Anda di halaman 1dari 18

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian dan Tujuan Pemboran Inti


Pemboran beserta pengambilan contoh, eksplorasi tanah atau pengujian
pada letak asli dapat memberikan informasi yang lebih teliti dan terpercaya
mengenai karakteristik-karakteristik fisik dan mekanis tanah pondasi dari pada
cara-cara yang lain. Akan tetapi metode ini hanya memberikan informasi dalam
arah vertikal pada titik pemboran, sehingga untuk memperkirakan luas atau
penyebaran karakteristik tanah dalam arah mendatar diperlukan suatu rencana
survey yang lain seperti geofisika (Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kazuto
Nakazawa dalam Mekanika tanah & Teknik Pondasi, 2007 ). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari pemboran ialah untuk menentukan dan
memahami sifat dari kondisi tanah dibawah permukaan lokasi pemboran dan
daerah sekitarnya (Clayton et al., 1996).

2.2 Metode Pemboran Inti


Pemboran inti merupakan bagian dari metode pemboran putar. Dimana
pemboran putar sebenarnya terdiri dari dua bagian yaitu pemboran lubang
terbuka dan pemboran inti.
Pengeboran lubang-terbuka, yang biasanya digunakan pada tanah dan
batuan lunak, memakai sebuah gurdi pemotong untuk menghancurkan semua
material di dalam diameter lubang. Jadi pengeboran lubang-terbuka ini hanya
dapat digunakan untuk memajukan lubang lebih dalam : batang-batang bor
kemudian dapat disingkikan untuk pengambilan contoh-contoh tanah dalam
tabung dan untuk pengadaan uji-uji di tempat. Pada pengeboran inti yang
digunakan pada batuan dan lempung keras, gurdi memotong sebuah lubang di
dalam material dan sebuah inti sempurna memasuki tabung untuk diambil
sebuah contoh. Tetapi, kadar air alamiah material tersebut akan mengalami
kenaikan akibat sentuhan dengan cairan pengeboran. Diameter tipikal inti adalah
41 mm, 54 mm, dan 76 mm, tetapi dapat juga mencapai 165 mm (R.F. CRA
daam Mekanika Tanah, 1989)
Pemboran inti dapat dilakukan dalam 2 (dua) metode, yaitu full coring &
touch coring. Pemboran full coring adalah salah satu metode pemboran yang
mengambil seluruh inti bor dari permukaan hingga kedalam target bor sedangkan
pemboran touch coring merupakan metode pemboran yang mengkombinasikan
metode pemboran lubang terbuka dan pemboran inti dalam satu lubang
pemboran. Untuk metode touch coring berguna untuk mendapatkan target
sampel batubara atau litologi tertentu yang sudah ditentukan kedalamannya.

2.3 Peralatan Pemboran Inti


Dalam melakukan penmboan ada bebarapa peralatan yang dapat digunakan.
Hal ini sesuai dengan tipe conto yang ingin kita dapatkan.
Pemboran inti merupakan pemboran yang termasuk kedalam katergori
metode peboran putar sehingga alat yang digunakan pada umumnya yaitu seperti
pada gambaran dibawah ini.
Gambar 2.3.1 Bor Putar (Sumber : R.F. CRA daam Mekanika Tanah, 1989)
Gambar 2.3.2 Bor Tipe Rotasi (Sumber : (Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kazuto
Nakazawa dalam Mekanika tanah & Teknik Pondasi, 2007 )

Adapun penjelasan mengenai peralatan bor tersebut akan dijabarkan pada


table beikut.

Tabel 2.3.1 Peralatan dalam pemboran inti beserta fungsinya ( Tim asisten praktikum
geologi teknik, 2017 )

Bagian Fungsi Keterangan

Pompa Air Mmemompa air agar mampu


mengangkat dan menekan air
formasi

Sambungan Putar Meneruskan air dari selang bor


ke stang bor

Batang Bor Sebagai aluran air Panjang bervariasi mulai dari


0.61, 0.5, 1.5, 3, 3.305, 4.12,
serta 2.5 meter. Sedangkan
beratnya mencapai 11.25 Kg

Hammer Mengatasi bila rangkaia Berat menapi 60 Kg


terjepit

Pipa pelindung Untuk melindungi supaya air Panjang casing 0.5-2.5 m dan
(Casing) tidak masuk formasi, maksimum 3m. Pahat casing
memperlancar air pembilas, diletakkan pada ujung
memperancar keluar masuknya rangkaian casing untuk
rangkaian bor serta melindungi memasukkan casing kedalam
lubang bor jika terjadi caving lubang bor. Jika batuan lunak
berfungsi sebagai sepatu casing
dan biasanya tebal.

