Oleh
Syakira Trisnafiah
Gambar 3. Test-pit
B. Penyelidikan Lanjut
- Sampling/ Boring
Undisturbed Sample
Tanah tidak terganggu diambil dengan shelby tube untuk sampel lunak dan
thick wall tube atau denison untuk sampel keras. Tanah tidak terganggu
masih menunjukkan sifat-sifat aslinya.
Disturbed Sample
Tanah terganggu diambil tanpa memperhatikan usaha untuk melindungi
struktur asli tanah. Dapat diperoleh dari core drilling atau uji SPT.
Dibungkus plastik dan diberi label.
- Sondir/ CPT
Pengujian yang terkenal dan sering digunakan. Mendapatkan profil lapisan
tanah secara kontinu, digunakan untuk karakteristik evaluasi tanah, digunakan pada
tanah lempung – pasir tetapi tidak untuk batuan. Pada uji ini tidak dilakukan
pengambilan sampel batuan. Mengukur tegangan ujung terukur dan friksi pada
mantel. Pengujian dilakukan dengan melakukan perlawanan konus yang ditekan
kontinu dengan dongkrak hidraulik pada kecepatan 20 mm/sec.
Gambar 4. Konus pada uji sondir
- SPT (Standard Penetration Test)
Merupakan pengujian yang dikerjakan bersamaan dengan pengeboran
untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah juga pengambilan contoh
terganggu dengan teknik penumbukan. Teknis uji dilakukan dengan menjatuhkan
palu seberat 63.5 kg dengan tinggi jatuh 0.75 m. Split barrel sample dipukul dalam
tiga tahap sedalam 0.15 m, tetapi perhitungan N (tahanan SPT) hanya N2 dan N3
saja. N1 tidak diperhitungan karena rusak akibat pemboran sebelumnya.
Indikator
kedalaman
Skala
Blades
Gambar 9. Berbagai ukuran saringan dari kerikil sedang, kerikil halus, pasir
sedang-kasar, lanau dan lempung kering (kanan ke kiri)
- Batas-batas Atterberg
Menggambarkan konsistensi dan plastisitas tanah berbutir halus dengan
perubahan derajat kadar air. Terdapat tiga parameter yaitu batas cair (LL), batas
plastis (PL) dan batas susut. Sifat plastis dari suatu tanah disebabkan oleh air yang
terserap disekeliling permukaan lempung, maka diharapkan tipe dan jumlah
mineral lempung yang dikandung dalam suatu tanah akan mempengaruhi batas
plastis dan batas cair.