Anda di halaman 1dari 42

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

“ANALISIS LIPATAN”

Disusun Oleh :

Al Fauzi Hanifudin 21100113140096


Alif Irsyad 21100113140113
Reza Afrizona F 21100114120029

LABORATORIUM GEODINAMIK, HIDROGEOLOGI DAN PLANOLOGI


DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
OUTLINE

• Definisi
• Anatomi Lipatan
• Klasifikasi Lipatan
• Latihan
PEMANASAN DULU YOO...

• Bagaimana lipatan dapat terbentuk?


• Gambarkan dan jelaskan dengan
singkat geometri lipatan!

Waktu : 5 menit...
DEFINISI

Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu


bahan yang ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari
lengkungan pada unsur garis atau bidang didalam bahan tersebut (Hansen,
1971, dalam Ragan, 1973, hal.50). Pada umumnya unsur yang terlibat di
dalam lipatan adalah struktur bidang, misalnya bidang perlapisan atau
foliasi. Lipatan merupakan gejala yang penting, yang mencerminkan sifat
dari deformasi ; terutama, gambaran geometrinya berhubungan dengan
aspek perubahan bentuk (distorsi) dan perputaran (rotasi).
DEFINISI
• Lipatan adalah bentuk lengkung suatu benda yang pipih atau lempeng,
disebabkan oleh dua macam mekanisme, yaitu buckling (melipat) dan
bending (melengkung)
(Sukendar Asikin, 1978).
ANATOMI LIPATAN

Gambar 1. Anatomi Lipatan


ANATOMI LIPATAN
• Hinge point : titik maksimum pelengkungan pada lapisan yang terlipat.
• Crest : titik tertinggi pada lengkungan.
• Trough : titik terendah pada pelengkungan.
• Inflection point : titik batas dari dua pelengkungan yang berlawanan.
• Fold axis : (sumbu lipatan/hinge line) Garis maksimum pelengkungan pada
suatu permukaan bidang yang terlipat.
• Axial plane : (bidang sumbu) Bidang yang dibentuk melalui garis-garis sumbu
pada satu lipatan. Bidang ini tidak selalu berupa bidang lurus (planar), tetapi
dapat melengkung lebih umum dapat disebutkan sebagai Axial surface.
• Fold limb : (sayap lipatan) Secara umum merupakan sisi-sisi dari bidang yang
terlipat, yang berada diantara daerah pelengkungan (hinge-zone) dan batas
pelengkungan (inflection line)
• Dalam analisis lipatan dibutuhkan pengambilan data unsur-unsur
lipatan seperti yang telah disebutkan. Ken McClay (1987) menjelaskan
secara sederhana pengukuran dan pengamatan terhadap unsur- unsur
lipatan, sebagai berikut:
Tabel 1. Tabel pengamatan dan pengukuran unsur-unsur lipatan di
lapangan
KLASIFIKASI LIPATAN
a. Sudut Antar Sayap (interlimb angle)
Sudut antar sayap adalah sudut yang terkecil yang dibentuk
oleh sayap-sayap lipatan, dan diukur pada bidang profil suatu lipatan.
Sudut ini mencerminkan sifat keketatan (tightness) dari lipatan. Fleuty
(1964) membuat klasifikasi seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Lipatan Berdasarkan Sudut Antar Sayap
b. Kedudukan Lipatan

Gambar 2. Bagan kemungkinan bentuk-bentuk kedudukan lipatan


Rickard (1971), membuat
diagram segitiga yang
memperhitungkan tiga variabel, yaitu:
kedudukan bidang sumbu lipatan
(kemiringan), sumbu lipatan
(penunjaman dan pitch terhadap
bidang sumbu lipatan), seperti
ditunjukkan pada gambar 3.
Diagram ini juga dapat digunakan
untuk berbagai lipatan secara lebih
terinci pada suatu wilayah, misalnya
bila terdapat suatu perubahan
kedudukan pada arah atau geometri
Gambar 3 lipatan-lipatan tersebut.
a. Diagram segitiga untuk menentukan
kedudukan lipatan
b. Penggunaan diagram untuk klasifikasi
lipatan (Rickard, 1971)
ISOGON
Dip Isogon merupakan suatu pola yang dapat dipakai untuk membedakan
bentuk lipatan dan juga merupakan dasar untuk klasifikasi geometri
lipatan yang mudah untuk diterapkan.
Dari klasifikasi tersebut dapat diinterpretasi proses dan mekanisme
terbentuknya lipatan tersebut.
(Ramsay, 1967)
(Fossen, 2010)

ISOGON
KLASIFIKASI ISOGON

Dasar yang dipakai pada klasifikasi ini adalah sifat kesejajaran dari
isogon serta arah dari sifat konvergensi dan divergensinya. Bagian dalam
dari busur lipatan dipakai sebagai kerangka untuk arah konvergensi
isogon. (Ramsay, 1967)
• lipatan dengan isogon konvergen kuat (1A), lenkungan pada busur luar lebih
kecil daripada bagian dalam, jarak terkecil dari dua permukaan lipatan
terletak searah hinge surface.
• lipatan paralel (1B), lengkungan pada busur dalam lebih besar, jarak dari dua
permukaan lipatan tetap, yang disebut sebagai ketebalan ortogonal lapisan.
• lipatan dengan isogon konvergen lemah (1C), lengkungan pada busur luar
lebih besar, jarak terbesar dari dua permukaan lipatan terletak pada hinge
surface.
• lipatan similar (2), kedua lengkungan lipatan identik, dan isogon sejajar,
jarak antara lengkungan yang diukur pada isogon tetap, yang disebut sebagai
ketebalan bidang sumbu.
• lipatan divergen (3), lengkungan pada busur dalam lebih kecil daripada
bagian luar.
MEKASNISME DAN PROSES

• Active folding or buckling (Class 1B folds)


• Passive folding (Class 2 folds)
• Bending
• Flexural slip and flexural flow (Class 1B)
• Orthogonal flexure (also Class 1B)
• Kinking and chevron folding
Active folding or buckling (Class 1B folds)
Passive folding (Class 2 folds)
Bending
Kinking and chevron folding
Singkapan Lipatan
ANALISIS LIPATAN

• Pola lipatan (a) simetri terbuka, (b) simetri isoklin dan (c) asimetri dengan bidang sumbu miring
ANALISIS LIPATAN

BETA () DIAGRAM DAN S-POLE PHI()


N
N N

3 3

1  1 

2
P 5

P 4

P 6

P 3

5 P 1

4 P 2

(a ) (b )

Proyeksi stereografi dari bidang-bidang pada suatu lipatan


a. Diagram Beta b. Diagram Phi
MEMBUAT ISOGON
• Isogon 0o
• Isogon 0o 10o
• Isogon 10o

10o
• Isogon 0o
20o
• Isogon 10o
• Isogon 20o
20o
• Isogon 0o
• Isogon 10o
• Isogon 20o

.
.
• Isogon 90o
SIAPKAN PERALATANNYA 

• Mika
• Plotting Net
• Modul Geologi Struktur
• Pulpen OHP
LATIHAN...

Suatu lipatan diketahui dengan data strike lapisan batuan sebagai


berikut: N21ºE/50º, N20ºE/55º, N30ºE/52º, N10ºE/63º, N5ºE/65º,
N0ºE/74º, N 80ºE/42º, N90ºE/44º, N70ºE/38º, N74ºE/40º, N65ºE/42º,
N60ºE/41º, N62ºE/44º.
a. Tentukan kedudukan axial plane! 654
b. Tentukan arah σ1, σ2, σ3!
c. Tentukan besar pitch dan plunge!
(a) Plot data strike dip pada Polar Net, perlu
diingat data strike dip lapisan batuan
(sayap lipatan) pada Polar Net di plot
sebagai pole bidang lapisan, sehingga nilai
nol (0º) terletak pada sisi West (W).

(b) Melakukan counturing dengan bantuan


Kalsbeek Net, tujuannya untuk
mengetahui dominasi arah. Pada contoh
analisis menunujukkan dua puncak kontur
yang menggambarkan sepasang sayap
lipatan.
(c) Menentukan 2 titik maksima dari 2 nilai kontur
tertinggi. Kemudian posisikan 2 titik maksima dari
bidang lapisan (sayap lipatan) pada satu lingkaran
besar (great circle), jika memungkinan dapat
menghubungkan titik-titik tersebut atau pilih posisi
yang mana garis yang memuat paling banyak titik,
atau menggunakan puncak kontur (maksima)
sebagai acuan. Garis pada lingkaran besar yang
memuat titik terbanyak dari strike dip tersebut
merupakan girdle plane. Tegak lurus dari girdle
plane, yaitu dengan menarik lurus sebesar 90º skala
stereonet (9 kotak besar atau 45 kotak kecil,1 kotak
kecil bernilai 2º ) merupakan pole β yang merukan
nilai trend plung dari garis sumbu lipatan, sekaligus
letak dari σ2.
(d) Menentukan titik tengah jarak antara 2 maksima
pada girdle plane. Kemudian gambarkan bidang
simetri lipatan (axial plane) dengan cara
menghubungkan titik tengah jarak antara 2 maksima
dengan pole β pada lingkaran besar (great circle).
(e) σ3 berada pada titik tengah jarak antara 2
maksima, dan posisi σ1 tegak lurus
dengan σ3, yaitu 90º sepangjang girdle
plane. Nilai pitch diukur dari hinge line
(titik β) dengan nilai jarak terpendek pada
bidang simetri lipatan (axial plane)
dengan garis luar stereonet (lingkarang
primitif).
N

16 42
80
A 44
0 70 38
90
74
5 b
10 65
63
74 40
B 60
41

62 44

30 20
52
55
21

50

(a) (b)
(Ramsay, 1967)
(Fossen, 2010)
POST TEST
WAKTU “10 MENIT”

a. Tentukan kedudukan axial plane


b. Tentukan arah σ1, σ2, σ3!
c. Tentukan besar pitch dan plunge!
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH...

SINKLIN YOUR MOUTH 


HAVE A GNEISS DAY

Anda mungkin juga menyukai