NAMA : DIRMAWAN, Ir
TEMPAT/Tgl LAHIR : Karanganyar 6 Agustus 1952
PENDIDIKAN : Fak Teknik Geologi UGM
PENGALAMAN : P2AT Kediri – Nganjuk
P2AT Sulawesi Tengah
Staf Subdit Air Tanah Ditgasi II
Ass. Perenc. BPPAT Jateng
Bagpro PAT Surakarta
Bagpro Irigasi Bengawan Solo
Bagpro PTGA
Kastaf Proyek Irigasi Jawa Tengah
Kastaf PAT Jateng
Kasi Air Baku Air Tanah BBWS Pemali Juana
Pensiun
ALAMAT : Perumahan Graha Estetika Blok F No. 4
Semarang
TLP : (024) 746 2912; HP : 081 127 1520; 081
f
eMail
325 68 5253
: dirmawan@gmail.com
: Lik_dir@yahoo.co.id
PERNYATAAN DAN KETENTUAN
MATERI DALAM DOKUMEN INI SEMATA MATA HANYA DIGUNAKAN DALAM
LINGKUNGAN TERBATAS PADA :
IR.DIRMAWAN
PEMBORAN SUMUR
1.PENDAHULUAN
o air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan atau
batuan dibawah permukaan tanah yang bersifat akifer
o Banyak cara untuk mendapatkan air tanah, salah
satunya perlu pembuatan sumur dengan cara
pemboran
o pemboran sumur produksi adalah pembuatan sumur
dengan mesin bor (drilling machine/rig) untuk
mendapatkan air dengan kuantitas dan kualitas yang
direncanakan
o agar memperoleh hasil seperti yang diharapkan, maka
pemboran perlu dilaksanakan dengan peralatan
pemboran (mesin bor, alat bantu & perlengkapannya)
o pekerjaan pemboran merupakan kerja team, sehingga
team yang padu merupakan hal yang sangat
diperlukan
1.PENDAHULUAN
o dalam pelaksanaannya. pemboran juga harus
dilakukan dengan metode yang sesuai dengan formasi
batuan atau kondisi geohidrologi setempat
o peralatan pemboran yang akan digunakan harus
mempunyai kapasitas yang sesuai untuk pelaksanaan
pemboran dengan diameter dan kedalaman sumur
yang ditentukan
o dalam perencanaan, spesifikasi mesin bor, alat bantu
dan perlengkapannya harus ditetapkan sesuai dengan
rencana sumur yang akan dibuat dan methode yang
akan diterapkan
o alat bantu yang biasa dipergunakan adalah mud pump
(pompa lumpur), kompresor, truck/truck crane.
2. METODE PEMBORAN
1. Cable Tool
2. Rotary
3. Auger
4. Hollow rod
5. Jettting
6. Driving
dll.
2. METODE PEMBORAN
1 2 3
OVERSIZED
IDENTIFY INSTALL CASING
BOREHOLE
AQUIFER (& SCREEN)
DRILLED
6 5 4
YIELD TEST GROUT
WELL
& ANNULAR
DEVELOPMENT
WATER SAMPLING SPACE
3. PERALATAN
DRILLING RIG Th 1930-AN
Peralatan
pemboran :
1. Drilling Rig
2. Mud pump atau
3. Air Compressor
4. Truck Crane
5. Mesin pompa
6. Alat-alat Bantu DRILLING RIG HOMEMADE
ASSEMBLY
3. PERALATAN : drilling rig
mesin penggerak
chuck
panel
skid base
operasi
3. PERALATAN : drilling rig
Wheel Tractor Mounted
3. PERALATAN : drilling rig
mesin penggerak
chuck
Pressure (Tekanan)
Ukuran tekanan pompa tergantung pada kedalaman pemboran, hambatan
melewati saluran dan sifat cairan pemboran. Makin dalam lubang
pemboran dan semakin besar hambatan dalam pipa maka semakin tinggi
tekanan yang dibutuhkan.
Bila terjadi perubahan diameter lubang pemboran dan kedalaman, maka
displasemen pompa akan disesuaikan. Mud pump, dilengkapi gearbox
atau motor hidrolik untuk menyesuaikan kecepatan dan displasemen.
