Anda di halaman 1dari 26

1.

Analisis Kekar
Kekar STA 1

Langkah:
A. Buat data perhitungan strike dan dip kekar gerus yang didapat dari
lapangan didalam excel untuk mempermudah dalam melakukan analisis
software dips.

B. Buka software dips nya, maka akan muncul tampilan seperti dibawah.

C. Ganti nilai dalam tabel menjadi strike dip dan bukan dip, dip direction
dengan membuka pengaturan yang ada pada menu toolbar lalu pilih strike
(right)/dip dan kemudian klik ok

1
D. Masukkan data strike/dip kekar yang ada di excel dengan cara copy dan
paste di kolom pada software dips.

E. Buka bentukan kontur dari pengeplotan data strike/dip tersebut dengan


mengklik menu contour preset yang ada pada tool bar. Dimana menu ini
ditandai dengan gambar menu seperti bumi. Maka akan muncul bentukan
kontur hasil pemplotannya seperti gambar dibawah ini. Dan untuk
memunculkan data titik hasil pemplotan centak plot vector display pada
menu plot options di layar kiri tampilan.

2
F. Tentukan dua titik tertinggi dari kontur, dimana semakin merah warna
pada kontur maka nilainya akan semakin tinggi, dengan mengklik menu
pada bagian kiri atas tampilan yaitu add user plane. Dan arahkan titik
yang mau dijadikan titik max 1, dimana dalam pemplotannya yang
digunakan hanya data pole tanpa data planenya. Begitu pula dengan
pembuatan titik max 2. Sehingga akan dihasilkan tampilan seperti berikut.

G. Dari kedua titik max tersebut, pole kan masing-masing titik sejauh 90º
dengan menggunakan menu yang sama seperti pembuatan titik max.
Namun yang ditampilkan dan dibuat berupa plane, dimana polenya di
uncheck, sehingga yang tampil hanya plane nya. Plane tersebut diberi
nama P1 dan P2.

3
H. Titik perpotongan P1 dan P2 tersebut merupakan Sigma ke dua dari
tegasan pembentuk kekar tersebut. Pada titik perpotongannya diberikan
tanda sigma dua dengan cara membuat pole sama seperti cara awal
penentuan nilai max menggunakan menu add user plane, namun plane di
unchek. Yang digunakan hanya pole.

I. Dari sigma dua, buat polenya dan kemudian dari pole tersebut dibuat
girdle plane yang membantu mencari nilai sigma satu dan tiga. Caranya
sama dengan menggunakan menu add user plane.

4
K. Hitung jarak antara girdle plane P1 dan P2 yang berpotongan dengan
girdle plane dengan bantuan menu pitch grid yang ada dalam tool.
Kemudian hitung banyaknya kolom grid dari P1 ke P2, dimana satu
kolom berarti 5º. Dan didapatkan nilai 160º yang artinya lebih dari 90º,
maka titik pole dari sigma dua nya adalah sigma 3.

L. Dari sigma tiga hitung 90º, dan itu adalah nilai sigma 1.

5
M. Buat stereonet overlay equatorial dengan meng check menu stereonet
overlay di bagian kiri jendela dan pilih menu equatorial. Dan hilangkan
pitch grid dengan mengklik menu tool lalu klik pilihan delete all tools.

N. Hitung nilai sigma 1,2 dan 3 dengan mengarahkan kursor ke titiknya dan
baca nilai trend/plungenya pada bagian pojok kanan bawah jendela, dan
untuk melihatnya klik tampilan itu sampai menunjukkan trend/plunge
karena awalnya ia akan menunjukkan nilai strike(right)/dip nya. Dan
diketahui nilai Sigma 1 trendnya N67ºE dan plungenya 7º, Sigma 2 yaitu
trendnya N331ºE dan plungenya 45º dan Sigma 3 yaitu trendnya N162ºE
dan plungenya 43º.

6
Hasil Analisis Kekar STA 1

Diagram Rose Kekar STA 1

Sigma satu dari sudut lancup yang berarti dari daerah NE

7
Kekar STA 2

Langkah:
A. Buat data perhitungan strike dan dip kekar gerus yang didapat dari
lapangan didalam excel untuk mempermudah dalam melakukan analisis
software dips.

B. Buka software dips nya, maka akan muncul tampilan seperti dibawah.

C. Ganti nilai dalam tabel menjadi strike dip dan bukan dip, dip direction
dengan membuka pengaturan yang ada pada menu toolbar lalu pilih strike
(right)/dip dan kemudian klik ok

8
D. Masukkan data strike/dip kekar yang ada di excel dengan cara copy dan
paste di kolom pada software dips.

E. Buka bentukan kontur dari pengeplotan data strike/dip tersebut dengan


mengklik menu contour preset yang ada pada tool bar. Dimana menu ini
ditandai dengan gambar menu seperti bumi. Maka akan muncul bentukan
kontur hasil pemplotannya seperti gambar dibawah ini. Dan untuk
memunculkan data titik hasil pemplotan centak plot vector display pada
menu plot options di layar kiri tampilan.

9
F. Tentukan dua titik tertinggi dari kontur, dimana semakin merah warna
pada kontur maka nilainya akan semakin tinggi, dengan mengklik menu
pada bagian kiri atas tampilan yaitu add user plane. Dan arahkan titik
yang mau dijadikan titik max 1, dimana dalam pemplotannya yang
digunakan hanya data pole tanpa data planenya. Begitu pula dengan
pembuatan titik max 2. Sehingga akan dihasilkan tampilan seperti berikut.

G. Dari kedua titik max tersebut, pole kan masing-masing titik sejauh 90º
dengan menggunakan menu yang sama seperti pembuatan titik max.
Namun yang ditampilkan dan dibuat berupa plane, dimana polenya di
uncheck, sehingga yang tampil hanya plane nya. Plane tersebut diberi
nama P1 dan P2.

10
H. Titik perpotongan P1 dan P2 tersebut merupakan Sigma ke dua dari
tegasan pembentuk kekar tersebut. Pada titik perpotongannya diberikan
tanda sigma dua dengan cara membuat pole sama seperti cara awal
penentuan nilai max menggunakan menu add user plane, namun plane di
unchek. Yang digunakan hanya pole.

I. Dari sigma dua, buat polenya dan kemudian dari pole tersebut dibuat
girdle plane yang membantu mencari nilai sigma satu dan tiga. Caranya
sama dengan menggunakan menu add user plane.

11
K. Hitung jarak antara girdle plane P1 dan P2 yang berpotongan dengan
girdle plane dengan bantuan menu pitch grid yang ada dalam tool.
Kemudian hitung banyaknya kolom grid dari P1 ke P2, dimana satu
kolom berarti 5º. Dan didapatkan nilai 91º yang artinya lebih 90º, maka
titik pole dari sigma dua nya adalah sigma 3.

L. Dari sigma tiga hitung 90º, dan itu adalah nilai sigma 1.

12
M. Buat stereonet overlay equatorial dengan meng check menu stereonet
overlay di bagian kiri jendela dan pilih menu equatorial. Dan hilangkan
pitch grid dengan mengklik menu tool lalu klik pilihan delete all tools.

N. Hitung nilai sigma 1,2 dan 3 dengan mengarahkan kursor ke titiknya dan
baca nilai trend/plungenya pada bagian pojok kanan bawah jendela, dan
untuk melihatnya klik tampilan itu sampai menunjukkan trend/plunge
karena awalnya ia akan menunjukkan nilai strike(right)/dip nya. Dan
diketahui nilai Sigma 1 trendnya N268ºE dan plungenya 8º, Sigma 2
yaitu trendnya N173ºE dan plungenya 37º dan Sigma 3 yaitu trendnya
N7ºE dan plungenya 51º.

