Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM

GEOLOGI STRUKTUR
Laporan Praktikum , Struktur Bidang dan Struktur Garis, 22 September 2022

Proyeksi Sterografis

Muhammad Irfan Laba1, Dina Zulkarnaen2, Muhammad Ikhlasul Amal Nur S.T.3

1. Praktikan Laboratorium Geologi Struktur


2. Asisten Laboratorium Geologi Struktur
3. Koordinator Laboratorium Geologi Struktur

*Email: irfanlaba02gmail.com

SARI

Geologi struktur biasanya didefenisikan sebagai suatu ilmu yang membahas mengenai bentuk
arsitektur dari kulit bumi dan gejala gejala yang menyebabkan terjadinnya perubahan pada kulit bumi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat menggambar beberapa
bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau
bahkan seluruh permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas
atau bahkan seluruh permukaan bumi kita harus mengadakan kompromi antara ketiga syarat di atas.
Pada praktikum ini kami dapat menyimpulkan bahwa kami dapat memahami dan mengetahui cara
menggunakan proyeksi stereografis yang didalamnya terdapat, dip semu, kedudukan dan pitch pada
proyeksi streografis. Tujuan paktikum yaitu dapat menggunakan proyeksi stereografis dalm analisis
deskriptif problema struktur geologi dan memahami penggunaan wullf net dan Schmidt net dalam
analisis deskriptif problema struktur geologi.

Kata kunci: Proyeksi Stereografi; Schmidt net; Polar net.

PENDAHULUAN

Teknik pertambangan akan mempelajari ilmu seperti mekanika batuan, mekanika tanah,
teknik pemboran, teknik peledakan, genesa bahan galian, pengolahan bahan galian, geologi, pompa
dan kompresor, ventilasi tambang, tambang terbuka, tambang bawah tanah, rekayasa lingkungan
tambang, alat berat dll. Teknik Pertambangan merupakan bidang ilmu yang mempelajari proses
penambangan mineral berharga dan batubara. Fokus dari jurusan Teknik Pertambangan adalah
kegiatan eksplorasi, eksploitasi, dan pemrosesan.
Di dalam pengetian umum, geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya. Beberapa penulis
menganggap bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur
geologi, misalnya perlipatan (fold), rekahan (fracture), sesar (fault), dan sebagainya, sebagai bagian
dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi
dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan sedimentasi,
rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya. Geologi struktur merupakan salah satu aspek
dalam ilmu geologi yang memiliki urgensi besar. Adapun dalam melihat struktur geologi suatu
daerah,
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

perlu dilakukan analisis yang tidak hanya mengacu pada data lapangan, melainkan dari berbagai
himpunan data, baik secara regional, lokal bahkan mikroskopis. Hal ini disebabkan sifat struktur
geologi yang tidak hanya di kontrol oleh gaya endogen bumi, melainkan berbagai faktor seperti
sebaran mineral, litologi, morfologi, kerentanan batuan, batas lempeng dan aspek lainnya. Sehingga,
dalam studi suatu struktur geologi daerah tertentu, perlu dilakukan studi lebih lanjut dengan
mempertimbangkan aspek-aspek yang dijelaskan diatas. Dalam melakukan penulisan kita umumnya
mengenal metode penulisan, yang mana terdiri atas 3 macam, metode Deduksi, Metode Induksi
maupun Metode Campuran. Metode Deduksi merupakan metode penulisan yang mana penjelasan
akan didahului oleh unsur-unsur umum dari pokok bahasan menjadi unsur khusus pembahasan,
sementara metode Induksi merupakan metode penulisan yang menjabarkan gambaran umum
berdasarkan pokok bahasan khusus sehingga berkesan seperti format Akibat-Sebab, dan metode
campuran merupakan metode pembahasan yang tidak stagnan atau pembahasannya dapat bergerak ke
umum-khusus tanpa berurutan. Metode diatas dapat dipergunakan dalam melakukan analisis struktur
geologi suatu daerah, dimana pembahasannya dapat dilihat secara umum atau kondisi regional,
kemudian ruang lingkupnya semakin mengecil seperti pada singkapan dan mengerucut menjadi
kenampakan megaskopis serta mikroskopis. Hal tersebut berguna untuk memahami lebih lanjut
kondisi geologi dari suatu daerah, yang mana dapat di korelasikan kepada aspek-aspek lain seperti
stratigrafi, sejarah geologi bahkan geologi teknik. Dengan dasar yang demikian, maka perlu dilakukan
suatu studi mengenai mekanisme analisis struktur geologi yang melihat dari aspek urut-urutan, dimana
dilihat dengan sudut pandang luas kemudian mengerucut menjadi khusus. Hal ini memudahkan pada
analisis data serta cara penyajiannya, dan juga menjadi kontrol dalam melakukan deskripsi dan
analisis struktur geologi dari suatu daerah.
Dalam dunia geologi struktur yang penuh dengan analisa unsur titik, garis, bidang, dan sudut
bahkan perpotongan dan kombinasi antara keempatnya, diperlkan berbagai metode yang dapat
digunakan untuk menganalisa unsur-unsur tersebut secara lebih mudah dan praktis serta memberikan
hasil yang akurat demi efisiensi kerja namun dengan hasil yang maksimal. Untuk itu, munculah suatu
metode analisa yang cukup praktis dan mudah untuk mengaplikasikannya dalam analisa struktur
geologi, yaitu metode proyeksi stereografi.
Proyeksi merupakan suatu metode atau langkah untuk menggambarkan suatu bentuk tertentu
menjadi bentuk yang lain dengan cara atau langkah yang tertentu dalam satu bidang atau garis yang
disebut sebagai bidang proyeksi atau garis proyeksi. Proyeksi Sstereografis adalah sebuah proyeksi
yang memproyeksikan poin pada permukaan bola dari lingkup kutub utara ke titik dalam bidang
bersinggungan dengan kutub selatan (Coxeter 1969). Dalam proyeksi yang memproyeksikan bola ke
sebuah bidang datar. Proyeksi didefinisikan pada seluruh wilayah, kecuali pada satu titik-titik
proyeksi. Apabila didefinisikan, pemetaan yang halus dan objektif. Hal ini konformal artinya
mempertahankan sudut. Hal ini tidak isometric artinya tidak menjaga jarak atau bidang angka. Secara
intuitif, proyeksi stereografik adalah cara membayangkan bola sebagai bidang datar, dengan beberapa
aturan yang harus diikuti. Dalam prakteknya, proyeksi dilakukan oleh komputer atau dengan tangan
menggunakan jenis khusus dari kertas grafik disebut stereonet, wullf net atau schimidt net.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

TINJAUAN PUSTAKA.

Menurut Ragan (1985), proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi
dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis. Dengan demikian,
proyeksi stereografis adalah suatu metode proyeksi dengan bidang proyeksi berupa permukaan
setengah bola. Biasanya, yang dipakai adalah permukaan setengah bola bagian bawah (lower
hemisphere). Proyeksi stereografis dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan geometri
berupa besaran arah dan sudut dalam analisa geomoetri struktur geologi karena proyeksi ini dapat
menggambarkan geometri kedudukan atau orientasi bidang dan garis dalam bidang proyeksi yang
digunakan. Proyeksi stereografi merupakan proyeksi yang didasarkan pada perpotongan bidang atau
garis dengan suatu bidang proyeksi yang berupa bidang horizontal yang melalui sebuah bola. Bidang
ini berbentuk lingkaran, disebut lingkaran primitive.
Proyeksi stereografis adalah suatu cara dalam menggambarkan deskripsi geometri secara
efisien untuk menggambarkan hubungan sudut antara garis dan suatu bidang secara langsung. Dalam
analisis proyeksi stereografis, unsur struktur geologi dilakukan penggambaran dan dibatasi dalam
suatu permukaan bola (sphere). Suatu bidang proyeksi akan terbentuk lingkaran primitif dan proyeksi
dari struktur kedudukan bidang secara horizontal (Dip = 0°), maka akan diketahui kedudukan suatu
bidang miring dalam lembar wulff net dan schmidt net, 0° (nol) di lingkaran primitif dan 90° terletak
pada pusat lingkaran (Audah, Taufik Toha & Sudarmono, 2017).
Proyeksi stereografis terdiri dari beberapa macam, antara lain:
1. Equal Angle Projection
Proyeksi equal angle lebih umum disebut dengan proyeksi stereografis. Proyeksi equal angle
pada dasarnya memproyeksikan titik-titik pada permukaan bola ke bidang proyeksi pada satu
titik yaitu pada zenith (P) yang terletak pada sumbu vertikal melalui pusat bola bagian
puncak. Equal angle projection, menghubungkan titik-titik permukaan bola ke zenith (P)
Pada proyeksi stereografis sebuah bidang dan garis akan memotong permukaan bola
imajiner.

