3
Buku Jalan Perdesaan
2020
KATA PENGANTAR
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berkontribusi
pada lahirnya buku ini. Di antaranya adalah para ahli dan pakar yang bekerja di
Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan, Ditjen Bina Marga, Kementerian
PUPR.
Berkat kolaborasi yang apik itu, buku ini lahir sebagai setitik cahaya yang
mengatasi ketidaktahuan masyarakat tentang tahap-tahap dalam membangun
jalan. Buku ini menjadi panduan yang menunjukkan arah, sekaligus memberikan
beberapa tips penting dalam membangun.
Sebagai buku yang ditujukan untuk pemula, maka buku ini punya keterbatasan.
Untuk itu kami persilakan untuk membaca berbagai buku lainnya, termasuk
membaca berbagai regulasi dan aturan yang dikeluarkan pemerintah.
5
Daftar isi
Prolog Halaman 8
Umum Halaman 14
Bahan Halaman 17
Peralatan Halaman 18
Cara Kerja Halaman 20
Simulasi Biaya Halaman 24
Umum Halaman 26
Bahan Halaman 29
Peralatan Halaman 30
Cara Kerja Halaman 32
Simulasi Biaya Halaman 34
Umum Halaman 36
Bahan Halaman 39
Peralatan Halaman 40
Cara Kerja Halaman 43
Simulasi Biaya Halaman 53
6
Aspal Buton Halaman 55
LPMA Halaman 58
Umum Halaman 58
Bahan Halaman 61
Peralatan Halaman 63
Cara Kerja Halaman 65
Simulasi Biaya Halaman 72
Butur Seal Halaman 73
Umum Halaman 73
Bahan Halaman 74
Peralatan Halaman 77
Cara Kerja Halaman 79
Simulasi Biaya Halaman 82
CPHMA Halaman 83
Umum Halaman 83
Bahan Halaman 84
Peralatan Halaman 86
Cara Kerja Halaman 89
Simulasi Biaya Halaman 93
Umum Halaman 96
Pembuatan Jalan Beton Desa Halaman 98
Lapis Fondasi Bawah Halaman 99
Peralatan Peralatan untuk
Pekerjaan Lapis Fondasi Bawah Halaman 100
Pekerjaan Lapis Fondasi Halaman 102
Pengerjaan Beton Halaman 103
Bahan Jalan Beton Halaman 104
Peralatan Pekerjaan Beton Halaman 106
Cara Kerja Halaman 110
Simulasi Biaya Halaman 118
Daftar Pustaka Halaman 121
7
PROLOG
Jauh sebelum Indonesia berdiri, jalan dan jembatan sudah menjadi sesuatu yang
vital. Penguasa bisa silih berganti. Peradaban bisa patah tumbuh hilang berganti.
Namun di setiap episode sejarah, jalan dan jembatan menjadi sesuatu yang
penting untuk membuka akses wilayah, serta memungkinkan manusia untuk
bergerak dan berpindah.
Jalan dan jembatan tidak saja menghubungkan dua wilayah dan menggerakkan
perputaran roda kehidupan, tetapi juga bisa menautkan silaturahmi dan
kehangatan antar manusia. Berkat jalan, manusia bisa saling mengunjungi, saling
menyapa, sehingga memungkinkan kegiatan ekonomi berlangsung.
Di era Indonesia modern, jalan dan jembatan juga sama pentingnya. Apalagi, jika
mengingat fakta mengenai Indonesia adalah negara yang sangat luas. Jarak dari
Sabang sampai Merauke lebih panjang dari jarak Boston hingga Lisbon yang
melintasi Samudera Atlantik. Jarak dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote lebih
panjang dari jarak Istanbul ke Moskwa.
Pulau-pulau dihubungkan oleh lautan. Namun ratusan kota, hingga ribuan desa
yang berada dalam satu pulau akan dihubungkan oleh jalan dan jembatan. Jika
Indonesia diibaratkan sebagai tenunan, jalan dan jembatan ibarat benang yang
merajut dan mengikat semua wilayah ke dalam bingkai negara kesatuan.
Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, pemerintah memiliki visi yang
tertuang dalam Nawa Cita yakni Membangun Indonesia dari Pinggiran. Visi ini
bermakna pembangunan akan dimulai dari tepian tanah air, dimulai dari desa-
desa sehingga diharapkan menjadi lokomotif ekonomi. Dalam konteks ini, peran
infrastruktur sebagai perajut tenunan kebangsaan menjadi sangat vital.
8
Di era ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kian
masif membangun infrastruktur dari Sabang sampai Merauke, yang tidak hanya
di perkotaan saja, tetapi juga merambah perdesaan.
***
9
Buku yang berada di tangan pembaca ini adalah bagian dari ikhtiar kami dari
Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan (Ditbintekjatan), Direktorat Jenderal
Bina Marga, Kementerian PUPR, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat.
Buku ini berisikan panduan atau tutorial untuk membuat jalan yang bisa
diterapkan oleh siapa pun, di lokasi mana pun.
Buku ini bukan yang pertama. Sebelumnya, kami telah menerbitkan buku
berjudul Jalan Perdesaan pada tahun 2016. Namun berbeda dengan
pendahulunya, buku ini dibuat lebih praktis sehingga isinya diharapkan bisa
dipahami oleh semua kalangan, bukan hanya mereka yang punya latar
pendidikan di bidang keteknikan.
Buku ini diharapkan bisa menjadi nyala lilin yang bisa menerangi ketidaktahuan
masyarakat tentang jenis jalan yang bisa dibuat di wilayahnya, apa saja bahan dan
peralatannya, serta bagaimana menghitung biayanya.
Buku ini lahir dari diskusi mendalam sejumlah ahli di Direktorat Bina Teknik Jalan
dan Jembatan, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR. Kami mendiskusikan apa
saja infrastruktur jalan yang bisa dikerjakan oleh masyarakat di masa pandemi,
yang diharapkan bisa menjadi best practice dalam pembangunan infrastruktur.
10
Kami memutuskan untuk membahas tujuh teknologi jalan, yakni Konstruksi Jalan
telford, Jalan Kerikil, Jalan Lapis Penetrasi Makadam, Aspal Buton yang terdiri
dari LPMA, Butur Seal dan CPHMA, serta Jalan Beton.
Kami menilai, tujuh teknologi jalan ini mudah diterapkan oleh masyarakat. Proses
pengerjaannya mudah, serta bahan dan peralatan bisa ditemukan di mana pun.
Sepanjang masyarakat masih memelihara tradisi gotong royong sebagai kearifan
budaya kita, maka semua pekerjaan bisa diselesaikan secara cepat dengan
bersama-sama.
Kami percaya, buku ini jauh dari kata sempurna. Bagi yang masih ingin menggali
pengetahuan, kami anjurkan untuk membaca berbagai aturan, serta publikasi
lainnya untuk melengkapi informasi yang disajikan di sini.
Buku ini adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat agar menjadi subyek
yang bisa mengatasi masalah di sekitarnya. Terkait infrastruktur jalan,
masyarakat harus turun tangan sebab kemampuan pemerintah sangat terbatas
untuk menyambung setiap jengkal tanah air.
Maka, buku ini bisa pula dilihat sebagai kolaborasi yang apik antara pemerintah
dan masyarakat. Pemerintah menyusun panduan dan tutorial, masyarakat
membumikannya melalui kerja-kerja di lapangan.
11
Dalam kerja-kerja membangun infrastruktur yang menyambung tanah air, kita
melihat modal sosial kita yang terkuat yakni gotong-royong. Kita menyaksikan
bagaimana pemerintah dan masyarakat saling gotong royong untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Semuanya bersinergi untuk menjadikan Indonesia sebagai "tempat berlindung di
hari tua hingga air menutup mata."
Melalui kerja-kerja membangun jalan, kita terus menenun tanah air, merajut
benang kebangsaan, dan menyatukan semua wilayah demi menjadi negeri yang
kuat dan sejahtera.
Selamat membaca!
10
Jalan Telford
13
K onstruksi perkerasan jalan di Indonesia dipengaruhi oleh penemuan
Thomas Telford dari Skotlandia (1757-1834) ahli jembatan lengkung dari
batu pada akhir abad 18. Thomas Telford menciptakan konstruksi
perkerasan jalan yang bisa diterapkan di mana-mana, termasuk di Indonesia.
Perkerasan yang ditemukan oleh Thomas Telford pun dikenal dengan Sistem
Telford.
Batu yang digunakan untuk perkerasan Telford adalah batu belah atau batu
bulat yang berasal dari batu kali, batu gunung atau batu kapur kristalin.
PERKERASAN JALAN TELFORD
PENGERTIAN
KELEBIHAN
14
PENGERJAAN
KEKURANGAN
PEMELIHARAAN
15
Persiapan Bahan
Jika masyarakat desa hendak memulai perkerasan jalan telford, apa yang harus
dilakukan?
Dalam surat edaran itu, perkerasan telford terdiri atas batu pokok, batu tepi,
dan batu pengunci serta pasir urug. Telford dirancang dalam dua tipe ketebalan
yaitu untuk ketebalan 15 cm dan 20 cm. Ilustrasi konstruksi telford bisa dilihat
pada gambar berikut:
Batu tepi
tinggi 20 cm atau 25cm
Batu pengunci 5/7 Batu pokok (batu belah
atau batu bulat)
tinggi 15 cm atau 20 cm
16
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat perkerasan telford bisa dilihat
pada tabel berikut:
Pasir
20 atau 25 cm
Batu Pokok
Panjang
15 atau
20 cm
Batu Pengisi
5-7 cm 5-7 cm 5-7 cm
Batu Pengunci
5-7 cm
17
Kedua, siapkan peralatan atau perkakas yang akan digunakan. Terkait
peralatan harus disesuaikan dengan apa yang ada di masyarakat. Misalnya, Jika
tidak ada truk pengangkut, maka masyarakat bisa menggantinya dengan
gerobak dorong. Demikian pula dengan mesin gilas. Jika tak tersedia, maka
masyarakat bisa menggantinya dengan timbris.
Atau
Alat pemadat
Mesin gilas
Atau
Stamper Timbris
18
Mistar pelurus tiga meter untuk memeriksa kerataan dan kemiringan
Mistar pelurus
Sekop
Belincong Pengki
Setelah bahan dan alat lengkap, maka tahap selanjutnya adalah proses
pengerjaan. Jika dikerjakan secara gotong-royong, maka semua pihak
diharapkan sudah paham apa yang harus dilakukan sehingga menjadi tim kerja
yang efektif.
19
Berikut, tahapan pengerjaan yang akan dilakukan:
1. Tanah dasar jalan harus bersih dari akar, rumput, atau
sampah dan “kotoran” lainnya
Alat berat
Atau
Stamper Timbris
20
2. Batu tepi dipasang dengan dasar lebih rendah dari tanah dasar
10-15 cm
Arah lebar jalan
Pasir urug
Tanah dasar jalan
21
4. Batu pokok (batu belah atau batu bulat)
Disusun dengan tangan satu per satu, berdiri tegak dan
rapat satu dengan yang lainnya serta cukup rata sesuai
dengan kemiringan melintang dan memanjang.
