Anda di halaman 1dari 31

Disusun Oleh : Chesy Meifani

NPM : 201610255015

Dalam Materi Mata Kuliah : Teknik Pemboran 1

FAKULTAS TEKNIK

PERMINYAKAN 2017/2018

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

KAMPUS II BEKASI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada rahmat-Nya Allah SWT karena telah memberikan saya
kesehatan dan diberikannya saya kesempatan pula untuk menyusun suatu PDF dalam mata kuliah
Drilling Operation yang direfirinsikan dari Prof. Rudi Rubiandini dan Dr. Husain Rabia.

Sebelumnya saya berterimakasih pula kepada Bapak. M. M. Nasution, ST,MT. Dan, Bapak IR.
B. Supono, ST. selaku dosen saya dalam mata kuliah Teknik Pemboran 1. Berkat kedua dosen saya
ini, saya berkesempatan menyusun suatu referensi makalah yang berbentuk PDF ini semaksimal yang
saya bisa.

Mohon maaf apabila ada yang kurang kata atau kata yang kurang berkenan dihati para
pembacanya. Karena saya sebagai penyusun masih banyak kekurangan dan butuh kritik dan
sanggahan dari para pembacanya. Sekian dari saya. Kekurangan milik kita, kelebihan milik Allah SWT.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Hormat Saya,

Chesy Meifani
BAB I ( PENDAHULUAN )

1. LATAR BELAKANG MASALAH


Operasi pengeboran merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya
besar atau padat modal, menggunakan teknologi tinggi dan beresiko tinggi. Para
personel yang bekerja pada operasi pengeboran harus mempunyai pengetahuan
yang baik juga tentang keselamatan kerja. Sehingga operasi pengeboran dapat
berjalan lancar, dan kecelakaan kerja dapat dihindari.

Pengeboran adalah usaha secara teknis membuat lubang dengan aman


sampai menembus lapisan formasi yang kaya akan minyak atau gas. Lubang
tersebut kemudian dilapisi dengan casing dan disemen, dengan maksud untuk
menghubungkan lapisan formasi tersebut dengan permukaan bumi yang
memungkikan penambangan minyak atau gas secara komersial.

2. RUMUSAN MASALAH
A. Apakah pengertian Operasi Pemboran ?
B. Sebutkan dan jelaskan perkembangan matode pengeboran !
C. Sebutkan dan jelaskan Tahap sebelum operasi pemboran dapat dilakukan!

3. TUJUAN DAN MANFAAT


A. Untuk mengetahui apa pengertian dari operasi pemboran
B. Untuk para pembacanya lebih memahami mengenai perkembangan matode
pemboran
C. Untuk mengetahui pembagian system apa saja yang harus dilakukan dalam
industry perminyakan
D. Untuk dapat mengetahui tahapan tahapan sebelum operasi pemboran dapat
dilakukan
BAB II ( PEMBAHASAN )

1. Pengertian Operasi Pemboran


Operasi pengeboran merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya besar
atau padat modal, menggunakan teknologi tinggi dan beresiko tinggi. Para
personel yang bekerja pada operasi pengeboran harus mempunyai pengetahuan
yang baik juga tentang keselamatan kerja. Sehingga operasi pengeboran dapat
berjalan lancar, dan kecelakaan kerja dapat dihindari.

Pengeboran adalah usaha secara teknis membuat lubang dengan aman


sampai menembus lapisan formasi yang kaya akan minyak atau gas. Lubang tersebut
kemudian dilapisi dengan casing dan disemen, dengan maksud untuk
menghubungkan lapisan formasi tersebut dengan permukaan bumi yang
memungkikan penambangan minyak atau gas secara komersial.

Operasi pemboran merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa


tahapan kegiatan. Sebelum operasi pemboran dapat dilaksanakan, pertama-tama
yang perlu dilakukan adalah apa yang disebut dengan tahap persiapan. Tahap
persiapan ini pun terdiri dari beberapa tahapan mulai dari persiapan tempat,
pengiriman peralatan pada lokasi, penunjukan pekerja sampai pada persiapan akhir.

