Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan
mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran
adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan
pemotong berputar yang disebut BOR.

Prinsip pemboran adalah untuk mendapatkan kualitas lubang tembak yang tinggi, dihasilkan oleh
pemboran yang cepat dan dalam posisi yang tepat. Secara garis besar metoda pemboran untuk pembuatan
lubang tembak dapat dikelompokkan menjadi tiga cara, yaitu :
1.Top-Hammer Drilling,
2 Down-the-Hole Drilling dan
3. Rotary Drliing.

Empat komponen utama yang terlibat dalam metoda pemboran adalah feed, rotation, percusing dan flushing .
Pemboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri pertambangan. Kegiatan pemboran biasanya
dilakukan sebelum diadakannya penambangan. Pemboran Geotek adalah untuk menentukan
karakteristik tanah dan batuan, dalam beberapa hal digunakan untuk memperoleh informasi tentang kondisi
alami dan posisi mauka air tanah.Pemboran Kontruksi adalah untuk menetukan batas antara
batuan dasar (base meaf) dan batuan diatas yang umumnya sudah mengalami deformasi pelapukan.
Metoda percussive drilling mempergunakan keempat komponen di atas, sedangkan rotary
drilling tidak memakai komponen percussion, sebagai kompensasi dilakukan dengan menambah
gaya feed dan rotation torque. Mata bor yang dipergunakan untuk percussion, rotary crushing
atau rotary cutting menembus batuan dengan energi yang dihasilkan oleh alat bor. Koordinasi dari

1
A. Rumusan Masalah
Bagaimana prinsip pengeboran?
Apa saja jenis-jenis pengeboran?
Apa saja peralatan yang di gunakan dalam pengeboran?

B. Tujuan
- Mengetahui peralatan alat bor
- Mengetahui jenis-jenis alat bor yang digunakan
- Mengetahui prinsip dari alat Bor

2
BAB II

ISI

A.Sejarah Perkembangan Pengeboran


Pengeboran sumur minyak pertama kali dilakukan oleh Kolonel Edwin L. Drake di dekat
Titusville, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tanggal 22 Agustus 1859 dengan menggunakan
metode pengeboran yang masih sangat sederhana sekali yaitu pengeboran tumbuk, sampai
kedalaman 21 meter. Sedangkan di indonesia sendiri pengeboran sumur minyak pertamakali
dilakukan oleh orang belanda yang bernama Jan Reerink. Reerink melakukan pemboran
pertamakali di Cibodas Tangat, kecamatan Majalengka, Jawa barat, pada tahun 1871. Karena
kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan peralatan, usaha Reerink hanya mencapai 33 meter.
Dan berhadapan dengan longsoran-longsoran tanah, sehingga pemboran pertamanya ini
dihentikan pada tahun 1872. Pengeboran yang kedua dilakukan tetapi jaraknya hanya setengah
meter dari lubang bor yang pertama dan hanya mencapai kedalaman 22 meter dan terjadi
longsoran tanah. Karena tidak komersial makasumur tersebut akhirnya ditinggalkan.

Pengalaman pengeboran sebelumnya yang belum berhasil itu telah menyadarkan Reerink bahwa
ia harus melakukan persiapan peralatan dan pengetahuan yang lebih matang. Setelah belajar di
Amerika Serikat dan juga membawa seorang ahli dari AS dengan peralatan pemboran yang baru,
Reerink melakukan pengeboran pada tahun 1874 di daerah Cirebon, setelah berulang-ulang gagal
pekerjaan itupun dihentikan pada 16 Desember 1874 . Demikianlah usaha pencarian minyak
pertama kali di bumi nusantara ini belum berujung pada keberhasilan. Sampai pada tahun 1881
tak terdengar lagi kegiatan lain dalam pancarian minyak bumi di Hindia Belanda.

Jika pengeboran minyak bumi di indonesia pertama kali dilakukan di jawa barat, tetapi
keberhasilan penemuan minyak bumi secara komersial adalah di daerah Langkat, Sumatra Utara.
Adalah Aeiko Janszoon Zijlker, seorang pemimpin perkebunan tembakau Belanda yang rupanya

3
memiliki bakat dan semangat wirausaha. Setelah berjuang beberapa tahun, akhirnya berhasil
dengan sumur Telaga Tunggal 1, disusul sumur-sumur lainnya di Telaga Said, Sumatera Utara.
Pada dewasa ini opersi pengeboran yang mengalami perkembangan adalah pengeboran putar
(Rotary Drilling) yang dimulai pada tahun 1863 oleh Leschot seorang insinyur sipil Prancis.

Peralatan dan Perlengkapan Alat Bor


Alat yang sudah lama digunakan biasanya dalam kegiatan pemboran, kemampuan mesin bor akan
menurun sehingga sangat berpengaruh pada kecepatan pemboran. Umur mata bor dan batang bor
ditentukan oleh meter kedalaman yang dicapai dalam melakukan pemboran. Untuk menilai
kondisi suatu alat dapat dilakukan dengan mengetahui empat tingkat ketersediaan alat, yaitu:
- Ketersediaan Mekanik (Mechanical Availability, MA)
Ketersediaan mekanik adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanik yang
sesungguhnya dari alat yang digunakan. Kesediaan mekanik (MA) menunjukkan
ketersediaan alat secara nyata karena adanya waktu akibat masalah mekanik.

- Ketersediaan Fisik (Physical Availability, PA)


Ketersediaan fisik menunjukkan kesiapan alat untuk beroperasi didalam seluruh waktu
kerja yang tersedia.

- Penggunaan Efektif
Penggunaan efektif menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh alat untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dapat digunakan. Penggunaan efektif sebenarnya sama
dengan pengertian efisiensi kerja.

- Pemakaian Ketersediaan (Use of Availability, UA)


Ketersediaan Penggunaan menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh alat
untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat digunakan. Penggunaan efektif
EUsebenarnya sama dengan pengertian efisiensi kerja.

Penilaian Ketersediaan alat bor dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan alat bor
untuk menyediakan lubang ledak. Kesediaan alat dikatakan sangat baik jika persen ≥90%,
dikatakan sedang jika berkisar antara 70%-80%, dikatakan buruk (kecil) jika persen kesediaan
alat ≤70%.
4
Peralatan pemboran dibedakan berdasarkan lokasi kerja (surface atau underground). Akan tetapi
kali ini, hanya diperkenalkan mengenai alat bor yang digunakan di permukaan dan
dikelompokkan menjadi, sebagai berikut, yaitu :
1. Top Hammer Drilling
 Hydraulic Self
 Contained Drill
 Pneumatic Drill dengan Portable Air Compressor
2. DTH Drilling
 Pneumatic Operated Carrier dengan Portable Air Compressor
 Gydraulically Operated Self Contained Carrier
3. Rotarry Drilling
 Pemboran untuk Rotary Crushing
 Pemboran untuk Rotary Cutting
Berikut peralatan alat bor, yaitu :
1. Mesin Bor
2. Pompa atau Kompresor
3. Stang Bor
4. Pipa Casing
5. Mata Bor
6. Dan Perlengkapan lainya

Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan pemboran diantaranya
meliputi:
1. Water Swivel
Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari pompa menuju ke
dalam stang bor.
2. Hoisting Water Swivel
Alat ini didesain untuk melewatkan air ke dalam batang bor yang sedang berputar selama
proses pengangkatan dan penurunan.
3. Hoisting Plug

5
Alat ini dihhubungkan pada rope socket dandigunakan ketika proses pengangkatan dan
penurunan stang bor.
4. Hoisting Rope Socket
Bagian atas alat ini dihubungkan dengan hoisting wire rope yang dilas menggunakan
babbit metal, bagian bawahnya dihubungkan dengan hoisting plug.
5. Pipe Wrench
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa, stang bor, dan lain-lain.
6. Snatch Block
Alat ini diletakkan di puncak menara pemboran dan digunakan untuk mengangkat dan
menurunkan stang bor core barrel dan mata bor. Pada kenyataannya, beban yang diangkat
atau diturunkan itu terlalu berat, oleh karena itu digunakan crown block atau traveling
block untuk membantu proses pengangkatan dan penurunan.
7. Travelling Block
Alat ini digunakan bersamaan dengan dua sampai tiga buah kabel untuk mengangkat atau
menurunkan peralatan pemboran.
8. Come Along
Alat ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digukan pada pemboran dangkal
9. Rod Coupling Tap
Alat ini digunakan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan dibiarkan tertinggal
dalam lubang bor.

10. Rod Band


Alat ini digukan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang bor.
11. Knocking Block
Alat ini digunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering untuk melindungi
peralatan bor.
12. Drive Hammer with Chain
Alat ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor mengalami kemacetan.
13. Rig (Menara)
(Menara yang biasa digunakan dalam pemboran yaitu derrick)

6
Rig pemboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk melakukan pengeboran ke
dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, atau gas bumi, atau deposit
mineral bawah tanah. Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas
laut/lepas pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepas
pantai dapat melakukan pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari mineral-mineral,
teknologi dan keekonomian tambang bawah laut belum dapat dilakukan secara komersial.
Oleh karena itu, istilah "rig" mengacu pada kumpulan peralatan yang digunakan untuk
melakukan pengeboran pada permukaan kerak Bumi untuk mengambil contoh minyak,
air, atau mineral. RIG pengeboran dapat dibagi menjadi beberapa jenis sesuai daerah,
yaitu :
 RIG Darat
Untuk pemboran di darat. Bentuk paling sederhana, terdiri dari menara dan struktur
penopang.
 Rig Rawa
Biasa dikenal dengan sebuat "Swamp Barge". Untuk kelengkapan alat pemboran sama
dengan RIG darat, hanya saja menara dan sistem pemboran ditempatkan di atas
Ponton. Ponton ini akan duduk di dasar rawa saat operasi pemboran berlangsung.
Biasa beroperasi di perairan dengan kedalaman sekitar 5 M.

 Jack Up Rig
Satu unit alat pemboran dengan kaki yang panjang. Kaki ini dapat naik dan turun
untuk menopang struktur utama. RIG jenis ini biasa digunakan pada daerah dengan
kedalaman sekitar 100 M atau kurang
 Tender RIG
Sistem pemboran dipasang pada platform. Tender RIG digunakan untuk membantu
operasi pemboran (pengangkatan pipa, strultur dll). Tender RIG akan menempel di
platform saat operasi pengeboran berlangsung.
 Semisubmersible RIG
Sesuai namanya, RIG semisub merupakan obyek terapung yang dipasang alat
pemboran. Biasa digunakan untuk mengebor daerah laut dalam (lebih dari 100 M).
 Drill Ship
7
Semua peralatan untuk pemboran dipasang pada kapal. Digunakan untuk mengebor
laut yang sangat dalam.
14. Permale Wrench
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa-pipa yang kecil, seperti kabel
core barrael tanpa merusak tabung.
15. Rod Holder
Alat ini digunakan untuk menjepit stang bor pada saat pengangkatan atau penurunan.
16. Super Strong
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa-pipa dengan ukuran besar
dengan diameter berukuran di atas 100 mm.
Jenis-Jenis Alat Bor
Jenis-jenis alat bor terdiri dari :
BOR MESIN TUMBUK (CABBLE TOOL)

Mesin bor tumbuk yang biasa disebut “cable tool” atau “spundder ring” dioperasikan dengan cara

mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang-ulang kedalam lubang bor. Mata bor

akan memecahkan batuan terkonsolidasi menjadi kepingan kecil atau akan melepaskan butiran-

butiran pada material urai. Kepingan atau hancuran tersebut setelah bercampur dengan air di

dalam lubang bor akan membentuk campuran lumpur dengan fragmen batuan (slurry) pada

bagian dasar lubang bor. Jika di dalam lubang bor tidak dijumpai, maka perlu ditambahkan air

guna membentuk slurry. jumlah tertentu akan mengurangi daya tumbuk bor. Bila kecepatan laju

pemboran sudah menjadi sangat lambat , slurry harus di angkat kepermukaan dengan

menggunakan timba (Bailer) atau “Sand pump”

PEMBORAN TANGAN

8
Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal seperti placer deposit dan residual deposit.
Metoda ini digunakan pada umumnya pada tahapan eksplorasi rinci, namun adakalanya
secara acak dan setempat dilakukan pada tahap eksplorasi tinjau, terutama pada subtahap
prospeksi umum.
Ada 2 jenis alat ini, yaitu Bor tangan spiral (Auger drilling) dan Bor bangka (BBB).

1. Pemboran Spiral/Bor Spiral Auger Drilling Seperti penarik tutup notol, diputar dengan
tangan. Contoh melekat pada spiral, dicabut pada interval tertentu (tiap 30 – 50 cm).
Hanya sampai kedalaman beberapa meter saja, baik untuk residual deposit (bauxite,
lateritic nickel) dan sebagainya.
2. Pemboran Bangka/Bor Bangka (BBB) Suatu alat bor tangan dikembangkan di Indonesia.
Suatu alat selubung (casing) diberi platform, di atas mana beberapa orang bekerja. Pada
prinsipnya sama dengan bor spiral dan tumbuk. Batang bor terdiri dari pipa masif yang
disambung-sambung, dengan berbagai bit :

 Spiral
 Senduk
 Pahat/Bentuk Pahat

Adapun Pengamatan Dan Perekaman Data Geologi.Data geologi yang didapatkan dari
pemboran tangan jarang berupa batuan, tetapi pada umumnya berupa tanah atau batuan
lapuk, dan sedimen lepas. Contoh yang didapatkan bukan merupakan contoh yang utuh
(undisturbed sample), tetapi conto yang terusik (disturbed sample). Ketelitian lokasi
kedalaman conto tergantung pula dari jenis matabor yang digunakan.
Conto dari bor Spiral berupa tanah/lapukan batuan yang melilit pada spiral, dan mewakili
selang kedalaman setiap kali batang bor dimasukkan sampai ditarik kembali, sehingga
selang kedalamannya dapat diatur, apakah setiap 50 cm atau setiap meter, tetapi
maksimal tentu sepanjang spiral. Conto dari matabor sendok lebih terancam
pencampuran, sedangkan yang menggunakan bumbung dengan katup lebih mewakili
kedalaman yang tepat. Matabor ini lebih banyak digunakan untuk sedimen lepas, dan

9
setiap conto mewakili selang kedalaman dari mulai batang dimasukkan sampai ke
pencabutan.
Pada sistem bor Bangka, conto yang diambil lebih terpercayya karena penggunaan pipa
selubung yang terus menerus, mengurangi pencampuran dari guguran dinding bor.

Perekaman Data pada umumnya data berupa litologi, serta batas-batasnya dan dapat
dinyatakan dalam penampang berkolom atau profil yang dapat pula disebut sebagai log.
Selain itu data kekerasan kualitatif dapat dicatatkan pula, demikian pula data muka air
tanah yang dijumpai.

