Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI STRUKTUR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geologi Struktur

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Sujiman, M.T.

Disusun Oleh :

Sopriyananta

230621040

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA

Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


menganugerahkan banyak nikmat sehingga Laporan Praktikum Geologi Struktur
ini dapat tersusun dengan baik.
Maksud dan tujuan dari penyusunan laporan ini untuk memenuhi syarat guna
melengkapi Praktikum Geologi Struktur.
Dalam penyusunan laporan ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu. Terutama kepada kedua orang tua yang telah
memberikan dukungan lebih, baik moral maupun materi, serta kepada dosen
pembimbing Dr. Ir. Sujiman, M.T. yang telah banyak memberi masukkan yang
berarti. Selain itu juga kepada para asisten dosen yang telah banyak membantu dan
memberikan masukkan, serta kepada rekan mahasiswa yang telah membantu
selama praktikum serta penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini jauh dari kesempurnaan,
semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat sebagai referensi laporan
praktikum selanjutnya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Pengertian ............................................................................................ 1


1.2 Tujuan dan Manfaat ............................................................................ 1
1.3 Materi Pembahasan ............................................................................. 2

BAB II STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS ...................... 3

2.1 Dasar Teori .......................................................................................... 3


2.2 Langkah Kerja ..................................................................................... 7
2.2.1 Langkah Kerja Struktur Bidang .......................................................... 7
2.2.2 Langkah Kerja Struktur Garis ............................................................. 8

BAB III STRIKE DAN DIP ......................................................................... 9

3.1 Dasar Teori .......................................................................................... 9

BAB IV MENGUKUR STRIKE DAN DIP ................................................. 13

4.1 Dasar Teori .......................................................................................... 13


4.2 Pentingnya Penentuan Strike dan Dip ................................................. 13
4.3 Metode Penentuan Strike dan Dip ....................................................... 14

BAB V ANALISIS KEKAR ........................................................................ 15

5.1 Dasar Teori .......................................................................................... 15


5.2 Hubungan Gaya dan Pola Kekar ......................................................... 15
5.3 Analisis Kekar ..................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian
Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari bentuk arsitektorat kulit bumi
serta gejala-gejala yang menyebabkan pembentuknya. Beberapa ahli memberi
sinonim geologi struktur dengan geologi tektonik, atau geotektonik. Perbedaan
antara sinonim- sinonim tersebut terletak pada penekanan masalah yang dipelajari
dan skalanya.
Geologi struktur lebih cenderung pada geometri batuan dengan skala kecil
(lokal atau regional), sementara yang lain lebih cenderung pada gaya-gaya dan
pergerakan yang menghasilkan struktur geologi. Pengertian tersebut dapat
diuraikan dari akar kata geotektonik yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari
kata geo yang berarti earth (bumi) dan tekton yang berarti builder
(pembangun/pembentuk).
.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan mempelajari geologi
struktur adalah :
1. Dapat mendeterminasi bentuk dan ukuran tubuh batuan.
2. Dapat menghubungkan struktur geologi yang dijumpai dengan urut-urutan
kejadian.
3. Dapat mendeterminasi proses-proses fisik yang menghasilkan struktur
geologi tersebut.

Sedangkan manfaat mempelajari geologi struktur adalah :


1. Dapat mengetahui posisi stratigrafi suatu batuan dengan batuan yang lain.
2. Dalam aplikasinya dapat untuk membantu dalam pencarian bahan
mineral dan minyak bumi, geologi teknik, hidrogeologi dan geologi tata
lingkungan.

