GEOLOGI STRUKTUR
ACARA 3
STRUKTUR BIDANG DAN GARIS
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Ragan (1985), proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi atau
proyeksi dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis.
Dengan demikian, proyeksi stereografis adalah suatu metode proyeksi dengan bidang
proyeksi berupa permukaan setengah bola. Biasanya, yang dipakai adalah permukaan
setengah bola bagian bawah (lower hemisphere). Proyeksi stereografis dapat memecahkan
masalah yang berkaitan dengan geometri berupa besaran arah dan sudut dalam analisa
geomoetri struktur geologi karena proyeksi ini dapat menggambarkan geometri kedudukan
atau orientasi bidang dan garis dalam bidang proyeksi yang digunakan.
Oleh karna itu, dilakukannya praktikum kali ini agar praktikan lebih memahami dan
dapat mengaplikasikan materi proyeksi streografis baik jenis jenis nya, pengaplikasian nya
proyeksi streografis dalam struktur bidang dan garis serta pengaplikasiannya dalam
lingkungan perkuliahan maupun dalam lingkungan kerja nantinya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
- Untuk mengetahui manfaat dari proyeksi streografis.
- Untuk mengetahui strike dan dip dari lapisan yang akan di ukur
- Untuk mengetahui dip direction pada proyeksi struktur garis
BAB II
ISI
Penerapan dan pemahaman pada proyeksi secara grafis dan proyeksi stereogari hampir
sama, yang membedakannya hanyalah cara memproyeksikannya. Selain itu output struktur
bidang dan struktur garis dari proyeksi secara grafis dan secara strereografi berbeda, hal ini
disebabkan dari bidang proyeksi sumbu kartesian dan stereonet yang pemahaman dan
penggambaran bentuk 3D-nya bebeda. Pada proyeksi stereogarfi stereonet sangat membantu
untuk membuat proyeksi kedudukan maupun menentukan kedudukan. Dengan sudut-sudut
90° dari North ke South maupun dari West ke East mempermudah penentuan Dip, App. Dip
dan juga Plunge. Selain itu untuk mencari zone mineralisainya juga mudah karena
perpotongan kedua lapisan terlihat jelas. Tetapi pada proyeksi stereografi ini pemotongan
kedua lapisan ditandai dengan saling berpotongnya kedudukan (strike) dan Dip dua lapisan,
beda hanya dengan proyeksi secar grafis yang perpotongan lapisannya ditandai dengan saling
berpotongnya top strike dan bottom strike dari dua jenis lapisan.
Proyeksi streogarfi juga sangan simpel dan prosedurnya sangat sederhana. Contohnya
pada penentuan besaran dan arah tidak ditentukan oleh perhitungan konversi sudut melainkan
garis sudut pada stereonet. Namun, proyeksi stereografi ini mempunyai beberapa kelemahan
kalau dibandinngkan dengan proyeksi secara garfis. Pada proyeksi stereogarfi sangat sulit
untuk menentukan besaran-besaran seperti lebar lapisan, tebal lapisan, bahkan kedalaman.
Yang dipakai sebagai gambaran posisi struktur di bawah permukaan adalah belahan bola
bagian bawah. Selanjutnya proyeksi permukaan bola digambarkan pada permukaan bidang
horisontal dalam bentuk proyeksi stereografis. Hal tersebut didapat dari perpotongan antara
bidang horisontal yang melalui pusat bola dengan garis yang menghubungkan titik-titik pada
lingkaran besar terhadap titik zenithnya. Gambaran proyeksi yang didapat disebut dengan
stereogram dan hubungan sudut di dalam proyeksi stereografi seperti nampak pada Gambar 5.1.
Dari gambar tersebut tampak bahwa pengukuran besar sudut selalu dimulai dari 0° di tepi
lingkaran (lingkaran primitif) dan 90° di pusat lingkaran. Hubungan antara proyeksi permukaan
bola dengan pembuatan lingkaran besar dan lingkaran kecil
Macam-Macam Proyeksi Stereografis
Proyeksi ini memproyeksikan setiap titik pada permukaan bola ke bidang proyeksi
pada tutuh zinith yang letaknya pada sumbu vertikal melalui pusat bola bagian puncak. Sudut
yang sama digambarkan semakin rapat ke arah pusat.
