BAB I
PENDAHULUAN
1.1Pendahuluan
Pada geologi struktur hal yang paling menjadi perhatian bukanlah
jenis batuan ataupun mineral penyusunnya, melainkan struktur pada
batuan tersebut. Pada prinsipnya, struktur batuan atau yang sering
disebut struktur geologi mudah dipelajari dengan melihat perubahan ciri
fisik dari suatu perlapisan batuan, akan tetapi pada kenyataan dan
penerapan di lapangan penggambaran struktur geologi tidak sedemikian
prinsipnya, kerena tidak selamanya struktur geologi dapat dilihat dengan
bentuk utuh.
BAB II
DASAR TEORI
Geologi struktur adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari
bentuk struktur pada kerak bumi yang menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan bentuk pada batuan. Pada geologi struktur hal
yang paling menjadi perhatian bukanlah jenis batuan ataupun mineral
penyusunnya, melainkan struktur pada batuan tersebut. Geologi struktur
mengkaji mengenai suatu batuan, termasuk dari asal-usulnya, geometri
dan juga kinetiknya (Ruhimat, 2006).
struktur dan morfologi. Peta semacam ini disebut peta geologi dimana
besar dan bentuk daripola singkapan ini tergantung dari beberapa faktor
seperti ketebalan lapisan, kemiringan lapisan, bentuk morfologi, dan
bentuk struktur lipatan (Tipler, 2001).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Alat dan Bahan
3.1.1Alat
Adapun alat yang digunakan adalah:
1. Alat tulis lengkap
2. Pensil warna
3. Busur derajat
4. Jangka
5. Penggaris 1 set
6. Clipboard
7. Kertas kalkir min. 5 lembar ukuran A4
3.1.2Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah:
1. Peta Topografi
2. Maket V-Rules
3. Modul
4. Lembar kerja min. 5 lembar
3.2 Skema Kerja
Adapun skema kerja dari praktikum kali ini adalah:
3.2.1 Cara Membuat Penampang Geologi
1. Membuat sayatan dengan arah tegak lurus dengan jurus
lapisan
2. Membuat base line yang panjangnya sama dengan
panjang garis sayatan
3. Membuat end line membaginya sesuai dengan ketinggian
yang kita dapatkan tidak harus dimulai dengan angka nol
BAB IV
DATA DAN HASIL
4.1Data
No. Strike/Dip Litologi Batuan
1. N 230° E/ 10° dan N 290° E/ Kontak batuan antara
20° batupasir dan batulempung
3. N 315° E/ 15° Kontak batuan antara
batulempung dan batulanau
4. N 300º E/ 18º Kontak batuan antara
batulanau dan batupasir tuffan
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum pertemuan kali ini, praktikan melakukan praktikum
mengenai pola singkapan dan pemetaan geologi, dimana dalam
pmbahasannya membahas mengenai sebuah peta kontur yang dilakukan
penyayatan dengan menggunakan kaidah hukum V. Hukum V sendiri
merupakan hukum yang menjelaskan hubungan antara lapisan batuan
yang mempunyai kemiringan dengan bentuk topografi berelif yang
menghasilkan suatu pola singkapan yang beraturan, karena hal
tersebutlah, hukum tersebut dikenal dengan nama hukum V.
Dalam praktikum kali yang mempunyai nilai kontur yang paling kecil
pada peta ini yaitu 12, 5 m dan kontur yang tertinggi yaitu 162, 5 m. Peta
topografi sendiri merupakan peta yang menggambarkan ukuran bentuk
dari permukaan bumi, sedangkan perbedaan lainnya dengan peta gologi
yang ada yaitu adanya penggambaran dari susunan formasi yang ada.
Dalam praktikum ini digunakan tiga peta yang sama untuk memberikan
kedudukan dari setiap peta yang ada. Kedudukan tersebut, diberikan oleh
asisten dengan kedudukan pertama N230°E/10°,
yang kedua N290°E/20°, yang ketiga N315ºE/15º dan yang terakhir yaitu
N300°E/18°.
Setelah diberikannya kedudukan strike dan juga dip dari asisten maka
langkah selanjutnya yaitu dengan meletakkan kedudukan tersebut pada
peta kontur yang ada pada litologi batuan yang berbeda pada batuan
tersebut. Litologi batuan yang ada pada peta tersebut yaitu batupasir,
batulanau, batulempung dan batupasir tuffan. Setelah itu, maka langkah
selanjutnya untuk mencari interval kontur dengan menggunakan rumus
skala peta yang dibagi dengan 2000. Sehingga didapatkan hasil interval
kontur sebesar 12, 5 m. Dari hal ini maka dapat disimpulkan bahwa setiap
garis mewakili perpindahan 12, 5 m. Dan untuk mencari kedudukan kontur
dapat dicari dengan interval kontur dibagi dengan tan (dip) dan dikalikan
dengan skala pada peta. Hasil yang didapatkan yaitu sebesar 0, 0019,
karena didalam pengukuran menggunakan penggaris tidak ada nilai
sebesar yang telah didapatkan tadi maka untuk mempermudahkannya
sehingga pada praktikum kali ini nilai tersebut dibulatkan atau dibesarkan
menjadi 0, 2 cm.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Adhitama, R. 2021. Analisis Scanline Struktur Geologi Daerah
Nglanggran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul. Journal
Geoscience Engineering and Energy. Vol 2(2): 15-26.
Asikin, S. 1979. Dasar-Dasar Geologi Struktur. Departemen Teknik
Geologi Institut Teknologi Bandung : Bandung.
Doddy, S. 2008. Penelitian Struktur Geologi dan Keterkaitan Terhadap
Adanya Mineral Emas Daerah Sulawesi. Jurnal Geologi. Vol 4(2): 7-
19.
Tipler, P. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
Ruhimat, M. 2006. Bentuk Muka Bumi. Erlangga. Jakarta.