Anda di halaman 1dari 16

Acara Paraf Asisten

Laboratorium Geologi Optik


Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat No. Peraga : BC 8


Perbesaran : 4 X / 0,10 P Deskripsi Sayatan Tipis :
MP 1 : - Tekstur
Ukuran Butir 1-2 Mm
Kebundaran Subrounded
Sortasi Buruk
Kemas Terbuka
Bentuk Butir -
Kontak Butir Floating

- Komposisi
Non Skeletal
- Grain aggregate 13,33 %

Ket :
alga Skeletal
foraminifera
grain aggregate - Foraminifera 16,67 %
- Coral 16,67 %
MP 2 :
- Alga 13,33 %

Matriks
- Mikrit 15 %
- Sparit 10 %

Semen
- Kalsit 5%

Ket : - Porositas
foraminifera - Interparticle
alga coral
grain aggregate
MP 3 : - Diagenesis
Batuan ini memiliki komposisi yang terdiri dari
allochem yang didominasi oleh skeletal grain
(foraminifera, coral, dan alga), juga terdapat non
skeletal grain (grain aggregate), memiliki
orthochem yang didominasi oleh mikrit serta
semen kalsit. Dari komposisi tersebut dapat
diperkirakan bahwa batuan ini terbentuk pada
fasies terumbu belakang yang memiliki arus
tenang serta kaya akan organisme. Pada awalnya
berlangsung proses mikritisasi dimana terdapat
bioklas-bioklas yang terubahkan karena adanya
lumpur karbonat yang mengalami presipitasi dan
fluida yang kemudian mengisi pada rongga bioklas
tersebut sehingga terbentuk mikrit. Fluida yang
mengisi rongga telah memasuki batas jenuh maka
akan berlangsung presipitasi lebih lanjut yang
menyebabkan berlangsungnya sementasi dengan
Ket : semen berupa kalsit yang dapat berasal dari fluida
grain aggregate alga foraminifera pada proses pelarutan batugamping yang
dipengaruhi juga oleh air meteorit. Setelah
berlangsung pengendapan, material tersebut belum
kompak sehingga memungkinkan terjadinya
pelarutan terutama jika material endapannya
mengalami pengangkatan atau penurunan suhu.
Akibat berlangsungnya presipitasi dan pelarutan
memicu terjadinya rekristalisasi mineral atau
penggantian yang menyebabkan sebagian
matriksnya terubahkan menjadi sparit. Kemudian
ketika material endapan ini mengalami
pembebanan maka akan berlangsung kompaksi
dimana antar butirnya akan termampatkan karena
keluarnya fluida yang mengisi pada rongganya.
Nama Batuan :
Packed biomicrite (Folk, 1959)
Packstone (Embry dan Klovan, 1971)
Acara Paraf Asisten
Laboratorium Geologi Optik
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat No. Peraga : RAJAMANDALA MSA 18


Perbesaran : 10 X Deskripsi Sayatan Tipis :
MP 1 : - Tekstur
Ukuran Butir 2 mm
Kebundaran Subrounded
Sortasi Buruk
Kemas Terbuka
Bentuk Butir -
Kontak Butir Floating

- Komposisi
Non Skeletal
- Grain aggregate 66,67 %

Ket :
grain aggregate Skeletal
foraminifera - Foraminifera 10 %
- Alga 3,33 %
MP 2 :

Matriks
- Mikrit 5%
- Sparit 10 %

Semen
- Kalsit 5%

Ket : - Porositas
grain aggregate
- Interparticle
foraminifera alga
MP 3 : - Diagenesis
Batuan ini memiliki komposisi yang terdiri dari
allochem yang didominasi oleh non skeletal grain
(grain aggregate), juga terdapat skeletal grain
(foraminifera, dan alga), memiliki orthochem yang
didominasi oleh sparit serta semen kalsit. Dari
komposisi tersebut dapat diperkirakan bahwa
batuan ini terbentuk pada fasies depan terumbu
yang memiliki arus kuat serta kaya akan organisme
terumbu. Pada awalnya berlangsung proses
mikritisasi dimana terdapat bioklas serta grain
aggregate yang terubahkan karena adanya lumpur
karbonat yang mengalami presipitasi dan fluida
yang kemudian mengisi pada rongga bioklas
tersebut sehingga terbentuk mikrit. Fluida yang
mengisi rongga telah memasuki batas jenuh maka
akan berlangsung presipitasi lebih lanjut yang
menyebabkan berlangsungnya sementasi dengan
Ket : semen berupa kalsit yang dapat berasal dari fluida
grain aggregate
pada proses pelarutan batugamping yang
foraminifera
dipengaruhi juga oleh air meteorit. Setelah
berlangsung pengendapan, material tersebut belum
kompak sehingga memungkinkan terjadinya
pelarutan terutama jika material endapannya
mengalami pengangkatan atau penurunan suhu.
Akibat berlangsungnya presipitasi dan pelarutan
memicu terjadinya rekristalisasi mineral atau
penggantian yang menyebabkan sebagian besar
matriksnya terubahkan menjadi sparit. Kemudian
ketika material endapan ini mengalami pembebanan
maka akan berlangsung kompaksi dimana antar
butirnya akan termampatkan karena keluarnya
fluida yang mengisi pada rongganya.

Nama Batuan :
Unsorted biosparite (Folk, 1959)
Packstone (Embry dan Klovan, 1971)
Acara Paraf Asisten
Laboratorium Geologi Optik
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat No. Peraga : GP 5


Perbesaran : 10 X Deskripsi Sayatan Tipis :
MP 1 : - Tekstur
Ukuran Butir 1-2 Mm
Kebundaran Subrounded
Sortasi Buruk
Kemas Terbuka
Bentuk Butir -
Kontak Butir Floating

- Komposisi
Non Skeletal
- Grain aggregate 25 %
- Mineral kalsit 6,67 %
Ket :
foraminifera coral
Grain aggregate
Skeletal
- Foraminifera 5,33 %
MP 2 :
- Coral 15,33 %
- Alga merah 7,67%
- Gastropoda 3%

Matriks
- Mikrit 17 %
- Sparit 10 %

Semen
- kalsit 10 %
Ket : - Porositas
gastropoda Grain aggregate kalsit - dissolution
MP 3 : - Diagenesis
Batuan ini memiliki komposisi yang terdiri dari
allochem yang didominasi oleh skeletal grain
(foraminifera, coral, gastropoda dan alga hijau),
juga terdapat non skeletal grain (grain aggregate
dan minerl kalsit), memiliki orthochem yang
didominasi oleh mikrit serta semen kalsit. Dari
komposisi tersebut dapat diperkirakan bahwa
batuan ini terbentuk pada fasies terumbu belakang
yang memiliki arus tenang serta kaya akan
organisme. Pada awalnya berlangsung proses
mikritisasi dimana terdapat bioklas-bioklas yang
terubahkan karena adanya lumpur karbonat yang
mengalami presipitasi dan fluida yang kemudian
mengisi pada rongga bioklas tersebut sehingga
terbentuk mikrit. Fluida yang mengisi rongga telah
memasuki batas jenuh maka akan berlangsung
presipitasi lebih lanjut yang menyebabkan
Ket : coral berlangsungnya sementasi dengan semen berupa
alga kalsit yang dapat berasal dari fluida pada proses
foraminifera Grain aggregate pelarutan batugamping yang dipengaruhi juga oleh
air meteorit. Setelah berlangsung pengendapan,
material tersebut belum kompak sehingga
memungkinkan terjadinya pelarutan terutama jika
material endapannya mengalami pengangkatan
atau penurunan suhu, hal ini dapat menyebabkan
terbentuknya porositas karena pelarutan material
penyusunnya. Akibat berlangsungnya presipitasi
dan pelarutan memicu terjadinya rekristalisasi
mineral atau penggantian yang menyebabkan
sebagian matriksnya terubahkan menjadi sparit.
Kemudian ketika material endapan ini mengalami
pembebanan maka akan berlangsung kompaksi
dimana antar butirnya akan termampatkan karena
keluarnya fluida yang mengisi pada rongganya.
Nama Batuan :
Sparse biomicrite (Folk, 1959)
Packstone (Embry dan Klovan, 1971)
Acara Paraf Asisten
Laboratorium Geologi Optik
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat No. Peraga : BK 5


Perbesaran : 4 X / 0,10 P Deskripsi Sayatan Tipis :
MP 1 : - Tekstur
Ukuran Butir 1m
Kebundaran Subangular
Sortasi Buruk
Kemas Terbuka
Bentuk Butir -
Kontak Butir Floating

- Komposisi
Non Skeletal
- Intraclast 20 %
- Mineral kalsit 30 %
Ket :
kalsit intraclast
Skeletal
- Foraminifera 5%
MP 2 :
- Coral 5%
- Red alga 5%

Matriks
- Mikrit 10 %
- Sparit 15 %

Semen
- Kalsit 10 %
Ket : - Porositas
intraclast - Interparticle
kalsit
MP 3 : - Diagenesis
Batuan ini memiliki komposisi yang terdiri dari
allochem yang didominasi oleh non skeletal grain
(intraclast, dan mineral kalsit), juga terdapat
skeletal grain (foraminifera, coral dan alga merah
memiliki orthochem yang didominasi oleh sparit
serta semen kalsit. Dari komposisi tersebut dapat
diperkirakan bahwa batuan ini terbentuk pada fasies
depan terumbu yang memiliki arus kuat serta kaya
akan organisme terumbu. Pada awalnya
berlangsung proses mikritisasi dimana terdapat
bioklas serta klastika yang terubahkan karena
adanya lumpur karbonat yang mengalami
presipitasi dan fluida yang kemudian mengisi pada
rongga bioklas tersebut sehingga terbentuk mikrit.
Fluida yang mengisi rongga telah memasuki batas
jenuh maka akan berlangsung presipitasi lebih
lanjut yang menyebabkan berlangsungnya
Ket : sementasi dengan semen berupa kalsit yang dapat
intraclast foraminifera alga berasal dari fluida pada proses pelarutan
batugamping yang dipengaruhi juga oleh air
meteorit. Setelah berlangsung pengendapan,
material tersebut belum kompak sehingga
memungkinkan terjadinya pelarutan terutama jika
material endapannya mengalami pengangkatan atau
penurunan suhu. Akibat berlangsungnya presipitasi
dan pelarutan memicu terjadinya rekristalisasi
mineral atau penggantian yang menyebabkan
sebagian besar matriksnya terubahkan menjadi
sparit. Kemudian ketika material endapan ini
mengalami pembebanan maka akan berlangsung
kompaksi dimana antar butirnya akan
termampatkan karena keluarnya fluida yang
mengisi pada rongganya.

Nama Batuan :
Sparse biomicrite (Folk, 1959)
Packstone (Embry dan Klovan, 1971)
Acara Paraf Asisten
Laboratorium Geologi Optik
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat No. Peraga : STA 4 LP 4 YOB 2


Perbesaran : 4 X / 0,10 P Deskripsi Sayatan Tipis :
MP 1 : - Tekstur
Ukuran Butir 1-3 Mm
Kebundaran Subrounded
Sortasi Buruk
Kemas Terbuka
Bentuk Butir -
Kontak Butir Point contact

- Komposisi
Non Skeletal
- Grain aggregate 10 %
- Mineral silika 5%
Ket :
foraminifera Grain aggregate alga
Skeletal
- Foraminifera 30 %
MP 2 :
- Coral 5%
- Alga 10 %
- Foraminifera 15 %
besar
- Bivalvia 5%

Matriks
- Mikrit 8,33 %
- Sparit 5%

Semen
- Kalsit 6,67 %
Ket : Foraminifera alga - Porositas
foraminifera
- Interparticle
besar
MP 3 : - Diagenesis
Batuan ini memiliki komposisi yang terdiri dari
allochem yang didominasi oleh skeletal grain
(foraminifera, foraminifera besar, bivalvia, coral,
dan alga), juga terdapat non skeletal grain (grain
aggregate, dan mineral silika), memiliki orthochem
yang didominasi oleh mikrit serta semen kalsit. Dari
komposisi tersebut dapat diperkirakan bahwa batuan
ini terbentuk pada fasies terumbu belakang yang
memiliki arus tenang serta kaya akan organisme.
Pada awalnya berlangsung proses mikritisasi dimana
terdapat bioklas-bioklas yang terubahkan karena
adanya lumpur karbonat yang mengalami presipitasi
dan fluida yang kemudian mengisi pada rongga
bioklas tersebut sehingga terbentuk mikrit. Fluida
yang mengisi rongga telah memasuki batas jenuh
maka akan berlangsung presipitasi lebih lanjut yang
menyebabkan berlangsungnya sementasi dengan
Ket : alga semen berupa kalsit yang dapat berasal dari fluida
bivalvia foraminifera pada proses pelarutan batugamping yang
dipengaruhi juga oleh air meteorit. Setelah
berlangsung pengendapan, material tersebut belum
kompak sehingga memungkinkan terjadinya
pelarutan terutama jika material endapannya
mengalami pengangkatan atau penurunan suhu.
Akibat berlangsungnya presipitasi dan pelarutan
memicu terjadinya rekristalisasi mineral atau
penggantian yang menyebabkan sebagian matriksnya
terubahkan menjadi sparit. Kemudian ketika material
endapan ini mengalami pembebanan maka akan
berlangsung kompaksi dimana antar butirnya akan
termampatkan karena keluarnya fluida yang mengisi
pada rongganya.
Nama Batuan :
Packed biomicrite (Folk, 1959)
Packstone (Embry dan Klovan, 1971)
Acara Paraf Asisten
Laboratorium Geologi Optik
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat No. Peraga : BK 3


Perbesaran : 4 X / 0,10 P Deskripsi Sayatan Tipis :
MP 1 : - Tekstur
Ukuran Butir 1-2 Mm
Kebundaran Subangular
Sortasi Buruk
Kemas Terbuka
Bentuk Butir -
Kontak Butir Floating

- Komposisi
Non Skeletal
- Grain aggregate 20 %

Ket :
coral foraminifera alga Skeletal
Grain - Foraminifera 5%
aggregate
- Coral 15 %
MP 2 :
- alga 10 %

Matriks
- Mikrit 20 %
- Sparit 15 %

Semen
- Dolomit 15 %

Ket : coral foraminifera alga - Porositas


- Intraparticle
Grain
aggregate
MP 3 : - Diagenesis
Batuan ini memiliki komposisi yang terdiri dari
allochem yang didominasi oleh skeletal grain
(foraminifera, coral, dan alga), juga terdapat non
skeletal grain (grain aggregate), memiliki orthochem
yang didominasi oleh mikrit serta semen dolomit.
Dari komposisi tersebut dapat diperkirakan bahwa
batuan ini terbentuk pada fasies terumbu belakang
yang memiliki arus tenang serta kaya akan organisme.
Pada awalnya berlangsung proses mikritisasi dimana
terdapat bioklas-bioklas yang terubahkan karena
adanya lumpur karbonat yang mengalami presipitasi
dan fluida yang kemudian mengisi pada rongga
bioklas tersebut sehingga terbentuk mikrit. Fluida
yang mengisi rongga telah memasuki batas jenuh
maka akan berlangsung presipitasi lebih lanjut yang
menyebabkan berlangsungnya sementasi dengan
semen berupa dolomit yang dapat berasal dari
Ket : hypersalin water serta mixing antara pengaruh air
coral Grain foraminifera alga meteorit dan air laut. Setelah berlangsung
aggregate pengendapan, material tersebut belum kompak
sehingga memungkinkan terjadinya pelarutan
terutama jika material endapannya mengalami
pengangkatan atau penurunan suhu. Akibat
berlangsungnya presipitasi dan pelarutan memicu
terjadinya rekristalisasi mineral atau penggantian
yang menyebabkan sebagian matriksnya terubahkan
menjadi sparit. Kemudian ketika material endapan ini
mengalami pembebanan maka akan berlangsung
kompaksi dimana antar butirnya akan termampatkan
karena keluarnya fluida yang mengisi pada
rongganya.
Nama Batuan :
Packed biomicrite (Folk, 1959)
Packstone (Embry dan Klovan, 1971)
Acara Paraf Asisten
Laboratorium Geologi Optik
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat No. Peraga : RAJAMANDALA MST 1


Perbesaran : 4 X / 0,10 P Deskripsi Sayatan Tipis :
MP 1 : - Tekstur
Ukuran Butir 1-2 Mm
Kebundaran Subrounded
Sortasi Buruk
Kemas Terbuka
Bentuk Butir -
Kontak Butir suture

