Dosen Pengampu:
Ir. T. Zulfikar, M.T
Oleh:
Kelompok 2
Ayu Putri Miranda 2004108010027
Raihan Syakirah 2004108010060
Ishlahul Fuadi
Muhammad Irfan
Adam
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ir. T. Zulfikar, M.T sebagai
dosen pengampu mata kuliah Teknik Pengeboran dan Peledekan yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
b. Apa saja macam macam alat bor ?
c. Bagaimana pemboran Produksi itu ?
BAB II
PEMBAHASAN
4
Dipakai untuk formasi batuan sangat lunak dan lunak. Drag bit tidak
mempunyai roda-roda yang dapat bergerak dan member dengan gaya keruk
dari bladenya.
5
2.1.1.3 Diamond Bit
Pengeboran dengan menggunakan diamond bit sifatnya bukan
penggalian, tetapi berprinsip pada proses penggoresan dari butir-butir intan
yang dipasang pada matrix besi sehingga laju pemboran yang terjadi adalah
lambat.
Pemakaian intan dipertimbangkan karena intan dianggap zat padat
yang paling keras san abrasive, dan pada prakteknya pemakaian diamond bit
pada operasi pemboran mempunyai umur yang relative Panjang (awet)
sehingga mengurangi frekuensi round trip, dengan demikian akan mengurangi
biaya pemboran.
6
2.2.1 Bor Tangan ( Hand drill )
Penggunaan alat ini baisanya pada kegiatan eksplorasi dangkal seperti
placer deposit dan residual deposit. Ada dua jenis alat bor, yaitu bor tangan
spiral (auger drill dan bor bangka :
7
2.2.2 Bor Mesin Putar ( drilling Rig )
Yang khas pada mesin ini adalah bagian bagian pada mesin ini
dapat di preteli dan di bawa secara manual, biasanya hanya baiasa
mencapai kedalaman 50 meter saja.
8
2.2.2.2 Bor Inti (core Drill rig)
Alat ini adalah alat standar yang paling popular untuk kegiatan
eksplorasi yang dimana alat bor ini menggunakan mata bor dari intan.
10
2.2.3.2 Bor Tumbuk Biasa (wagon drill)
Pada dasarnya bor palu dan bor tumbuk biasa adalah sama
hanya saja ukurannya yang kecil dan dapat digunakan menggunakan
tangan langsung dan hanya dapat mencapai kedalaman 30 m saja.
11
Pada alai bor ini palu dipadatkan langsung dipasang diatas
drive sampler, berbentuk suatu silinder yang bergerak turun-naik
secara lancer dan digerakkan oleh udara tertekan dari kompresor
melalui pipa bor. Dapat mencapai kedalaman rata-rata 80-100 meter,
tetapi dapat juga di rancang menggunakan casing sehingga dapai
mencapai kedalaman rata-rata 300-1000 meter.
2.2.3.5 Bor Tumbuk Dengan Drive Sampler (wagon drill with drive
sampler)
Perkembangan dari bor tumbuk adalah pemasangan apa yang
disebut dengan drive sampler sebagai pengganti mata bor. Alat bor ini
hanya cocok digunakan untuk lapisan tanah sedimen lepas.
12
karakteristik dan konfigurasi antar formasi produktif dengan formasi diatas dan
dibawahnya, tekanan formasi, jenis fluida dan metoda produksi.
Metoda produksi yang selama ini dikenal, meliputi metoda sembur alam
(Flowing Well) dan metoda pengangkatan buatan (Artificial Lift). Metoda sembur
alam diterapkan apabila tenaga alami reservoir masih mampu mendorong fluida
ke permukaan, sedangkan metoda pengangkatan diterapkan apabila tenaga alami
reservoir sudah tidak mampu mendorong fluida ke permukaan.
Setelah fluida sumur sampai ke permukaan, fluida dialirkan ke block station
(BS) melalui pipa-pipa alir untuk dilakukan pemisahan air, minyak, dan gas bumi.
Gas hasil pemisahan, selain dapat langsung dimanfaatkan untuk industri dapat
pula digunakan injeksi gas lift atau pressure maintenance, sedangkan minyak
bumi (crude oil) umumnya ditampung terlebih dahulu di pusat pengumpulan
minyak (PPM) sebelum dikirim ke pengilangan atau terminal untuk dikapalkan.
Untuk operasi produksi lepas pantai, diperlukan fasilitas produksi lepas pantai
berupa anjungan produksi (platform) untuk menempatkan peralatan produksi
wellhead X-mastree sampai fasilitas pemisahan (satelit) : floating tanker untuk
menampung crude oil serta mooring untuk pengapalan. Di beberapa tempat
dijumpai pula bahwa X-mastree manifold dan tangki pengumpul tidak
ditempatkan di anjungan tetapi di tempatkan di dasar laut.
Untuk operasi lapangan panas bumi (geothermal) secara prinsip tidak jauh
beda dengan operasi lapangan migas. Akan dijumpai perbedaan khususnya pada
pengendalian uap akibat tekanan yang cukup tinggi dan adanya amplitudo yang
cukup besar antara suhu uap dan suhu permukaan bumi, sistem pemisahan dan
pemanfaatan energi.
Susunan acara praktikum Peragaan Perlatan Produksi, meliputi :
13
Setelah pemboran mencapai target pemboran (formasi produktif),
maka sumur perlu dipersiapkan untuk dikomplesi. Persiapan sumur untuk
dikomplesi bertujuan untuk memproduksikan fluida hidrokarbon ke
permukaan. Komplesi sumur demikian dikenal dengan istilah Well
Completion.
Komplesi sumur meliputi bagian tahapan operasi produksi, yaitu :
1. Tahap pemasangan dan penyemenan pipa selubung produksi (production
casing).
2. Tahap perforasi dan atau pemasangan pipa liner.
3. Tahap penimbaan (swabbing) sumur. Kriteria umum untuk klarifikasi
metoda well completion didasarkan pada beberapa faktor, yaitu : • Down-hole
completion atau formation completion, yaitu membuat hubungan antar
formasi produktif dengan tiga metoda, yaitu : 1. Open-hole completion
(komplesi sumur dengan formasi produktif terbuka). 2. Cased-hole
completion atau perforated completion (komplesi sumur dengan formasi
produktif dipasang casing dan diperforasi). 3. Sand exclusion completion
(problem kepasiran). • Tubing completion (komplesi pipa produksi) yaitu
merencanakan pemasangan atau pemilihan pipa produksi (tubing), yaitu
meliputi metoda natural flow dan artificial lift. • Well-head completion yaitu
meliputi komplesi X-mastree, casing head, dan tubing head.
2. Metoda Sembur Alam (Natural Flow or Flowing Well).
3. Metoda Artificial Lift.
4. Sisitem Gathering dan Block Station.
5. Fasilitas produksi lepas pantai dan peralatan khusus untuk produksi
geothermal.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pada makalah ini sendiri adalah untuk mengetahui
mekanisme operasi pengeboran dapat berjalan dengan baik factor pemilihan alat
adalah salah satu factor penentu keberhasilan. Dalam kegiatan pembuatan lubang
salah satu hal yang paling penting adalah pemilihan mata bork arena setiap formasi
batuan memiliki
DAFTAR PUSTAKA
15
Semua rujukan-rujukan yang diacu di dalam isi makalah harus didaftarkan di bagian
Daftar Pustaka. Isi daftar pustaka minimal harus memuat pustaka-pustaka acuan yang
berasal dari sumber yang direkomendassikan oleh dosen pengampu mata kuliah.
Sangat dianjurkan untuk menggunakan sumber acuan atau literatur yang diterbitkan
selama 10 tahun terakhir.
Penulisan Daftar Pustaka sebaiknya menggunakan aplikasi manajemen referensi
seperti Mendeley atau References Ms. Word. Bentuk font yang digunakan adalah
Times New Roman ukuran 12 pt. Spasi untuk daftar referensi adalah 1 spasi. Daftar
pustaka ditulis dengan model paragraf Hanging. Format penulisan yang digunakan
adalah sesuai dengan format APA 6th Edition (American Psychological Association).
Berikut adalah contoh penggunaan beberapa referensi.
Catatan: Penjelasan ini tidak perlu dimasukkan dalam penulisan daftar pustaka yang
sebenarnya. Demikin juga dengan tulisan bertanda *) tidak perlu dimasukkan pada
daftar pustaka sebenarnya.
Buku 1 Penulis*)
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Buku 2 Penulis*)
Tubagus, A, & Wijonarko. (2009). Langkah-Langkah Memasak. Jakarta: PT
Gramedia.
Buku 3 Penulis*)
Leen, B., Bell, M., & McQuillan, P. (2014). Evidence-Based Practice: a Practice
Manual. USA: Health Service Executive.
16
Prayitno, & Amti, E. (2012). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Edisi ke-10).
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Buku Terjemahan*)
Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh (6th ed.). (Terj. P.
Winarno, & L. Yuwono). Jakarta: PT. Indeks.
17
Artikel Jurnal dengan Lebih dari 7 Penulis*)
Gilbert, D. G., Mcclernon, J. F., Rabinovich, N. F., Sugai, C., Plath, L. C.,Asgaard,
G., … Botros, N. (2004). Effects of quitting smoking on EEG activation and
attention last for more than 31 days and are more severe with stress,
dependence, DRD2 Al allele, and depressive traits. Nicotine and Tobacco
Research, 6, 249—267
Majalah*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17.
Majalah Online*)
18
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17. Diakses
dari: http//majalahmarketing.com//
Surat Kabar*)
Irawan, A. (24 September 2010). “Impor Beras dan Manajemen Logistik Baru”.
Koran Tempo, A11.
Video*)
American Psychological Association. (Produser). (2000). Responding therapeutically
to patient expressions of sexual attraction [DVD]. Tersedia di
http://www.apa.org/videos/
Serial Televisi
Egan, D. (Penulis), & Alexander, J. (Pengarah). (2005). Failure to communicate
[Episode Seri Televisi]. In D. Shore (Produser Pelaksana), House. New York,
NY: Fox Broadcasting.
19
Musik Rekaman*)
Lang, K.D. (2008). Shadow and the frame. On Watershed [CD]. New York, NY:
Nonesuch Records.
20