Secara umum tujuan membuat lubang bor adalah untuk:

A. Membuktikan bahwa adanya minyak atau gas dalam suatu reservoir yang
ditembus.
B. Sarana mengalirkan minyak atau gas dari reservoir ke permukaan bumi.
2. Perkembangan Metode Pengeboran
Makin banyaknya permasalahan dalam operasi pengeboran menuntut
perkembangan teknologi yang lebih canggih. Pada perkembangannya beberapa
metode pengeboran telah digunakan, beberapa metode pengeboran selama ini yang
dilakukan antara lain :

1. Cable tool drilling (Bor tumbuk).

Cara membuat lubang bor dibuat dengan menumbuk numbukkan mata bor pada
lapisan tanah yang akan ditembus. Mata bor tersebut terbuat dari semacam
lonjongan pipa casing dan diikat pada cable yang ujungnya dibuat bergigi yang kuat
untuk merusak batuan, sedang cuttingnya masuk dalam silinder yang merupakan
perangkap atau trap, kemudian diangkat kepermukaan untuk dibuang.

Untuk menjaga agar dinding lubang agar tidak runtuh maka secara bertahap
casing diturunkan. Bor tumbuk menurut sejarahnya pernah mencapai sampai 1.300
meter.

Gambar 1.1. Skema Cable Tool Drilling.


2. Rotary Drilling ( Bor Putar )

Pada tahun 1903 metode putar mulai diperkenalkan dilapangan minyak Spindel
top Negara bagian Pensylvania Texas A.S. Rotary drilling dilakukan dengan maksud
membuat lubang sumur dengan memutar rangkaian bor sampai di mata bor agar
lapisan batuan mudah dihancurkan, sedang cutting diangkat kemerkuaan dengan
sistem sirkulasi lumpur pemboran.

Untuk melakukan rotary drilling diperlukan peralatan pendukung yang lainnya


agar operasi pemboran aman. Roraty drilling dapat dilaksanakan dengan didukung
oleh lima sistem utama yang sangat penting dalam kelancaran proses pengeboran,
yaitu:

1. Sistem Tenaga ( Power System )

2. Sistem Pengangkat ( Hoisting System )

3. Sistem Putar ( Rotating System )

4. Sistem Sirkulasi ( Circulating System )

5. Sistem Pencegahan Semburan Liar ( BOP System )

Sistem-sistem di atas mempunyai hubungan yang erat antara satu sistem dengan
sistem lainnya. Jadi dapat dimengerti bahwa antar sistem-sistem tersebut bekerja
pada saat bersamaan.Operasi pemboran (drilling operation) adalah suatu kegiatan
yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan kegiatan-kegiatan lain dalam
industri perminyakan.
Pada masa sekarang ini, operasi pemboran dilaksanakan orang baik di darat
(onshore) maupun di lepas pantai (offshore). Peralatan yang digunakan untuk operasi
kedua tempat tersebut pada dasarnya adalah sama yang berbeda hanyalah tempat
untuk menempatkan menara (rig) beserta perlengkapannya.
Untuk pemboran di darat, kebutuhan tempat biasanya tidak merupakan masalah,
berbeda dengan pemboran di lepas pantai yang harus memperhitungkan luas dari
anjungan yang dipakai serta mempergunakan tempat seefisien mungkin karena
luasnya yang sangat terbatas.
Dalam dunia perminyakan, seorang engineer harus tau betul tentang prinsip
pelaksanaan bor putar atau yang sering disebut Rotary Drilling. Untuk itu saya jelaska
bagaimana prinsip kerja dari bor putar atau rotary drilling tersebut.

1. Pekerjaan memutar pahat.

Pahat bit membor dengan cara berputar dengan cooler, caranya adalah
sumber tenaga memutar rotary table kemudian pipa Kelly, drill string ( rangkaian
pipa bor) sehingga pahat (bit) ikut berputar.

