Anda di halaman 1dari 25

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN METODE USGS

1983 DI PT. ABC KECAMATAN ABC KABUPATEN ABC


MENGGUNAKAN SOFTWARE MINESCAPE 5.7

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah Tugas Akhir
Dari Program Studi S1 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Cenderawasih Jayapura

Oleh :

YESAYA CHRISTIAN OKTOVIANUS WALTER ADII


NIM. 2018 0611 044042

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2022
KATA PENGANTAR

i
LEMBAR PENGESAHAN

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penambangan
adalah perhitungan sumberdaya dan cadangan melalui evaluasi data pemboran
pada suatu blok penambangan. Perhitungan cadangan merupakan hal yang penting
pada evaluasi suatu kegiatan penambangan karena semua keputusan yang
berkaitan dengan keuntungan maupun kerugian di ketahui pada tahapan ini
sehingga menjadi tolak ukur apakah penambangan akan di lanjutkan atau tidak.
Perhitungan cadangan hanya menghasilkan sebuah kisaran yang kemudian dibuat
model dari hasil pendekatan dan kondisi sebenarnya berdasarkan data hasil
eksplorasi. Oleh karena itu, ahli eksplorasi harus meminimalkan ketidakpastian
tersebut menggunakan teknik perhitungan yang komprehensif.
Saat ini ada berbagai teknik perhitungan cadangan yang telah
dikembangkan untuk itu diperlukan pemilihan suatu metode perhitungan
cadangan, dimana tidak hanya memberikan hasil secara kuantitas tonase
sumberdaya dan cadangan batubara, tetapi juga dapat memberikan hasil secara
kualitas berupa tingkat kepercayaan yang tinggi. Ada beberapa metode
perhitungan cadangan batubara yang sering digunakan salah satunya metode
circular USGS 1983.
Penelitian ini penulis menggunakan metode Circular USGS 1983 (United
States Geological Survey), karena proyeksi ini menunjukkan profil sumberdaya
dan cadangan batubara yang mendekati keadaan sebenarnya, yaitu menghitung
sumberdaya dan cadangan batubara berdasarkan bentuk lapisan yang berhasil
didata melalui kedudukan batubara, titik-titik koordinat, elevasi, tebal lapisan, dan
kedalaman setiap pemboran berdasarkan daerah prospek. Perhitungan cadangan
batubara dengan metode Circular USGS mempunyai keuntungan yaitu, mudah
diterapkan, mudah dikomunasikan dan mudah dipahami serta dapat disesuaikan
dengan mudah, akan tetapi memerlukan interpretasi geologi yang baik. Metode

4
perhitungan ini banyak digunakan dalam menafsirkan besarnya perhitungan
sumberdaya dan cadangan batubara.

Pada penelitian tugas akhir ini, peneliti melakukan perhitungan cadangan


batubara dengan bantuan program Software Minescape 5.7. Berdasarkan uraian
diatas maka penelitian ini diambil dengan judul berjudul “PERHITUNGAN
CADANGAN BATUBARA DENGAN METODE USGS 1983 DI PT. ABC
KECAMATAN ABC KABUPATEN ABC MENGGUNAKAN SOFTWARE
MINESCAPE 5.7”.

1.2. Permasalahan
1.2.1. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu menitik
beratkan kepada perhitungan sumberdaya batubara yang terdapat di area
XYZ PT. ABC. Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas maka dapat
dibuat suatu rumusan permasalahan yaitu :
1. Berapa cadangan batubara di PT. ABC ?
2. Berapa volume Overburden pada Pit ABC ?
3. Berapa nilai dari Stripping Rasio ?

1.2.2. Batasan Masalah


Agar penulisan ini tidak keluar dari tujuan dan pembahasan yang sesuai
dengan permasalahan, maka penulis membatasi pada :
1. Perhitungan cadangan batubara hanya di Pit ABC.
2. Menggunakan Stratmodel dan Open Cut di Minescape 5.7.
3. Menggunakan metode USGS 1983.

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Menghitung besarnya cadangan batubara di PT. ABC.
2. Menghitung besarnya volume Overburden pada Pit ABC.

5
3. Menghitung nilai dari Stripping Rasio (SR).

