Anda di halaman 1dari 24

Praktikum Peledakan Tambang

Laboratorium Tambang

BAB IX
POLA PENGEBORAN UNDERGROUND BLASTING
Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Fadhila Rahman


NPM : 100.701.18.032
Shift : IV (Empat)
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis / 03 Desember 2020
Hari/Tanggal Laporan : Kamis / 10 Desember 2020
Assisten : 1. M Farhan Hidayat
2. Mohamad Rifki Alghifari

Acc Laporan Nilai Akhir

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442H/2020M

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani maupun rohani sehingga laporan awal praktikum
Peledakan dapat dibuat dengan baik dan tepat pada waktu nya.
Dan juga saya ucapkan terimakasih kepada seluruh asisten laboratorium
Peledakan yang selalu memberikan saya bimbingan dengan penuh perhatian,
sehingga laporan awal ini dapat terselesaikan.
Dan yang terkahir, Mohon maap apabila laporan awal ini masih banyak
akan kekurangan, terimakasih atas perhatian dan sudah membaca laporan ini.
Saya berharap adanya masukan untuk lebih baik lagi dalam membuat laporan.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandung,10 Desember 2020

Muhammad Fadhila Rahman

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan 1
1.2.1 Maksud 1
1.2.2 Tujuan 1

BAB II LANDASAN TEORI 2


2.1 Pendahuluan 2
2.2 Kegiatan Perencanaan Peledakan 2
2.3 Pemboran 4

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN 7


3.1 Tugas 7
3.2 Pembahasan 7
BAB IV ANALISA 12
BAB V KESIMPULAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menunjang hasil produksi bahan galian untuk mencapai target
proudksi yang sudah di tentukan di awal, terdapat metode pemecahan suatu
material yang menutupi bahan galian (overburden) dilakukan dengan cara yang
ekonomis, cepat dan tidak mengurangi nilai harga dari bahan galian tersebut.
Pada metode ini biasanya digunakan dengan menggunakan alat-alat gali seperti
excavator,dragline,clamshell, dll. Jika pada saat proses kegiatan pemecahan
material batuan yang menghalangi bahan galian sudah tidak bisa dipecahkan
dengan.menggunakan alat gali, maka metode yang diterapkan adalah dengan
metode peledakan untuk memecahan material tersebut.
Namun dalam menentukan metode yang dipakai terdapat beberapa
pertimbangan khusunya dalam segi ekonomis. Maka dari itu dalam segala
kegiatan pertambangan bertujuan untuk menguntungkan perusahaan tambang,
apabila metode peledekan tidak berbanding dengan hasil produksi
penambangan maka tidak dianjurkan untuk memakan metode tersebut.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari pembuatan laporan ini yaitu untuk memenuhi salah satu
syarat dalam mengikuti kegiatan praktikum peledakan.
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui proses kegiatan pemecahan
2. Mengetahui dan memahami diameter lubang ledak
3. Mengetahui dan memahami kemiringan lubang ledak

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pendahuluan
Kegiatan penambangan adalah suatu proses kegiatan dalam
pengambilan bahan galian yang terdapat di luar atau pun di dalam permukaan
bumi berupa batuan atau material yang bernilai ekonomis sehingga dapat
menguntungkan.
Berikut ini merupakan tahap-tahap dalam kegiatan penambangan, yaitu :
1. Kegiatan pembongkaran / pemecahan
2. Kegiatan muat angkut
3. Kegiatan pengangkutan dan proses pengolahan batuan
Pada kegiatan pemecahan terdapat 2 metode yang dapat dilakukan yaitu
metode pemecahan mekanis (alat gali) dan metode secara kimiawi (peledakan).
Dalam menentukan metode pemecahan dapat berdasarkan sifat-sifat batuan,
karena litologi batuan yang berbeda sehingga kekuatan batuan tersebut berbeda.
Maka dari itu diperlukannya metode pemecahan yang tepat agar dapat ditangani
dengan baik. Dalam metode ini juga perlu diperhatikan mengenai sifat dan
karakteristik batuan, bidang kontinuitas pada batuan dan memaksimalkan harga
ekonomis dari bahan galian tersebut.