2. Pekerjaan sirkulasi Lumpur

Sementara pahat mengebor tanah hasil galian terus menerus mensirkulasikan


cairan pemboran (Lumpur).

3. Pekerjaan angkat mengangkat (hoisting)

Pemboran semakin dalam berarti rangakaian pipa bor semakin panjang.


Sehingga pipa bor disambung dari atas satu persatu, bila pahat harus diganti maka
rangkaian pipa bor dicabut dan dilepas satu persatu.
Peralatan Bor

1. Alat-alat pemboran dan alat-alat umum

a. Deerick (menara bor) dan substructure

b. Prime mover (mesin penggerak/pembangkit tenaga)

c. Rngkaian pipa bor (drill pipe, drill collar, pahat)

2. Alat pengangkat (Hoisting equipment)

a. Hoist (Draw work)

b. Drilling line(kabel baja)

c. Crown block

d. Traveling block

3. Peralatan pemutar

a. Rotary Table

b. Kelly bushing

c. Cat Head

4. Peralatan Sirkulasi

a. Pompa Lumpur
b. Stand pipe

c. Selang Lumpur

d. Swivel

e. Talang Lumpur (mud pit)

f. Ayakan Lumpur (shale screen)

g. Tangki lumpur (mud tank)

5. Alat-alat lain

a. Blow Out Prefenter (BOP)

b. Pipa Selubung

c. Weight indicator

d. Alat-alat penerangan

Program Pemboran

1. Program pemakaian pahat

2. Progran Lumpur bor

3. Program casing (pemakaian selubung)

4. Program penyemenan Lumpur (well cementing)

5. program penilaian formasi ( formation evaluation)

6. Program penyelesaian sumur (well completion).


3. Tahapan Tahapan Sebelum Operasi Pemboran Dapat Dilakukan

Pada pelaksanaannya, sebelum operasi pemboran dapat dilaksanakan perlu


dilakukan dahulu beberapa kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan persiapan-
persiapan.
Tahap persiapan ini meliputi :
1. Persiapan Tempat
Jika tempat pemboran minyak ditentukan pada tempat yang masih liar (wild
area), misalnya saja pada suatu hutan yang tidak terdapat sarana transportasinya,
sedangkan ditempat itu diperkirakan terdapat cadangan minyak yang potensial maka
dengan sendirinya kita harus membuat tempat yang liar menjadi tempat yang
memungkinkan terlaksananya operasi pemboran. Untuk melakukan operasi
pemboran di darat hal yang paling penting diperhatikan adalah persiapan tempat
untuk ke lokasi pemboran.
Pada persiapan tempat ini meliputi beberapa tahapan, tahapan tersebut antara
lain :

▪ Pembuatan sarana transportasi, kebutuhan yang pertama membuat jalan


tembusan menuju lokasi yang telah ditentukan tentu akan memerlukan peralatan,
bahan dan personal. Hal ini tidak lepas dari persiapan yang perlu dilaksanakan
sebelum tahap selanjutnya dapat dilaksanakan.
Selanjutnya menentukan letak geografis dari tempat tersebut, hal ini dilakukan
untuk keperluan selanjutnya. Untuk daerah berpaya atau daerah kutub pada
pembuatan sarana transportasi perlu dibuat jalan khusus yaitu landasannya
terbuat dari balok atau kayu (Gambar 1).

Gambar 1 Pembuatan sarana transportasi


▪ Pembuatan kolam cadangan (mud pit), setelah pembuatan jalan tembus
selesai, lokasi pemboran telah terbuka dari segala jenis tumbuhan/pepohonan
dimana kebutuhan ruang terbuka untuk bangunan kompleks dari rotary
drilling telah terpenuhi.
Penyelesaian operasi perataan dan pemadatan tanah telah selesai, buldozer
mulai membuat lubang/kolam berbentuk bujur sangkar tidak jauh dari lokasi
pemboran yang sebenarnya. Kolam ini disebut kolam cadangan atau mud pit,
sebelum kolam ini dapat digunakan untuk menampung kelebihan lumpur
pemboran yang keluar dari lubang sumur selama operasi pemboran berlangsung
maka terlebih dahulu perlu dilapisi dulu dengan lembaran-lembaran plastik
(Gambar 2).