1
1.3 Materi Pembahasan
Berdasarkan pengertian geometri, struktur geologi membedakan struktur garis
dan struktur bidang. Adapun yang termasuk struktur bidang yaitu perlapisan batuan,
urat (vein), kekar, sesar, lipatan, ketidakselarasan, dan lain-lain. Sedangkan yang
termasuk struktur garis yaitu lineasi, gores-garis, hinge line, dan lain-lain.
Geologi struktur berkaitan erat dengan ilmu geologi lain, seperti geomorfologi,
sedimentologi, petrologi, geologi teknik, geohidrologi, geofisika, dan lain-lain.
Analisis data struktur geologi secara deskriptif geometri dilakukan dengan cara
mengubah bentuk yang sesunggguhnya kedalam bentuk dua dimensi dengan
proyeksi. Berdasarkan metodanya proyeksi dibedakan menjadi:
1. Proyeksi ortogonal: yaitu penggambaran obyek dengan garis proyeksi
dibuat saling sejajar dan tegak lurus terhadap bidang proyeksi.
2. Proyeksi perspektif: proyeksi suatu obyek terhadap suatu titik, misalnya
proyeksi kutub.
3. Proyeksi stereografis: penggambaran didasarkan kepada perpotongan garis
atau bidang dengan permukaan bola. Proyeksi stereografis banyak dipakai
dalam geologi struktur. Proyeksi ini dan penggunaannya akan dibahas
dalam acara proyeksi stereografis.

Dalam praktikum Geologi Struktur beberapa materi akan dibahas antara lain :

1. Struktur bidang dan struktur garis


2. Strike dan dip
3. Mengukur strike dan dip
4. Analisis kekar

2
BAB II
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS

2.1 Dasar Teori


Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk geometri bidang.
Kedudukan awal struktur bidang (bidang perlapisan) pada umumnya membentuk
kedudukan horizontal. Kedudukan ini dapat berubah menjadi miring jika
mengalami deformasi atau pada kondisi tertentu, misalnya pada tepi cekungan atau
pada lereng gunung api, kedudukan miringnya disebut initial dip.
Cara pengukuran bidang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Pengukuran jurus dan kemiringan strike/dip.
a. Pengukuran strike dilakukan dengan menempelkan sisi “E” kompas
pada bidang yang diukur dalam posisi kompas horizontal (gelembung
berada pada pusat lingkaran nivo mata sapi). Angka azimuth yang
ditunjuk oleh jarum “N” merupakan arah strike yang diukur (jangan lupa
menandai garis strike yang akan dipakai untuk pengukuran dip).
b. Pengukuran dip dilakukan dengan menempelkan sisi “W” kompas
pada bidang yang diukur dalam posisi kompas tegak lurus garis strike
(posisi nivo tabung berada di atas). Putar klinometer sampai
gelembung berada pada pusat nivo tabung.

Gambar 2.1 Cara pembacaan derajat dip (Sumber: Prasetyadi, 2014)

3
2. Pengukuran “kemiringan dan arah kemiringan” (dip,dip direction).
a. Pengukuran arah kemiringan dilakukan dengan menempelkan sisi “S”
kompas pada bidang yang diukur dalam posisi kompas horizontal
(gelembung berada pada pusat lingkaran nivo mata sapi). Angka
azimuth yang ditunjuk oleh jarum “N” merupakan arah kemiringan yang
diukur.
b. Pengukuran dip dilakukan dengan cara sama seperti yang dijelaskan
sebelumnya.

Gambar 2.2 Pengukuran kedudukan struktur bidang


(Sumber: Prasetyadi, 2014)

Struktur garis adalah struktur batuan yang membentuk geometri garis, antara
lain gores garis, sumbu lipatan, dan perpotongan dua bidang. Struktur garis dapat
dibedakan menjadi stuktur garis riil dan struktur garis semu.
Struktur garis riil adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat
diamati dan diukur langsung di lapangan, contoh gores garis yang terdapat pada
bidang sesar. Sedangkan struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah
atau kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur-unsur struktur yang membentuk
kelurusan atau liniasi.
Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi
struktur garis primer yang meliputi liniasi atau penjajaran mineral-mineral pada
batuan beku tertentu, dan arah liniasi struktur sedimen. Struktur garis sekunder yang
meliputi gores-garis, liniasi memanjang fragmen breksi sesar, garis poros lipatan,
kelurusan-kelurusan dari topografi, sungai dan sebagainya.

4
Cara Penulisan (notasi) dan simbol struktur bidang, yaitu :
1. Penulisan (notasi) struktur garis dapat dinyatakan berdasarkan dua sistem:
a. Sistem azimuth
b. Sistem kuadran
2. Penulisan struktur garis dengan cara ini dapat dilakukan berdasarkan
sistem azimuth dan sistem kuadran, yaitu:
a. Sistem Azimuth
Hanya mengenal satu tulisan yaitu N X° E/Y°
Dimana:
X= jurus/strike, besarnya 0°-360°
Y= kemiringan/dip, besarnya 0°-90°
b. Sistem Kuadran
Penulisan tergantung pada posisi kwadran yang diinginkan sehingga
mempunyai beberapa cara penulisan, yaitu (N/S) A° (E/W)/B°C
Dimana:
A= strike, besarnya 0°-360°
B= dip, besarnya 0°-90°
C= dip direction, menunjukkan arah dip

Cara pengukuran struktur garis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Cara pengukuran struktur garis yang mempunyai arah penunjaman (trend).
Cara pengukuran arah penunjaman (trend) :
a. Menempelkan alat bantu (buku lapangan atau clipboard) pada posisi
tegak dan sejajar dengan arah yakni struktur garis yang diukur.
b. Menempelkan sisi “W” atau “E” kompas pada posisi kanan atau kiri
alat bantu dengan visir kompas (sigthing arm) mengarah pada
penunjaman struktur garis tersebut.
c. Menghorizontalkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan
horizontal/gelembung berada di tengah nivo), maka harga yang
ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah penunjamannya
(trend).

5
Gambar 2.3 Kenampakan struktur garis di lapangan
(Sumber: Prasetyadi, 2014)

Cara pengukuran sudut penunjaman (plunge) :

a. Menempelkan sisi “W” kompas pada sisi atas alat bantu yang masih
dalam keaadan vertikal.
b. Memutar klinometer hingga gelembung pada nivo tabung berada di
tengah nivo dan besar sudut penunjaman (plunge) merupakan besaran
sudut vertikal yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala klinometer.

Cara pengukuran pengukuran Rake/Pitch :

a. Membuat garis horizontal pada bidang dimana struktur garis tesebut


terdapat (garis horizontal sama dengan jurus dari bidang tersebut) yang
memotong struktur garis.
b. Mengukur besar dari sudut lancip yang dibentuk oleh garis horizontal
(dengan menggunakan busur derajat).

6
Cara pengukuran arah kelurusan (bearing) :

a. Arah kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur garis yang


akan diukur, misalnya sumbu terpanjang pada fragmen breksi sesar.
b. Menghorizontalkan kompas (gelembung nivo mata sapi berada di
tengah nivo), dengan catatan, posisi kompas masih seperti no.1 tersebut
di atas, maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga
arah bearing-nya.

2. Cara pengukuran struktur garis yang tidak mempunyai arah penunjaman


(trend).
Adapun yang termasuk struktur garis yang tidak mempunyai arah
penunjaman (trend) umumnya berupa arah-arah kelurusan, misalnya arah
liniasi fragmen breksi sesar, arah kelurusan sungai, dan arah kelurusan
gawir sesar.

2.2 Langkah Kerja


2.2.1 Langkah Kerja Struktur Bidang

Penulisan struktur bidang dinyatakan dengan :

1. Sistem Azimuth: N Xo E / Yo
a. X = jurus/strike, besarnya 0o- 360o
b. Y = kemiringan/dip, besarnya 0o - 90o
2. Sistem Kuadran: (N/S) Aº (E/W) / Bº C
a. A = strike
b. B = dip
c. C = dip direction, menunjukan arah dip dapat dengan SW, NE, dan lain-
lain.
3. Membuat lingkaran kemudian memplotkan garis jurus, tepat sesuai arah
pengukuran pembacaan kompas di titik lokasi dimana struktur bidang
tersebut diukur pada kertas kalkir.

7
4. Membuat tanda kemiringan (dip) digambarkan pada tengahnya dan tegak
lurus, searah jarum jam, dimana panjang tanda kemiringan (dip) sepertiga
panjang garis jurus dan menggunakan kaidah tangan kiri.
5. Tulis besar kemiringan pada ujung tanda kemiringan, penulisan harus searah
Timur Barat.

2.2.2 Langkah Kerja Struktur Garis

Penulisan struktur garis dinyatakan dengan :

1. Sistem Azimuth: Yo, N Xo E


c. X = jurus/strike, besarnya 0o - 360o
d. Y = kemiringan/dip, besarnya 0o - 90o
2. Sistem Kuadran: tergantung pada posisi kuadran.
3. Membuat lingakaran dan memplotkan titik jurus, tepat sesuai arah
pengukuran pembacaan kompas di titik lokasi dimana struktur garis tersebut
diukur.
4. Membuat tanda kemiringan (dip) digambarkan pada tengahnya dan tegak
lurus, searah jarum jam, dimana panjang tanda kemiringan (dip) sepertiga
panjang garis jurus, ditambah tanda panah pada ujung garis tersebut untuk
bearingnya.
5. Tulis besar penunjaman (plunge) pada ujung tanda panah tersebut.

Gambar 2.4 Struktur bidang dan struktur garis (Prasetyadi, 2014)

8
BAB III
STRIKE DAN DIP

3.1 Dasar Teori


Dalam penelitian lapisan dan struktur geologi kita harus mengetahui kedudukan
batuan di permukaan bumi dengan mengukur arah penyebarannya dan juga
kemiringan batuan. Dalam ilmu Geologi, kedua elemen tersebut dinamakan strike
dan dip.
Strike atau jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar
dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan dip adalah derajat
yang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus
dari garis strike. Adapun bidang planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya
ialah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar, dan lain-lain.

Gambar 3.1 Strike dan dip

Strike dan dip pada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan
(sedimen). Tapi juga ditemukan pada batuan metamorf yang berstruktur foliasi.
Penulisan strike dan dip yaitu:
N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca North to East (Nilai Strike)
and (Nilai Dip).

9
Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas
Geologi. Kompas Geologi mumpuni untuk mengukur strike dip karena memiliki
klinometer juga bulls eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk
mengukur kemiringan dan bulls eye adalah tabung isi gelembung udara berguna
untuk memposisikan kompas geologi agar menjadi horizontal.

Gambar 3.2 Kompas Geologi (Sumber: Salia Z, 2012)

Kompas geologi banyak macamnya, di antaranya tipe Azimuth dan tipe


Kuadran. Tipe Azimuth punya skala dari 0-360°, sedangkan tipe Kuadran punya 4
kuadran yang masing-masing besarnya 90°. Kompas geologi yang biasa dipakai di
Indonesia biasanya tipe Azimuth. Bagian-bagian dari kompas Geologi, yaitu :
1. Jarum kompas/magnet, kedua ujung dari jarum kompas selalu menunjuk ke
arah kutub Utara dan kutub Selatan.
2. Lingkaran pembagian derajat, pembagian derajat yang dikenal ada dua yaitu
kompas azimuth dan kompas kwadran.
3. Klinometer, merupakan rangkaian alat yang gunanya untuk mengukur
besarnya kemiringan bidang.
4. Pengukur horizontal, ada dua berupa sebuah nivo bulat dan nivo tabung
yang bergandengan dengan klinometer berisi air dengan satu gelembung.
5. Pengatur arah.

10
Adapun bagian penyusun inti dari kompas Geologi, yaitu :
1. Adjusting screw, berupa skrup sebagai penggerak lingkaran pembagian
derajat.
2. Axial line, merupakan garis sumbu pengarah objek.
3. Bull’s eye level (mata sapi), nivo bulat pengukur horizontal kompas.
4. Klinometer level, sama seperti mata sapi namun bentuknya berupa tabung.
5. Kompas needle, merupakan jarum kompas penunjuk arah Utara dan Selatan
kutub magnet.

Adapun penggunaan kompas Geologi, yaitu untuk :


1. Mengukur strike.
Tempelkan sisi E (East), geser-geser, bersabarlah hingga gelembung
udara dalam Bull's eye level masuk ke dalam lingkaran, jangan langsung
diotak-atik, tapi tunggu dulu hingga jarum kompas stabil, terakhir amati
sudut yang ditunjuk arah Utara. Lalu tulislah sesuai petunjuk N _˚ E.
2. Mengukur dip.
Tempelkan sisi W (West) badan kompas usahakan membentuk sudut 90o
terhadap strike, Clinometer level diputar-putar sampai gelembung udara
berada di antara garis dalam clinometer level/ ditengah-tengahnya, terakhir
baca sudut dalam clinometer scale.
3. Mengukur plunge.
Cara mengukurnya seperti mengukur dip, namun karena kita mengukur
struktur garis maka pakai bantuan buku, atau papan jalan untuk
mempermudah, dengan jalan menempelkan sisi buku di struktur garis dan
melakukan pengukuran di sisi buku yang lain.
4. Mengukur trend.
Cara mengukurnya seperti mengukur strike, namun karena kita akan
mengukur struktur garis, maka diperlukan bantuan buku atau papan jalan
untuk mempermudah, dengan jalan menempelkan sisi buku di struktur garis
dan melakukan pengukuran di permukaan datar yang ada di buku atau papan
jalan tersebut.

11
5. Mengukur pitch.
Cara mengukurnya jadi pertama buatlah garis strike di permukaan
bidang, lalu langsung ukur derajat antara struktur garis dan strike
menggunakan busur derajat.
6. Untuk menentukan tempat kita terhadap suatu benda dan arah Utara.
Untuk melakukan pengukuran dengan cara ini, kita harus menggunakan
small sight, large sight dan cermin agar hasil pengukurannya maksimal.
7. Untuk menetukan tempat kita terhadap dua buah benda atau lebih.
Untuk melakukan pengukuran dengan cara ini, kita harus menggunakan
small sight, large sight dan cermin agar hasil pengukurannya maksimal.

12
BAB IV
MENGUKUR STRIKE DAN DIP

4.1 Dasar Teori


Penentuan strike dan dip dalam geologi struktural merupakan langkah kunci
dalam pemahaman dan analisis struktur geologis suatu daerah. Strike dan dip
merupakan parameter dasar yang digunakan untuk menggambarkan orientasi dan
kemiringan lapisan batuan atau bidang struktural lainnya. Pemahaman yang baik
terhadap strike dan dip sangat penting dalam eksplorasi dan eksploitasi sumber daya
alam, seperti minyak, gas, dan mineral.
Strike adalah arah horizontal garis lurus terpanjang pada permukaan batuan
yang sejajar dengan bidang geologis tertentu. Sementara itu, dip adalah kemiringan
relatif suatu bidang geologis terhadap permukaan horizontal. Kedua parameter ini
bersama-sama memberikan informasi lengkap mengenai orientasi dan kemiringan
suatu struktur geologis.

4.2 Pentingnya Penentuan Strike dan Dip


Adapun pentingnya penentuan strike dan dip yaitu :
1. Interpretasi Geologi.
Menentukan strike dan dip membantu geolog untuk menginterpretasikan
sejarah pembentukan batuan dan struktur di suatu wilayah. Dengan
mengetahui orientasi dan kemiringan, kita dapat memahami bagaimana
lapisan batuan dan lipatan terbentuk.
2. Eksplorasi Sumber Daya Alam.
Dalam industri pertambangan dan minyak-gas, penentuan strike dan dip
sangat penting untuk merencanakan pengeboran dan eksploitasi sumber
daya alam. Informasi ini membantu dalam mengidentifikasi zona-zona
potensial untuk ekstraksi.
3. Stabilitas Lereng dan Bencana Alam.
Dalam analisis stabilitas lereng dan mitigasi bencana alam, mengetahui
strike dan dip sangat penting. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi

13
potensi longsor, retakan, atau struktur geologis lain yang dapat
mempengaruhi kestabilan lereng.
4. Rekayasa Geoteknik.
Penentuan strike dan dip diperlukan dalam rekayasa geoteknik untuk
merencanakan pondasi, terowongan, atau proyek infrastruktur lainnya. Ini
membantu dalam memahami kondisi geologis di bawah permukaan tanah.

