Logging adalah metode atau teknik untuk mengkarakterisasi formasi di bawah permukaan dengan
pengukuran parameter parameter fisis batuan dalam lubang bor, sedangkan log adalah hasil rekaman
dalam fungsi kedalaman terhadap proses logging (Serra, 1984).
Logging dalam pelaksanaannya terdapat dua jenis, yaitu Wireline Log dan Logging While
Drilling. Wireline log sendiri merupakan perekaman dengan menggunakan kabel setelah pengeboran
dilaksanakan dan pipa pengeboran telah di angkat. Sedangkan Logging-While-Drilling (LWD) adalah
pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor.
Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat lumpur pemboran ke sensor di permukaan. Setelah
diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya juga berupa grafik log di atas kertas. LWD pada
dasarnya berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas, porositas, sonic dan gamma ray)
sedini mungkin pada saat pemboran.
21
Umumnya well logging menggunakan pengukuran yang memanfaatkan prinsip prinsip fisika,
seperti resistivitas, radioaktif, gelombang akustik, konduktifitas dll. Dengan bantuan peralatan
tersebutlah kegiatan eksplorasi geosaintis dapat lebih optimal. Pada kegiatan well logging secara
konvensional, maka peralatan logging akan mengukur secepatnya setelah peralatan pengeboran tidak
lagi berada didalam lubang bor. Pengukuran tersebut biasanya dilakukan dengan sampling rate sebesar
setengah feet atau 6 inchi, walaupun untuk kasus tertentu, sampling rate tersebut bisa didetilkan lagi
hingga 2.5 mm.
Well logging pertama kali digunakan adalah oleh Conrad dan Marcel Schlumberger yang merupakan
pendiri perusahaan Schlumberger pada tahun 1926. saat itu, mereka mengapilkasikan sonde geolistrik
yang biasa dipakai dalam mencari prospek biji mineral untuk aplikasi bawah permukaan dalam dunia
migas. mereka menggunakan perekaman tersebut untuk mengetahui resistvitas formasi yang ada di
bawah permukaan. sehingga log yang pertama kali digunakan dalam sejarah industri adalah log
resistivitas.
Data log yang diperoleh, kemudian dilakukan evaluasi/analisa. Dalam perspektif luas, sesungguhnya
evaluasi data log mencakup beberapa bidang kajian yang saling terkait; Geologi, Geofisika,
Petrofisika, Geokimia, Matematika, Ekonomi, dll, dimana dari serangkaian panjang eksplorasi
hidrokarbon pada akhirnya membawanya pada kesimpulan berdasarkan nilai ekonomisnya, dan
evaluasi data log menjadi salah satu inti kajiannya.Terdapat beberapa kajian pokok di dalam evaluasi
data log, antara lain untuk :
21
Dalam kegiatan pemboran, akan digunakan suatu lumpur pemboran khusus (mud filtrate) yang
digunakan dan diinjeksikan selama pemboran berlangsung. Lumpur pemboran ini memiliki berbagai
fungsi, yaitu guna memindahkan cutting, melicinkan dan mendinginkan mata bor, dan menjaga
tekanan antara bor dan formasi batuan. Densitas lumpur tersebut dijaga agar tetap tinggi supaya
tekanan pada kolom lumpur selalu lebih besar daripada tekanan formasi. Perbedaan tekanan ini
menyebabkan terdorongnya sebagian lumpur untuk merembes ke dalam formasi batuan. Rembesan
fluida lumpur tersebut kemudian mengakibatkan adanya tiga zona di sekitar lubang pemboran yang
mempengaruhi pengukuran log, khususnya pengukuran log yang berdasarkan prinsip kelistrikan (log
SP, dan log Resistivitas). Tiga zona tersebut, yaitu :
1. Zona Terinvasi (Flushed Zone); zona yang umumnya diasumsikan bahwa air formasi telah
tergantikan seluruhnya oleh mud filtrate.
2. Zona Transisi (Transition Zone); zona yang mengandung sebagian air formasi dan sebagian
hidrokarbon yang tergantikan mud filtrate.
3. Zona Jauh/Tidak Terinvasi (Undisturbed Zone); zona yang tidak terpengaruh oleh mud
filtrate.
21
PEMBAHASAN
JENIS-JENIS LOG MEKANIK
Berdasarkan kemampuan, kegunaan, dan prinsip kerja maka jenis logging ini dibagi menjadi :
A. Log Listrik
B. Log Radioaktif
2. Log Resistivity
1. Log Gamma Ray (GR Log)
2. Log Densitas (Density Log)
3. Log Neutron (Neutron Log)
pengukur porositas seperti Neutron Log dan Density Log. Hasil pengukuran alat porositas dapat
digunakan pula untuk mengidentifikasi lithologi dengan hasil yang memadai.
1. Gamma Ray Log
Prinsip pengukurannya adalah mendeteksi arus yang ditimbulkan oleh ionisasi yang terjadi karena
adanya interaksi sinar gamma dari formasi dengan gas ideal yang terdapat didalam kamar ionisasi
yang ditempatkan pada sonde. Besarnya arus yang diberikan sebanding dengan intensitas sinar
gamma yang bersangkutan. Didalam formasi hampir semua batuan sedimen mempunyai sifat
radioaktif yang tinggi, terutama terkonsentrasi pada mineral clay. Formasi yang bersih (clean formasi)
biasanya mengandung sifat radioaktif yang kecil, kecuali lapisan tersebut mengandung mineralmineral tertentu yang bersifat radioaktif atau lapisan berisi air asin yang mengandung garam-garam
potassium yang terlarutkan (sangat jarang), sehingga harga sinar gamma akan tinggi.
2. Neutron Log
Neutron Log direncanakan untuk menentukan porositas total batuan tanpa melihat atau memandang
apakah pori-pori diisi oleh hidrokarbon maupun air formasi. Neutron terdapat didalam inti elemen,
kecuali hidrokarbon. Neutron merupakan partikel netral yang mempunyai massa sama dengan atom
hidrogen.
21
berkurang karena bertumbukan dengan inti-inti elemen didalam formasi. Semua inti-inti elemen turut
serta dalam pengurangan energi ini, tetapi yang paling dominan adalah atom dengan massa atom yang
sama dengan neutron yaitu hidrogen. Setelah energi neutron banyak berkurang kemudian neutron
tersebut akan menyebar didalam formasi tanpa kehilangan energi lagi sampai tertangkap dan
terintegrasi dengan inti-inti elemen batuan formasi, seperti klorine dan silikn. Inti-inti ini akan
terangsang untuk memancarkan sinar gamma. Kemudian detektor sinar gamma akan merekam radiasi
sinar gamma tersebut. Bila kerapatan dialam formasi cukup tinggi, yaitu mengandung air,minyak dan
gas atau didalam lapisan shale maka energi neutron akan diperlambat pada jarak yang sangat dekat
dengan sumber dan akibatnya hanya sedikit radiasi sinar gamma yang direkam oleh detektor. Hal ini
yang menjadi dasar hubungan antara jumlah sinar gamma per detik dengan porositas. Hubungan ini
menunjukkan apabila jumlah sinar gamma per detik cukup tinggi maka porositasnya rendah.
3. Density Log
Tujuan utama dari density log adalah menentukan porositas dengan mengukur density bulk batuan,
disamping itu dapat juga digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon atau air, digunakan
besama-sama dengan neutron log, juga menentukan densitas hidrokarbon (h) dan membantu didalam
evaluasi lapisan shaly.
21
C. Sonic Log
Log ini merupakan jenis log yang digunakan untuk mengukur porositas, selain density log dan
neutron log dengan cara mengukur interval transite time (t), yaitu waktu yang dibutuhkan oleh
gelombang suara untuk merambat didalam batuan formasi sejauh 1 ft. Peralatan sonic log
menggunakan sebuah transmitter (pemancar gelombang suara) dan dua buah receiver (penerima).
Jarak antar keduanya adalah 1 ft. Bila pada transmitter dipancarkan gelombang suara, maka
gelombang tersebut akan merambat kedalam batuan formasi dengan kecepatan tertentu yang akan
tergantung pada sifat elastisitas batuan, kandungan fluida, porositas dan tekanan formasi. Kemudian
gelombang ini akan terpantul kembali menuju lubang bor dan akan diterima oleh kedua receiver.
Selisih waktu penerimaan ini direkam oleh log dengan satuan microsecond per feet (sec/ft) yang
dapat dikonversikan dari kecepatan rambat gelombang suara dalan ft/sec.Interval transite time (t)
suatu batuan formasi tergantung dari lithology dan porositasnya. Sehingga bila lithologinya diketahui
maka tinggal tergantung pada orositasnya. Pada tabel III-2. dapat dilihat beberapa harga transite time
matrik (tma) dengan berbagai lithologi.
21
21
Gambar. (1)Respon Gamma Ray di berbagai litologi, (2)Analisa kualitatif log GR.
Pengukuran log Gamma Ray memiliki kelemahan, terutama apabila terdapat batuan selain serpih dan
lempung yang memiliki radioaktivitas alami tinggi, seperti tuff. Sehingga identifikasi litologi
umumnya diperkuat dengan pengukuran Spectral Gamma Ray, yang mampu mengetahui sumber
radiasi.
2. Log Spontaneous Potential
Dari prinsip kerjanya, log SP ini dapat digunakan untuk identifikasi batuan permeable, identifikasi
lapisan serpih (non-reservoar) dan non-serpih (reservoar), membantu korelasi litologi, dan
menghitung nilai salinitas fluida formasi (Rw). Pengukurannya berdasarkan adanya beda potensial
karena perbedaan salinitas antara lumpur pemboran (Rmf) dengan fluida formasi (Rw), dimana pada
dasarnya nilai salinitas berbanding terbalik dengan resistivitas.
21
Dalam interpretasinya, apabila data log SP menunjukkan kurva lurus (tidak ada perubahan nilai) maka
mengindikasikan salinitas fluida formasi sama dengan salinitas lumpur pemboran, atau dapat juga
sebagai indikasi lapisan batuan yang pejal (tight) atau impermeable. Sedangkan apabila terdapat
defleksi grafik/perubahan nilai log SP, maka menunjukkan adanya perbedaan salinitas, adanya lapisan
batuan permeable, dan dapat diasumsikan sebagai reservoar. Dan apabila lapisan permable tersebut
mengandung saline water maka nilai Rw << Rmf, dan akan terjadi perubahan nilai SP yang negatif,
sedangkan lapisan yang mengandung fresh water memiliki nilai Rw >> Rmf, mengakibatkan
perubahan nilai SP positif.
3. Log Resistivitas
Log Resistivitas dapat digunakan untuk membedakan lapisan reservoar dan non-reservoar, identifikasi
jenis fluida (air formasi dan hidrokarbon) dan batas kontak fluidanya, menghitung nilai resistivitas air
formasi dan salinitas air formasi.
Terdapat dua macam pengukuran log resistivitas, yaitu Lateral Log; meliputi Lateralog Deep (LLD),
Lateralog Shallow (LLS), Micro Spherically Focused Log (MSFL), dan Induction Log; yang meliputi
Inductionlog Deep (ILD), Inductionlog Shallow (ILS), Micro Spherically Focused (MFS). Mengacu
dari adanya perbedaan zona di sekitar dinding lubang pemboran, zona terinvasi dapat terindikasi dari
rekaman log MSFL atau SFL. Sedangkan untuk zona transisi dapat terindikasi dari rekaman log LLS
atau ILM. Untuk zona jauh dapat terbaca dari log LLD atau ILD.
karakteristik grafiknya, indikasi hidrokarbon ditunjukkan oleh adanya perubahan nilai/defleksi grafik
LLD/ILD yang relatif berada di kanan terhadap defleksi grafik LLS/ILM dan MSFL. Sedangkan
defleksi grafik LLD yang relatif lebih negatif terhadap LLS/ILM dan MSFL akan mengindikasikan
adanya kandungan fluida air. Namun apabila ketiga grafik tersebut menunjukkan grafik yang saling
berhimpit tanpa adanya separasi yang jelas maka dapat mengindikasikan suatu zona yang
impermeable atau tight.
4. Log Densitas
Log Densitas dapat digunakan untuk perhitungan densitas, perhitungan porositas, dan identifikasi
kandungan fluida. Dengan memanfaatkan pancaran sinar gamma dan prinsip Hamburan Compton,
prinsip kerjanya yaitu dengan mengukur densitas bulk batuan, yang merupakan fungsi dari densitas
elektron dalam batuan. Secara teori, batuan berpori (umumnya berupa batupasir atau batugamping)
akan memiliki kandungan elektron yang lebih sedikit dibandingkan dengan batuan pejal (tight). Untuk
batupasir (densitas = 2,65 gr/cc) dan batugamping ( = 2,71 gr/cc) yang mengandung fluida gas
akan memiliki densitas bulk yang tinggi. Sedangkan serpih akan memiliki nilai densitas bulk yang
sangat tinggi apabila memiliki kandungan air terikat (clay-bound water).
21
5. Log Neutron
Log Neutron dapat digunakan untuk perhitungan porositas batuan, evaluasi litologi, dan deteksi
keberadaan gas. Prinsipnya adalah dengan mengukur persentase pori batuan dari intensitas atom
hidrogen di dalamnya, yang diasumsikan bahwa hidrogen tersebut akan berupa hidrokarbon maupun
air. Hasil pengukuran log Neutron kemudian dinyatakan dalam Porosity Unit (PU).
Pada formasi yang mengandung minyak dan air, dimana kandungan hidrogennya tinggi maka
menyebabkan nilai Porosity Unit juga tinggi. Sedangkan pada formasi yang mengandung gas yang
memiliki kandungan hidrogen yang rendah menyebabkan nilai PU yang rendah pula. Rendahnya nilai
PU karena kehadiran gas kemudian disebut dengan gas effect.
21
Gambar. Analisa kualitatif log Neutron-Densitas untuk identifikasi jenis fluida hidrokarbon.
Disebelah kiri dari kolom kedalaman, umumnya bersama dengan Log Caliper
Prinsip
dan Log SP .
Alat Detektor Gamma Ray berfungsi untuk menangkap pancaran radioaktif
21
Kelemahan
Kegunaan
Contoh Alat
Teknik
reservoar)
Menentukan batas lapisan
Untuk korelasi antar sumur
Estimasi kelempungan
: Single GR Detector
: Batupasir dan Batugamping (permeable zone) diasumsikan jarang
Interpretasi
Data GR Log
21
Disebelah kiri dari kolom kedalaman, umumnya bersama dengan Log Caliper dan
Prinsip
Log GR
Mengukur beda potensial arus searah antara elektroda yang bergerak di dalam
lubang bor dengan elektroda di permukaaan.
Beda potensial yang diukur merupakan fungsi dari salinitas air formasi.
Defleksi SP tergantung pada salinitas lumpur (Rmf) dan salinitas air formasi
(Rw). Ada 3 (tiga) kemungkinan : Rw < Rmf , Rw = Rmf dan Rw > Rmf.
Salinitas berbanding terbalik dengan Resistivity (Rw). Salinitas >> maka
Batasan
Kegunaan
Kelemahan
Teknik
Interpretasi
kurva defleksi ke kanan (+). Gas/Oil dalam fresh water formation tidak umum.
Identifikasi lapisan permeabel /non permeabel
Penentuan batas lapisan
Menghitung harga Rw
Untuk korelasi
Tidak bisa digunakan pada
Sumur dengan oil-base mud atau non-conductive mud.
Pada lubang sumur kosong tanpa mud
Lubang sumur yang telah di-casing.
Lihat kurva, ada defleksi :
Ada : Zona porous & permeabel
Tidak ada : Lempung / shale / zona tight
Defleksi kemana ?
21
Gambar 2. Perbandingan Log SP dan Log GR (dari Applied Openhole Log Interpretation, Courtesy
D.W. Hilchie)
3. Log Caliper (Cali Log) dan Log Bit Size (BS Log)
Letak
Disebelah kiri kolom kedalaman, umumnya bersama dengan Log GR dan Log SP
Prinsip
: Log Caliper bekerja untuk mengamati kondisi lubang bor, terutama ukuran diameter
Kegunaan
Di sebelah kanan dari log kedalaman, bersama dengan Log Densitas, Log Neutron
Prinsip
1. Lateralog
2. Induction
Kegunaan
Interpretasi
Di sebelah kanan dari log kedalaman, bersama dengan Log Resisitivitas, Log
Prinsip
Batasan
Contoh
alat
Kegunaan
minyak atau air akan memiliki nilai bulk density yang tinggi.
Shale akan dapat memiliki harga bulk density yang sangat tinggi jika
Di sebelah kanan dari log kedalaman, bersama dengan Log Resisitivitas, Log
Prinsip
21
neutron dengan atom H (asumsi : atom H berasal dari HC atau air) akan
menyebabkan energi neutron melemah. Detektor dari alat akan menghitung
partikel neutron yang kembali dari formasi. Semakin banyak atom H dalam
Contoh
alat
Kegunaan
Gambar 3. Perubahan litologi yang ditunjukkan oleh croosplot antara Neutron-Density Log
(Courtesy Schlumberger)
7. Log Sonik/Akustik (Sonic Log)
Letak
Di sebelah kanan dari log kedalaman, bersama dengan Log Resisitivitas, Log Densitas
Prinsip
21
Contoh
alat
Kegunaa
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, M., 1973, Petroleum Reservoar Property Evaluation, John M. Campbell and Co.
International Institute Ltd., Oklohama, USA
Dewan, J.T., 1983, Essentials Of Modern Open Hole Log Interpretation, PenWell Publishing
Company, Tulsa, Oklohama, USA
Doll, H.G., 1984, The SP Log : Theoritical Analysis and Principles Interpretation, Society Of
Petroleum Engineers Richardson, New York.
Heysse. D., 1991, Openhole Log Analysis and Formation Evaluation, Haliburton Logging Service,
Houston, Texas, USA
Tixier, M. P., Alger, R.P. and Doh. C.A., 1986, Sonic Logging, Schlumberger Well Surveying
Corporation
https://geohazard009.wordpress.com/tag/logging/
https://www.academia.edu/4671664/TEORI_DASAR_LOGGING
21