Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS TEGASAN UTAMA PADA SESAR DAN

LIPATAN DI SUNGAI BANYUMENENG SEMARANG,


JAWA TENGAH, INDONESIA SERTA KAITANNYA
DENGAN GEOLOGI REGIONAL JAWA
Rinita Angraini Ginting
21100115120030
rinitaginting@gmail.com
Teknik Geologi Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Sungai Banyumenneg adalah bentuklahan fluvial yang didalamnya terdapat banyak struktur
geologi. Dimana struktur geologi ini adalah akibat adanya tegasan yang terbentuk pada sungai
Banyumeneng. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah berupa analisis tegasan utama yang bekerja
pada lipatan dan sesar disungai banyumeneng serta kaitannya dengan tektonik Jawa guna memberikan
informasi mengenai pola perkembangan tegasan yang ada di sungai Banyumeneng dengan metode
pengambilan data langsung dilapangan dan kemudian dilanjutkan dengan analisisi stereonet.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa lipatannya memiliki nilai strike dan dip lapisan
batuan sayap kanan dan kiri lipatan yaitu N 225ºE/48º, N 205ºE/19º, N 190ºE/20º, N 203ºE/40º, N
215ºE/48º dan sayap kirinya yaitu N 150ºE/75º, N 153ºE/34º, N 135ºE/36º, N 110ºE/70º, N 140ºE/44º.
Nilai axial plane nya N 241ºE/75º. Selain itu, pada bagian sayap kiri lipatan terdapat adanya sesar yang
bernilai N 250ºE/77º dengan struktur penyerta berupa drag fault yang axial plane nya bernilai N
200ºE/50º. pada STA lainya juga terdapat sesar dengan bidang patahannya yaitu N 53ºE/70º dengan
struktur penyerta berupa steriasi dengan trend N 230ºE dan bidang patahan lainnya yaitu N 62ºE/72º
dengan struktur penyerta berupa gash fracture dengan nilai N 85ºE/50º. Sehingga diketahui tegasan
utama sesar yaitu berarah barat-timur atau timur-barat dengan pola sesar mendatar menganan yang
melepaskan energi pada tegasan tiga yang berarah utara-selatan dan menimbulkan lipatan minor yang
tegasan utamanya utara-selatan, dan daerah penelitian ini merupakan orde lain dari tektonik Jawa
berdasarkan Moody dan Hill ( 1956 ).
Kata kunci : Sungai Banyumeneng, Sesar Mendatar Menganan, Llipatan.

Pendahuluan mengetahui arah tegasan yang bekerja serta


kaitannya dengan tektonik regional Jawa.
Sungai Banyumeneng, Semarang Jawa
Tengah Indonesia ini adalah bentuklahan
Geologi Regional
fluvial yang terdapat banyak struktur
geologi yang dapat diamati. Dimana struktur Tektonik Umum
geologi yang ada tersebut dapat terbentuk Pulau Jawa berada di tepi tenggara Daratan
akibat adanya tegasan yang bekerja pada Sunda (Sundaland). Pada Daratan Sunda ini
daerah sungai banyumenneg. terdapat dua sistem gerak lempeng;
Pada penelitian ini yang dilakukan Lempeng Laut Cina Selatan di utara dan
adalah berupa analisis tegasan yang berkerja Lempeng Samudera Hindia di selatan.
pada daerah banyumeneng sehingga mampu Lempeng Laut Cina Selatan (Eurasia)
membentuk struktur geologi yang ada, bergerak ke tenggara sejak Oligosen
seperti lipatan dan patahan. Dimana dalam (Longley, 1997), sedangkan Lempeng
melakukan penelitiannya dilakukan engan Samudera Hindia yang berada di
pengambilan data lapangan yang meliputi selatan bergerak ke utara sejak Mesozoikum
pengukuran bidang patahan serta nilai dari dan menunjam ke bawah sistem busur
setiap struktur penyertanya serta nilai dari kepulauan Sumatra dan Jawa (Liu dkk.,
lipatan baik itu sayap maupaun axial 1983).
planenya. Penelitian ini dimaksudkan untuk

1
Geomorfologi Regional Fase ini menghasilkan graben/half
Zona Kendeng adalah suatu wilayah dalam graben dan sesar – sesar yang
pembagian fisiografi Pulau Jawa yang mempunyai arah pemanjangan barat –
dipopulerkan oleh Pannekoek (1949) dan timur.
Van Bemmelen (1949). Zona Kendeng b.Periode Neogen Compressional
sering pula disebut dengan nama Wrenching
Antiklinorium Kendeng atau Kendeng Ridge Fase ini ditandai dengan pembentukan
karena tersusun oleh kompleks antiklin sesar-sesar geser, yang terutama terjadi
berarah barat – timur. akibat gaya kompresif dari tumbukan
lempeng Hindia dengan lempeng
Stratigrafi Regional Eurasia. Sesar geser yang terjadi
Berdasarkan Peta Geologi lembar Magelang membentuk orientasi tertentu, yang
dan Semarang yang disusun oleh Thanden berhubungan dengan kompresi utama.
dkk. (1996) dan Peta Geologi Lembar Sebagian besar pergeseran sesar
Salatiga yang disusun oleh Sukardi dan merupakan reaktivasi dari sesar-sesar
Budhitrisna (1992), tatanan stratigrafi normal yang terbentuk pada periode
daerah Semarang dan sekitarnya dapat Paleogen.
dikelompokkan menjadi beberapa formasi c. Periode Plio – Pleistocene
yang secara umum berupa kelompok batuan Compressional Thrust – Folding
sedimen berumur Tersier dan batuan Fase ini ditandai dengan pembentukan
sebagian kecil batuan gunungapi Kuarter. lipatan yang berlanjut pada
pembentukan sesar – sesar
Zona Kendeng naik. Antiklinorium dan thrust
Stratigrafi Zona Kendeng pada umumnya belt yang terjadi memiliki orientasi
terdiri dari endapan turbidit klastik, tertentu yang berhubungan dengan
karbonat, dan vulkaniklastik yang arah kompresi dan kinematika
merupakan endapan laut dalam, terutama di pembentukannya. Pada zaman Neogen,
bagian bawah. Semakin ke atas berkembang cekungan Jawa Timur bagian utara
menjadi endapan laut yang semakin mengalami rezim kompresi yang
mendangkal dan akhirnya terbentuk menyebabkan reaktivasi sesar-sesar
endapan non laut di bagian atas. Secara normal dan menghasilkan sesar-sesar
stratigrafi, formasi batuan penyusun Zona naik.
Kendeng yang terdapat di daerah Kawengen
dari tua ke muda adalah Formasi Kerek dan
Formasi Kalibeng. Metodologi
Metode yang digunakan dalam penyusunan
Zona Transisi paper ini adalah dengan observasi
Stratigrafi Zona Transisi di daerah kelapangan secara langsung dalam
penelitian, tersusun oleh Formasi Kaligetas pengambilan datanya, baik berupa data sesar
dan Formasi Gunungapi. maupun lipatan serta data sruktur
penyertanya. Dimana data yang diambil
Struktur Geologi Reginal
adalah data strike/dip bidang patahan serta
Di bagian utara Jawa, konfigurasi
strike/dip struktur penyertanya yang berupa
strukturnya dicirikan oleh kecenderungan
gash fracture. Trend, plunge dan pitch
mengikuti arah barat - timur. Pola struktur
steriasi serta axial plane drag fault. Untuk
yang berarah barat - timur ini sesuai dengan
lipatannya diambil data strike/dip sayap
busur volkanik Tersier yang juga berarah
kanan dan kiri masing-masing lima bagian
barat - timur (Hamilton, 1978).
dan kemudian data axial planenya. Setelah
Pada bagian barat cekungan Jawa Timur
mendapatkan datanya dilapangan, maka
nampak adanya kecenderungan arah
dilakukan analisis data untuk mengetahui
morfologi dan struktur barat - timur. Dalam
arah tegasannya, dimana metode yang
kerangka tektonik regional maka proses
digunakan dengan analisis stereonet. Setelah
pembentukan struktur Tersier di Pulau Jawa
itu dilakukan interpretasi dengan bantuan
dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
pustaka geologi regional pulau Jawa
a. Fase Paleogene Extensional

2
maupun paper penelitian di daerah yaitu N 10ºE dengan plunge 12º. Tegasan
kawengen yang telah ada. sigma absen satu dan tiga ini adalah tegasan
pembentuk struktur penyerta sesar, yaitu
drag fault. Dimana berdasarkan data dan
Deskripsi analisis yang dilakukan diinterpretasikan
bahwa drag fault yang terbentuk akan
Pada sungai Banyumeneng yang bersamaan dengan sesar yang terbentuk. Hal
dijadikan daerah observasi ini didapat data ini dibuktikan dengan dekatnya arah tegasan
lipatan pada STA 2 yang berupa nilai strike utama pembentuk sesar dengan tegasan
dan dip lapisan batuan sayap kanan dan kiri utama drag fault. Dan untuk sesar yang
lipatan yaitu pada sayap kanannya N berada di STA 1 dengan struktur penyerta
225ºE/48º, N 205ºE/19º, N 190ºE/20º, N berupa gash fracture diketahui tegasan
203ºE/40º, N 215ºE/48º dan sayap kirinya utamanya berarah N 116ºE dengan plunge
yaitu N 150ºE/75º, N 153ºE/34º, N 32º, tegasan kedua yaitu N229°E dengan
135ºE/36º, N 110ºE/70º, N 140ºE/44º. Nilai plunge 33º dan tegasan ketiganya yaitu
axial plane dari lipatan tersebut adalah N N254°E dengan plunge 40º. sedangkan
241ºE/75º. Selain itu, pada bagian sayap kiri untuk sesar yang disertai sturktur penyerta
lipatan terdapat adanya sesar yang bernilai berupa steriasi diketahui tegasan utamanya
N 250ºE/77º dengan struktur penyerta berarah N 259ºE dengan plunge 17º, tegasan
berupa drag fault yang axial plane nya kedua nya berarah N 116ºE dengan plunge
bernilai N 200ºE/50º. Selain itu pada STA 1 68º dan tegasan ketiganya yaitu N 253ºE
juga terdapat sesar dengan bidang dengan plunge 13º.
patahannya yaitu N 53ºE/70º dengan
struktur penyerta berupa steriasi dengan Dari data yang ada maka dapat
trend N 230ºE dan bidang patahan lainnya diinterpretasikan bahwa tegasan pembentuk
yaitu N 62ºE/72º dengan struktur penyerta lipatan ini berarah utara selatan. Dan untuk
berupa gash fracture dengan nilai N sesarnya berdasarkan analisis stereonet yang
85ºE/50º. dilakukan dapat pula diinterpretasikan
tegasan utamanya berarah barat-timur atau
Pembahasan timur-barat. Dimana hal ini diperkuat
dengan adanya analisis berdasarkan ketiga
Pada daerah observasi lapangan di titik bidang sesar yang diamati dan kedua
daerah sungai Banyumeneng, Semarang STA yang terdapat bidang sesarnya masih
Jawa Tengah Indonesia ini dan berdasarkan menunjukkan pola yang sama yaitu
data sesar dan lipatan yang didapat serta barat-timur atau timur-barat. Dari anaisis
berdasarkan hasil analisis stereonet yang yang dilakukan serta dari data lapangan
dilakukan maka dapat diketahui mengenai yang dapat diamati angsung diketahui sesar
arah tegasan utama pembentuknya. Pada ini adalah sesar mendatar yang bergerak
lipatannya diketahui arah tegasan utamanya menganan. Hal ini juga dapat dilihat dari
yaitu N 324ºE dengan plungenya sebesar 7º. kenampakan dan interpretasi awal terhadap
dan untuk tegasan kedua atau tegasan peta kontur yang ada di daerah penelitian
penahannya berarah N 272ºE dengan plunge ( Gambar 1 ). Dimana pada peta konturnya
48º serta tegasan ketiganya atau tegasan terlihat adanya bukit Gurukusumo dan bukit
sebagai energi pelepasannya berarah N 91ºE Pertapan yang terlihat seolah bergerak
dengan plunge 42º. Dan untuk sesarnya menganan yang mana kedua bukit ini
yang berada di STA 2 dengan struktur dipotong oleh sungai banyumeneng yang
penyerta drag fault bersamaan dengan STA menjadi lokasi penelitian. Dan apabila
lipatan, diketahui tegasan utama sesarnya dikaitkan dengan geologi regional tektonik
yaitu N99°E dan plungenya 41º. Tegasan jawa maka dapat diinterpretasikan bahwa
keduanya yaitu N 260ºE dengan plunge 47º struktur yang ada di daerah banyumeneng
dan tegasan ketiganya yaitu berarah pada N yang merupakan bagian dari zona kendeng
3ºE dengan plunge 6º. Dimana pada analisis bagian barat ini terbentuk akibat adanya
stereonet sesar ini juga didapatkan tegasan struktur yang telah ada sebelumnya di pulau
sigma satu absennya yaitu N 110ºE dengan jawa. Dimana berdasarkan data geologi
plunge 39º dan tegasan ketiga absennya regionalnya diketahui bahwa pulau jawa ini

3
mengalami tiga arah tegasan utama yaitu Sesar Berbalik Menganan G. Girikusuma –
pola utara selatan ( Pola sunda ), pola Jawa G. Pertapan yang telah terbentuk
yang berarah Barat-Timur dan pola meraturs sebelumnya.
yang berarah Barat daya-Timur Laut. Dan dari data data tersebut maka dapat
Dimana berdasarkan konsep struktur sesar diinterpretasikan bahwa di daerah
mendatar (wrench tectonism) Moody dan banyumeneng ini merupakan daerah yang
Hill (1956) yang diterapkan terhadap aspek mengalami sesar menganan dan akibat sesar
tektonik lempeng Pulau Jawa, Situmorang tersebut akan menghasilkan lipatan minor,
dkk. (1976) menyatakan bahwa kompresi dimana lipatan yang terbentuk memiliki
utara-selatan oleh subduksi Lempeng Hindia tegasan utama berarah utara selatan,
telah menyebabkan terbentuknya sedangkan pada sesar tegasan utara selatan
struktur-struktur di Pulau Jawa yang adalah tegasan ketiga yang merupakan
semuanya dapat dikaitkan dengan proses tegasan pelepasan energinya. Dan dari sini
pembentukan tektonik sesar mendatar. Dan maka dapat diinterpretasikan bahwa
arah struktur dominan dijawa ini juga lipatannya memiliki tegasan utama dari
sebelumnya adalah ordo-ordo I – III pelepasan tegasan dari sesarnya yang besar.
tektonik sesar mendatar tersebut. Dimana
ordo-ordo tersebut diinterpretasikan pula Kesimpulan
akan mengakibatkan tegasan lokal lainnya
berdasarkan metoda moody dan hill ( 1956), Beradasarkan analisis stereonet yang
yang mana tegasan lainnya tersebut juga dilakuakan dari data lapangan yang ada
akan berdampak pada daerah penelitian. diketahui bahwa pada daerah penelitian di
Daerah banyumeneng yang merupakan sungai banyumeneng ini terjadi sesar
zona kendeng ini merupakan daerah yang mendatar menganan yang tegasannya
tersusun oleh batuan yang terbentuk selama berarah barat-timur dimana ia memotong
fase inversi. Dimana fase inversi ini mulai sesar menganan bukit Girikusumo dan bukit
sejak Oligosen Akhir sampai Miosen Pertapan. Dan akibat dari sesar ini yang
Tengah. Pada fase ini, struktur geologi memiliki tegasan ketiga atau energi
graben/half graben yang terbentuk selama pelepasan di pola utara selatan, maka energi
periode tektonik ekstensi Paleogen pelepasan tersebut akan membentuk lipatan
teraktivasi. Inversi cekungan terjadi karena mikro akibat sesarnya. Dan apabila
konvergensi Lempeng India yang dikaitkan dengan geologi reginal Jawa bisa
menghasilkan rezim tektonik kompresi. Di diinterpretasikan daerah penelitian ini
daerah Kawengen, struktur inversi yang adalah orde lain dari orde yang ada di pulau
mulai terbentuk adalah Sesar Berbalik Jawa berdaasarkan metoda Moody dan Hill
Menganan sungai Lana. Berdasarkan (1956).
analisis dinamik sesar-sesar tersebut,
terekam arah tegasan pola Meratus yang Daftar Pustaka
berarah baratdaya – timurlaut (Christian
Widiasmoro Putro) Tim Asisten Praktikum Sedimentologi dan
Dalam waktu yang tidak lama, yaitu Stratigrafi.2016.Buku Panduan
pada kala Miosen Akhir sampai Pliosen Praktikum Sedimentologi dan
Awal, fase kompresional berarah utara – Stratigrafi.Semarang : Fakultas Teknik
selatan yang dihasilkan dari penunjaman UNDIP.
lempeng Samudera Hindia di bawah
lempeng Eurasia menghasilkan sesar – sesar Putro, Christian Widiasmoro. PEMETAAN
naik bertipe imbrikasi yang berkaitan GEOLOGI STRUKTUR UNTUK
dengan lipatan (fault propagation fold), MENENTUKAN GAMBARAN
seperti Lipatan A K. Lana, Lipatan B K. TEKTONIK DAERAH KAWENGEN DAN
Lana, Sesar Berbalik Menganan K. Gandu, SEKITARNYA, KECAMATAN
dan Sesar Berbalik Menganan G. UNGARAN TIMUR, KABUPATEN
Girikusuma – G. Pertapan. Pada kala ini, SEMARANG
juga terbentuk Sesar Mendatar Menganan
Berbalik K. Banyumeneng yang memotong
Sesar Berbalik Menganan K. Gandu dan https://ptbudie.wordpress.com/2009/01/03/p

4
egunungan-kendeng/ ( Diakses pada
Kamis, 24 November 2016 Pukul
04.15 WIB)

Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 2 Juni


2006: 59-71 ( Diakses pada Kamis, 24
November 2016, Pukul 06.17 WIB )

Lampiran

Gambar 4. Lipatan STA 1

Gambar 1. Indikasi Sesar Menganan


Berdasrakan Peta Kontur

Gambar 5. Drag Fault

Gambar 2. Pengukuran steriasi

Gambar 6. Sesar

Gambar 3. STA 2

5
6

Anda mungkin juga menyukai