Anda di halaman 1dari 11

2.1.

Rock-Quality Designation (RQD)


2.1.1. Pengertian RQD
Dikembangkan pada tahun 1964 oleh Deere. Metode ini didasarkan pada
penghitungan persentase inti terambil yang mempunyai panjang 10 cm atau lebih.
Dalam hal ini, inti terambil yang lunak atau tidak keras tidak perlu dihitung
walaupunmempunyai panjang lebih dari 10cm. Diameter inti optimal yaitu
47.5mm. Nilai RQD ini dapat pula dipakai untuk memperkirakan penyanggaan
terowongan. Saan ini RQD sebagai parameter standar dalam pemerian inti
pemboran dan merupakan salah satu parameter dalam penentuan klasifikasi massa
batuan RMR dan Q-system.

RQD didefinisikan sebagai:


Berdasarkan nilai RQD massa batuan diklasifikasikan sebagai berikut :

2.1.2. Metode RQD


Prosedur Pengukuran Rock Quality Desgination (RQD)

Prosedur pengukuran RQD yang benar digambarkan dalam Gambar 1. Cara


perhitungan dengan gambar disajikan dalam SNI 03-2436. b. Korelasi asli RQD
harus dicatat berdasarkan atas pengukuran pada inti ukuran NX (Deere,1963) RQD
dapat dihitung berdasarkan inti yang mempunyai diameter minimal berukuran NX
(Deere dan Deere, 1989 , pada Gambar 2) c. Inti pipa kawat yang menggunakan
NQ, HQ, dan PQ dapat juga diterima Ukuran BQ dan BX lebih kecil tidak dapat
digunakan, sebab yang lebih kecil dari NX sangat berpotensi mengalami kerusakan
dan kehilangan inti.

Pengukuran panjang potongan intiPotongan inti yang sama dapat diukur


dengan tiga cara, yaitu sepanjang garissumbu, dari ujung ke ujung, atau sepanjang
potongan laras lingkaran penuh(Gambar 3. Pengukuran Panjang Inti dengan
Penentuan RQD). Prosedur yangdianjurkan adalah mengukur panjang inti sepasang
garis sumbu. Lihat acua TheInternasioanl Society for Rock Mechanics (ISRM),
Commission onStandardization of Laboratory and Field Test (1978,
1981)Pengukuran sepanjang garis sumbu lebih banyak digunakan, karena:1.
Menghasilkan RQD standar yang tidak bergantung pada diameter inti.2.
Menghindari ancaman serius kualitas batuan, jika keadaan retakan sejajarlubang
bor dan dipotong dengan pemasangan kedua.

Penilaian kekuatan batuan Potongan inti yang tidak keras dan tidak kuat,
sebaiknya tidak diperhitungkan untuk RQD, meskipun memenuhi syarat panjang
100 mm (3,94 in). Persyaratan kekuatan dapat membantu menurunkan ketentuan
syarat kualitas batuan jika batuan telah mengalami perubahan dan perlemahan, baik
karena pelapukan permukaan ataupun kegiatan hidrothermal. Keputusan penentuan
tingkat perubahan kimiawi apakah sudah cukup atau belum, biasanya harus
dilakukan untuk mendapat persetujuan atau penolakan dilakukannya potongan inti.
Dua macam prosedur yang dapat digunakan untuk menilai kekuatan batuan adalah
sebagai berikut :

1. Prosedur pertama
dilakukan tanpa memperhitungkan potongan inti, karena adanya keraguan
mengenai syarat kekuatan yang harus dipenuhi (misalnya batasan perubahanwarna
atau pemutihan butiran, pencemaran berat, rongga, atau butiran lemah). Prosedur
ini bersifat konservatif dan meragukan penilaian kualitas batuan
2. Prosedur kedua
dilakukan dengan memasukkan batuan yang berubah persentase total RQD
nya dengan tanda bintang (RQD*) karena persyaratan kekuatan belum terpenuhi.
Metode RQD* dapat memberikan beberapa indikasi kualitas batuan sesuai dengan
tingkat retakan selama tidak kehilangan kekuatan.
Walaupun metode penghitungan dengan RQD ini sangat mudah dan cepat,
akan tetapi metode ini tidak memperhitung factor orientasi bidang diskontinu,
material pengisi, dll, sehingga metode ini kurang dapat menggambarkan keadaan
massa batuan yang sebenarnya
Rock Quality Designation adalah :

1. Persentase termodifikasi dari perolehan inti dengan jumlah panjang


potongan inti utuh yang melebihi 100 mm (4 in) dan dibagi dengan panjang
inti.
2. Indeks kualitas batuan tipikal dalam kondisi batuan yang mengalami
pelapukan berat, lunak, retakan, pergeseran, rekahan/pelipatan akan
menyebabkan nilai RQD menurun.
3. Secara sederhana RQD
4. merupakan ukuran persentase batuan yang terambil dari sebuah interval
lubang bor.
5. Perhitungan RQD biasa didapat dari perhitungan langsung dari singkapan
batuan yang mengalami retakan-retakan (baik lapisan batuan maupun kekar
atau sesar) berdasarkan rumus Hudson, (1979 dalam Djakamihardja &
Soebowo, 1996) sebagai berikut:

RQD = 100 (0.1l + 1) e- 0.1l (l) adalah rasio antara jumlah kekar dengan panjang
scan-line (kekar/meter). Makin besar nilai RQD, maka frekuensi retakannya
kecil. Frekuensi retakannya makin banyak, nilai RQD makin kecil.

Klasifikasi batuan Q-System dikenal juga dengan istilah Rock Tunneling Quality
Index untuk keperluan perancangan penyangga penggalian bawah tanah.
Q-System digunakan dalam klasifikasi massa batuan sejak tahun 1980 di Iceland.
Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh Barton, dkk di 1974 berdasarkan
pengalaman pembuatan terowongan terutama di Norwegia dan Finlandia.
Pembobotan Q-System didasarkan atas penaksiran numerik kualitas massa
batuan berdasarkan 6 parameter berikut;
1. RQD (Rock Quality Designation)
2. Jumlah Kekar/Joint Set Number (Jn)
3. Kekasaran Kekar atau Kekar Utama/Joint Roughness Number (Jr)
4. Derajat Alterasi atau pengisian sepanjang kekar yang paling lemah/Joint
Alteration Number (Ja)
5. Aliran Air/Joint Water Reduction Number (Jw)
6. Faktor Reduksi Tegangan /Stress Reduction Factor (SRF)
Dalam sistem ini, diperhatikan diskontinuitas dan joints. Angka dari Q
bervariasi dari 0.001-1000 dan dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
ini:

1. RQD (Rock Quality Desgnation)

RQD = 100,4 - 3,68ω


Dimana ω : Frekuensi Joint (1/Spasi)

Kualitas batuan menggunakan klasifikasi Q-system dapat berkisar dari Q=


0,0001 sampai Q= 1000 pada skala logaritmik kualitas massa batuan.
2. Jn (Joint Set Number)

3. Jr (Joint Roughness Number)

4. Ja (Joint Alteration Number)


Tabel 5. Rock wall contact before 10 cm shear

Tabel 6. No rock wall contact when sheared

5. Jw (Joint Water Reduction Number)


6. SRF (Stress Reduction Factor)

7. ESR (Excavation Support Ratio).


Perhitungan Equivalent Dimention berdasarkan lebar bukaan terowongan
dan nilai ESR (Excavation Support Ratio). Nilai ESR sangat bergantung pada
kategori penggalian.
ED = Excavation Span, Diameter or Height (m)/ESR
Misalkan perhitung nilai Q :
Q = 90/4 x 3/1 x 1/15 = 4,5

Misalkan sebuah terowongan mau dibuka selebar 15 meter untuk keperluan


pertambangan permanent maka;
ED = 15 / 1,6 = 9,4

Berdasarkan nilai ED dan nilai Q tersebut dapat diperkirakan hubungan


antara lebar bukaan terowongan dengan sistem penyangga yang harus digunakan.

Hubungan tersebut dapat dilihat pada grafik yang dibuatkan oleh Barton tahun
1974. Grafik tersebut kemudian diupdate lagi oleh Grimstad dan Barton tahun 1993.

Dengan nilai ED: 9,4 dan Q : 4,5 maka masuk dalam kategori 4. Kategori 4
mengharuskan pemasangan rock bolt dengan spasi 2,1 meter dalam shotcrete
setebal 4-10cm.

Jika nilai dari persamaan Q system telah ditemukan, maka system support dapat
ditentukan berdasarkan grafik berikut ini.

Gambar 1. Reinforcement Categories


Panjang Rock Bolt yang akan dipasang bisa dihitung menggunakan rumus :

Gambar 2. Rock Bolt

Dimana B = Lebar Terowongan


Gambar 2. pemasangan Shotcrete dan Rock Bolt diterowongan

Anda mungkin juga menyukai