1.4. Manfaat Penelitian


1. Untuk peneliti, manfaat dari penelitian ini yaitu menambah
pengetahuan dan wawasan bagi peneliti khusunya tentang Perhitungan
Cadangan Batubara menggunakan Software Minescape 5.7, sekaligus
sebagai tugas akhir yang merupakan syarat untuk menyelesaikan studi
di jurusan Teknik Pertambangan.
2. Untuk akademisi, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan
sebagai konsumsi ilmiah bagi akademis dan dapat dijadikan referensi
bagi peneliti yang lain dalam mengembangkan penelitian tentang
Perhitungan Cadangan Batubaraa menggunakan Software Minescape
5.7.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Batubara


Batubara adalah suatu batuan sedimen organik berasal dari penguraian sisa
berbagai tumbuhan yang merupakan campuran yang heterogen antara senyawa
oraganik dan anorganik yang menyatuh di bawah beban strata yang
menghimpitnya (Muchjidin, 2006). Dalam proses pembentukannya, batubara
diselipi batuan yang mengandung mineral. Bersama dengan moisture, mineral ini
merupakan pengotor batubara sehingga dalam pemanfaatannya, kandungan kedua
meteri ini sangat berpengaruh.
Batubara Indonesia berada pada perbatasan antara batubara subbitumen dan
batubara bitumen, tetapi hampir 59 % adalah lignit. Menurut hasil eksplorasi
yang dinyatakan dalam sumberdaya hipotetik, tereka, terunjuk, dan terukur,
sampai tahun 1999 akhir, sumberdaya batubara Indonesia jumlahnya sekitar 38,8
milyar ton dan sampai pada tahun 2003 sekitar 57,85 milyar ton.
Kebanyakan batubara di dunia terbentuk beberapa juta tahun yang lalu yang
menurut para ahli geologi disebut Zaman Batubara (Coal Age). Ada dua periode
Zaman Batubara tersebut, yaitu Zaman Pra-Tertier yang dimulai 345- 280 tahun
yang lalu (selama periode karbon) dan Zaman Eosen-Miosen yang dimulai sekitar
100-45 juta tahun yang lalu. Terdapat dua tahap umum dalam proses
pembentukan batubara yaitu : tahapbiokimia / peatifikasi dan tahap dinamokimia /
metamorfisme. Tahap biokimia merupakan proses perubahan dari bahan-bahan
yang telah mengalami pembusukan dan kemudian terakumulasi sehingga
membentuk peat (gambut). Pada tahap ini adanya aktivitas mikroorganisme dan
partikel-partikel bakteri terhadap material tumbuh-tumbuhan akan menyebabkan
adanya oksigen yang

7
cukup memadai. Pada tahap awal ini bila menguntungkan, akan terbentuk
peat yang berwarna hitam gelap atau dengan struktur amorf. Dan jika kurang
menguntungkan akan terbentuk peat yang mengandung material-material kayu
dan material-material lain yang tidak teruraikan (tidak mengalami dekomposisi)
dengan warna coklat. Tahap dinamokimia/metamorfisme merupakan tahap
perubahan yang terjadi karena faktor tekanan dan temperatur (panas). Jika peat
sudah terbentuk, maka proses selanjutnya tergantung keadaannya. Pada saat peat
tertimbun oleh sedimen-sedimen, maka pada saat itu pula akan mengalami
tekanan yang diakibatkan oleh beban yang berlebihan dari sedimen diatasnya.
Tekanan yang ditimbulkan oleh beban yang berlebihan merupakan aktivitas
pertama yang akan menyebabkan perubahan terhadap sisa-sisa organik/tumbuh-
tumbuhan.

Gambar 2. 1 Skema Pembentukan Batubara

8
2.2. Kegiatan Eksplorasi
Eksplorasi merupakan bagian dari kegiatan pertambangan, dimana kegiatan
dimulai dari propeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan,
ekstraksi, dan pemasaran sampai reklamasi. Namun seluruh kegiatan tersebut
selalu dilakukan, hal ini bergantung pada jenis bahan galian, pemakaian bahan
galian tersebut dan permintaan pasar. Menurut Mc. Kinstry H.E dan Alan M.
Bateman (ore deposit 1987), eksplorasi didefinisikan sebagai kegiatan yang tujuan
akhirnya adalah penemuan geologis berupa endapan mineral yang bernilai
ekonomis. Selain itu eksplorasi dapat juga diartikan sebagai pekerjaan selanjutnya
setelah ditemukannya endapan mineral berharga, yang meliputi pekerjaan-
pekerjaan untuk mendapatkan ukuran, bentuk, letak (posisi), kadar rata-rata, dan
jumlah cadangan dari endapan tersebut (Nurhakim, bahan kuliah teknik
eksplorasi Prodi Teknik Pertambangan Fakultas Teknk Universitas Lambung
Mangkurat 2006).
Tahapan kegiatan eksplorasi biasanya dilakukan berbeda untuk setiap
jenis endapan mineralnya dan bahkan untuk endapan mineral yang sama
sekalipun. Ini dikarenakan adanya perbedaan penekanan pada tahap-tahap

9
eksplorasi yang dilakukan pada jenis endapan tertentu, kepentingan masing-
masing serta kondisi geologi dan endapan mineral itu sendiri.
Adapun kegiatan eksplorasi meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
a. Studi Literatur
Studi literatur merupakan suatu kegiatan untuk mencari atau mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan penentuan daerah cebakan mineral yang
dieksplorasi.
b. Tahap Pengamatan
Analisa data sekunder dan peninjauan lapangan, untuk menentukan layak
atau tidaknya dilakukan eksplorasi.
c. Penyelidikan Pendahuluan
Mempersempit daerah prospek dengan cara pemetaan geologi, geokimia,
atau geofisika udara untuk sasaran eksplorasi. Hasil yang didapat adalah
endapan yang mungkin ekonomis dan masih merupakan cadangan tereka.
d. Eksplorasi Detil
Melanjutkan penyelidikan pada sasaran-sasaran eksplorasi dan
mendapatkan cadangan yang merupakan cadangan terindikasi.
e. Eksplorasi Lanjut
Penentan secara pasti sifat-sifat yang diperlukan sebagai data persiapan
penambangan dan persiapan produksi. Hasil yang didapat adalah endapan
ekonomis dan sudah didapat cadangan terukur.
Dan metode dari eksplorasi itu sendiri terdiri dari :
1. Metode Langsung yakni menghasilkan gejala geologi tersebut dapat
diamati dengan mata geologist ; metode geologist.
2. Metode Tidak Langsung yakni menghasilkan suatu anomali yang
dapat ditafsirkan sebagai gejala geologi yang dilacak dengan; metode
geofisika dan metode geokimia.

10
(Sumber : Partanto Prodjosumarto, pengantar teknologi mineral ITB, Bandung
1996)

Gambar 2. 2 Diagram Alir Tahap-Tahap Kegiatan


Pertambangan

11
(Sumber : Nurhakim, 2006)

Gambar 2. 3 Metode Eksplorasi

2.3. Sumberdaya Dan Cadangan


2.3.1. Pengertian Sumberdaya
Sumber daya adalah bagian dari endapan bahan galian dalam bentuk dan
kualitas tertentu serta mempunyai prospek yang beralasan yang memungkinkan
untuk ditambang secara ekonomis. Lokasi, kualitas, dan kuantitas karakteristik
geologi dan kemenerusan dari lapisan endapan telah diketahui.
Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral
yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan
keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan
pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.

12
Menurut tingkat keyakinan geologi sumber daya terbagi atas 4 kategori,
yaitu :
1. Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource) 
adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan perkiraan pada tahap Survei Tinjau.
2. Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource)  adalah sumber
daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil
tahap Prospeksi.
3. Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource)  adalah
sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan
hasil tahap Eksplorasi Umum.
4. Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource)  adalah
sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan
hasil tahap Eksplorasi Rinci.

2.3.2. Pengertian Cadangan


Cadangan adalah bagian dari sumber daya yang tertunjuk dan terukur dapat
ditambang secara ekonomis. Estimasi cadangan harus melelui perhitungan
dilution dan loses yang muncul pada saat batubara ditambang. Penentruan
cadangan secara tepat telah dilaksanakan yang mungkin termasuk pada studi
kelayakan. Penetuatersebt harus telah mempertimbangkan smeua faktor-faktor
yang berkaitan seperti metode penambangan, ekonomi, pemasaran, legal,
lingkungan, sosial, dan peraturan pemerintah. Penentuan ini harus dapat
memperlihatkan bahwa pada saat laporan dibuat, penambangan ekonomis dapat
ditentukan secara kemungkinan. 
Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui
ukuran,  bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis,
teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan
dilakukan.
Cadangan dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu :

13
a. Cadangan Terkira ( Probable Reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk
dan sebagian sumber daya mineral terukur yang tingkat keyakinan
geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang
semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat
dilakukan secara ekonomis.
b. Cadangan Terbukti ( Proved Reserved ) adalah sumber daya mineral terukur
yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah
terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
Dalam proses penambangan sering digunakan istilah atau jenis
cadangan sebagai berikut:
c. Cadangan Geologi (Geological Reserved)  adalah sejumlah cadangan
yang batas-batasnya ditentukan oleh suatu model geologi. Dalam cadangan
ini belum diperhitungkan faktor lain seperti prosentase perolehan
penambangan dan pengurangan lainnya.
d. Cadangan Tertambang ( Mineable Reserved ) adalah sejumlah cadangan
yang secara teknis-ekonomis dapat ditambang. Faktor seperti cut-off grade
dan stripping ratio telah diperhitungkan.
e. Cadangan Terambil ( Recoverable Reserved ) adalah sejumlah cadangan
dari mineable reserved  yang telah memperhitungkan faktor
prosentase perolehan penambangan.

Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan adalah suatu


proses pengumpulan, penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu
endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan itu
berdasarkan kriteria keyakinan geologi dan kelayakan tambang.
Kriteria keyakinan geologi didasarkan pada 4 tahap eksplorasi yaitu :
1. Survei tinjau.
2. Prospeksi
3. Eksplorasi umum
4. Eksplorasi rinci

14
2.4. Perhitungan Cadangan
Setelah kita melakukan ekplorasi pada tahap-tahap kegiatan penambangan
kemudian melakukan analisa dan perhitungan cadangan seperti terlihat pada
Gambar 2.4. Adapun tujuan dari perhitungan cadangan yaitu agar dapat
menentukan jumlah dan mutu kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan untuk
dieksploitasi sesuai dengan kebutuhan. Dengan perhitungan cadangan akan dapat
mengetahui biaya produksi, membantu perencanaan, efisiensi operasi, control
kehilangan dalam penambangan, unsur produksi tambang, dan sebagainya.
Kegiatan lapangan untuk memperoleh data guna perhitungan cadangan
adalah sebagai berikut :
a. Observasi Lapangan
Merupakan gambaran praktis kondisi dan keadaan dilapangan meliput
pengambilan data geografi dan demografi.
b. Pemetaan
Tidak mutlak dilaksanakan, untuk pengambilan topografi, bentang alam,
dan lereng awal jika peta telah tersedia maka hanya dilakukan ploting.
c. Pengambilan Contoh
Dapat berupa air, tanah, endapan, singkapan sesuai dengan metodenya
d. Pengambilan Data Geologi
Dapat dilakukan dengan studi literatur dan pengecekkan langsung
dilapangan.
e. Pengolahan Data
Dilakukan di lapangan (pengecekkan mudah) atau dikirim ke kantor
termasuk pekerjaan studio, uji laboratorium dan analisa.

Untuk Estimasi cadangan tidak lepas dari metode yang akan digunakan,
adapun metode perhitungan cadangan dapat dikategorikan menjadi :
1. Metode Konvesional
a. Tertua dan paling umum digunakan.
b. Mudah diterapkan, dikomunikasikan, dan dipahami.
c. Mudah di adaptasi dengan semua edapan mineral.

15
d. Kelemahannya sering menghasilkan perkiraan salah, karena cendrung
menilai kadar tinggi saja.
a. Kadar suatu luasan diasumsikan konstan sehingga tidak optimal secara
matematika.
b. Untuk endapan yang terpencar dapat terjadi penafsiran yang salah.

2. Metode Non Konvensional.


a. Pengembangan teori matematik dan statistik.
b. Secara teoritis akan lebih optimal.
c. Kelemahannya rumit data terbatas tidak optimal.

2.5. Metode Perhitungan Cadangan


Dalam melakukan metode perhitungan cadangan haruslah ideal dan
sederhana, cepat dalam pengerjaan dan dapat dipercaya sesuai dengan keperluan
dan kegunaan. Metode perhitungan harus dipilih secara hati-hati dan rumusan
yang dipilih harus sederhana dan mempermudah perhitungan sehingga dapat
menghasilkan tingkat ketepatan yang sama dengan metode yang komplek. Maka
tingkat kebenaran perhitungan cadangan tergantung pada ketepatan dan
kesempurnaan pengetahuan atas endapan mineral seperti asumsi- asumsi yang
digunakan untuk menginterprestasikan variabel-veriabel pada batas-batas
endapan dan pada perumusan matematika. Pemilihan metode untuk perhitungan
cadangan tergantung pada :
a. Keadaan Geologi dari Endapan Mineral Atau Batubara.
b. Topografi daerah penelitian berupa perbukitan bergelombang.
c. Ketersediaan Data.

Tidak adanya data lubang bor yang menunjukkan ketebalan endapan


batubara sehingga data merupakan indikasi secara geologi saja. Secara umum
endapan- endapan bahan galian dapat dikategorikan atas sederhana (simple) atau
kompleks (complex) tergantung dari distribusi kadar dan bentuk geometrinya.
Kriteria untuk mengkategorikan endapan bahan galian ini didasarkan atas
pendekatan geologi. Untuk kategori kompleks dicirikan dengan kadar pada

16
batas endapan dan pada tubuh bijihnya sangat bervariasi serta bentuk geometrinya
yang kompleks, sedangkan untuk kategori sederhana dicirikan dengan bentuk
geometri yang sederhana dan kadar pada batas endapan maupun pada badan bijih
relatif homogen.

2.5.1. Metode Circular USGS 1983


Prosdur atau teknik perhitungan dalam sistem U.S. Geological Survey
adalah dengan membuat lingkaran-lingkaran pada setiap titik informasi endapan
batubara, yaitu singkapan batubara dan lokasi titik pemboran. Daerah dalam
radius lingkaran 0-400 m adalah untuk perhitungan cadangan terukur dan
daerah radius 400-1200 m adalah untuk perhitungan cadangan tertunjuk (USGS,
1983). Selain itu aspek-aspek geologi daerah penelitian seperti perlipatan, sesar,
intrusi dan singkapan batubara dipermukaan, turut mengontrol perhitungan
cadangan batubara. Aturan Penghitungan Sumberdaya Batubara dengan Metode
Circular (USGS) (Wood et al., 1983).
Penghitungan sumber daya batubara menurut USGS dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut : 
W = L x t x BJ
Dimana :
L = Luas daerah Terhitung (m ) 2

T = Tebal rata-rata batubara sejenis (m)


BJ = Berat jenis batubara (ton/m3)

17
Gambar 2. 6 Metode Circular USGS 1983 (I)

i
Kemiringan lapisan batubara juga memberikan pengaruh dalam perhitungan
sumber daya batubara. Bila lapisan batubara memiliki kemiringan yang berbeda-
beda, maka perhitungan dilakukan secara terpisah.
1. Kemiringan 0ᵒ - 10ᵒ   
Perhitungan Tonase dilakukan langsung dengan menggunakan rumus :
Tonnase = ketebalan batubara x berat jenis batubara x area batubara
2. Kemiringan 100ᵒ   –  30ᵒ 
Untuk kemiringan 10ᵒ   –  30ᵒ , tonase batubara harus dibagi dengan nilai
cosinus kemiringan lapisan batubara.
3. Kemiringan > 30ᵒ 
Untuk kemiringan > 30ᵒ , tonase batubara dikali dengan nilai
cosinus kemiringan lapisan batubara.

ii
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Rencana Penelitian


Adapun rencana penelitian yang akan dilakukan mengenai “Estimasi
Sumberdaya Batubara Dengan Metode Usgs 1983 Di Pt. Abc Kecamatan Abc
Kabupaten Abc Menggunakan Software Minescape 5.7”. Waktu penelitian ±3
bulan dengan data yang diambil berupa data primer dan data sekunder dapat
dilihat pada Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian.

3.2. Alat Dan Bahan


3.2.1. Alat
1. Global Positioning System (GPS)
2. Laptop
3. Pensil / Bolpoin

3.2.2. Bahan
1. Buku Catatan

3.3. Tahapan Penelitian


NO KEGIATAN KETERANGAN HASIL
 Mencari mengumpulkan Pustaka dan
melakukan study literatur.
 Konsultasi dan ujian proposal
penelitian.
 Konsultasi sebelum melakukan
Penelitian.
 Proposal
 Surat izin penelitian yang dikeluarkan
 Surat Bimbingan
1. Persiapan oleh fakultas yang ditujukan kepada
 Surat Ijin
instansi lokasi penelitian.
Penelitian
 Meminta ijin kepada instansi
setempat dan menjalin hubungan
yang harmonis dengan orang–orang
yang nanti akan dihubungi ketika
melakukan penelitian dengan
membawa surat dari fakultas.
2. Studi Kepustakaan  Membaca menelaah dan meneliti  Buku, copy dan
hasil penelitian terdahulu, kemudian soft copy,
dirumuskan dalam sedemikian rupa referensi terkait

iii
sebagai landasan berpikir bahwa
penelitian yang akan dilakukan
menjadi sangat penting.
 Membaca menelah dan meneliti
buku- buku kepusatakaan dalam yang
penelitian.
berisi teori–teori pendapat dari
penulis buku yang akan dijadikan
referensi sebagai landasan teori yang
merupakan alat analisis hasil
penelitian.
 Observasi : Pengamatan langsung
dilapangan
 Interview : melakukan wawancara
 Memahami
kepada pihak – pihak terkait
3. Metode Penelitian metode yang
 Dokumentasi : mengumpulakan
digunakan.
dokumen – dokumen terkait dengan
penelitian dan mengambil atau
memotret gambar lokasi penelitian
1. Data Primer :
 Luas area penambangan
 Data koordinat GPS
 Data log bor
 Peta sebaran log bor
2. Data Sekunder :  Memahami data
4. Data yang Diteliti
 Peta lokasi yang diteliti.
 Iklim
 Stratigrafi
 Dokumentasi lapangan
 Profil perusahaan
 Peta geologi
 Menghubungi pihak – pihak yang
berwenang dengan menunjukan surat
ijin penelitian.
Penelitian  Mengumpulkan data sesuai dengan  Memahami data
5.
Dilapangan permasalahan penelitian. yang diteliti.
 Mencatat hasil wawancara.
 Mencatat pengumpulan data
dokumen.
Pengolahan data dengan menggunakan  Total sumberdaya
6. Pengolahan Data
Minescape 5.7 dan cadangan.

iv
3.4. Diagram Alir Penelitian

Persiapan

 Pemilihan Judul
 Studi Pustaka
 Pengurusan Administrasi dan Perizinan Penelitian

Primer Sekunder

 Data Koordinat GPS  Peta Lokasi


 Data Log Bor  Dokumentasi Lapangan
 Peta Sebaran Log Bor  Peta Geologi Daerah

Pengolahan Data

 Pengolahan Data menggunakan Software Minescpae 5.7

Hasil dan Pembahasan

 Menggunakan Metode Open Cut untuk mengestimasi


Cadangan Batubara
 Mengetahui Sebaran Batubara
 Menghitung Estimasi Batubara

Kesimpulan dan Saran

v
3.5. Jadwal Penelitian
Berikut adalah jadwal kegiatan penelitian selama proses pengerjaan tugas
akhir. Dapat dilihat pada tabel berikut.
Tahun 2022
No
Kegiatan Juni Juli Agustus
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Pengambilan Data
3. Pengolahan Data
4. Penyusunan Laporan

vi
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat Febrian Ikwal. M. M. (2019). Perhitungan Sumberdaya Batubara dan


Permodelan Pit 2 PT. Andhika Yoga Pratam (AYP), Kecanatab Pauh, Kabupaten
Sarolangun, Jambi.

SNI. 5015:2011. Sumberdaya dan Cadangan Batubara. Pelaporan Sumberdaya


dan Cadangan.

Seotrisno, S.Supriattna, E. Rustandi, P. Sanyoto, K. Hasan 1994. Peta Geologi


Lembar Buntok Kalimantan

vii

Anda mungkin juga menyukai