Anda di halaman 1dari 9

TAHAPAN INVESTIGASI GEOLOGI TEKNIK

Oleh
Syakira Trisnafiah

Kajian tahapan investigasi geologi teknik dilakukan untuk mengkaji


kekuatan dan kelemahan geologi untuk kepentingan pra-konstruksi. Tahapan
investigasi geologi teknik dibagi menjadi pengujian geologi teknik lapangan,
pengujian laboratorium dan analisis serta pengolahan data. Data tersebut kemudian
dijadikan acuan untuk menentukan jenis pondasi yang sesuai, pondasi dangkal atau
pondasi dalam kemudian memberikan rekomendasi agar bangunan aman dan juga
informasi kapasitas loading bangunan.
1. Penyelidikan Geologi Teknik
Investigasi awal pada tahapan pengkajian bertujuan untuk mengetahui profil
lapisan tanah, aspek-aspek geologi pada daerah penelitian, lokasi MAT, kondisi
hidrologi, topografi, dan persebaran tanah.
2. Pengujian Geologi Teknik Lapangan
A. Penyelidikan Awal
- Pemetaan Geologi Teknik
Survey geologi dilakukan dengan mencatat kondisi geologi teknik di
sepanjang rencana trase jalan untuk setiap jarak 500 m sampai 1000 m, kemudian
menganalisis lapukan batuan dengan mengamati gerakan tanah, tebal pelapukan
tanah dasar, MAT, kondisi lereng serta kekerasan batuan.
- Metode Geofisika
Survey dengan menggunakan metode geofisika bertujuan untuk mengetahui
kondisi bawah permukaan daerah penelitian. Survey geofisika yang sering
dilakukan yaitu survey seismik dan geolistrik.
 Seismik
Pada metode seismik, digunakan sifat rambat gelombang, yaitu dimana
setiap batuan akan memiliki kecepatan yang berbeda dalam meneruskan
suatu gelombang. Dilakukan dengan cara meledakkan dinamit kemudian
getaran yang dihasilkan akan direkam oleh geophone.
Gambar 1. Pengambilan data lapangan
 Geolistrik
Merupakan metode geofisika yang menyelidiki struktur bawah permukaan
dengan menggunakan sifat - sifat kelistrikan batuan. Data yang didapatkan
dari penggunaan metode ini yaitu berupa data stratigrafi, kedalaman mat,
maupun indikasi bidang longsor.
- Pengeboran Penyelidikan
 Pengeboran Manual (Hand Auger)
Dilakukan dengan cara menekan auger masuk kedalam tanah, sederhana
dan mudah dilakukan, kedalaman maksimal 10 meter, tidak untuk tanah
pasir.

Gambar 2. Cara kerja pengeboran manual


 Pengeboran Bilas
Menggunakan mesin bor rotary, tanah diambil dari lubang bor
menggunakan sirkulasi air, digunakan untuk mengambil sampel terganggu.
 Pengeboran Inti
Dapat dilakukan pada tanah apa saja, digunakan untuk mengidentifikasi
tanah/ batuan, menggunakan mesin bor rotari, kedalaman maksimal 40
meter.
 Test-Pit
Dilakukan pada tempat penting suatu bangunan, digunakan untuk
mengetahui kondisi lapisan tanah dengan teliti, mengidentifikasi tanah
secara langsung, dapat mengetahui kondisi air tanah.

Gambar 3. Test-pit
B. Penyelidikan Lanjut
- Sampling/ Boring
 Undisturbed Sample
Tanah tidak terganggu diambil dengan shelby tube untuk sampel lunak dan
thick wall tube atau denison untuk sampel keras. Tanah tidak terganggu
masih menunjukkan sifat-sifat aslinya.
 Disturbed Sample
Tanah terganggu diambil tanpa memperhatikan usaha untuk melindungi
struktur asli tanah. Dapat diperoleh dari core drilling atau uji SPT.
Dibungkus plastik dan diberi label.
- Sondir/ CPT
Pengujian yang terkenal dan sering digunakan. Mendapatkan profil lapisan
tanah secara kontinu, digunakan untuk karakteristik evaluasi tanah, digunakan pada
tanah lempung – pasir tetapi tidak untuk batuan. Pada uji ini tidak dilakukan
pengambilan sampel batuan. Mengukur tegangan ujung terukur dan friksi pada
mantel. Pengujian dilakukan dengan melakukan perlawanan konus yang ditekan
kontinu dengan dongkrak hidraulik pada kecepatan 20 mm/sec.
Gambar 4. Konus pada uji sondir
- SPT (Standard Penetration Test)
Merupakan pengujian yang dikerjakan bersamaan dengan pengeboran
untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah juga pengambilan contoh
terganggu dengan teknik penumbukan. Teknis uji dilakukan dengan menjatuhkan
palu seberat 63.5 kg dengan tinggi jatuh 0.75 m. Split barrel sample dipukul dalam
tiga tahap sedalam 0.15 m, tetapi perhitungan N (tahanan SPT) hanya N2 dan N3
saja. N1 tidak diperhitungan karena rusak akibat pemboran sebelumnya.

Gambar 5. Skema uji SPT berdasarkan ASTM D 1586


- Tes Permeabilitas
Uji permeabilitas di lapangan untuk tanah pasir menggunakan constant
head dan tanah lanau atau lempung dengan falling head. Pengujian constant head
dilakukan dengan cara mengisi ful lubang bor kemudian pada menit pertama
menghitung debit dan dihitung pada menit berikutnya hingga permukaan air
konstan. Pada pengujian falling head dilakukan dengan cara mengisi ful lubang bor
kemudian meghitung penuruan permukaan air setiap menitnya.
- Uji CBR
Pengujian dilakukan untuk mendapatkan nilai CBR langsung ditempat yang
digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan maupun lapis tambah perkerasan
(overlay). Diuji dengan alat speedy dan menghitung kapasitas pembebanan rata-
rata yang dapat dipikul oleh suatu lapisan/bahan tanah. Menghitung tegangan
penetrasi pada setiap kenaikan penetrasi.

Gambar 6. Peralatan pengujian CBR lapangan


- VST (Vane Shear Test)
Pengujian baling menghitung kemampuan tanah melawan tegangan geser
yang terbebani (pergeseran tanah). Terdiri dari sebuah batang yang pada bagian
ujung bawahnya terdapat 4 buah sayap dan alat pencatat pada ujung lain berupa
pegas untuk memberikan harga kekuatan geser tanah pada kondisi undrained. Uji
kekuatan geser langsung di lapangan biasanya dilakukan dalam terowongan uji.
(Jarang digunakan, biaya tinggi)
Handle

Indikator
kedalaman
Skala

Blades

Gambar 7. Alat uji vane


- PMT (Pressuremeter Test)
Bertujuan untuk mengukur kekuatan dan deformasi tanah. Digunakan pada
tanah yang membutuhkan prediksi penurunan elastis. Pengujian dilakukan dengan
cara mengembangkan silinder karet yang berisi air dengan memberikan tekanan
gas. Probe silinder panjang dikembangkan secara radial didalam tanah
sekelilingnya. Data yang didapat berupa kurva hubungan tegangan-regangan-
kekuatan.

Gambar 8. Skema pengujian pressuremeter berdasarkan ASTM D 4719


- PLT (Plate Load Test)
Merupakan pengukuran langsung nulai modulus reaksi tanah dasar untuk
kondisi static alastis. Dikerjakan dengan menekan pelat bundar pada kedalaman
tertentu dengan beban 2-3x beban rencana hingga tanah runtuh. Dilakukan pada
tanah dasar sub-grade, tanah timbunan, dan lapis pondasi/ base.
C. Penyelidikan Tambahan
Berupa penyelidikan air tanah dengan tujuan mengetahui posisi permukaan
tanah dan sifat rembesan. Dilakukan dengan cara pemantauan pada sumur
observasi, atau pengukuran piezometer.
3. Pengujian Geologi Teknik Laboratorium
A. Indeks Properties Tanah
- Pengukuran Volume dan Berat Benda Uji
 Kadar Air
Merupakan jumlah air dalam tanah sesuai berat keringnya.
 Berat Jenis
Merupakan perbandingan antara berat volume butiran padat dengan berat
volume air pada temperatur tertentu.
 Berat Volume
Berat contoh tanah dibagi dengan volume.
 Berat Isi
Merupakan perbandingan berat tanah basah dan isi tanah.
- Uji Saringan (Sieve Analysis)
Bertujuan untuk mengukur persentase berbagai ukuran butir, mengevaluasi
karakteristik teknik (potensi swelling), dan klasifikasi tekstur tanah. Dilakukan
dengan mencuci contoh representatif kemudian dikeringkan dan dimasukkan
melalui serangkaian saringan. Jumlah material yang tertahan pada masing-maisng
saringan ditimbang untuk mengukur persentase material yang melewati saringan.

Gambar 9. Berbagai ukuran saringan dari kerikil sedang, kerikil halus, pasir
sedang-kasar, lanau dan lempung kering (kanan ke kiri)
- Batas-batas Atterberg
Menggambarkan konsistensi dan plastisitas tanah berbutir halus dengan
perubahan derajat kadar air. Terdapat tiga parameter yaitu batas cair (LL), batas
plastis (PL) dan batas susut. Sifat plastis dari suatu tanah disebabkan oleh air yang
terserap disekeliling permukaan lempung, maka diharapkan tipe dan jumlah
mineral lempung yang dikandung dalam suatu tanah akan mempengaruhi batas
plastis dan batas cair.

Gambar 10. Mangkung Cassagrande untuk pengujian batas Atterberg


B. Mekanika Tanah
- Uji Triaksial
Mengetahui karakteristik kekuatan tanah yang mencakup informasi rinci
pengaruh tekanan lateral, tekanan air pori dan drainase. Pada uji ini diketahui nilai
sudut geser lempung dan lanau alami atau pasir cetak ulang. Dilakukan dengan
memberikan tekanan total dan dibebani secara vertikal melalui batang tekan yang
ditingkatkan secara bertahap sampai benda uji runtuh.

Gambar 10. Sistem triaksial kontrol


- Direct Shear Test
Uji kuat geser langsung dilakukan dengan cara menempatkan benda uji
kedalam box geser bentuk silinder, diberi beban vertikal pada benda uji yang
diperbolehkan mengalami konsolidasi, kemudian bagian atas atau bawah kotak
digerakkan dengan kecepatan konstan dan bagian kotak lain beban horisontal
diukur dengan cincin beban, diulangi minimal tiga kali. Mendapatkan kurva
hubungan nilai kohesi efektif dan sudut geser dalam.

Gambar 11. Alat uji kuat geser NGI


- Kompressibilitas (Tes Konsolidasi)
Konsolidasi merupakan suatu proses perubahan volume tanah akibat
keluarnya air pori yang disebabkan peningkatan tekanan air pori dalam lapisan
tanah jenuh. Menentukan parameter kompressibilitas, kekakuan sesuai modulus
tertahan, tegangan prakonsolidasi, laju konsolidasi, laju rayapan dan nilai perkiraan
kelulusan air. Dilakukan dengan menggunakan benda uji tipis dan ditempatkan
dalam alat pembebanan (konsolidometer), beban dan deformasi tercatat adalah
dalam arah vertikal.

Gambar 12. Alat uji Konsolidometer pneumatik

Anda mungkin juga menyukai