13
Hasil Analisis Kekar STA 2

Diagram Rose Kekar STA 2

Sigma satu dari sudut lancip yang berarti dari daerah NE

14
2. Analisis Sesar
Sesar STA 1( Bidang sesar N62ºE/72º, struktur penyerta Gash Fracture
N85ºE/50º )

Langkah:
A. Buat data perhitungan strike dan dip bidang sesar dan struktur
penyertanya yang didapat dari lapangan didalam excel untuk
mempermudah dalam melakukan analisis software dips ( Bisa dilakukan
bisa tidak ).Struktur penyerta yang didapat dilapangan adalah gash
gracture

B. Buka software dips nya, maka akan muncul tampilan seperti dibawah.

15
C. Ganti nilai dalam tabel menjadi strike dip dan bukan dip, dip direction
dengan membuka pengaturan yang ada pada menu toolbar lalu pilih strike
(right)/dip dan kemudian klik ok

D. Tidak seperti kekar, dalam analisis sesar langsung saja membuka menu
contour preset yang ada pada tool bar. Dimana menu ini ditandai dengan
gambar menu seperti bumi. Hal ini dilakukan guna pengeplotan langsung
nilai strike/dip bidang sesar.

E. Plotkan nilai strike/dip bidang sesar yang didapat, dengan mengklik menu
pada bagian kiri atas tampilan yaitu add user plane. Kemudian klik di
bagian mana saja maka akan muncul kolom nilai strike/dip yang akan di
plot. Pada kolom tersebut masukkan nilai strike/dip bidang sesarnya dan
unchek pole karena kita akan menggambarkan bidangnya saja. Maka akan
terbentuk bidang pada tampilan.

16
F. Kemudian karena struktur penyertanya berupa gash fracture, maka
plotkan pula nilai strike/dip struktur penyertanya. Caranya sama seperti
pemplotan nilai bidang sesar.

G. Perpotongan bidang sesar dengan gash fracture merupakan sigma 2.


kemudian dari titik sigma dua pole kan sebesar 90º untuk membentuk
bidang girdle plane.

17
H. Perpotongan antara girdle plane dengan gash fracture merupakan sigma
1. Hal ini berdasarkan anatomi sesar bahwa kecenderungan gash fracture
searah dengan sigma 1

I. Dari sigma 1, hitung 90º pada sepanjang girdle plane untuk menentukan
sigma 3. Hal ini dilakukan dengan bantuan menu pitch grid yang ada
dalam tool. Kemudian hitung banyaknya kolom grid dari sigma 1 sampai
90º, dimana satu kolom berarti 5º.

J. Buat stereonet overlay equatorial dengan meng check menu stereonet


overlay di bagian kiri jendela dan pilih menu equatorial. Dan hilangkan
pitch grid dengan mengklik menu tool lalu klik pilihan delete all tools.

18
K. Hitung nilai sigma 1,2 dan 3 dengan mengarahkan kursor ke titiknya dan
baca nilai trend/plungenya pada bagian pojok kanan bawah jendela, dan
untuk melihatnya klik tampilan itu sampai menunjukkan trend/plunge
karena awalnya ia akan menunjukkan nilai strike(right)/dip nya. Dan
diketahui nilai Sigma 1 trendnya N112ºE dan plungenya 30º, Sigma 2
yaitu trendnya N229ºE dan plungenya 35º dan Sigma 3 yaitu trendnya
N351ºE dan plungenya 39º.

L. Tentukan jenis sesar dengan melihat nilai sigma yang terdekat dengan
pusat stereonet (Klasifikasi Anderson,1951). Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan bantuan menu Measure Angle yang ada pada menu
tool. Diketahui bahwa jarak dari sigma 3 ke pusat yaitu 52º, sigma 2 ke
pusat 54º dan sigma 1 yaitu 61º. Karena yang terdekat adalah sigma 3,
maka diketahui sesar ini adalah sesar naik dan karena gash fracture
dengan bidang sesarnya membentuk sudut lancip, maka arahnya akan
searah dengan sudut lancip yang dibentuk sehingga diketahui sesar ini
adalah sesar naik menganan.

19
Hasil Analisis Sesar STA 1

20
Sesar STA 2( Bidang sesar N254ºE/65º, struktur penyerta Drag Fault
N29ºE/71º )

Langkah:
A. Buat data perhitungan strike dan dip bidang sesar dan struktur
penyertanya yang didapat dari lapangan didalam excel untuk
mempermudah dalam melakukan analisis software dips ( Bisa dilakukan
bisa tidak ).Struktur penyerta yang didapat dilapangan adalah gash
gracture

B. Buka software dips nya, maka akan muncul tampilan seperti dibawah.

21
C. Ganti nilai dalam tabel menjadi strike dip dan bukan dip, dip direction
dengan membuka pengaturan yang ada pada menu toolbar lalu pilih strike
(right)/dip dan kemudian klik ok

D. Tidak seperti kekar, dalam analisis sesar langsung saja membuka menu
contour preset yang ada pada tool bar. Dimana menu ini ditandai dengan
gambar menu seperti bumi. Hal ini dilakukan guna pengeplotan langsung
nilai strike/dip bidang sesar.

