
lain. Apabila pada suatu lapisan mengandung hidrokarbon, maka pada rekaman
log permeabel harga GR akan mengecil dan resistivitas pada lapisan tersebut
cenderung tinggi serta pada porositas log aan menimbulkan separasi antara kurva
yang bersih (clean formation) dan lapisan yang kotor (shaly formation). Shaly
Selain itu, lumpur pemboran yang terinvasi kedalam batuan formasi juga akan
resistivity mud filtrat (Rmf), resistivity mud cake (Rmc), dan resistivity mud (Rm)
BHT−Ts
GT = ℉/ft .................................................................................................. (3.2)
TD
Keterangan:
Ts = Temperatur Permukaan, ℉
TD = Total Depth, ft
Keterangan:
TF = Temperatur Formasi, ℉
DF = Kedalaman Formasi, ft
Ts = Temperatur Permukaan, ℉
formasi. Sifat-sifat lumpur pemboran yang dihitung antara lain resistivitas kerak
lumpur (Rmc), resistivitas filtrat lumpur (Rmf) dan resistivitas lumpur pemboran
(Rm). Seluruh sifat-sifat lumpur tersebut dihitung pada kedalaman dan suhu
T +6.77
R2 = R1 (T1 +6.77) ................................................................................................... (3.4)
2
Keterangan:
kekeliruan dalam perhitungan porositas dan saturasi air. Shale tidak hanya dapat
berpengaruh dalam batuan limestone dan dolomite. Ketika shale terdapat dalam
lapisan formasi, maka peralatan log porositas seperti sonic log, density log dan
neutron log akan merekam harga porositas yang terlalu besar. Perhitungan volume
shale dibutuhkan untuk menganalisa formasi batuan shaly sand. Volume shale
(Vsh) dapat dihitung dengan menggunakan 2 (dua) rekaman log, yaitu: Gamma
GR log−GR min
Vshale = GR max−GR min .......................................................................................... (3.5)
Keterangan:
PSP
Vshale = 1 − SSP .................................................................................................... (3.6)
Keterangan:
3.4.2.4. Porositas
ditentukan dari beberapa alat log seperti sonic log, neutron log, density log dengan
metode yang berbeda untuk lapisan bersih (clean formation) dan lapisan berserpih
1) Density log
ρma−ρb
∅D = ........................................................................................................... (3.7)
ρma−ρf
Keterangan:
2) Neutron Log
ditentukan dengan membaca langsung kurva log NPHI dan melakukan koreksi
terhadap lubang bor dengan menggunakan chart Schlumberger Por-14 c dan Por-
Keterangan:
∅Ncorr+∅Dcorr
∅ND = ............................................................................................. (3.10)
2
∅Ncorr2 +∅Dcorr2
∅ND = √ ....................................................................................... (3.11)
2
Keterangan:
Saturasi air atau kejenuhan air adalah besarnya fraksi dari pori-pori
batuan formasi yang terisi oleh air. Simbol untuk saturasi air adalah Sw. Untuk
menghitung saturasi air dapat dibagi menjadi dua perhitungan Sw, yaitu pada
clean formation dan shaly formation. Berikut adalah beberapa metode yang
1) Clean Formation
a) Metode Archie
Rw
Sw = √F × ............................................................................................. (3.12)
Rt
2) Shaly formation
a) Metode Indonesia
1
Sw n/2 = √Rt
Vsh ....................................................................... (3.13)
Vsh(1− 2 ) ∅m/2
+
√Rsh √a.Rw
Keterangan:
n = Saturasi eksponen (n = 2)
b) Metode Simandoux
c.Rw 5∅e 2 V 2 V
Sw = 2 × [√((R ) + (Rsh ) ) − Rsh ] ................................................ (3.14)
∅e w .Rt sh sh
Keterangan:
Ketebalan produktif atau net pay adalah ketebalan formasi batuan yang
benar-benar dianggap produktif. Simbol untuk net pay adalah h. Untuk dapat
membedakan net pay atau ketebalan produktif (h) dan non produktif digunakan
cut off reservoir. Cut off adalah penghilangan beberapa bagian reservoir yang
umum yang dimaksud dengan net pay adalah ketebalan formasi yang dihitung