Parameter-parameter fisis suatu batuan merupakan aspek penting dalam dunia eksplorasi
dan eksploitasi minyak dan gas bumi. Paramter-parameter tersebut menjadi indikator untuk
menentukan keberadaan minyak dan gas dalam batuan, parameter tersebut di antaranya :
porositas, densitas dan water saturation (Sw). Untuk menghitung parameter fisis tersebut
dibutuhkan sebuah metode, salah satunya ialah metode well-log. Metode ini merekam
parameter-parameter fisis batuan setiap ke dalaman pada sumur. Dari parameter tersebut, kita
dapat mengetahui kondisi suatu sumur hidrokarbon. Water saturation (Sw) merupakan salah
satu parameter yang sangat penting dalam mengestimasi keberadaan minyak dan gas yang
terdapat dalam batuan. Water saturation (Sw) tidak dapat diukur langsung, tapi nilainya dapat
didekati dengan menggunakan persamaan-persamaan matematis yang telah dirumuskan oleh
para ahli petrophysics. Persamaan tersebut di antaranya persamaan Archie, persamaan
Indonesia, dan persamaan rasio resistivitas. Variabel-varibel yang digunakan dalam
perhitungan water saturation (Sw) adalah parameter fisis batuan lainnya yang didapat dari
data log dan data core.
Pada tugas ini, dilakukan perhitungan water saturation (Sw) pada lapangan Walakpa 1
menggunakan tiga persamaan yaitu: persamaan Archie, persamaan Indonesia, dan persamaan
rasio resistivitas. Data log yang digunakan untuk perhitungan water saturation (Sw) berasal
dari log porositas, log neutron, log SP dan log resistivitas. Hasil perhitungan dari ketiga
persamaan tersebut dibandingkan, untuk mengetahui persamaan/metode yang sesuai untuk
water saturation (SW) di lapangan Walakpa 1.
.....................................................................(2)
Di mana
Sw = Saturasi Air
Rw = Resistivitas Air
Rt = Resistivitas batuan yang di jenuhi air kurang dari 100%
a = Konstanta batuan (pada sandstone = 0.81 dan limestone = 1)
φ = Porositas batuan (%).
m = Faktor sementasi.
n = Faktor saturasi
Persamaan Archie memegang peranan penting, hal tersebut dapat dilihat dengan adanya
resistivitas air (Rw) yang didapat dari Lithologi Tools, resistivitas batuan yang dijenuhi air
kurang dari 100 % (Rt) dari Resistivity Tools dan porositas (Ø) dari Porosity Tools.
Persamaan ini digunakan menghitung saturasi air garam, dan dapat digunakan apabila sifat
litologi seperti : ukuran butir, penyortiran dan clay-mineral content telahdiketahui.
............................................................(3)
di mana
Sw = water saturation (%)
Rt = resistivitas formasi (ohm.m)
Vsh = volume shale (%)
Rsh= resistivitas shale (ohm.m)
Rw= resistivitas air formasi (ohm.m)
a = faktor formasi
m = faktor sementasi
n = eksponen saturasi
φ = porositas (%)
Volume shale diperoleh dari pembacaan log GR dan resistivitas serpih yang diperoleh dari
log resistivitas pada zona sshale pada sumur yang sama. Persamaan Indonesia sangat
dipengaruhi oleh volume serpih dan resistivitas serpih. Semakin besarnya volume shale
dalam formasi, resistivitas akan semakin mengecil. Sebaliknya, untuk mendapatkan volume
shale yang kecil maka harus diperoleh kondisi dengan resistivitas shale yang cukup besar.
Akan tetapi shale pada persamaan ini ada pada garis non linier sehingga efektif untuk
mereduksi pengaruh kandungan shale yang tinggi dalam formasi. Persamaan Indonesia
efektif untuk menentukan saturasi air formasi dengan kandungan shale lebih besar dari 40 %.
.................................................................(4)
Secara empiris, dari pengukuran di lapangan diperoleh S xo = (Sw)1/5 , dan dengan membagi
persamaan (2) dan (4) maka diperoleh persamaan (5) sebagai berikut :
...............................................................(5)
Persamaan (5) merupakan persamaan untuk menentukan saturasi air dengan metode rasio
resistivitas. Metode ini tidak membutuhkan informasi tentang porosiats dan faktor formasi.
..................................................................(6)
Dengan Φ adalah porositas total, ΦN porositas neutron dan ΦD porositas densitas. ρma adalah
densitas matriks dalam hal ini ialah sandstone yaitu 2.65 gr/cc dan ρfluid ialah densitas fluida
dalam hal ini ialah air yaitu 1 gr/cc. Sedangkan ρbulk dapat dibaca langsung dari RHOB.
.......................................................(7)
Porositas yang diperoleh dari persamaan (6) adalah porositas total. Untuk mendapatkan
porositas efektif, porositas total dikoreksi dengan persamaan :
....................................(8)
Porositas shale diperoleh dari data log NPHI dan porositas densitas pada formasi yang
mengandung shale. Sedangkan, volume shale diperoleh dari log GR.
Namun sebelum ditentukan Vsh , harus diketahui dahulu respon log GR yang terbaca, respon
tersebut dapat membentuk kurva yang linier atau non lionier. Untuk respon log GR yang
linier maka Vsh = IGR . Namun jika respon log non linier maka Vsh dapat diestimasi dengan
beberapa pendekatan diantaranya sebagai berikut :
Larrioonov (1969) untuk batuan tersier :
Vsh = 0.083(23.7 IGR - 1) ..................................................................................(10)
Steiber (1970) :
Vsh = IGR /(3-2. IGR) ......................................................................................(11)
Clavier (1971) :
Vsh = 1.7- [3.38 –( IGR -0.7)2]1/2 .......................................................................(12)
Di mana Rt diperoleh dari resistivitas sebenarnya dari data log ILD dan R xo diperoleh dari log
LL8.
Pada tugas ini dilakukan analisa pada sumur walakpa 1 dengan range kedalaman 300 sampai
dengan 1700 feet di mana zona tersebut beradapada formasi Torok. Sedimentasi formasi
Torok sebagaian besar terdiri atas clay dan claystone dengan sedikit siltstone dan sandstone.
Pada kedalaman 900-1701 feet silstone dan sandstone tersusun bersaf-saf secara bergantian.
Semua sandstone merupakan karbonat dengan flakes karbonat hitam, shaly, dan silty yang
mencolok. Sandstone, shaly dan silty tersusun dengan butiran yang bagus dan porositas yang
kecil, konsekuensinya dianggap reservoir yang tidak potensial, keduanya sama-sama
berporositas rendah dan lapisannya kurang tebal. Hal ini menunjukkan perubahan karakter
dari clay dan sandstone melewati siltstone menuju shaly dan siltstone. Hanya ada ssatu
terlihat oil yang kecil pada sampel lapisan yang diobservasi dari formasi Torok, terdapat pada
kedalaman 250 feet. Pada kedalaman 257-287 feet terdapat clay dan claystone dengan sedikit
sandstone (yang tebalnya 1-2 feet) yang mana shaly dan silty menunjukkan tidak adanya
minyak dan gas.
Zona tersebut merupakan zona reservoir ditandai dengan penurunan log GR (intensitas
rendah) dan defleksi kurva SP yang menunjukkan adanya sand (sebagai reservoir) . Selain itu
ditunjukkan dengan defleksi dari NPHI dan RHOB secara berlawanan yang menujukkan ada
ruang kosong yang kemungkinan besar ditempati oleh fluida.Untuk menentukan jenis fluida
yang mendominasi ruang pori tersebut, kita dapat melihat defleksi kurva resistivitas. Nilai
resistivitas yang terekam pada data log cukup tinggi sehingga dapat diperkirakan pada zona
tersebut didominasi oleh fluida hidrokarbon. Pada zonasi ini didapatkan zona reservoir pada
kedalaman 1575 feet s.d 1587 feet yaitu formasi Torok yang akan dihitung parameter fisis
batuannya.
Berdasarkan tabel.2 di atas nilai porositas efektif zona reservoir masuk dalam kategori
reservoir yang baik. Ruang pori dalam reservoir saling terhubung sehingga akan dapat
mengalirkan fluida (permeabel).
Dari hasil pickett plot diperoleh resistivitas air tawar Rw yaitu 0.404 Ωm. Fluida yang
konduktif ditunjukkan dengan nilai resis yang rendah. Nilai Resistivitas mud filtrat (Rmf)
dihitung dengan metode rasio seperti pada persamaan (14). Dari hasil perhitungan diperoleh
resistivitas lumpur sekitar 0.40144 Ωm. Lumpur tersebut lebih konduktif dari air tawar, hal
tersebut menujukkan dalam reservoir ini terdapat air asin yang bercampur dengan lumpur.
Dapat dikatakan bahwa lumpur pemboran mengandung banyak garam.
Pada persamaan archie terlihat nilai m menentukan besarnya Sw. Jadi, persamaan Archie
dapat digunakan pada formasi batuan yang telah diketahui variabel-variabel Archie nya. Pada
tugas ini formasi Torok ditentuakan sebagai formasi sand yang memiliki nilai a=0.81 , m=2
dan n=2. Dari hasil perhitungan saturasi hidrokarbon sekitar 59.87% dengan kata lain lebih
dari setengah ruang pori batuan terisi oleh minyak dan gas.
Dari perhitungan saturasi air menggunakan tiga persamaan tersebut, persamaan Archie
meberikan nilai saturasi air yang tidak terlalu tinggi sehingga dapat dikatakan zona tersebut
prospek sebagai reservoir hidrokarbon, namun perlu ditinjau lebih jauh lagi. Sedangkan
saturasi air yang diperoleh dari persamaan Indonesia sangat tinggi sehingga keterdapatn
hidrokarbon dalam resrvoir sedikit.