Gambar 1. Proyeksi Equal Angle Sebuah Bidang.


LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

Gambar 2. Wulff Net.


2. Equal Area Projection
Equal area projection adalah proyeksi titik-titik pada permukaan bola bidang proyeksi
hingga titik-titik pada permukaan bola yang berjarak sama akan digambarkan pada bidang
proyeksi dengan jarak yang sebanding dan sama. Proyeksi equal area ini lebih umum
digunakan untuk analisis data statistik, karena kerapatan hasil ploting menunjukkan keadaan
yang sebenarnya. Stereogram proyeksi equal area dikenal denqan Schmidt Net.

Gambar 3. Schmidt Net.


mengembalikan proyeksi kutub yang berupa titik ke dalam bidang (lingkaran besar) harus
digunakan Schmidt Net (Ragan, 1973) Proyeksi kutub yaitu ada proyeksi kutub sebuah garis
dan proyeksi kutub sebuah bidang. Terdapat juga Polar Net atau Billings Net.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

Gambar 4. Proyeksi Equal Area.


3. Orthogonal Projection
Dengan proyeksi ortogonal, titik-titik pada permukaan bola diproyeksikan tegak lurus pada
bidang proyeksi sehingga hasilnya kebalikan dari equal angle projection, yaitu lingkaran
besar akan semakin renggang ke arah pusat. Stereogram dari proyeksi ortogonal disebut
sebagai Orthographic Net (Audah, Taufik Toha & Sudarmono, 2017)

Gambar 5. Orthogonal Projection.


4. Polar Projection
Dengan proyeksi kutub (polar), baik garis maupun bidang digambarkan sebagai titik. Bila
garis maka proyeksinya adalah proyeksi titik tembus garis tersebut dengan permukaan bola.
Bila yang diproyeksikan bidang, maka proyeksinya berupa proyeksi titik tembus garis
melalui pusat yang tegak lurus bidang tersebut. Stereogram proyeksi kutub dinamakan Polar
Net atau Billings Net. Polar net ini diperoleh dari equal area projection, sehingga apabila
akan
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

Gambar 6. Proyeksi Kutub.

Gambar 7. Polar Net atau Billings Net


Dari beberapa proyeksi stereografi di atas proyeksi stereografi dapat membantu kita dalam
menganalisis struktur struktur geologi dan permasalahan- permasalahan yang berhubungan dengan
geometri struktur geologi. Misalnya untuk menginterpretasikan arah tegasan yang bekerja pada suatu
area dengan menggunakan perhitungan arah kekar yang dominan secara statistik, menginterpretasikan
plunge dari sebuah lipatan, menginterpretasikan jenis sesar dari data kekar ataupun arah garis gores
(slicken line) yang terdapat pada singkapan batuan yang ada di lapangan.
Proyeksi peta secara umum, berdasarkan bidangnya dibagi menjadi 3 yaitu proyeksi azimuth
atau zenithal, proyeksi silinder dan proyeksi kerucut.
a. Proyeksi azimuth atau zenithal adalah bidang proyeksi yang menyinggung bola pada kutub.
proyeksi azimuth normal adalah proyeksi menyinggung bola bumi bagian kutub apabila
menyinggung bola bumi diantara equator dan kutub proyeksi disebut proyeksi oblique. Dan
yang menyinggung bola bumi bagian equator disebut proyeksi azimuth transversal.
b. Proyeksi sillinder adalah bidang proyeksi yang menyinggung bola bumi pada lingkaran
tertentu proyeksi sillinder transversal adalah sillindernya menyinggung bola bumi dikutub
apabila sillindernya menyinggung bola bumi diantara equator dan kutubdisebut proyeksi
oblique. jika sillindernya menyinggung bola bumi ekuator disebut proyeksi normal.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

c. Proyeksi kerucut adalah kerucut yang menyinggung lingkaran paralel. Proyeksi kerucut
normal adalah sumbu kerucut berimpit dengan sumbu bumi apabila sumbu kerucut tegak
lurus dengan sumbu bumi disebut proyeksi kerucut transversal dan proyeksi kerucut oblique
jika menyinggung bola bumi antara kutub dan equator (Widagdo et al., 2019)
Macam-macam proyeksi:
a. Proyeksi Sinusoidal (Peta Homolografik)
Merupakan jenis proyeksi peta yang serupa dengan irisan kulit jeruk. atau juga nama lainnya
yaitu peta homolografik, sanson flamsteed atau mercator equal area projection.
menunjukkan proyeksi peta dalam bentuk garis lurus kathulistiwa dengan garis melengkung
dengan meridian digunakan untuk memetakan tropis latitude.
b. Proyeksi Globe dari irisan globe
Proyeksi Globe adalah proyeksi kartografi yang berasal dari bola bumi yang apabila diris
menjadi beberapa bagian akan terbentuk irisan globe. menurut sejarah, proyeksi ini dahulu
disebut dengan ‘analemma’ yang pertama kali menemukan adalah Albrecht Duner.
c. Proyeksi Fuller (Proyeksi Dymaxion)
Merupakan proyeksi diatas permukaan polihedron yang dibuat oleh Buckminster Fuller
karena itu proyeksi ini sering disebut dengan proyeksi Fuller.
d. Proyeksi Oronteusfinnaeus
Merupakan proyeksi hasil karya dari oroteus finaeus yang sampai sekarang terus menjadi
misteri, karena pada zaman itu belum ada yang pernah ke benua termuda yaitu benua
antartika namun beliau dapat mengetahui ada daerah yang selama ini ditutupi oleh salju
abadi.
e. Waterman Butterfly Projection
Benhard J.S. Canhill merupakan orang yang pertama kalinya menemukan proyeksi tersebut.
f. Proyeksi Stereografi
Proyeksi stereografi merupakan metode pendeskripsian geometri yang mampu menunjukkan
hubungan antara ‘besar sudut’ dan ‘kedudukan’ dari garis atau bidang.
g. Proyeksi Azimuthal Stereografik
Titik sumber proyeksi di kutub berlawanan dengan titik singgung bidang proyeksi dengan
kutub bola bumi. Jadi jarak antara lingkaran paralel tergambar semakin membesar ke arah
luar. Pada Proyeksi Stereografi langkah-langkah pengerjaan yang harus dilakukan yaitu,
Cara penggambaran unsur struktur dengan jaring stereografi Meredian (Wulf nett):
1. Letakkan kalkir di atas jaring dan gambarkan lingkaran luarnya. Beri tanda N, E, S, W
dan pusat lingkaran.
2. Gambarkan jurus melalui pusat lingkaran sesuai harga jurusnya.
3. Putar kalkir sehingga jurus berhimpit dengan jurus Utara-Selatan dimana titik utama
jaring berhimpit dengan harga jurusnya.
4. Gambarkan garis lengkung merediannya sesuai dengan besarnya kemiringan dengan
ketentuan 0º dipinggir dan 90º di pusat lingkaran.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

5. Stereogram bidang yang dimaksud dapat di lihat bila Utara kalkir berhimpit dengan
Utara net.
h. Proyeksi Kutub
Aplikasi ilmu geologi dalam pengolahan sumber daya alam, didasarkan pada hukum-hukum
alam, sebagai calon ahli geologi dituntut untuk penguasaan pengetahuan dasar geologi,
kemampuan menganalisis dan menginterpretasikan data yang selanjutnya akan diterapkan
dalam penelitian geologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita
hanya dapat menggambar beberapa bagian permukaan bumi (Ikrima et al., 2016)
Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh
permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan
seluruh permukaan bumi kita harus mengadakan kompromi antara ketiga syarat di atas. Sebagian
dampak kompromi tersebut, keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi
mempunyai kelebihan dan kelemahan digambarkan. Menurut Ragan (1985), proyeksi stereografis
adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi
geometri bidang dan garis. Dengan demikian, proyeksi stereografis adalah suatu metode proyeksi
dengan bidang proyeksi berupa permukaan setengah bola. Biasanya, yang dipakai adalah permukaan
setengah bola bagian bawah (lower hemisphere). Proyeksi stereografis dapat memecahkan masalah
yang berkaitan dengan geometri berupa besaran arah dan sudut dalam analisa geomoetri struktur
geologi karena proyeksi ini dapat menggambarkan geometri kedudukan atau orientasi bidang dan
garis dalam bidang proyeksi yang digunakan.
            Proyeksi stereografi merupakan proyeksi yang didasarkan pada perpotongan bidang atau
garisdengan suatu bidang proyeksi yang berupa bidang horizontal yang melalui sebuah bola. Bidang
iniakan berbentuk lingkaran, disebut lingkaran primitive. Lingkaran primitif merupakan proyeksi yang
kedudukannya (dip = 0). Oleh sebab itu, penentuan dip untuk bidang dimulai pada lingkaran luar, dan
dip 90º terletak pada pusat lingkaran. Untuk menentukan kemiringan bidang yang dip-nya antara 0
– 90º, maka proyeksinya akan berbentuk busur yang jari-jarinya lebih besar dari jari-jari lingkaran
primitif, sehingga disebutlingkaran besar atau great circle, atau stereogram. Untuk struktur bidang
yang vertical, makaproyeksinya akan berupa garis lurus yang melalui pusat lingkaran primitive.
(Widagdo Dkk., 2019).
Kegunaan proyeksi stereografi dalam struktur geologi, para peneliti di struktur geologi prihatin
dengan orientasi dari bidang datar dan baris untuk sejumlah alasan. Foliasi dari batu adalah struktur
planar yang sering berisi struktur linier yang disebut Lineasi. Demikian pula, sebuah kesalahan
bidang datar adalah struktur planar yang mungkin berisi struktur linier seperti slickensides. Orientasi
ini garis dan bidang datar pada berbagai skala dapat di plot dengan menggunakan metode-metode
visualisasi garis dan bidang datar bagian atas. Seperti dalam kristalografi, bidang datar biasanya di
plot oleh tiang mereka. Tidak seperti kristalografi, belahan bumi selatan digunakan sebagai ganti dari
utara (karena struktur geologi di bawah permukaan terletak pertanyaan bumi). Dalam konteks ini
proyeksi stereografik sering disebut sebagai menurunkan proyeksi belahan bumi-sama-sudut. Yang
sama area yang lebih rendah proyeksi belahan bumi ditentukan oleh azimuth, daerah proyeksi
Lambert juga digunakan, terutama ketika plot harus dikenakan analisis statistik selanjutnya seperti
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

kepadatan contouring. Masing-masing dari proyeksi stereografis ini memiliki ciri dan hasil proyeksi
yang berbeda-beda, namun dalam analisa geometri struktur geologi, tak jarang dibutuhkan kombinasi
dari keempatnya untuk menghasilkan analisa geometri yang akurat dan lebih praktis (Kombinasi &
Figure, 2012).
a. Equal Angle Projection
Proyeksi ini pada dasarnya memproyeksikan setiap titik pada permukaan bola ke bidang
proyeksi pada suatu titik zenith yang terletak pada sumbu vertikal melalui pusat bola bagian
puncak. Bidang-bidang dengan sudut yang sama akan digambarkan semakin rapat ke arah
pusat. Hasil penggambaran pada bidang proyeksi disebut sebagai stereogram. Hasil dari
equal angle projection adalah Wulff Net.
b. Equal Area Projection
Proyeksi ini lebih umum digunakan dalam analisis data statistik karena kerapatan hasil
ploting menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Proyeksi equal area merupakan proyeksi
yang akan menghasilkan jarak titik pada bidang proyeksi yang sama dan sebanding dengan
sebenarnya. Hasil dari equal area projection adalah suatu stereogram yang disebut
dengan Schmidt Net.
c. Orthogonal Projection
Proyeksi ini merupakan kebalikan dari equal angle projection karena pada proyeksi
ortogonal, titik-titik pada permukaan bola akan diproyeksikan tegak lurus pada bidang
proyeksi dan lingkaran hasil proyeksi akan semakin renggang ke arah pusat. Stereogram dari
proyeksi ortogonal disebut sebagai Orthographic Net.
d. Polar Projection
Pada proyeksi ini, baik unsur garis maupun bidang tergambar sebagi suatu titik. Stereogram
dari proyeksi kutub ini adalah Polar Net atau Billings Net. Polar Net ini diperoleh dari equal
area projection, sehingga apabila ingin mendapatkan proyeksi bidang dari suatu titik pada
Polar Net, harus menggunakan Schmidts Net.
Dalam geometri, proyeksi stereografi adalah sebuah pemetaan khusus yang memproyeksi
sebuah bola dalam sebuah bidang. Proyeksi tersebut meliputi seluruh bola, kecuali satu titik-titik
proyeksi. Prinsip Proyeksi stereografi merupakan cara pendekatan deskripsi geometri yang efisien
untuk menggambarkan hubungan sudut antara garis dan bidang secara langsung. Pada proyeksi
stereografi, unsur struktur geologi digambarkan dan dibatasi didalam suatu permukaan bola (sphere).
Penerapan dan pemahaman pada proyeksi secara grafis dan proyeksi stereogari hampir sama,
yang membedakannya hanyalah cara memproyeksikannya. Selain itu output struktur bidang dan
struktur garis dari proyeksi secara grafis dan secara strereografi berbeda, hal ini disebabkan dari
bidang proyeksi sumbu kartesian dan stereonet yang pemahaman dan penggambaran bentuk 3D-nya
bebeda. Pada proyeksi stereografi stereonet sangat membantu untuk membuat proyeksi kedudukan
maupun menentukan kedudukan. Dengan sudut-sudut 90° dari North ke South maupun dari West ke
East mempermudah penentuan Dip, App. Dip dan juga Plunge. Selain itu untuk mencari zona
mineralisainya juga mudah karena perpotongan kedua lapisan terlihat jelas. Tetapi pada proyeksi
stereografi ini pemotongan kedua lapisan ditandai dengan saling berpotongnya kedudukan (strike) dan
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

Dip dua lapisan, beda hanya dengan proyeksi secara grafis yang perpotongan lapisannya ditandai
dengan saling berpotongnya top strike dan bottom strike dari dua jenis lapisan.
Proyeksi streogarfi juga sangan simpel dan prosedurnya sangat sederhana. Contohnya pada
penentuan besaran dan arah tidak ditentukan oleh perhitungan konversi sudut melainkan garis sudut
pada stereonet. Namun, proyeksi stereografi ini mempunyai beberapa kelemahan kalau dibandinngkan
dengan proyeksi secara garfis. Pada proyeksi stereogarfi sangat sulit untuk menentukan besaran
seperti lebar lapisan, tebal lapisan, bahkan kedalaman (Atmaja, 2014).

