Anda di halaman 1dari 4

7.

4 PEMBAHASAN
Praktikum minggu ini berjudul “Analisa Petrofisika”, tujuan praktikum adalah
supaya praktikan dapat mengerti apa itu petrofisika, tahapan dalam analisa petrofisika,
serta alat yang digunakan dalam petrofisika. Analisis petrofisika merupakan salah satu
proses yang penting dalam usaha untukmengetahui karakteristik suatu reservoir.
Analisis petrofisika diawali oleh perolehan data bawah permukaan melalui proses well
logging pada lubang pengeboran. Untuk melakukan analisis petrofisika diperlukan
beberapa parameter penting batuan dalam suatu formasi, di antaranya adalah porositas,
satrasi air, volume shale dan permeabilitas. Untuk mendapatkan parameter-parameter
tersebut dilakukan logging, jenis logging yang digunakan adalah kombinasi log.
Kombinasi log adalah menggabungkann atau mengkombinasikan minimal satu
alat log dari setiap jenis alat log (porosity tool, lithology tool, resistivity tool). Tujuan
menggunakan kombinasi log adalah untuk mempersingkat waktu karena kalau tidak
dikombinasikan akan membutuhkan waktu yang lama. Untuk mendapatkan suatu
kombinasi logging sumuran yang optimum, maka perlu dilakukan pemilihan terhadap
berbagai jenis logging sumuran yang tersedia di lapangan atau ditawarkan oleh
berbagai perusahaan jasa logging, seperti Schlumberger, Western Atlas, Wellex, dan
lain-lain. Agar diperoleh data petrofisika yang akurat dari kombinasi logging sumuran,
maka dalam pemilihan alat haruslah tepat dan disesuaikan dengan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhinya.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kombinasi log yang optimum yaitu jenis
lumpur pemboran, jenis batuan reservoir, karakteristik invasi mud filtrate, kondisi
lubang bor, ketebalan lapisan produksi, distribusi porositas dan resistivitas, dan kondisi
optimum alat logging. Jenis fluida pemboran, jenis fluida pemboran akan berpengaruh
terhadap pemilihan log listrik, khususnya pemilihan resistivity log. Pemilihan
resistivity log berdasarkan atas kadar garam dari lumpur pemboran. Induction log lebih
optimum untuk sumur dengan lumpur air tawar, sedangkan lateral log optimum untuk
lumpur air asin. Ada beberapa jenis lumpur pemboran yang umum digunakan sebagai
fluida pemboran, yaitu lumpur dasar air (water base mud), oil base mud dan oil base
emulsion mud, serta fluida gas/udara (gaseous drilling fluids/empty hole). Jenis batuan
formasi, pemilihan kombinasi logging yang optimum tidak lepas dari pengaruh jenis
batuan formasi. Dengan jenis perlapisan batuan yang bervariasi berdasarkan fungsi
kedalaman sumur bor, kita akan memilih alat logging yang sesuai dengan jenis batuan
formasi pada sumur bor yang akan di-logging, dengan tujuan menghasilkan
pengukuran yang akurat. Terdapat tiga jenis formasi batuan yang sering terkait dengan
evaluasi log ini yaitu soft formation, intermediate formation, dan hard formation.
Karakteristik invasi mud filtrate, proses banyaknya air filtrat lumpur yang masuk ke
dalam formasi selama pembentukan mud cake di dalam lubang bor dikenal sebagai
invasi mud filtrate (filtrate loss). Banyaknya filtrate loss yang masuk ini tergantung
dari jenis lumpur pemborannya dan lapisan batuan yang dibor. Jauh dekatnya filtrate
loss yang menginvasi zona porous permeable tergantung dari porositas dan
permeabilitasnya, dimana bila porositas kecil dan permeabilitas batuannya besar maka
invasi filtrat lumpur akan jauh, tapi jika porositas besar dan walaupun permeabilitas
juga besar maka invasi filtrat lumpur akan dangkal. Kondisi lubang bor, adanya kondisi
lubang bor yang kurang baik dapat mempengaruhi pembacaan parameter-parameter
reservoir. Kombinasi logging dipengaruhi oleh adanya selubung lubang bor atau
casing. Tidak semua alat logging dapat menembus casing. Data-data pemboran yang
didapat untuk mengetahui kondisi lubang bor antara lain diameter lubang bor, diameter
bit yang mendeteksi terjadinya guguran pada dinding lubang bor, dan kedalaman
lubang bor. Ketebalan lapisan produksi, setiap jenis log akan mengukur karakteristik
formasi porous dengan akurat apabila ketebalan lapisan yang diukur lebih besar dari
jarak (spasi) antar elektrodanya. Maka data ketebalan lapisan akan menjadi acuan
dalam pemilihan setiap jenis log, khususnya jenis resistivity log. Sebagai contoh, jka
ketebalan lapisan porous tipis – tipis disarankan menggunakan jenis alat log yang
mempunyai sistem difokuskan (microspherical focus log, lateral log, induction log).
Distribusi porositas dan resistivitas, pada dasarnya semua logging dirancang dengan
batasan pengukuran tertentu. Oleh karena itu, memilih porosity tool maupun resistivity
tool yang sesuai perlu memperhatikan distribusi porositas dan resistivitas batuannya.
Dengan mengetahui variasi harga ini, maka dapat ditentukan porosity tool dan
resistivity tool yang sesuai. Untuk mengetahui distribusi porositas dan resistivitas
batuan, dapat dilakukan pendekatan dengan mengolah data porositas dan resistivitas
hasil pengukuran logging dari sumur eksplorasi dengan metode statistik. Hasil analisa
stastistik ini biasanya disajikan dalam bentuk grafik frekuensi, seperti grafik histogram
dan grafik poligon. Kondisi optimum alat logging, sebelum mengkombinasikan alat
logging kita harus tau kondisi optimum dari setiap alat logging yang akan dipakai.
Dengan mengetahui kondisi alat logging kita dapat mengkombinasikan alat logging
yang sesuai dengan kondisi lubang bor dan kondisi reservoir sehingga didapatkan data
yang mendekati kebenaran.
Aplikasi lapangan dari analisa petrofisika adalah untuk mengetahui
karakteristik batuan formasi dan mengetahui zona-zona prospek dengan
menginterpretasikan data-data dari logging. Dengan analisa petrofisika juga dapat
dilakukan korelasi antar sumur.
7.5 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan kegiatan waktu praktikum dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Analisis petrofisika merupakan salah satu proses yang penting dalam usaha
untukmengetahui karakteristik suatu reservoir.
2. Kombinasi log adalah menggabungkann atau mengkombinasikan minimal satu alat
log dari setiap jenis alat log (porosity tool, lithology tool, resistivity tool).
3. Tujuan menggunakan kombinasi log adalah untuk mempersingkat waktu karena
kalau tidak dikombinasikan akan membutuhkan waktu yang lama.
4. Parameter yang dibutuhkan untuk analisa petrofisika :
 Porositas
 Permeabilitas
 Volume shale
 Saturasi air
5. Faktor yang mempengaruhi :
1. Jenis fluida pemboran,
2. Jenis formasi / batuan reservoir,
3. Invasi mud filtrate,
4. Kondisi lubang bor,
5. Ketebalan lapisan produktif,
6. Distribusi porositas dan resistivitas
7. Kondisi optimum alat log.
6. Aplikasi lapangan dari analisa petrofisika adalah untuk mengetahui karakteristik
batuan formasi dan mengetahui zona-zona prospek dengan menginterpretasikan
data-data dari logging. Dengan analisa petrofisika juga dapat dilakukan korelasi
antar sumur.

Anda mungkin juga menyukai