Anda di halaman 1dari 36

TEKNIK PEMBORAN I

KULIAH 1
OUTLINE

 Silabus dan SAP

 Aturan Perkuliahan

 Materi 1 :
 Pendahuluan
SILABUS DAN SAP
Week Materi Sub Materi Keterangan
1 Pendahuluan Pendahuluan
System of Units
2 Pelaksanaan Operasi
Pemboran
PR/Kuis/Tugas 1
Persiapan tempat dan Lokasi Pemboran
Peralatan Pemboran
3 Peralatan utama Pemboran
Rotary Drilling Bits
1.Stress, Strain, Kegagalan Batuan, Mohr-Coulomb
4 Concept PR/Kuis/Tugas 2
Mekanika Batuan
2. Penerapan Mekanika Batuan pada Operasi
Pemboran

5 Lumpur Pemboran Sifat fisik lumpur pemboran

6 Masalah Pemboran Masalah yang Timbul akibat Swelling PR/Kuis/Tugas 3


7 Pressure Losses Kehilangan Tekanan
SILABUS DAN SAP (2)

Week Materi Sub Materi Keterangan


8 Cutting Transport Kuis/Tugas/PR 4
Analisa Surge, Swab & Slip
Analisa Surge, Swab & Slip
9 Teori Semen
Cementing

10 Teknik Penyemenan Kuis/Tugas/PR5


Cementing

11 Vertical Well Drillstring Design Pemilihan Komposisi Drillpipe pada Lubang Vertikal.
12 Drillstring Inspection Drillstring Inspection Methods
13 Well Completion Well Completion PR/Kuis/Tugas 6

14 Review Presentasi dan Diskusi


ATURAN PERKULIAHAN

❑ Penilaian : 35% UTS1 + 35% UTS2 + 30% PR/Tugas/Kuis + (5% Kehadiaran + Attitude)

❑ PR/Tugas → dapat berupa mencari referensi atau hitungan

❑ PR/Tugas dikerjakan sendiri-sendiri/kelompok (tidak boleh copy-paste)

❑ Nilai tambah kehadiran dan sikap apabila >60% hadir kuliah

❑ Jadwal Kuliah : Kamis , 10.30-12.10 WIB

❑ Apabila ada kelas pengganti atau dosen berhalangan hadir, akan diberitahukan sebelumnya
ATURAN PERKULIAHAN (2)

 Penentuan Nilai Akhir (NA) :


 A : NA >= 75
 AB : 72<= NA< 75
 B : 65 <= NA<72
 BC : 60<= NA<65
 C : 55<= NA <60
 D : 45 <=NA<55
 E : NA < 45

 Referensi Buku :
 1. Rubiandini R.R.S, "Teknik Opreasi Pemboran", TM-ITB, Bandung, 2008.
 2 Burgoyne, "Applied Drilling Engineering", SPE, USA, 1986
 3. Ellis H. Austin, “ Drilling Engineering Handbook” , Springerlink
PENDAHULUAN

 Pengeboran adalah suatu kegiatan atau pekerjaan membuat lubang dengan diameter dan
kedalaman yang sudah ditentukan
 Tujuannya adalah membuat saluran dari permukaan sampai menembus reservoir di bawah
permukaan, sehingga minyak dan gas bumi bisa diproduksikan
 Operasi pemboran minyak dan gas bumi berbeda dengan pemboran geologi dan pertambangan umum,
dimana pada pemboran geologi dan pertambangan umum gaya putar dan gaya tekan diberikan dari
permukaan.
 Sedangkan pemboran minyak dan gas bumi putarannya dapat disuplai dari permukaan atau dari downhole
motor dan gaya berat diperoleh dari berat rangkaian pipa, yaitu dari drill collar yang sekaligus berfungsi
untuk membuat drillstring dalam kondisi tetap tegang
KAPAN PENGEBORAN DILAKUKAN ?

Seismik LOG Korelasi


RESERVOIR TRAP
TIPE SUMUR

 Seorang drilling engineer dalam membuat perencanaan pemboran harus memahami tentang tipe-tipe sumur,
yaitu :

 1. Sumur Wild cat


 2. Sumur eksplorasi
 3. Sumur deliniasi
 4. Sumur pengembangan
 5. Sumur infill
 6. Sumur reentry
TAHAPAN PEMBORAN

 1. PEMBORAN EKSPLORASI
 Pemboran untuk membuktikan ada tidaknya hidrokarbon serta untuk mendapatkan data-data bawah permukaan
sebanyak mungkin.
 Langkah-langkah :
 a. Pembuatan rencana pemboran : titik koordinat, elevasi, perkiraan lithologi dan tekanan formasi, program lumpur,
konstruksi sumur, program coring, analisa cutting, logging dan testing.
 b. Persiapan pemboran : Pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara bor dan peralatan yang sesuai,
pemasangan alat pembantu (jaringan telekomunikasi, air, listrik dsb), perhitungan perkiraan biaya pemboran.
 c. Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui coring dan pemeriksaan cutting.
 d. Test produksi dengan Drill Stem Test (DST) dan survey lubang bor dengan logging
 2. PEMBORAN DELINIASI

 Pemboran deliniasi bertujuan untuk mencari batas-batas penyebaran migas pada lapisan penghasilnya.
 Langkah-langkah pada pemboran deliniasi :

 a. Pemboran deliniasi (biasanya 3 atau 4 buah sumur, masing-masing disebelah utara, selatan, timur, barat dari
antiklinnya).
 b. Analisa data

 c. Perhitungan perkiraan besarnya cadangan dengan metoda volumetrik.

 d. Perencanaan jumlah dan letak sumur pengembangan yang harus dibor untuk mengeksploitasi lapisan tersebut
 3. PEMBORAN PENGEMBANGAN

 Pemboran pengembangan akan difungsikan sebagai sumur-sumur produksi. Pada awal pengembangan jarak/spasi
sumur masih lebar yang selanjutnya diperkecil sesuai kemampuan pengurasannya.
 Langkah-langkah di dalam pemboran pengembangan adalah :
 a. Perencanaan dan persiapan pemboran.
 b. Pemboran sumur-sumur pengembangan.

 c. Penyelesaian sumur-sumur pengembangan.

 d. Perencanaan dan persiapan pemasangan fasilitas produksi.

 e. Kegiatan memproduksikan dan transportasi.


 4. PEMBORAN SUMUR-SUMUR SISIPAN

 Pemboran sumur sisipan (Infill Well) adalah pemboran sumur- sumur yang letaknya diantara sumur-sumur yang
telah ada, dengan tujuan untuk mengambil hidrokarbon dari area yang tidak terambil oleh sumur- sumur yang
sebelumnya telah ada.
 Fungsi sumur-sumur sisipan ini adalah sebagai projek percepatan pengurasan reservoar.
Personal Pemboran
Service Company
Personal Pemboran
Service Company
PERALATAN PEMBORAN

Peralatan pemboran secara umum dapat dibedakan menjadi 5 komponen utama, yaitu :
1. Sistem angkat (Hoisting system)

2. Sistem putar (Rotating system)

3. Sistem sirkulasi (Circulating system)


4. Sistem pencegah semburan liar (Blowout prevention system)
5. Sistem tenaga (Power system)
SISTEM ANGKAT (HOISTING SYSTEM)

 Fungsi dari sistem angkat (hoisting system) adalah menyediakan fasilitas untuk mengangkat dan
menurunkan rangkaian pipa bor (drillstring), casing string, dan peralatan-peralatan penunjang lainnya.

Komponen-komponen utama dari sistem angkat adalah :


Derrick dan substructure
Block dan tackle
Drawwork
SISTEM PUTAR (ROTATING SYSTEM)

 Fungsi dari sistem putar (rotating system) adalah mentransmisikan putaran meja putar (rotary table) ke bit, melalui
media drillstring (swivel, kelly, drill pipe, dan drill collar).
 Komponen-komponen utama dari sistem putar adalah : Swivel Kelly Rotary table Drill pipe, dan Drill collar

 Kelly adalah rangkaian pipa yang pertama dibawah swivel dengan bentuk penampang melintang berupa segi
empat atau segi enam, sehingga dapat melanjutkan putaran dari rotary table ke rangkaian di bawahnya.
 Drill pipe diklasifikasikan menjadi 3 range, yaitu :
 Range 1, panjangnya 18 - 22 ft
 Range 2, panjangnya 27 - 30 ft → paling sering digunakan
 Range 3, panjangnya 38 - 45 ft
SISTEM SIRKULASI (CIRCULATING SYSTEM)

 Fungsi dari sistem sirkulasi (circulating system) adalah mengangkat serbuk bor (cutting) dari dasar lubang
bor ke permukaan melalui media lumpur pemboran.

 Lumpur pemboran (drilling fluids) adalah berupa suspensi dari clay dan material lainnya dalam air, dan agar
cutting dapat terangkat ke permukaan maka lumpur pemboran harus mempunyai viskositas dan laju alir
yang cukup.

 Selain itu, lumpur pemboran harus mempunyai sifat mengagar (gel) pada saat tidak ada sirkulasi (statis),
agar cutting tidak mengendap di dasar lubang bor yang dapat menyebabkan rangkaian pipa terjepit.
Komponen-komponen utama dari sistem sirkulasi adalah

Mud pumps
Mud pits
Mud mixing equipment
Conditioning equipment (shale shaker, desander, desilter,
degasser, dan centrifugal)
SISTEM PENCEGAH SEMBURAN LIAR (BLOWOUT PREVENTION
SYSTEM)

 Fungsi dari sistem pencegah semburan liar (BOP system) adalah mencegah aliran fluida formasi yang tidak
terkendali dari lubang bor dengan cara menutup sumur dengan menggunakan peralatan BOP stack.

Komponen-komponen utama dari sistem pencegah semburan liar dalah :


Blowout preventer stack, terdiri dari : annular preventer, ram preventer,
drilling spool, dan casing head.
Accumulator unit, merupakan hydraulic pressure unit yang menyimpan
fluida bertekanan tinggi dan berfungsi untuk mengontrol (membuka atau
menutup) BOP stack dalam keadaan darurat, yaitu pada saat ada “kick”.
BOP

 Komponen penunjang pada BOP system, meliputi :

 Choke manifold, berfungsi untuk menjaga agar tidak terjadi intrusi susulan dari fluida formasi pada saat
mengeluarkkan “kick” dengan cara menjaga tekanan balik yang cukup.
 Kill line, berfungsi untuk mengalirkan lumpur berat ke dalam lubang bor hingga tekanan hidrostatik lumpur dapat
mencegah masuknya fluida formasi
Accumulator Unit Choke Manifold
SISTEM TENAGA (POWER SYSTEM)

 Hampir sebagaian besar daya yang tersedia pada rig dikonsumsi oleh hoisting system dan circulating system,
dan sistem lainnya hanya sedikit mengkonsumsi daya yang tersedia.

 Untungnya, hoisting dan circulating system ini tidak memerlukan daya pada waktu yang bersamaan,
sehingga mesin (power system) yang sama dapat menyediakan daya untuk kebutuhan kedua sistem
tersebut.
 Total daya yang umum diperlukan pada sebuah rig adalah bervariasi antara 1000 - 3000 hp.
❖ Untuk rig modern, sumber penggeraknya biasanya berasal dari internal-combustion diesel engine dan secara
umum ditinjau dari cara mentransmisikan daya dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :

1. Diesel-electric type (electrical transmission system)


2. Direct-drive type (mechanical transmission system)
Sistem
transmisi
tenaga
secara
mekanik
Sistem transmisi
tenaga secara elektrik
TERIMAKASIH ….

Anda mungkin juga menyukai