2.2 Kegiatan Perencanaan Peledakan


Kegiatan perencanaan peledakan merupakan tahap awal dari suatu
kegiatan peledakan yang biasanya melipu dari kegiatan jadwal harian peledakan,
blast and drill patern / blasting design, jumlah lubang dan kedalaman lubang
ledak, arah lemparan batuan (freeface) serta segala aspek teknis yang akan
menunjang keberhasilan kegiatan peledakan. Pada perencanaan peledakan ada
beberapa yang harus diperhatikan :
1. Kepekaan lokasi
Kondisi lokasi di sekitar lokasi peledakan dalam hal prakiraan getaran dan
tingkat getaran yang diperbolehkan pada struktur terdekat.
2. Fragmentasi yang diperlukan

2
3. Perpindahan tumpukan material hasil ledakan
Arah perpindahan tergantung daya tahan paling kecil yang dapat
ditelusuri energi bahan peledak, dimana rancangan peledakan yang tepat
(stemming yang baik, distribusi energi yang tepat, toe yang kecil, dll).
Urutan delay dapat mengendalikan arah dan tingkat perpindahan tau
material hasil ledakan.
4. Pengendalian dinding
Interval delay yang terlalu singkat antara lubang dalam satu baris dan
antar baris dapat menyebabkan overbreak yang berlebihan
5. Geologi
Batuan berlapis-lapis dengan kohesi yang terbatas dapat bergeser
sehingga menyebabkan patahnya bahan peledak. Sedangkan batuan
besar yang banyak retakannya dapat mengalirkan gas bahan peledak ke
semua arah sehingga meningkatkan potensi terjadinya cut off. Batuan
lunak memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan perpindahan
sehingga diperlukan waktu yang lebih lama antara baris-baris untuk
mengendalikan pecah yang berlebihan.
6. Kondisi air
Batuan jenuh (lubang peledakan yang terisi air) dapat meneruskan
tekanan air dari titik peledakan ke daerah-daerah di sekitarnya (water
hammer). Tekanan ini dapat menyebabkan decoupling isi bahan peledak
atau meningkatkan densitasnya sampat ke titik yang tidak memungkinkan
peledakan (deadpressed)
7. Bahan peledak
Produk bahan peledak dengan densitas yang lebih besar (> 1,25 g/cc)
yang menggunakan udara tersikulasi untuk mengukur kepekaan, mudah
terkena dead pressing dari peledakan lubang peledakan yang
berdekatan.
8. Sederhana
Rancangan harus sesedarhana mungkin agar tidak memerlukan waktu
yang banyak dalam menghubungkan dan mengevaluasi rangkaian
(dengan memeriksa penyambungan pada konfingurasi delay)

3
9. Biaya
Dengan meningkatnya tingkat kesulitan dalam kegiatan peledakan maka
biaya pun akan meningkat, biaya ini harus dipertimbangkan agar
diperoleh efisiensi biaya.

2.3 Pemboran
Dalam melakukan pekerjaan pemboran dilakukan untuk memenuhi
beberapa tujuan antara lain yaitu, pemboran untuk lubang ledak, pemboran air
dan pemboran inti (coring). Pemboran untuk lubang ledak dan pemboran inti
dapat dilakukan di tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Terdapat
beberapa jenis-jenis alat bor yang sering digunakan, yaitu tumbuk (percussing),
putar (rotary) dan kombinasi tumbuk dan putar (rotary-percussing).
Ketika melakukan suatu kegiatan peledakan batuan, hal yang pertama
kali dilakukan yaitu kegiatan pemboran karena pemboran ini menunjang dalam
kegiatan-kegiatan berikutnya dan juga bertujuan untuk membuat sebuah lubang
ledak dengan pola dan geometri yang sudah ditentukan berdasarkan massa
batuan.
Tenaga kerja suatu mesin bor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor-
faktor sifat batuan yaitu, rock drillability, geometri pemboran, umur dan kondisi
mesin bor, dan ketrampilan operator .
1. Sifat batuan
Sifat batuan mempengaruhi penetrasi dan dapat juga sebagai acuan
dalam menentukkan metode pemboran.
a. Kekerasan
Kekerasan merupakan suatu ketahanan dari objek terhadap permukaan
halus berdasarkan abrasi. Kegunaan kekerasan seringkali dipakai untuk
mengetahui sifat–sifat yang ada dari material batuan tersebut dan juga dapat
dipakai untuk mengetahui berapa besarnya tegangan yang diperlukan dalam
menghancurkan batuan.
b. Kekuatan ( Strength )
Pada umumnya kekuatan batuan dapat mempengaruhi pada komposisi
mineral. Terdapat banyak mineral-mineral yang terkandung didalam batuan
mineral yang padat dan terkuat merupakan mineral kwarsa yang tekan mencapai

4
lebih 5,00 MPa, sehingga semakain tinggi kandungan kwarsa, akan memberikan
kekuatan yang menigkat.
c. Elastisitas
Sifat elatisiatas atau dapat disebut juga dengan modulus elatisitas atau
modulus Young ( E ), dan nisbah poisson (u). Modulus elatisitas merupakan
salah satu faktor yang dapat membandingkan antara tegangan normal dengan
tegangan relatif, sedangkan nisbah poisson dapat membandinkan tegangan
lateral dan tegangan aksial. Dalam modulus elastisitas sangat dipengaruhi pada
komposisi mineralnya, jenis perpindahan, porositas dan besarnya beban yang
diterapkan. Untuk nilai modulus elastisitas dapat diketahui berdasarkan
komposisi mineral dan tekturnya, sehingga arah yang sejajar akan selalu lebih
besar dibandingkan dengan arah yang tegak lurus
d. Plastisitas
Plastisitas batuan merupakan suatu proses batuan yang mengakibatkan
deformasi dan juga tegangan dapat dikembalikan kembali ke kondisi awal,
dimana batuan tersebut belum hancur. Sifat plasti sitas ini sangat dipengaruhi
dengan komposisi mineral penyusun batuan yang telah diperbaharui dengan
adanya pertambahan kwarsa dan mineral lain.
e. Abrasitas
Abrasitas adalah salah satu sifat batuan yang dapat mempengaruihi
permukaan material lain dengan cara menggoresnya, sifat ini merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi umur mata bor dan batang bor. Kandungan
kwarsa dari batuan biasanya petunjuk yang dipercaya untuk mengukur kehausan
mata bor.
f. Tekstur
Tektur dalam suatu batuan bertujuan untuk mengetahui batuan tersebeut
dapat dihancurkan atau tidak. Parameter-parameter yang berhubungan yaitu
minieral-mineral penyusutan batuan, sehingga dapat di klafikasikan berdasarkan
sifat-sifat, ikatan antar butir, bobot isi, dan ukuran butir.
g. Struktur geologi
Struktur geologi dalam suatu batuan seperti patahan, rekahan, kekar,
bidang perlapisan sangat mempengaruhi terhadap ketetapan kelurusan lubang
ledak. Sehingga jika batuan tersebut memiliki rekahan–rekahan dan rongga–
rongga dalam batuan biasanya dapat mempengaruhi kinerja para pekerja

5
Geometri pemboran meliputi diameter lubang ledak, kedalaman lubang
ledak, kemiringan lubang ledak dan pola pemboran.
a. Diameter lubang ledak
Dalam pemilihan diameter lubang ledak secara benar dan akurat
terhadap suatu rancanagan peledakan terdapat dua cara yang dapat dilakukan.
Cara yang pertama yaitu memperhatikan pengaruh dari efek lubang ledak
terhadap fragmentasi baik atau buruknya fragmen batuan, suara ledakan yang
mempengaruhi bertebaran batuan pada lingkungan sekitar, dan yang terakhir
getaran tanah, sedangkan yang kedua adalah hal terpenting dalam melakukan
apapun kegiatan penambangan akan selalu mempertimbangkan faktor
ekonominya, karena untung rugi perusahaan harus dipertimbangkan.
b. Kemiringan lubang Ledak
Secara umum kemiringan lubang ledak dapat dibagi menjadi dua yaitu,
lubang ledak tegak dan lubang ledak miring. Untuk perancangan peledakan yang
menggunakan lubang ledak tegak, gelombang tekan yang didapatkan akan
sangat besar sehingga mengakibatkan adanya tonjolan pada bagian bawah
lantai jenjang. Sedangkan untuk lubang ledak miring akan membentuk bidang
bebas lebih luas, sehingga dapat mempermudah penghancuran fragmentasi
batuan dan kehilangan gelombang tekan pada lantai jenjang menjadi lebih kecil.
c. Pola Pemboran
Pola pemboran merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan
kegiatan operasi peledakan. Pola pemboran ini bertujuan untuk mengetahui
jumlah batuan yang akan diperoleh dalam operasi peledakan.

Gambar 2.1
Geometri Peledakan

6
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
Gambarkan penampang terowongan 4 tampak (depan, samping, atas dan
3D) dikertas milimeter block A3 dan di correl draw beserta bagiannya
menggunakan 4 pola peledakan undergroung, dengan :
1. Abutment berbentuk persegi dengan tinggi 9 meter, dan tinggi roof 1,2
meter.
2. Abutment berbentuk persegi dengan lebar 5 meter dan tinggi 8,5 meter,
dan tinggi roof 1,5 meter.
3.2 Pembahasan
1. Abutment berbentuk persegi dengan tinggi 9 meter, dan tinggi roof 1,2
meter.

Sumber : Data Hasil Praktikum Peledakan 2020


Gambar 3.1
Pola Peledakan Burn Cut

7
Sumber : Data Hasil Praktikum Peledakan 2020
Gambar 3.2
Pola Peledakan Fan Cut

Sumber : Data Hasil Praktikum Peledakan 2020


Gambar 3.3
Pola Peledakan Pyramid Cut

8
Sumber : Data Hasil Praktikum Peledakan 2020
Gambar 3.4
Pola Peledakan Wedge Cut
2. Abutment berbentuk persegi dengan lebar 5 meter dan tinggi 8,5 meter,
dan tinggi roof 1,5 meter.

Sumber : Data Hasil Praktikum Peledakan 2020


Gambar 3.5
Pola Peledakan Burn Cut

9
Sumber : Data Hasil Praktikum Peledakan 2020
Gambar 3.6
Pola Peledakan Fan Cut

Sumber : Data Hasil Praktikum Peledakan 2020


Gambar 3.7
Pola Peledakan Pyramid Cut

10
Sumber : Data Hasil Praktikum Peledakan 2020
Gambar 3.8
Pola Peledakan Wedge Cut

11
BAB IV
ANALISA

Pada setiap pola pengeboran khususnya dalam tambang bawah tanah


terdapat salah satu faktor dalam menentukkan bidang bebas (free face) yaitu cut
hole, cut hole berfungsi untuk menjadi free face dalam tambang bawah tanah ini.
Selain itu juga terdapat wall treaming, stopping hole, downward stopping, vertical
stopping, floor stopping, roof treaming, upward stopping dan cut hole yang
dimana bagian-bagian tersebut berfungsi untuk melancarkan rankaian peledakan
dalam tambang bawah tanah.
Untuk cut hole sendiri pada setiap pola pengeboran yang sudah dipelajari
semuanya berbeda, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika
pada cut hole memiliki bidang bebas yang besar maka ukuran fragmen batuan
yang nantinya didapatkan juga besar contohnya pada pola pengeboran Burn cut,
sedangkan jika bidang bebas yang ada pada cut hole lebih kecil maka
fragmentasi batuan yang didapatkan juga lebih kecil contohnya pada pola
pengeboran fan cut. Maka dari itu akan lebih baik menggunakan pola
pengeboran yang bidang bebas atau dapat disebut free face yang lebih kecil
agar fragmentasi batuannya mendapatkan hasil yang baik.

12
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat yaitu:

1. Pada kegiatan pemecahan terdapat 2 metode yang dapat dilakukan yaitu


metode pemecahan mekanis (alat gali) dan metode secara kimiawi
(peledakan). Dalam menentukan metode pemecahan dapat berdasarkan
sifat-sifat batuan, karena litologi batuan yang berbeda sehingga kekuatan
batuan tersebut berbeda. Maka dari itu diperlukannya metode pemecahan
yang tepat agar dapat ditangani dengan baik. Dalam metode ini juga perlu
diperhatikan mengenai sifat dan karakteristik batuan, bidang kontinuitas
pada batuan dan memaksimalkan harga ekonomis dari bahan galian
tersebut..
2. Dalam pemilihan diameter lubang ledak secara benar dan akurat terhadap
suatu rancanagan peledakan terdapat dua cara yang dapat dilakukan. Cara
yang pertama yaitu memperhatikan pengaruh dari efek lubang ledak
terhadap fragmentasi baik atau buruknya fragmen batuan, suara ledakan
yang mempengaruhi bertebaran batuan pada lingkungan sekitar, dan yang
terakhir getaran tanah, sedangkan yang kedua adalah hal terpenting dalam
melakukan apapun kegiatan penambangan akan selalu mempertimbangkan
faktor ekonominya, karena untung rugi perusahaan harus dipertimbangkan.
3. Secara umum kemiringan lubang ledak dapat dibagi menjadi dua yaitu,
lubang ledak tegak dan lubang ledak miring. Untuk perancangan peledakan
yang menggunakan lubang ledak tegak, gelombang tekan yang didapatkan
akan sangat besar sehingga mengakibatkan adanya tonjolan pada bagian
bawah lantai jenjang. Sedangkan untuk lubang ledak miring akan
membentuk bidang bebas lebih luas, sehingga dapat mempermudah
penghancuran fragmentasi batuan dan kehilangan gelombang tekan pada
lantai jenjang menjadi lebih kecil..

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad Deni, Suwandi. 2013. “Ukuran Fragmentasi pada Hasil Peledakan”.


redgenmining.blogspot.co.id. Diakses pada 02 Desember 2020.
Pukul 20.14 WIB.
2. Shoope, Kaisan. 2014. “Analisis Fragmentasi Batuan Hasil Peledakan”.
dokumen.tips. Diakses pada 02 Desember 2020. Pukul 22.32
WIB.
3. Staff Asisten Laboratorium Tambang. 2020. “ Diktat Penuntun Praktikum
Teknik Peledakan”. Bandung: Universitas Islam Baandung.

14
LAMPIRAN

15
16
17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai