Anda di halaman 1dari 3

SUHANTORO

410014015

Dipmeter dan Manfaatnya dalam Bidang Geologi dan


Geofisika
Dipmeter pertama kali diperkenalkan pada tahun 1930-an digunakan
dalam eksplorasi geologi perminyakan yang bersifat bawah permukaan
untuk mencari dan mengidentifikasi fitur utama dari struktur geologi yang
berfungsi sebagai perangkap minyak. Dipmeter adalah jenis wireline log,
dimana prinsip kerja alat ini yaitu mengukur resistivitas mikro yang
dilakukan pada 4 atau lebih titik pengukuran, dengan spasi 90o, secara
bersamaan. Hasil dari operasi wireline menghasilkan kurva resistivitas, yg
selanjutnya diproses dalam Central Service Unit (CSU - versi Perusahaan
wireline Schlumberger), akan menghasilkan beberapa tampilan seperti : Tad
Pole, dimana penampilannya menginformasikan besaran (magnitude) dan
arah (direction) dari kedudukan strukur bidang (umumnya adalah bidang
perlapisan). Penyebaran tad pole secara vertikal, merupakan gambaran
perlapisan batuan sedimen dari sumur yang tertembus oleh lubang bor, yang
selanjutnya berdasarkan pola-pola sebarannya dapat diinterpretasikan
kondisi geologi bawah permukaannya.
Sebelum adanya dipmeter, arah dan besarnya kemiringan lapisan
diperoleh dari formasi bagian atas pada tiga lubang bor yang berbeda. Dari
data yang didapat, arah dan besarnya kemiringan dapat ditentukan.
Sedangkan dengan dipmeter, besar dan arah kemiringan formasi diperoleh
dari satu lubang bor saja. Informasi dipmeter ini berguna didalam
menentukan kemungkinan adanya struktur geologi, menentukan arah
pemboran selanjutnya, memperkirakan adanya reservoar, ketidaselarasan
dan informasi stratigrafi. Dalam survei sumur minyak metode yang
menentukan arah dan sudut kemiringan formasi dalam hubungannya dengan
lubang pengeboran dan catatan data yang memungkinkan perhitungan baik
jumlah dan arah pembentukan dip relatif terhadap sumbu lubang, dengan
demikian memberikan informasi tentang struktur geologi dan kondisi
geologi bawah permukaan. Disebut log dipmeter atau log dip.

Tugas Geomodel 1
SUHANTORO
410014015

Beberapa kegunaan dipmeter adalah sebagai berikut :


1) Untuk mengetahui besar dan arah kemiringan bidang
perlapisan suatu formasi.
2) Untuk mengetahui adanya bidang diskontinuitas (ketidak
menerusan) seperti bidang ketidakselarasan bidang sesar.
3) Untuk menganalisa hadirnya litologi batupasir, batulempung,
dan karbonat
4) Untuk mengetahui struktur geologi bawah permukaan seperti
adanya perlipatan, patahan.
5) Untuk mengetahui arah transportasi dan mekanisme
pengendapan.
6) Untuk mengetahui lingkungan pengendapan,
7) Di beberapa kasus geologi, dipmeter log digunakan untuk
konfirmasi kehadiran struktur juga konfirmasi stratigrafi.
Identifiksi pola perubahan arah dan besar kemiringan dengan
memberi warna:
1) Pola Merah : warna yang mengelompokan pola pengurangan
arah dan besar kemiringan perlapisan ke arah atas secara
berangsur dengan arah dip yang konstan. Pola demikian
merupakan tubuh batuan yang diendapkan pada bidang miring.
2) Pola biru : warna yang mengelompokan pola peningkatan arah
dan kemiringan perlapisan ke arah atas, diaman pola tad-pole
yang brdekatan mempunyai arah sama, semakin ke bawah
besar kemiringan semakin kecil.
3) Pola hijau :Warna yang mengelompokan pola arah dan besar
kemiringan secara berurut sama, dimana tad-pole yang
berdekatan mempunyai arah sama .
4) Pola acak: dimana sebaran arah dan besaran dip tidak teratur.
Ini menunjukan adanya pengaruh struktur terhadap formasi
yang berkaitan dengan patahan atau lipatan yang intensif.

Tugas Geomodel 2
SUHANTORO
410014015

Gambar hasil pengukuran dipmeter yang telah diproses

Alat dipmeter beroperasi pada prinsip berikut. Permukaan bedding


memotong lubang bor di sudut tertentu menyebabkan perubahan
microresistivity untuk direkam pada kedalaman yang berbeda pada kurva
dipmeter, yang direkam dari elektroda pada bantalan yang terletak di posisi
melingkar sekitar lubang bor. Perbedaan antar kurva tergantung pada
besarnya dip, arah, atau azimuth, dari permukaan bedding. Metode korelasi
matematika diterapkan untuk mengukur perpindahan. Dip dan azimuth dari
bedding kemudian dapat dihitung, dan dikoreksi untuk efek deviasi dari
lubang bor. Umumnya, dalam formasi baik bedding atau laminasi, data yang
tercatat memungkinkan penentuan dip pembentukan dan azimuth. Korelasi
pad-to-pad terbatas untuk studi stratigrafi. Dalam geofisika kegunaan
dipmeter sama halnya dengan yang ada dalam bidang geologi yaitu untuk
mengukur kemiringan melalui lubang bor. Pada pengolahan komputer data
yang dihasilkan akan terbentuk plot dengan besar dip dan arah dip. Data
dipmeter tersebut digunakan untuk mengidentifikasi tektonik serta struktur
sedimen. Namun dalam praktenya sering terlihat samar-samar dan harus
diinterpretasikan denga hati-hati.

Tugas Geomodel 3

Anda mungkin juga menyukai