4.3 Metode Penentuan Strike dan Dip


Ada berbagai metode untuk menentukan strike dan dip, termasuk pengamatan
langsung di lapangan, menggunakan peralatan geofisika, atau analisis citra satelit.
Metode yang dipilih tergantung pada skala dan kompleksitas struktur geologis di
daerah tersebut.
Langkah-langkah dalam mengukur strike dan dip adalah :
1. Mencari arah jurus pada bidang (strike):
a. Kenali dulu arah Utara pada kompas, agar kita tidak terbalik
menentukan arah.
b. Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian Timur)
pada bidang yang akan kita ukur.
c. Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung
udara pada bull eyes berada di tengah.
d. Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke
Utara. Itulah angka Strike. Buat garis lurus searah strike untuk
menentukan dip.
2. Mencari kemiringan bidang (dip):
a. Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas yang
bertanda "W" (sisi kompas bagian barat) secara tegak lurus.
b. Putar tuas klinometer agar gelembung udara di dalam nya berada di
tengah.
c. Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angka Dip.

14
BAB V
ANALISIS KEKAR

5.1 Pengertian
Kekar (joint) adalah rekahan pada batuan yang belum mengalami pergeseran.
Dari hasil eksperimen dengan memberi gaya pada contoh batuan akan di peroleh
retakan (fracture) yang menyudut lancip dengan arah gaya kompresi yang tidak
pernah melebihi 45o, umumnya sekitar 30o, tergantung sudut geser dalam dari
batuan. Terbentuk juga retakan lain yang searah dengan gaya kompresi, disebut
extention fracture dan tegak lurus gaya kompresi disebut release fracture.

5.2 Hubungan Gaya dan Pola Kekar


Gaya-gaya pembentuk kekar dapat diuraikan menjadi gaya-gaya yang saling
tegak lurus satu sama lain. Gaya utama yang terbesar (P) membentuk sudut lancip
dengan kekar gerus yang saling berpasangan. Gaya menengah (Q) sejajar dengan
perpotongan kedua kekar gerus yang berpasangan tersebut, dan gaya terkecil (R)
membagi dua sudut tumpul.

Gambar 5.1 Hubungan gaya dengan pola kekar.


F gaya terbesar, Q gaya menengah, R gaya terkecil.
(Sudarno et al., 2008)

15
5.3 Analisis Kekar

Tujuan dari analisis kekar ini sebenarnya adalah untuk menafsirkan arah gaya
tektonik yang bekerja, sehingga diharapkan dapat membantu interpretasi struktur
sesar dan lipatan yang ada pada daerah penelitian. Hubungan antara kekar, sesar
dan lipatan dikemukakan oleh Moody dan Hill (1956).

Gambar 5.2 Hubungan struktur sesar, lipatan dan kekar

(Sumber: Moody & Hill, 1956)

Analisis kekar dapat dikerjakan dengan tiga metoda, yaitu:

1. Histogram.
2. Diagram kipas.
3. Stereografis (akan dibahas dalam acara stereografis).

16
Dalam analisis kekar dengan histogram dan diagram kipas yang dianalisis
hanyalah jurus dari kekar dengan mengabaikan besar dan arah kemiringan,
sehingga analisis ini akan mendekati kebenaran apabila kekar-kekar yang dianalisis
mempunyai dip cukup besar atau mendekati 90°. Gaya yang bekerja di anggap
lateral. Karena arah kemiringan kekar diabaikan, maka dalam perhitungan kekar
yang mempunyai arah N180°E dihitung sama dengan N0°E, N220°E dihitung sama
dengan N40°E, N115°E sama dengan N65°W.