HASIL DAN PEMAHASAN


1. Tentukan Pluge, Pitch dan Titik pole jika diketahui S 72O W dengan
Kedudukan bidang S 560W/360 ?

9
Gambar 8. Hasil Pengerjaan Soal Pertama
Pertama-tama membuat lingkaran lalu diberi notasi N, E, S, W. Lalu menghitung dari S ke
W, yaitu 72° dan mencari kedudukan bidang yaitu S 560 W kemudian menghitung nilai dip dengan
cara S 56° W di utarakan lalu dihitung dari arah E dari luar ke dalam yaitu 36° lalu di dapatkan dip.
Kemudian, titik dip tadi jadikan patokan untuk menghubungkan N dan S lalu hubungkan, lalu Tarik
garis lurus dari N ke S. Kemudian tentukan Plunge dengan cara mengarahkan garis putus-putus kearah
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

E lalu dihitung sampai garis bidang. Setelah plungenya sudah didapatkan, selanjutnya kita tentukan
nilai Pitchnya dengan mengutarakan sebenarnya kemudian dihitung garis yang diluar bidang. Setelah
Plunge dan Pitch sudah didapatkan, kita kemudian mencari Titik Pole dengan cara nilai Dip ditambah
dengan 900 lalu dihitung dari E dari luar kedalam.

2. Tentukan Kedudukan Bidang dan Pitch jika diketahui N 2850 E/340 dan N 780E/340

Gambar 9. Hasil Pengerjaan Soal Kedua

Pertama-tama membuat lingkaran lalu diberi notasi N, E, S, W, kemudian menghitung dari N


285° E lalu menentukan dip nya dengan cara mengutarakan 285° untuk mencari 34 0 lalu tarik garis
untuk menuju arah N dan S. Setelah itu kita mencari N 285° E dengan cara yang sama seperti
sebelumnya sampai dengan menentukan Dipnya, lalu tarik garis dari N dan S. Setelah keduanya di
dapatkan kita kemudian menarik garis tengah tetapi hanya sampai didalam bidang, lalu untuk diluar
bidang digaris putus-putus. Setelah itu kita tentukan Trendnya dengan cara mengutarakan garis putus-
putus lalu menghitung sampai di titik tengah. Setelah Trendnya diketahui kita kemudian menentukkan
Plunge dangan garis putus-putusnya di arahkan menuju E lalu dihitung dari garis putus-putus dari luar
kedalam. Kemudan setelah Plunge dan Trendnya diketahui kita kemudian menentukan nilai Pitch
dengan cara mengutarakan garis putus-putus lalu dihitung Pitch A dan B.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

3. Tentukan Kedudukan Bidang jika diketahui Kedudukan semu N 305 0E/ 26º dan N 3690 E/490 ?

Gambar 10. Hasil Pengerjaan Soal Ketiga


Pertama-tama membuat lingkaran lalu diberi notasi N, E, S, W, kemudian menghitung dari N
305 E dengan cara diutarakan sebenarnya setelah itu kita mencari Dipnya dengan mengutarakan 305 0
0

lalu dihitung dari E luar kedalam. Lakukan cara yang sama pada N 369 0 E/490. Setelah keduanya telah
didapatkan, kita kemudian mencari nilai Trendnya dengan cara diutarakan sebenarnya lalu dihitung
dari atas kebawah. Setelah trendnya diketahui, kita kemudian mencari nilai Dipnya dengan
mengutarakan nilai Trendnya, setelah itu hitung dari arah E luar kedalam.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

4. Tentukan kedudukan bidang dari dua kedudukan semu N29º E/69º dan N 39º E/69º?

Gambar 11. Hasil Pengerjaan Soal Keempat


Pertama-tama membuat lingkaran lalu diberi notasi N, E, S, W, kemudian menghitung
dari N 290 E dengan cara diutarakan sebenarnya setelah itu kita mencari Dipnya dengan
mengutarakan N 290 E lalu dihitung dari E luar kedalam. Lakukan cara yang sama pada N 39 0
E/690. kemudian cari titik kemiringan masing masing yaitu 69° dan 69º dari arah timur sesuai
pasangan masing masing kemudian dibuatkan garis setengah lingkaran dari dua titik itu
dengan cara disejajarkan sehingga titik titik itu bertemu dengan garis yang berhubungan,
kemudian dari setengah lingkaran itu dibuatkan garis lurus sesuai gambar schimidt dan di
tentukan arah garisnya, kemudian ditentukan juga kedudukan dari titik setengah lingkaran itu
dengan melihat gambar schimidt sehingga didapatkan kedudukannya N 54 º E /70º.

KESIMPULAN

Dalam dunia geologi struktur yang penuh dengan analisa unsur titik, garis, bidang, dan sudut
bahkan perpotongan dan kombinasi antara keempatnya, diperlukan berbagai metode yang dapat
digunakan untuk menganalisa unsur-unsur tersebut secara lebih mudah dan praktis serta memberikan
hasil yang akurat demi efisiensi kerja namun dengan hasil yang maksimal. Untuk itu, munculah suatu
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

metode analisa yang cukup praktis dan mudah untuk mengaplikasikannya dalam analisa struktur
geologi, yaitu metode proyeksi stereografis.
Proyeksi stereografis merupakan proyeksi yang didasarkan pada perpotongan bidang atau
garis dengan suatu bidang proyeksi yang berupa bidang horizontal yang melalui sebuah bola. Bidang
ini berbentuk lingkaran, disebut lingkaran primitive. Proyeksi stereografis adalah suatu cara dalam
menggambarkan deskripsi geometri secara efisien untuk menggambarkan hubungan sudut antara garis
dan suatu bidang secara langsung. Dalam analisis proyeksi stereografis, unsur struktur geologi
dilakukan penggambaran dan dibatasi dalam suatu permukaan bola (sphere). Proyeksi stereografis
terdiri dari beberapa macam yaitu Equal Angle Projection, Equal Area Projection, Orthogonal
Projection dan Polar Projection.
Proyeksi stereografi merupakan suatu metode untuk memudahkan penggambaran objek tiga
dimensi dijadikan dua dimensi dengan menggunakan alat yaitu stereonet. Dan stereografi ini
merupakan suatu cara pendekatan untuk deskripsi geometri untuk menunjukan besar sudut dengan
kedudukan bidang ataupun garis. Stereografis untuk dapat memproyeksikan garis dan bidang kedalam
bidang proyeksi bidang bola.
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Proyeksi Stereografis, 29 september 2022

REFERENSI

Atmaja, D. A. (2014). 6785-12856-1-Sm. September.


Audah, Taufik Toha, M., & Sudarmono, D. (2017). Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode
Slope Mass Rating Dan Metode Stereografis Pada Pit Berenai Pt. Dwinad Nusa Sejahtera
(Sumatera Copper and Gold) Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. JP Vol.1
No.5, 1(5), 37.
Ikrima, U., Purwoko, B., Syafrianto, M. K., Teknik, J., Fakultas, P., Universitas, T., Pontianak, T.,
Pertambangan, D. T., & Pontianak, U. T. (2016). Analisa kestabilan lereng pada bukit
peniraman dengan menggunakan metode stereografis. Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Pontianak, 1, 1–9.
Kombinasi, M., & Figure, P. (2012). Jurnal Sains Materi Indonesia PENENTUAN BASAL-POLES
PADA ZIRCALOY-4 METODE PROYEKSI STEREOGRAFI. 100, 91–96.
Widagdo, A., Pramumijoyo, S., & Harijoko, A. (2019). Pengaruh Tektonik Kompresional Baratlaut-
Tenggara Terhadap Struktur Bidang Perlapisan, Kekar, Sesar dan Lipatan di Pegunungan Kulon
Progo-Yogyakarta. Jurnal GEOSAPTA, 5(2), 81. https://doi.org/10.20527/jg.v5i2.6211

Anda mungkin juga menyukai