Anda di halaman 1dari 11

a.

Deskripsi Coring dan Analisis Coring


Coring adalah proses pengambilan sample atau contoh batuan dari dalam lubang bor. Core
analysis merupakan contoh tahapan analisa setelah contoh batuan bawah permukaan
(core) diperoleh. Tujuannya untuk mengidentifikasikan karakteristik bbatuan bawah permukaan
yang diwakili oleh core yang diambil. Hasil analisa akan mendeskripsikan sifat-sifat petrofisik
yang akan digunakan dalam karakterisasi reservoir.

Data-data yang didapat dari core:


- Data Analisa inti batuan secara kualitatif
- Data Analisa inti batuan secara kuantitatif

Peralatan coring terdiri dari  :


1. Core bit : adalah pahat yang khusus untuk coring berbeda dengan pahat pemboran biasa. Pahat
biasa menghancurkan batuan menjadi cutting/ssrpih akan tetapi core bit akan memotong batuan
berbentuk silinder. Pemilihan jebis core bit tergantung pada batuan formasi yang akan diambil
contohnya. Dibawah ini salah satu contoh core bit dan rangkaian alat coring.
2. Core Barrel : alat ini berfungsi untuk tempat contoh yang diperoleh dari coring yang dapat
menjaga keutuhan core dan melindungi core darui pengaruh luar misalnya kontaminasi dengan
lumpur, tekanan/beban dan lain sebagainya. Barrel ini terletak  diatas pahat ( cor bit) ada outer
barrel ada inner barrel.
3. Core Catcher : berfungsi untuk menahan core/contoh batuan agar tidak jatuh dari inner barrel.

Gambar 1. Rangkaian peralatan coring

b. Metode Pengambilan Core


- Bottom Hole Coring
Coring yang dilakukan bersamaan dengan proses pemboran, sampel di ambil pada dasar lubang.
Konvensional drag bit coring
Keuntungan :
Ukuran diameter core besar hampir seperti ukuran lubang bor
Presentasi perolehan core formasi tinggi
Dapat digunakan pada sebagian besar formasi, dan tidak membutuhkan peralatan
Kerugian :
Pentingnya proses pencabutan drill pipe untuk menjaga kondisi core setelah tiap core dipotong.

Gambar 2. Rotary core barrel (From Moody)

- Diamond bit coring


Keuntungan :
Umur bit lebih panjang
Kemungkinan pemotongan sampai 90ft core setiap running
Presentase perolehan core tinggi
Diameter core besar
Dapat disesuaikan untuk berbagai formasi
Kerugian :
Mahalnya bit dan core barrel

Kondisi operasi yang layak dalam penggunaan metode ini


Setiap akan mengambil core dari barrel dilakukan round tip
Membutuhkan operator yang mengetahui operasional diamond coring

- WireLine Coring
Pengambilan core dilakukan dengan menggunakan kabel. Tidak perlu mencabut rangkaian pipa
bor pada saat mengambil core dari core barrel.
Kerugian :
Metode ini terbatas pada formasi lunak
Presentasi perolehan core rendah
Diameter core lebih kecil
Keuntungan :
Biaya jauh lebih murah

Gambar 3. (kiri) Contoh side wall coring, (tengah) contoh diamond bit yang digunakan pada


konvensional coring, (kanan) contoh drag and roller bit yang digunakn pada konvensional coring

- SideWall Coring
Pada metode ini, sampel batuan diambil dari dinding sumur yang telah dibor terlebih dahulu pada
kedalaman tertentu. Pengambilan core dilakukan saat pemboran dihentikan sementara, dengan
cara menurunkan peralatan core, yang dilengkapi dengan peluru yang berlubang (sebagai tempat
core) dan diikatkan pada kawat baja (wireline).
Peluru-peluru tersebut dioperasikan secara elektris dari permukaan dan dapat ditembakkan secara
simultan baik bersama-sama atau sendiri-sendiri. Dengan menembusnya peluru kedalam dinding
lebiang bor maka core akan terpotong dan terlepas dari formasi. Dengan adanya kabel baja yang
berhubungan dengan peluru, maka peralatan sidewall coring beserta core dapat diangkat ke
permukaan. Ukuran core yang didapat dengan cara ini mempunyai diameter ¾ - 13/16 inci dan
panjangnya hanya 2 ¼ inci. Keuntungan dari metode ini adalah mendapatkan sampel pada
kedalaman berapa pun setelah lubang dibor dan dapat membantu interpretasi log.
Gambar 4. Pengambilan core menggunakan Wireline layne rock drilling truck (kiri), core barrel yang
berisi core (tengah), core untuk dianalisa (kanan).

Gambar 5. (Kiri )Sidewall coring gun (Schlumberger) (Kanan) Rubber sleeve core barrel
(Christensen)

c. Penanganan Core (Core Handling)


Penanganan core adalah semua proses yang dilakukan setelah core sampai dipermukaan.
Penanganan meliputi :

- Pemotongan
Setelah sampai dipermukaan core dikeluarkan dari barrel dan dipotong setiap 3ft (±1 meter)
dengan menggunakan core cutter. Tujuan pemotongan ini agar memudahkan dalam
pengangkutan ke laboratorium. Kemudian disusun dalam box dan diberi tanda top dan
bottomnya.
- Pembungkusan
Tujuan dari pembungkusan adalah agas isi core tidak mengalami perubahan fluida serta terjadi
kerusakan selama proses pengangkutan. Pembungkusan dapat dibungkos dengan
Lilin : core dibungkus dengan plastic tipis kemudian dibungkus dengan kertas almunium dan
diberi label diikat dengan tali dan dicelupan dalam lilin.
Pipa PVC : dilakukan dengan memasukkan core kedalam pipa PVC dan kedua ujungnya ditutup
rapat
Fibere Glass : fiber glass sudah terpasang pada core barrel sehingga saat dipermukaan sudah
berada dalam pipa fiber glass. Kemudian core dipotong dan diinjeksikan resin dengan maksud
untuk menjaga core agar tidak mengalami goncangan selama transportasi dan ujunya ditutup
rapat.
- Pemberian Label
Tujuan pemberian label ini agar tidak terjadi kesalahan dalam interpretasi. Pelabelannya antara
lain nama sumur, kedalaman, lapangan, nomor core, tanda panah top dan bottom.

Gambar 6. Pembungkusan dan pemberian label hasil core

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Core


Idealnya core yang didapat mempunyai kondisi yang sama seperti sebelum diambil (in-situ).
Tetapi hal itu tidak mungkin diperoleh karena selama proses pemboran dan pengangkatan
core permukaan akan terjadi perubahan pada core dan kandungannya. Ada 2 faktor penyebab
terjadinya perubahan core, yaitu :
1.) Adanya pembilasan (flushing)  oleh lumpur pemboran saat operasi coring sehingga
menyebabkan kandungan hidrokarbon akan berkurang dan kandungan air meningkat.
2.) penurunan tekanan dan temperatur.
Adanya penurunan tekanan dan temperature menyebabkan gas yang terlarut dalam minyak
akan terbebaskan. Peristiwa tersebut adalah gambaran miniatur dari “Dissolved Gas Drive”
(sehingga gas terbebaskan tersebut akan mendorong minyak dan air keluar dari pori).
Akibatnya saturasi fluida dalam core yang sampai dipermukaan terdiri dari :
- Minyak sisa
- Sejumlah air yang merupakan jumlah dari filtrate lumpur dan air reservoir
- Sejumlah gas.

e. Pengaplikasian Hasil Core


- Terhadap pemboran
Pengaruh zat-zat kimia dalam batuan pada lumpur
Pada operasi pemboran kita memerlukan data coring pada lapisan yang dituju terhadap kaitannya
dalam pengaruh zat-zat kimia pada lumpur. Lumpur sangat dalam operasi pemboran sehingga
perubahan komposisi lumpur pada densitasnya karena pengaruh larutnya zat-zat pada batuan.
Sifat – sifat Swelling
Clay pada batuan shale mengembang (Swell) jika menggunakan lumpur berbahan dasar water-
base mud. Sehingga kita perlu mengetahui data batuan yang bisa didapatkan melalui coring.
Pemilihan jenis bit berdasarkan formasi yang akan ditembus
Kita perlu mengetahui jenis batuan yang akan ditembus melalui proses coring dalam kaitannya
dengan pemilihan jenis bit untuk optimisasi pengeboran. Pemilihan jenis bit yang tepat dapat
menghemat waktu untuk menebus formasi batuan, sehingga optimisasi pengeboran dapat dicapai.

- Terhadap Reserovir
Penentuan ketebalan lapisan, dan luas lapisan reservoir untuk menghitung luas total reservoir
produktif.
Untuk menghitung total luas reservoir kita memerlukan data ketebalan lapisan reservoir dan
luasnya. Data ini didapatkan dari hasil analisa core pada pengeboran sumur deliniasi untuk
menentukan batasan dan tebal luas reservoir tersebut. Pada core tersebut kita akan menganalisa
apakan analisa core yang dianalisa mengandung minyak atau tidak. Jika core pada pengeboran
deliniasi tersebut mengandung minyak maka reservoir tersebut masih ada dalam batasan reservoir
namun jika batuan core yang di analisa tidak terdapat minyak maka sumur tersebut ada diluar
reservoir.
Penentuan porositas dan saturasi untuk mengetahui OOIP.
Kita perlu mengetahui nilai porositas dan saturasi untuk mengetahui jumlah minyak mula-mula
pada reservoir tersebut (OOIP).

Analisis core lebih dititikberatkan pada analisis sedimentologi dalam penentuan lingkungan
pengendapan. Deskripsi core dan analisis petrografi adalah pelengkap analisis core untuk
menentukan baberapa faktor seperti lingkungan pengendapan,pengindentifikasian rekahan dan
mineralogi dan pengaruhnya terhadap kualitas batuan dan produksi.
- Pengukuran Porositas
Dilakukan dengan menentukan volume pori-pori dan volume bulk batuan. Metode yang
digunakan untuk menentukan porositas antara lain: Boyle’s low porosimeter dan saturasi
method.

Gambar 7.  Porometer untuk mengukur porositas

- Pengukuran Saturasi Fluida


Saturasi adalah volume fluida yang mengisi volume pori dalam perbandingan relatif terhadap
volume pori. Didalam reservoir umumnya terdapat lebih dari satu macam fluida, maka perlu
diketahui jumlah masing-masing fluida tersebut. Analisis core pada tahap ini untuk menentukan
saturasi fluida dalam bentuk reservoir yang terdiri dari saturasi minyak (So), saturasi air (Sw) dan
saturasi gas (Sg) dengan metode destilasi.

Gambar 8. (Kiri) Stark and Deak Destilation apparatus, (Kanan) oven untuk mengeringkan core

- Permeabillitas
Adalah kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida melalui pori-pori yang saling
berhubungan menyebabkan perubahan susunan partikel pembentukannya. Dasar yang
digunakan dalam penentuan permeabilitas adalah dari percobaan yang dilakukan Darcy.
Definisi permeabilitas dapat dinyatakan sebagai berikut :
- Penentuan Tekanan Kapiler
Distribusi fluida secara vertical dalam reservoir mmegang peran penting di dalam
perencanaan Well Completion. Distribusi secara vertical ini mencerminkan saturasi fluida
menempati setiap porsi rongga pori dari batuan tersebut.
Adanya tekanan kapiler (Pc) mempengaruhi distribusi saturasi fluida tersebut, maka kontak
antara minyak dengan air dan minyak dengan gas di dalam rongga pori tidak terdapat batas yang
tajam atau terbentuk zona transisi. Oleh karena air dan gas menempati level tertentu dalam
reservoir dapat ditentukan. Dengan demikian distribusi saturasi fluida ini merupakan salah satu
dasar untuk menentukan secara efisien letak kedalam sumur yang akan dikomplesi.
Untuk menentukan tekanan kapiler pada sampel batuan reservoir dengan menggunakan
peralatan Mercury Capilary Pressure Apparatus atau penginjeksian Hg pada kondisi khusus.
Gambar 11. alat Mercury Capilary Pressure Apparatus

Analisis tersebut digunakan untuk menentukan:


1. Deskripsi detil batuan sedimen,
2. Hubungan dan konektivitas dari matrik dan porositas rekahan,
3. Tipe batuan dan karakteristik tekstur,
4. Mineralogi dan asal butiran,
5. Komposisi mineralogi dari pada matrik dan semen,
6. Hubungan antara butiran,semen,matrik dan porositas.

- Penentuan Wetabilitas
Wetabilitas adalah kecenderungan batuan untuk dibasahi oleh salah satu jenis fluida. Berbicara
tentang interaksi antara fluida dan padatan, kita harus mengerti secara fisik dan kimia interaksi
antara satu fluida dan batuan reservoir, fluida yang berbeda didalam reservoir, satu fluida dan
batuan reservoir ketika fluidanya lebih dari satu. Reservoir minyak umumnya mempunyai 2-3
fluida (system multifasa). Parameter utama menentukan kebasahan adalah sudut kontak yang erat
hubungannya dengan surface tension dan adhesion.
Wetting Phase : kontinyu dan seluruhnya menutup permukaan batuan. Reservoir umumnya
bersifat water wet, sehingga air cenderung untuk melekat pada permukaan batuan sedangkan
minyak akan terletak diantara fasa air.minyak tidak mempunyai gaya tarik-menarik dengan
batuan dan akan lebih mudah mengalir. Fluida yang membasahi akan cenderung menempati pori-
pori batuan yang lebih kecil.
Non-wetting phase : tidak kontinyu dan menempati ruang-ruang kecil di antara fasa tidak
membasahai yang berhubungan dengan batuan. Fluida tidak membasahi cenderung menempati
pori-pori batuan yang lebih besar. Natural gas tidak pernah menjadi wetting phase dalam
reservoir hidrokarbon.
Besar wetibilitas sangat dipengatuhi oleh beberapa faktor :
Jenis mineral yang terkandung dalam batuan reservoir
Ukuran butir batuan, semakin halus ukuran butiran, maka semakin besar gaya adhesi yang terjadi
Jenis kandungan hidrokarbon yang terdapat didalam mnyak mentah.
Gambar 12. Sudut kontak antarmuka (a) air-udara (b) merkuri-udara (c) kesetimbangan

- Penentuan Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah perbandingan fraksi volume persatuan perubahan tekanan.
Pada tekanan reservoir normal, gaya kebawah dari tekanan overbudden harus diimbangi dengan
tekanan keatas dari matrik dan fluida.

Jenis-jenis kompresibilitas antara lain:


Kompresi matriks
Kompresi bulk
Kompresi formasi

Anda mungkin juga menyukai