Anda di halaman 1dari 29

“ANALISIS DAMPAK DARI OPERASI PENAMBANGAN

NIKELTERHADAP ASPEK LINGKUNGAN, ASPEK EKONOMI DAN


ASPEK SOSIAL DI PT. GAG NIKEL KABUPATEN RAJA AMPAT
PROVINSI PAPUA BARAT”

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


pendidikan dan program studi S1 teknik pertambangan dan memperoleh gelar
sarjana teknik dari universitas cenderawasih

Oleh :

ATLAS ASY SYURA

20180611044012

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2022
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL

“ANALISIS DAMPAK DARI OPERASI PENAMBANGAN NIKEL


TERHADAP ASPEK LINGKUNGAN, ASPEK EKONOMI DAN ASPEK
SOSIAL DI PT. GAG NIKEL KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI
PAPUA BARAT”

Disusun Oleh :

ATLAS ASY SYURA

20180611044030

Menyetujui/Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Pertambangan

BEVIE M. NAHUMURY ST.MT

198104212008121003
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Permasalahan..................................................................................................3

1.2.1 Rumusan Masalah....................................................................................3

1.2.2 Batasan Masalah......................................................................................3

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian......................................................................4

1.3.1 Tujuan......................................................................................................4

1.3.2 Manfaat Penelitian...................................................................................4

1.4 Keadaan Umum Daerah Peneitian.................................................................4

1.4.1 Kondisi Geologi.......................................................................................7

1.4.2 Fisiografi dan Geomorfologi...................................................................7

1.4.3 Stratigrafi.................................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10

2.1 Rona Lingkungan.........................................................................................10

2.1.1 Fungsi Rona Lingkungan.......................................................................10

2.2 Amdal Di Indonesia......................................................................................11

2.3 Dampak Positif Penambangan Nikel............................................................12

2.4 Kerusakan Lingkungan.................................................................................12

2.4.1 Pencemaran Lingkungan.......................................................................13


2.4.2 Dampak Negatif Dari penambangan Terhadap Lingkungan................13

2.4.3 Arah pengelolaan Lingkungan...............................................................16

2.5 Aspek Sosial Ekonomi.................................................................................18

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................20

3.1 Rencana Penelitian.......................................................................................20

3.2 Alat Dan Bahan............................................................................................20

3.2.1 Alat........................................................................................................20

3.2.2 Bahan.....................................................................................................20

3.3 Tahap Penelitian...........................................................................................21

3.4 Diagram Alir Penelitian................................................................................23

3.5 Jadwal Penelitian..........................................................................................24


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Peta lokasi penelitian...........................................................................6