E. Plotkan nilai strike/dip bidang sesar yang didapat, dengan mengklik menu
pada bagian kiri atas tampilan yaitu add user plane. Kemudian klik di
bagian mana saja maka akan muncul kolom nilai strike/dip yang akan di
plot. Pada kolom tersebut masukkan nilai strike/dip bidang sesarnya dan
unchek pole karena kita akan menggambarkan bidangnya saja. Maka akan
terbentuk bidang pada tampilan.

22
F. Kemudian karena struktur penyertanya berupa Drag Fault, maka plotkan
pula nilai strike/dip struktur penyertanya yang berupad data axial plane
nya. Caranya sama seperti pemplotan nilai bidang sesar.

G. Perpotongan bidang sesar dengan Drag Fault merupakan sigma 2.


kemudian dari titik sigma dua pole kan sebesar 90º untuk membentuk
bidang girdle plane.

23
H. Perpotongan antara girdle plane dengan Drag Fault merupakan sigma 3’.
Dan dari sigma 3’ tarik sepanjang garis girdle plane sejauh 90º
menggunakan bantuan menu pitch grid yang ada di tool yang mana titik
tersebut adalah sigma 1’. Dan kedua sigma ini adalah tegasan pembentuk
lipatan mikronya.

I. Dari perpotongan Girdle Plane dengan bidang sesarnya tarik garis sebesar
30º kearah sigma 1’ untuk mencari nilai sigma 1 dengan bantuan pitch
grid yang ada di tool. Kemudian untuk sigma tiganya dibuat dengan
menarik titik sejauh 90º dari sigma 1 sepanjang girdle plane dan dengan
bantuan pitch grid yang ada di tool.

J. Buat stereonet overlay equatorial dengan meng check menu stereonet


overlay di bagian kiri jendela dan pilih menu equatorial. Dan hilangkan
pitch grid dengan mengklik menu tool lalu klik pilihan delete all tools.

24
K. Hitung nilai sigma 1,2 dan 3 dengan mengarahkan kursor ke titiknya dan
baca nilai trend/plungenya pada bagian pojok kanan bawah jendela, dan
untuk melihatnya klik tampilan itu sampai menunjukkan trend/plunge
karena awalnya ia akan menunjukkan nilai strike(right)/dip nya. Dan
diketahui nilai Sigma 1 trendnya N302ºE dan plungenya 17º, Sigma 2
yaitu trendnya N47ºE dan plungenya 42º dan Sigma 3 yaitu trendnya
N195ºE dan plungenya 42º. Dan untuk nilai tegasan pembentuk lipatan
mikronya yaitu sigma 1’ trendnya N297ºE dan plungenya 21º, Sigma 3
yaitu trendnya N191ºE dan plungenya 41º. Untuk sigma 2 nya sama
dengan sigma sesar. Dan berdasarkan kenampakan dari sigma 1 dengan
sigma 1’ yang berhimpitan maka dapat diinterpretasikan bahwa tegasan
pembentukannya sama dimana lipatan minor dan sesarnya terbentuk
bersamaan

L. Tentukan jenis sesar dengan melihat nilai sigma yang terdekat dengan
pusat stereonet (Klasifikasi Anderson,1951). Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan bantuan menu Measure Angle yang ada pada menu
tool. Diketahui bahwa jarak dari sigma 3 ke pusat yaitu 48º, sigma 2 ke
pusat 47º dan sigma 1 yaitu 72º. Karena yang terdekat adalah sigma 2,
maka diketahui sesar ini adalah sesar mendatar dan karena Drag Fault
dengan bidang sesarnya membentuk sudut lancip, maka arahnya akan

25
berlawanan dengan sudut lancip yang dibentuk sehingga diketahui sesar
ini adalah sesar mendatar menganan.

Hasil Analisis Sesar STA 2

26

Anda mungkin juga menyukai