Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................... 2
1.3 Alat Dan Bahan.......................................................... 2
1.4 Skema Kerja ............................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................ 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................... 7
BAB IV PENUTUP ................................................................ 11
4.1 Kesimpulan ................................................................ 11
4.2 Saran ......................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 12
LAMPIRAN .......................................................................... 13

P o l a S i n g k a p a n d a n P e t a G e o l o g i |i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari perihal
tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi
serta menjelaskan didalam proses pembentukannya. Tujuan
mempelajari geologi struktur dan tektonik adalah merekonstruksi
gaya-gaya yang menyebakan proses perubahan dan evolusi dari
muka bumi. Dalam mempelajari semua ilmu yang ada di dalam
geologi struktur akan sangat tergantung pada observasi batuan
yang terdeformasi di lapangan. Geologi struktur lebih ditekankan
pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti
perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan
sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik,
sedangkan pembelajaran tektonik dan geotektonik ini biasanya
dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih besar, yang
mna dapat mempelajari objek-objek geologi seperti cekungan
sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan
sebagainya. Deformasi pada batuan dapat berbentuk lipatan
maupun patahan atau sesar. Lipatan adalah suatu undulasi atau
suatu bentuk gelombang pada permukaan batuan yang
mengalami dan membentuk sesuatu yaitu penekukan. Patahan
adalah suatu faktur planar atau diskontinu dalam volume batuan
yang mana telah ada perpindahan yang sangat signifikan sebagai
akibat dari gerakan massa batuan.
Pada geologi struktur hal yang paling menjadi
perhatianbukanlah jenis batuan ataupun mineral penyusunnya,
melainkanstruktur pada batuan tersebut. Pada prinsipnya,
struktur batuanatau yang sering disebut struktur geologi
mudah dipelajari dengan melihat perubahan ciri fisik dari suatu
perlapisan batuan, akan tetapi pada kenyataan dan
penerapan di lapangan penggambaran struktur geologi tidak
P o l a S i n g k a p a n d a n P e t a G e o l o g i |1
sedemikian prinsipnya, karena tidak selamanya struktur
geologi dapat dilihat dengan bentuk utuh.
Untuk mempermudah dalam mempelajari perubahan-
perubahan berserta unsur-unsur yang berperan dalam deformasi
tersebut, maka dibuatlah peta geologi yang merupakan panduan
untuk mengkorelasikan dan juga memadukan apa yang telah
didapatkan di lapangan untuk mendapatkan dan memberikan
pengambaran mengenai sebaran batuan, sususan batuan, dan
juga akibat-akibat perbuhan batuan di permuakaan bumi yang di
sebabkan oleh stuktur geologi. Selain peta geologi, juga diperlukan
pengetahuan untuk memahami polasingkapan dari peta geologi.
Pola singkapan merupakan perpotongan antara bidanglintang
dengan bidang topografinya. Peta geologi merupakan jenis peta
yangmenggambarkan keadaan geologi suatu daerah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Mampu memahami dan menerapkan hukum v-rules dalam
menentukan pola singkapan batuan.
2. Mampu memahami cara membuat metode kontur struktur
dan menentukan batas singkapan batuan.
3. Mampu membuat penampang geologi.
1.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Peralatan yang digunakan pada saat praktikum adalah
sebagai berikut:
1. Busur derajat
2. Penggaris
3. Alat tulis
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah:
1. Modul
2. Lembar kerja/blanko
P o l a S i n g k a p a n d a n P e t a G e o l o g i |2
1.4 Skema Kerja
Adapun skema kerja dari praktikum kali ini adalah:
a. Cara Membuat Penampang Geologi
1. Membuat sayatan dengan arah tegak lurus dengan
jurus lapisan.
2. Membuat base line yang panjangnya sama dengan
panjang garis sayatan
3. Membuat end line membaginya sesuai dengan
ketinggian yang kita dapatkan tidak harus dimulai
dengan angka nol
4. Mengeplotkan ketinggian kontur yang terpotong
dengan sayatan dan menghubungkannya.
5. Menggambarkan keadaan geologi termasuk di
dalamnya pengeplotan kemiringan lapisan serta
struktur geologi yang berkembang di daerah atau
sayatan tersebut.
b. Cara Menentukan Kemiringan SemuMenggunakan
Alignment Diagram
1. Cari sudut antara strike lapisan dengan arah sayatan.
2. Hubungkan dengan true dip (dip sebenarnya
padalapisan)
3. Tarik garis lurus dari sudut antara strike lapisan
dengan arah sayatan dengan true dip
4. Garis yang berpotongan dengan apparent dip
merupakan nilai dari apparent dipnya
c. Pembuatan Kontur Stuktur
1. Tarik garis lurus searah strike pada kedudukan
batuan yang menunjukan adanya kontak batuan,
garis tersebut dinamakan folding line
2. Membuat kemiringan bidang lapisan sebesar
dip pada kedudukan tersebut

P o l a S i n g k a p a n d a n P e t a G e o l o g i |3
3. Membuat garis kontur struktur yang sejajar folding
line dengan interval tiap garis
4. Memberikan tanda titik pada setiap titik per
potongan antara garis kontur struktur dengan
garis kontur yang mempunyai nilai yang sama
5. Menghubungkan titik-titik potong yang sudah
ditandai tersebut secara berurutan.

P o l a S i n g k a p a n d a n P e t a G e o l o g i |4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang
mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari
proses deformasi. Adapun pengertian deformasi batuan yaitu
perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari
gaya yang bekerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi
struktur adalah ilmu yang mempelajari perihal tentang bentuk
arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta
menjelaskan proses pembentukannya (Djuri, 2010).
Peta kontur struktur sering sekali dijadikan sebagai
bahananalisa yang merupakan peta yang menggambarkan
kenampakan persebaran suatu horizon (formasi bagian atas)
dansuatu patahan. Kemiringan horizontal pada batuan
digambarkantegak lurus terhadap garis kontur dan jarak antar
kontur akan menunjukkan kemiringan dari horizon. Semakin
rapat jarak kontur maka kemiringan horizontal dalam peta kontur
struktur akan semakin terjal. Peta kontur struktur adalah
metode yang paling efektif dalam menggambarkan bentukan tiga
dimensi dari permukaan horizontal kedalam bentuk dua
dimensi (Doddy, 2008).
Untuk perpotongan antara bidang litologi dan bidang
permukaan bumi yaitu yang dinamakan sebagai pola singkapan.
Daripola singkapan tersebut akan diketahuisebuah keadaan geologi
pada suatu daerah dan dapat dibuat suatu peta yang
menggambarkan keadaan geologi meliputi penyebaran litologi,
struktur dan morfologi. Peta semacam ini disebut peta geologi
dimana besar dan bentuk dari pola singkapan ini tergantung dari
beberapa faktor seperti ketebalan lapisan, kemiringan lapisan,
bentuk morfologi, dan bentuk struktur lipatan (Tipler, 2001).
Dalam mempelajai peta kontur, perlu untuk mengetahui
hukum V atau Vrules, dimana hukum ini menyatakan hubungan
P o l a S i n g k a p a n d a n P e t a G e o l o g i |5
antara lapisan yang mempunyaikemiringan dengan relief topografi
yang menghasilkan suatu pola singkapan. Hukum tersebut
menyatakan lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan
yang mengikuti pola garis kontur, lapisan dengan dip yang
berlawanan arah dengan slope, maka kenampakan lapisan akan
memotong lembah dengan pola singkapan akan membentuk huruf
V yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah, pada lapisan
tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus, dimana
pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi,
lapisan dengan dip yang searah dengan arah slope dimana dip
lapisan akan lebih besar daripada slope akan membentuk pola
singkapan dengan huruf V yang berlawanan dengan arah slope,
serta lapisan dengan kemiringan searah dengan kemiringan lembah
dan bukit (Asikin, 2000).
Dalam melakukan analisa struktur geologi, dapat dilakukan
dengan beberapa tahapan dan cara, dimulai dengan melakukan
deskripsi geometri, analisa kinematika, yang dapat dilakukan
dengan mempelajari sifat gerak dan perubahan yang terjadi
pada batuan. Analisa dinamikanya merupakan mempelajari
pengaruh gaya atau tegasan yang menyebabkan terjadinya
deformasi pada batuan. Analisa struktur dapat dilakukan secara
langsung yang dapat dilakukan dengan pengamatan secara
seksama pada suatu singkapan atau secara tidak langsung yaitu
dengan mempelajari dari peta atau citra yang ada dengan
penampang dari pemboran atau profil seismik, yang kemudian
dilanjutkan dengan menerapkan teori dan konsep yang berlaku,
untuk sampai pada suatu interpretasi. Pengamatan secara
langsung dilapangan merupakan langkah yang sangat
fundamental. Pada pengamatan secara langsung, selain analis
ayang sifatnya deskriptif geometri, juga dapat dilakukan
pengamatan tentang kinematikanya (Adhitama, 2021).

P o l a S i n g k a p a n d a n P e t a G e o l o g i |6
BAB III
PEMBAHASAN
Pada tanggal 30 Oktober 2023 tepatnya hari senin diadakannya
pratikum geologi struktur yang membahas tentang pola mengenai
pola singkapan dan peta geologi, dimana dalam pmbahasannya
membahas mengenai sebuah peta kontur yang dilakukan
penyayatan dengan menggunakan kaidah hukum V.
Hukum V sendiri merupakan hukum yang menjelaskan
hubungan antara lapisan batuan yang mempunyai kemiringan
dengan bentuk topografi berelif yang menghasilkan suatu pola
singkapan yang beraturan,karena hal tersebutlah, hukum tersebut
dikenal dengan nama hukum V. Adapun hal yang harus
diperhatikan ataupun syarat dari hukum V itu sendiri yaitu peta
atau pun daerah yang berada didalam pea memiliki kontur
topografi, terdapat nilai strike dan dip dan memiliki skala peta
ataupun skala proyeksi. Umumnya bentuk relief dari muka bumi
dipengaruhi oleh bentuk struktur batuan yang telah ada. Batuan
dikatakan tersingkap bila ketinggiannya sama dengan permukaan
bumi. Bila setiap singkapan batuan yang sama dihubungkan
dengan batas yang jelas pada peta maka akan terlihat suatu bentuk
penyebaran batuan. Bentuk penyebaran tersebut dikenal dengan
pola singkapan.
Dari adanya singkapan batuan inilah dapat diketahui keadaan
geologi suatu daerah dan juga dapat dibuat petasingkapan batuan
geologi yang menggambarkan tentang keadaan daerah
tersebut,meliputi suatu penyebaran batuan atau litologi,
penyebaran tersebut diatas disebut juga dengan peta dasar
geologi.Seperti dalam praktikum ini yang juga digunakan peta
topografi, dimana petatopografi memiliki bentuk yang kompleks
yang akan memberikan pola penyebaran singkapan yang komplek
juga. Penyebaran singkapan batuan dapat diperkirakan
darihubungan antara kedudukan lapisan batuan tersebut dengan
P o l a S i n g k a p a n d a n P e t a G e o l o g i |7
kontur topografinya. Adanya aturana yang mengatur mengenai
hubungan tersebut disebut dengan Hukum V yang telah dijelaskan
sebelumnya. Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai dasar
dalam menentukan penyebaran suatu singkapan batuan seperti
lapisan yang memiliki kedudukan horizontal pastinya akan
mempunyai kontak yang konstan terhadap ketinggian, dimana
kontak tersebut akan tepat dengan atau paralel terhadap kontur
topografi. Akan tetapi ketika lapisan memiliki kedudukanvertikal,
kontak akan memotong topografi secara tegas dan lurus tanpa
mengikutikontur topografi. Lapisan dengan kemiringan yang kecil
akan membentuk kontak batuan yang mengikuti kontur topografi,
sedangkan lapisan dengan kemiringan yang besar akan kurang
mengikuti kontur topografi yang ada.
Pada dasarnya peta geologi merupakan rangkaian dari hasil
berbagai kajian lapangan. Hal ini pula yang menyebabkan mengapa
pemetaan geologi diartikan sama dengan geologi lapangan. Peta
geologi umumnya dibuat di atas suatu peta dasardengan cara
memplot singkapan-singkapan batuan beserta unsur struktur
geologinyadi atas peta dasar tersebut. Pengukuran kedudukan
batuan dan struktur di lapangan dilakukan dengan menggunakan
kompas geologi. Kemudian dengan menerapkanhukum-hukum
geologi dapat ditarik batas dan sebaran batuan atau satuan batuan
serta unsur unsur strukturnya sehingga menghasilkan suatu peta
geologi yang lengkap.
Peta geologi dibuat berlandaskan dasar dan tujuan ilmiah
dimanamemanfaatkan lahan, air dan sumberdaya ditentukan atas
dasar peta geologi. Petageologi menyajikan sebaran dari batuan dan
tanah di permukaan atau dekat permukaan bumi, yang merupakan
penyajian ilmiah yang paling baik yangmenghasilkan informasi
yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan untuk
mengidentifikasi dan mencegah sumberdaya yang bernilai dari

P o l a S i n g k a p a n d a n P e t a G e o l o g i |8
resiko bencana alamdan menetapkan kebijakan dalam
pemanfaatan lahan.
Peta topografi didapatkan apabila ada dua orang geologist atau
lebihmelakukan pemetaan geologi di daerah yang sama yang secara
ideal akan dihasilkan peta geologi yang sama dengan
mempergunakan konsep pemetaan geologi yang sama. Hasil
pemetaan geologi yang berbeda pada peta geologi yang telah
diterbitkan akan memperlihatkan adanya perbedaan seperti
penarikan jalur garis yang menunjukkan batas satuan batuan.
Akan tetapi, jalur garis tersebut akan mempunyai pola yang sama.
Dalam bumi terdapat kekuatan dari didalam bumi yang
meyebabkan batuan-batuan terikat dan terlipat, sedangkan
kekuatan yang bekerja di permukaan bumi akan menyebabkan
terjadinya pelapukan dan juga terjadinya erupsi denudasi yang
menyebabkan perubahan terhadap roman muka bumi. Kekuatan
tersebut di atas menyebabkan terjadinnya perubahan pada bentuk
muka bumi yang dapat berupa suatu tonjolan dan lekukan yang
membentuk relief pada permukaan bumi. Bentuk relief permukaan
bumi ternyata dapat tergantung atau terkontrol oleh keadaan
geologi setempat seperti pada susunan batuan maupun struktur
yang ada di daerah tersebut. Batuan yang memiliki tekstur
keras akan cenderung dapat membentuk suatu relief yang lebih
menonjol dari pada daerah batuan yang lunak. Sedangkan
daerahyang terdiri dari batuan gamping akan membentuk suatu
pola bentang alam karstopografi merupakan bentang alam yang
kars.
Seperti yang kita ketahui bumi terdiri dari berbagai bentuk,
bagian yang paling luar adalah kerak bumi yang tersusun
oleh berbagai lapisan batuan. Pada kedudukan tersebut setiap tem
pat tidaklah sama, tergantung dari sesuatu kekuatan tektonik yang
selalu mempengaruhinya. Dari adanya singkapan batuan inilah
dapat diketahui keadaan geologi suatudaerah dan juga dapat dibuat
P o l a S i n g k a p a n d a n P e t a G e o l o g i |9
suatu peta singkapan batuan geologi yang menggambarkan tentang
keadaan suatu daerah tersebut, meliputi suatu
penyebaran batuan atau litologi, penyebaran tersebut di atas diseb
ut juga dengan peta dasar geologi. Akibat adanya kedudukan yang
tidak sama pada berbagai batuan sertaadanya suatu relif pada
permukaan bumi menyebabkan bentuk penyebaran batuandengan
struktur yang digambarkan dalam peta geologi akan membentuk
suatu pola tertentu dan bentuk penyebaran dengan istilah dari pola
singkapan.
Besar dan bentuk dari pola peyebaran atau singkapan
tergantung dari beberapa permasalahan, seperti tebal lapisan, yang
dalam hal ini suatu singkapan dengan tebal yang berbeda
walaupun pada kemiringan yang sama, tetapi keadaan topografi
besardan lebar pada peta singkapan akan berbeda. Kemudian,
ada topografi atau morfologi, yang tebal kemiringan suatu lapisan
pada suatu peta topografi menggambarkan suatu peta singkapan
batuan yang relatif besar, sedangkan petamorfologi adalah
kenampakan pada pemukaan kulit bumi yang relative
memperlihatkan bentuk ketidakselarasan secara vertikal baik
dalam ukuran besarmaupun ukuran yang sangat kecil dari
permukaan litosfer. Dan besar kemiringan lapisan yang sama
halnya dengan topografi juga sangat mempengaruhi, tetapi apabila
suatu kemiringan yang tebalnya berbeda dimana arah kemiringan
suatu lapisan batuan yang sangat berbeda juga. Kemudian, hal
terakhir yang mempengaruhi yaitu bentuk struktur lipatan, dimana
struktur lipatan akan membentuk pola singkapan yangsangat
berlainan, untuk lipatan yang menunjam terdiri dari sinklin dan
antiklin akanmembentuk pola zig-zag serta mempunyai ekspresi
topografi punggung.

P o l a S i n g k a p a n d a n P e t a G e o l o g i |10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini
adalah :
1. Hukum V-Rules menyatakan hubungan antara lapisan yang
mempunyaikemiringan dengan relief topografi yang
menghasilkan suatu pola singkapan
2. Dalam menentukan batas pola singkapan dapat dilakukan
dengan mengetahuinilai strike dan dip yang telah diukur
sebelumnya dengan meletakkan kedudukan tersebut pada
peta kontur yang ada
3. Dalam membuat penampang geologi dapat dilakukan
dengan memberikan sayatan pada peta sesuai dengan
kaidah yang ada yang memotong batas kontak litologi
4.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan dalam kegiatan
praktium ini adalah praktikan dapat lebih memahami materi serta
meningkatkan kerja sama antar praktikan dan asisten agar
mendapatkan hasil yang maksimal.

P o l a S i n g k a p a n d a n P e t a G e o l o g i |11
DAFTAR PUSTAKA
Adhitama, R. 2021. Analisis Scanline Struktur Geologi
DaerahNglanggran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung
Kidul.Journal Geoscience Engineering and Energy. Vol 2(2):
15-26.
Asikin, Sukendar. 2000. Dasar-dasar Geologi Struktur. Departemen
Teknik Geologi ITB: Bandung
Danang, Endarto. 2006. Penghantar Geologi Dasar. Surakarta:
Lembaga Pengembangan Pendidikan.
Doddy, S. 2008. Penelitian Struktur Geologi dan
KeterkaitanTerhadap Adanya Mineral Emas Daerah
Sulawesi. JurnalGeologi. Vol 4(2): 7-19.
Djuri,2010. “Peta Geologi”. Jurnal Teknlogi Pengolahan. Vol 17 (2):
31-33

P o l a S i n g k a p a n d a n P e t a G e o l o g i |12

Anda mungkin juga menyukai