10-15 cm
5. Batu pengisi
Ditaburkan mengisi seluruh celah permukaan batu pokok.
Dipadatkan/digilas sampai batu pengisi mulai pecah,
mengunci batu belah, dan susah dicabut.
10-15 cm
Arah lebar jalan
Pasir urug
Tanah dasar jalan
22
6. Jika mesin gilas mekanis tidak tersedia
Pemadatan dapat dilakukan dengan alat timbris manual.
Pemadatan dengan timbris mencakup serentak selebar
jalan (berbaris). Untuk itu diperlukan sekitar 6 – 10 pekerja,
disesuaikan dengan lebar jalan rencana.
Sebagai salah satu alternatif dalam perkerasan jalan, telford pantas untuk
dicoba. Apalagi biaya pengerjaannya murah, serta bahan-bahannya ada di
sekitar, sehingga masyarakat desa bisa membuat kalkulasi biaya dengan cepat.
Simulasi biaya yang dilakukan Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, biaya yang
diperlukan untuk pembuatan setiap meter persegi adalah Rp 80.456,65. Jumlah
ini termasuk komponen tenaga, bahan, serta peralatan yang digunakan. Lihat
Tabel pada halamat selanjutnya:
23
Simulasi Biaya Untuk Jalan Telford
24
Jalan Kerikil
25
P ernahkah Anda melalui jalan desa yang permukaannya dari tanah? Di
musim hujan jalan itu amblas, rusak berat dan menjadi sulit dilalui
kendaraan. Jalan yang Anda temukan itu disebut jalan tanah dasar, jalan
yang terbentuk dari lapisan tanah dasar yang dipadatkan, ketika terjadi hujan
maka jalanan jenis ini akan menampung air dan berbentuk lumpur.
Ada satu sistem jalan yang bisa dikembangkan oleh warga desa untuk
mendapatkan jalan yang kuat dan tahan lama. Jalan itu adalah jalan kerikil.
Setelah jalan kerikil ini selesai, hal yang penting diperhatikan dalam pemenuhan
umur rencananya adalah pemeliharaannya harus rutin dilakukan. jalan ini
diperuntukkan bagi lalu lintas ringan hingga sedang. Lalu lintas harian yang
direkomendasikan rata-rata 400 kendaraan per hari, dengan kecepatan
maksimum 70 km per jam. Walaupun jenis jalan ini bisa digunakan untuk jalan
khusus tambang (hauling road) yang dilalui truk berat, volume kendaraan berat
yang lalu lalang tidak boleh terlalu banyak.
26 19
Alat yang digunakan pun sangat sederhana dan tidak rumit. Jika tidak ada alat-
alat berat seperti roda gilas, dapat menggunakan alat manual, seperti cangkul,
pengki, gerobak dorong dan lain-lain. Batu yang digunakan untuk jalan kerikil ini
adalah batu pecah di semua jenis batuan.
PENGERTIAN
KELEBIHAN
27
PENGERJAAN
KEKURANGAN
Berdebu.
Berisik jika ban
kendaraan menginjak
lapis permukaan.
Rentan rusak pada
kondisi curah hujan
tinggi.
PEMELIHARAAN
28
Persiapan Bahan
2-3 % 2-3 %
Kerikil
Tanah dasar
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat jalan kerikil bisa dilihat pada
tabel di bawah ini:
BAHAN PERKERASAN JALAN KERIKIL
Agregat
29
Kedua, siapkan peralatan atau perkakas yang akan digunakan. Terkait
peralatan harus disesuaikan dengan apa yang ada di masyarakat. Misalnya, Jika
tidak ada truk pengangkut, maka masyarakat bisa menggantinya dengan
gerobak dorong. Demikian pula dengan mesin gilas. Jika tak tersedia, maka
masyarakat bisa menggantinya dengan timbris.
Atau
Alat pemadat
Mesin gilas
Atau
Stamper Timbris
30
Mistar pelurus tiga meter untuk memeriksa kerataan dan kemiringan
Mistar pelurus
Sekop
Cangkul Pengki
Proses Pengerjaan
Setelah bahan dan alat lengkap, maka tahap selanjutnya adalah proses
pengerjaan. Jika dikerjakan secara gotong-royong, maka semua pihak
diharapkan sudah paham apa yang harus dilakukan sehingga menjadi tim kerja
yang efektif.
31
1. Siapkan tanah dasar
Sebagai lapisan pertama pada jalan kerikil, tanah harus
bersih dari akar, rumput, sampah dan kotoran apapun. Jika
tanah masih gembur harus dipadatkan dengan
memperhatikan ketebalan dan kerataan permukaan.
32
3. Lakukan pemadatan dengan cara mekanis
Biaya untuk pembangunan jalan kerikil menjadi murah sebab tidak memerlukan
permukaan lapis penutup, seperti aspal atau beton yang diperuntukkan untuk
jalanan dengan lalu lintas berat.
Simulasi biaya yang dilakukan Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, untuk jalan
kerikil setiap meter kubik adalah Rp213.913. Jumlah ini termasuk komponen
tenaga, bahan, serta peralatan yang digunakan. Lihat tabel di halaman
selanjutnya:
33
Simulasi Biaya Untuk Jalan Kerikil
34
Jalan
Lapis Penetrasi
Makadam
35
L apis Penetrasi (lapen) Makadam adalah salah satu jenis perkerasan
permukaan jalan beraspal yang dilaksanakan dengan sistem penyiraman.
Teknologi Lapen Makadam sejak dulu bahkan hingga hari ini menjadi
penghubung masyarakat di perdesaan. Biaya pembuatannya tergolong murah,
bahannya mudah ditemukan serta cocok untuk lalu lintas rendah.
Sistem jalan yang tersebar di berbagai belahan dunia ini ditemukan oleh John
Loudon McAdam, pada tahun 1803. Pria yang lahir di Skotlandia ini menemukan
ide tentang jalan harus dinaikkan di atas tanah untuk drainase yang baik dan
tertutup. Mula-mula batu-batu besar, lalu batu-batu yang lebih kecil, kemudian
ditaburi kerikil. Seiring perkembangan jaman, agar jalanan semakin kokoh, maka
permukaannya dikeraskan dengan aspal. Pengerjaan Lapen Makadam dilakukan
secara manual dan gotong-royong bersama seluruh warga desa.
PENGERTIAN
36
KELEBIHAN
PENGERJAAN
KEKURANGAN
37
PEMELIHARAAN
Membutuhkan satu
drainase agar air tidak
menggenang dan
melintasi badan jalan.
Drainase membuat jalan
lebih awet dan tahan
lama.
Persiapan
Tapi sebelum bahan maupun batu 'disulap' menjadi jalan di desa, kita wajib
membaca aturan yang ada. Seperti pedoman Spesifikasi Bahan Lapis Penetrasi
Makadam (lapen), SNI 6751: 2016 yang dikeluarkan oleh pemerintah, melalui
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Batu
Penutup
Aspal Batu
Pengunci
Batu
Pokok
38
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat perkerasan Makadam bisa
dilihat pada tabel berikut:
Batu pokok
Batu pengunci
Batu penutup
Aspal keras
39
Kedua, siapkan peralatan atau perkakas yang akan digunakan. Terkait
peralatan harus disesuaikan dengan apa yang ada di masyarakat. Misalnya, Jika
tidak ada truk pengangkut, maka masyarakat bisa menggantinya dengan
gerobak dorong. Demikian pula dengan mesin gilas. Jika tak tersedia, maka
masyarakat bisa menggantinya dengan timbris.
Truk engkel
Alat penyebar
Kereta dorong
40
Alat angkut Pengki
Mistar pelurus
41
Water Pass Pengukur Kemiringan permukaan jalan.
Water pass
Water Pass
Alat pemadat
Mesin gilas
Atau
Stamper Timbris
Proses Pengerjaan
Setelah proses penyediaan bahan, alat maupun tenaga telah siap, maka tahap
selanjutnya adalah pengerjaan. Ada 14 tahap pengerjaan untuk Lapen
Makadam, diharapkan pengerjaan ini dilakukan dengan sistem padat karya
yang dikerjakan oleh warga desa setempat. Berikut, 14 tahap pengerjaannya:
42
1. Jika konstruksi jalan lapen baru maka perbaikan permukaan
tidak perlu dilakukan
Apabila konstruksi dilaksanakan di atas jalan lama diperlukan
perbaikan permukaan yang akan dilapis lapen. Gali permukaan
jalan yang berlubang atau amblas berbentuk segiempat.
Urutannya sebagai berikut:
Lubang Turun/tergerus
Digali Dipadatkan
Diisi Dipadatkan
43
2. Membersihkan permukaan
Permukaan yang kotor menyebabkan lapisan Lapen yang
dipasang tidak dapat menempel dengan kuat. Di perdesaaan,
pekerjaan pembersihan dapat dilakukan dengan sapu atau sikat.
44
Keperluan batu dan aspal dapat diperkirakan seperti pada Tabel 1 untuk
tebal lapen 5 cm.
Tabel 1. Kebutuhan bahan untuk konstruksi lapen
Batu Batu Batu
Uraian Pokok Aspal Pengunci Aspal Penutup
Penggunaan
bahan setiap m² 105 kg/m² 3,7 kg/m² 25 kg/m² 1,5 kg/m² 14 kg/m²
(dalam berat)
Penggunaan
bahan setiap m² 0,075 m³ 3,7 liter 0,017m³ 1,5 liter 0,01m³
(dalam volume)
45
5. Sebarkan batu pokok sampai rata di permukaan jalan
a. Tebal penyebaran batu pokok ini sama dengan tebal kaso-kaso yang
telah dipasang.
b. Banyaknya batu pokok yang disebar kira-kira 0,075 m³ tiap m².
Pengukur kemiringan
Perata
Pelurus
46
7. Padatkan dengan alat yang tersedia
Mesin gilas
Atau
Stamper Timbris
Pemadatan terbaik dengan mesin gilas, minimum 6 lintasan. Namun bila
mesin gilas tidak tersedia dapat juga dilakukan dengan alat tumbuk
bermesin atau alat tumbuk tangan. Pemadatan manual dapat
dihentikan apabila batu terlihat stabil/kokoh.
8. Pemanasan aspal dan Penyiraman aspal
Dapat dilakukan dengan dua cara, di bagian badan
drum atau penutup drum
a. Panaskan aspal yang ada di dalam drum. Pemanasan tidak boleh
terlalu tinggi, sekitar 160 derajat celcius. Harus diperhatikan, jika
pemanasan terlalu tinggi dapat menyebabkan kebakaran dan sifat
kelengketan serta kelenturan aspal akan rusak.
Atau
47
b. Sebelum disiram aspal, permukaan harus kering dan bersih.
48
9. Sebarkan batu pengunci
Banyaknya seperti dalam tabel 1 yaitu 0,017 m³ setiap meter
persegi, pada tahap ini dapat dilakukan dengan dolak.
10. Padatkan
Sebaran batu pengunci akan dilakukan pemadatan.
Mesin gilas
Atau
Stamper Timbris
49
11. Siramkan aspal pada lapisan batu pengunci
Banyaknya aspal yang diberikan dapat dilihat dalam Tabel 1
yaitu sebanyak 1,5 liter setiap m².
50
13. Padatkan batu penutup tersebut
Mesin gilas
Atau
Stamper Timbris
14. Pemeliharaan
Selama beberapa waktu, batu penutup akan terdorong ke
tepi jalan akibat lalu lintas yang lewat. Agar Lapen tidak
cepat aus, maka batu penutup yang tersebar di pinggir
jalan tersebut harus dikembalikan ke tengah lagi.
51
PENTING !!!
52
Simulasi biaya yang dilakukan Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, biaya yang
diperlukan untuk pembuatan setiap meter persegi adalah Rp 86.896,98. Jumlah
ini termasuk komponen tenaga, bahan, serta peralatan yang digunakan.
Selengkapnya, lihat di tabel berikut:
53
Buku Jalan Perdesaan
2020
Aspal Buton
55
Pendahuluan
Aspal yang sering disebut Asbuton itu adalah satu dari dua sumber aspal alam
yang ada di dunia. Satunya lagi ditemukan di Pulau Trinidad di Laut Karibia.
Namun, cadangan Asbuton jauh lebih besar yakni sebanyak 667 juta ton.
Perkembangan teknologi Asbuton saat ini antara lain Asbuton butir, Asbuton
olahan kadar bitumen tinggi, Asbuton pracampur serta Asbuton murni. Untuk
Asbuton murni sampai saat ini masih dalam tahap pengembangan. Dari keempat
jenis produk tersebut, berkembang berbagai jenis teknologi Asbuton seperti
yang ditunjukkan pada Tabel di bawah ini.
56
Ada beberapa keunggulan yang dimiliki Asbuton dibanding aspal minyak, seperti
daya rekat yang kuat karena memiliki kandungan nitrogen base dan resin yang
tinggi, lebih tahan deformasi dan tahan terhadap retak untuk kondisi Indonesia
yang tropis.
Teknologi Asbuton yang bisa diterapkan untuk membangun jalan desa yaitu,
Lapen Makadam Asbuton (LPMA), Butur Seal dan Cold Paving Hot Mix Asbuton
(CPHMA) alias campuran beraspal panas Asbuton dihampar dingin.
57
Lapis Penetrasi Makadam Asbuton (LPMA)
Tipikal struktur dan tekstur lapis penetrasi makadam asbuton (LPMA), seperti
pada Gambar di bawah ini.
6 7 7. Agregat penutup
3 6. Asbuton ke-2
5
5. Agregat pengunci
4 2 4. Asbuton ke-1
3. Lapis ikat awal
1
2. Agregat pokok
1. Lapis resap ikat
(prime coat)
6 3 6. Asbuton ke-2
5 5. Agregat
pengunci
4 2 4. Asbuton ke-1
3. Lapis ikat awal
1
2. Agregat pokok
1. Lapis resap ikat
(prime coat)
58
Ketiga, SE Menteri PU No. 05/SE/M/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Lapis
Penetrasi Makadam Asbuton (LPMA- Asbuton).
PENGERTIAN
KELEBIHAN
59
PENGERJAAN
KEKURANGAN
Inkonsistensi kualitas
produk Asbuton dari
masing-masing produsen.
Keterbatasan SDM dalam
pengetahuan dan
keterampilan pelaksanaan
di lapangan.
PEMELIHARAAN
Menutup celah/retak
permukaan (sealing).
Mencegah pelepasan
butir dengan cara
pelaburan aspal.
60
Persiapan Bahan
Batu pokok
Batu pengunci
Batu penutup
61
Asbuton B 50/30
62
Persyaratan kuantitas bahan batu, asbuton B 50/30 dan aspal cair atau emulsi
untuk LPMA sebagai lapis fondasi:
Lapis Ikat
Tebal Batu Awal Asbuton Batu Asbuton
Lapis Pokok Ltr/m² B 50/30 Pengunci B 50/30
( Cm ) ( Kg/m² ) ke-1 ( Kg/m²) ke-2
Residu
Ukuran Aspal ( Kg/m²) ( Kg/m²)
Butir Cair/
Maksimum Aspal
Emulsi
6-7 125+1 0,18 – 0,3 12+2 19+1 14+2
5-6 105+1 0,18 – 0,3 10+2 19+1 12+2
Kedua, siapkan peralatan atau perkakas yang akan digunakan. Peralatan yang
digunakan bisa dilihat pada infografik berikut:
Atau
63
Alat pemadat
Mesin gilas
Atau
Stamper Timbris
Mistar pelurus
Sekop
64
Belincong Pengki
Proses Pengerjaan
Persiapan Lapangan
65
2. Pemasangan kaso-kaso sesuai ketebalan yang direncanakan
66
4. Pemadatan batu pokok
Alat pemadat tandem 6 s.d 8 ton bergerak dengan kecepatan
3 km/jam sebanyak 2 s.d 4 lintasan.
Mesin gilas
Atau
Stamper Timbris
5. Penyemprotan lapis ikat awal
Penyemprotan aspal cair atau aspal emulsi pada batu pokok
dapat menggunakan penyemprot aspal tangan.
67
6. Penghamparan ke-1 dengan bahan Asbuton B 50/30
Asbuton B 50/30 yang siap dihampar harus dalam keadaan gembur
dan bebas dari gumpalan. Selanjutnya asbuton tersebut dihampar
di atas lapis batu pokok yang sebelumnya sudah diberi ikatan awal.
Penghamparan Asbuton B 50/30 di atas batu pokok dapat
menggunakan pengki (alat manual) kemudian diratakan dengan
menggunakan alat perata (raker).
68
8. Pemadatan batu pengunci
Batu pengunci dipadatkan dengan menggunakan pemadat roda
baja dengan jumlah lintasan berkisar 6 - 8 lintasan. Jika mesin gilas
tidak tersedia, dapat dilakukan dengan alat manual. Pemadatan
dilakukan sedemikian rupa, sehingga rongga-rongga permukaan
dalam batu terisi asbuton dan batu pengunci.
Mesin gilas
Atau
Stamper Timbris
9. Penghamparan ke-2 bahan Asbuton B 50/30 di atas batu pengunci
Setelah pemadatan batu pengunci selesai, selanjutnya
penghamparan Asbuton B 50/30 dengan cara seperti pada point (6).
69
10. Penghamparan dan pemadatan batu penutup
Tahap terakhir dari pekerjaan LPMA sebagai lapis permukaan adalah
penghamparan dan pemadatan batu penutup. Penghamparan dan
pemadatan batu penutup dilakukan sebagaimana penghamparan
dan pemadatan batu pengunci. Jumlah lintasan pemadatan
disesuaikan dengan tebal lapisan, dan umumnya berkisar 2 - 4 lintasan.
Mesin gilas
Atau
Stamper Timbris
70
Pemadatan batu penutup
PENTING !!!
Simulasi biaya yang dilakukan Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, biaya yang
diperlukan untuk pembuatan setiap meter persegi Rp 88.394,90. Jumlah ini
termasuk komponen tenaga, bahan, serta peralatan yang digunakan.
Selengkapnya, lihat di tabel pada halaman berikut:
71
Simulasi biaya LPMA
72
BUTUR SEAL
Butur Seal adalah lapis tipis asbuton B 50/30 yang dihampar di atas lapis fondasi
batu (base) atau lapis perkerasan beraspal lama (existing). Butur Seal berfungsi
sebagai lapis permukaan yang cukup kedap air yang dapat melindungi lapisan
konstruksi di bawahnya dan bersifat non struktural. Butur Seal ini digunakan
untuk lalu lintas rendah yang melayani Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)
maksimum 500 kendaraan/hari.
Tipikal struktur dan tekstur butur seal, seperti pada Gambar di bawah ini.
Butur Seal = 2 cm
Prime Coat
Lapis fondasi
agregat = 15 cm
Tanah urug
Tanah dasar
(Sub-grade)
73
Persiapan Lapangan
Lapis fondasi batu (base) atau lapis perkerasan beraspal lama (existing) harus
disiapkan sehingga:
a) Profil memanjang atau melintang badan jalan, lapis fondasi, bahu, dan
drainase harus disiapkan sesuai gambar rencana.
b) Permukaan harus bebas dari benda-benda yang tidak diinginkan seperti
bahan lepas lainnya, permukaan harus kering, lubang-lubang harus
ditambal dan dipadatkan.
Bahan yang digunakan untuk Butur Seal terdiri dari Asbuton B 50/30, bahan
lapis resap pengikat (prime coat) dan lapis perekat (tack coat).
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan Butur Seal dapat dilihat dari
infografik berikut:
BAHAN PERKERASAN BUTUR SEAL
Asbuton B 50/30
74
Lapis resap perekat (tack coat)
Takaran pemakaian bahan aspal untuk lapis resap pengikat sebanyak 0,4
sampai dengan 1,3 liter per meter persegi untuk lapis fondasi batu tanpa bahan
pengikat. Takaran pemakaian bahan aspal untuk lapis perekat dan temperatur
penyemprotan harus sesuai dengan tabel.
Untuk menguji takaran lapis resap pengikat dan lapis perekat dapat dilakukan
dengan cara meletakkan karton persegi empat dengan ukuran 25 cm x 25 cm
yang telah diketahui beratnya. Karton diletakkan di atas permukaan dan
kemudian dilewati oleh aspal-distributor. Berat karton dengan aspal (kondisi
kering) dikurangi berat karton semula merupakan berat lapis resap pengikat
atau lapis perekat per m².
Takaran Pemakaian Lapis Perekat
Takaran (liter per meter persegi) pada
Temperatur Penyemprotan
75
Asbuton B 50/30 yang siap dihampar harus dalam keadaan tidak menggumpal.
Pemadatan untuk setiap hamparan dilakukan dengan pemadat roda besi 4 - 6
ton minimum sebanyak 6 lintasan.
Kedua, siapkan peralatan atau perkakas yang akan digunakan. Peralatan yang
digunakan bisa dilihat pada infografik berikut:
76
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Atau
Alat pemadat
Mesin gilas
Mistar pelurus
77
Alat bantu lainnya
Sekop
Belincong Pengki
Penyemprot Aspal
78
Proses Pengerjaan
79
3. Penghamparan Asbuton B 50/30
Pelaksanaan butur seal dapat dilakukan 1 kali hamparan apabila
dilaksanakan di atas perkerasan beraspal lama. Apabila
dihampar di atas lapis fondasi tanpa bahan pengikat harus
dilakukan 2 kali hamparan. Perkiraan kuantitas penghamparan
asbuton B 50/30 seperti ditunjukkan pada Tabel Perkiraan
kuantitas penghamparan asbuton B 50/30.
80
Asbuton B 50/30 yang siap dihampar harus dalam keadaan tidak
menggumpal. Penghamparan Asbuton B 50/30 di atas lapis fondasi batu
dapat menggunakan pengki (alat manual) kemudian diratakan dengan
menggunakan raker.
4. Pemadatan
Pemadatan untuk setiap hamparan dilakukan dengan
pemadat roda besi 4 - 6 ton minimum sebanyak 6 lintasan.
81
Simulasi yang dibuat oleh Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, biaya yang
dikeluarkan untuk pembuatan Butur Seal adalah Rp 81.065, 34. Selengkapnya
dapat dilihat di tabel berikut:
82
Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin (COLD PAVING HOT MIX
ASBUTON/CPHMA)
CPHMA
(Asbuton campuran panas
hampar dingin)
Prime Coat
CPHMA
(Asbuton campuran panas
hampar dingin)
Tack Coat
Eksisting atau
lapis perkerasan lama
83
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
Persiapan Lapangan
Lapis fondasi batu (base) atau lapis perkerasan beraspal lama (eksisting) harus
disiapkan seperti:
a) Profil memanjang atau melintang badan jalan, lapis fondasi, bahu, dan
drainase harus disiapkan sesuai gambar rencana.
b) Permukaan harus bebas dari benda-benda yang tidak diinginkan seperti
bahan lepas lainnya, permukaan harus kering, lubang-lubang harus
ditambal dan dipadatkan.
c) Semprotkan lapis resap pengikat (bila permukaan perkerasan jalan
eksisting berupa fondasi batu atau lapis fondasi bersemen) atau lapis
perekat (bila permukaan perkerasan jalan eksisting berupa lapis beraspal).
Persiapan Bahan
CPHMA harus disimpan atau ditempatkan (stock pile) pada daerah yang kering
dan terlindung dari panas matahari dan hujan. Bahan dapat dilihat dari gambar
berikut:
84
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
Aspal emulsi
yang diencerkan 0,20 - 0,40 0,40 – 1,00 0,40 – 2,00
(1:1)
85
Temperatur penyemprotan lapis resap ikat dan perekat harus sesuai dengan
Tabel di bawah ini.
Temperatur Penyemprotan
Aspal emulsi -
Atau
86
Alat Pemadat
Atau
Mistar pelurus
Sekop
Belincong Pengki
87
Alat Penggaruk
Penyemprot Aspal
Proses Pengerjaan
88
1. Persiapan lokasi pekerjaan
Bersihkan permukaan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki
misalnya debu dan bahan lainnya dan permukaan harus kering.
89
2. Pelaksanaan penghamparan CPHMA
Ÿ Penghamparan CPHMA dilaksanakan dengan menggunakan alat
penghampar mekanis (finisher) atau secara manual. Alat
penghampar mekanis dioperasikan sama seperti pengoperasian
campuran aspal panas. Sedangkan penghamparan secara manual
dilakukan dengan menggunakan acuan tepi untuk menjamin
sambungan memanjang vertikal. Acuan tepi dapat menggunakan
besi profil siku atau kaso-kaso dengan ukuran tinggi sama atau
lebih kecil 5 mm dari tebal rencana yang ditempatkan di kedua sisi
penghamparan dan kemudian diratakan dengan kayu penyipat.
90
3. Pelaksanaan pemadatan CPHMA
Pemadatan campuran CPHMA harus terdiri dan tiga operasi yang
terpisah, yaitu pemadatan awal, pemadatan antara/utama dan
pemadatan akhir.
91
92
Simulasi biaya dari Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR yang diperlukan
untuk pembuatan CPHMA setiap ton Rp 1.362.859. Jumlah ini termasuk
komponen tenaga, bahan, serta peralatan yang digunakan. Selengkapnya, lihat
di tabel berikut:
93
Buku Jalan Perdesaan
2020
Jalan Beton
95
B anyak yang beranggapan jika beton hanya digunakan sebagai fondasi
rumah, dinding, ataupun atap pada bangunan. Namun belakangan ini,
beton sudah banyak digunakan untuk membangun jalan perdesaan di
seluruh Indonesia.
Pembangunan jalan beton di Indonesia dimulai sejak tahun 1985, tetapi baru
berkembang pesat penggunaannya setelah 10 tahun kemudian. Saat ini jalan
beton banyak digunakan mulai dari jalan tol, jalan nasional, jalan provinsi,
hingga jalan kota dan kabupaten.
Kini, jalan desa dan permukiman pun menggunakan beton. Apalagi, masyarakat
desa mudah mendapatkan bahan-bahan seperti semen, pasir, dan batu pecah.
Dibandingkan aspal, semen lebih mudah didapatkan di seluruh pelosok tanah air.
Di masyarakat ada anggapan kalau jalan beton selalu kuat dan tidak pernah
rusak. Padahal, semua jenis jalan selalu punya keterbatasan. Sepatutnya
masyarakat tidak memaksakan jalan beton untuk dilewati semua jenis
kendaraan. Sebab jalan beton untuk perdesaan tidak dirancang sekuat jalan
beton untuk jalan provinsi atau nasional.
Oleh sebab itu, truk-truk dengan beban berat dilarang melintasi jalan beton
untuk perdesaan sebab dapat merusak jalan dengan cepat. Jalan beton di
perdesaan disusun dengan konstruksi lapis fondasi agregat, beton kurus dan
lapis perkerasan beton. Beton kurus berfungsi sebagai lantai kerja dan dapat
diganti dengan bahan lain yang berfungsi sama.
Tebal jalan beton untuk lalu lintas rendah ini terbukti mampu menjaga daya tahan
jalan agar berusia lama.
PERKERASAN JALAN BETON
PENGERTIAN
96
KELEBIHAN
PENGERJAAN
Dapat dilaksanakan
secara gotong royong
oleh warga desa.
KEKURANGAN
97
PEMELIHARAAN
Masyarakat di desa mana pun bisa membuat jalan beton desa, sepanjang
memahami bagaimana proses dan tahapan kerja. Umumnya jalan di pedesaan
menggunakan perkerasan beton tanpa tulangan, yang sering disebut
perkerasan beton bersambung tanpa tulangan.
Dalam proses perkerasan jalan beton tanpa tulangan, ada bahan-bahan yang
dibutuhkan yaitu:
Agar menghasilkan beton yang kuat, setiap campuran dan bahan harus ditakar
terlebih dahulu. Jangan menggunakan prinsip kira-kira sebab beton yang
dihasilkan menjadi tidak maksimal.
98
2-4 % 2-4 %
Lembaran plastik
15 cm beton
5 cm beton kurus
Lapis pondasi agregat
kelas B dipadatkan
Tanah dasar
Ada dua bahan yang diperlukan untuk membuat lapis fondasi bawah. Pertama,
pasir, berupa agregat halus dengan ukuran 0,25 mm – 4,75 mm. Kedua, agregat
yang berupa batu pecahan batu alam atau koral yang bersih keras dan kuat
dengan ukuran maksimum 50 mm.
Pasir Batu pecah
99
Daya dukung lapis fondasi bawah ditentukan mempunyai nilai CBR lebih besar
dari 60% dengan pengujian menurut SNI 1744-2012. Ketebalan lapis fondasi
bawah ditentukan sebesar 15 cm untuk CBR tanah dasar minimal 6%, dan 25 cm
untuk CBR tanah dasar minimal 4% dan kurang dari 6%.
Alat angkut
Atau
Atau
Mistar pelurus
100
Alat pemadat
Mesin gilas
Atau
Stamper Timbris
Sekop Pengki
101
Ÿ
Setelah semua bahan dan alat tersedia, langkah selanjutnya adalah memulai
pengerjaan lapis fondasi. Tahapan kerja adalah:
102
3. Pemadatan lapis fondasi agregat/ sirtu
Mesin gilas
Atau
Stamper Timbris
Pengerjaan Beton
103
BAHAN PERKERASAN JALAN BETON
Semen
Je ni s s e m e n y ang d apat
digunakan yaitu jenis Semen
Portland tipe I, Semen
Portland Pozzolan atau
Semen Portland Komposit
dan Semen Portland Slag.
Pasir
Batu pecah
Air
104
Lembaran plastik/ membran
kedap air
105
Acuan (Bekisting)
Balok
106
Alat untuk meratakan (roskam) beton/ Mistar Pendatar
107
Gergaji beton atau multiplek/plat baja
Gergaji beton
Peralatan lainnya
108
Obeng Pahat
Siku-siku Unting-unting
109
Cara Kerja
110
Ilustrasi pemasangan membran plastik
g
jan
an
em n
m jala
a h
Ar
111
Ilustrasi pencampuran dan pengecoran beton
Benar Salah
112
Masukan alat penggetar Angkat alat penggetar
dengan cepat dengan perlahan
113
8. Penghalusan permukaan
a. Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton
diperhalus, diperbaiki dan dipadatkan lagi menggunakan
bantuan alat-alat pelepa atau penghalus.
b. Permukaan beton kemudian diperiksa lagi kerataanya, paling
sedikit 2 kali lintasan dengan mistar lurus.
114
10. Perawatan Beton
a. Supaya beton yang dihasilkan mencapai kekuatan yang
diharapkan, perawatan perlu dilakukan agar air dalam beton tidak
menguap. Kondisi basah atau lembab harus dipertahankan
minimal selama 3 hari.
115
Proses penggergajian jalan beton
Multiplek Triplek/baja
Arah
memanjang
jalan
5m
116
13. Pembongkaran
Umumnya acuan beton dapat dibuka 24 jam setelah
pengecoran atau setelah beton dirasa cukup keras. Setelah
acuan terbuka, permukaan vertikal beton harus diperiksa,
jika terdapat keropos pada permukaan maka sebaiknya
diperbaiki.
Kini, masyarakat desa bisa membuat jalan beton sendiri. Selain bahan-bahannya
mudah didapatkan di sekitar, pengerjaan itu bisa dimungkinkan karena adanya
gotong-royong sesama warga desa.
Jalan beton dapat menjadi pilihan bagi masyarakat desa untuk mendapatkan
akses yang memadai. Jika dijaga dengan baik, jalan ini akan menyumbang
kemajuan desa, menjadi infrastruktur yang sangat berharga bagi anak cucu kita
di masa depan.
117
Simulasi biaya Lapis Fondasi Bawah
118
Simulasi biaya Beton Kurus
119
Simulasi biaya Beton Semen
120
Daftar Pustaka
121
Buku Jalan Perdesaan
2020