Gambar 2 Pembuatan kolam cadangan (mud pit)

▪ Persiapan lubang sumur, tahap berikutnya mempersiapkan pembuatan kolam


lain yang bentuknya sama dengan mud pit tetapi ukurannya lebih kecil dari mud
pit tadi, kolam ini biasanya disebut "cellar".
Cellar ini nantinya akan berada tepat di bawah lantai rig setelah di atasnya
dipasang substructure.Setelah pembuatan cellar selesai kemudian membuat
lubang utama (lubang sumur), diusahakan pembuatan lubang sumur ini dilakukan
di tengah-tengah cellar. Lubang sumur dengan diameter yang besar ini disebut
"conductor hole" (lihat Gambar 3).
Gambar 3 Conductor hole

▪ Memasang conductor pipe, setelah conductor hole disiapkan kira-kira mencapai


kedalaman 20 sampai 100 ft kemudian lubang tersebut dipasang pipa dan
biasanya pipa ini disebut "conductor pipe" (Gambar 4).
Pemasangan pipa ini dilakukan untuk menghindari terjadinya gerowong-
gerowong dan kerusakan-kerusakan lainnya dari lubang sumur selama
dilaksanakan pemboran untuk bagian surface hole. Pada umumnya area untuk
surface hole keadaannya masih lunak sehingga operasi pemboran belum
dibutuhkan. Pemasangan pipa ke dalam tanah biasanya menggunakan mesin
pemancang, pada saat yang sama dibuat lagi lubang yang ukurannya lebih kecil
dari conductor hole. Lubang kecil ini disebut "rat hole", rat hole ini nantinya
digunakan untuk menyimpan kelly selama operasi pemboran berlangsung.
Gambar 4 Conductor pipe

▪ Persiapan sumber air, pada suatu saat pembuatan jalan tembus telah selesai,
lokasi pemboran telah siap dan rata, cellar telah disiapkan juga rat hole dan
surface hole telah dibuat dan conductor pipe telah dipasang, maka persiapan
selanjutnya yang perlu dilakukan pada tahap persiapan tempat ini ialah
mempersiapkan sumber air yang nantinya diperlukan selama operasi pemboran
berlangsung dan juga untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari para personal
pemboran.
Pemboran sumber air mungkin dapat dilakukan, tetapi untuk beberapa lokasi
pemboran sumber air di permukaan sudah tersedia dalam jumlah yang cukup.
Setelah sumber air disiapkan selanjutnya pemasangan saluran-saluran air dan
pompa, biasanya persediaan akan air ini disimpan dalam suatu tangki yang besar
terletak tidak jauh dari lokasi pemboran. Jika sumber air di permukaan dan
pemboran sumber air tidak mencukupi atau sama sekali tidak tersedia maka
kebutuhan akan air ini bisa dipenuhi dengan jalan pengiriman air dengan truk
yang dilengkapi tangki air (Gambar 5).
Gambar 5 Persiapan sumber air
2. Pengiriman peralatan pada lokasi

Dengan selesainya tahap persiapan tempat seperti diterangkan sebelumnya


dan semua komponen rig telah disiapkan untuk dikirim ke lokasi pemboran,
selanjutnya kita memikirkan tentang pengiriman komponen rig tersebut ke lokasi
pemboran apakah melalui darat, air atau udara.
Pengiriman peralatan ini bisa melalui darat, air atau udara tegantung dari
lokasi pemborannya, untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut :
▪ Melalui darat, pengiriman peralatan melalui darat biasanya dilakukan dengan
menggunakan truk yang biasa disebut "flat bed truk". Untuk daerah tertentu
misalnya pada daerah padang pasir pengiriman peralatan (rig) dapat dilakukan
dengan cara "skidding". Skiding ini ialah penarikan rig secara utuh ditempatkan
pada pelat baja yang datar yang di bawahnya dilengkapi dengan roda yang
terbuat dari besi, kemudian rig ini ditarik dengan buldozer. Cara ini dapat
dilakukan bila keadaan daerahnya relatif datar dan untuk jarak yang jauh cara ini
akan lebih efisien dan ekonomis (Gambar 1).

Gambar 1 Pengiriman Peralatan melalui jalan darat

▪ Melalui air, bila lokasi pemboran berada di daerah berpaya atau daerah yang
dapat didekati dengan sarana air pengiriman rig dapat dilakukan dengan kapal
khusus.
Jika rig telah digunakan di daerah berpaya, biasanya rig dipasang secara utuh
pada "Barge" (sejenis kapal) kemudian kapal ini ditarik dengan kapal penarik
(towing ship) (Gambar 2).
Gambar 2 Pengiriman Peralatan melalui air

▪ Melalui Udara, suatu saat apabila pengiriman melalui darat dan air tidak praktis,
atau dimana kondisi geografisnya tidak memungkinkan untuk dilakukan
pengiriman melalui darat atau air maka rig dan peralatan-peralatan lainnya dapat
dikirim melalui udara.
Pada suatu daerah yang mempunyai tempat yang cukup luas sehingga
memungkinkan dibuat suatu landasan kapal terbang maka pengiriman peralatan
dilaksanakan dengan kapal terbang, tetapi apabila lokasi pemborannya tidak
memungkinkan untuk dibuat suatu lapangan terbang maka pengiriman peralatan
dilaksanakan dengan helikopter (Gambar 3).
Gambar 3 Pengiriman Peralatan melalui udara
3. Penunjukan pekerja
Dalam melaksanakan suatu operasi pemboran, kebutuhan terhadap personal
yang berpengalaman dan mempunyai kemampuan adalah hal yang mutlak dipenuhi.
Personal-personal tersebut terdiri dari personal pemboran dan personal dari "service
company".
Berikut ini adalah personal-personal tersebut (Gambar 1 dan Gambar 2)
dengan tugasnya masing-masing :
▪ Company man, wakil dari perusahaan yang ada berada di tempat operasi
pemboran. Company man ini yang memutuskan segala kebijaksanaan
perusahaan selama operasi pemboran berlangsung.
▪ Tool pusher, wakil dari kontraktor yang mahir dalam melaksanakan operasi
pemboran serta menguasai perlengkapan anjungan dan permesinan.
▪ Driller, bertugas untuk mengawasi operasi pemboran dari meja pengontrol yang
ditempatkan dekat drawwork. Pengontrol ini menolong driller untuk
mengoperasikan perlengkapan yang digunakan serta memonitor operasi
pemboran yang sedang berlangsung.
▪ Derickman, tugasnya adalah membantu driller selama operasi pemboran
berlangsung.
▪ Rotary helper, sedikitnya harus terdiri dari dua atau tiga orang. Mereka yang
bertanggung jawab untuk menangani dan menjaga perlengkapan dan alat-alat
yang digunakan dalam operasi pemboran.
▪ Motor man, yaitu orang yang bertanggung jawab pada prime mover agar
kebutuhan daya untuk setiap sistem terpenuhi.
▪ Rig mechanic, bertugas memeriksa, memelihara, dan memperbaiki peralatan
mekanik pada rig.
▪ Rig electrician, bertanggung jawab pada pemeriksaan dan pemeliharaan pada
generator listrik serta sistem pendistribusian.
▪ Mud engineer, bertugas memeriksa sifat-sifat fluida pemboran serta
menentukan jenis fluida pemboran yang sesuai untuk digunakan.
▪ Mud logger, bertugas untuk menilai suatu formasi yang telah dicapai dengan
melakukan pemeriksaan terhadap serpih pemboran.
▪ Casing and cementing crew, bertugas merencanakan mengoperasikan, dan
memelihara peralatan-peralatan khusus yang digunakan selama operasi
pemasangan casing dan cementing.
Gambar 1 Personal pemboran dan personal service company

Gambar 2 Personal pemboran dan personal service company


4. Persiapan rig dan pendiriannya

Kedatangan rig di lokasi pemboran biasanya berupa bagian-bagian (modul-


modul), kontraktor pemboran dan personal-personalnya dengan menggunakan
mesin-mesin derek yang berat dengan segera memulai pemasangan dan pendirian
menara bor atau rig.
Tahap ini disebut "rigging up" dan umumnya terdiri dari beberapa tahap. Tahap
pertama mulai memasang substructure langsung setelah pembuatan cellar selesai.
Pada saat pemasangan substructure telah siap dan landasan dari rig telah
dipasang, prime moverdan draw work telah dipasang pada posisinya kemudian
dicoba untuk segera dapat dijalankan dan digunakan. Pada dasarnya pemasangan
menara (rig) dilakukan dengan mesin derek langsung dari flat bed truck dan
dipasang pada lantai rig.
Tahap selanjutnya melaksanakan pemasangan over head tools pada posisinya,
setelah pemasangan drilling line selesai salah satu ujung dari drilling
line disambungkan padadraw work. Dengan selesainya tahap ini dapat digunakan
membantu pendirian derrickpada posisi berdiri/tegak. Tahap ini biasanya
memerlukan waktu satu atau beberapa hari tergantung dari ukuran dan type rig,
cuaca, kecakapan personal-personalnya dan variabel-variabel lainnya. Gambar 1
sampai gambar 4 adalah gambar tentang cara mendirikan derrick.

Gambar 1 Perangkaian Substructure


Gambar 2 Dasar dari Mast diangkat ke Rig Floor

Gambar 3 Penegakkan Mast


Gambar 4 Pendirian Derrick selesai
5. Peralatan penunjang dan pemasangannya

• Dengan selesainya pendirian derick, tahap berikutnya mulai memasang


peralatan-peralatan penunjang. Peralatan ini biasanya dikirim dengan truk,
tetapi untuk beberapa komponen yang besar seperti mud pump biasanya
dikirim dengan truk yang dilengkapi dengan mesin derek atau dengan
menggunakan flat bed truk. Dengan menggunakan truk yang dilengkapi
dengan mesin derek ini akan memudahkan dalam menurunkan dan
pemasangan kembali pada lokasi yang baru (Gambar 1).

Gambar 1 Komponen penunjang mulai berdatangan

• Mud pits, storage tank dan bulk storage mulai datang selanjutnya
ditempatkan pada tempatnya dan mulai dirancang, juga power sistem dan
BOP sudah mulai disiapkan (Gambar 2).
Gambar 2 Peralatan mulai dipindahkan ke posisinya

• Dengan telah siapnya peralatan penunjang personal-personal pemboran


dengan tugasnya yang berbeda- beda mulai menyambung bagian-bagian dari
beberapa peralatan yang nantinya akan merupakan suatu sistem dari rotary
drilling yang telah siap untuk dioperasikan.
Truk yang membawa bahan-bahan untuk lumpur pemboran mulai
datang dan bahan tersebut ditempatkan pada bulk storage dekat mud house,
selain itu peralatan-peralatan lainnya seperti drill pipe, drill
collar dan tools khusus mulai datang (Gambar 3).

Gambar 3 Peralatan dirangkai dan dihubungkan


• Pada dasarnya persiapan tahap "rigging up" hampir dapat dikatakan
mendekati penyelesaian, lokasi pemboran tadi telah berubah menjadi suatu
kompleks rotary drillingyang modern (Gambar 4).

Gambar 4 Penyelesaian akhir


6. Persiapan akhir

Pengecekan tiap-tiap sistem perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum operasi


pemboran yang sesungguhnya dapat dilaksanakan, hal ini dilakukan untuk menjaga
hal-hal yang tidak diinginkan selama berlangsungnya operasi pemboran seperti
pada power systemmisalnya apakah daya dari sistem tersebut dapat memenuhi
kebutuhan daya yang diperlukan untuk menjalankan keseluruhan sistem dari rotary
drilling, sebab dalam hal ini antara satu sistem dengan sistem lainnya saling
berhubungan erat.
Jadi bila salah satu sistem tidak berfungsi maka keseluruhan sistem rotary
drilling juga tidak dapat untuk dioperasikan. Berikut adalah tahap persiapan akhir :
• Persiapan lumpur pemboran
Pertama-tama personal dari pemboran mempersiapkan fluida pemboran
untuk Sistem Sirkulasi. Umumnya pada saat pemboran untuk surface hole baru
dimulai dan selama pemboran pertama berlangsung, tekanan formasi pada
kedalaman ini tidak akan menimbulkan efek terhadap lubang sumur dan
memungkinkan terjadinya blowout kecil sekali.
Pada saat laju penembusan mulai bertambah dan tekanan formasi di bawah
permukaan mulai naik, personal pemboran mulai mempersiapkan lumpur pemboran
dengan rekomendasi dari engineer.
Para personel ini berada di bawah petunjuk dari derrickman,
dimana derrickman yang bertanggung jawab pada pemeliharaan lumpur pemboran
dan juga bila suatu saat diperlukan perubahan komposisi dari lumpur pemboran
yang tergantung dari kondisi di bawah permukaan. Setelah lumpur pemboran
disiapkan dan dimulai disirkulasikan, para personal pemboran ini secara aktif harus
tetap memeriksa peralatan-peralatan sirkulasi, juga harus dicek secara pasti bahwa
pompa lumpur dapat berfungsi dengan baik.
Selain itu perlu dicek pulastand pipe, rotary hose dan saluran-saluran lainnya
apakah telah tersambung dengan baik, apabila semua yang dicek telah berfungsi
dengan baik maka sistem sirkulasi ini dapat segera beroperasi.
▪ Pengecekan tiap-tiap sistem
Persiapan akhir untuk mulai pemboran kini sudah hampir mendekati
penyelesaian, persiapan akhir ini termasuk pengecekan untuk kedua kalinya dari
tiap-tiap sistem yang ada pada sistem rotary drilling. Adapun pengecekan sistem-
sistem tersebut, meliputi :
➢ Circulating system, peralatan-peralatan pada sistem sirkulasi harus dicek
ulang untuk terakhir kalinya untuk memastikan bahwa semua komponen
dapat berfungsi dengan baik.
➢ Hoisting system, semua komponen dari hoisting system harus dicek kembali
untuk memastikan bahwa semua komponennya dapat berfungsi semestinya,
misalnya : draw work dan semua over head tools dapat dioperasikan, juga
harus dicek pula apakah dead line telah terpasang dengan kuat.
➢ Rotating system, pada rotary system ini harus dicek untuk memastikan rotary
table dapat dioperasikan, perlengkapan-perlengkapan dari rotary system telah
berada di tempat dan dalam keadaan baik (siap pakai). Bit untuk pemboran
telah disiapkan di lantai rig dan drill collar pertama sudah mulai dibawa ke cat
walk.
➢ Power system , power system perlu dicek juga untuk memastikan prime
mover, motor-motor cadangan atau pembantu dan mesin-mesin dapat
dioperasikan dengan baik. Selain itu dicek pula kabel-kabel dan sistem
pendistribusiannya apakah telah tersambung dengan baik.
➢ BOP system, akhirnya sebelum operasi pemboran dapat dimulai kita perlu
sekali mengecek sistem BOP ini, dimana bila perlu pengecekan sistem ini bisa
dilakukan dua kali untuk memastikan bahwa BOP stack, accumulator dan
peralatan-peralatan pelengkapnya dapat dioperasikan segera apabila
diperlukan.
Tahap persiapan menjelang operasi pemboran sekarang telah komplit, komplek
pemboran dengan rotary system, drilling telah siap untuk dioperasikan dan siap
untuk mengebor sumur minyak atau gas, pemboran pertama ini biasanya disebut
dengan istilah membuat lubang. Akhirnya pemboran lubang utama telah dimulai dan
proses pemboran dapat dikatakan mulai berlangsung.