A. PEMBORAN MESIN PUTAR

Ada berbagai macam jenis mesin bor putar, dari yang portable sampai pemboran raksasa
seperti pada pemboran minyak yang dapat mencapai kedalaman beberapa kilometer. Ada
berbagai jenis, dari mulai packsack (dapat diangkat di atas punggung) sampai bor besar
harus dipreteli atau diangkat di truck. Alat pemboran (yang disebut drilling-rig) dinilai dari
kemampuannya untuk mencapai kedalaman, kemampuan pengambilan conto batuan dan
kemampuan menentukan arah. Selain itu juga kemampuan bergerak di medan merupakan
salah satu hal diperhatikan. Mesin-mesin pemboran putar ini mempunyai prinsip yang sama,
namun berdasarkan kemampuannya dapat dibagi sebagai berikut :

1. Bor mesin ringan (portable drilling rig)


2. Bor mesin inti (diamond drilling rig)
3. Bor mesin rotari (rotary drilling rigs)
4. Bor mesin alir-balik (counterflush drilling rig)

Prinsip operasi mesin pemboran putarp pada prinsipnya pemboran mesin putar mempunyai
prinsip yang sama, yaitu :

1. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk mengeruk batuan dan
menembus dengan suatu rangkaian batang bor yang berlobang (pipa).
2. Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak dengan berbagai
macam alat transmisi, seperti kelly dan rotary table, chuck ataupun langsung.
10
3. Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dan sebagainya) atau dengan perantaraan
kompresor/motor listrik.
4. Pelumas/pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan lewat pipa, keluar
lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar pipa (casing) atau sebaliknya.
5. Pompa sebagai penggerak/penekan cairan pelumas.
6. Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya pada suatu
menara/derrick dengan sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak (rack) untuk keperluan
menyambungnya atau mencabut serta melepaskannya dari rangkaian.
7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara hidrolik atau mekanik
maupun karena bebannya sendiri
8. Contoh batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai :

 Serbuk atau tahi bor (drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh lumpur bor atau
air pembilas. Serbuk penggerusan batuan dibawa oleh air pembilas ke permukaan
sambil mendinginkan mata bor.
 Inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung pengambil inti (core barrel).

9. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah sehingga
batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh core barrel. Mata bor
ini biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja tungsten.
10. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :

 Dicabut dengan mengangkat seluruh rangkaian batang bor ke permukaan setiap kali
seluruh bumbung terisi
 Dicabut lewat tali kawat (wireline) melalui lubang pipa dengan kabel).

11. Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing) dipasang setiap
kedalaman tertentu tercapai, untuk kemudian dilanjutkan dengan matabor yang
berukuran kecil (telescoping). Pipa selubung dipasang untuk mengatasi adanya masalah
seperti masuknya air formasi secara berlebihan (water influks), kehilangan sirkulasi

11
lumpur pemboran karena adanya kekosongan, dalam formasi, atau lemahnya lapisan
yang ditembus.

Adapin desain yang sering digunakan dalam metode eksplorasi pengeboran dalam memilih
alat bor harus diperhatikan yaitu :

1. Kapasitas kedalaman (tergantung dari) :

 Besanya kekuatan mesin sumber pengerak yang dinyatakan dengan Tenaga Kuda
(HP).
 Kekuatan alat penyangga atau menara serta derek untuk menarik beban rangkaian
sampai kedalaman yang dituju.
 Besarnya garis tengah pipa bor sesuai dengan besarnya inti yang diminta.
 Kekuatan pompa untuk dapat menyalurkan lumpur sampai kedalaman yang dituju.

2. Mobilitas, dapat bergerak sendiri (skids, truck) atau kemungkinan untuk dipreteli
atau/dan diangkat dengan tenaga manusia ataupun dengan helicopter.
3. Kemampuan pemboran miring.
4. Keperluan dan besarnya inti yang diminta.
5. Perolehan inti (core recovery) (tergantung dari jenis core barrel)
Peralatan Mesin bor

Tidak hanya dalam pemilihan jenis bor juga mata bor juga perlu diperhatikan dalam
pengeboran :

1. Macam-macam, terdiri dari intan, baja, dan bentuk, termasuk kadang-kadang untuk tanpa
pengambilan inti.
2. Ukuran mata bor : AX, BX sampai NX, sesuai dengan corebarrel.
Bumbung Inti (Corebarrel). Berbagai jenis dan ukuran bor yaitu Double-tube core-barrel
dan Triple-tube core-barrel (recovery faktor lebih dari 90%)
3. Pipa Bor dan Selubung berbagai ukuran dan jenis logam

Menara Bor juga perlu diperhatikan dalam pengeborang yaitu meliputi :

12
1. Cara Penekanan meliputi mekanis (dongkrak) dan Hydrauls serta bobot rangkaian peta.
2. Sumber Tenaga Pengerak meliputi Diesel, Bensin, Pneumatic (compressor) dan Listrik.

Besar/kecilnya sumber penggerak menentukan kapasitas kedalaman. Pada Pemboran ini


terdapat sistem pembilasan. Pembilasan dapat dilakukan dengan udara, air maupun lumpur.
Pemboran dengan udara (air drilling) : untuk daerah-daerah yang sulit air, ataupun pemboran
didalam terowongan dapat dipertimbangkan penggunaan udara sebagai pembilas/pendingin
matabor, dalam hal mana disiapkan mesin compressor.
Pemboran dengan air atau lumpur : untuk ini harus dipersiapkan mesin pompa dengan
kapasitas tekan dan penyedotan lumpur pemboran yang sesuai dengan kedalaman yang
dituju. Selain itu diperhatikan jarak dari sumber air yang memerlukan sistim pompa dan
rangkaian pipa air untuk penyaluran, maupun penggunaan truk tangki air. Lumpur biasanya
dipakai bentonit yang diperdagangkan secara komersial. Kekentalan dari lumpur dapat diatur
dengan menentukan berat jenisnya.

Dalam Pemboran Mesin Putar dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

1. Mesin Bor Ringan (Portable Drilling Rig)

Khas dari pemboran ini selain mudah diangkut secara manual adalah pada umumnya
menggunakan topdrive dengan motor bakar kecil (2 tak) yang ikut turun naik dengan
turun/naiknya batang bor yang dipandu oleh rel atau rack. Tekanan pada matabor dapat
ditingkatkan dengan menyuruh orang mendudukinya (awak mesin bor 20-26).
Alat bor ini dapat dipreteli dalam bahagian-bahagian kecil dan dapat diangkut oleh orang
secara manual. Kapasitas alat bor ini hanya maksimum 50 meter, banyak digunakan
untuk pemboran seismik (shot holes) dan sering merupakan rakitan sendiri dengan
menggunakan mesin pompa. Laju tembus adalah 30-40 m/hari, relatif sangat murah.
Pengambilan inti tidak dimungkinkan. Biaya $5.90/hari
Termasuk alat bor kecil dengan topdrive ini adalah yang dipasang pada truck, dengan
memasangi rak (rel) yang memandu batang bor, dimana morot penggeraknya dipasang
pada ujung atas batang bor, dan mesin bergeser ikut dengan turunnya dengan batang bor.
Dengan topdrive ini pemboran miring dimungkinkan secara terbatas dengan

13
memiringkan raknya.Berbagai jenis/merk pemboran yaitu Portable yang dimana
jenisnya Packsack (kapasitas 10 meter), dapat diangkut seorang diri, Koken dan Rakitan
lokal.

2. Mesin Pemboran Inti (Diamond Drilling Rigs)

Alat pemboran ini adalah alat standart dan yang paling populer untuk eksplorasi cebakan
mineral. Nama Diamond Drilling Rig digunakan karena alat ada yang paling banyak
dipakai untuk pengintian (coring) yang menggunakan matabor dari intan.
Mesin ini berukuran relatif kecil dan dipasang pakai roda atau batang luncur (skids),
ditarik dengan bulldozer, kendaraan 4-wheel drive atau ditarik dengan winch pada
tempat yang sulit dijangkau, atau digantung dengan slung di bawah helicopter, atau juga
dapat dipreteli menjadi bahagian-bahagian/komponen kecil dan dapat dipikul secara
manual.Gerakan putar dari mesin ditransmisikan pada pipa bor dengan chuck, dan oleh
karenanya dapat membor ke semua arah, termasuk ke atas (dari terowongan). Untuk
pengoperasiannya sering dipasang kaki tiga dari pipa besi untuk mengendalikan
pemasangan/pencabutan batang bor dengan menggantungkannya pada sistem katrol
dengan swivel yang disambungkan pada pipa selang untuk menyalurkan cairan pembilas
dari pompa lumpur.Kelemahan dari alat bor ini adalah berkecepatan rendah, terutama
sewaktu operasi pengambilan inti (coring operations)..Jenis matabor yang digunakan :
blade type, roller type dan matabor intan dan tungsten-carbida. Matabor jenis bilah
(Blade type) membor lebih cepat..Palu pemukul berputar di dalam lubang (Rotary
percussion downhole hammers) juga tersedia untuk formasi-formasi yang keras.Dapat
dipasangi bumbung inti jenis tripple stationary inner split tube yang ditarik tali
kawat.Beberapa merk alat bor Diamond Drilling Rig meliputi berbagai macam jenis
yaitu dapat dilihat dibawah ini :

Altas-Capco, dengan triple yang simple Longvear dan Tone, berbagai ukuran yaitu
meliputi :

 Junior.

14
 Ly 24,34,38,44-(kapasitas 100 – 900 m) Tone : U.U.5 (75 m), T.AS 70 dan lain-
lain.

3. Mesin Bor Rotari (Rotary Drilling Rigs)

Jenis alat bor ini dinamakan demikian karena gerak putar dari sumber penggerak/mesin
ditransmisikan pada batang bor dengan meja putar (rotary table), sehingga hanya dapat
membor ke vertikal ke bawah..Alat pemboran yang digolongkan jenis ini pada umumnya
lebih besar dan berkekuatan lebih besar, harus dipasang pada truk dan tidak cocok untuk
lokasi-lokasi yang sulit dicapai. Alat pemboran jenis ini juga termasuk pemboran untuk
minyak dan gasbumi.Pada umumnya digunakan untuk operasi tanpa pengambilan inti
(noncoring operation). Kecepatan pemboran tinggi, terutama jika tidak dilakukan
pengambilan inti, namun jika diperlukan bumbung inti (core barrel) dapat dipasang.
Adapun berbagai jenis alat bornya yaitu :

 Mayhew 1000 Rig; Alat ini dipasang pada truk (6 X 6 Cusromline Carrier Truck),
memakai lumpur berbasis air atau udara dengan menggunakan kompressor
berkapasitas rendah. Kecepatan tembusnya sangat tinggi (175 m/hari tanpa
pengintian, 35 m/hari dengan pengintian).Biaya $ 22.15/hari tanpa pengintian.
$ 103/hari dengan pengintian..
 Dando 250 : Dipasang di atas traktor, yang tidak terlalu stabil sehingga memerlukan
dukungan bulldozer.
Alat ini memiliki kompressor berkapasitas tinggi dan dapat dengan mudah mencapai
kedalam akhir (TD) 120 m. Namun mempunyai laju tembus (penetration rate) lebih
rendah (130 m/hari tanpa pengintian, 30 m/hari dengan pengintian), tetapi lebih
murah atas dasar hitungan permeternya.
Biaya $ 15.60/hari tanpa pengintian. $ 47.50/hari dengan pengintian.

4. Pemboran Aliran Bilas Balik (Counterflush Drill)

Air pembilas masuk dari casing, keluar melalui pipa bor, membawa conto, yang tidak
tercampur dengan rontokan dari dinding lubang bor, namun untuk mendapatkan ke
dalam conto ini harus memperhitungkan kecepatan tidak seteliti bor inti. Pengambilan
15
ContoH Dan Perekaman Data Dari Lubang Bor (Drill-Hole Logging). Tujuan utama dari
pemboran eksplorasi adalah mengambil dan merekam data geologi yang ditembus
lubang bor. Data ini berupa rekaman catatan hasil pengamatan pada conto batuan,
khususnya litologi serta gejala geologi lainnya. Jenis conto yang didapatkan adalah :

1. Serbuk bor (Cuttings)

Contoh ini adalah hasil kerukan dari matabor yang kemudian dibawa oleh air
pembilas ke permukaan. Setap kemajuan selang kedalaman tertentu suatu conto yang
diambil mewakili selang kedalaman tertentu dan dicatat. Conto ini dibersihkan dan
dideskripsikan. Hasil deskripsi conto ini tidak akurat mengingat :

 Contoh tersebut harus menempuh jarak dari kedalaman sampai ke permukaan,


sedang dalam waktu yang sama matabor sudah maju lebih dalam lagi. Kedalaman
yang diwakili conto itu harus dikoreksi atau disetel terhadap data lain, seperti laju
kecepatan pemboran atau log talikawat.
 Contoh tersebut sering tercampur dengan serbuk dari selang kedalaman yang ada di
atasnya, sehingga kadangkala diketemukan lebih dari 2 jenis litologi yang berasal
kedalaman yang berbeda. Untuk ini persen berbagai jenis litologi ini harus dicatat
untuk mengetahui litologi mana merupakan guguran dan mana yang dari kedalaman
asli. Untuk ini dapat pula dilakukan pembandingan dengan hasil tafsiran litologi dari
log tali kawat maupun data lain seperti laju kecepatan pemboran.
 Contoh ini merupakan serbuk, keratan atau hancuran dari batuan, sehingga hanya
deskripsi tekstur dan susunan mineral yang dapat diamati, sedangkan gejala-gejala
geologi seperti struktur, kekompakan dan lain-lain tidak teramati.

Pengamatan litologi dari serbuk pemboran adalah bersifat baku dalam eksplorasi minyak
dan gasbumi, dan juga dilakukan pada pemboran eksplorasi batubara terutama pada
selang kedalaman yang tidak dilakukan pengintian. Adakalanya dalam eksplorasi
batubara tidak dilakukan pengintian yang disebut openhole, sehingga data geologi
didapatkan dari penafsiran log talikawat/geofisika dan dibantu dari pengamatan conto
ini. Namun pada pemboran eksplorasi cebakan mineral tidak lazim dilakukan karena

16
lebih mengandalkan pada pengamatan conto inti dilakukan secara penuh dari permukaan
sampai kedalaman akhir.

5. Inti bor (drill core)

Pada eksplorasi cebakan mineral termasuk batubara data geologi biasanya didasarkan
atas pengamatan dan pendeskripsian conto inti bor. Pengintian Penuh (Full Coring).
Pengambilan inti dilakukan secara penuh dari permukaan sampai kedalaman akhir
pemboran. Ini yang biasa dilakukan dalam eksplorasi untuk cebakan mineral.
Pengintian Setempat (Spot Coring). Pemboran dilakukan sebagai lubang terbuka (open
hole) yang kemudian diikuti dengan pengintian hanya dilakukan pada selang
kedalaman tertentu yang diinginkan, misalnya beberapa meter di atas zone cebakan dan
beberapa meter dibawahnya. Untuk ini sering diperlukan lapisan petunjuk stratigrafi
berdasarkan log geofisika dari sumur terdekat yang sengaja dibor sebagai pilot drill
hole, untuk operasi ini sering dilakukan pilot and part-coring. Pengintian Sentuh
(Touch Coring). Pengintian dimulai segera setelah matabor mencapai beberapa meter
di atas target pengintian (bentuk pengintian setempat yang kurang dapat dipercayai).
Pengintian Inti Terorientasi (Oriented Core Sample). Dengan menggunakan alat
tertentu, dimungkinkan dimana orientasi kedudukan asli dari conto didalam tanah
dapat ditentukan. Hal ini sering dilakukan untuk mempelajari kedudukan struktur
geologi dari lapisan maupun dari rekahan atau jalur-jalur mineralisasi.
Perolehan Inti (Core Recovery). Dalam operasi pengambilan inti pemboran tidak selalu
seluruh selang kedalaman dapat diwakili oleh panjang inti yang diperoleh. Hal ini
disebabkan kemungkinan gugurnya bahagian bawah dari inti sewaktu diangkat dalam
bumbung inti (core barrel). Besarnya perolehan inti (core recovery) dinyatakan dalam
persen (% core recovery), dengan mengukur panjang conto inti yang diperoleh dan
membandingkannya dengan panjang bumbung. Perolehan inti yang buruk dapat
disebabkan karena adanya jalur-jalur retak atau keadaan batuan yang rapuh dan dapat
dipakai sebagai indikator untuk keadaan struktur dari batuan, dan menggunakan
bumbung inti yang diperbaiki seperti triple tube core-barrel.

Keunggulan dari conto inti pemboran adalah :


17
 Pengamatan litologi lebih lengkap dan terperinci sehingga perselingan berbagai
jenis litologi, dapat dideskripsi secara rinci, centimeter demi centimeter.
 Pengamatan rinci dapat dilakukan terhadap struktur maupun tekstur batuan dalam 3-
Dimensi, terutama jika menggunakan contoh yang terorientasikan, misalnya adanya
rekahan, urat-urat kecil, penjaluran mineral (mineral zoning), dsb.
 Penentuan kedalaman serta selang-selang kedalaman dari berbagai batas perubahan
litologi lebih baik daripada serbuk pemboran. Namun masih tetap kurang akurat
jika dibandingkan dengan hasil penlogan talikawat, disebabkan kemungkinan
perolehan inti yang buruk selain juga terjadinya dekompaksi seperti halnya dalam
batubara.
 Keuntungan conto inti bor ini adalah selain mendapatkan kedalam conto yang lebih
teliti, juga dimungkinkan untuk dilakukan uji kualitas yang berkisar luas (wide
range of quality test), untuk menentukan sifat-sifat keteknikan batuan, misalnya
kekuatan lantai dan atap dari cebakan (batubara) dan batuan penutup (overburden
rocks).

Adapun keburukannya sebagai berikut :

 Operasi pengambilan inti bor sangat memperlambat operasi pemboran, terutama


jika tidak menggunakan wireli corebarrel.
 Harus menggunakan matabor dari intan atau baja tungsten yang lebih mahal
daripada matabor jenis lainnya.
Secara keseluruhan pemboran inti jauh lebih mahal dan lebih lambat dari operasi
pemboran lainnya, sehingga harus benar-benar diperhitungkan dalam menentukan
taktik eksplorasi. Keunggulan jenis data yang diperoleh harus diperhitungkan
terhadap biaya yang harus dikeluarkan.

Adapun proses penyimpanan dari Inti Bor sebagai berikut :

Inti bor dicuci dan dikeringkan, kemudian dipatahkan meter demi meter. Setelah
dipatahkan setiap meter maka batang-batang inti disimpan dalam peti kayu/aluminium
yang dirancang khusus, dan disusun sedemikian rupa sehingga atas bawahnya jelas,

18
serta kedalamannya diperlihatkan dengan tanda-tanda yang ditulikan dengan spidol
pada penyekat antar inti. Waktu dilakukan pengamatan harus hati-hati untuk
menempatkan setiap conto dalam urutan, arah dan susunan yang sama.
Batang inti yang akan dianalisa di laboratorium, seperti selang yang termineralisasi
inti batuan ini dibelah (split) menjadi 2 (1 dipakai untuk essay, 1 untuk dokumentasi).
Contoh inti untuk analisa laboratorium harus diambil dari inti yang telah dibelah ini.
Penanganan conto inti ini harus dijaga supaya tidak terkontaminasi, terutama yang
diperuntukan assay mineralisasi logam. Dalam hal batubara conto inti untuk dianalisa
di laboratorium harus segera dibungkus dengan kertas parafin yang kedap udara,
untuk menjada kelembaban aslinya (moiture content). Untuk setiap conto yang akan
dianalisa di laboratorium perlu dicatat kode nama/nomor lubang bor dan
kedalamannya..Pencatatan/Perekaman Data Bor : Penlogan Lubang Bor
Ada dua cara mencatat atau merekam data geologi yang dihasilkan pemboran :

 Penlogan Visual (Visual Logging)

Penlogan visual dilakukan terhadap pengamatan dan deskripsi litologi dari conto
serbuk pemboran dan dari conto inti bor. Jika dilakukan pengeboran inti penuh
(full core drilling) penlogan dilakukan hanya dari pengamatan conto inti,
sedangkan jika dilakukan spot-coring maka hanya bagian yang tidak diinti
pengamatan dari serbuk bor yang dicatat. Pencatatan dilakukan dalam kolom-
kolom kertas panjang yang disebut Log Pemboran (drilling-log) dan jika khusus
berdasarkan inti saja disebut Log Inti (Core-log). Data geologi pada Log Inti
tidak terbatas pada deskripsi litologi saja, tetapi menyangkut struktur,
mineralisasi dan sebagainya. Selain data geologi juga dicatat data teknis lainnya,
seperti data laju kecepatan pemboran, data perolehan inti (core-recovery),
keadaan air pembilas, pergantian matabor, selang pengambilan inti-bor, titik-titik
penempatan pipa selubung (casing) serta tanggalnya. Setiap jenis catatan
pengamatan diberi kolom tersendiri, dan sedapat mungkin dalam bentuk simbol
grafis. Khususnya jenis litologi diberi kolom yang di isi simbol grafis, laju
pemboran dengan kurva, perolehan inti dalam bentuk kolom sempit yang
memperlihatkan % inti terhadap kedalaman. Struktur geologi digambarkan pada
19
kolom litologi maupun dicatat dalam kolom tersendiri, demikian juga selang-
selang mineralisasi, jenis mineralisasi serta estimasi persen juga dicatat.
Sebetulnya tidak ada standard bentuk log yang baku, tergantung dari jenis
cebakan yang dijadikan obyek pemboran, maupun juga tergantung perusahaannya
masing-masing. Sering kolom khusus disediakan untuk mencatatkan hasil analisa
geokimia atau ‘assays’. Dewasa ini dengan komputerisasi, data yang direkam
diusahakan dalam format digital maupun alfanumerik yang mudah diinputkan
dalam suatu database yang disimpan sebagai file dalam disket atau tape, dan
setiap waktu dapat dengan mudah dibuatkan log grafis dengan mencetaknya pada
rol kertas (paper log print-out), maupun diproses menjadi peta atau penampang
geologi.
Log Visual ini sering dikombinasi dengan log Talikawat menjadi log Komposit.

 Penlogan Talikawat (Wire-Line Logging).

Penlogan talikawat dewasa ini sudah sangat lumrah dilakukan untuk pemboran
inti, terutama untuk batubara. Jenis-jenis log yang dapat dilakukan bisa dibagi
dalam :

 Penlogan Geofisika (Geophysical Logging)


 Penlogan Citra (Imaging, hasil dari pemotretan kamera yang diturunkan
ke dalam lubang pada tali serat optik dan dapat merekam citra visual
sekeliling lubang bor)
 Log orientasi lubang sumur (yang menunjukkan arah dari lubang sumur
dalam derajat kemiringan dan azimuth)
Sejak pertengahan tahun tujuh-puluhan penlogan geofisika untuk lubang
pemboran kecil telah dikembangkan. Terutama untuk eksplorasi batubara.

Yang dimana Penlogan geofisika lebih teliti dalam penentuan kedalaman dari
target pemboran terutama dalam hal lapisan batubara daripada penlogvisual
dari inti pemboran karena kemungkinan dekompaksi dan pendapatan inti
yang buruk, Penafsiran litologi lebih baik dari pengamatan serbuk bor atau

20
pendapatan inti yang buruk, Korelasi antar lubang bor bersifat jauh lebih
oojektif daripada log visual dan Untuk eksplorasi batubara log geofisika dapat
digunakan untuk mengestimasi parameter kualitas batubara.

Adapun jenis-jenis log yang sering digunakan adalah :

 Log Radioaktif (gamma, neutron, densitas).


 Log Listrik (Resistivitas/SP).
 Log Kaliper.

Adapun juga dikenal dengan istilah Density log yang mencakup :

 LSD ; baik untuk korelasi.


 HRD ; informasi optimum untuk ketebalan batubara.
 BRD ; kompromi antara LSD dan HRD.

Adapun Natural Gamma Log yang menunjukan kadar lempung yang


mencakup:

- Neutron Log yang Merespon terhadap hidrogen, karbon dan kelembaban total moisture,
derajat porositas (yang membedakan batupasir dari serpih)
- Caliper Log yang dimana Jenis log ini memungkinkan untuk memisahkan batuan
kompeten dari yang tidak kompeten. Log ini juga digunakan untuk menentukan kelayakan
suatu lapisan batubara pada lokasi tertentu untuk dapat dilakukan pengintian, berdasarkan
atas derajat keretakannya yang diperlihatkan oleh garis tengah dari lubang bor yang
menembus lapisan tersebut.

Dalam eksplorasi batubara log densitas banyak dipergunakan. Ini disebabkan karena :

- Density log dapat menentukan secara teliti selang kedalaman dan ketebalan lapisan
batubara yang ditembusnya..
- Density log menghasilkan penentuan kerapatan batuan (density determination) dan
dengan demikian menunjukkan kualitas dari lapisan. Kemudian density dikorelasikan
dengan lubang bor yang telah diambil intinya dan perkiraan kadar abu dapat
21
diekstrapolasikan dengan lubang bor terbuka yang dilog. Kombinasi dari gamma alami,
log densitas dan log neutron memberikan jalan untuk korelasi lapisan batubara serta
lapisan sedimen yang menyelubunginya.

Prinsip Alat Bor


Pada prinsipnya pemboran mesin bor mempunyai prinsip yang sama, yaitu :
1. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk mengeruk batuan dan
menembus dengan suatu rangkaian batang bor yang berlobang (pipa).
2. Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak dengan berbagai macam
alat transmisi, seperti kelly dan rotary table, chuck ataupun langsung.
3. Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dan sebagainya) atau dengan perantaraan
kompresor atau motor listrik.
4. Pelumas atau pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan lewat pipa,
keluar lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar pipa (casing) atau sebaliknya.
5. Pompa sebagai penggerak atau penekan cairan pelumas.
6. Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya pada suatu menara
(derrick) dengan sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak (rack) untuk keperluan
menyambungnya atau mencabut serta melepaskannya dari rangkaian.
7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara hidrolik atau mekanik
maupun karena bebannya sendiri.
8. Sampel batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai :
a. Serbuk atau tahi bor (drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh lumpur bor atau
air pembilas. Serbuk penggerusan batuan dibawa oleh air pembilas ke permukaan
sambil mendinginkan mata bor.
b. Inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung pengambil inti (core barrel).
9. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah sehingga
batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh core barrel. Mata bor ini
biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja tungsten.
10. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan. Dicabut dengan mengangkat seluruh
rangkaian batang bor ke permukaan setiap kali seluruh bumbung terisi. Dicabut lewat tali
kawat (wireline) melalui lubang pipa dengan kabel).

22
11. Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing) dipasang setiap kedalaman
tertentu tercapai, untuk kemudian dilanjutkan dengan matabor yang berukuran kecil
(telescoping). Pipa selubung dipasang untuk mengatasi adanya masalah seperti masuknya
air formasi secara berlebihan (water influks), kehilangan sirkulasi lumpur pemboran
karena adanya kekosongan, dalam formasi, atau lemahnya lapisan yang ditembus.
Spesifikasi Alat Bor
Spesifikasi alat bor terdiri dari :
1. Alat Bor Jacro
Ada 4 (empat) komponen fungsional utama. Fungsi ini dihubungkan dengan penggunaan energi
oleh sistem pemboran di dalam melawan batuan dengan cara sebagai berikut :
 Mesin bor, sumber energi adalah penggerak utama, mengkonversikan energi dari bentuk
asal (fluida, elektrik, pnuematik, atau penggerak mesin combustion) ke energi mekanik
untuk mengfungsikan sistem.
 Batang bor (rod) mengtransmisikan energi dari penggerak utama ke mata bor (bit).
 Mata bor (bit) adalah pengguna energi didalam sistem, menyerang batuan secara makanik
untuk melakukan penetrasi.
 Sirkulasi fluida untuk membersihkan lubang bor, dapat mengontrol debu,mendinginkan
bit dan kadang-kadang mengstabilkan lubang bor.
Ketiga komponen pertama adalah komponen fisik yang mengontrol proses penetrasi,
sedangkan komponen keempat adalah mendukung penetrasi melalui pengangkatan cuttings.
Mekanisme penetrasi, dapat dikategorikan kedalam 2 golongan secara mekanik yaitu rotasi dan
tumbukan (percussion) atau selanjutnya kombinasi keduanya.
Penggunaannya meliputi pengeboran sumur air, pertambangan, panas bumi, lingkungan
dan pengeboran eksplorasi. Bila mungkin, mereka harus digunakan untuk mengebor lubang
percontohan karena mereka menghasilkan stek yang termudah untuk mengambil sample. namun
ada beberapa jenis dan bentuk untuk jenis drag bit ini yang tampak dalam gambar adalah salah
satu jenis mata bor yaitu drag bit.
Jenis-jenis alat bor Jacro, yaitu :
1) Jacro 100 (Power Rig Menara / Portable)

