DAFTAR ISI......................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................2
1.3 Alat Dan Bahan..........................................................2
1.4 Prosedur Kerja………………………………………………….3
BAB II DASAR TEORI...........................................................4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................6
BAB IV PENUTUP………………………………………………………….9
1.1 Kesimpulan................................................................9
1.2 Saran.........................................................................9
DARTAR PUSTAKA.............................................................10
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 11
Pada praktikum keempat kali ini yang dilaksanakan pada hari jum’at 28
Oktober 2022 yang bertempat di ruang 01 fakultas Sains dan Teknologi, pada
praktikum kali ini yang kami pelajari mengenai pola singkapan dan peta geologi.
Sebelumnya asisten laboratorium telah menjelaskan mengenai apa itu pola
singkapan, pemetaan geologi, dan cara menggambar penampang geologi. Dimana
dalam pembahasan kali ini juga membahas sebuah peta kontur yang dilakukan
penyayatan dengan menggunakan kaidah hukum V atau V rules. Sebelum itu,
permukaan bumi merupakan salah satu bagian yang harus dipelajari dalam
penguasaan ilmu geologi, karena ekpresi topografi terkadang dapat menunjukkan
keadaan geologi baik struktur maupun litologinya. Pernyataan tersebut
menggambarkan bahwa geomorfologi sangat terkait dalam mempelajari geologi
struktur. Bentukan-bentukan morfologi yang kita jumpai sekarang merupakan
hasil dari gaya yang bekerja baik itu berasal dari dalam maupun dari luar bumi.
Bentukan-bentukan tersebut akan berbeda-beda bentuknya tergantung dari sistem
yang mempengaruhinya. Pada sisi lain sendiri ini, litologi juga berperan dalam
mengekpresikan topografi. Nilai resisten dan tidaknya litologi akan memberikan
relief yang berbeda-beda di permukaan, litologi yang keras (resisten) cenderung
mmbentuk relief yang lebih menonjol (tinggi) daripada daerah dengan litologi
yang lebih lunak (kurang resisten). Bentukan yang berlainan dari kedudukan
litologi dan bentuk morfologi, mengakibatkan terbentuknya pola penyebaran
litologi di permukaan.
Dalam praktikum kali ini juga kami mengetahui definisi dari pola singkapan
yaitu perpotongan antara bidang litologi dan bidang permukaan bumi. Dari pola
singkapan tersebut akan diketahui keadaan geologi suatu daerah dan dapat dibuat
suatu peta yang menggambarakan keadaan geologi meliputi penyebaran litologi,
struktur dan morfologi. Peta semacam ini dinamakan peta geologi. Pada dasarnya
peta geologi merupakan rangkaian dari hasil berbagai kajian lapangan. Hal ini
menyebabkan pemetaan geologi diartikan sama dengan geologi lapangan. Peta
geologi umumnya dibuat di atas suatu peta dasar dengan cara memplot singkapan-
singkapan batuan beserta unsur struktur geologinya di atas peta dasar tersebut.
Besar dan bentuk dari suatu pola singkapan dipengatuhi oleh beberapa faktor,
Pola Singkapan Dan Peta Geologi 6
yaitu antara lain: ketebalan lapisan, kemiringan lapisan, bentuk morfologi dan
bentuk struktur lipatan. Pengukuran kedudukan batuan dan struktur dilakukan
dengan menggunakan kompas geologi. Sedangkan peta topografi didapatkan
apabila ada dua orang geologist atau lebih melakukan pemetaan geologi yang
sama dengan mempergunakan konsep pemetaan geologi yang sama. Hasil
pemetaan geologist yang berbeda pada peta geologi yang telah diterbitkan akan
memperlihatkan adanya suatu perbedaan seperti penarikan jalur garis yang
menunjukkan pola yang sama. Di peta geologi juga menyajikan sebaran dari
batuan dan tanah di permukaan atau dekat permukaan bumi, yang merupakan
pennyajian ilmiah yang paling baik yang menghasilkan informasi yang
dibutuhkan oleh para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi dan mencegah
sumber daya yang bernilai resiko bencana alam. Dalam bumi terdapat kekuatan
dari dalam yang menyebabkan batuan-batuan terikat dan terlipat, sedangkan
kekuatan yang bekerja di permukaan bumi akan menyebabkan terjadinya
pelapukan dan juga terjadinya erupsi denudasi yang menyebabkan perubahan
terhadap roman muka bumi. Kekuatan tersebut di atas menyebabkan terjadinya
perubahan pada bentuk muka bumi yang dapat berupa suatu tonjolan dan lekukan
yang membentuk relief pada permukaan bumi.
Batuan dikatakan tersingkap bila ketinggiannya sama dengan permukaan
bumi. Bila setiap singkapan batuan yang sama dihubungkan dengan batas yang
jelas pada peta maka akan terlihat suatu bentuk penyebaran batuan. Bentuk
penyebaran tersebut dikenal dengan pola singkapan. Dari adanya singkapan
batuan inilah dapat diketahui keadaan geologi yang menggambarkan tentang
keadaan daerah tersebut, meliputi suatu penyebaran batuan atau litologi,
penyebaran tersebut diatas disebut juga dengan peta dasar geologi. Seperti di
dalam praktikum ini digunakan peta topografi, dimana peta topografi memiliki
bentuk yang kompleks yang akan memberikan pola penyebaran singkapan yang
kompleks juga. Penyebaran singkapan batuan dapat diperkirakan dari hubungan
antara kedudukan lapisan batuan tersebut dengan kontur topografinya. Adanya
aturan yang mengatur mengenai hubungan tersebut disebut dengan hukum V.
Hukum V sendiri merupakan hukum yang menjelaskan hubungan antara
lapisan batuan yang mempunyai kemiringan dengan bentuk topografi ber-relief
yang menghasilkan suatu pola singkapan yang beraturan, karena hal tersebut,