Gambar Persiapan Akhir untuk Operasi Pemboran


BAB III ( PENUTUP )
Kesimpulan

Operasi pengeboran merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya besar


atau padat modal, menggunakan teknologi tinggi dan beresiko tinggi. Para personel
yang bekerja pada operasi pengeboran harus mempunyai pengetahuan yang baik
juga tentang keselamatan kerja. Sehingga operasi pengeboran dapat berjalan lancar,
dan kecelakaan kerja dapat dihindari.

. Pada perkembangannya beberapa metode pengeboran telah digunakan,


beberapa metode pengeboran selama ini yang dilakukan antara lain :
a. Cable tool drilling (Bor tumbuk)
b. Rotary Drilling ( Bor Putar )

Bila seandainya tempat untuk lokasi pemboran yang diperkirakan ada


cadangan minyak atau gas yang cukup potensial dan tempat tersebut masih
merupakan suatu tempat yang dianggap liar maka dengan sendirinya kita perlu
membuat tempat tersebut menjadi tempat yang memungkinkan terlaksananya
operasi pemboran.
Pada operasi pemboran ini, peralatan yang dipakai terbagi menjadi beberapa
sistem. Pembagian sistem-sistem yang umum dilakukan dalam industri perminyakan
adalah sebagai berikut :
▪ Sistem pengangkatan (Hoisting System)
▪ Sistem pemutar (Rotating System)
▪ Sistem sirkulasi (Circulating System)
▪ Sistem daya (Power System)
▪ Sistem pencegah sembur liar (BOP System)
Sistem-sistem di atas mempunyai hubungan yang erat antara satu sistem
dengan sistem lainnya. Jadi dapat dimengerti bahwa antar sistem-sistem tersebut
bekerja pada saat bersamaan.Operasi pemboran (drilling operation) adalah suatu
kegiatan yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan kegiatan-kegiatan lain
dalam industri perminyakan.
Saran

Pada masa sekarang ini, operasi pemboran dilaksanakan orang baik di darat
(onshore) maupun di lepas pantai (offshore). Peralatan yang digunakan untuk operasi
kedua tempat tersebut pada dasarnya adalah sama yang berbeda hanyalah tempat
untuk menempatkan menara (rig) beserta perlengkapannya.

Untuk pemboran di darat, kebutuhan tempat biasanya tidak merupakan


masalah, berbeda dengan pemboran di lepas pantai yang harus memperhitungkan
luas dari anjungan yang dipakai serta mempergunakan tempat seefisien mungkin
karena luasnya yang sangat terbatas.
Pemboran yang dilakukan dewasa ini umumnya pemboran dengan prinsip rotary
drilling.
Pada rotary drilling, pembuatan lubang dilaksanakan dengan memutar bit
disertai pemberian beban pada bit oleh beratnya drill collar. Bit ini diputar dari rotary
table melalui drill string yang merupakan rangkaian dari drill pipe dan drill collar.
Pada pelaksanaannya, sebelum operasi pemboran dapat dilaksanakan perlu
dilakukan dahulu beberapa kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan persiapan-
persiapan.
Tahap persiapan ini meliputi :
▪ Persiapan tempat
▪ Pengiriman peralatan pada lokasi
▪ Penunjukan pekerja
▪ Persiapan rig dan pendiriannya
▪ Peralatan penunjang dan pemasangannya
▪ Persiapan akhir
DAFTAR PUSTAKA
Refferensi :
➢ Prof. Rudi Rubiandini
➢ Dr. Husain Rabia

Anda mungkin juga menyukai