Prosedur analisis yang digunakan yaitu untuk analisis statistik, data yang
diperkenankan umumnya 50 data, tetapi 30 data masih diperkenankan. Dalam
analisis ini kekar gerus dan kekar tarik dipisahkan, karena gaya yang bekerja untuk
kedua jenis kekar tersebut berbeda.

1. Buat tabulasi dari data pengukuran kekar berdasarkan jurus kekar ke dalam
tabel. Buat interval 5 derajat. Hitung frekuensi dan prosentase masing-
masing interval. Prosentase dihitung masing-masing interval terhadap
seluruh pengukuran.

Gambar 5.3 Bentuk tabel perhitungan kekar (Sudarno et al., 2008)

2. Membuat histogram.
a. Buat sumbu datar untuk jurus kekar, dan sumbu tegak sebagai
prosentase.
b. Sumbu datar terdiri dari N 90° W - N 0° E - N 90° E. Buat skala sesuai
interval (5 derajat).

17
c. Buat balok masing-masing interval sesuai dengan besar presentase
masing-masing interval.

Gambar 5.4 Histogram. Maksima N2,5oW dan N62,5oE.

Gaya utama N30oE (Sudarno et al., 2008).

3. Membuat diagram kipas.


a. Buat setengah lingkaran bagian atas dengan jari-jari menunjukkan besar
prosentase terbesar dari interval yang ada (misal 24%).
b. Pada sumbu datar plot prosentase. Dari pusat 0%, jari-jari terluar =
prosentase terbesar (24%).
c. Busur lingkaran dibagi menurut interval (jika interval 5 derajat maka
dibagi menjadi 18 segmen). Plot jurus kekar sesuai interval (N 90o W,
85, …, 5, 0, 5, …, 85, N 90o E).
d. Buat busur lingkaran dengan jari-jari = prosentase masingmasing
interval mulai dari batas bawah interval hingga batas atas interval. Misal
interval N 0o E - N 5o W prosentase = 20%, maka buat busur lingkaran
dari sumbu tegak (N 0o E) hingga N 5o W dengan jari-jari skala 20%.

18
Gambar 5.5 Diagram kipas. Maksima N2,5oW dan N62,5oE.

Arah gaya utama membagi dua sudut kecil, N30oE.

Sumbu lipatan tegak lurus gaya, N60oW. (Sudarno et al., 2008).

4. Interpretasi
Arah gaya pembentuk kekar membagi dua sudut lancip yang dibentuk
oleh kedua kekar.
a. Pada diagram kipas arah gaya pembentuk kekar adalah besarnya sudut
(jurus kekar) yang terbaca pada busur lingkaran, yang diperoleh dengan
membagi dua dari dua maksima (interval dengan prosentase terbesar)
yang berjarak kurang dari 90 derajat.
b. Pada histogram, arah gaya = sudut yang terbaca pada sumbu datar
yang merupakan titik tengah antara dua maksima yang berjarak
kurang dari 90 derajat.
c. Bila ingin mencari arah sumbu lipatan, tambahkan 90 derajat dari arah
gaya, searah atau berlawanan jarum jam.

19
Gambar 5.6 Pola kekar yang berkembang pada suatu lipatan

(Sumber: McClay, 1987)

Gambar 5.7 Pola kekar sistemik (Sudarno et al., 2008).

20
DAFTAR PUSTAKA

Prasetyadi, C. (2014). Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur.


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.Yogyakarta.

McClay, K. R. (1987). The mapping of geological structures. John Wiley & Sons.

Moody, J. D., & Hill, M. J. (1956). Wrench-fault tectonics. Geological Society of


America Bulletin, 67(9), 1207–1246.

Salia Z, R. (2012, February 22). Kompas Geologi.


Https://RiztoMining.Blogspot.Com/2012/02/Kompas-Geologi.Html.

Sudarno, Pramumijoyo, S., Husein, S., & Indah Marliyani, G. (2008).


Panduan Praktikum Geologi Struktur. Laboratorium Geologi Dinamika,
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

21

Anda mungkin juga menyukai