Oleh :
Eden Lazuardi
01111640000016
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
FISIKA BATUAN DAN WELL LOGGING
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari waktu ke waktu kebutuhan akan sumber daya alam terus meningkat. Kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi juga menjadi hal yang umum dalam memenuhi kebutuhan
tersebut. Hidrokarbon menjadi menu utama dalam proses pencarian sumber daya alam,
karena hasil eksploitasi dan pengolahannya yang menjadi tulang punggung dalam
berjalannya roda industri dan teknologi. Tidak dipungkiri juga semakin bertambahnya
jumlah populasi manusia membuat pemenuhan konsumsi olahan hidrokarbon meningkat,
baik itu berupa minyak dan gas bumi. Ilmu pengetahuan juga mengalami kemajuan dalam
mencari solusi dan cara mengeskploitasi sumberdaya tersebut. Ilmu geologi dan geofisika
menajdi 2 ilmu yang erat kaitannya dalam proses pencarian hidrokabon. Untuk
mengetahui kondisi daerah eksplorasi serta keberadaan hidrokarbon dapat diketahui
dengan menggunakan metode well loging atau penggalian sumur bor dengan serangkaian
pengukuran didalam sumur penggalian dan evaluasi data hasil perekaman parameter-
parameter yang diberikan.
Letak hidrokarbon dapat diketahui bila lapisan reservoar atau lapisan yang menjadi
perangkap fluida minyak dan gas ditemukan. Hal tersebut didukung dengan data-data
hasil penggalian sumur beserta hasil data perekaman yang menentukan jenis lapisan atau
formasi batuan yang tersusun didalamnya sehingga mampu menjebak hidrokarbon
tersebut. Untuk mendapatkan hasil dugaan yang baik perlu dilakukannya proses
interpretasi dan karakterisasi reservoar beserta lapisan penyusunya. Dalam proses
interpretasi ini dapat dilakukan secara kulaitatif dan kuantitatif. Proses interpretasi yang
baik mampu menunjukkan model penampang karakterisasi reservoar beserta lapisannya
dengan hasil yang jelas dan lengkap baik itu sifat permeabilitas, porositas, dan litologi
yang ada pada reservoar yang ada. Terdapat beberapa pertimbangan yang mampu
memberikan acuan posisi atau letak dari suatu reservoar hidrokarbon, salah satunya
adalah nilai water saturation (Sw) atau nilai kejenuhan air. Nilai water saturation (Sw)
tidak dapat diukur secara langsung namun dapat diestimasikan menggunakan data log
yang dimasukkan dalam persamaan matematis. Oleh karena itu dalam tugas ini dilakukan
analisis kuantitatif untuk mengetahui letak suatu reservoar pada hasil pengeboran sumur
Walakpa 1.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dibahas pada tugas ini adalah :
a. Dimana letak reservoar pada sumur Walakpa 1?
b. Bagaimana hubungan water saturation dengan parameter lain dalam menentukan
letak reservoar?
1.3 Tujuan
Tujuan dari tugas ini adalah :
a. Untuk mengetahui letak reservoar pada sumur Walakpa 1.
b. Untuk mengetahui hubungan water saturation dengan parameter lain dalam
menentukan letak reservoar.
FISIKA BATUAN DAN WELL LOGGING
BAB II
DASAR TEORI
Secara alamiah, karena perbedaan kandungan garam air, arus listrik hanya mengalir di
sekeliling perbatasan formasi didalam lubang bor. Pada lapisan serpih, tidak adaaliran
listrik sehingga potensialnya konstan. Hal ini menyebabkankurva SP-nya menjadi rata dan
menghasilkan garis yang disebutsebagai garis dasar serpih (shale base line). Kurva SP
akan menunjukkan karakteristik yang berbeda untuktiap jenis litologi.
memberikan pembacaan yang ditemukan dalam logging normal dengan nilai berkisar 40 –
200 µs/ft. Namun sebagian besar formasi memberikan tanggapan nilai berkisar 40 – 140
µs/ft, sehingga skala log yang biasa dipakai adalah 140 – 40 µs/ft.
mendukung interpretasi litologi, seperti log SP, log tahanan jenis, log sonik, dan log
densitas.