Gambar 1. 2 Peta geologi regional pulau Gag.........................................................9
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT Gag Nikel merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan
nikel dan termasuk salah satu dari 13 perusahaan yang diperbolehkan melakukan
aktivitas pertambangan dengan sistem tambang terbuka di wilayah hutan lindung,
Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Secara singkat geologi daerah
Pulau Gag tersusun oleh 2 (dua) satuan batuan yang dominan yaitu batuan
vulkanik bagian Utara (menempati 1/3 daratan) dan bagian Selatan batuan
ultramafik (menempati 2/3 daratan).
Perusahaan ini baru berproduksi tahun 2018 dan memulai pengapalan perdana
pada bulan Februari 2018. Estimasi sumberdaya per 31 Desember 2018 adalah
limonit 154,36 juta WMT kadar Ni 1,46% dan saprolit 160,08 juta WMT kadar Ni
1,92 % dan untuk cadangan per 31 Desember 2018 adalah limonit 8,22 juta WMT
kadar Ni 1,55 % dan saprolit 39,54 juta WMT kadar Ni 1.89 %. PT Gag Nikel
menargetkan produksi 3 juta selama 16 tahun dari tahun 2020 sampai tahun 2034
berdasarkan cadangan yang ada saat ini. Untuk mencapai umur tambang 30 tahun
sesui dengan izin kontrak karya PT Gag Nikel berencana untuk melakukan
ekplorasi lanjutan untuk meningkatkan klasifikasi sumberdaya menjadi cadangan
melihat sumberdaya nikel di Pulau Gag yang masih besar (Gagah Arofat,
Laporan Studi Kelayakan PT Gag Nikel 2019).
Perusahaan industri nikel seharusnya dilakukan secara optimal dalam rangka
memenuhi kebutuhan yang didasarkan pada prinsip pembangunan yang
berkelanjutan. Kegiatan Penambangan nikel seharusnya juga memperhatikan
aspek lingkungan, sosial dan ekonomi sehingga mempunyai dampak positif bagi
masyarakat lingkar tambang. Dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 atau
lebih di kenal dengan undang-undang minera di nyatakan bahwa mineral dan
batubara yang terkandung dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia
merupakan kekayaan alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa
yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi hajat hidup orang banyak,
karena itu pengelolaannya harus dikuasai oleh Negara untuk memberi nilai
tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam usaha mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan (UU No. 3 Tahun
2020).
Penggalian matrial nikel atau kegiatan eksplorasi dan produksi tambang nikel
oleh PT. Gag Nikel di pulau Gag, dari aktifitas tersebut tentu menimbulkan
dampak, baik positif dan negatif. Berbagai macam perubahan bentang alam yang
cukup serius. Potensi perubahan bentang alam tergantung dari berbagai macam
faktor, misalnya teknik pertambangan dan pengolahan, sedangkan faktor
lingkungan Antara lain faktor geografis, dan morfologis fauna dan flora. Adapun
dampak yang timbul atau terjadi adalah sebagai berikut: Dampak terhadap tanah,
akibat aktifitas penggalian, pemuatan matrial nikel menuju tempat pelabuhan
pemuatan hasil penambangan menimbulkan banyak debu, menyebabkan tanaman
mati, tanaman menjadi kerdil, tanah menjadi tandus. Dampak penambangan
terhadap air akibat penambangan nikel, galian pengambilan matrial nikel
ekosistem bisa menjadi rusak karena endapan lumpur dan aliran air yang berwarna
merah merupakan erosi tanah, dan sedimentasi dari bekas galian yang hanyut atau
terbawah bisa samapai ke laut. (Irawati 20017, dampak pertambangan nikel)
Dipandang dari sudut ekonomi, keberadaan suatu industri pertambangan
dalam suatu wilayah selaiknya memberikan dampak terhadap perkembangan
wilayah yang akan memberi peluang dan upaya perluasan kesempatan kerja,
peningkatan pendapatan masyarakat serta kesempatan berusaha. Disamping itu
keberadaan industri tersebut juga selayaknya dapat meningkatkan kemampuan
ekonomi wilayah yang bersangkutan.
Bila ditinjau dari aspek sosial, keberadaan suatu industri dalam suatu wilayah
akan menyebabkan terjadinya pergeseran-pergeseran di dalam masyarakat
wilayah yang bersangkutan seperti perubahan pola pikir dan tata cara kehidupan
lainnya. Pada satu sisi, proses kegiatan industri pertambangan apapun jenisnya
telah memberikan dampak positif kepada kas negara dari pajak dan royalti.
Namun pada sisi lain, keberadaan industri pertambangan selama ini telah
menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran lingkungan serta pelanggaran
hak-hak ekonomi, sosial, budaya masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah
pertambangan itu. Akibatnya pemerintah tidak dapat memberikan kemakmuran
bagi masyarakatnya, karena keuntungan pemerintah dari kegiatan tersebut hanya
sedikit dibandingkan dengan biaya sosial lainnya (Basuki, 2007).
Aktivitas pertambangan nikel yang dilakukan oleh PT.Gag Nikel di
Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat diharapkan mampu memberikan
kontribusi positif kepada masyarakat disekitar wilayah penambangan nikel dan
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut.
Pada penelitian tugas akhir ini, Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini
diambil dengan judul berjudul “Analisis Dampak Dari Operasi Penambagan
Terhadap Aspek Lingkungan, Aspek Ekonomi Dan Aspek Sosial Di PT. GAG
Nikel, Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat “.

1.2 Permasalahan

1.2.1 Rumusan Masalah


1. Bagaimana dampak dari operasi penambangan terhadap
lingkungan,ekonomi dan sosial di PT. Gag Nikel ?
2. Bagaimana upaya PT.Gag Nikel dalam penangulangan dampak
kegiatan pertambangan terhadap lingkungan,ekonomi dan sosial ?
3. Bagaimana arah kebijakan PT.Gag Nikel terhadap lingkungan,
ekonomi dan sosial ?

1.2.2 Batasan Masalah


Agar penulisan tidak keluar dari tujuan dan pembahasan yang sesuai
dengan permasalahan, maka penulis membatasi pada :
1. Penelitian ini hanya di lakukan di di PT.Gag Nikel Kabupaten Raja
Ampat, Provinsi Papua Barat.
2. Penelitian ini hanya dilihat dari dampak lingkungan akibat dari
Kegiatan/operasi hasil penambangan di PT. Gag Nikel.
3. Dari segi aspek sosial dan aspek ekonomi hanya yang berada di area
lingkup daerah penambangan di PT.Gag Nikel.
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak akibat kegiatan penambangan terhadap
aspek Lingkungan, Ekonomi dan Sosial.
2. Untuk mengetahui upaya yang di lakukan terhadap dampak yang di
timbulkan dari kegiatan penambangan PT.Gag Nikel.
3. Mengetahui arah kebijakan dan solusi yang diambil oleh PT.Gag
Nikel.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Untuk peneliti, Manfaat dari penelitian ini yaitu menambah


pengetahuan dan wawasan khusunya tentang lingkungan tambang.
2. Untuk Akademisi, Diharapkan dari penelitian ini berdampak baik
dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti – peneliti
selanjutnya serta menjadi bahan ajar di dalam perkuliahan.
3. Untuk Perusahaan, Diharapkan dari penelitian ini dapat terjalin
hubungan yang baik serta membuka kemungkinan untuk dapat
menerima penelitian tugas akhir atau magang terkait dengan judul
Lingkungan Tambang

1.4 Keadaan Umum Daerah Peneitian


Pulau Gag merupakan daerah yang menyimpan sumberdaya mineral berupa
cebakan bijih nikel laterit, yang memiliki tambang dan dikelola oleh PT. Gag
Nikel. Secara administrasi lokasi penambangan nikel laterit berada di Distrik
Waigeo Barat , Kabupaten Raja Ampat Provonsi Papua Barat. Dimana lokasi
penelitian terletak pada koordinat 129°54’9.26’’ BT– 0°26’30,73” LS.( Peta
lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1.1 ). Lokasi penelitian merupakan
daerah operasi penambangan nikel milik PT.Gag NIkel. Terletak di daerah pulau
Gag, kabupaten Raja Ampat, prinsi Papua Barat. Lokasi penelitian ini dapat di
tempuh dari Jayapura melalui jalur sebagai berikut :
1. Jayapura – Sorong dapat ditempuh melalui jalur udara dalam waktu 2 jam.
2. Sorong – pulau Gag dapat ditempuh melalui jalur laut dengan mengunakan
kapal dalam waktuh tempuh ± 2-3 jam.
3. Dermaga Gag – site penambangan dapat ditempuh melalui jalur darat
selama ± 15 menit mengunakan kendaraan roda dua dan empat.
Pulau Gag berbatasan langsung dengan wilayah yaitu:
 Utara : Berbatasan dengan pulau Gabe, Halmahera Utara
 Selatan : Berbatasan dengan Maluku Utara
 Timur : Berbatasan dengan pulau Fam
 Barat : Berbatasan dengan laut Halmahera
Gambar 1. 1 Peta lokasi penelitian
1.4.1 Kondisi Geologi
Pulau Gag, yang terletak terpencil di deretan kepulauan Raja Ampat,
merupakan pulau yang memendam sumberdaya mineral yang berlimpah. 
Sumber daya tersebut  berupa cebakan bijih nikel laterit (Ni, Co, Fe) yang
menempati ± 2/3 dari pulau tersebut. Secara geologi, 2/3 bagian Pulau Gag
ditempati oleh komplek ofiolit yang terdiri atas batuan ultramafik
(serpentinit, harzburgit, dan piroksenit) sedangkan sisanya ditempati oleh
batuan gunungapi. Komplek ofiolit di Pulau Gag ini diduga sebagai kerak
samudera yang secara tektonik tersungkup di tepi benua dan busur
kepulauan akibat adanya pergerakan Benua Australia kearah utara. Laterit
nikel terbentuk akibat adanya proses pelapukan kimia yang terjadi  pada
batuan ofiolit yang telah mengandung nikel. Bijih nikel sekunder berupa
garnierite diendapkan kembali dalam horizon tanah penutup, limonit dan
saprolit setelah mengalami pengayaan oleh proses pelapukan. Berdasarkan
hasil analisa contoh, menunjukkan bahwa kandungan Ni dalam laterit
adalah 1,2% Ni, >30% Fe (lapisan limonit); 1,2% Ni, <15% Fe (lapisan
saprolit). (Sam Permatadewi, buletin sumber daya geologi)

1.4.2 Fisiografi dan Geomorfologi


Secara fisiografi, Pulau Gag yang terletak di Laut Halmahera,
termasuk ke dalam Zona Kerak Samudera. Daerah ini merupakan pusat
gempa bumi Halmahera-Irian. Kerak samudera yang tersingkap adalah
batuan ofiolit yang berumur Jura. Geomorfologi Pulau Gag memperlihatkan
3 jenis bentang alam, yaitu satuan perbukitan bergelombang curam, satuan
perbukitan bergelombang landai dan satuan dataran. Satuan perbukitan
bergelombang dengan kemiringan curam menempati 2/3 bagian Pulau Gag,
yaitu dari bagian tengah sampai ke selatan dari Pulau Gag dengan
ketinggian berkisar dari 200 - 300 meter di atas permukaan laut. Satuan
morfologi dataran dibentuk oleh endapan alluvial. Satuan ini menempati
wilayah pantai bagian utara dan Teluk Gambir, sebagian kecil pantai di
selatan Pulau Gag, khususnya muara sungai dan lembah-lembah di sekitar
pantai. endapan aluvial ini berupa pasir, kerikil, kerakal dan koral.
1.4.3 Stratigrafi
Berdasarkan peta geologi bersistem Indonesia skala 1:250.000, Pulau
Gag masuk ke dalam peta geologi lembar Waigeo (Supriatna dkk., 1995).
Secara geologi, daerah ini sangat sederhana. Batuan tertua yang tersingkap
di daerah ini adalah batuan ultramafik. Batuan ini terdiri dari harzburgit,
dunit, piroxenit, diabas dan serpentinit. Namun di lapangan, batuan yang
umum dijumpai adalah serpentinit dan harzburgit. Serpentinit berwarna abu
kehijauan, kehitaman, keras, padat, kompak, fractured, terkekarkan,
tergeruskan; umumnya lapuk. Di beberapa tempat, dijumpai zona gerusan
mengandung magnesit, milonit dan urat kuarsa, sedangkan dalam batuan
yang lapuk berupa laterit dijumpai mineral nikel sebagai garnierit. Batuan
ini tersingkap di bagian selatan Pulau Gag.
Secara kontak sesar, batuan ultramafik ditindih oleh anggota batuan
gunung api Formasi Rumai, yang terdiri dari lava, breksi, tuf lava dan
batugamping. Batuan-batuan ini tampaknya telah diterobos oleh retas-retas
batuan subvulkanik sehingga sebagian telah mengalami ubahan serta
munculnya urat-urat kuarsa. Endapan termuda berupa kerikil, kerakal,
pasir, lempung dan koral. ( Peta geologi regional dapat diihat pada gambar
1.2 ).
Gambar 1. 2 Peta geologi regional pulau Gag
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rona Lingkungan


Rona Lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi
alam atau komponen-komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan
pembangunan fisik dimulai. Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan awal
sebelum tersentuh oleh kegiatan untuk keperluan perencanaan, konstruksi
(pembangunan fisik) dan kegiatan operasi. Hal-hal yang termuat didalam rona
lingkungan, yaitu:
1. Biogeofisik Kimia, meliputi : komponen-komponen lingkungan tersebut
diketahui dengan melakukan survei lapangan, yaitu dengan suatu strategi
pengambilan sampling yang tepat, kemudian dianalisa sesuai dengan
komponen lingkungan masing-masing.
2. Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi : komponen lingkungan ini didapat
dengan melakukan penyebaran questioner, wawancara langsung kepada
masyarakat, pemuka setempat dan data sekunder pada beberapa desa dan
kecamatan di sekitar lokasi proyek. Dari data survey lapangan, data sekunder
dan hasil analisis laboratorium pada masing-masing komponen lingkungan
akan didapat kondisi lingkungan pada saat itu atau sebelum proyek didirikan
(Rona Lingkungan).

2.1.1 Fungsi Rona Lingkungan


Fungsi rona lingkungan sangat penting sebelum menjalankan rencana
kegiatan pembangunan. Fungsi rona lingkungan adalah untuk menduga
keadaan lingkungan tanpa proyek dan keadaan lingkungan pada saat proyek
berjalan. Rona lingkungan berguna bagi pengambil keputusan atau instansi
atau tim yang mengevaluasi rencana proyek atau kegiatan tersebut.
Tujuan dari uraian rona lingkungan hidup yaitu:
1. Untuk menilai kualitas lingkungan yang ada dan dampak lingkungan dari
rencana kegiatan
2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting lingkungan atau daerah
geografis tertentu sehingga dapat mencegah pembangunan dengan resiko
lingkungan yang buruk, seperti pada segmen sungai tertentu atau kondisi
udara berkualitas buruk di suatu wilayah, habitat yang terancam, spesies
yang dilindungi dan lokasi bersejarah
3. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan yang tidak mengenal
lokasi rencana kegiatan
4. Memberikan informasi sebagai dasar dalam menetapkan pemenuhan
kebutuhan proyek.

2.2 Amdal Di Indonesia


AMDAL di Indonesia diberlakukan berdasarkan PP 51 Tahun 1993 (sebelumnya
PP 29 tahun 1986) sebagai realisasi pelaksanaan UU No. 4 tahun 1982 tentang
Lingkungan Hidup yang saat ini telah direvisi menjadi UU No. 23 tahun 1997.
AMDAL merupakan instrumen pengelolaan lingkungan yang diharapkan dapat
mencegah kerusakan lingkungan dan menjamin upaya-upaya konservasi. Hasil studi
AMDAL merupakan bagian penting dari perencanaan pembangunan proyek itu
sendiri. Sebagai instrumen pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, AMDAL
harus dibuat pada tahap paling dini dalam perencanaan kegiatan pembangunan,
dengan kata lain, proses penyusunan dan pengesahan AMDAL harus merupakan
bagian dari proses perijinan satu proyek. Dengan cara ini proyek-proyek dapat
disaring seberapa jauh dampaknya terhadap lingkungan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pertama kali diperkenalkan
pada tahun oleh National Environmental Policy Act di Amerika Serikat. Menurut UU
No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No.
27/1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, AMDAL adalah
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dalam Peraturan
Pemerintah No. 27 tahun 1999, disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian
mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
AMDAL didefinisikan sebagai kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha/kegiatan.

2.3 Dampak Positif Penambangan Nikel


 Dampak sosial dari usaha tambang yang dikelola dengan baik adalah
peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah tambang, pekerja dan perusahaan.
Dari dampak ekonomi, kegiatan pertambangan dalam memberikan penghasilan yang
meningkat dari penghasilan sebelumnya. Dampak sosial ekonomi dari kehadiran
perusahaan tambang tidak selamanya memberikan kontribusi positif kepada
masyarakat. Kehadiran perusahaan tambang dapat juga berdampak negatif kepada
anak-anak usia sekolah yang meninggalkan sekolah untuk bekerja sebagai buruh di
tambang, banyak petani dan nelayan tidak beraktivitas pada profesi mereka sebelum
dan beralih kepada pekerja di pertambangan. Kondisi-kondisi seperti ini membuat
masyarakat berada pada pilihan hidup yang tidak tetap artinya mereka lebih
cenderung kepada penghasilan yang besar dibanding dengan profesi mereka sebagai
nelayan maupun petani. Aktivitas pertambangan merupakan aktivitas pengerukan
sumberdaya alam tambang yang terdapat di dalam tanah. Aktivitas pertambangan ini
pada pelaksanaannya dapat menimbulkan dampak positif bagi masyarakat dan
perusahaan. (jacobbreemers, 2013/09/dampak-pertambangan-nikel).
2.4 Kerusakan Lingkungan
Pengertian kerusakan lingkungan adalah proses deteriorasi atau penurunan mutu
(kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya
sumberdaya tanah, air udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem.
Pengertian kerusakan lingkungan bisa berarti pula tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik atau hayati yang
mengakibatkan lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi dalam
menunjang pembangunan yang berkesinambungan.
Kerusakan lingkungan hidup akan mengakibatkan suatu perubahan sifat-sifat dan
unsur-unsur lingkungan yang berakibat peran dan arti penting lingkungan hidup bagi
kehidupan menjadi terganggu, bahkan tidak berfungsi lagi. Kerusakan lingkungan
adalah kerusakan (menyebabkan kerusakan degeneratif) lingkungan melalui habisnya
aset alam seperti air, tanah, dan udara termasuk ekosistem, intrusi habitat,
pemusnahan satwa liar, dan pencemaran lingkungan. Ini adalah perubahan nyata
dalam lingkungan yang dianggap tidak diinginkan atau merusak. 

2.4.1 Pencemaran Lingkungan


Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan
kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak
dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang disebabkan oleh
kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam
berbahaya, dsb.) Sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan
lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula (Susilo, 2003).

2.4.2 Dampak Negatif Dari penambangan Terhadap Lingkungan


Berikut dampak-dampak negatif yang mungkin timbul akibat adanya aktivitas
penambangan.
1. Dampak negatif terhadap lingkungan
A. Tanah
Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran
akibat pertambangan, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak
mungkin ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air
dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan tersebut
mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn
dalam jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan
tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada
tingkat kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran tanah
tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.
 Meningkatnya Ancaman Tanah Longsor
Dari hasil observasi di lokasi penambangan emas secara tradisional
di lapangan ditemukan bahwa aktivitas penambangan berpotensi
meningkatkan ancaman tanah longsor. Dilihat dari teknik
penambangan, dimana penambang menggali bukit tidak secara
berjenjang (trap-trap), namun asal menggali saja dan nampak bukaan
penggalian yang tidak teratur dan membentuk dinding yang lurus
dan menggantung (hanging wall) yang sangat rentan runtuh
(longsor) dan dapat mengancam keselamatan jiwa para penambang.
 Hilangnya Vegetasi Penutup Tanah
Penambang (pendulang) yang menggali tanah atau material tidak
melakukan upaya reklamasi atau reboisasi di areal penggalian, tapi
membiarkan begitu saja areal penggalian dan pindah ke areal yang
baru. Tampak di lapangan bahwa penambang membiarkan lokasi
penggalian begitu saja dan terlihat gersang. Bahkan penggalian yang
terlalu dalam membetuk kolam-kolam pada permukaan tanah yang
kedalamannya mencapai 3-5 meter.
 Erosi tanah
Areal bekas penggalian yang dibiarkan begitu saja berpotensi
mengalami erosi dipercepat karena tidak adanya vegetasi penutup
tanah. Kali kecil yang berada di dekat lokasi penambangan juga
terlihat mengalami erosi pada tebing sisi kanan dan kirinya. Selain
itu telah terjadi pelebaran pada dinding tebing sungai, akibat
diperlebar dan diperdalam guna melakukan aktivitas pendulangan
dengan memanfaatkan aliran kali untuk mencuci tanah.
B. Air
Penambangan secara langsung menyebabkan pencemaran air.
Kandungan zat dari hasil penambangan dapat mencemari air sungai
sehingga warna air sungai menjadi keruh, asam, dan menyebabkan
pendangkalan.
C. Hutan
Penambangan dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat
karena lahan pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan
oleh perusahaan. Hal ini disebabkan adanya perluasan tambang
sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini
juga bisa menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu
yang semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal
ini diperparah oleh buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir
seperti hutan rawa.
D. Laut
Pencemaran air laut akibat penambangan terjadi pada saat aktivitas
bongkar muat dan tongkang angkut hasil penambangan. Selain itu,
pencemaran juga dapat mengganggu kehidupan hutan mangrove dan
biota yang ada di sekitar laut tersebut.
2. Dampak Terhadap Manusia
Dampak pencemaran Pencemaran akibat penambangan batubara terhadap
manusia, munculnya berbagai penyakit antara lain :
A. Limbah pencucian zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada
manusia seperti kanker kulit. Kaarena Limbah tersebut mengandung
belerang (b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan (Mn), Asam
sulfat (H2sO4), di samping itu debu menyebabkan polusi udara di
sepanjang jalan yang dijadikan aktivitas pengangkutan. Hal ini
menimbulkan merebaknya penyakit infeksi saluran pernafasan, yang
dapat memberi efek jangka panjang berupa kanker paru-paru, darah
atau lambung.
B. Antaranya dampak negatifnya adalah kerusakan lingkungan dan
masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh proses penambangan dan
penggunaannya.produk buangannya, berupa abu ringan, abu berat, dan
kerak sisa pembakaran, mengandung berbagai logam berat : seperti
arsenik, timbal, merkuri, nikel, vanadium, berilium, kadmium, barium,
cromium, tembaga, molibdenum, seng, selenium, dan radium, yang
sangat berbahaya jika dibuang di lingkungan.
C. Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan
juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang
cukup parah, baik itu air, tanah, Udara, dan hutan, Air Penambangan
Batubara secaralangsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari
limbah penducian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara
dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai
sehingga warna air sungai menjadi keruh, Asam, dan menyebabkan
pendangkalan sungai akibat endapan pencucian emas tersebut

2.4.3 Arah pengelolaan Lingkungan


Secara umum terdapat 4 lingkup kegiatan penting dalam pengelolaan
lingkungan pertambangan, yaitu:
1. pengelolaan dan pemantauan kualitas air,
2. pengelolaan dan pemantauan kualitas udara,
3. pengelolaan tanah, reklamasi, dan keanekaragaman hayati,
4. pengelolaan sampah, bahan berbahaya dan beracun (B3), dan limbah
B3. Pelaksanaan kegiatan penting tersebut perlu diatur dalam sebuah
sistem manajemen pengelolaan dan pemantauan, termasuk aspek
kepatuhan terhadap izin/peraturan/ standar yang diperlukan untuk
kegiatan tersebut.
Terdapat 3 (tiga) aspek penting pengelolaan lingkungan yang saling
bersinergi selama operasi pertambangan berlangsung, yaitu: praktek, sistem
manajemen, dan perizinan. Pada periode awal kegiatan, perusahaan akan
memerlukan upaya yang tinggi untuk mendapatkan seluruh perizinan inti yang
diperlukan, misalnya izin lingkungan, izin operasi Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah B3 (TPS Limbah B3), dsb. Pada saat yang bersamaan,
sistem manajemen pengelolaan mulai disusun berdasarkan ‘kebiasaan umum’
yang dilakukan oleh industri pertambangan.
Sangat wajar apabila pada periode awal ini seringkali terjadi perubahaan
dalam prosedur, yang disesuaikan dengan praktek pengelolaan dan pemantauan
lingkungan yang dilakukan. Pada periode menengah, dimana operasional telah
berjalan dengan perizinan lingkungan yang memadai, perusahaan perlu untuk
menetapkan target kinerja praktek pengelolaan lingkungan. PROPER dapat
digunakan sebagai salah satu target untuk hal ini, dimana PROPER akan
menilai kepatuhan pada aspek perizinan, administrasi, dan teknis operasional.
Seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan seharusnya terus
memfokuskan pada perbaikan sistem manajemen lingkungan dan praktek
pertambangan terbaik, dimana kedua kegiatan ini dapat saling membantu untuk
memastikan keseluruhan upaya operasional berjalan dengan baik. Perusahaan
dapat menetapkan target pencapaian seperti PROPER “Hijau” atau “Emas” dan
sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. Hasil dari pencapaian
target tersebut akan memudahkan proses perizinan lingkungan yang
diperlukan, baik perizinan baru, perpanjangan, atau revisi, termasuk proses
Addendum atau Revisi dokumen AMDAL yang kerap terjadi pada kegiatan
pertambangan, seiring dengan terjadinya perubahan/temuan cadangan batubara
atau mineral, atau adanya kegiatan lain. Bagi perusahaan pertambangan yang
juga melibatkan penanaman modal asing dimana dana berasal dari sindikasi
perbankan internasional, penerapan standar lingkungan internasional seperti
standar dari International Finance Corporation (IFC) seringkali diwajibkan
untuk dipatuhi.

2.5 Aspek Sosial Ekonomi


Dampak sosial merupakan dampak yang dirasakan oleh masyarakat yang berada
di area suatu kegiatan dilaksanakan. Dampak sosial-ekonomi dapat dibedakan
menjadi dampak real impact dan special impact (Hadi, 2009). Sosial ekonomi
menurut Abdulsyani (1994) dalam Kurniawan (2015) merupakan kedudukan manusia
atau posisi seseorang yang ditentukan oleh aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat
pendidikan, jenis rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi. Sosial ekonomi
merupakan salah satu faktor yang sangat terpengaruh apabila suatu kegiatan
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. Keberadaan perusahaan tambang di tengah-
tengah masyarakat merupakan wujud dan partisipasi dalam peningkatan dan
pengembangan pembangunan masyarakat.
Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua
komponen yang saling mempengaruhi. Dimana perusahaan memerlukan masyarakat
sekitar dalam pengembangan perusahaan itu sendiri begitupun sebaliknya,
masyarakat memerlukan perusahaan tersebut dalam peningkatan perekonomian
masyarakat serta pengembangan daerah akibat keberadaan perusahaan tersebut.
(Jurnal Redoks, Volume 1, Nomor 1, Januari 2016 – Juni 2016).
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rencana Penelitian


Adapun rencana penelitian yang akan dilakukan mengenai “Analisis Dampak
Dari Operasi Penambagan Nikel Terhadap Aspek Lingkungan, Aspek Ekonomi Dan
Aspek Sosial di PT. Gag Nikel Distrik Waigeo Barat, Kabupaten Raja Ampat,
Provinsi Papua Barat”. Estimasi waktu dalam penelitian di PT. Gag Nikel
berlangsung selama 2 sampai 3 bulan, dengan data yang diteliti berupa data primer
( data yang diambil secara langsung di lapangan ) dan data sekunder ( data
pendukung yang diperoleh dari perusahaan maupun sumber-sumber atau referensi
dari luar).

3.2 Alat Dan Bahan


Dalam kegiatan penelitian alat dan bahan yang akan digunakan penulis di lokasi
penelitian yang berada di PT. Gag Nikel yang berada di pulau Gag,Kabupaten Raja
Ampat, provinsi Papua Barat. Sebagai berikut :

3.2.1 Alat
1. Global positioning system ( GPS )
2. Laptop
3. Kamera
4. Ph Meter
5. Papan Data
6. Perlengkapan sefety

3.2.2 Bahan
1. Kertas A4
2. Alat tulis ( pena,pensil dan lainnya)
3.3 Tahap Penelitian
Tahapan atau kegiatan serta hasil dari penelitian selama proses pengambilan data
di mulai dari awal dimana persiapan, studi pustaka,metode peneltian, penelitian di
lapangan dan pengolahan data. Berikut tabel penjelasan alir penelitian.

Tabel 3.1 Tahap Penelitian


No Kegiatan Keterangan Hasil
1. Mencari, mengumpulkan pustaka dan 1. Proposal
1 Persiapan melakukan studi literatur tentang
2. Surat izin
Lingkungan Tambang.
permohonan
2. Konsultasi dan ujian proposal
penelitian
penelitian
3. Surat izin
3. Surat izin penelitian yang dikeluarkan
melaksanaka
oleh Fakultas yang ditujukan kepada
n
Pimpinan PT. Gag Nikel
pengambilan
4. Meminta ijin kepada pihak perusahan
data yang
dalam hal ini PT. Gag Nikel untuk
dikeluarkan
sedianya menerima dalam
oleh pihak PT.
permohonan izin praktek lapangan dan
GagNikel
pengambilan data untuk keperluan
Tugas akhir
1. Membaca dan mencari referensi – 1. Buku, jurnal
referensi serta mengambil keputusan terkait judul
terkait judul yang akan menjadi bagian yang akan
2 Studi
penting sebelum dan sesudah diteliti.
Pustaka
penelitian.
1. Observasi atau pengamatan langsung di 1. Memahami
lapangan metode yang
2. Dokumentasi kegiatan lapangan serta alir
Metode
selama proses pengambilan data serta penelitian.
3 Peneliti
interview kepada pihak PT. Gag Nikel
an

1. Data Primer : 1. Memahami


data yang
 Data lingkungan fisik dan non fisik
akan diteliti
 Data wawancara 2. Mengambil
2. Data Sekunder data secara
langsung
 Peta geologi regional Pulau Gag
dilapangan.
4 Data  Dokumentasi Lapangan
Penelitian
 Data geologi

1. Analisa data yang digunakan adalah 1.menganalisis


analisa data kualitatif yaitu data yang dampak operasi
telah diperoleh berdasarkan indikator pertambagan
penelitian disusun dalam kategori terhadap
tertentu kemudian direduksi dan di lingkungan
display dan akhirnya dianalisa dengan serta aspek
Pengolah
5 melakukan pemaparan serta interpretasi sosial dan
an data
secara komprehensif dan mendalam. ekonomi.
Berdasarkan
data yang terlah
dikumpulkan
.
3.4 Diagram Alir Penelitian

Tahap Persiapan

 Pemilihan judul
 Studi Literatur/study pustaka
 Pengurusan surat izin

Pengambilan Data

Data Sekunder
Data Primer
 Data geologi
 Data lingkunagan fisikdan
non fisik  Peta lokasi
 Data wawancara  Dokumentasi

Pengolahan Data

Perubahan rona lingkungan


 Lingkungan fisik
 Non fisik

Hasil Dan Pembahasan

 Menganalis dampak Yang dikaji dan selanjutnya sebagai bahan


perbandingan antara teori dan hasil di lapangan.
3.5 Jadwal Penelitian
Berikut adalah jadwal kegiatan selama proses pengerjaan tugas akhir.Dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3 2 Jadwal Kegiatan

Tahun
2021
No Kegiatan
April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 pengambilan data

3 Pengolahan data
Penyusunan
4
Laporan
DAFTAR PUSTAKA

pertiwi, Handayani Dharma. (2011). Dampak Keberadaan Perusahaan


Pertambangan Batubara TrhadapAspek Ekologi, Sosial dan Ekonomi
Masyarakat di Era Otonomi Daerah di Kelurahan SempojaUtaraKecamatan
Samarinda Utara Kota Samarinda. Bogor IPB: https://repository.ipb.ac.id

Suryani BB. (2019). Dampak Positif Aktivitas Pertambangan Nikel Terhadap Kondisi
Sosialekonomi Masyarakat Di Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe
selatan. Kendari.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pertambangan Mineral Dan


Batubara.

Rosmika, Regi Ginanjar, 2014, Pengaruh Penambangan Batu Andesit Terhadap


Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Penambangdi Desa Malangnengah
Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta. Skripsi. Fakulatas Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.

irawati. (2018). Dampak Pertambangan Nikel Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi,


Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Mardatila, A. (2021, oktober 14). Memahami Rona Lingkungan dan Fungsinya dalam
Amdall. Retrieved from https://www.merdeka.com/sumut/memahami-rona-
lingkungan-dan-fungsinya-dalam-amdal-kln.html

Baharinawati, W. H., & Gatot, N. T. (2012). Kondisi Sosial Ekonomi Dan Budaya
Masyarakat Sekitar Kawasan Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat. Jurnal
Penelitian Kehutanan Wallacea.

Anda mungkin juga menyukai