- Komposisi
Non Skeletal
- Mineral kuasa 25 %

Ket :
Skeletal
- Coral 60 %

MP 2 :
Matriks
- Mikrit 3,33 %
- Sparit 6,67 %

Semen
- Kalsit 5%

Ket : - Porositas
- intraparticle
MP 3 : - Diagenesis
Batuan ini memiliki komposisi yang terdiri dari
allochem yang didominasi oleh skeletal grain
(coral), juga terdapat non skeletal grain (mineral
kuarsa), memiliki orthochem yang didominasi oleh
sparit serta semen kalsit. Dari komposisi tersebut
dapat diperkirakan bahwa batuan ini terbentuk
pada fasies depan terumbu yang memiliki arus kuat
serta kaya akan organisme terumbu. Pada awalnya
berlangsung proses mikritisasi dimana terdapat
bioklas-bioklas yang terubahkan karena adanya
lumpur karbonat yang mengalami presipitasi dan
fluida yang kemudian mengisi pada rongga bioklas
tersebut sehingga terbentuk mikrit. Fluida yang
mengisi rongga telah memasuki batas jenuh maka
akan berlangsung presipitasi lebih lanjut yang
menyebabkan berlangsungnya sementasi dengan
semen berupa kalsit yang dapat berasal dari fluida
Ket : hasil pelarutan batuagamping yang juga
dipengaruhi oleh air meteorit. Setelah berlangsung
pengendapan, material tersebut belum kompak
sehingga memungkinkan terjadinya pelarutan
terutama jika material endapannya mengalami
pengangkatan atau penurunan suhu. Akibat
berlangsungnya presipitasi dan pelarutan memicu
terjadinya rekristalisasi mineral atau penggantian
yang menyebabkan sebagian besar matriksnya
terubahkan menjadi sparit. Kemudian ketika
material endapan ini mengalami pembebanan maka
akan berlangsung kompaksi dimana antar butirnya
akan termampatkan karena keluarnya fluida yang
mengisi pada rongganya.
Nama Batuan :
Unsorted biosparite (Folk, 1959)
Bindstone (Embry dan Klovan, 1971)
Acara Paraf Asisten
Laboratorium Geologi Optik
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat No. Peraga : BC 9


Perbesaran : 4 X / 0,10 P Deskripsi Sayatan Tipis :
MP 1 : - Tekstur
Ukuran Butir 1-2 Mm
Kebundaran Subangular
Sortasi Buruk
Kemas Terbuka
Bentuk Butir -
Kontak Butir suture

- Komposisi
Non Skeletal
- Mineral dolomit 38,33 %
- Grain aggregate 10 %
Ket :

Skeletal
- Foraminifera 33,33 %
MP 2 :

Matriks
- Mikrit 4%
- Sparit 7,67 %

Semen
- Dolomit 6,67 %

Ket : - Porositas
- intraparticle
MP 3 : - Diagenesis
Batuan ini memiliki komposisi yang terdiri dari
allochem yang didominasi oleh non skeletal grain
(mineral dolomit, grain aggregate), juga terdapat
skeletal grain (foraminifera), memiliki orthochem
yang didominasi oleh sparit serta semen dolomit. Dari
komposisi tersebut dapat diperkirakan bahwa batuan
ini terbentuk pada fasies depan terumbu yang
memiliki arus kuat serta kaya akan organisme
terumbu. Pada awalnya berlangsung proses mikritisasi
dimana terdapat bioklas-bioklas yang terubahkan
karena adanya lumpur karbonat yang mengalami
presipitasi dan fluida yang kemudian mengisi pada
rongga bioklas tersebut sehingga terbentuk mikrit.
Fluida yang mengisi rongga telah memasuki batas
jenuh maka akan berlangsung presipitasi lebih lanjut
yang menyebabkan berlangsungnya sementasi dengan
semen berupa dolomit yang dapat berasal dari
Ket : hypersalin water serta mixing antara pengaruh air
meteorit dan air laut. Setelah berlangsung
pengendapan, material tersebut belum kompak
sehingga memungkinkan terjadinya pelarutan terutama
jika material endapannya mengalami pengangkatan
atau penurunan suhu. Akibat berlangsungnya
presipitasi dan pelarutan memicu terjadinya
rekristalisasi mineral atau penggantian yang
menyebabkan sebagian besar matriksnya terubahkan
menjadi sparit. Kemudian ketika material endapan ini
mengalami pembebanan maka akan berlangsung
kompaksi dimana antar butirnya akan termampatkan
karena keluarnya fluida yang mengisi pada rongganya.
Nama Batuan :
Sparse biomicrite (Folk, 1959)
Packstone (Embry dan Klovan, 1971)

Anda mungkin juga menyukai