Hasil pengambaran pada bidang proyeksi disebut stereogram sedangkan hasil dari
equal angle projection adalah Wulff Net.
b. Equal Area Projection
Proyeksi ini digunakan dalam analisi data statistik karena karapatan ploting
menunjukan suatu keadaan yang sebenarnya. Proyeksi ini merupakan poyeksi yang
menghasilkan jarak titik pada bidang proyeksi yang sama dan sebanding dengan sebenarnya.
Hasil dari proyeksi ini adalah stereogram yang disebut Schmidt Net.
Gambar 2.3 Schmidt Net (dijipo01576.weebly.com)
c. Orthogonal Projection
Proyeksi ini merupakan kebalikan dari equal angle projection karena pada proyeksi
ortogonal, titik-titik pada permukaan bola akan diproyeksi tegak lurus pada bidang proyeksi
dan lingkaran hasil proyeksinya akan semakin renggang ke arah pusat. Stereogram dari
proyeksi ini disebut Orthographic Net.
d. Polar Projection
Pada proyeksi ini baik unsur garis maupun bidang tergambar suatu titik. Stereografi
dari proyeksi ini adalah Polar Net. Stereografi dari proyeksi ini didapatkan dari equal are
projection, sehingga untuk mendapatkan proyeksi bidang dari suatu titik pada Polar Net harus
menggunakan Schmidts Net.
Gambar 2.4 Polar Net (dijipo01576.weebly.com)
Dari beberapa proyeksi stereografi di atas proyeksi stereografi dapat membantu kita
didalam menganalisis struktur - struktur geologi dan permasalahan- permasalahan yang
berhubungan dengan geometri struktur geologi. Misalnya untuk menginterpretasikan arah
tegasan yang bekerja pada suatu area dengan menggunakan perhitungan arah kekar yang
dominan secara statistik, menginterpretasikan plunge dari sebuah lipatan, menginterpretasikan
jenis sesar dari data kekar ataupun arah garis gores (slicken line) yang terdapat pada
singkapan batuan yang ada dilapangan.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
- Streonet
- Kalkir
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk melalui proses yang disebut
sedimentasi. Batuan beku akan mengalami proses transportasi dan pelapukan dari wilayah
dataran tinggi menuju wilayah yang lebih rendah. Pada singkapan tersebut menunjukkan
tipe batuan sedimen yaitu batupasir. Batupasir adalah Batuan Sedimen yang
terutama terdiri dari mineral berukuran pasir atau butir-butir batuan yang dapat berasal
dari pecahan batuan- batuan lainnya. Sebagian besar batu pasir terbentuk oleh kuarsa atau
feldspar karena mineral- mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi, dan juga
terdapat lapisan batubara. Batubara adalah batuan sedimen non klastik yang terbentuk
selama ratusan juta tahun dan unsur nya adalah sebagian besar carbon
Lokasi pengambilan data singkapan berada di daerah turunan bukit Perjuangan 7
yang berada di Perjuangan, Kec. Sempaja Barat, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Pengambilan data tersebut di lakukan pada hari, tanggal September 2022. Titik koordinat
dari singkapan tersebut yaitu
Di sekitar lokasi singkapan ini merupakan vegetasi hutan hujan tropis, yaitu hutan
yang selalu basah atau lembap. Contoh tumbuhan yang ada di sekitarnya yaitu Pennisetum
purpureum (Rumput gajah), Moringa oleifera (Kelor), tumbuhan – tumbuhan pangan, dan
lain sebagainya, dan juga ditemukan beberapa pohon singkong dan juga pohong pisang.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Proyeksi Stereografis Struktur Garis
Pada proyeksi stereografis struktur garis data yang digunakan adalah N 17 0 E / 310 dan
nilai dip directionnya adalah 1070.
Pada proyeksi stereografis struktur bidang data yang digunakan adalah N 170 E / 310
4.3 Manfaat dan Kegunaan
Para peneliti di struktur geologi prihatin dengan orientasi dari Bidang datar dan baris
untuk sejumlah alasan foliasi dari batu adalah struktur planar yang sering berisi struktur
linier yang disebut lineasi. Demikian pula, sebuah kesalahan Bidang datar adalah struktur
planar yang mungkin berisi struktur linier seperti slickensides. Orientasi ini garis dan
Bidang datar pada berbagai skala dapat diplot dengan menggunakan metode-metode
Visualisasi garis dan Bidang datar bagian atas. Seperti dalam kristalografi, Bidang datar
biasanya diplot oleh tiang mereka. Tidak seperti kristalografi, belahan bumi selatan
digunakan sebagai ganti dari utara (karena struktur geologi di bawah permukaan terletak
pertanyaan bumi). Dalam konteks ini proyeksi stereografis sering disebut sebagai
menurunkan proyeksi belahan bumi-sama sudut. Yang sama area yang lebih rendah
proyeksi belahan bumi ditentukan oleh azimuth sama daerah proyeksi lambert juga
digunakan, terutama ketika plot harus dikenakan analisis statistik selanjutnya seperti
kepadatan contouring.
Dalam dunia geologi struktur yang penuh dengan analisa unsur titik, garis, bidang
dan sudut bahkan perpotongan dan kombinasi antara keempatnya, diperlukan berbagai
metode yang dapat digunakan untuk menganalisa unsur-unsur tersebut secara lebih mudah
dan praktis serta memberikan hasil yang akurat demi efisiensi kerja namun dengan hasil
yang maksimal. Untuk itu, muncullah suatu metode analisa yang cukup praktis dan mudah
untuk mengaplikasikannya dalam analisa struktur geologi, yaitu metode proyeksi
stereografis. Proyeksi merupakan suatu metode atau langkah untuk menggambarkan suatu
bentuk tertentu menjadi bentuk yang lain dengan cara atau langkah yang tertentu dalam
satu bidang atau garis yang disebut sebagai bidang proyeksi atau garis proyeksi. Proyeksi
stereografis merupakan proyeksi yang didasarkan pada perpotongan suatu bidang atau garis
dengan satu bidang proyeksi yang berupa bidang permukaan horizontal yang melalui
sebuah pusat bola. Bidang dari proyeksi ini akan berbentuk sebuah lingkaran yang disebut
lingkaran primitif. Lingkaran primitif ini juga merupakan proyeksi dari struktur bidang
yang kedudukannya horizontal, karena itu 50 penentuan proyeksi dip untuk bidang adalah
yang kedudukannya miring pada wulf net dan schmid tnet 0° yang dimulai dari lingkaran
primitif 90° yang terletak pada pusat lingkaran.
Di samping lingkaran primitif ada juga yang disebut lingkaran kecil. Lingkaran ini
merupakan suatu perpotongan antara bidang permukaan bola dengan bidang dan yang tidak
melalui pusat bola. Proyeksi ini digunakan sebagai gambaran posisi struktur di bawah
permukaan adalah belahan bola bagian bawah.
tersebut di dapat dari perpotongan antara bidang horizontal yang melalui pusat bola dengan
garis yang menghubungkan titik - titik pada lingkaran besar terhadap titik zenith-nya.
Aplikasi proyeksi stereografis untuk struktur bidang dan struktur garis meliputi:
1. Menentukan apparent dip pada arah tertentu pada suatu bidang.
2. Menentukan plunge dan rake garis yang terletak pada suatu bidang.
3. Menentukan kedudukan bidang dari dua apparent dip.
4. Menentukan kedudukan garis perpotongan dua bidang.
5. Menentukan kedudukan suatu bidang dari beberapa batas litologi yang tersingkap
pada beberapa bagian lereng.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Ilmu
Wesley L.D. (1977). Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta.