Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Partial Substitution of Sand by Fly Ash Concrete (PSSFAC)

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Muhammad Mujiburrakhman NIM. 16510139001 Angkatan 2016


Rangga Maulana Arrazy NIM. 16510134020 Angkatan 2016
Aishifa Putri Larasati NIM. 17505241013 Angkatan 2017

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2019

i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3. Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4. Luaran yang Diharapkan ........................................................................ 2
1.5. Manfaat ................................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3


2.1. Abu Terbang ........................................................................................... 3
2.2. Abu Terbang sebagai Material Substitusi Parsial Pasir dalam
Campuran Beton ..................................................................................... 4

BAB 3. METODE PENELITIAN ........................................................................ 4


3.1. Jenis Penelitian ....................................................................................... 4
3.2. Subjek dan Objek Penelitian................................................................... 4
3.3. Variabel Penelitian ................................................................................. 4
3.4. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................. 5
3.5. Alat dan Bahan ....................................................................................... 5
3.6. Prosedur Penelitian ................................................................................. 6
3.7. Teknik Analisis Data .............................................................................. 9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................................. 10


4.1. Anggaran Biaya .................................................................................... 10
4.2. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim ...................................................... 11
Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping.............................................................. 14
Lampiran 3. Justifikasi Anggaran Kegiatan .......................................................... 20
Lampiran 4. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ................. 22

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Abu terbang dari Pabrik Spritus Madukismo ............................................ 3


Gambar 2. SEM 2000× zoomed partikel abu terbang.............................................. 3
Gambar 3. Alir prosedur penelitian ......................................................................... 6

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tempat Penelitian ..................................................................................... 5


Tabel 2. Peralatan dan Bahan .................................................................................. 5
Tabel 3. Keterangan Pengujian Benda Uji .............................................................. 9
Tabel 4. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Penelitian .................................. 10
Tabel 5. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian ...................................................... 10

v
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teknologi beton selalu dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur.
Beton sering digunakan sebagai bahan bangunan struktur karena beton dapat
dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan, perawatannya tidak
memerlukan biaya tinggi, dan memiliki kuat tekan tinggi. Namun, dewasa ini
persediaan pasir sebagai material penyusun beton di alam mulai menipis. Salah
satu contohnya yakni penipisan persediaan pasir yang terjadi di dalam dan di
sekitar Daerah Iistimewa Yogyakarta (DIY). Jogja.tribunnews.com pada 19
Oktober 2015 memberitakan bahwa persediaan pasir pada beberapa titik di
aliran Kali Progo, DIY mulai habis disebabkan oleh penambangan yang
dilakukan secara berlebihan dengan mesin penyedot. Selain hal tersebut,
soloraya.solopos.com pada 27 Oktober 2012 memberitakan bahwa persediaan
pasir di aliran Kali Woro, Klaten, Jawa Tengah mulai menipis, sehingga cukup
banyak penambang yang berpindah tempat lebih jauh ke hulu sungai dan
bahkan sampai berpindah tempat ke Kali Gendol, Sleman, DIY.
Masalah yang dihadapi tidak hanya berhenti pada penipisan persedian
pasir. Kali Woro dan Kali Gendol adalah kali yang berlokasi di lereng Gunung
Merapi dengan lokasi pertambangan hanya berjarak sekitar 12 sampai 14 km
dari puncak gunung. Diberitakan oleh jogja.tribunnews.com pada 26 Juni
2018, Gubernur DIY menghimbau kepada para penambang di lereng Merapi
agar tidak menambang pasir hasil dari letusan gunung pada tahun 2010 sampai
ke lapisan tanah asli karena dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan
sekitar. Jika penambangan pasir dilakukan sampai merusak lapisan tanah asli,
maka ketika Merapi meletus hal tersebut akan memberikan jalan sehingga
meningkatkan kelajuan serta penyebaran material vulkanik seperti lava, lahar
panas, pasir, dan batu-batu besar. Merapi adalah gunung berapi paling aktif di
Pulau Jawa, dan diberitakan oleh regional.kompas.com pada 17 Desember
2018, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan
Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menjelaskan bahwa saat ini Merapi telah
berstatus bencana Waspada dengan radius bahaya mencapai 3 km dari puncak
gunung. Ditambah lagi dengan mengingat Merapi yang hingga sekarang masih
belum meletus kembali, padahal berdasarkan catatan BPPTKG muncul
spekulasi bahwa Merapi memiliki siklus letusan selama lima tahun. Hal
tersebut juga memunculkan kekhawatiran ketika Merapi meletus kembali,
maka akan memiliki kekuatan jauh lebih besar dari letusan sebelumnya dan
juga akan mengeluarkan material vulkanik dalam jumlah lebih banyak.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sekarang berada pada tahap
perkembangan selalu diikuti dengan kegiatan industri yang memberikan
dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Namun, di samping
memberikan dampak positif, kegiatan industri juga dapat memberikan dampak
negatif yakni menghasilkan limbah. Salah satu contohnya seperti limbah abu
2

terbang hasil dari pembakaran batu bara sebagai bahan bakar penghasil uap
untuk unit destilasi di Pabrik Spritus Madukismo, Bantul, DIY. Berdasarkan
hasil wawancara pada 12 Desember 2018, Wakil Kepala Pabrik Spritus
Madukismo mengatakan bahwa dalam sekali masa produksi pabrik tersebut
dapat menghasilkan limbah abu terbang sebanyak 200 sampai 1400 ton per
tahun. Menurut PP No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun, limbah abu terbang mengandung logam berat
sehingga dikategorikan sebagai Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan
kode limbah D223. Jika tidak dilakukan pengelolaan limbah dengan baik dan
benar, maka limbah abu terbang tersebut dapat mencemari lingkungan
masyarakat.
Diperlukan sebuah cara inovatif untuk mengatasi berbagai masalah yang
telah diungkapkan, dan salah satu caranya yakni dengan memanfaatkan limbah
abu terbang dari Pabrik Spritus Madukisumo sebagai material substitusi parsial
pasir dalam campuran beton. Dengan cara tersebut diharapkan dapat mengatasi
masalah penipisan persediaan pasir sebagai material penyusun beton di dalam
dan di sekitar DIY, sekaligus dapat mengatasi masalah limbah abu terbang dari
Pabrik Spritus Madukisumo.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang muncul
adalah sebagai berikut.
1.2.1. Bagaimana cara mensubstitusi parsial pasir dengan abu terbang dalam
campuran beton?
1.2.2. Begaimana pengaruh yang dihasilkan dari subtitusi parsial pasir dengan
abu terbang dalam campuran beton?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1.3.1. Mengetahui cara mensubstitusi parsial pasir dengan abu terbang dalam
campuran beton.
1.3.2. Mengetahui pengaruh yang dihasilkan dari subtitusi parsial pasir dengan
abu terbang dalam campuran beton.
1.4. Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah artikel ilmiah
dengan judul “Partial Substitution of Sand by Fly Ash Concrete (PSSFAC)”.
Kemudian, hasil penelitian ini akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah
sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat umum.
1.5. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.5.1. Mengatasi masalah penipisan persediaan pasir sebagai material
penyusun beton di dalam dan di sekitar DIY.
1.5.2. Mengatasi masalah limbah abu terbang dari Pabrik Spritus Madukismo.
3

1.5.3. Membantu mengurangi dampak peningkatan kelajuan dan penyebaran


material vulkanik Gunung Merapi dengan cara mengurangi penggunaan
pasir dalam campuran beton
1.5.4. Menambah kajian ilmiah dalam bidang teknologi beton untuk
menunjang pembangunan infrastruktur.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Abu Terbang
Abu terbang (fly ash) merupakan hasil limbah dari pembakaran batu
bara dan kebanyakan dari abu terbang memiliki sifat pozzolanic. Ketika semen
bereaksi dengan air, akan menghasilkan kalsium silikat hidrat (CSH) yang
berasal dari trikalsium silikat (C3S) dan dikalsium silikat (C2S), dan akan
menghasilkan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) yang berasal dari kalsium oksida
(CaO). CSH berperan sebagai pengikat dan Ca(OH)2 berperan sabegai pengisi
rongga pada beton. Dengan kehadiran air, kandungan silika dioksida (SiO2)
dan alumunium oksida (Al2O3) pada abu terbang dapat bereaksi dengan
Ca(OH)2 dan akan menghasilkan CSH tambahan, sehingga akan menambah
kekuatan mekanik pada beton. (National Precast Concrete Associaton USA,
2008).
Menurut National Precast Concrete Associaton USA (2008), kelebihan
dan kekurangan penggunaan abu terbang dalam campuran beton adalah
sebagai berikut.
2.1.1. Kelebihan Penggunaan Abu Terbang pada Campuran Beton
Abu terbang memiliki bentuk partikel bulat, seragam, dan
berukuran sangat kecil, sehingga akan meningkatkan kelecakan
(workability), atau setidaknya akan menghasilkan kelecakan yang sama
dengan jumlah kebutuhan air lebih sedikit, dan hal tersebut akan
meningkatkan kekuatan mekanik pada beton keras. Kelecakan adalah
kemudahan dalam pengadukan, penuangan, dan pembentukan
campuran beton segar. Penggunaan abu terbang juga dapat mengurangi
timbulnya banyak air ke permukaan beton segar (bleeding) dan dapat
mengurangi pemisahan partikel (segregation) pada beton keras.
1 2

Gambar 1. Abu terbang dari Pabrik Spritus Madukismo


Gambar 2. SEM 2000× zoomed partikel abu terbang (Nji, 2013)
2.1.2. Kekurangan Penggunaan Abu Terbang pada Campuran Beton
Penggunaan abu terbang akan memberikan dampak peningkatan
kekuatan lebih lama pada beton keras, karena sifat pozzolanic pada abu
4

terbang membutuhkan waktu hidrasi yang sangat lama. Kemudian, abu


terbang yang memiliki kualitas rendah akan meningkatkan daya serap
beton terhadap air dan zat kimia agresif.
2.2. Abu Terbang sebagai Material Substitusi Parsial Pasir dalam Campuran
Beton
Abu terbang memang masih jarang digunakan sebagai material
substitusi parsial pasir, karena abu terbang dan pasir merupakan dua material
yang berebeda. Parshwanath dan Parukutty (2003) telah melakukan penelitian
pada beton yang menggunakan abu terbang sebagai material substitusi parsial
pasir sebanyak 0%, 20%, 40%, dan 60% total kebutuhan berdasarkan berat.
Penelitian tersebut bertujuan untuk memodifikasi abu terbang sebagai material
substitusi parsial pasir yang berbasis pada metode cementing efficiency abu
terbang. Dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa modifikasi abu
terbang sebagai material substitusi parsial pasir dapat meningkatkan kuat tekan
beton sampai 1.20 MPa, yakni pada umur 28 hari dengan substitusi parsial
pasir sebanyak 20% dan 40%. Kemudian, substitusi parsial pasir dengan abu
terbang dapat menghasilkan beton yang lebih ekonomis, lebih ringan, lebih
eco-friendly, dan lebih rendah dalam hal produksi karbon.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini masuk ke dalam klasifikasi penelitian dan pengembangan
atau litbang (research and development atau R&D), dengan metode penelitian
kuantitatif, dan terdiri dari beberapa tahap kegiatan yang mengacu kepada
standar metode pelaksanaan.
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah abu terbang yang berasal dari
Pabrik Spritus Madukismo.
3.2.2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah pengaruh yang dihasilkan dari
penggunaan limbah abu terbang sebagai material substitusi parsial pasir
dalam campuran beton.
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi penggunaan
abu terbang sebagai material substitusi parsial pasir sebanyak 0%, 15%,
30%, dan 45% total kebutuhan berdasarkan berat.
3.3.2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kebutuhan air,
kelecakan (workability), berat, kuat tekan, kuat tarik belah, porositas
semu, dan sorptivitas yang dihasilkan dari setiap variasi rancangan
campuran beton.
5

3.3.3. Variabel Kontrol


Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kebutuhan semen
dan kerikil dalam seluruh variasi rancangan campuran beton.
3.4. Tempat dan Waktu Penelitian
Tabel 1. Tempat Penelitian
Tahapan Penelitian Tempat
Pengujian Abu Terbang Laboratorium Analis Instrumental Departemen
Teknik Kimia FT UGM
Pengujian Agregat Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Pendidikan
Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY
Pembuatan Benda Uji Bengkel Kerja Batu Jurusan Pendidikan Teknik Sipil
dan Perencanaan FT UNY
Pengujian Benda Uji Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Pendidikan
Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY
Penelitian ini akan dilakukan dalam sekitar kurun waktu lima bulan,
yakni dari Februari sampai Juni atau menyesuaikan dengan kalender PKM.
3.5. Alat dan Bahan
Tabel 2. Peralatan dan Bahan
Tahapan Penelitian Peralatan Bahan
Pengujian Abu Terbang
- Pengujian Kandungan Instrumen Atomic Abu Terbang
Absorption
Spectrophotometry (AAS)
- Pengujian Disfraksi Instrumen X-Ray Diffraction Abu Terbang
(XRD)
Pengujian Agregat
- Pengujian Kadar Air Instrumen SNI 03-1750- Pasir dan kerikil
1990
- Pengujian Berat Jenis Instrumen SNI 03-1970- Pasir, kerikil, dan
1990 untuk pasir dan air
instrumen SNI 03-1969-
1990 untuk kerikil
- Pengujian Analisis Instrumen SNI 03-1968- Pasir dan kerikil
Saringan 1990
- Pengujian Kadar Lumpur Instrumen SNI S-04-1998-F Pasir, kerikil, dan
air
- Pengujian Keausan Instrumen SNI 03-2417- Kerikil
Agregat Kasar 1991
Pembuatan Benda Uji Instrumen SNI 2493:2011 Semen, abu
terbang, pasir,
kerikil, dan air
6

- Pengujian slump Instrumen SNI 03-1972- Campuran beton


(workability) 1990 segar
Pengujian Benda Uji
- Pengujian Kuat Tekan Instrumen SNI 1974:2011 Benda uji beton
- Pengujian Kuat Tarik Instrumen SNI 2941:2014 Benda uji beton
Belah
- Pengujian Porositas Semu Instrumen SNI 03-2914- Benda uji beton
1990 dan air
- Pengujian Sorptivitas Instrumen ASTM C1585 Benda uji beton
tahun 2004 dan air
3.6. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari enam tahap kegiatan yakni persiapan material,
pengujian abu terbang, pengujian agregat, perancangan campuran beton,
pembuatan benda uji, dan pengujian benda uji.

Gambar 3. Alir prosedur penelitian


3.6.1. Persiapan Material
Material-material yang akan dipersiapkan dalam penelitian ini
adalah semen tipe PPC (Portland Pozzolan Cement), agregat halus yang
berupa pasir, agregat kasar yang berupa kerikil, air, dan abu terbang.
3.6.2. Pengujian Abu Terbang
Pengujian abu terbang yang akan dilakukan adalah pengujian
kandungan abu terbang dan pengujian difraksi abu terbang. Pengujian
kandungan abu terbang dilakukan untuk mengetahui kadar kandungan
CaO dan (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3). Jika abu terbang mengandung CaO
lebih kecil dari 10% dan (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3) lebih besar dari 70%,
maka termasuk ke dalam tipe F (low-calcium fly ash) yang tidak
mempunyai sifat cementitious dan hanya bersifat pozzolanic.
Kemudian, jika abu terbang mengandung CaO lebih besar atau sama
dengan 10% dan (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3) lebih besar dari 50%, maka
termasuk ke dalam tipe C (high-calcium fly ash) yang mempunyai sifat
7

cementitious dan juga bersifat pozzolanic (Nji, 2013). Pengujian difraksi


abu terbang dilakukan untuk mengatahui persentase padatan amorf dan
padatan kristal yang mempengaruhi tingkat reaktifitas abu terbang.
Padatan kristal merupakan padatan yang memiliki reaktifitas tinggi
dalam proses reaksi dari pada padatan amorf, karena padatan kristal
memiliki struktur yang lebih stabil dan mudah melakukan ikatan bila
bereaksi (Rommel, 2014).
3.6.3. Pengujian Agregat
Pengujian agregat bertujuan untuk mengetahui karakteristik
agregat yang dijadikan sebagai acuan dan persyaratan dalam
perancangan campuran beton.
3.6.4. Perancangan Campuran Beton
Setiap campuran beton akan dirancang dengan target kuat tekan
rencana (fc’) 25 MPa pada umur 28 hari. Rancangan campuran beton
terdiri dari variasi penggunaan abu terbang sebagai material substitusi
parsial pasir sebanyak 0%, 15%, 30%, dan 45% total kebutuhan
berdasarkan berat. Sebagai permulaan, perancangan akan dilakukan
untuk campuran beton kontrol (0%) dengan mengacu pada SNI 03-
2834-2000. Kemudian, dilanjutkan dengan perancangan campuran
PSSFAC, yakni beton yang menggunakan abu terbang sebagai material
substitusi parsial pasir (15%, 30%, dan 45%).
Dalam perancangan campuran beton normal, terdapat Faktor Air
Semen (FAS) atau rasio water-cement (wc) yang digunakan untuk
menghitung kebutuhan air. Substitusi parsial pasir dengan abu terbang
berdasarkan berat dapat meningkatkan total luas permukaan bahan
granular dari beton sehingga mempengaruhi kebutuhan air, tingkat
hidrasi semen, dan kekuatan beton (Parshwanath dan Parukutty, 2003).
Oleh karena itu, dalam perhitungan kebutuhan air untuk campuran
PSSFAC, FAS/wc akan digantikan dengan Faktor Air Binder (FAB) atau
rasio water-binder (wb). FAB/wb ditetapkan dengan metode yang
berbasis pada cementing efficiency (k) abu terbang dan dapat dihitung
dengan persamaan (Parshwanath dkk, 2007):
wb = wc × [(1 - p) + k × p]…………………………………………….(1)
dengan
p = F/(C + F)…………………………………………………………(2)
Di mana p, F, dan C secara berturut-turut adalah fraksi bahan pengikat
abu terbang, proporsi abu terbang, dan proporsi semen.
Pada persamaan 1, [(1 - p) + k × p] merupakan faktor equivalent
cement (Ceq) yang digunakan sebagai parameter efisiensi (De, 1999).
Cementing efficiency dapat didefinisikan sebagai jumlah bagian semen
8

yang dapat digantikan oleh satu bagian pozzolan tanpa mengubah sifat
yang sedang dipelajari (Yeh, 2013). Nilai k dapat berkisar dari 0.2
sampai 1.1 yang tergantung pada tipe semen, umur perawatan benda uji,
dan tipe abu terbang serta variasi penggunaannya (Parshwanath dan
Parukutty, 2003). Babu dan Gajula (1993) memperkirakan nilai k untuk
kekuatan beton umur perawatan 28 hari adalah sekitar 0.30. Berdasarkan
data dari berbagai data campuran beton yang telah diteliti selama
bertahun-tahun, Parshwanath dan Parukutty (2003) mengindikasikan
bahwa nilai k adalah sekitar 0.80. Dalam penelitian ini nilai k akan
ditetapkan dengan persamaan (Yeh, 2013):
kf = 1.25 + 0.140 × ln T - 3.9 × R + 2.75 × R2………….…………….(3)

Di mana T dan R secara berturut-turut adalah umur perawatan beton dan


proporsi abu terbang.
Perancangan campuran PSSFAC akan dihitung berdasarkan
proporsi kebutuhan material dalam campuran beton kontrol. Jika
proporsi kebutuhan material dalam campuran beton kontrol adalah:
S: Pk: K: FAS…………………………………………...…………….(4)
Maka proporsi kebutuhan material dalam campuran PSSFAC adalah
(Parshwanath dan Parukutty, 2003):
[S: At]: (Pk – At): K: FAB = [S: At]: Pat: K: FAB……………………...(5)

Di mana S, At, Pk, Pat, dan K secara berturut-turut adalah proporsi semen,
variasi proporsi abu terbang, proporsi pasir dalam campuran beton
kontrol, variasi proporsi pasir dalam campuran PSSFAC, dan proporsi
kerikil. Pada persamaan 5, dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini,
variasi kebutuhan abu terbang dihitung berdasarkan kebutuhan semen
pada campuran beton kontrol, dan kebutuhan pasir dalam campuran
PSSFAC didapatkan dari pengurangan Pk dengan At.
3.6.5. Pembuatan Benda Uji
Sebelum dilakukan pencampuran material, abu terbang akan
dijemur terlebih dahulu hingga kering agar kadar kandungan air di
dalam abu terbang dapat terkontrol. Pengadukan campuran beton akan
dilakukan menggunakan mesin pengaduk. Pengujian slump akan
dilakukan untuk mengetahui tingkat kelecakan (workability) dari setiap
variasi campuran beton segar. Benda uji akan dibuat sebanyak 72 benda
uji berbentuk silinder dengan tinggi 30 cm dan diameter 15 cm, serta 24
benda uji berbentuk kubus dengan dimensi 15 cm × 15 cm × 15 cm.
3.6.6. Pengujian Benda Uji
Sebelum dilakukan pengujian, benda uji akan ditimbang terlebih
dahulu untuk mengatahui berat setiap variasi benda uji beton. Dalam
9

penelitian ini, untuk mengetahui durabilitas atau daya tahan beton


terhadap gangguan internal dan eksternal, pengujian yang akan
dilakukan adalah pengujian kuat tekan, kuat tarik belah, porositas semu,
dan sorptivitas beton. Kuat tekan adalah besarnya beban per satuan luas
yang dapat menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan
gaya tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat tarik belah adalah
parameter yang digunakan untuk mengevaluasi ketahanan geser beton.
Porositas semu adalah ukuran dari ruang kosong di antara material, dan
merupakan fraksi dari volume ruang kosong terhadap total volume.
Sorptivitas adalah tingkat penyerapan air ke dalam beton.
Tabel 3. Keterangan Pengujian Benda Uji
Umur Perawatan Bentuk Benda
dengan Air Uji Jumlah
Pengujian
14 28 56 Benda Uji
Silinder Kubus
Hari Hari Hari
3 per variasi
Kuat rancangan campuran
√ √ √ √
Tekan per umur perawatan
dengan air
3 per variasi
Kuat
rancangan campuran
Tarik √ √ √ √
per umur perawatan
Belah
dengan air
Total Benda Uji 72
3 per variasi
Porositas rancangan campuran
√ √
Semu per umur perawatan
dengan air
3 per variasi
rancangan campuran
Sorptivitas √ √
per umur perawatan
dengan air
Total Benda Uji 24
3.7. Teknik Analisis Data
Seluruh data hasil pengujian yang berupa kelecakan (workability), berat,
kuat tekan, kuat tarik belah, porositas semu, dan sorptivitas dari setiap variasi
campuran beton akan diolah dengan program Microsoft Excel 2016 untuk
menghasilkan parameter statistik dan grafik perbandingan pengaruh dari setiap
variasi substitusi parsial pasir dengan abu terbang.
10

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1. Anggaran Biaya
Tabel 4. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Penelitian
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1. Perlengkapan yang diperlukan 1.086.000,-
2. Bahan habis pakai 3.609.000,-
3. Perjalanan 270.000,-
4. Lain-lain 730.000,-
Jumlah 5.695.000,-
4.2. Jadwal Kegiatan
Tabel 5. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian
Bulan
Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan Material
Pengujian Material
Perancangan Campuran Beton
Pembuatan Benda Uji
Pengujian Benda Uji
Analisis Data
Evaluasi Kegiatan
Penyusunan Laporan Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Babu, K. G. dan Gajula, S. N. R. 1993. Effect of Fly Ash in Concrete. Cement and
Concrete Composites. 15: 223-229
De, L. F. 1999. Concrete Mixture Proportioning – A Scientific Approach. Modern
Concrete Technology Series, E & F N SPON. London
National Precast Concrete Association (NPCA) USA. 2010. Using Fly Ash in
Concrete. https://precast.org/2010/05/using-fly-ash-in-concrete/. Diakses
pada 22 Oktober 2018
Nji, L. T. 2013. Fly Ash: Overview. https://lauwtjunnji.weebly.com/fly-ash--
overview.html. Diakses pada 22 Oktober 2018
Parshwanath, R. N. dan Parukutty, A. S. 2013. Fly ash as a sand replacement
material in concrete -A study. The Indian Concrete Journal: 1-6
Parshwanath, R. N., Peter, J. A., dan Parukutty, A. S. 2007. Prediction of
compressive strength of concrete with fly ash as sand replacement material.
Cement and Concrete Composites. 29 (3): 218-223
Rommel, E., Kurniawati, D., dan Pradibta, A. P. 2014. PERBAIKAN SIFAT FISIK
DAN REAKTIFITAS FLY ASH SEBAGAI CEMENTITIOUS PADA
BETON. Media Teknik Sipil. 12 (2): 111-118
Yeh, I. C. 2013. Modeling Efficiency Factor of Fly Ash in Concrete Using an
Unification Approach. IACSIT International Journal of Engineering and
Technology. 5(5): 546-549
11

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim


12
13
14

Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Dr. Slamet Widodo, S.T., M.T.
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Teknik Sipil
4. NIP/NIDN 19761103 200003 1 001/0003117603
5. Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 3 November 1976
6. Alamat E-mail swidodo.uny@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 081567966990
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Megister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas Universitas Universitas
Sebelas Maret Gadjah Mada Diponegoro
Jurusan/Prodi. Teknik Sipil Teknik Sipil Teknik Sipil
(Struktur) (Struktur)
Tahun Masuk-Lulus 1994-1999 2000-2003 2008-2014
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1. Struktur Beton I Wajib 2
2. Struktur Beton II Wajib 2
3. Struktur Baja I Wajib 2
4. Beton Prategang dan Pracetak Wajib 2
5. Mekanika Teknik I Wajib 2
6. Mekanika Teknik III Wajib 2
7. Mekanika Teknik IV Wajib 2
8. Bahan Bangunan II Wajib 1
9. Praktikum Bahan Bangunan II Wajib 1
10. Teknik Gempa Wajib 2
C.2. Penilitian
No. Judul Penilitian Penyandang Dana Tahun
1. Pengaruh Superplasticizer Terhadap Sifat DIPA UNY 2003
Beton Segar, Kuat Tekan dan Serapan Air
Beton Di Bawah Air
2. Pengaruh Komposisi Agregat dan Filler DIPA UNY 2004
Terhadap Kuat Tekan Self Compacting
Concrete
3. Pemanfaatan Abu Batu Sebagai Filler pada Research Grant 2004
Self-Compating Concrete DUE-Like
15

4. Kajian Penggunaan Potongan Kayu Research Grant 2004


Sebagai Agregat Pada Beton Ringan DUE-Like
5. Kajian Sifat Mekanik dan Daktilitas Beton DIPA UNY 2005
Ringan dengan Penggunaan Polystyrene
Sebagai Bahan Substitusi Agregat Halus
6. Optimalisasi Prestasi Belajar Mahasiswa DIPA UNY 2005
dalam Bidang Mekanika Teknik Melalui
Penerapan Metode Latihan Mandiri dengan
Alat Bantu Komputer dan Modul
7. Studi Eksperimental Kuat Lekat Tulangan DIPA UNY 2005
pada Pengecoran Beton di Bawah Air
dengan Bahan Tambah Polycarboxylate
8. Optimalisasi Kompetensi Mahasiswa dalam DIPA UNY 2006
Mata Kuliah Struktur Beton dengan Project
Based Learning
9. Komparasi Kualitas Flowing Concrete DIPA UNY 2006
dengan Perbedaan Tinggi Jatuh Pengecoran
dan Jenis Semen
10. Pengaruh Substitusi Semen Dengan Serbuk DIPA UNY 2006
Limbah Produksi Keramik Terhadap Kuat
Tekan Beton
11. Aplikasi Metode Jaringan Syaraf Tiruan DIPA UNY 2007
untuk Prediksi Kandungan Khlorida Bebas
dalam Berbagai Komposisi Campuran Pasta
Semen
12. Studi Eksperimental Sifat Mekanik dan Research Grant 2007
Karakteristik Transpor Massa dalam Self Program Hibah
Compacting Fiber Reinforced Concrete Kompetisi A2
(SCFRC)
13. Pemanfaatan Air Limbah (Slurry) Produksi DIPA UNY 2008
Beton Pracetak dan Ready-Mix Sebagai
Bahan Campuran untuk Pembuatan Beton
Baru di Lokasi pabrik
14. Pembelajaran Interactive Learning Berbasis Research Based 2008
Internet untuk Meningkatkan Pencapaian Teaching
Kompetensi Mahasiswa pada Mata Kuliah
Struktur Beton I
15. Optimasi Kinerja Lentur Balok Beton DIPA UNY 2009
Bertulang untuk Meningkatkan Performa
Struktur Bangunan di Daerah Rawan
Gempa
16

16. Efek Penambahan Serat Polypropylene DIPA UNY 2009


Terhadap Karakteristik Beton Segar Jenis
Self-Compacting Concrete
17. Perintisan Kelas Internasional Mata Kuliah DIPA UNY 2010
Struktur Beton I Dengan Pendekatan
Project-Assisted Learning Dalam Kerangka
Transitional Bilingual Education
18. Efek Penambahan Serat Polypropylene DIPA UNY 2010
Terhadap Daya Lekat Dan Kuat Lentur
Pada Rehabilitasi Struktur Beton dengan
Self-Compacting Repair Mortar (SCRM)
19. Experimental Study on Some Fresh and DIPA UNY 2010
Mechanical Properties of Polypropylene
Fiber Reinforced Self Compacting Concrete

20. Uji Lentur Panel Dinding Sandwich DIPA UNY 2011


Pracetak dengan Core Beton Ringan
Polystyrene dan Lapis Kulit Polypropylene
Self-Compacting Mortar
21. Effects of Hybrid Polypropylene-Steel Fiber DIPA UNY 2012
Addition on Some Hardened Properties of
Lightweight Concrete with Pumice
Breccia Aggregate
22. Effects of Steel and Polypropylene Fiber DIPA UNY 2012
Addition on Interface Bond Strength
between Normal Concrete Substrate and
Self-Compacting Concrete Topping
23. Kapasitas Geser Interface antara Beton BOPTN 2013
Ringan Berserat sebagai Stay in Place
Formwork dengan Self Compacting
Concrete Topping untuk Konstruksi Pelat
Lantai Komposit
24. Experimental Study on the Potential Use of DIPA UNY 2014
Pumice Breccia as Coarse Aggregate in
Structural Lightweight Concrete

25. Pengembangan Material Beton Khusus dan BOPTN 2014


Cara Perawatannya untuk Peningkatan
Kinerja Struktural serta Percepatan
Konstruksi Perkerasan Kaku Jalan Raya
17

26. Uji Kekuatan Tarik Interface Untuk DIPA UNY 2015


Konstruksi Partially-Precast dengan
Perbedaan Kekasaran Permukaan Substrate
dan Kuat Tekan Self Compacting Concrete
sebagai Lapis Topping
27. Sistem Konstruksi dan Formulasi Desain PUPT 2016
Pelat Lantai Semi Pracetak Dual Layer Kemenristekdikti
Hybrid Concrete untuk Bangunan Gedung

C.3. Pengabdian kepada Masyarakat


No. Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1. Perencanaan Jembatan Mogol-Banjar, Desa Mandiri 2002
Ringin Larik, Kec. Musuk, Kab. Boyolali
2. Pelatihan Perawatan Jembatan Gantung UNY 2004
pada Masyarakat Jelok, Desa Beji,
Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung
Kidul
3. Sosialisasi Standar Hidup Sehat Dari Aspek Mandiri 2006
Perumahan Untuk Warga Desa Ringin
Larik, Kec. Musuk, Kab. Boyolali
4. Pelatihan Pembuatan Beton Kinerja Tinggi UNY 2006
dengan Bahan Lokal Bagi Guru-Guru
SMK di DIY Sebagai Implementasi Hasil
Penelitian Guna Pengayaan Materi
Pembelajaran
5. Evaluasi Kelayakan Rumah Hunian Pasca FT UNY 2006
Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Bantul
6. Mitigasi Bencana Gempa Bumi di Wilayah LPM UNY 2007
DIY Melalui Sosialisasi Zonasi Gempa dan
Pelatihan Perencanaan serta Pengendalian
Mutu Struktur Beton Bertulang Tahan
Gempa dengan Mengoptimalkan Potensi
Bahan Lokal
7. Pelatihan Aplikasi Spreadsheet sebagai LPM UNY 2008
Media Pembelajaran SMK Bangunan dalam
Perencanaan Tulangan Lentur dan Geser
Balok Beton Bertulang Menurut SNI 03-
2847-2002
8. Pelatihan Perencanaan dan Metode LPM UNY 2008
Konstruksi Rumah dan Gedung Sederhana
Tahan Gempa Berdasarkan Standar Serta
18

Pedoman Teknis Terbaru Pasca Gempa


Yogya 27 Mei 2006
9. Pendampingan Rekonstruksi Bangunan Dinas Pendidikan 2007
SD/MI dan SMP/MTs Program Debt Swap Provinsi D.I.
Conversion for Education IV, Propinsi DI Yogyakarta
Yogyakarta
10. Pendampingan Earthquake Recovery Kerjasama GTZ- 2007-
Program RED (German 2008
Technical
Cooperation) dan
BAPPENASA
11. Pendampingan Pembangunan BPD DIY BPD DIY 2008-
Cabang Wonosari 2009
12. Rancang Bangun Mesin Mekanis Pengolah VUCER DP2M 2008
Batang dan Buah Pepaya untuk Menunjang Dikti
Produksi Dodol dan Manisan Bagi Industri
Kecil di Pedesaan
13. Pemanfaatan Spreadsheet untuk IPTEKS DP2M 2009
Perencanaan Portal Beton Bertulang DIkti
sebagai Media Pembelajaran SMK
Bangunan
14. Pemberdayaan Karang Taruna Melalui PPM Program 2010
Implementasi Teknologi Fine Composting Unggulan UNY
Berbasis Mesin Pengolah Tipe Crusher
Untuk Pengelolaan Sampah Pasar Pedesaan
15. Rancang Bangun Mesin Pengering PPM Program 2012
Kerajinan Berbahan Serat dan Enceng Unggulan UNY
Gondok untuk UKM di Kabupaten
Kulonprogo D.I. Yogyakarta
16. Rekayasa Teknologi Penjernihan Minyak PPM Program 2013
Kelapa bagi Usaha Kecil di Pedesaan Unggulan
17. Pemberdayaan Kelompok Ekonomi Rakyat PPM 2015
Pedesaan Melalui Diversifikasi Produk Pengembangan
Minuman Segar Herbal Berbasis Hasil Wilayah
Pertanian Lokal
18. Sosialisasi Tata Cara Perencanaan Struktur FT UNY 2016
Beton Menurut SNI 2843: 2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
19

.
20

Lampiran 3. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.)


- Sarung tangan safety 3 pasang 19.000,- 57.000,-
- Kacamata sefety 3 buah 16.000,- 48.000,-
- Sepatu boot karet 3 pasang 51.000,- 153.000,-
- Masker kertas 1 kotak 48.000,- 48.000,-
- Cangkul 2 buah 81.000,- 162.000,-
- Cetok 2 buah 25.000,- 50.000,-
- Palu karet (untuk
memadatkan campuran
1 buah 40.000,- 40.000,-
beton segar di dalam
cetakan)
- Ember besar (sebagai
wadah perawatan benda
uji, untuk pengujian 5 buah 75.000,- 375.000,-
porositas semu dan
sorptivitas)
- Karung bekas (sebagai
wadah material yang
disiapkan per variasi 16 buah 3.000,- 48.000,-
rancangan campuran
beton)
- Terpal (sebagai alas
1 buah 105.000,- 105.000,-
penjemuran abu terbang)
SUB TOTAL (Rp.) 1.086.000,-
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.)
- Oli bekas (sebagi pelumas
8 liter 2.000,- 16.000,-
cetakan benda benda uji)
- Belerang (untuk
3 kg 35.000,- 105.000,-
pengujian kuat tekan)
- Pasir 1 m3 210.000,- 210.000,-
- Kerikil 1.5 m3 240.000,- 360.000,-
- Semen 8 zak 65.000,- 520.000,-
- Abu terbang (jika dikenai
8 zak 6.000,- 48.000,-
biaya operasional)
- ATK (Alat Tulis Kantor) 3 paket 30.000,- 90.000,-
- Biaya pengujian AAS 1 paket 360.000,- 360.000,-
- Biaya pengujian XRD 1 paket 1.900.000,- 1.900.000,-
SUB TOTAL (Rp.) 3.609.000,-
21

3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.)


- Keperluan pembelian 1×
50.000,- 50.000,-
material pengisian
- Untuk perjalanan luar
kota (pengajuan proposal 1×
70.000,- 70.000,-
bantuan dan pengambilan pengisian
abu terbang)
- Uang makan tim 2 75.000,- 150.000,-
SUB TOTAL (Rp.) 270.000,-
4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.)
- Biaya pembelian paket 3×
75.000,- 225.000,-
kuota internet pembelian
- Biaya pembelian pulsa 3×
35.000,- 105.000,-
pembelian
- Biaya pencetakan dan
penjilidan berkas
administrasi (proposal
1 paket 50.000,- 50.000,-
bantuan abu terbang, surat
izin pemakaian tempat
dan peralatan, dll)
- Biaya publikasi karya
1 kali 350.000,- 350.000,-
ilmiah
SUB TOTAL (Rp.) 730.000,-

TOTAL 1 + 2 + 3 + 4 5.695.000,-

Terbilang Lima Juta Enam Ratus Sembilan Puluh Lima Ribu Rupiah
22

Lampiran 4. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Program Bidang Alokasi


No. Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
1. Muhammad D3 Teknik Teknik 60 jam/ a. Bertanggung
Mujiburrakhman/ Sipil Sipil mingu jawab atas
16510139001 pelaksanaan
kegaiatan
b. Koordinator
pelaksanaan
kegiatan
2. Rangga Maulana D3 Teknik Teknik 60 jam/ a. Pengadaan
Arrazy/ Sipil Sipil mingu alat dan
16510134020 bahan
b. Humas
3. Aishifa Putri S1 Pendidikan 45 jam/ a. Administrasi
Larasati / Pendidikan Teknik mingu b. Akuntansi
17505241013 Teknik Sipil Sipil dan dan keuang-
dan Perencana- an
Perencanaan an

Anda mungkin juga menyukai