23
Gambar 12.1
Power Rig (Jacro 100)

2) Jacro 175 Series

Gambar 12.2
Jacro 175 Series

3) Jacro 200 Series

Gambar 12.3
Jacro 200 Series

4) Jacro 200 dan System Wireline

24
Gambar 12.4
Jacro 200 and System Wireline

5) Jacro 300 Series

Gambar 12.5
Jacro 300 Series

2. Alat Bor Junjin (Alat bor junjin 1300 SD-E Hydraulic Crawler).
Junjin JD 800 dengan diameter bit 3 inchi 1 unit Hcr 1500 ED II dengan diameter bit 3,5
inchi. Pelaksanaan pemboran dimulai dari :
a) Mengambil posisi untuk titik yang akan dibor
b) Menurunkan 3 buah Jack secara satu persatu untuk melevelkan alat bor supaya arah
pemboran lurus.
c) Menaikkan menara (Rig).
d) Memulai pemboran dengan cara menurunkan stang bor secara perlahan.
e) Setelah pembuatan lobang selesai, stang bor dinaikkan lagi lalu menurunkan menara
(Rig)
f) Menaikkan Jack satu persatu
25
g) Pindah posisi lalu mengambil posisi untuk membor titik patok selanjutnya.

Gambar 12.6
Alat Bor Junjin 1300 SD-E Hydraulic Crawler

3. Alat Bor Tamrock Axera 7


Mesin bor Jumbo Tamrock Axera 7 adalah mesin bor mekanis dengan metode pengeboran
rotary-percussive. Pada tambang bawah tanah Big Gossan PT. Freeport Indonesia mesin bor ini
digunakan untuk pembuatan lubang ledak dan pemasangan development ground support (weld
mesh dan rockbolt) pada kegiatan development. Dari hasil penelitian lapangan di level 2.540,
2.560, 2.600, dan 2.680 terdapat empat jenis batuan yaitu dolomit, batu serpih, batu pasir, dan
batu gamping yang mempunyai kuat tekan sebesar 65 - 95 MPa. Penggunaan metode pengeboran
mesin bor tersebut telah sesuai dan mata bor tipe button bit yang digunakan juga cocok untuk
kondisi batuan yang memiliki tingkat kekerasan sedang.
Adanya rencana peningkatan produksi di masa yang akan datang, maka perlu diadakan
penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mesin bor Jumbo Tamrock Axera
7. Hal tersebut untuk mengetahui apakah ketersediaan alat (availability) aktual dari mesin bor
Jumbo Tamrock Axera 7 sudah dikatakan baik atau sebaliknya. Dengan mendapatkan availability
aktual, maka dapat diketahui apakah dapat memenuhi sasaran peledakan setiap 8 jam kerja atau
tidak. Nilai availability aktual yang mampu dicapai yaitu : Mechanical Availability (MA) 92,09
%, Physical Availability (PA) 95,70%, Used of Availability (UA) 52,31%, dan Effective
Utilization (EU) 50,06%. Nilai MA dan PA termasuk kategori bagus, karena nilainya lebih dari
80%, nilai UA masih dikatagorikan sangat jelek karena nilainya kurang dari 55%, dan nilai EU
atau efisiensi kerja pengeboran termasuk kategori sangat jelek karena di bawah 58%.
Dengan menekan waktu tunda dan waktu menganggur alat seperti waktu persiapan
pemakaian APD dari 25,26 menit menjadi 0 menit, lamp room 5,10 menit menjadi 0 menit,
perjalanan 44,52 menit menjadi 19 menit, menunggu clear blasting 39,81 menit menjadi 30
26
menit, permasalahan air 10,06 menit menjadi 0 menit, menunggu material 2,97 menit menjadi 0
menit, dan loading/charging 16,26 menit menjadi 0 menit, sehingga waktu kerja produktif
menjadi meningkat dan waktu tunda dan waktu menganggur alat jadi menurun.
Waktu tunda dan waktu menganggur alat sebelum perbaikan selama 239,71 menit dan
setelah dilakukan perbaikan menurun menjadi 147,23 menit. Sebelum dilakukan perbaikan
terhadap waktu tunda dan waktu menganggur alat sasaran peledakan telah tercapai yaitu 3,14 kali
dengan sasaran peledakan per harinya yaitu 9 kali peledakan dengan asumsi rata-rata per 8 jam
kerja yaitu sebanyak 3 kali peledakan. Setelah dilakukan perbaikan terhadap waktu tunda dan
waktu menganggur alat sasaran peledakan setiap 8 jam kerja meningkat menjadi 4 kali
peledakan.

Gambar 12.7
Alat Bor Tamrock Axera 7

4. Alat Bor Pantera


Alat bor Pantera type 1500 H Hydraulic Crawler ini memiliki diameter lubang 89-127
mm 3 1/2"-5", mesin bor yang memuat HL1000, diameter tangkai 51 mm 2", tipe pengangkut
berupa rel, tipe kabin berupa kereta tertutup, output kompressor sebesar 475 m3/min, peralatan
terdiri dari : Pendingin suhu, Melumasi tangkai, Guides for grousers, Sistem injeksi air, Matikan
untuk lubang-lubang air, Pemanas mesin, dan Sistem injeksi air. Alat bor ini termasuk kedalam
kelompok produksi alat pengebor permukaan.

27
Gambar 12.8
Alat Bor Pantera Type 1500 H Hydraulic Crawler

Pengertian Kompresor
Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida
mampu mampat, yaitu gas atau udara. tujuan meningkatkan tekanan dapat untuk mengalirkan
atau kebutuhan proses dalam suatu system proses yang lebih besar (dapat system fisika maupun
kimia contohnya pada pabrik-pabrik kimia untuk kebutuhan reaksi). Secara umum kompresor
dibagi menjadi dua jenis yaitu dinamik dan perpindahan positif.
Secara umum kompresor digunakan atau berfungsi menyediakan udara dengan tekanan
tinggi. Prinsip kerja kompresor seperti ini biasa kita temukan pada mesin otomotif. Fungsi kedua
dari kompresor adalah untuk membantu reaksi kimia dengan cara meningkatkan sistem tekanan.
Atas dasar cara pemampatan udara yang dilakukan, maka kompressor dapat dibagi dalam
tiga jenis yaitu :
 Resipricating Compressor
 Rotary Compressor
 Screw Compressor
Mengingat penampilannya yang relatif kurang baik (Bising, ukuran besar dan efisiensinya
rendah), maka dua jenis yang disebutkan pertama, pada periode ini tidak banyak lagi digunakan
dalam pemboran lubang tembak.
c. Perhitungan Tenaha Kompresor (HP)
Cara penekanan kompressor, yaitu :
 Isotermic : suatu proses penekanan pada temperatur konstan (lebih menghemat tenaga,
ini lebih baik)

28
 Adiabatic : suatu proses penekanan pada kalor tetap
Contohnya :
Isothermal : Hp = 0,1479 V log (P2/P1)
𝑛
𝑛 𝑃2
Adiabatic : Hp = 𝑛−1 x 0,0643 V ( 𝑃1 𝑛−1 − 1)

Dimana :
V = Volume yang ditekan, Vu ftm
P1 = Tekanan absolut semula (sebelum ditekan)
P2 = Tekanan absolut sesudah ditekan
n = gram molekul udara ~ 1,406
Keterangan :
Tekanan absolut = tekanan dari luar + tekanan yang diukur (gangge pressure)
Tekanan avsolut = 11 atm
d. Pengaruh Perbedaan Evaluasi Terhadap Tenaga Kompresor
Loh PB = Log PA – 0,0000157 h
Dimana :
PA = Tekanan avsilut pada elevasi rendah, psi
PB = Tekanan avsolut pada elevasi lebih tinggi, psi
h = Perbedaan tinggi, H

Foto 12.9
Kompressor (fluida udara dan gas)

29
Bagian-Bagian Alat Kompressor

Designed to Deliver Power Engine/Compressor CompressorElement


Efficiently and Economically Air IntakeFilters

Oil
Separator
EngineSpeed
Regulation

Instrument
Panel

Prime Mover

Outlet Valves
Fuel Tank Fuel Filters
Gambar 12.1
Bagian-Bagian Kompresor

Komponen Kompresor diantaranya, yaitu :


1) Kerangka (frame)
Fungsi utama adalah untuk mendukung seluruh beban dan berfungsi juga sebagai tempat
kedudukan bantalan, poros engkol, silinder dan tempat penampungan minyak pelumas.
2) Poros engkol (crank shaft)
Berfungsi mengubah gerak berputar (rotasi) menjadi gerak lurus bolak balik (translasi).
3) Batang penghubung (connecting rod)
Berfungsi meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui kepala silang,
batang penghubung harus kuat dan tahan bengkok sehingga mampu menahan beban pada
saat kompresi.
4) Kepala silang (cross head)
Berfungsi meneruskan gaya dari batang penghubung ke batang torak. Kepala silang dapat
meluncur pada bantalan luncurnya
5) Silinder (cylinder)
Berfungsi sebagai tempat kedudukan liner silinder dan water jacket.

30
6) Liner silinder (cylinder liner)
Berfungsi sebagai lintasan gerakan piston torak saat melakukan proses ekspansi,
pemasukan, kompresi, dan pengeluaran.
7) Front and rear cylinder cover.
Adalah tutup silinder bagian head end/front cover dan bagian crank end/rear cover yang
berfungsi untuk menahan gas/udara supaya tidak keluar silinder.
8) Water Jacket
Adalah ruangan dalam silinder untuk bersirkulasi air sebagai pendingin
9) Torak (piston)
Sebagai elemen yang menghandel gas/udara pada proses pemasukan (suction),
kompresi (compression) dan pengeluaran (discharge).
10) Cincin torak (piston rings)
Berfungsi mengurangi kebocoran gas/udara antara permukaan torak dengan dinding liner
silinder.
11) Batang Torak (piston rod)
Berfungsi meneruskan gaya dari kepala silang ke torak.
12) Cincin Penahan Gas (packing rod)
Berfungsi menahan kebocoran gas akibat adanya celah (clearance) antara bagian yang
bergerak (batang torak) dengan bagian yang diam (silinder). Cincin penahan gas ini terdiri
dari beberapa ring segment.
13) Ring Oil Scraper
Berfungsi untuk mencegah kebocoran minyak pelumas pada frame.
14) Katup kompresor (compressor valve)
Berfungsi untuk dapat mengatur pemasukan dan pengeluaran gas/udara, kedalam atau
keluar silinder. Katup ini dapat bekerja membuka dan menutup sendiri akibat adanya
perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam dengan bagian luar silinder.
15) Pengatur Kapasitas
Volume udara yang dapat dihasilkan kompresor harus sesuai dengan kebutuhan. Jika
kompresor terus bekerja maka tekanan dan volume udara akan terus meningkat melebihi
31
kebutuhan dan berbahaya terhadap peralatan. Untuk mengatur batas volume dan
tekanan yangdihasilkan kompresor yang digunakan alat yang biasanya disebut pembebas
beban (unloader).
16) Pelumasan
Bagian-bagian kompresor torak yang memerlukan pelumasan adalah bagian-bagian yang
saling meluncur seperti silinder, torak, kepala silang, metal -metal bantalan batang
penggerak dan bantalan utama. Tujuan pelumasan adalah untuk mencegah keausan,
merapatkan cincin torak dan paking, mendinginkan bagian-bagian yang saling bergesek,
dan mencegah pengkaratan.
Peralatan Pembantu untuk alat kompresor diantaranya, yaitu :
 Saringan udara
 Katup pengaman
 Tangki udara

32
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
- Peralatan alat bor yang digunakan pada pengeboran adalah Mesin bor, Pipa, Stang bor,
Casing,Core Barrel, Mata bor, Pompa bor, dan Komponen pelengkap lainnya.

- Jenis-jenis alat bor yang digunakan yaitu Bor tangan, Bor mesin putar, dan Bor mesin tumbuk.

- Pada prinsipnya pemboran mesin bor mempunyai prinsip yang sama, yaitu :
1. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk mengeruk batuan dan
menembus dengan suatu rangkaian batang bor yang berlobang (pipa).
2. Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak dengan berbagai
macam alat transmisi, seperti kelly dan rotary table, chuck ataupun langsung.
3. Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dan sebagainya) atau dengan perantaraan
kompresor atau motor listrik.
4. Pelumas atau pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan lewat pipa,
keluar lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar pipa (casing) atau sebaliknya.
5. Pompa sebagai penggerak atau penekan cairan pelumas.
6. Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya pada suatu menara
(derrick) dengan sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak (rack) untuk keperluan
menyambungnya atau mencabut serta melepaskannya dari rangkaian.
7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara hidrolik atau mekanik
maupun karena bebannya sendiri.
8. Sampel batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai :
a. Serbuk atau tahi bor (drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh lumpur bor
atau air pembilas. Serbuk penggerusan batuan dibawa oleh air pembilas ke
permukaan sambil mendinginkan mata bor.
b. Inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung pengambil inti (core barrel).

33
9. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah sehingga
batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh core barrel. Mata bor
ini biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja tungsten.
10. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan. Dicabut dengan mengangkat seluruh
rangkaian batang bor ke permukaan setiap kali seluruh bumbung terisi. Dicabut lewat tali
kawat (wireline) melalui lubang pipa dengan kabel).

B. Saran

Sebaiknya dalam pembelajaran matakuliah Teknik pengeboran mahasiswa di tuntut untuk aktif
baik di kelas maupun dalam mencari suatu referensi agar dalam pengaplikasianya dapat dengan
mudah memahami fungsi atau kegunaan dari jenis-jenis alat bor

34
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012, “Jenis-Jenis dan Klasifikasi Alat Bor”, http://titikbumisatria blogspot


com/2017/02/jenis-dan-spesifikasi-alat-bor.html. Diakses pada tanggal 28 februari 2017
pada pukul 22.46 WIB
Anonm, “Rig Pengeboran”, http://id.wikipedia.org/wiki/Rig_pengeboran. Diakses pada tanggal
28 februari 2017 pada pukul 22.48 WIB
Anonim, 2011 “Peralatan dan Perlengkapan Alat Bor dan Pengeboran”, http parselcomrades
blogspot com 2011 07 peralatan peralatan-pengeboran html.Diakses pada ranggal 28
februari 2017 pada pukul 22.49 WIB
Anonim, “Proyek Konstruksi” http://indonetwork.co.id/tradeoffers/Konstruksi &_Real Estate
Proyek Konstruksi/90/pump.html. Diakses pada tanggal 28 februari 2017 pada pukul
22.52 WIB
Anonim, 2012, “Kompressor”, http://haruna16.wordpress.com/.makalah-sistem-kompresor 3/.
Diakses pada tanggal 28 februari 2017 pada pukul 22.58 WIB

35

Anda mungkin juga menyukai