Interpretasi fluida reservoir untuk melakukan interpretasi fluida, log yang dapat
digunakan secara efektif adalah log tahanan jenis. Log ini secara langsung akan mengukur
tahanan jenis daripada fluida yang beradadi dalam pori batuan. Dengan mengetahui nilai
daripada tahanan itu, maka fluida reservoar dapat diinterpretasi. Beberapa jenis log lain
juga dapat dipakai untuk mendukung interpretasi, misalnya seperti log sonik.
Porositas (Φ) merupakan fraksi ruang pori yang beradapada suatu batuan. Porositas
efektif merupakan fraksi ruang poriyang saling berhubungan yang terdapat pada suatu
batuan.Porositas ini ditunjukkan sebagai suatu fraksi bulk volume darisuatu batuan, jadi
selalu mempunyai harga antara 0 dan 1.Porositas biasa dinyatakan dalam persentase
atau porosity unit (PU), misalnya suatu batuan yang mempunyai porositas 25%dapat
dinyatakan dalam 25 PU Log untuk mengukur porositas yang utama adalah densitas,
neutron, sonik dan Rxo.
Alat untuk mengukur porositasini sangat sensitif terhadap matrik batuan dan fluida yang
berada di dalam pori. Log-log diatas tidak dapat megukur porositas sesungguhnya dari
batuan.Log-log ini hanya mengukur parameter tertentu yang kemudian digunakan untuk
mengukur porositas.Di dalam penghitungan porositas, beberapa asumsi digunakan yaitu
tentang matrik dan fluida. Selain itu, pengukuran porositas dilakukan pada zona terinvasi.
Hal ini nantinya akan mempengaruhi harga porositas yang didapatkan.Log densitas
mengukur bulk density (ρb), parameter ini digunakan untuk menghitung porositas
setelah diasumsikan densitas matrik (ρma) dan densitas fluida (ρf). Dalam penentuan
nilai ɸtotal digunakan persamaan berikut :
FISIKA BATUAN DAN WELL LOGGING
ɸ𝑑 2 + ɸ𝑛 2
ɸ𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = √
2
Dengan
ɸ𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = porositas total
ɸ𝑑 = porositas densitas
ɸ𝑛 = porositas neutron (NPHI)
Berdasarkan persamaan diatas, ɸn merupakan nilai porositas neutron yang didapatkan dari
data log neutron (NPHI). ɸd merupakan porositas densitas hasil perhitungan data log densitas
(RHOB) dengan menggunakan persamaan berikut :
𝜌𝑚𝑎 − 𝜌𝑏
ɸ𝑑 =
𝜌𝑚𝑎 − 𝜌𝑓
dari persamaan diatas, ρma merupakan densitas matrik dengan nilai 2.71 (limestone, nilai
densitas matrik tergantung dari jenis batuan yang terdapat pada reservoir). Sedangkan ρ b
merupakan nilai densitas bulk yang didapatkan pada data log densitas (RHOB) dan ρf
merupakan nilai densitas fresh water (1 gr/cc, salt water 1,11 gr/cc). kemudian untuk
menentukan ɸeff dapat digunakan persamaan berikut :
ɸ𝑒𝑓𝑓 = ɸ𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × (1 − 𝑉𝑠ℎ )
Untuk menentukan Rt dan Rxo dapat dilakukan dengan melihat data log. LLD
memberikan informasi mengenai Rt dan MSFL berisi informasi Rxo. Pada percobaan kali ini,
untuk Rw dalam penentuan nilainya menggunakan metode pickedplot. Konsep pickedplot
menggunakan persamaan garis dimana y = a + bx. Rw merupakan intercept dari persamaan
garis tersebut. Kemudian parameter petrofisika dimasukkan kedalam persamaan garis
tersebut menjadi :
Log (ɸ) = Log (a.Rw) + (-1/m)Log –nLog(Sw)
Nilai Rw didapatkan dengan mencari lapisan reservoar yang terisi penuh dengan air (Sw
= 1).Sehingga dengan menganggap nilai a = 0.81, m = 2, n = 2, maka Pers. 7 menjadi :
Rw = ΦRt
harga intercept merupakan log (a.Rw), ketika saturasi airnya 100%. Dan slopenya merupakan
1
− 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 . untuk mencari nilai Rmf, umumnya digunakan persamaan berikut :
𝑅𝑤 × 𝑅𝑥𝑜
𝑅𝑚𝑓 =
𝑅𝑡
Banyak model untuk mengestimasi permeabilitas. Salahsatunya adalah persamaan timur.
Pada estimasi permeabilitas menggunakan persamaan timur menggunakan antara
permebilitas, porositasdan saturasi air. Menurut hukum archie perhitungan saturasi air
menggunakan persamaan berikut
1
𝑎 × 𝑅𝑤 𝑛
𝑆𝑤 = ( )
ɸ𝑒𝑓𝑓 𝑚 × 𝑅𝑡
FISIKA BATUAN DAN WELL LOGGING
BAB III
METODOLOGI
persamaan Archie. Setelah itu hasil dari perhitungan tersebut disimpan dengan format ASCII
kembali dan diload ke IP 3.5. Diklik input/output, load data dan LAS/LBS data load. File
yang telah disimpan dipilih. Diisi top depth dan bottom depth sesuai dengan kedalaman
sumur-bor Walakpa 1. Data formatting diganti dengan tabs. Data starts at line, stop at line,
read curves names from line, dan read curves units from line diatur sesuai dengan kondisi
dari file yang telah dibuka, dan klik load. Refresh database browser, klik new 3 tracks blank,
dan isi dengan zone tops, serta kurva-kurva saturasi air. Maka semua data telah siap untuk
diinterpretasikan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 3.1 Hasil pengolahan data Log GR, Log SP, Log Caliper dan Bitsize Walakpa 1
Nilai Vsh
≥0.5
Dari hasil pengolahan ini dapat diketahui lapisan yang bersifat pemiabel dan
impermeabel, karena dari parameter-parameter log pada gambar 3.1 bisa jadi petunuk
reservoar atau lapisan yang menyimpan hidrokarbon dan hasil interpretasinya mampu
menjadi pertimbangan awal untuk menentukan posisi atau letak dari hidrokarbon yang ada.
Berdasarkan data geologi formasi yang ada terdapat beberapa lapisan yang memang terdiri
dari lapisan impermeabel dan permeabel. Lapisan permeabel yang berada diantara lapisan
FISIKA BATUAN DAN WELL LOGGING
impermeabel mampu menajdi reservoar hidrokarbon. Lapisan yang bersifat menajdi trap
merupakan lapisan impermeabel yang memiliki porositas yang kecil, biasanya lapisan
tersebut terdiri dari shale dan lapisan permeabel yang memiliki porositas yang besar biasanya
tersusun dari sandstones.
Berdasarkan data pengolahan yang didapat dan membandingkannya dengan struktur
geologi formasi yang ada diketahui kemingkinan adanya reservoar hidrokarbon berada pada
kedalaman ±2000-2200 kaki. Dimana lokasi tersebut berada pada perbatasan formasi Kingak
Shale dan Sag River Sandstone. Dari informasi geologi Kingak Shale dikatehaui bahwa
formasi tersebut tersusun atas Silty Shale dan lapisan tipis siltstones. Sedangkan untuk
formasi Sag River Sandstone tersusun atas sandstone dan siltstone, serta lapisan tipis shale
dan limestone. Melihat informasi geologi dan hasil pengolahan, dapat dikatakan
kemungkinan pada kedalam ±2000-2200 kaki terdapat resorvoar hidrokarbon baik itu gas
maupun minyak. Tetapi, pada kedalaman ±3000-3600 kaki, apabila dilihat data Log Gamma
Ray mengalami lonjakan yang naik turun, dimana jika nilai GR ini besar kemungkinan
susunan lapisan tersebut adalah shale atau impermeabel dan begitu juga sebaliknya jika
bernilai rendah maka tersusun atas lapisan permeabel. Tidak hanya GR, baik SP maupun nilai
Vshale juga menunjukkan pergerakan kurva yang mirip, dimana bila nilai kurva SP
mengalami defleksi kemungkinan lapisan tersebut bersifat impermeabel dan jika nilai Vshale
lebih dari atau sama dengan 0.5 dapat diasumsikan lapisan tersebut merupakan lapisan
impermeabel. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada kedalaman ±3000-3600 juga terdapat
lapisan reservoar tipis. Pernyataan tersebut didukung dengan data geologi pada formasi Sag
River Stone, Shublik Formation, dan formasi Basement Complex. Dimana lapisan permeabel
didominasi lapisan sandstone dan lapisan impermeabel didominasi shale, siltstone,dan
agrilite.
Gambar 3.3 Data Log GR, Log Resistivity, Log Density, Log Neutron, dan Log Sonic
FISIKA BATUAN DAN WELL LOGGING
Dari hasil pengolahan data log Resistivity, log densitas, log neutron, dan log sonic
mendukung pernyataan analisis kuantitatif. Apabila hasil log resistivitas pada suatu
kedalaman menunjukkan nilai yang tinggi dibandingkan nilai sebelum dan sesudahnya, maka
dapat diasumsikan bahwa pada kedalaman tersebut terdapat fluida yang kemungkinan berupa
hidrokarbon minyak bumi. Hal tersebut dikarenakan nilai tahanan listrik minyak bernilai
lebih besar dibandingkan air yang lebih kecil atau bersifat konduktif. Sedangkan untuk
mengetahui suatu nilai indeks hidrogen dapat melihat log Neutron dan log Densitas yang
digabungkan. Dimana log Neutron sendiri bertujuan untuk mengethaui indeks hidrogen dan
log Densitas untuk mengetahui matriks batuan dan fluida yang terdapat pada pori. Pada hasil
pengolahan Gambar 3.3 diketahui saat log Neutron dan Densitas saling bersilangan
(crossover) maka dikedalaman tersebut kemungkinan terdapat reservoar hidrokarbon dan
pada Gambar 3.3 menunjukkan kesesuaian letak reservoir seperti pada analisis kualitatif. Dari
2 log tersebut juga dapat diketahui porositas total pada lapisan formasi, untuk hasil yang
didapat porositas total diketahui berjumlah 26,64%. Log sonic merupakan data penunjang
yang menentukan porositas dan permeabilitas suatu lapisan. Jika nilai Log sonic
menunjukkan nilai yang tinggi maka suatu lapisan batuan berstruktur kompak atau padat
sehingga gelombang yang ditransmisikan oleh BHC (Borehole Compesanted Sonic Tool)
dapat diterima oleh receiver lebih cepat karena sifat gelombang yang merambat lebih cepat
pada susunan lapisan yang padat. Melihat respon yang ada pada data log sonic Gambar 3.3
pada kedalam ±2000-2200 kaki dan kedalaman ±3000-3600 kaki menunjukan nilai sonic
yang rendah dibandingkan nilai sebelum ataupun sesudahnya, maka kemungkinan pada
kedalaman tersebut memiliki porositas yang tinggi dan kemungkinan terisi fluida.
Parameter fisis batuan merupakan aspek yang penting dalam bidangn eksplorasi dan
eksploitasi hidrokarbon (gas atau minyak). Parameter seperti porositas, densitas, dan water
saturation dapat dihitung melalui metode well logging. Water Saturation (Sw) merupakan
salah satu parameter yang sangat penting dalam mengestimasi keberadaan minyak dab gas.
FISIKA BATUAN DAN WELL LOGGING
Water Saturation tidak dapat diukur langsung melalui data log namun dapat didekati
menggunakan persamaan-persamaan matematis, salah satunya adalah persamaan Archie.
Persamaan Archie dapat dituliskan seperti berikut.
1
𝑎 × 𝑅𝑤 𝑛
𝑆𝑤 = ( )
ɸ𝑒𝑓𝑓 𝑚 × 𝑅𝑡
Dengan
a = faktor tutuosity bernilai 0.81
𝑅𝑤 = water resistivity
ɸ𝑒𝑓𝑓 = porositas efektif
𝑅𝑡 =
tivitas air yang dijenuhi air kurang dari 100%
n = eksponen saturasi bernilai 2
Water saturation adalah presentasi dari pori-pori batuan yang terisi air. Menurut
pendapat umum yang telah diketahui bahwa reservoir mula-mula terisi oleh air dan pada
selang waktu perubahan geologi, hidrokarbon yang terbentuk oada tempat lain akan
berpindah pada formasi berpori menggantikan air pada ruang pori dalam batuan.
Dari hasil pengolahan data yang didapat diketahui bahwa nilai rata-rata porositas effektif
(Φeff) sebesar 16%. Apabila nilai porositas efektif bernilai 15-20% maka zona ruang pori
pada lapisan reservoir saling terhubung (interconeccted) dengan baik. Kemudian
berdasarakan juga hasil perhitungan Sw didapat nilai water saturation pada sumur bor sebesar
51,18% (0,518) yang mana bila dicari kejenuhan hidrokarbon (Sh) akan bernilai 49% (0,49).
Hal tersebut menunjukkan jika sumur bor diasumsikan sebuah kotak kardus, maka sebagian
ruang dalam kardus seniali 49% berupa hidrokarbon dan sisanya 51% adalah lapisan batuan.
FISIKA BATUAN DAN WELL LOGGING
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan dari nilai log yang ada dan parameter diketahui kemungkinan zona reservoir
berada pada kedalaman ±2000-2200 kaki dan kedalaman ±3000-3600 kaki memiliki potensi
hidrokarbon yang cukup baik dengan nilai porositas efektif sebesar 16% dan kejenuhan
hidrokarbon (Sh) sebesar 49% dari nilai Water Saturation (Sw) 51%. Dari data Water
Saturation (Sw) ini perlu dilakukan pendekatan matematis lain menggunakan persamaan
Water Saturation (Sw) yang berbeda untuk memperkuat kemungkinan letak dan juga nilai
Kejenuhan Hidrokarbon (Sh).
Hubungan dari Water Saturation (Sw) terhadap parameter lain adalah didalam
pendekatan nilai (Sw) sendiri diperlukan adanya data log untuk menentukan porositas efektif,
resistivitas air, resistivitas air dalam kejenuhan kuarng dari 100% dan fakor formasi, dimana
semua hal tersebut mengacu pada data log Densitas, Neutron, Resistivitas (ILD&ILM), dan
Gamma Ray.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Irawan, Deni. 2009. “Analisis Data Well Log(Porositas, Saturasi Air, dan Permeabilitas) untuk
menentukan Zona Hidrokarbon, Studi Kasus : Lapangan “ITS” Daerah Cekungan Jawa Barat
Utara”. Surabaya. Laboratorium Geofisika, Fisika ITS.
[2]Ramesh, Animireddy. 2016. “Well Logging Principles, Interpretation and Applicatios”.
Srikakulam. Dr BR AMBEDKAR UNIVERSITY.
[3]Safrian, Alif Haidar. 2017. “ Analisis Kuantitatif Saturasi Air Sumur-Bor Kugrua 1 dengan
Interactive Petrophysics 3.5”. Surabaya. Departemen Fisika.