Anda di halaman 1dari 10

Praktikum Geologi Struktur

Modul II : Pengenalan Stereonet


2.1. Tujuan
1. Mampu menggambarkan geometri struktur bidang dan garis kedalam proyeksi dua
dimensi
2. Mampu menentukan kedudukan bidang dari dua atau lebih kemiringan semu
3. Mampu melakukan ploting simbol geologi dengan geometri bidang pada peta

2.2. Alat dan Bahan


1. Alat tulis (jangka, pensil, penghapus)
2. Stereonet (Wulf Net dan Schmid Net)
3. Kalkir A4 (3 Lembar)
4. Pinnes (paku payung)

2.3. Definisi

2.3.1. Proyeksi Stereografis


Proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari permukaan sebuah
bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis (Ragan, 1985). Proyeksi stereografis
merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam menganalisis struktur geologi.
Proyeksi stereografis memproyeksikan garis dan bidang ke dalam bidang proyeksi. Bidang
proyeksi ini biasanya berupa permukaan setengah bola bagian bawah (lower hemisphere). Selain
itu, bagian terluar dari bola juga bisa dinyatakan sebagai kulit bola.
Proyeksi stereografis dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan geometri dalam
analisa geomoetri struktur geologi. Permasalahan ini biasanya berkaitan dengan besaran arah
dan sudut. Proyeksi stereografis dapat menggambarkan geometri kedudukan atau orientasi
bidang dan garis dalam bidang proyeksi yang digunakan.

Gambar 2.1 Proyeksi stereografis dalam bidang


_____________________________________________________________________________________________________________________
Panduan Praktikum Geologi Struktur
1 Laboratorium Geologi Struktur
Prodi Geologi dan Geofisika – Universitas Indonesia
Proyeksi Stereografis terdiri dari beberapa macam, antara lain:

1. Wulf nett (equal angle projection)


Proyeksi equal angle pada dasarnya memproyeksikan titik-titik pada kulit bola ke
bidang proyeksi pada satu titik, yaitu pada titik zenith (P). Zenith terletak pada sumbu
vertikal melalui pusat bola dan berada di bagian puncak bola (Gambar 2.2).
Pada proyeksi stereografis sebuah bidang dan garis akan memotong permukaan
bola imajiner. Titik/garis potong tersebut dihubungkan dengan zenith (P) memotong
bidang proyeksi (Gambar 2.2). Bidang-bidang yang berjarak sama, misal 10°, akan
digambarkan semakin rapat ke arah pusat. Hasil proyeksi equal angle adalah Wulff
Net (Gambar 2.3).

Gambar 2.2 Proyeksi equal angle sebuah bidang Gambar 2.3 Wulf net

2. Schmidt Net (equal area projection)


Proyeksi equal area adalah proyeksi titik-titik pada kulit bola ke bidang proyeksi
hingga titik-titik pada kulit bola yang berjarak sama akan digambarkan pada bidang
proyeksi dengan jarak yang sebanding dan sama (Gambar 2.5). Jadi jarak lingkaran besar
sepanjang lingkaran kecil akan konstan dari pusat ke tepi.

Gambar 2.4 Prinsip proyeksi equal area. O adalah pusat proyeksi; R adalah jari-jari bola; OB adalah jejak
bidang yang menyudut Φ; X adalah titik proyeksi equal area bidang tersebut.
_____________________________________________________________________________________________________________________
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Laboratorium Geologi Struktur
2 Prodi Geologi dan Geofisika – Universitas Indonesia
Gambar 2.5 Schmidt Net

Stereogram proyeksi equal area dikenal denqan Schmidt Net (gambar 2.6). Proyeksi
equal area ini lebih umum digunakan untuk analisis data statistik, karena kerapatan hasil
ploting menunjukkan keadaan yang sebenarnya.

2.3.2 Bagian dari Stereonet


Stereonet adalah proyektor berbentuk lingkaran yang di mana berbagai jenis data geologi
dapat diplot di dalamnya. Pada stereonet terdapat kutub/pole yaitu North dan South, small circle
(garis lintang), great circle (garis bujur), dan primitive circle (garis lingkaran luar).
Streonet terdiri dari banyak grid, grid pada stereonet terbentuk dari perpotongan antara small
circle dan great circle. Antar garis satu dengan garis berikutnya dalam stereonet baik dalam small
circle maupun great circle bernilai 2º, sehingga antar segmen garis tebal akan bernilai 10º. Besar
sudut pada lingkaran primitif bernilai 0º-360º dengan catatan North Pole = 0º. Sedangkan garis
equator (orientasi East-West) memiliki besar sudut 0º-90º dihitung dari kedua sisi tepi menuju
pusat lingkaran stereonet (Pusat lingkaran bernilai 90º).

Equator line Pusat Lingkaran

Primitive circle

Gambar 2.6 Bagian Stereonet


_____________________________________________________________________________________________________________________
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Laboratorium Geologi Struktur
3 Prodi Geologi dan Geofisika – Universitas Indonesia
2.3.3 Definisi Struktur Bidang
Struktur bidang merupakan struktur batuan yang membentuk geometri bidang. Kedudukan
awal dari struktur bidang (bidang perlapisan) pada umumnya membentuk kedudukan horizontal
tetapi akan berubah menjadi miring apabila mengalami suatu deformasi atau adanya kondisi
tertentu, misalnya ada kemiringan lereng. Selain dari struktur perlapisan struktur geologi yang
membentuk struktur bidang adalah, bidang kekar, bidang sesar, bidang belahan, bidang foliasi,
dan lain sebagainya.
Istilah-istilah yang umumnya dipakai pada struktur bidang:
1) Jurus (strike)
Arah garis horizontal yang dibentuk oleh perpotongan antara bidang yang bersangkutan
dengan bidang bantu horizontal, dimana besar sudut jurus diukur dari arah utara.
2) Kemiringan (dip)
Besarnya sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang miring yang bersangkutan
dengan bidang bantu horisotal dan diukur tegak lurus terhadap jurus/ Strike.
3) Kemiringan semu (apparent dip)
Sudut kemiringan suatu bidang yang bersangkutan dengan bidang bantu horizontal dan
pengukuran dengan arah yang tidak tegak lurus terhadap jurus/strike.
4) Arah kemiringan (dip direction)
Arah tegak lurus dari jurus/strike yang sesuai dengan arah miringnya bidang yang
bersangkutan diukur dari arah utara.

A-B : Jurus (strike)


α : kemiringan (dip)
β : Kemiringan semu (apparent dip)
A-O : Arah kemiringan (Dip direction)

_____________________________________________________________________________________________________________________
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Laboratorium Geologi Struktur
4 Prodi Geologi dan Geofisika – Universitas Indonesia
2.3.4 Definisi Struktur Garis

Struktur garis adalah struktur batuan yang membentuk geometri garis, antara lain gores
garis, sumbu lipatan, dan perpotongan dua bidang. Struktur garis dapat dibedakan menjadi dua
yaitu, struktur garis riil dan struktur garis semu.
 Struktur garis riil
Struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati langsung di lapangan.
Contohnya yaitu gores garis pada bidang sesar.
 Struktur garis semu
Semua struktur garis yang arah atau kedudukannya ditafsirkkan dari orientasi unsur-
unsur struktur yang membentuk kelurusan atau liniasi. Contoh: liniasi mineral-mineral
pada batuan beku,liniasi fragmen breksi sesar, dan arah liniasi struktur sedimen.

Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis terbagi menjadi dua, yaitu:


 Struktur garis primer meliputi liniasi atau penjajaran mineral-mineral pada batuan beku
tertentu, dan arah liniasi struktur sedimen.
 Struktur garis sekunder meliputi gores garis, liniasi memanjang fragmen breksi sesar,
garis poros lipatan dan kelurusan-kelurusan dari topografi, sungai, dan sebagainya.

Kedudukan struktur garis dikenal dengan istilah trend (arah penunjaman), plunge
(penunjaman), bearing (arah kelurusan), dan pitch (sudut yang terbentuk).

1. Arah penunjaman (trend)


Azimuth yang menunjukkan arah penunjaman garis tersebut dengan hanya menunjukkan
satu arah tertentu dan diukur sudutnya terhadap utara.
2. Arah kelurusan (bearing)
Azimuth yang menunjukkan arah kelurusan tersebut. Kelurusan ini memiliki dua
pembacaan dimana salah satu arahnya merupakan sudut pelurusnya.
3. Plunge
Besar sudut penunjaman garis yang dihitung dari bidang bantu horizontal.
4. Rake/Pitch
Besar sudut yang terbentuk antara struktur garis dengan garis bantu horizontal yang
terletak pada bidang yang sama dan membentuk sudut terkecil.

Keterangan :
A – L : Struktur garis pada bidang ABCD
A – K : Arah penunjaman (trend)
A – K / K – A : Arah kelurusan (bearing)
= azimuth NAK
β : Penunjaman (plunge)
γ : Rake (pitch)

_____________________________________________________________________________________________________________________
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Laboratorium Geologi Struktur
5 Prodi Geologi dan Geofisika – Universitas Indonesia
2.4 Panduan Pembuatan Struktur Geologi pada Stereonet

2.4.1 Membuat Struktur Bidang pada Stereonet


A. Membuat Strike/dip bidang pada stereonet
1. Persiapkan kalkir dan wulf net
2. Letakkan kalkir di atas wulf net kemudian buat lingkaran pada kalkir berdiameter
sama dengan diameter lingkaran wulf net menggunakan jangka
3. Perlu diingat bahwa jarak per garis tebal pada wulf net bernilai 10°

4. Sebagai contoh kita akan memproyeksinya bidang dengan ukuran strike/dip N 90°
E/40°.
5. Letakkan kalkir di atas wulf net
6. Untuk memplot strike dengan notasi N…E, hitung strike dari N ke E bernilai 90°.
Lalu, beri tanda (titik merah) di kalkir pada titik 90°.

7. Putar kalkir ke arah sampai tanda merah berhimpitan dengan posisi N wulf net.
8. Untuk memplot dip sebesar 40°, lakukan perhitungan pada garis ekuator, hitung
40° dari E kemudian beri tanda dip.

9. Gambar busur di kalkir mengikuti great circle 40° ke arah North dan South pole
stereonet.
___________________________________________________________________________________________________________________
Panduan Praktikum Geologi Struktur
6 Laboratorium Geologi Struktur
Prodi Geologi dan Geofisika – Universitas Indonesia
10. Kembalikan kalkir ke posisi semula sehingga N kalkir berhimpitan dengan N wulf
net. Jika plotting yang dilakukan benar, maka akan didapatkan gambar kalkir seperti
gambar dibawah ini.

B. Cara Membuat pole pada stereonet


Pole dari bidang ini adalah representasi proyeksi tegak lurus dari Struktur Bidang.
1. Setelah memplot strike/dip bidang bernilai N 90° E/40° pada kalkir, kita akan
melanjutkan dengan membuat pole bidang tersebut.
2. Posisikan tanda dip berada di garis ekuator, lalu tambahkan sudut sebesar 90°
menjauhi titik dip pada garis equator.

3. Beri titik yang menandakan posisi pole.

_____________________________________________________________________________________________________________________
Panduan Praktikum Geologi Struktur
7 Laboratorium Geologi Struktur
Prodi Geologi dan Geofisika – Universitas Indonesia
2.4.2 Membuat Struktur Garis pada Stereonet
1. Persiapkan kalkir dan schmidt net.
2. Letakkan kalkir di atas schmidt net kemudian buat lingkaran pada kalkir berdiameter
sama dengan diameter lingkaran schmidt net menggunakan jangka.
3. Perlu diingat bahwa jarak per garis tebal pada schmidt net bernilai 10° sama seperti
pada wulf net.
4. Sebagai contoh kita akan memproyeksinya bidang dengan ukuran plunge, trend
25°, N225° E
5. Letakkan kalkir di atas schmidt net
6. Untuk memplot trend dengan notasi N…E, hitung trend dari N ke E bernilai 225°
pada primitive circle. Lalu, beri tanda (titik merah) di kalkir pada titik 225°.

7. Posisikan titik merah pada posisi garis ekuator dengan memutar kalkir ke arah terdekat
8. Untuk memplot plunge sebesar 25°, pada garis ekuator, hitung 25° ke arah pusat
lingkaran dan kemudian beri tanda plunge.

9. Kembalikan posisi kalkir sehingga N kalkir berhimpitan dengan N schmidt net. Jika
plotting yang dilakukan benar, akan diperoleh plotting seperti gambar berikut.

____________________________________________________________________________________________________________________
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Laboratorium Geologi Struktur
8 Prodi Geologi dan Geofisika– Universitas Indonesia
2.4.3 Membuat Struktur Garis pada Bidang (pitch)
SOAL: Diketahui terdapat struktur garis dengan pitch 20°E yang terletak pada bidang
berorientasi N90°E/40°
1. Plot orientasi bidang N90°E/40° pada kalkir dengan menggunakan wulf net

2. Putar kertas kalkir sampai kedua titik bidang berada di N dan S dengan posisi Strike
pada N stereonet.

3. Lalu, Plot nilai pitch sebesar 20°E pada kalkir dengan cara menghitung 20° pada
kuadran East dimulai dari titik Atas. Jika nilai pitch adalah 20°W, maka 20° dihitung
dari bawah kuadran East.

4. Untuk mencari nilai plunge, putar kalkir sampai titik pitch berada pada garis N-S
stereonet. Lebih diutamakan pitch berada dekat dengan N stereonet. Perpanjang garis
dari titik pitch ke Pole North atau Pole terdekat pada Stereonet dan hitung besar derajat
garis tersebut untuk mengetahui besar sudut plunge.

____________________________________________________________________________________________________________________
Panduan Praktikum Geologi Struktur
9 Laboratorium Geologi Struktur
Prodi Geologi dan Geofisika – Universitas Indonesia
5. Untuk mencari nilai trend, Posisikan kertas kalkir ke posisi awal yaitu N kalkir dan N
Stereonet saling berhimpitan. Hitung besar sudut trend dari titik N ke arah perpanjangan
garis titik pitch pada primitive circle. Hasil dari perhitungan tersebut adalah nilai trend
dari struktur garis.

____________________________________________________________________________________________________________________
Panduan Praktikum Geologi Struktur
10 Laboratorium Geologi Struktur
Prodi Geologi dan Geofisika – Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai