Anda di halaman 1dari 33

Praktikum Peledakan Tambang

Laboratorium Tambang

BAB I
PENGANTAR KEGIATAN PELEDAKAN
Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Fadhila Rahman


NPM : 100.701.18.032
Shift : IV (Empat)
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis / 01 Oktober 2020
Hari/Tanggal Laporan : Kamis / 08 Oktober 2020
Assisten : 1. M Farhan Hidayat
2. Mohamad Rifki Alghifari

Acc Laporan Nilai Akhir

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK

i
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H / 2020 M

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani maupun rohani sehingga laporan awal praktikum
Peledakan dapat dibuat dengan baik dan tepat pada waktu nya.
Dan juga saya ucapkan terimakasih kepada seluruh asisten laboratorium
Peledakan yang selalu memberikan saya bimbingan dengan penuh perhatian,
sehingga laporan awal ini dapat terselesaikan.
Dan yang terkahir, Mohon maap apabila laporan awal ini masih banyak
akan kekurangan, terimakasih atas perhatian dan sudah membaca laporan ini.
Saya berharap adanya masukan untuk lebih baik lagi dalam membuat laporan.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Purwakarta,07 Oktober 2020

Muhammad Fadhila Rahman

i
DAFTAR ISI

ii
1
Bahan peledak yang digunakan antara lain menggunakan bulk ANFO produk dari
PT. Pindad (Persero) yang lebih dikenal dengan PANFO digunakan pada lubang
tembak kering dengan komposisi 100% ANFO terdiri dari 94% Amonium Nitrate
dan 6% Fuel Oil, powergel menggunakan produk dari PT. Dahana (Persero)
yang lebih dikenal dengan Dayagel Magnum, dan detonator menggunakan
produk dari PT. Dahana (Persero) yang lebih dikenal dengan sebutan Dayadet
Elecric Detonator, dengan harga masing-masing

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menunjang hasil produksi bahan galian untuk mencapai target
proudksi yang sudah di tentukan di awal, terdapat metode pemecahan suatu
material yang menutupi bahan galian (overburden) dilakukan dengan cara yang
ekonomis, cepat dan tidak mengurangi nilai harga dari bahan galian tersebut.
Pada metode ini biasanya digunakan dengan menggunakan alat-alat gali seperti
excavator,dragline,clamshell, dll. Jika pada saat proses kegiatan pemecahan
material batuan yang menghalangi bahan galian sudah tidak bisa dipecahkan
dengan.menggunakan alat gali, maka metode yang diterapkan adalah dengan
metode peledakan untuk memecahan material tersebut.
Namun dalam menentukan metode yang dipakai terdapat beberapa
pertimbangan khusunya dalam segi ekonomis. Maka dari itu dalam segala
kegiatan pertambangan bertujuan untuk menguntungkan perusahaan tambang,
apabila metode peledekan tidak berbanding dengan hasil produksi
penambangan maka tidak dianjurkan untuk memakan metode tersebut.
Peledakan adalah suatu kegiatan pemecahan material batuan dengan
menggunakan bahan peledak sehingga terjadinya ledakan. Agar mencapai titik
maksimal dalam menggunakan bahan peledak dianjurkan untuk menggunakan
alat-alat serta kebutuhan material yang sudah ditentukan dalam metode
peledakan.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari pembuatan laporan ini yaitu untuk memenuhi salah
satusyarat dalam mengikuti kegiatan praktikum peledakan serta memiliki ilmu
dalam menggunakan bahan peledak.
1.2.2 Tujuan
1. Memahami ilmu dasar peledakan
2. Mengetahui bahan peledak
3. Mengetahui sifat-sifat bahan peledak

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pendahuluan
Kegiatan penambangan adalah suatu proses kegiatan dalam
pengambilan bahan galian yang terdapat di luar atau pun di dalam permukaan
bumi berupa batuan atau material yang bernilai ekonomis sehingga dapat
menguntungkan.
Berikut ini merupakan tahap-tahap dalam kegiatan penambangan, yaitu :
1. Kegiatan pembongkaran / pemecahan
2. Kegiatan muat angkut
3. Kegiatan pengangkutan dan proses pengolahan batuan
Pada kegiatan pemecahan terdapat 2 metode yang dapat dilakukan yaitu
metode pemecahan mekanis (alat gali) dan metode secara kimiawi (peledakan).
Dalam menentukan metode pemecahan dapat berdasarkan sifat-sifat batuan,
karena litologi batuan yang berbeda sehingga kekuatan batuan tersebut berbeda.
Maka dari itu diperlukannya metode pemecahan yang tepat agar dapat ditangani
dengan baik. Dalam metode ini juga perlu diperhatikan mengenai sifat dan
karakteristik batuan, bidang kontinuitas pada batuan dan memaksimalkan harga
ekonomis dari bahan galian tersebut.
2.2. Bahan Peledak
Bahan peledak merupakan kumpulan unsur kimia yang dapat mengurai
dengan cepat, dapat meledak, atau kumpulan dari unsur padat, cair, gas
bereaksi kimia tanpa ada gabungan dengan unsur lainnya. Pada saat reaksi
penguraian terjadi menciptakan gas dengan tekanan dan temperatur yang tinggi
sehingga dapat melakukan proses mekanisme pada sekelilingnya. Bahan
peledak yang digunakan sebaiknya mempunya stabilitas kimia yang baik pada
berbagai kondisi seperti, gesekan, impak ataupun panas
5

.
Sumber: uwanksasino.2017
Gambar 1
Teknik Peledekan (Blasting)

2.3 Kriteria Kemampugalian


Kemampugalian merupakan ukuran tingkat kemudahan suatu bahan
galian dalam digali untuk mendapat informasi mengenai studi lapangan, geologi
dan geoteknik. Pada setiap kegiatan penggalian batuan, terdapat sifat yang
harus dipastikan yaitu spasi kekar dan orientasi nya. Secara umum
kemampugalian berdasarkan oleh :
1. Kuat tekan batuan
2. Struktur batuan
3. Pelapukan
Kemampuan dalam mengukur proses kemampugalian atau pecahan
suatu massa batuan sangatlah dibutuhkan, apalagi bila akan menggunakan alat
gali mekanisme.Fowell & Johnson (1982) menunjukkan hubungan yang erat
antara kinerja (produksi) Road header kelas berat (> 50 ton) dengan RMR.

Sumber: uwanksasino.2017
Gambar 2
Hubungan antara RMR dan Laju penggalian roadheader
(Fowell and Johnson, 1982 & 1991)
6

2.3.1 Metode Grafis


Dalam menentukan metode penggalian yang cocok terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan menurut para ahli. Metode ini mengguanakan
parameter spasi ketidakmenerusan dan nilai (point load index) untuk estimasi
metode penggalian tanpa mengacu pada batuan tertentu.
1. Franklin (1971)
Franklin et al. (1971) menjelaskan bahwa grafik dalam menentukan
metode penggalian yang memungkinkan dapat digambarkan berdasarkan
hubungan antara spasi kekar dan kekuatan batuan. Pada grafik terbagi
menjadi beberapa metode yaitu penggalian langsung, penggalian dan
peledakan. Dalam metode ini, spasi kekar dan point load index menjadi
hal yang sangat penting dalam melakukan kegiatan penggalian. Spasi
kekar ditentukan dengan menghitung nilai rata-rata spasi kekar pada
massa batuan, sedangkan point load index dapat diketahui dengan
menggunakan alat point load.

Sumber: vdokumen
Gambar 3
Grafik Kemampugalian Franklin (1971)

2. Pettifer dan Fookes (1994)


Pettifer dan Fookes (1994) mendapatkan grafik dari studi nya yang
berlangsung di hongkong, afrika , UK. Dan juga dengan beberapa
bantuan staff serta dilakukan pengamatan langsung di lapangan. Meraka
7

menenemukan bahwa spasi kekar dan kekuatan batuan merupakan hal


yang sangat berpengaruh dalam kemapugalian batuan.

Sumber: ejournal.unmul
Gambar 4
Grafik Kemampugalian Pettifer dan Fookes (1994)

2.3.2 Metode Grading


Kemampugalian atau kemampugaruan batuan berdasarkan dari sifat-sifat
geomekanikanya seperti, kekar, pelapukan, ukuran butir, dan kekuatan massa
batuan. Berdasarkan faktor-faktor inilah sifat massa batuan dapat diketahui
kualitas (bobot) estimasi untuk kemampugalian batuan. Terdapat banyak metode
grading yang dapat dilakukan berdasarkan para ahli seperti, Weaver (1975),
Kristen (1982), Karpuz (1990), McGregor et al (1994), dan Karmadibrata (1996).
1. Weaver (1975)
Menurut Weaver (1975) yang sudah sering dipakai oleh para kontraktor
penggalian dan kriterianya didasarkan pada pembobotan total dari
parameter pembentuknya bersamaan dengan kekuatan bulldozer yang
diperlukan.
Grafik kemampugalian berdasarkan gelombang, seismik, pelapukan,
orientasi, dan kemenurusan bidang diskontinuitas.
8

Sumber: ejournal.unmul
Tabel 1
Kriteria Pemberaian

2. Kristen (1982)
Dalam upaya memudahkan klasifikasi kemampugalian massa batuan,
Kristen (1982) mengklasifikasikan massa batuan menurut sifat fisik(Ms),
relativitas orientasi struktur massa batuan terhadap arah penggaliandan
beberapa parameternya Q-Sistem yang disebut dengan Indeks
Ekskavasi. Parameternya berdasarkan pada Q-sistem yaitu, RQD,
kekuatan batuan, set kekar, kekerasan kekar, alterasi kekar, dan orientasi
kekar.

Sumber: ejournal.unmul
Gambar 5
Rock Mass Rating Kristen (1982)
9

2.4 Sifat Fisik Bahan Peledak


Suatu proses perubahan yang nyata dari sifat bahan peledak ketika
menghadapi perubahan kondisi lingkungan sekitarnya. Sifat-sifat bahan peledak
antara lain yaitu :
1. Density
Density Merupakan suatu nilai kuantitas yang dapat membandingkan
berat per volume. Densitas bahan peledak adalah berat bahan peledak
per unit volume dinyatakan dalam satuan gr/cc.
2. Sensivity
Sifat yang menunjukan tingkat kemudahan inisiasi bahan peledak atau
ukuran minimal booster yang diperlukan. Sifat sensifitas dalam bahan
peledak bervariasi berdasarkan pada komposisi unsur kimia bahan
peledak, diameter, temperatur, dan tekanan ambient.
3. Water Resistance
Ukuran kemampuan suatu bahan peledak untuk melawan air disekitarnya
tanpa kehilangan sensifitas atau efisiensi.
4. Chemical satability
Kemampuan untuk tidak berubah secara kimia dan tetap
mempertahankan sensifitas selama dalam penyimpanan didalam gudang
dengan kondisi tertentu.
5. Fumes Characteristics
Detonasi bahan peledak akan menghasilkan fume, yaitu gas-gas yang
yang tidak beracun (non-toxic) maupun yang mengandung racun (toxic)

Sumber: ejournal.unmul
Gambar 6
Bahan Peledak
BAB III

TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
3.1.1 Analisis Kemampuagalian Metode grafis
PT. Agincourt Resources Martable Gold Mine merupakan perusahaan
pertambangan yang bergeran dibidang komoditas emas dan perak. Kegiatan
penambangan yang dilakukan oleh PT. Agincourt Resources Martable Gold Mine
menggunakan sistem tambang terbuka dengan metode open pit. Proses
penambangan yang dilakukan terdiri dari kegiatan land clearing, removal top soil,
RG GC drilling, drilling & blasting, loading & hauling. Dalam menentukan metode
pemberaian, diperlukan analisis kemampugalian berdasarkan sifat dan
karakteristik batuan, serta memperhatikan kehadiran bidang diskontinu pada
department, maka dapat diketahui nilai point load indeks dan joint spacing indeks
adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Nilai Point Load Index dan Joint Spacing Index
Point Load Index Joint Spacing
Litologi
(Mpa) Index (Mpa)
Hydrothermal Breccia (BHX) 7,42 1,52
Meta Sediment (Put) 2,62 1,92
Phreatomagmatic Breccia
8,22 1,22
(BPM)
Hornblende Andecite (VANh) 6,52 1,42
Dacite (VDA) 5,62 1,92
Volcanic Breccia (VBX) 6,72 1,42
Porphyry Andesite (VAN) 7,52 1,22
Basaltic Andesit (VBS) 8,32 2,32
Granite (IGR) 9,42 1,52
Multi Phase Breccia 5,82 2,42
Sumber: Data Praktikum Peledakan,, 2020

Berdasarkan data tersebut maka tentukan sistem penggalian yang


digunakan sebaiknya dalam sistem mekanis atau kmiawi dengan menggunakan
metode Frangklin dan metode Pattifer dan Fookes. Setelah pemberaian yang
efektif digunakan, maka selanjutnya praktikan diharapkan membuat kesimpulan
dan menganalisis mengapa sistem tersebut efektif
11

3.1.2 Analisis Kemampugalian Metode grading


PT BNB melakukan suatu project untuk mengetahui kemampugalian dari
batuan yang akan ditambang nantinya. Setelah dilakukan beberapa pengujuan
diketahui batuan tersebut memiliki kekerasan sangat keras dengan kecepatan
rambatan seismic pada 2060 Hz. Batuan tidak lapuk dengan adanya kekar tidak
menerus, jarak antar kekar 1,3 m dan kekar tersebut tidak terisi alterasi. Dari
hasil geotek diketahui bahwa kekar tersebut menguntungkan.

Tabel 3.2
Hasil Uji Geotek Batuan
Kelas
I II III IV V
Batuan
Sangat Sangat
Deskripsi Baik Sedang Buruk
Baik Buruk
Kecepatan 2150-1850
>2150 1850-1500 1500-1200 1200-450
Seismik (24)
(26) (20) (12) (5)
(m/s)
Sangat
Eks. Keras Keras Lunak Sangat Lunak
Kekerasan Keras
(10) (2) (1) (0)
(5)
Pelapukan Tdk. Lapuk Agak Lapuk Lapuk Sangat Lapuk Lapuk Total
Batuan (9) (7) (5) (3) (1)
Jarak 3000-1000
>3000 1000-300 300-50 <50
Kekar (25)
(30) (20) (10) (5)
(mm)
Tdk. Menerus Menerus
Agak Menerus tdk ada Menerus dgn
Kemeneru (5) beberapa
Menerus gauge gauge
san Kekar gauge
(5) (3) (0)
(0)
Tdk ada Agak Pemisahan
Gouge Gouge <5mm Gouge >5mm
Pemisahan Pemisahan <1mm
Kekar (3) (1)
(5) (5) (4)
Sgt. Tidak Sgt. Tidak
Menguntun Agak tdk
Orientasi Menguntungkan Menguntungka Menguntungka
gkan Menguntungkan
Kekar (15) n n
(13) (10)
(5) (3)
Bobot 90-70
100-90 70-50 50-25 <25
Total
Penaksiran Eks. Susah
Sangat susah
Kemampu Peledakan garu dan Susah garu Mudah garu
garu
galian ledak
Pemilihan
- D9G D9/D8 D8/D7 D7
Traktor
Horse 770-385
385-270 270-180 180
Power
Kilowatt 575-290 290-200 200-135 135
Sumber Data: Praktikum Teknik Peledakan,, 2020
12

3.1.3 Analisis kemampugalian dengan Kristen


PT MSS melakukan analisis kemampugalian dengan kristen. Panjang
sampel hasil pengeboran yang lebih dari 10 cm adalah 2,1 m dengan total
panjang sampel 3m. Kemudian, diperoleh data seperti berikut ini. Tentukan
metode pemberaian bahan galian yang tepat dengan cara Kristen.
Tabel 3.3
Klasifikasi Kemampugaruan Berdasarkan Excability Index (Kristen, 1982)
Excavability Index, N Rippability

N < 0,1 Hand Tools

0,1 < N 10 Easy Ripping, D6/D7

10 < N 1000 Hand to very hard ripping, D8/D9

N > 1000 Extremely hard ripping to blasting D10


Sumber : Data Praktikum Peledakan, 2020

3.2 Pembahasan
3.2.1 Analisis kemampugalian Metode Grafis
Pada PT. Agincourt Resource Martable Gold Mine terdapat dua jenis
batuan yang ditambang sebagai bahan baku dalam pembuatan emas dan perak,
yaitu batuan beku dan batuan sediment. Penentuan metode pemberaian
didasarkan atas data point load index dan joint spacing index dari 5 sampe
batuan beku dan batuan sediment yang di plot pada grafik metode Frangklin dan
Pettifer dan Hookes.

Sumber Data Praktikum Peledakan, 2020


Grafik 3.1
Metode Franklin
13

Dari hasil ploting yang didapatkan dengan menggunakan metode


Franklin, dapat diketahui bahwa semua data berada pada titik peledakan dan
pembongkaran.

Sumber: Data Praktikum, Peledakan, 2020


Grafik 3.2
Metode Pettifer and Fookes
Data hasil ploting yang diperoleh dengan menggunakan metode Pettifer
dan Hookes dapat diketahui semua data menunjukkan kedalam batas Peledakan
dan pengeboran.
3.2.2 Analisis Kemampugalian Metode Grading
Berikut bobot penilaian berdasarkan uji geotek terhadap batuan pada PT.
BNB, yaitu:
 Kecepatan seismik (m/s) : 24
 Kekerasan bobot :5
 Pelapukan batuan :9
 Jarak kekar (mm) : 25
 Kemenerusan kekar :5
 Gouge kekar botot :5
 Orientasi kekar bobot : 13
Bobot total : 86
Berdasarkan data uji geotek terhadap batuan di PT. BNB, bahwa batuan
pada area tersebut dapat dilakukan dengan penaksiran kemampugalian
eks.susah garu dan ledak menggunakan traktor D9G, Horse Power 770-385 dan
memiliki daya sebesar 575-290 Kilowatt.
14

3.2.3 Analisis Metode Kemampugalian Kristen


Dik : RQD = 2,1 / 3 = 70%
MS = 140
JR =4
JN =1
JA = 0,75
JS =1
Dit : N (Excavability Index) ?
RQD JR
Jawab : MS JS
JN JA
70 % 4
: 140 X 1 1 X 0,75
: 522,7
BAB IV

ANALISA

Nilai point load index dan joint spacing index memberikan gambaran
terhadap kekuatan dan kekerasan dari suatu batuan. Semakin besar nilai point
load index dan joint spacing index, maka semakin besar kemungkinan metode
pemberaian dilakukan dengan metode peledakan. Sebaliknya jika nilai point load
index dan joint spacing index kecil, maka semakin besar kemungkinan metode
pemberaian yang digunakan dengan cara gali bebas
Dalam analisis kemampugalian metode grafis dengan menggunakan
metode Franklin dan Fettifer and Hookes dapat diketahui bahwa semua data
menenjukkan batas garis dari peledakan dan pembongkaran sehingga metode
yang tepat dilakukan yaitu dengan menggunakan sistem peledakan dan
pembongkaran. Dari data tersebut dapat berdasarkan kekerasan batuan yang
memiliki nilai >1 maka batuan tersebut memilki sifat fisik batuan yang keras atau
tidak lunak .
Sedangkan untuk metode Grading penentuan metode pemberaian bahan
galian lebih kompleks (kekerasan bobot, pelapukan batuan, dan jarak kekar)
dibandingkan dengan metode grafis sehingga dapat dikatakan penentuan
metode pemberaian dengan metode grinding jauh lebih akurat daripada metode
grafis. Tetapi bukan berarti metode grafis tidak dapat digunakan, karena lebih
cepat dan sederhana dengan data yang didapatkan sudah mewakili keadaan
bahan galiannya.
Untuk metode kemampugalian dengan metode Kristen, Setelah
mendapat hasil dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode
kemampugalian dari data tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat
D8/D9 karena nilai N dari hasil < dari 1000 dan juga memiliki rippability Hand to
very hard rippin
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat yaitu:

1. Peledakan adalah suatu kegiatan pemecahan material batuan dengan


menggunakan bahan peledak sehingga terjadinya ledakan. Agar mencapai
titik maksimal dalam menggunakan bahan peledak dianjurkan untuk
menggunakan alat-alat serta kebutuhan material yang sudah ditentukan
dalam metode peledakan.
2. Bahan peledak merupakan kumpulan unsur kimia yang dapat mengurai
dengan cepat, dapat meledak, atau kumpulan dari unsur padat, cair, gas
bereaksi kimia tanpa ada gabungan dengan unsur lainnya. Pada saat reaksi
penguraian terjadi menciptakan gas dengan tekanan dan temperatur yang
tinggi sehingga dapat melakukan proses mekanisme pada sekelilingnya.
Bahan peledak yang digunakan sebaiknya mempunya stabilitas kimia yang
baik pada berbagai kondisi seperti, gesekan, impak ataupun panas.
3. Suatu proses perubahan yang nyata dari sifat bahan peledak ketika
menghadapi perubahan kondisi lingkungan sekitarnya. Sifat-sifat bahan
peledak antara lain yaitu, Densitas, sensifitas, water resistance, chemical
satablity, fumes characteristics.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ermanto, 2013. “Pengenalan Bahan Peledak”. http:/www.slideshare.net/


Diakses pada tanggal 30 september 2020
2. Wiyono, Bagus dan Sudarsono. 2001. “Diktat Kuliah Peledakan
Tambang”.
Jurusan Teknik Pertambangan, UPN “Veteran”. Yogyakarta.
3. Bhandari, S. (1997). “Engineering Rock Blasting Operations”.
A. A. Balkema. 388
LAMPIRAN
\

Anda mungkin juga menyukai