Untuk mrengetahui perubahan tekanan dan displasemen secara akurat
mud pump dipasangi, flow meter dan pengukur tekanan..
3. PERALATAN : mud pump
Dua tipe dasar pompa untuk sirkulasi pemboran adalah
• Pompa reciprocating (bolak – balik)
• Pompa sentrifugal.
Pompa reciprocating dapat beraksi tunggal atau ganda dengan
menggunakan piston. Operasi piston dapat secara paralel.
Jenis pompa piston :
pompa simplex (1 silinder),
• Pompa duplex (2cylinders), dan
• Pompa triplex (3 silinder).
3. PERALATAN : mud pump
Operasi pompa lumpur reciprocating menjadi optimum jika:
Mud Pump :
o kecepatan uphole velocity/anullar velocity sebesar 70
ft/menit pada viscositas lumpur 40 detik, dianggap
batas kecepatan minimum untuk dapat membawa
cutting bor keatas.
o bila hal ini tidak dipenuhi, dikhawatirkan tidak seluruh
cutting terangkat, dan dapat menyebabkan mata bor
terjepit akibat turunnya cutting kebawah saat operasi
dihentikan atau berhenti tiba-tiba.
o kekentalan lumpur harus selalu dikontrol, sekurang-
kurangnya tiap jam sekali
o contoh perhitungan annular velocity seperti tabel
berikut :
3. PERALATAN : mud pump
a guide to annular velocities
IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM
hole diameter
IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM
5" 173 205 1185 298 354 2044 458 545 3148 670 795 4598
4 1/2" 184 219 1263 309 367 2121 470 558 3226 681 809 4676
hole diameter
3. PERALATAN : Kompresor
COMPRESSOR
Roller Cone
Tricone
Diamond bit
Hard formations
Very expensive
Hole Opener
D:\bit\drilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long.pdf
3. PERALATAN : Alat bantu dan pelengkap
Button Bits 1''-12'' Low To High
Drill Pipe stabilizers
Pressure Downhole Hammer Bit
D:\bit\drilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long.pdf
Peralatan : Drilling Bits : ROLLER CONE BITS.
D:\bit\drilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long.pdf
4. BAHAN BAHAN : Pembilas Pemboran / Drilling Mud
G:\mudeng.pdf
4. BAHAN BAHAN : Fungsi Lumpur Bor
G:\mudeng.pdf
4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan
1. A i r / Water
G:\mudeng.pdf
4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan
4. Bentonite
• Minimum 85% montmorillonite): Sp.gr.-2.45-2.55. terdapat sebagai
endapan alami
• Klasifikasinya Sodium Bentonite dan Calcium Bentonite tergantung
pertukaran kation. Dalam performenya diklasifikasikan sebagai high
yield & low yield bentonite.
• Merupakan kebutuhan utama sebagai lumpur bor.
• Untuk mengurangi resapan air ke formasi yang permeabel
• Untuk meningkatkan kapasitas pembersihan lubang bor
• Untuk membentuk “mud cake” pada permeabilitas rendah dan
membentuk stabilitas pada formasi batuan lepas
• Membantu mecegah terjadinya “loss of circulation” hilangnya lumpur
bor.
• Dosis: (A) 3 to 7%; (B) 7 to 10% untuk stabilitas lubang
caving/berongga; (C) 8 to 11% untuk kondisi loss of circulation.
• Pencampuran dengan air tawar sebagai hidrasi
• Tidak boleh dicampur dengan air bergaram / payau / laut
G:\mudeng.pdf
4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan
Barite
Bentonit
CMC
4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan
5. Barite(BaSo4)
Serbuk abu2 97% lolos saringan mesh 200; (95±5) % lolos
saringan mesh 300. Sp.gr 4,2-4,5
Tidak larut dalam air tidak bereaksi dengan komponen
lumpur lain. Kadang terdapat pengotoran gipsum
Terdapat secara alami, digunakan untuk meningkatkan
Sp.gr lumpur bor guna mengontrol tekanan fotmasi,caving.
Maksimum Sp.gr dengan barite 2,2
Dosisnya sesuai keperluan
Material pemberat lainya untuk memperoleh sp. gr. Lebih
dari 2.2 are:
• Hematite, an Iron ore Fe2O3 , self sp. gr.-4.7
• Galena (PbS) with self sp.gr.-7,4 -7,7. Sangat mahal
G:\mudeng.pdf
4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan
G:\mudeng.pdf
4. BAHAN BAHAN : Casing Material
Type Screen
a b
4. BAHAN BAHAN : Screen
4. BAHAN BAHAN : Screen
4. BAHAN BAHAN : Screen
4. BAHAN BAHAN : Blank Casing Caracteristics
TAHAPAN/LANGKAH -2 PEMBORAN
PERSIAPAN MOBILISASI
MOBILASASI
PERSIAPAN SITE
PEMBORAN LUBANG PILOT
DESKRIPSI SAMPLE
LOGGING GEOFISIK
PEMORAN REAMING
INSTALASI KONSTRUKSI
GRAVEL PACKING
DEVELOPMENT / AIR LIFT
PUMPING TEST
PELAKSANAAN PEMBORAN
Stores/ofce
lokasi pemboran, lebar dan
panjang disesuaikan
peralatan mesin bor, tempat
penyimpanan barang/bahan 20 m
Fence
2. PROSES PEMBORAN Mobilisasi Peralatan
Mobilisasi Peralatan
mobilisasi peralatan, yakni
memindahkan peralatan
yang diperlukan dari lokasi
sebelumnya atau gudang
kelokasi baru dan ditempat
kan sesuai dengan denah
yang telah dibuat
Menempatkan rig pada titik
yang ditentukan,
Mendirikan Master dan
menata alat bantu lain
(mud pump, pompa, dril
pipe dll)
2. PROSES PEMBORAN Mobilisasi Peralatan
2. PROSES PEMBORAN Persiapan site
SWIFEL
BENANG
DRILL PIPE
UNTING
1
2
3
1 Kotak Sample
3 Mud Balancer
2. PROSES PEMBORAN Kecepatan Pemboran
2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran
Densitas Lumpur Bor
• Densitas lumpur diukur dengan alat mud balance dengan satuan lb/gal.
• Jika densitas meningkat maka efek mengapungkan cutting meningkat
dan dapat terangkat terbawa ke mud pit, tetapi di sisi lain dalam pit
proses pengendapan jadi menurun
• Meningkatnya densitas akan menambah tekanan lubang bor sehingga
mencegah terjadinya caving (longsor), densitas yang tinggi juga dapat
menyebabkan terjadinya lost circulation, dapat diatasi dengan menurun
kan densitas. Densitas yang dianjurkan adalah sebesar 9 lb/gal.
• Densitas dapat dinaikkan dengan menambah bahan aditiv “barite”
• Penambahan densitas memaksa Mud Pum bekerja lebih berat.
• Rumus Tekanan hidrostatik :
P = 0,052 ed; dimana P = Tekanan Hydrostatik (psi),
e = densitas (lb/gal); d = Kedalaman (ft)
2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran
Viskositas Lumpur Bor
• Viskositas / kekentalan lumpur bor berkaitan dengan kemaampuan
mengangkat cutting dalam lubang bor ke atas, kemudian
mengendapkanya dalam mud pit serta membentuk gel /selai
• Bentonite dengan air akan menjadi lebih kental jika ditambah
polymer dan menjadi kurang kental jika ditambah Fosfat
• Untuk dikenali, air murni mempunyai funnel viscosity 26
seconds/quart (s/qt)
• Lumpur pemboran yang cukup baik mempunyai funnel viscosity
antara 32 – 38 s/qt.
• Funnel viscosity dipengaruhi oleh berat jenis dan jenis material
tersuspensi.
• Pasir yang berbentuk membundar akan menurunkan viskositas 10 s
atau lebih tetapi viskositas yang sebenarnya hanya sedikit
terpengaruh.
• Driller berpengalaman akan dapat mengevaluasi kondisi tersebut.
2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran
Sand Content
Sand content / kandungan pasir pada lumpur bor akan mempengaruhi
densitas lumpur dan apparent viscosity.
Mempengaruhi mud pump, matabor, swifel jadi mudah aus karena abrasi.
Dengan kerusakan peralatan akan mengurangi kecepatan pemboran
sampai merusak formasi batuan.
Pengukuran dilakukan dengan mencuci lumpur bor dengan saringan 200
mesh, pengukuran dilakukan dengan hati hati dengan hasil ditampung
dalam gelas kerucut.
Kandungan pasir batas maksimum adalah 2 % volume.
Pengukuran sand content dilakukan di beberapa titik untuk mengetahui
bagian saluran / pit yang tidak terjadi pengendapan.
Pengukuran dilakukan secara teratur, dan makin sering pada formasi
berpasir.
Kelebihan sand conten harus menguras mud pit dan membuat lumpur
baru
2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran
Filter Cake
Ketika lumpur berada dalam lubang bor, Tekanan dalam anulus
akan mengarah ke formasi batuan yang porous.
Lempengan lempung akan terbentuk pada formasi batuan dinding
lubang bor sehingga mengurangi hilangnya cairan. Lempeng
lempung ini disebut filtercake.
Kehilangan air dan tebal filtercake diukur dengan standart API filter
press.
Kertas filter ditaruh pada standart sel yang diisi lumpur dan
ditekan bertahan sebesar 100 psi dengan tabung gas bertekanan.
Jumlah air yang lolos dalam waktu 30 menit diukur dan filter cake
yang terbentuk pada kertas filter diukur dalam 1/32 inci-an.
Sifat yang di perlukan adalah 15 cm3/30min dan ketebalan 2/32 in
2. PROSES PEMBORAN Electric Loging
Electric Logging
o electric logging dilakukan setelah pilot hole selesai dan
telah dibersihkan dari cutting pemboran dengan
sirkulasi terus menerus
• peralatan logging dan operatornya sudah harus
siap dilapangan pada saat penyelesaian pilot hole,
agar dinding sumur tidak runtuh saat logging
dikarenakan terlalu lama menunggu peralatan dan
operator logging.
• pastikan bahwa peralatan logging dalam kondisi
siap operasi dan telah dikalibrasi
2. PROSES PEMBORAN Reaming
Pelat penguat
3. INSTALASI / KONSTRUKSI
PLAT TEBAL
Kondisi :
A : Bagian kasar cukup
tebal
B : Bagian kasar hanya
tipis
C : Bagian kasar
terletak diatas
bagian halus
D : Lapisan selang
seling Lempung dan
pasir berbgai
ukuran, umumnya di
daerah glacial till (di
Indonesia pada
endapan aluvial
tebal bekas braided
stream)
1. Kriteria :
• Persen Open Area besar
• Slot tidak tersumbat
• Tahan Korosi
• Tahan tekanan dan kolom
2 Fungsi “
• Mudah dicuci / develop
• Tendensi Incrustasi kecil
• Head loss masuk screen kecil
• Mampu mengontrol sand
pumping pada semua jenis
aquifer
Pada Formasi batuan yang terdiri dari pasir homogen, maka ukuran
slot adalah 50 – 60 % lolos saring atau 40 -60 tertinggal .
Nilai 60 % passing jika air tanah tidak korosiv, sedang 50 % passing
jika air tanah bersifat korosi
Secara umum dengan teknik analisa butir dapat dipakai untuk aquifer
heterogen atau berlapis, kecuali sbb :
• Jika lapisan kompak diatas aquifer yg dievaluasi, dipakai slot 70 %
pass
• Jika lapisan lepas diatas aquifer yg dievaluasi, dipakai 50% pass
• Jika menggunakan multiple screen dan material halus diatasnya
material kasar maka :
Perpanjang 0,9 m screen yang didisain untuk material halus
masuk kedalam material kasar
Slot pada material kasar tidak boleh lebih lipat dua dari slot untuk
material halus diatasnya.
D:\5 PELATIHAN\2015 PELATIHAN CIPTAKARYA\chapter 5 - groundwater well design.pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Disain Susunan Screen
• Non-clogging openings
• Corrosion resistance
STAINLESS STEEL vs. PVC PLASTIC
<0.1 FT./SEC.
Definisi
• Untuk memudahkan penjelasan, perlu didefinisikan :
• Dx : Adalah Ukuran butir x % lebih kecil yaitu (100-x)% tertinggal di ayakan
• Koefisien Uniform : Perbandingan antara ukuran D60 terhadap ukuran D10.
Jika nilainya rendah berarti material itu cukup uniform
• Pack-Aquifer Ratio (PA ratio) adalah perbandingan ukuran D50 dari gravel
pack dengan D50 aquifer.
1. Overpumping
2. Backwashing atau Rawhiding
3. Surging
4. Air Lifting : Surging & Pumping
5. Double Packer Air Lifting
6. High-Velocity Jetting
Overpumping
• Pemompaan dengan debit besar
• Tidak efisien untuk screen yang panjang
• Hanya mendevelop / mencuci zona yang paling permeabel
• Aliran air hanya satu arah masuk ke dalam saringan atau
sumur
• Hanya sebagian formasi batuan yang stabil
• Pasir yang masuk kedalam sumur hanya sebagian dan
bagian lain akan tidak stabil
• Pompa yang digunakan akan menjadi cepat rusak karena
memompa pasir atau material abrasif
4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Metode Backwashing
Surging
• Menekan dan menghisap air masuk dan keluar screen sumur
• Dioperasikan dengan menaik-turunkan surge block dalam
casing seperti piston dalam slinder
• Sedimen dalam sumur harus sering dikeluarkan
• Efektivitas hanya terkonsentrasi pada saringan bagian atas
1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Air Lifting : Surging & Pumping
Air Lifting : Surging & Pumping
Air Lift Pumping
• Digunakan untuk menghilangkan sedimen dari sumur dan memompanya
sampai air bebas pasir
• Sangat bagus dengan meniupkan udara bertekanan tinggi dan volume yang
besar melalui pipa udara masuk ke sumur
Air Surging
• Untuk memulai surging, katup udara dibuka cepat cepat, sehingga air keluar
lewat celah / slot screen masuk ke formasi.
• Ketika air sebagian terdorong keatas / top casing, udara tekanan tinggi di stop
dengan menutup valve sehingga sisa air dalam casing diatas akan jatuh turun
• Sangat singkat tapi penuh tenaga tekan
Air Surging – Air Pumping bergantian
Pada periode tidak dipompa akan membentuk siklus efektif
Siklus diulang pada kedalaman yang berbeda dalam screen sumur sampai air
relatif bersih dari pasir.
1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Double Packer Air Lifting
High-Velocity Jetting
• Development yang sangat efektif dan penuh tenaga, sering sering
jadi mahal.
• Air di “jettingkan” (semburkan dengan tekanan tinggi) dengan
kecepatan tinggi kedalamm sumur sehingga air memancar dari
slot opening dan gravelpack masuk ke dalam formasi untuk
melepaskan dan menghancurkan sisa lumpur bor dan penstabil
formasinya disekeliling sumur
• Peniupan menggunakanpipa konduktor dengan ujung dilengkapi
jetting tool, pengoperasianya dengan memutar dan menaik-
turunkan jetting tool didalam sumur pada screen
• Sangat efektif untuk screen yang panjang, energi akan terpusat
pada zona yang pendek
• Efektivitasnya tergantung juga pada open area screen dan
konfigurasinya serta pelaksanaanya
1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : High-velocity Jetting
5. PEMOMPAAN UJI / PUMPING TEST
pumping test
pumping test dilakukan setelah development selesai, dengan
tujuan untuk mengetahui karakter dari akifer dan sumur.
dengan pumping test dapat diketahui debit air yang dapat
diambil dari sumur tersebut. pumping test dilakukan dalam
beberapa tahap sebagai berikut :
5. PEMOMPAAN UJI / PUMPING TEST
CASING
BOREHOLE
6. GROUTING : Kebocoran Tanpa Grouting
INFILTRATION FROM
SURFACE CONTAMINANTS
STATIC WATER LMUKA
AKIFER TAK
MUKA AIR TANAH
TERTEKAN
KONTAMINAN
LAPISAN PENEKAN
RUANG ANULUS
TANPA SEKAT
/GROUTING
AKIFER BEBAS