Tabung Penginti Untuk mengambil inti batuan ( Terdapatnaya berbagai macam


Core ) Pada saat bekerja tabung inti diantaranya : single
CB ( Satu tabung dengan
panjang 1.5 m ) untuk batuan
yang lunak kurang cocok
karena dapat tercuci oleh air.
Double CB ( dua tabung, yaitu
lapisan alam untuk menangkap
inti dan lapis luar unntuk
sirkulasi air). Triple CB (
Terdiri dari tiga bagian, yaitu
tabung luar, dalam dan penginti
untuk mengeluarkan inti batuan
hasil coring.

Pahat Inti (Mata Untuk membuat lubang dengan Jenisnya terdiri dari : Non
Bor) cepat coring bit ( terdiri dari
shooping bit untuk memecah
batuan yang keras dengan cara
ditumbuk atau dijatuhkan serta
rock bit untuk pemboran
minyak atau air ) serta jenis
kedua adalah coring bit yang
berfungsi untuk pengambilan
inti batuan

Mesin Bor Mengangkat serta memberi Mesin bor yang biasa


daya dorong kebawah mata digunakan adalah bor sistem
bor, dan tabung penginti hidraulik
kedalam lubang bor, untuk
tenaga putar dari mesin bor ini
diperoleh dari mesin diesel
yang telah ada pada mesin bor

Tripod Penyangga stang bor, batang Alat ini berupa 3 buah tiang
bor dan casing pada saat akan besi setinnggi kurang lebih 3
diangkat dan dimasukkan ke meter, tag disambungkan di
dalam lubang bor. Tempat satu titik.
penyangga katrol

Core Box Tempat diletakkan core sample Berbentuk tempat kayu


untuk memudahan
pendeskripsian dan
dokumnetasi yang dibentuk
sesuai dengan diameter core
sample dan panjangnya
menyesuaikan ( biasanya 1m
untuk 1 baris )

Core Barrel Menyimpan dan mengambil Pemboran inti menggunakan


batua selama pemboran. mesin bor putar dengan system
spindel
1. Single tube core Barrel
Untuk pengeboran
kering pada tanah
berbutir halus dan
berbutir kasar pada
batuan yang setengah
kompak
2. Double Tube Core
Barrel
Untuk pengeboran pada
batuan kompak dengan
menggunakan sirkulasi
air
3. Triple Tube Core
Barrel
Untuk pengeboran pada
batuan setengah
kompak dengan
menggunakan sirkulasi
air.

Diesel Sumber tenaga untuk Fungsi dari air disini adalah


mensirkulasi fluida bor. untuk mendinginkan mata bor,
Mengalirkan air di kolam membantu memasukkan casing
penampungan air, yang serta membantu pembilasan
kemudian dihubungkan ke casing saat akan diangkat
selang-selang menuju lubang
bor

Selang air Mengalirkan air dari sumber


air ke titik pemboran oleh
mesin pompa air

Catrol Menarik casing serta mata bor

2.4 Deskripsi Core


Dalam pendeskripsian core terdiri atas dua bagian yaitu pendeksripsian
tanah dan batu. Adapun pendeskripsian tanah juga dapat dibagi menjadi
beberapa bagian lagi yaitu sebagai berikut.
2.4.1 Deskripsi Tanah Berbutir Kasar (NZGS, 2005)
Dalam pendeskripsian ini ada beberapa hal yang perlu dideskripsi
yaitu :
a. Distribusi ukuran butir
Tabel 2.4.1 ( a ) Distribusi ukuran butir (NZGS, 2005)

b. Ukuran butir maksimal


Tabel 2.4.1 ( b ) Klasifikasi Tanah berdasarkan ukuran butir
(NZGS, 2005)

c. Gradasi
Gravel dan pasir biasanya dideskripsi sebagai well graded
(terdapat variasi ukuran butir dari yang terkecil hingga yang
terbesar, maupun poorly graded(ukuran butir kurang bervariasi). Poorly
graded dapat dibagi menjadi dua yaitu uniformly graded (ukuran butir
hampir seragam) serta gap graded (terdapat beberapa ukuran butir yang
tidak ada) (NZGS, 2005 dalam ppt praktikum geologi teknik 2017).
d. Bentuk butir
Tabel 2.4.1 ( d ) Bentuk butir (NZGS, 2005)

e. Kepadatan relative
Tabel 2.4.1 ( e ) Kepadatan Relatif (NZGS, 2005)

Dense(padat) : Dapat dihancurkan dengan palu


Loose(lepas) : Dapat dihancurkan dengan
tangan atau shovel (NZGS, 2005)

f. Material lain
Material lain seperti batubara, fosil, dll juga dideskripsi
(NZGS,2005 dalam ppt praktikum geologi teknik 2017)
g. Warna
Tabel 2.4.1 ( g ) Warna tanah dan batuan (NZGS, 2005)

h. Informasi geologi
Mengidentifikasi mineral yang dominan atau tipe batuan induk
(NZGS, 2005 dalam ppt praktikum geologi teknik 2017).

2.4.2 Deskripsi Tanah Berbutir Halus (NZGS, 2005)


Dalam pendeskripsian ini ada beberapa hal yang perlu dideskripsi
yaitu :
a. Plastisitas
Tanah dengan plastisitas tinggi dapat dibentuk dalam
kelembapan yang tinggi tanpa mengalami keretakan.
Kekompakan batuan saat kering juga menjadi petunjuk dalam
mengidentifikasi plastisitas. Lempung dengan plastisitas tinggi akan
menjadi ‘rock hard’ ketika kering sedangkan material yang memiliki
plastisitas rendah cenderung hancur oleh tangan (NZGS, 2005 dalam ppt
praktikum geologi teknik 2017).
b. Persentasi Material Kasar
Tanah berbutir halus dengan komposisi material kasar juga
dideskripsi (NZGS, 2005 dalam ppt praktikum geologi teknik 2017).
c. Warna
d. Geologi
e. Kekompakan
Tabel 2.4.2 ( e ) Kekompakan (NZGS, 2005 )

2.4.3 Deskripsi Tambahan (NZGS, 2005)


a. Struktur
Tabel 2.4.3 ( a ) Struktur tanah (NZGS, 2005 )

b. Kondisi Kelembaban
Tabel 2.4.3 ( b ) Kondisi Kelembaban (NZGS, 2005 )

Selain deskripsi tanah terdapat juga tata cara pendeskripsian batuan yaitu
sebagai berikut.
2.4.4 Deskripsi Batuan (NZGS, 2005)
Dalam pendeskripsian ini ada beberapa hal yang perlu dideskripsi
yaitu :
a. Warna
Sama seperti pendeskripsian tanah.
b. Tingkat pelapukan
Tabel 2.4.4 ( b ) Tingkat Pelapukan (NZGS, 2005 )
c. Fabrikasi
Tabel 2.4.4 ( c ) Fabrikasi (NZGS, 2005 )

d. Bedding
Tabel 2.4.4 ( d ) Bedding (NZGS, 2005 )

e. Kekuatan batuan
Tabel 2.4.4 (e ) Kekuatan Batuan (NZGS, 2005 )

f. Diskontuinitas
Orientasi, spasi, persistence, kekerasan, wall strength, aperture, infill,
seepage, sets, block size and shape.
g. Nama batuan
h. Informasi tambahan

2.5 RQD
RQD diperkenalkan oleh Deere (1964) sebagai suatu pengukuran kualitas inti
pemboran secara kuantitatif. RQD dihitung dari persentase bor inti yang
diperoleh dengan panjang minimum 10 cm.

𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑡𝑖 𝑏𝑜𝑟>0,1 𝑚


RQD = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑜𝑟 (𝑚)
X 100%
Nilai RQD yang diperoleh dapat dibandingkan dengan tabel RQD standar
yang menunjukkan nilai dari kualitas batuan tersebut.

Tabel 2.1 Kualitas batuan berdasarkan nilai RQD (Deere, 1967)


Kualitas Batuan RQD (dalam %)
Sangat Buruk 0-25
Buruk 25-50
Sedang 50-75
Baik 75-90
Sangat Baik 90-100
DAFTAR PUSTAKA

Bell,F,G.2007.Engeneering Geology.Butterworth-Heinemann: Elsevier


Craig, R. F. 1986. Mekanika Tanah. Jakarta : Erlangga.
NZGS.2005.FIELD DESCRIPTION OF SOIL AND ROCK.New Zealand
Sosrodarsono, Suyono & Kazuto Nakazawa. 2000. Mekanika Tanah dan Teknik
Pondasi. Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Tim Asisten Praktikum Geolgi Teknik.2017.Buku Panduan Praktikum Geologi
Teknik.Fakultas Teknik UNDIP, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai