Anda di halaman 1dari 123

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Buku Jalan Perdesaan


2020
Penanggung Jawab : Deded P. Sjamsudin
Koordinator : Yohanes Ronny
Penulis
Jalan Telford : Nono
Dani Hamdani
Jalan Kerikil : Yohanes Ronny
Anita Jannatun Nissa
Yusep Firdaus
Lapen Makadam : Nono
Dani Hamdani
Aspal Buton : Madi Hermadi
Willy Pravianto
Ilman Faridl
Anita Jannatun Nissa
Jalan Beton : Ida Rumkita Sembayang
Aldian Nurcahya
Rulli Ranastra Irawan
Sri Mulyani
Editor : Yusran Darmawan
Indira Dwi Putri
Tika Mustikasari Supriyanto
Hutauruk Roulina
Desain dan Tata Letak : Giriantara Mahendra Sastradiredja
Tatang Sudjana Satjadinata
Penyusun : Tim Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Direktorat Jenderal Bina Marga
Cetakan Pertama 2020, 121 Halaman
ISBN No.

Diterbitkan pertama kali oleh :


Biro Komunikasi Publik
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Jakarta, September 2020

Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang


Dilarang mengutip dan/atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.

3
Buku Jalan Perdesaan
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Setiap buku adalah upaya untuk mengabadikan hikmah dan pembelajaran.


Setiap buku adalah upaya untuk bertutur banyak hal sehingga pengetahuan bisa
tersebar, kebajikan bisa tersampaikan.

Kami menyambut baik terbitnya buku ini sebab menyimpan banyak


pembelajaran yang bisa diterapkan oleh masyarakat. Kami menilai pesan-pesan
di buku ini sangat penting untuk menjadi panduan dalam membangun
infrastruktur.

Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berkontribusi
pada lahirnya buku ini. Di antaranya adalah para ahli dan pakar yang bekerja di
Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan, Ditjen Bina Marga, Kementerian
PUPR.

Berkat kolaborasi yang apik itu, buku ini lahir sebagai setitik cahaya yang
mengatasi ketidaktahuan masyarakat tentang tahap-tahap dalam membangun
jalan. Buku ini menjadi panduan yang menunjukkan arah, sekaligus memberikan
beberapa tips penting dalam membangun.

Sebagai buku yang ditujukan untuk pemula, maka buku ini punya keterbatasan.
Untuk itu kami persilakan untuk membaca berbagai buku lainnya, termasuk
membaca berbagai regulasi dan aturan yang dikeluarkan pemerintah.

Terakhir, semoga buku ini memberikan banyak informasi, sekaligus inspirasi,


yang berguna bagi semua kalangan. Amin.

Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dr. Ir. Hedy Rahadian, M.Sc


Direktur Jenderal Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

5
Daftar isi

Lembar Penyusun Halaman 3

Kata Pengantar Halaman 5

Daftar Isi Halaman 6

Prolog Halaman 8

Jalan Telford Halaman 13

Umum Halaman 14
Bahan Halaman 17
Peralatan Halaman 18
Cara Kerja Halaman 20
Simulasi Biaya Halaman 24

Jalan Kerikil Halaman 25

Umum Halaman 26
Bahan Halaman 29
Peralatan Halaman 30
Cara Kerja Halaman 32
Simulasi Biaya Halaman 34

Jalan Lapis Penetrasi Makadam Halaman 35

Umum Halaman 36
Bahan Halaman 39
Peralatan Halaman 40
Cara Kerja Halaman 43
Simulasi Biaya Halaman 53

6
Aspal Buton Halaman 55

LPMA Halaman 58
Umum Halaman 58
Bahan Halaman 61
Peralatan Halaman 63
Cara Kerja Halaman 65
Simulasi Biaya Halaman 72
Butur Seal Halaman 73
Umum Halaman 73
Bahan Halaman 74
Peralatan Halaman 77
Cara Kerja Halaman 79
Simulasi Biaya Halaman 82
CPHMA Halaman 83
Umum Halaman 83
Bahan Halaman 84
Peralatan Halaman 86
Cara Kerja Halaman 89
Simulasi Biaya Halaman 93

Jalan Beton Halaman 95

Umum Halaman 96
Pembuatan Jalan Beton Desa Halaman 98
Lapis Fondasi Bawah Halaman 99
Peralatan Peralatan untuk
Pekerjaan Lapis Fondasi Bawah Halaman 100
Pekerjaan Lapis Fondasi Halaman 102
Pengerjaan Beton Halaman 103
Bahan Jalan Beton Halaman 104
Peralatan Pekerjaan Beton Halaman 106
Cara Kerja Halaman 110
Simulasi Biaya Halaman 118
Daftar Pustaka Halaman 121

7
PROLOG

Merajut Jalan, Menenun Kebangsaan

Jauh sebelum Indonesia berdiri, jalan dan jembatan sudah menjadi sesuatu yang
vital. Penguasa bisa silih berganti. Peradaban bisa patah tumbuh hilang berganti.
Namun di setiap episode sejarah, jalan dan jembatan menjadi sesuatu yang
penting untuk membuka akses wilayah, serta memungkinkan manusia untuk
bergerak dan berpindah.

Jalan dan jembatan tidak saja menghubungkan dua wilayah dan menggerakkan
perputaran roda kehidupan, tetapi juga bisa menautkan silaturahmi dan
kehangatan antar manusia. Berkat jalan, manusia bisa saling mengunjungi, saling
menyapa, sehingga memungkinkan kegiatan ekonomi berlangsung.

Di era Indonesia modern, jalan dan jembatan juga sama pentingnya. Apalagi, jika
mengingat fakta mengenai Indonesia adalah negara yang sangat luas. Jarak dari
Sabang sampai Merauke lebih panjang dari jarak Boston hingga Lisbon yang
melintasi Samudera Atlantik. Jarak dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote lebih
panjang dari jarak Istanbul ke Moskwa.

Pulau-pulau dihubungkan oleh lautan. Namun ratusan kota, hingga ribuan desa
yang berada dalam satu pulau akan dihubungkan oleh jalan dan jembatan. Jika
Indonesia diibaratkan sebagai tenunan, jalan dan jembatan ibarat benang yang
merajut dan mengikat semua wilayah ke dalam bingkai negara kesatuan.

Pembangunan jalan dan jembatan sudah menjadi kebijakan semua


pemerintahan sejak Indonesia berdiri. Sejak masa pemerintah kolonial, jalan
sudah menjadi urat nadi yang mengalirkan manusia dan komoditas melintasi
wilayah. Kini, jalan dan jembatan juga sama vitalnya sebab menjadi indikator
kemajuan satu negara.

Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, pemerintah memiliki visi yang
tertuang dalam Nawa Cita yakni Membangun Indonesia dari Pinggiran. Visi ini
bermakna pembangunan akan dimulai dari tepian tanah air, dimulai dari desa-
desa sehingga diharapkan menjadi lokomotif ekonomi. Dalam konteks ini, peran
infrastruktur sebagai perajut tenunan kebangsaan menjadi sangat vital.

Infrastruktur jalan dan jembatan adalah pertanda kehadiran negara di tengah


warganya. Pemerintah memobilisasi semua sumber daya untuk mengatasi
keterisolasian, menghubungkan desa dengan katup pertumbuhan, melancarkan
arus manusia dan barang sehingga desa-desa bisa lebih sejahtera.

8
Di era ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kian
masif membangun infrastruktur dari Sabang sampai Merauke, yang tidak hanya
di perkotaan saja, tetapi juga merambah perdesaan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian PUPR mencoba pendekatan baru,


yakni mulai melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan
infrastruktur di wilayahnya. Masyarakat tidak hanya menjadi penikmat dari
setiap proses pembangunan, tetapi sebagai pelaku atau subyek yang ikut
merencanakan setiap tahapan dalam membangun jalan.

Bahkan saat pandemi Covid-19 menyerang di awal tahun 2020, partisipasi


masyarakat kian digalakkan. Pemerintah memiliki banyak skema untuk
melibatkan masyarakat sebagai strategi mitigasi penanggulangan bencana.
Kementerian PUPR memiliki program Padat Karya Tunai (PKT) atau sering
disebut cash for work yang diharapkan bisa menyerap tenaga kerja sebanyak-
banyaknya.

Program Padat Karya Tunai, diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran


dan mempertahankan daya beli masyarakat. Hal itu sesuai dengan instruksi
Presiden Joko Widodo untuk memfokuskan anggaran membantu masyarakat
khususnya di perdesaan selama masa sulit ini.

Sebagaimana dikutip banyak media, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono


mengatakan Program PKT dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur
yang melibatkan masyarakat atau warga setempat sebagai pelaku, khususnya
infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan
teknologi.

Tujuannya adalah untuk mendistribusikan dana hingga ke desa-desa. Juga untuk


meningkatkan daya beli masyarakat, perbaikan ekonomi, yang tetap
memperhatikan penerapan protokol physical and social distancing.

Demi menjaga kualitas jalan serta memberikan pencerahan kepada masyarakat


mengenai bagaimana membuat infrastruktur yang baik, maka dirasa perlu untuk
memberikan semacam panduan atau tutorial yang bisa berfungsi sebagai
kompas bagi masyarakat.

***

9
Buku yang berada di tangan pembaca ini adalah bagian dari ikhtiar kami dari
Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan (Ditbintekjatan), Direktorat Jenderal
Bina Marga, Kementerian PUPR, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat.

Sebelum menjadi Ditbintekjatan, lembaga ini bernama Pusat Penelitian dan


Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) di bawah Badan Litbang
Kementerian PUPR. Lembaga ini telah memiliki banyak rekam jejak dalam
menghasilkan inovasi teknologi untuk pedesaan. Di antaranya adalah jembatan
gantung untuk desa (judesa) yang telah dibangun di beberapa lokasi.

Buku ini berisikan panduan atau tutorial untuk membuat jalan yang bisa
diterapkan oleh siapa pun, di lokasi mana pun.

Buku ini bukan yang pertama. Sebelumnya, kami telah menerbitkan buku
berjudul Jalan Perdesaan pada tahun 2016. Namun berbeda dengan
pendahulunya, buku ini dibuat lebih praktis sehingga isinya diharapkan bisa
dipahami oleh semua kalangan, bukan hanya mereka yang punya latar
pendidikan di bidang keteknikan.

Buku ini diharapkan bisa menjadi nyala lilin yang bisa menerangi ketidaktahuan
masyarakat tentang jenis jalan yang bisa dibuat di wilayahnya, apa saja bahan dan
peralatannya, serta bagaimana menghitung biayanya.

Pendekatannya lebih pada visual berupa gambar-gambar ketimbang narasi.


Kami meyakini bahasa visual lebih mudah diterima semua kalangan sebab
pesannya mudah dicerna. Nantinya, semua pihak bisa menerapkan beberapa
prinsip yang ada di buku ini untuk membangun jalan.

Buku ini lahir dari diskusi mendalam sejumlah ahli di Direktorat Bina Teknik Jalan
dan Jembatan, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR. Kami mendiskusikan apa
saja infrastruktur jalan yang bisa dikerjakan oleh masyarakat di masa pandemi,
yang diharapkan bisa menjadi best practice dalam pembangunan infrastruktur.

Kami membuat beberapa kriteria. Pertama, bisa melibatkan banyak masyarakat


desa. Kedua, bahan yang digunakan bisa ditemukan di desa itu. Ketiga,
masyarakat desa bisa mengerjakannya, tanpa harus mendatangkan ahli atau
peralatan dari luar. Keempat, harganya relatif murah sehingga tidak membebani
masyarakat. Kelima, bisa disesuaikan dengan keadaan keuangan desa.

10
Kami memutuskan untuk membahas tujuh teknologi jalan, yakni Konstruksi Jalan
telford, Jalan Kerikil, Jalan Lapis Penetrasi Makadam, Aspal Buton yang terdiri
dari LPMA, Butur Seal dan CPHMA, serta Jalan Beton.

Kami menilai, tujuh teknologi jalan ini mudah diterapkan oleh masyarakat. Proses
pengerjaannya mudah, serta bahan dan peralatan bisa ditemukan di mana pun.
Sepanjang masyarakat masih memelihara tradisi gotong royong sebagai kearifan
budaya kita, maka semua pekerjaan bisa diselesaikan secara cepat dengan
bersama-sama.

Kami sengaja memasukkan tiga teknologi yang memanfaatkan Aspal Buton.


Sebab Aspal Buton adalah mutiara hitam milik bangsa kita yang selama ini
terabaikan. Banyak yang lebih senang dengan aspal minyak, yang kebanyakan
diimpor, ketimbang menggunakan aspal alam yang berasal dari bumi Indonesia.

Padahal menggunakan Aspal Buton adalah wujud dari keberpihakan pada


sumber daya yang dimiliki di dalam negeri, serta mempertahankan marwah dan
kedaulatan kita. Sepatutnya, kita akan mengembangkan apa yang ada di bumi
Indonesia untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat.

Kami percaya, buku ini jauh dari kata sempurna. Bagi yang masih ingin menggali
pengetahuan, kami anjurkan untuk membaca berbagai aturan, serta publikasi
lainnya untuk melengkapi informasi yang disajikan di sini.

Buku ini adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat agar menjadi subyek
yang bisa mengatasi masalah di sekitarnya. Terkait infrastruktur jalan,
masyarakat harus turun tangan sebab kemampuan pemerintah sangat terbatas
untuk menyambung setiap jengkal tanah air.

Maka, buku ini bisa pula dilihat sebagai kolaborasi yang apik antara pemerintah
dan masyarakat. Pemerintah menyusun panduan dan tutorial, masyarakat
membumikannya melalui kerja-kerja di lapangan.

Kolaborasi ini menunjukkan pemerintah hadir di sisi masyarakat, tetap


memberikan arahan atau panduan, serta memantau jalannya pembangunan.
Bentuk kolaborasi yang indah ini adalah bagian dari cita-cita pendiri bangsa yang
ingin melihat bangsa yang kokoh dan kuat.

11
Dalam kerja-kerja membangun infrastruktur yang menyambung tanah air, kita
melihat modal sosial kita yang terkuat yakni gotong-royong. Kita menyaksikan
bagaimana pemerintah dan masyarakat saling gotong royong untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Semuanya bersinergi untuk menjadikan Indonesia sebagai "tempat berlindung di
hari tua hingga air menutup mata."

Melalui kerja-kerja membangun jalan, kita terus menenun tanah air, merajut
benang kebangsaan, dan menyatukan semua wilayah demi menjadi negeri yang
kuat dan sejahtera.

Selamat membaca!

Ir. Deded P. Sjamsudin, M.Eng.Sc


Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Direktorat Jenderal Bina Marga
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

10
Jalan Telford

MERATAKAN TANAH KALAU


UNTUK DASAR JALAN MASIH GEMBUR
...YA DIPADAT-
KAN...

13
K onstruksi perkerasan jalan di Indonesia dipengaruhi oleh penemuan
Thomas Telford dari Skotlandia (1757-1834) ahli jembatan lengkung dari
batu pada akhir abad 18. Thomas Telford menciptakan konstruksi
perkerasan jalan yang bisa diterapkan di mana-mana, termasuk di Indonesia.
Perkerasan yang ditemukan oleh Thomas Telford pun dikenal dengan Sistem
Telford.

Batu yang digunakan untuk perkerasan Telford adalah batu belah atau batu
bulat yang berasal dari batu kali, batu gunung atau batu kapur kristalin.
PERKERASAN JALAN TELFORD

PENGERTIAN

Telford adalah konstruksi


penyusunan batu-batu
belah yang dipasang
berdiri secara berdesakan,
dan pemasangannya
dilakukan secara manual
atau menggunakan
tangan.

KELEBIHAN

Bahan atau material


disesuaikan dengan
kondisi setiap desa atau
wilayah. Materialnya
banyak ditemukan di
desa-desa. Tidak perlu
mendatangkan dari luar.

14
PENGERJAAN

Bisa dikerjakan secara


padat karya, atau
melibatkan banyak warga
desa. Bisa dilaksanakan
dengan gotong-royong,
yang merupakan modal
sosial di desa-desa.

KEKURANGAN

Pengendara tidak bisa


melaju kencang karena
kurang rata.

PEMELIHARAAN

Agar perkerasan bisa


bertahan lama sehingga
pemeliharaannya bisa
menjadi minimal, maka
disediakan drainase yang
baik.

15
Persiapan Bahan

Jika masyarakat desa hendak memulai perkerasan jalan telford, apa yang harus
dilakukan?

Pertama, siapkan bahan-bahan atau material yang digunakan untuk


pengerasan jalan telford. Untungnya, pemerintah melalui Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membuat pedoman
perancangan pelaksanaan perkerasan jalan telford. Pedoman itu masuk dalam
Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 04/ SE/ M/ 2016 tanggal 15 Maret 2016.

Dalam surat edaran itu, perkerasan telford terdiri atas batu pokok, batu tepi,
dan batu pengunci serta pasir urug. Telford dirancang dalam dua tipe ketebalan
yaitu untuk ketebalan 15 cm dan 20 cm. Ilustrasi konstruksi telford bisa dilihat
pada gambar berikut:

Batu tepi
tinggi 20 cm atau 25cm
Batu pengunci 5/7 Batu pokok (batu belah
atau batu bulat)
tinggi 15 cm atau 20 cm

Pasir urug Tanah Dasar


tebal 10 cm

Ilustrasi Perkerasan Telford

16
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat perkerasan telford bisa dilihat
pada tabel berikut:

BAHAN PERKERASAN TELFORD

Pasir

Berupa pasir sungai dan pasir


gunung yang bersih dan bebas
dari lumpur, akar, rumput, atau
sampah dan kotoran lainnya.

Batu Bulat Batu Belah

20 atau 25 cm
Batu Pokok

Panjang
15 atau
20 cm

Berukuran 15-20 cm.


Mempunyai tebal minimum
sepertiga dari panjang.
Tebal minimum 1/3 dari panjang

Batu Tepi 20 atau 25 cm


Batu Tepi
Panjang

Berupa batu belah berukuran


20-25 cm, mempunyai tebal
minimum sepertiga dari
panjang.
Tebal minimum 1/3 dari panjang

Batu Pengisi
5-7 cm 5-7 cm 5-7 cm
Batu Pengunci
5-7 cm

Terdiri atas batu pecah dan


keras yang berukuran 5-7 cm.

17
Kedua, siapkan peralatan atau perkakas yang akan digunakan. Terkait
peralatan harus disesuaikan dengan apa yang ada di masyarakat. Misalnya, Jika
tidak ada truk pengangkut, maka masyarakat bisa menggantinya dengan
gerobak dorong. Demikian pula dengan mesin gilas. Jika tak tersedia, maka
masyarakat bisa menggantinya dengan timbris.

Peralatan yang digunakan bisa dilihat pada infografik berikut:


PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Alat angkut batu dan pasir urug

Atau

Truk engkel Kereta dorong

Alat pemadat

Mesin gilas

Atau

Stamper Timbris

18
Mistar pelurus tiga meter untuk memeriksa kerataan dan kemiringan

Mistar pelurus

Alat bantu lainnya

Sekop

Belincong Pengki

Setelah bahan dan alat lengkap, maka tahap selanjutnya adalah proses
pengerjaan. Jika dikerjakan secara gotong-royong, maka semua pihak
diharapkan sudah paham apa yang harus dilakukan sehingga menjadi tim kerja
yang efektif.

19
Berikut, tahapan pengerjaan yang akan dilakukan:
1. Tanah dasar jalan harus bersih dari akar, rumput, atau
sampah dan “kotoran” lainnya

Kalau masih gembur harus dipadatkan dalam keadaan lembab (tidak


basah). Dengan alat berat jika lokasinya bisa dijangkau oleh alat tersebut.

Alat berat

Atau

Stamper Timbris

20
2. Batu tepi dipasang dengan dasar lebih rendah dari tanah dasar

Arah lebar jalan

Tanah dasar jalan


Dasar batu tepi
(lebih rendah dari tanah dasar)

3. Hamparan pasir urug setebal 10 – 15 cm secara merata


di atas tanah dasar

10-15 cm
Arah lebar jalan

Pasir urug
Tanah dasar jalan

21
4. Batu pokok (batu belah atau batu bulat)
Disusun dengan tangan satu per satu, berdiri tegak dan
rapat satu dengan yang lainnya serta cukup rata sesuai
dengan kemiringan melintang dan memanjang.

10-15 cm

Arah lebar jalan


Pasir urug
Tanah dasar jalan

5. Batu pengisi
Ditaburkan mengisi seluruh celah permukaan batu pokok.
Dipadatkan/digilas sampai batu pengisi mulai pecah,
mengunci batu belah, dan susah dicabut.

10-15 cm
Arah lebar jalan
Pasir urug
Tanah dasar jalan

22
6. Jika mesin gilas mekanis tidak tersedia
Pemadatan dapat dilakukan dengan alat timbris manual.
Pemadatan dengan timbris mencakup serentak selebar
jalan (berbaris). Untuk itu diperlukan sekitar 6 – 10 pekerja,
disesuaikan dengan lebar jalan rencana.

Sebagai salah satu alternatif dalam perkerasan jalan, telford pantas untuk
dicoba. Apalagi biaya pengerjaannya murah, serta bahan-bahannya ada di
sekitar, sehingga masyarakat desa bisa membuat kalkulasi biaya dengan cepat.

Simulasi biaya yang dilakukan Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, biaya yang
diperlukan untuk pembuatan setiap meter persegi adalah Rp 80.456,65. Jumlah
ini termasuk komponen tenaga, bahan, serta peralatan yang digunakan. Lihat
Tabel pada halamat selanjutnya:

23
Simulasi Biaya Untuk Jalan Telford

No Komponen Perkiraan Harga satuan Jumlah satuan


Satuan Rp
kuantitas Rp
A TENAGA
1 Mandor (1 orang) Jam 0,0060 16.428,57 98,57
2 Tukang Jam 0,0127 14.410,71 183,02
3 Pekerja (6 orang) Jam 0,0661 12.857,14 849,86
Jumlah harga tenaga 1.131,44
B BAHAN
1 Agg Dia 20 m³ 0,2529 209.800,00 53.058,42
2 Agg Dia 25 m³ 0,0395 209.800,00 8.287,10
3 Agg 5/7 m³ 0,0292 157.979,76 4.613,01
4 Pasir Urug m³ 0,0007 166.700,00 116,69
Jumlah harga bahan 66.075,22
C PERALATAN
1 DumpTruck Jam 0,0301 402.962,24 12.129,16
1 Tandem Roller Jam 0,0007 458.768,25 321,14
1 Water Tanker Ls 0,0028 285.600,68 799,68
Jumlah harga peralatan 13.249,98
Jumlah total biaya (A+B+C) m³ 80.456,65

24
Jalan Kerikil

25
P ernahkah Anda melalui jalan desa yang permukaannya dari tanah? Di
musim hujan jalan itu amblas, rusak berat dan menjadi sulit dilalui
kendaraan. Jalan yang Anda temukan itu disebut jalan tanah dasar, jalan
yang terbentuk dari lapisan tanah dasar yang dipadatkan, ketika terjadi hujan
maka jalanan jenis ini akan menampung air dan berbentuk lumpur.

Jalan tanah dasar yang licin dan berlubang setelah hujan.

Mengapa jalan di perdesaan tidak dibuat seperti jalanan di kota, permukaannya


terbuat dari aspal sehingga kokoh dan mulus? Pertama, dana pembangunan jalan
di desa terbatas. Kedua, jalan di desa terkadang hanya dilalui kendaraan ringan
seperti motor dan mobil, sementara jalan aspal diperuntukkan bagi lalu lintas
yang padat dan setiap hari dilalui oleh kendaraan-kendaraan berat.

Ada satu sistem jalan yang bisa dikembangkan oleh warga desa untuk
mendapatkan jalan yang kuat dan tahan lama. Jalan itu adalah jalan kerikil.

Pembangunan jalan dengan menggunakan jenis konstruksi ini, tidak


membutuhkan biaya yang mahal karena bahan yang dipergunakan hanya terdiri
dari batu pecah yang dapat ditemukan di daerah manapun di Indonesia.

Setelah jalan kerikil ini selesai, hal yang penting diperhatikan dalam pemenuhan
umur rencananya adalah pemeliharaannya harus rutin dilakukan. jalan ini
diperuntukkan bagi lalu lintas ringan hingga sedang. Lalu lintas harian yang
direkomendasikan rata-rata 400 kendaraan per hari, dengan kecepatan
maksimum 70 km per jam. Walaupun jenis jalan ini bisa digunakan untuk jalan
khusus tambang (hauling road) yang dilalui truk berat, volume kendaraan berat
yang lalu lalang tidak boleh terlalu banyak.

26 19
Alat yang digunakan pun sangat sederhana dan tidak rumit. Jika tidak ada alat-
alat berat seperti roda gilas, dapat menggunakan alat manual, seperti cangkul,
pengki, gerobak dorong dan lain-lain. Batu yang digunakan untuk jalan kerikil ini
adalah batu pecah di semua jenis batuan.

PERKERASAN JALAN KERIKIL

PENGERTIAN

Jalan kerikil merupakan


sistem konstruksi
perkerasan jalan yang
tidak menggunakan
lapisan permukaan atau
penutup tetapi hanya
menggunakan agregat
sebagai lapisan
permukaannya.

KELEBIHAN

Murah, Kuat dan


gampang perbaikannya.
Materialnya mudah
didapat.
Bisa ditingkatkan jadi jalan
aspal.

27
PENGERJAAN

Bisa dikerjakan secara


padat karya, atau
melibatkan banyak
warga desa. Bisa
dilaksanakan dengan
gotong-royong, yang
merupakan modal sosial
di desa-desa.

KEKURANGAN

Berdebu.
Berisik jika ban
kendaraan menginjak
lapis permukaan.
Rentan rusak pada
kondisi curah hujan
tinggi.

PEMELIHARAAN

Sediakan drainase yang baik.


Saat batu terlepas, pasang
dan ratakan lagi.
Kelembabannya perlu dijaga
dengan penyiraman air (pakai
air laut lebih baik) secara
berkala.
Gunakan bahan tambah
seperti limbah sawit dan
limbah pabrik kertas, agar
tidak ada debu.

28
Persiapan Bahan

Setelah warga desa memahami kelebihan maupun kekurangan jalan kerikil,


maka kita dapat mulai membuat jalan jenis ini. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut :

Pertama, siapkan bahan-bahan atau material yang digunakan untuk


perkerasan jalan kerikil. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membuat Pedoman Perencanaan Teknis
Tebal Jalan Kerikil (Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup). Pedoman yang
disahkan oleh Menteri PUPR melalui Surat Edaran bernomor 04/SE/M/2013.

Ilustrasi konstruksi jalan kerikil dapat dilihat pada gambar berikut:

2-3 % 2-3 %

Kerikil
Tanah dasar

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat jalan kerikil bisa dilihat pada
tabel di bawah ini:
BAHAN PERKERASAN JALAN KERIKIL

Agregat

A gre gat y ang be rgrad as i


menerus yang mana ukuran
maksimum sampai minimum
semua ada.

29
Kedua, siapkan peralatan atau perkakas yang akan digunakan. Terkait
peralatan harus disesuaikan dengan apa yang ada di masyarakat. Misalnya, Jika
tidak ada truk pengangkut, maka masyarakat bisa menggantinya dengan
gerobak dorong. Demikian pula dengan mesin gilas. Jika tak tersedia, maka
masyarakat bisa menggantinya dengan timbris.

Peralatan yang digunakan bisa dilihat pada infografik berikut:


PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Alat angkut batu dan pasir urug

Atau

Truk engkel Kereta dorong

Alat pemadat

Mesin gilas

Atau

Stamper Timbris

30
Mistar pelurus tiga meter untuk memeriksa kerataan dan kemiringan

Mistar pelurus

Alat bantu lainnya

Sekop

Cangkul Pengki

Proses Pengerjaan

Setelah bahan dan alat lengkap, maka tahap selanjutnya adalah proses
pengerjaan. Jika dikerjakan secara gotong-royong, maka semua pihak
diharapkan sudah paham apa yang harus dilakukan sehingga menjadi tim kerja
yang efektif.

Berikut, tahapan pengerjaan yang akan dilakukan:

31
1. Siapkan tanah dasar
Sebagai lapisan pertama pada jalan kerikil, tanah harus
bersih dari akar, rumput, sampah dan kotoran apapun. Jika
tanah masih gembur harus dipadatkan dengan
memperhatikan ketebalan dan kerataan permukaan.

2. Hamparkan batu pecah pada tanah dasar


Penghamparan dapat dilakukan dengan pengki. Jalan
kerikil ini bisa dibuat 1 lapisan atau 2 lapisan. Jika
seandainya di lapangan membutuhkan lapisan antara
untuk mengejar elevasi yang diinginkan, maka sebagian
lapis 1 dapat dikonversikan pada lapis 2. Untuk
memudahkan perhitungan komposisi batu yang
diperlukan, pada tabel di bawah ini diperlihatkan contoh
takaran batu. Batu yang sudah dihampar kemudian
dibasahi dengan air secukupnya jangan sampai terjadi
genangan.

Ukuran Batu (mm) Lapisan 1 Lapisan 2


20-30 - 10%
10-20 10% 25%
5-10 25% 25%
0-5 65% 40%

Catatan: takaran pada tabel di atas hanya sebagai contoh


untuk memudahkan perhitungan kombinasi batu

32
3. Lakukan pemadatan dengan cara mekanis

Biaya untuk pembangunan jalan kerikil menjadi murah sebab tidak memerlukan
permukaan lapis penutup, seperti aspal atau beton yang diperuntukkan untuk
jalanan dengan lalu lintas berat.

Simulasi biaya yang dilakukan Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, untuk jalan
kerikil setiap meter kubik adalah Rp213.913. Jumlah ini termasuk komponen
tenaga, bahan, serta peralatan yang digunakan. Lihat tabel di halaman
selanjutnya:

33
Simulasi Biaya Untuk Jalan Kerikil

No Komponen Perkiraan Harga satuan Jumlah satuan


Satuan Rp
kuantitas Rp
A TENAGA
1 Mandor Jam 0,1267 16.428,57 2.081,50
2 Pekerja Jam 1,267 12.857,14 16.290,00
Jumlah harga tenaga 18.371,50
B BAHAN
1 Agregat 10-20 mm m³ 0,103 209.800,00 21.609,40
2 Agregat 5-10 mm m³ 0,2575 209.800,00 54.023,50
3 Agregat 0-5 mm m³ 0,6695 166.700,00 111.605,65
Jumlah harga bahan 187.238,55
C PERALATAN
1 Tandem Roller Jam 0,018 458.768,25 8.303,71
Jumlah harga peralatan 8.303,71
Jumlah total biaya (A+B+C) m³ 213.913,76

34
Jalan
Lapis Penetrasi
Makadam

35
L apis Penetrasi (lapen) Makadam adalah salah satu jenis perkerasan
permukaan jalan beraspal yang dilaksanakan dengan sistem penyiraman.
Teknologi Lapen Makadam sejak dulu bahkan hingga hari ini menjadi
penghubung masyarakat di perdesaan. Biaya pembuatannya tergolong murah,
bahannya mudah ditemukan serta cocok untuk lalu lintas rendah.

Bisa dibilang, Lapen Makadam merupakan pengembangan dari teknologi jalan


yang lebih dulu ada, yaitu Telford. Prinsip konstruksinya hampir sama.
Perbedaannya terletak pada material batu yang digunakan. Pada sistem Telford
digunakan batu belah (batu kali) ukuran besar sedangkan pada sistem Makadam
menggunakan batu pecah dengan ukuran lebih kecil. Material utama Lapen
Makadam, terdiri dari pasir urug dan batu pecah besar, sedangkan lapisan atas
diisi oleh batu pecah kecil serta aspal.

Sistem jalan yang tersebar di berbagai belahan dunia ini ditemukan oleh John
Loudon McAdam, pada tahun 1803. Pria yang lahir di Skotlandia ini menemukan
ide tentang jalan harus dinaikkan di atas tanah untuk drainase yang baik dan
tertutup. Mula-mula batu-batu besar, lalu batu-batu yang lebih kecil, kemudian
ditaburi kerikil. Seiring perkembangan jaman, agar jalanan semakin kokoh, maka
permukaannya dikeraskan dengan aspal. Pengerjaan Lapen Makadam dilakukan
secara manual dan gotong-royong bersama seluruh warga desa.

PERKERASAN JALAN LAPEN MAKADAM

PENGERTIAN

Lapis perkerasan yang


terdiri dari agregat pokok,
agregat pengunci dan
agregat penutup yang
diikat oleh aspal yang
disemprotkan dan
dipadatkan lapis demi
lapis.

36
KELEBIHAN

Sangat kuat karena antar


agregat saling mengunci.
Cepat dilalui kendaraan.
Serupa dengan Telford,
bahannya mudah
didapatkan, disesuaikan
dengan kondisi setiap
desa tempat jalanan
dibuat.

PENGERJAAN

Bisa dikerjakan secara


padat karya, atau
melibatkan banyak warga
desa. Bisa dilaksanakan
dengan gotong-royong.

KEKURANGAN

Kendaraan berat seperti


truk akan mempercepat
kerusakan jalan.
Lalu lintas kendaraan
sebaiknya tidak padat.
Tidak kedap air.

37
PEMELIHARAAN

Membutuhkan satu
drainase agar air tidak
menggenang dan
melintasi badan jalan.
Drainase membuat jalan
lebih awet dan tahan
lama.

Persiapan

Pertama siapkan bahan yang diperlukan. Bahannya relatif mudah ditemukan


dari alam seperti batu untuk batu pokok, batu kali atau kerikil sebagai agregat
pengunci maupun penutup.

Tapi sebelum bahan maupun batu 'disulap' menjadi jalan di desa, kita wajib
membaca aturan yang ada. Seperti pedoman Spesifikasi Bahan Lapis Penetrasi
Makadam (lapen), SNI 6751: 2016 yang dikeluarkan oleh pemerintah, melalui
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Berikut Ilustrasi lapisan Makadam, mulai dari fondasi hingga lapisan


permukaan yang tersusun dari batu pokok, batu pengunci, batu penutup dan
aspal. Ketebalan Lapen mengacu pada SNI 6751 : 2016 yakni 5-8 cm.

Batu
Penutup
Aspal Batu
Pengunci

Batu
Pokok

Ilustrasi Perkerasan Lapen Makadam

38
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat perkerasan Makadam bisa
dilihat pada tabel berikut:

BAHAN PERKERASAN LAPEN MAKADAM

Batu pokok

Berupa batu pecah yang


mempunyai bentuk butir
mendekati kubus berukuran 3–5
cm.

Batu pengunci

Berupa batu pecah yang


mempunyai bentuk butir
mendekati kubus berukuran 1
–2 cm.

Batu penutup

Batu pecah atau pasir kasar


yang bersih dan berukuran 0,3–1
cm.

Aspal keras

Aspal dalam drum dengan kelas


penetrasi 60/70.

39
Kedua, siapkan peralatan atau perkakas yang akan digunakan. Terkait
peralatan harus disesuaikan dengan apa yang ada di masyarakat. Misalnya, Jika
tidak ada truk pengangkut, maka masyarakat bisa menggantinya dengan
gerobak dorong. Demikian pula dengan mesin gilas. Jika tak tersedia, maka
masyarakat bisa menggantinya dengan timbris.

Adapun peralatan yang digunakan sebagai berikut:


PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Alat angkut batu agregat dan pemanas aspal.

Truk engkel

Pemanas aspal Penyiram aspal

Alat penyebar

Kereta dorong

40
Alat angkut Pengki

Sekop Alat penggaruk

Alat perata Kaso-kaso

Mistar pelurus tiga meter untuk memeriksa kerataan dan kemiringan

Mistar pelurus

41
Water Pass Pengukur Kemiringan permukaan jalan.

Water pass

Garis water pass


Garis kemiringan jalan 2% - 3%

Water Pass

Alat pemadat

Mesin gilas

Atau

Stamper Timbris

Proses Pengerjaan

Setelah proses penyediaan bahan, alat maupun tenaga telah siap, maka tahap
selanjutnya adalah pengerjaan. Ada 14 tahap pengerjaan untuk Lapen
Makadam, diharapkan pengerjaan ini dilakukan dengan sistem padat karya
yang dikerjakan oleh warga desa setempat. Berikut, 14 tahap pengerjaannya:

42
1. Jika konstruksi jalan lapen baru maka perbaikan permukaan
tidak perlu dilakukan
Apabila konstruksi dilaksanakan di atas jalan lama diperlukan
perbaikan permukaan yang akan dilapis lapen. Gali permukaan
jalan yang berlubang atau amblas berbentuk segiempat.
Urutannya sebagai berikut:

Lubang Turun/tergerus

Digali Dipadatkan

Galilah lubang atau amblas Padatkan dasar galian tersebut.


tersebut dalam bentuk segi 4
(empat).

Diisi Dipadatkan

Isi galian dengan bahan jalan Padatkan bahan isian tersebut


yang baik. sampai permukaannya rata
dengan permukaan jalan.

43
2. Membersihkan permukaan
Permukaan yang kotor menyebabkan lapisan Lapen yang
dipasang tidak dapat menempel dengan kuat. Di perdesaaan,
pekerjaan pembersihan dapat dilakukan dengan sapu atau sikat.

3. Mempersiapkan batu pokok, batu pengunci serta batu


penutup Batu-batu tersebut dipersiapkan di sepanjang
tepi jalan yang akan diberi lapisan lapen.

44
Keperluan batu dan aspal dapat diperkirakan seperti pada Tabel 1 untuk
tebal lapen 5 cm.
Tabel 1. Kebutuhan bahan untuk konstruksi lapen
Batu Batu Batu
Uraian Pokok Aspal Pengunci Aspal Penutup

Ukuran batu 3 - 5 cm - 1 – 2 cm - 0,3 – 1 cm

Penggunaan
bahan setiap m² 105 kg/m² 3,7 kg/m² 25 kg/m² 1,5 kg/m² 14 kg/m²
(dalam berat)

Penggunaan
bahan setiap m² 0,075 m³ 3,7 liter 0,017m³ 1,5 liter 0,01m³
(dalam volume)

4. Tempatkan kaso-kaso di semua tepi bagian


permukaan yang akan dilapisi lapen

a. Ukuran kaso-kaso sama dengan tebal rencana penghamparan.


b. Bila tebal lapen yang akan dipasang 5 cm, tebal kaso-kaso juga 5 cm.
c. Panjang kaso-kaso tergantung yang ada dalam persediaan.

45
5. Sebarkan batu pokok sampai rata di permukaan jalan

a. Tebal penyebaran batu pokok ini sama dengan tebal kaso-kaso yang
telah dipasang.
b. Banyaknya batu pokok yang disebar kira-kira 0,075 m³ tiap m².

6. Atur kemiringan jalan seperti punggung sapi atau


melintang jalan sekitar tiga persen

Pengukur kemiringan

Perata

Pelurus

46
7. Padatkan dengan alat yang tersedia

Mesin gilas

Atau

Stamper Timbris
Pemadatan terbaik dengan mesin gilas, minimum 6 lintasan. Namun bila
mesin gilas tidak tersedia dapat juga dilakukan dengan alat tumbuk
bermesin atau alat tumbuk tangan. Pemadatan manual dapat
dihentikan apabila batu terlihat stabil/kokoh.
8. Pemanasan aspal dan Penyiraman aspal
Dapat dilakukan dengan dua cara, di bagian badan
drum atau penutup drum
a. Panaskan aspal yang ada di dalam drum. Pemanasan tidak boleh
terlalu tinggi, sekitar 160 derajat celcius. Harus diperhatikan, jika
pemanasan terlalu tinggi dapat menyebabkan kebakaran dan sifat
kelengketan serta kelenturan aspal akan rusak.

Atau

47
b. Sebelum disiram aspal, permukaan harus kering dan bersih.

c. Siramkan aspal yang sudah dipanaskan ke permukaan batu pokok. Bisa


menggunakan kaleng biskuit bekas yang dilubangi, untuk menyiram ke
permukaan sebanyak 3,7 liter per meter persegi.

48
9. Sebarkan batu pengunci
Banyaknya seperti dalam tabel 1 yaitu 0,017 m³ setiap meter
persegi, pada tahap ini dapat dilakukan dengan dolak.

10. Padatkan
Sebaran batu pengunci akan dilakukan pemadatan.

Mesin gilas

Atau

Stamper Timbris

49
11. Siramkan aspal pada lapisan batu pengunci
Banyaknya aspal yang diberikan dapat dilihat dalam Tabel 1
yaitu sebanyak 1,5 liter setiap m².

12. Sebarkan batu penutup


Banyaknya batu penutup yang disebarkan sesuai Tabel 1
yaitu 0,01 m³ setiap m².

50
13. Padatkan batu penutup tersebut

Mesin gilas

Atau

Stamper Timbris

14. Pemeliharaan
Selama beberapa waktu, batu penutup akan terdorong ke
tepi jalan akibat lalu lintas yang lewat. Agar Lapen tidak
cepat aus, maka batu penutup yang tersebar di pinggir
jalan tersebut harus dikembalikan ke tengah lagi.

51
PENTING !!!

Saat sedang mengerjakan konstruksi perkerasan Lapen Makadam, ada


beberapa kiat penting.

1. Permukaan fondasi yang akan dilapisi Lapen Makadam harus benar-


benar bersih dan rata.
2. Jangan kerjakan saat cuaca hujan. Permukaan jalan tidak boleh basah
atau dikerjakan saat turun hujan. Tunggu sampai cuaca kering, baru
mulai pengerjaan.
3. Saat pekerjaan perkerasan dilakukan, maka sebaiknya lalu lintas
harus ditutup. Pengaturan lalu lintas diperlukan untuk melindungi
hasil pelaksanaan serta menjaga keselamatan pekerja.
4. Pengaturan lalu lintas akan dilakukan hingga proses pemadatan
selesai, dan jalanan telah siap dilalui.
5. Jika perkerasan Makadam dilakukan pada jalan lama, maka semua
kerusakan sebelumnya harus sudah diperbaiki.
6. Jika perkerasan akan dihampar pada tanah dasar baru yang
disiapkan, maka lapisan harus sudah diselesaikan sepenuhnya dan
memenuhi ketentuan kemiringan.

Istilah dan definisi

1. Batu pecah. Berupa kerikil, batu-pasir (sirtu), pasir atau kombinasi


bahan-bahan tersebut, baik berupa hasil alam maupun hasil
pengolahan (penyaringan, pemecahan) atau hasil buatan.
2. Batu pokok. Agregat lapis pertama pada Lapen yang dihampar dan
dipadatkan di atas lapis fondasi bawah atau perkerasan lama yang
sebelumnya telah disiram dengan lapis peresap ikat (prime coat) atau
lapis perekat (tack coat).
3. Batu pengunci. Agregat lapis kedua pada Lapen yang dihampar dan
dipadatkan di atas lapisan agregat pokok yang sebelumnya sudah
disiram aspal lapis pertama.
4. Batu penutup. Agregat lapis ketiga pada Lapen yang dihampar dan
dipadatkan di atas lapisan agregat pengunci yang sebelumnya sudah
disemprot aspal lapis kedua.

52
Simulasi biaya yang dilakukan Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, biaya yang
diperlukan untuk pembuatan setiap meter persegi adalah Rp 86.896,98. Jumlah
ini termasuk komponen tenaga, bahan, serta peralatan yang digunakan.
Selengkapnya, lihat di tabel berikut:

Simulasi Biaya Untuk Lapen Makadam

No Komponen Satuan Perkiraan Harga satuan Jumlah satuan


kuantitas Rp Rp
A TENAGA
1 Mandor Jam 0,0098 16.428,57 161,00
2 Pekerja Jam 0,0781 12.857,14 1.004,14
Jumlah harga tenaga 1.165,14
B BAHAN
1 Batu pokok m³ 0,098 168.973,02 16.559,36
2 Batu pengunci m³ 0,012 190.959,53 2.291,51
3 Batu penutup m³ 0,012 190.959,53 2.291,51
4 Aspal Liter 7,725 6.791,49 52.464,26
Jumlah harga bahan 73.606,64
C PERALATAN
1 Dump Truck Jam 0,014 402.962,24 5.762,36
2 3-Wheel Roller Jam 0,010 575.252,72 5.637,48
3 Asphalt Sprayer Jam 0,003 241.785,60 725,36
Jumlah harga peralatan 12.125,19
Jumlah total biaya (A+B+C) m² 86.896,98

53
Buku Jalan Perdesaan
2020
Aspal Buton

55
Pendahuluan

S elama bertahun-tahun Indonesia sangat tergantung pada impor aspal


sebagai bahan pembuat jalan. Dari rata-rata sekitar 1,2 juta ton per tahun
kebutuhan aspal nasional Indonesia, sekitar 50% nya impor dari negara lain.
Padahal, di tanah air kita, tepatnya di Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara,
terdapat deposit aspal alam yang sangat besar dan dapat digunakan sebagai
substitusi impor aspal hingga 200 tahun.

Aspal yang sering disebut Asbuton itu adalah satu dari dua sumber aspal alam
yang ada di dunia. Satunya lagi ditemukan di Pulau Trinidad di Laut Karibia.
Namun, cadangan Asbuton jauh lebih besar yakni sebanyak 667 juta ton.

Perkembangan teknologi Asbuton saat ini antara lain Asbuton butir, Asbuton
olahan kadar bitumen tinggi, Asbuton pracampur serta Asbuton murni. Untuk
Asbuton murni sampai saat ini masih dalam tahap pengembangan. Dari keempat
jenis produk tersebut, berkembang berbagai jenis teknologi Asbuton seperti
yang ditunjukkan pada Tabel di bawah ini.

No Jenis Asbuton Jenis Teknologi


1. Asbuton Butir B 5/20 Campuran Panas
B 50/30 Campuran Panas
CPHMA
LPMA
Butur Seal

2. Asbuton olahan kadar bitumen tinggi Campuran Panas

3. Asbuton Pracampur Campuran Panas

4. Asbuton Murni Campuran Panas

56
Ada beberapa keunggulan yang dimiliki Asbuton dibanding aspal minyak, seperti
daya rekat yang kuat karena memiliki kandungan nitrogen base dan resin yang
tinggi, lebih tahan deformasi dan tahan terhadap retak untuk kondisi Indonesia
yang tropis.

Saat ini seiring dengan kian massifnya pembangunan infrastruktur di tingkat


desa, Asbuton kembali dilirik. Selain karena bahannya banyak dan kalkulasi
ekonominya lebih murah, penggunaan Asbuton bisa mengurangi
ketergantungan pada aspal impor. Menggunakan Asbuton berarti memihak
pada sumber daya yang dimiliki bangsa, juga bisa memperkuat kemandirian
bangsa.

Teknologi Asbuton yang bisa diterapkan untuk membangun jalan desa yaitu,
Lapen Makadam Asbuton (LPMA), Butur Seal dan Cold Paving Hot Mix Asbuton
(CPHMA) alias campuran beraspal panas Asbuton dihampar dingin.

Kita akan meninjau pengertian, bahan yang diperlukan, peralatan, serta


bagaimana mengerjakannya.

57
Lapis Penetrasi Makadam Asbuton (LPMA)

LPMA mempunyai fungsi sebagai lapis permukaan dan lapis fondasi.

Tipikal struktur dan tekstur lapis penetrasi makadam asbuton (LPMA), seperti
pada Gambar di bawah ini.
6 7 7. Agregat penutup
3 6. Asbuton ke-2
5
5. Agregat pengunci
4 2 4. Asbuton ke-1
3. Lapis ikat awal
1
2. Agregat pokok
1. Lapis resap ikat
(prime coat)

Tipikal Struktur LPMA sebagai Lapis Permukaan

6 3 6. Asbuton ke-2
5 5. Agregat
pengunci
4 2 4. Asbuton ke-1
3. Lapis ikat awal
1
2. Agregat pokok
1. Lapis resap ikat
(prime coat)

Tipikal Struktur LPMA sebagai Lapis Fondasi

Acuan pelaksanaan LPMA seperti di bawah ini:

Pertama, Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No 18/PRT/M/2018 tentang


Penggunaan Aspal Buton Untuk Pembangunan dan Preservasi Jalan, jenis
Asbuton terdiri dari Asbuton butir B 5/20 (wilayah Kabungka), Asbuton butir B
50/30 (wilayah Lawele), Asbuton pracampur dan asbuton murni. Penggunaan
bahan Asbuton paling tepat untuk pekerjaan LPMA yaitu jenis Asbuton butir B
50/30.

Kedua, SE Menteri PU No. 09/SE/M/2013 tentang Pedoman Spesifikasi Lapis


Penetrasi Makadam Asbuton (LPMA- Asbuton).

58
Ketiga, SE Menteri PU No. 05/SE/M/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Lapis
Penetrasi Makadam Asbuton (LPMA- Asbuton).

PERKERASAN JALAN JENIS TEKNOLOGI LPMA

PENGERTIAN

Merupakan lapis perkerasan


yang terdiri dari batu pokok,
batu pengunci dan batu
penutup (khusus untuk lapis
permukaan) yang bergradasi
seragam yang dihampar
secara terpisah dan diberi
ikatan awal dengan aspal
cair/aspal emulsi dan diikat
oleh Asbuton B 50/30.

KELEBIHAN

Menggunakan material lokal


atau dalam negeri.
Tidak selalu harus dimurnikan
sebab Asbuton sudah
tercampur dengan batu
(mineral).
Lapis kedap air yang
berfungsi melindungi lapisan
konstruksi di bawahnya.

59
PENGERJAAN

Warga desa bisa


bergotong royong
mengerjakannya, karena
pekerjaan ini bisa
dilakukan secara padat
karya.

KEKURANGAN

Inkonsistensi kualitas
produk Asbuton dari
masing-masing produsen.
Keterbatasan SDM dalam
pengetahuan dan
keterampilan pelaksanaan
di lapangan.

PEMELIHARAAN

Menutup celah/retak
permukaan (sealing).
Mencegah pelepasan
butir dengan cara
pelaburan aspal.

60
Persiapan Bahan

Pertama, Sebelum pelaksanaan dimulai semua bahan seperti batu, Asbuton B


50/30, aspal cair atau emulsi harus sudah tersedia di lapangan minimum untuk
satu minggu pelaksanaan pekerjaan. Semua bahan tersebut harus dijaga untuk
menjamin bahwa bahan tersebut bersih dari bahan / tanah yang bersifat plastis
dan siap digunakan.

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPMA dapat dilihat dari


infografik berikut:

BAHAN PERKERASAN LPMA

Batu pokok

Batu bergradasi mendekati


seragam dengan ukuran
tertentu yang dihampar di atas
l api s be ras pal l am a, l api s
fondasi bawah, atau lapis
fondasi.

Batu pengunci

Batu bergradasi mendekati


seragam dengan ukuran yang
lebih kecil dari batu pokok
dengan ukuran maksimum 1”
yang berfungsi untuk
mengunci batu pokok.

Batu penutup

Batu bergradasi mendekati


seragam dengan ukuran
maksimum 0,5” yang dihampar
di atas lapisan penetrasi
makadam untuk mencegah
terangkatnya aspal oleh roda
kendaraan.

61
Asbuton B 50/30

Asbuton butir yang memiliki


nilai penetrasi bitumen antara
40 - 60 dan kandungan aspal
antara 25 % - 30 %.

Lapis ikat awal

Jenis aspal yang digunakan


untuk memberi lapis ikatan
awal pada batu pokok adalah
dari jenis aspal cair atau aspal
emulsi.
Untuk mempermudah
pekerjaan, disarankan untuk
pekerjaan lapis ikat awal
menggunakan aspal cair MC 70,
aspal emulsi CRS, atau aspal
emulsi CMS.
Persyaratan kuantitas bahan batu, asbuton B 50/30 dan aspal cair atau emulsi
untuk LPMA sebagai lapis permukaan:

Tebal Lapis Ikat


Lapis Batu Awal Asbuton Batu Asbuton Batu
( Cm ) Pokok Ltr/m² B 50/30 Pengunci B 50/30 Penutup
( Kg/m² ) ke-1 ( Kg/m²) ke-2 ( Kg/m²)
Residu
Ukuran Aspal ( Kg/m²) ( Kg/m²)
Butir Cair/
Maksimum Aspal
Emulsi
6-7 125+1 0,18 – 0,3 12+2 19+1 14+2 10+1
5-6 105+1 0,18 – 0,3 10+2 19+1 12+2 10+1
4-5 85+1 0,18 – 0,3 8+2 19+1 10+2 10+1

62
Persyaratan kuantitas bahan batu, asbuton B 50/30 dan aspal cair atau emulsi
untuk LPMA sebagai lapis fondasi:

Lapis Ikat
Tebal Batu Awal Asbuton Batu Asbuton
Lapis Pokok Ltr/m² B 50/30 Pengunci B 50/30
( Cm ) ( Kg/m² ) ke-1 ( Kg/m²) ke-2
Residu
Ukuran Aspal ( Kg/m²) ( Kg/m²)
Butir Cair/
Maksimum Aspal
Emulsi
6-7 125+1 0,18 – 0,3 12+2 19+1 14+2
5-6 105+1 0,18 – 0,3 10+2 19+1 12+2

Kedua, siapkan peralatan atau perkakas yang akan digunakan. Peralatan yang
digunakan bisa dilihat pada infografik berikut:

PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Alat angkut batu dan pasir urug

Atau

Truk engkel Kereta dorong

63
Alat pemadat

Mesin gilas

Atau

Stamper Timbris

Mistar pelurus tiga meter untuk memeriksa kerataan dan kemiringan

Mistar pelurus

Alat bantu lainnya

Sekop

64
Belincong Pengki

Proses Pengerjaan

Setelah persiapan bahan dan peralatan lengkap di lapangan, maka tahap


selanjutnya adalah proses pengerjaan. Jika dikerjakan secara gotong-royong,
maka semua pihak diharapkan sudah paham apa yang harus dilakukan
sehingga menjadi tim kerja yang efektif.

Persiapan Lapangan

Profil memanjang atau melintang sesuai gambar rencana, permukaan harus


bebas dari benda-benda yang tidak diinginkan dan bahan lepas lainnya,
kerusakan lubang-lubang harus diperbaiki ditambal dan dipadatkan, apabila
LPMA akan dihamparkan di atas lapis fondasi batu atau di atas permukaan lama
yang sudah diratakan terlebih dahulu diberikan lapis resap ikat apabila
diperlukan.

Proses pengerjaan LPMA sebagai lapis permukaan dan lapis fondasi


1. Lapisan ini harus dibersihkan dan diratakan

65
2. Pemasangan kaso-kaso sesuai ketebalan yang direncanakan

3. Penghamparan batu pokok


Penghamparan dapat digunakan dengan alat truk dilengkapi
alat penebar batu/pengki/penggaruk.

66
4. Pemadatan batu pokok
Alat pemadat tandem 6 s.d 8 ton bergerak dengan kecepatan
3 km/jam sebanyak 2 s.d 4 lintasan.

Mesin gilas

Atau

Stamper Timbris
5. Penyemprotan lapis ikat awal
Penyemprotan aspal cair atau aspal emulsi pada batu pokok
dapat menggunakan penyemprot aspal tangan.

67
6. Penghamparan ke-1 dengan bahan Asbuton B 50/30
Asbuton B 50/30 yang siap dihampar harus dalam keadaan gembur
dan bebas dari gumpalan. Selanjutnya asbuton tersebut dihampar
di atas lapis batu pokok yang sebelumnya sudah diberi ikatan awal.
Penghamparan Asbuton B 50/30 di atas batu pokok dapat
menggunakan pengki (alat manual) kemudian diratakan dengan
menggunakan alat perata (raker).

7. Penghamparan dan pemadatan batu pengunci


Segera setelah penghamparan Asbuton B 50/30, penebaran batu
pengunci dilaksanakan dengan cara yang sama untuk batu pokok.
Bilamana diperlukan, tambahan batu pengunci dapat dilakukan
dalam jumlah kecil dan disapu perlahan-lahan selama pemadatan.
Pemadatan harus dilanjutkan sampai batu pengunci tertanam dan
terkunci penuh dalam lapisan di bawahnya.

68
8. Pemadatan batu pengunci
Batu pengunci dipadatkan dengan menggunakan pemadat roda
baja dengan jumlah lintasan berkisar 6 - 8 lintasan. Jika mesin gilas
tidak tersedia, dapat dilakukan dengan alat manual. Pemadatan
dilakukan sedemikian rupa, sehingga rongga-rongga permukaan
dalam batu terisi asbuton dan batu pengunci.

Mesin gilas

Atau

Stamper Timbris
9. Penghamparan ke-2 bahan Asbuton B 50/30 di atas batu pengunci
Setelah pemadatan batu pengunci selesai, selanjutnya
penghamparan Asbuton B 50/30 dengan cara seperti pada point (6).

69
10. Penghamparan dan pemadatan batu penutup
Tahap terakhir dari pekerjaan LPMA sebagai lapis permukaan adalah
penghamparan dan pemadatan batu penutup. Penghamparan dan
pemadatan batu penutup dilakukan sebagaimana penghamparan
dan pemadatan batu pengunci. Jumlah lintasan pemadatan
disesuaikan dengan tebal lapisan, dan umumnya berkisar 2 - 4 lintasan.

Penghamparan batu penutup

Mesin gilas

Atau

Stamper Timbris

70
Pemadatan batu penutup

Proses pengerjaan LPMA sebagai lapis fondasi sama dengan proses


pengerjaan LPMA sebagai lapis permukaan. Namun pada LPMA sebagai
lapis fondasi pekerjaan hanya sampai penghamparan ke-2 bahan Asbuton
B 50/30, tidak ada penghamparan batu penutup.

PENTING !!!

Saat sedang mengerjakan konstruksi perkerasan Lapen Makadam


Asbuton, ada beberapa kiat penting.

1. Demi mendapatkan harga yang ekonomis, pembelian Asbuton harus


benar-benar dipertimbangkan. Ketepatan waktu kedatangan
barang dipengaruhi dengan kesiapan stok produsen dan lamanya
pengangkutan. Hal ini dapat disiasati dengan penyusunan jadwal
kebutuhan barang yang tepat.
2. Penyimpanan untuk setiap fraksi batu harus terpisah untuk
menghindarkan tercampurnya batu, dan harus dijaga kebersihannya
dari benda asing.
3. Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilakukan pada saat cuaca
cerah.
4. Tempat kerja harus ditutup untuk lalu lintas pada saat pekerjaan
sedang berlangsung dan selanjutnya sampai waktu yang
ditentukan, permukaan akhir dibuka untuk lalu lintas.
5. Selalu perhatikan hal-hal terkecil yang dapat menunda kesuksesan
pembuatan jalan ini, seperti pengendalian tumbuh-tumbuhan atau
tanaman liar di lapis fondasi atau penebangan pohon yang
menghalangi jarak pandang di sekitar jalan sehingga tidak
membahayakan keselamatan lalu lintas.

Simulasi biaya yang dilakukan Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, biaya yang
diperlukan untuk pembuatan setiap meter persegi Rp 88.394,90. Jumlah ini
termasuk komponen tenaga, bahan, serta peralatan yang digunakan.
Selengkapnya, lihat di tabel pada halaman berikut:

71
Simulasi biaya LPMA

No Komponen Satuan Perkiraan Harga satuan Jumlah satuan


kuantitas Rp Rp
A TENAGA
1 Mandor Jam 0,0098 16.428,57 161,00
2 Pekerja Jam 0,0781 12.857,14 1.004,14
Jumlah harga tenaga 1.165,14
B BAHAN
1 Batu pokok m³ 0,098 168.973,02 16.559,36
2 Batu pengunci m³ 0,012 190.959,53 2.291,51
3 Batu penutup m³ 0,012 190.959,53 2.291,51
4 Asbuton B 50/30 Kg 26,000 1.800,00 46.800,00
5 Prime coat Liter 0,800 8.303,73 6.642,98
6 Tack coat Liter 0,200 8.303,73 1.660,75
Jumlah harga bahan 76.246,11
C PERALATAN
1 Dump Truck Jam 0,014 402.962,24 5.762,36
2 3-Wheel Roller Jam 0,010 458.768,25 4.495,93
3 Asphalt Sprayer Jam 0,003 241.785,60 725,36
Jumlah harga peralatan 10.983,65
Jumlah total biaya (A+B+C) m² 88.394,90

72
BUTUR SEAL

Butur Seal adalah lapis tipis asbuton B 50/30 yang dihampar di atas lapis fondasi
batu (base) atau lapis perkerasan beraspal lama (existing). Butur Seal berfungsi
sebagai lapis permukaan yang cukup kedap air yang dapat melindungi lapisan
konstruksi di bawahnya dan bersifat non struktural. Butur Seal ini digunakan
untuk lalu lintas rendah yang melayani Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)
maksimum 500 kendaraan/hari.

Acuan pelaksanaan Butur Seal adalah:

Pertama, berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No 18/PRT/M/2018 tentang


Penggunaan Aspal Buton Untuk Pembangunan Dan Preservasi Jalan, jenis
Asbuton terdiri dari Asbuton butir B 5/20 (wilayah Kabungka), Asbuton butir B
50/30 (wilayah Lawele), Asbuton pracampur dan Asbuton murni. Penggunaan
bahan Asbuton paling tepat untuk pekerjaan Butur Seal yaitu jenis Asbuton
butir B 50/30.

Kedua, Surat Edaran (SE) Menteri PU No. 11/SE/M/2013 tentang Pedoman


Pelaksanaan Lapis Asbuton Butur (Butur Seal).

Tipikal struktur dan tekstur butur seal, seperti pada Gambar di bawah ini.

Butur Seal = 2 cm

Prime Coat
Lapis fondasi
agregat = 15 cm
Tanah urug
Tanah dasar
(Sub-grade)

Tipikal struktur Butur Seal


Kelebihan Butur Seal adalah:
Ÿ Bahan atau material tidak perlu dipanaskan.
Ÿ Bisa dikerjakan dengan sistem padat karya.
Ÿ Tidak membutuhkan Asphalt Mixing Plant (AMP) alias bisa dikerjakan
manual.

Kekurangan Butur Seal adalah:


Ÿ Permukaan licin dan mudah deformasi.

73
Persiapan Lapangan

Lapis fondasi batu (base) atau lapis perkerasan beraspal lama (existing) harus
disiapkan sehingga:
a) Profil memanjang atau melintang badan jalan, lapis fondasi, bahu, dan
drainase harus disiapkan sesuai gambar rencana.
b) Permukaan harus bebas dari benda-benda yang tidak diinginkan seperti
bahan lepas lainnya, permukaan harus kering, lubang-lubang harus
ditambal dan dipadatkan.

Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan

Bahan yang digunakan untuk Butur Seal terdiri dari Asbuton B 50/30, bahan
lapis resap pengikat (prime coat) dan lapis perekat (tack coat).

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan Butur Seal dapat dilihat dari
infografik berikut:
BAHAN PERKERASAN BUTUR SEAL

Asbuton B 50/30

Asbuton butir yang memiliki nilai


penetrasi antara 40 – 60 dan
kandungan aspal antara 25% - 30%.

Lapis resap pengikat (prime coat)

Ÿ Aspal emulsi reaksi sedang


(medium setting) atau reaksi
lambat (slow setting) yang
mengandung aspal dan pelarut
tidak kurang dari 60% dan
mempunyai penetrasi aspal tidak
kurang dari 80/100.
Ÿ Aspal Pen 60/70, diencerkan
dengan perbandingan pemakaian
minyak tanah 80 - 85 bagian
minyak per 100 bagian aspal.

74
Lapis resap perekat (tack coat)

Ÿ Aspal emulsi reaksi cepat (rapid


setting).
Ÿ Aspal Pen 60/70 yang
memenuhi ketentuan AASHTO
M 20-70, diencerkan dengan 25 -
30 bagian minyak tanah per 100
bagian aspal.

Takaran pemakaian bahan aspal untuk lapis resap pengikat sebanyak 0,4
sampai dengan 1,3 liter per meter persegi untuk lapis fondasi batu tanpa bahan
pengikat. Takaran pemakaian bahan aspal untuk lapis perekat dan temperatur
penyemprotan harus sesuai dengan tabel.

Untuk menguji takaran lapis resap pengikat dan lapis perekat dapat dilakukan
dengan cara meletakkan karton persegi empat dengan ukuran 25 cm x 25 cm
yang telah diketahui beratnya. Karton diletakkan di atas permukaan dan
kemudian dilewati oleh aspal-distributor. Berat karton dengan aspal (kondisi
kering) dikurangi berat karton semula merupakan berat lapis resap pengikat
atau lapis perekat per m².
Takaran Pemakaian Lapis Perekat
Takaran (liter per meter persegi) pada

Jenis Aspal Permukaan aspal Permukaan Permukaan


atau beton lama porous dan berbahan
yang licin terekpos cuaca pengikat semen

Aspal cair 0,15 0,15 – 0,35 0,20 – 1,00


Aspal emulsi 0,20 0,20 – 0,50 0,20 – 1,00
Aspal emulsi yang
0,40 0,40 – 1,00 0,40 – 2,00
diencerkan (1:1)

Temperatur Penyemprotan

Jenis Aspal Rentang Temperatur Penyemprotan

Aspal cair, 25-30 pph minyak tanah 110 ± 10 ⁰C


Aspal cair, 80-85 pph
45 ± 10 ⁰C
minyak tanah (MC-30)

75
Asbuton B 50/30 yang siap dihampar harus dalam keadaan tidak menggumpal.
Pemadatan untuk setiap hamparan dilakukan dengan pemadat roda besi 4 - 6
ton minimum sebanyak 6 lintasan.

Penempatan kantung asbuton harus diatur sehingga didapatkan takaran


bahan asbuton kg/m² sesuai dengan Tabel. Penghamparan Asbuton B 50/30 di
atas lapis fondasi batu dapat menggunakan pengki (alat manual) kemudian
diratakan dengan menggunakan raker.

Perkiraan kuantitas penghamparan Asbuton B 50/30

Perkiraan kuantitas penghamparan


Penempatan Tebal padat lapis
hamparan asbuton B 50/30 (kg/m²)
Butur Seal (cm)
Butur Seal Hamparan 1 Hamparan 2
Di atas perkerasan 1 ± 0,15
beraspal lama 12 - 18 -

Di atas lapis 2 ± 0,20


fondasi batu 12 - 18 12 - 18

Catatan: gunakan asbuton B 50/30 dengan takaran minimum


khusus daerah tanjakan

Persiapan pelaksanaan pekerjaan Butur Seal, seperti di bawah ini:

Pertama, Sebelum pelaksanaan dimulai semua bahan asbuton B 50/30, lapis


resap pengikat, dan lapis perekat harus sudah tersedia di lapangan minimum
untuk satu minggu pelaksanaan pekerjaan. Semua bahan tersebut harus dijaga
untuk menjamin bahwa bahan tersebut tidak menggumpal, berubah kadar air,
atau berkontaminasi dengan bahan lainnya.

Kedua, siapkan peralatan atau perkakas yang akan digunakan. Peralatan yang
digunakan bisa dilihat pada infografik berikut:

76
PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Alat angkut batu dan pasir urug

Atau

Truk engkel Kereta dorong

Alat pemadat

Mesin gilas

Mistar pelurus tiga meter untuk memeriksa kerataan dan kemiringan

Mistar pelurus

77
Alat bantu lainnya

Sekop

Belincong Pengki

Mesin Penggaruk Penggaruk Manual

Penyemprot Aspal

Mesin Penyemprot Aspal Penyemprot Manual

78
Proses Pengerjaan

Setelah persiapan bahan dan peralatan lengkap di lapangan, maka tahap


selanjutnya adalah proses pengerjaan. Jika dikerjakan secara gotong-royong,
maka semua pihak diharapkan sudah paham apa yang harus dilakukan
sehingga menjadi tim kerja yang efektif. Berikut, tahapan pengerjaan yang
akan dilakukan:
1. Persiapan lapis di bawah Butur Seal
Lapis fondasi batu (base) atau lapis perkerasan beraspal lama
(existing) harus dibersihkan dari butiran-butiran dan bebas dari
genangan air. Penghamparan dilaksanakan dalam kondisi kering
permukaan. Apabila menggunakan lapis resap pengikat dan
lapis perekat jenis aspal emulsi penghamparan diperbolehkan
dalam kondisi kering permukaan jenuh.

2. Penyemprotan aspal cair/aspal emulsi


Takaran pemakaian bahan aspal untuk lapis resap pengikat
sebanyak 0,4 sampai dengan 1,3 liter per meter persegi untuk
lapis fondasi batu tanpa bahan pengikat. Takaran pemakaian
bahan aspal untuk lapis perekat harus sesuai dengan Tabel
takaran pemakaian lapis perekat.

79
3. Penghamparan Asbuton B 50/30
Pelaksanaan butur seal dapat dilakukan 1 kali hamparan apabila
dilaksanakan di atas perkerasan beraspal lama. Apabila
dihampar di atas lapis fondasi tanpa bahan pengikat harus
dilakukan 2 kali hamparan. Perkiraan kuantitas penghamparan
asbuton B 50/30 seperti ditunjukkan pada Tabel Perkiraan
kuantitas penghamparan asbuton B 50/30.

80
Asbuton B 50/30 yang siap dihampar harus dalam keadaan tidak
menggumpal. Penghamparan Asbuton B 50/30 di atas lapis fondasi batu
dapat menggunakan pengki (alat manual) kemudian diratakan dengan
menggunakan raker.

4. Pemadatan
Pemadatan untuk setiap hamparan dilakukan dengan
pemadat roda besi 4 - 6 ton minimum sebanyak 6 lintasan.

81
Simulasi yang dibuat oleh Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, biaya yang
dikeluarkan untuk pembuatan Butur Seal adalah Rp 81.065, 34. Selengkapnya
dapat dilihat di tabel berikut:

Simulasi biaya Butur Seal

No Komponen Satuan Perkiraan Harga satuan Jumlah satuan


kuantitas Rp Rp
A TENAGA
1 Mandor Jam 0,167 16.428,57 2.738,10
2 Pekerja Jam 2,500 12.857,14 32.142,86
Jumlah harga tenaga 34.880,95
B BAHAN
1 Asbuton B 50/30 Kg 18,00 1.800,00 32.400,00
2 Prime coat Liter 0,800 8.303,73 6.642,98
(emulsi)
Jumlah harga bahan 39.042,98
C PERALATAN
1 Lump Breaker Jam 0,167 71.428,57 11.904,76
2 Tandem Roller Jam 0,060 458.768,25 27.636,64
3 Alat bantu LS 1,000 - -
Jumlah harga peralatan 39.541,40
Jumlah total biaya (A+B+C) m² 81.065,34

82
Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin (COLD PAVING HOT MIX
ASBUTON/CPHMA)

CPHMA merupakan campuran beraspal panas yang mengandung batu, aspal


minyak, asbuton dan bahan tambah lain bila diperlukan, yang sudah dicampur
dengan baik secara panas serta dapat dihampar dan dipadatkan secara dingin
(temperatur udara) untuk pembuatan perkerasan jalan beraspal. CPHMA
berfungsi sebagai lapis permukaan perkerasan jalan baru atau peningkatan
atau lapis perata.

Acuan pelaksanaan CPHMA, seperti di bawah ini:


(1) Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No 18/PRT/M/2018 tentang
Penggunaan Aspal Buton Untuk Pembangunan dan Preservasi Jalan.
(2) SE Menteri PU No. 28/SE/M/2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Asbuton
Campuran Panas Hampar Dingin (Cold Paving Hot Mix Asbuton, CPHMA).
(3) SNI 8867:2019 tentang Spesifikasi Asbuton Campuran Panas Hampar
Dingin.

Tipikal struktur CPHMA, seperti pada Gambar di bawah ini.

CPHMA
(Asbuton campuran panas
hampar dingin)

Prime Coat

Lapis fondasi kelas A

Tipikal Struktur CPHMA di atas Lapis Fondasi

CPHMA
(Asbuton campuran panas
hampar dingin)
Tack Coat
Eksisting atau
lapis perkerasan lama

Tipikal Struktur CPHMA di atas Lapis Perkerasan Lama

83
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan

Ada beberapa tahapan pelaksanaan pekerjaan. Selalu dimulai dari persiapan


lapangan, persiapan bahan, persiapan pelaksanaan, menyiapkan peralatan,
hingga proses pekerjaan. Kita akan meninjaunya satu per satu.

Persiapan Lapangan

Lapis fondasi batu (base) atau lapis perkerasan beraspal lama (eksisting) harus
disiapkan seperti:
a) Profil memanjang atau melintang badan jalan, lapis fondasi, bahu, dan
drainase harus disiapkan sesuai gambar rencana.
b) Permukaan harus bebas dari benda-benda yang tidak diinginkan seperti
bahan lepas lainnya, permukaan harus kering, lubang-lubang harus
ditambal dan dipadatkan.
c) Semprotkan lapis resap pengikat (bila permukaan perkerasan jalan
eksisting berupa fondasi batu atau lapis fondasi bersemen) atau lapis
perekat (bila permukaan perkerasan jalan eksisting berupa lapis beraspal).

Persiapan Bahan

CPHMA harus disimpan atau ditempatkan (stock pile) pada daerah yang kering
dan terlindung dari panas matahari dan hujan. Bahan dapat dilihat dari gambar
berikut:

84
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan

Pertama, Sebelum pelaksanaan dimulai semua bahan CPHMA harus sudah


tersedia di lapangan. Semua bahan tersebut harus dijaga untuk menjamin
bahwa bahan tersebut tidak menggumpal, berubah kadar air, atau
berkontaminasi dengan bahan lainnya. Lapis permukaan lama sudah di
semprotkan lapis resap pengikat (jika lapis fondasi) atau lapis perekat (jika
lapisan beraspal).

Takaran Pemakaian Lapis Resap Ikat


Takaran (liter per meter persegi) pada
Jenis Aspal
Lapis fondasi batu Lapis fondasi
bersemen
Aspal cair
0,40 – 1,30 0,20 – 1,00
Aspal emulsi
Aspal emulsi 0,80 – 2,60 0,40 – 2,00
yang diencerkan
(1:1)

Takaran Pemakaian Lapis Perekat

Takaran (liter per meter persegi) pada

Jenis Aspal Permukaan Permukaan Permukaan


(aspal atau porous dan berbahan
beton) terekpos cuaca pengikat semen
atau lama
yang licin

Aspal cair 0,10 - 0,15 0,15 – 0,35 0,20 – 1,00

Aspal emulsi 0,15 - 0,20 0,20 – 0,50 0,20 – 1,00

Aspal emulsi
yang diencerkan 0,20 - 0,40 0,40 – 1,00 0,40 – 2,00
(1:1)

85
Temperatur penyemprotan lapis resap ikat dan perekat harus sesuai dengan
Tabel di bawah ini.

Temperatur Penyemprotan

Jenis Aspal Rentang Temperatur


Penyemprotan (⁰C)

Aspal cair penguapan cepat (RC-250) 80 - 90

Aspal cair penguapan sedang (MC-70) 45 - 85

Aspal cair penguapan lambat (MC-30) 25 - 65

Aspal emulsi -

Catatan : Tindakan yang sangat hati-hati harus dilaksanakan


setiap memanaskan aspal cair.

Kedua, siapkan peralatan atau perkakas yang akan digunakan. Terkait


peralatan harus disesuaikan dengan apa yang ada di masyarakat. Misalnya, Jika
tidak ada truk pengangkut, maka masyarakat bisa menggantinya dengan
gerobak dorong. Demikian pula dengan mesin gilas. Jika tak tersedia, maka
masyarakat bisa menggantinya dengan timbris.

Peralatan yang digunakan bisa dilihat pada infografik berikut:


PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Alat angkut batu dan pasir urug

Atau

Truk engkel Kereta dorong

86
Alat Pemadat

Atau

Pemadat roda besi Pemadat roda karet

Mistar pelurus tiga meter untuk memeriksa kerataan dan kemiringan

Mistar pelurus

Alat bantu lainnya

Sekop

Belincong Pengki

87
Alat Penggaruk

Mesin Penggaruk Penggaruk Manual

Penyemprot Aspal

Mesin Penyemprot Aspal Penyemprot Manual

Proses Pengerjaan

Setelah persiapan bahan dan peralatan lengkap di lapangan, maka tahap


selanjutnya adalah proses pengerjaan. Berikut, tahapan pengerjaan yang akan
dilakukan:

88
1. Persiapan lokasi pekerjaan
Bersihkan permukaan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki
misalnya debu dan bahan lainnya dan permukaan harus kering.

Semprotkan lapis resap pengikat (bila permukaan perkerasan jalan


eksisting berupa fondasi batu atau lapis fondasi bersemen) atau lapis
perekat (bila permukaan perkerasan jalan eksisting berupa lapis
beraspal).

89
2. Pelaksanaan penghamparan CPHMA
Ÿ Penghamparan CPHMA dilaksanakan dengan menggunakan alat
penghampar mekanis (finisher) atau secara manual. Alat
penghampar mekanis dioperasikan sama seperti pengoperasian
campuran aspal panas. Sedangkan penghamparan secara manual
dilakukan dengan menggunakan acuan tepi untuk menjamin
sambungan memanjang vertikal. Acuan tepi dapat menggunakan
besi profil siku atau kaso-kaso dengan ukuran tinggi sama atau
lebih kecil 5 mm dari tebal rencana yang ditempatkan di kedua sisi
penghamparan dan kemudian diratakan dengan kayu penyipat.

Ÿ Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju


lajur yang lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan
lebih dari satu lajur.

Ÿ Proses perbaikan lubang-lubang yang timbul karena terlalu kasar


atau bahan yang tersegregasi karena penaburan material yang
halus sedapat mungkin harus dihindari sebelum pemadatan.
Butiran yang kasar tidak boleh ditebarkan di atas permukaan
yang telah padat.

Ÿ Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau


hanya satu lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan
penghamparan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu
dengan yang bersebelahan pada setiap hari produksi dibuat
seminimal mungkin.

Ÿ Untuk menjamin terpenuhinya elevasi rancangan dan toleransi


yang disyaratkan serta ketebalan dari lapisan CPHMA, harus
diperiksa:
ü Tebal hamparan CPHMA gembur untuk memastikan apabila
dipadatkan tebal gembur ini dapat mencapai tebal yang
direncanakan.
ü Lereng melintang dan superelevasi yang diperlukan.
ü Elevasi yang sesuai pada sambungan dengan aspal yang telah
dihampar sebelumnya, sebelum dibolehkannya pemadatan.
ü Perbaikan penampang memanjang dari permukaan beraspal
lama dengan menggunakan batang perata, kawat baja atau
hasil penandaan survei.

90
3. Pelaksanaan pemadatan CPHMA
Pemadatan campuran CPHMA harus terdiri dan tiga operasi yang
terpisah, yaitu pemadatan awal, pemadatan antara/utama dan
pemadatan akhir.

Ÿ Pemadatan awal atau breakdown rolling dilakukan dengan


alat pemadat roda baja tandem sebanyak 1 lintasan jika
menggunakan alat pemadat dengan berat (6 – 8) ton atau 2
lintasan jika menggunakan alat pemadat dengan berat (4 – 6)
ton.

Ÿ Pemadatan antara atau utama harus dilakukan dengan


menggunakan alat pemadatan roda karet atau Pneumatic
Tire Roller (PTR) dengan berat (6 – 8) ton. Jumlah lintasan
harus sesuai dengan jumlah lintasan hasil percobaan
pemadatan (trial compaction).

Ÿ Pemadatan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan


dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi).
Bila hamparan aspal tidak menunjukkan bekas jejak roda
pemadatan setelah pemadatan kedua/utama, maka
pemadatan akhir bisa tidak dilakukan.

91
92
Simulasi biaya dari Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR yang diperlukan
untuk pembuatan CPHMA setiap ton Rp 1.362.859. Jumlah ini termasuk
komponen tenaga, bahan, serta peralatan yang digunakan. Selengkapnya, lihat
di tabel berikut:

Simulasi biaya CPHMA

No Komponen Satuan Perkiraan Harga satuan Jumlah satuan


kuantitas Rp Rp
A TENAGA
1 Mandor Jam 0,036 16.428,57 594,71
2 Pekerja Jam 0,453 12.857,14 5.823,00
Jumlah harga tenaga 6.417,71
B BAHAN
1 CPHMA Ton 1,03 1.300.000,00 1.339.000,00
2 Prime coat (emulsi) Liter 0,800 8.303,73 6.642,98
Jumlah harga bahan 1.345.642,98
C PERALATAN
1 Tandem Roller Jam 0,018 458.768,25 8.303,71
2 Pneumatic Tire
Roller Jam 0,005 489.172,15 2.494,78
3 Alat bantu LS 1,000 - -
Jumlah harga peralatan 10.798,48
Jumlah total biaya (A+B+C) ton 1.362.859,18

93
Buku Jalan Perdesaan
2020
Jalan Beton

95
B anyak yang beranggapan jika beton hanya digunakan sebagai fondasi
rumah, dinding, ataupun atap pada bangunan. Namun belakangan ini,
beton sudah banyak digunakan untuk membangun jalan perdesaan di
seluruh Indonesia.

Pembangunan jalan beton di Indonesia dimulai sejak tahun 1985, tetapi baru
berkembang pesat penggunaannya setelah 10 tahun kemudian. Saat ini jalan
beton banyak digunakan mulai dari jalan tol, jalan nasional, jalan provinsi,
hingga jalan kota dan kabupaten.

Kini, jalan desa dan permukiman pun menggunakan beton. Apalagi, masyarakat
desa mudah mendapatkan bahan-bahan seperti semen, pasir, dan batu pecah.
Dibandingkan aspal, semen lebih mudah didapatkan di seluruh pelosok tanah air.

Di masyarakat ada anggapan kalau jalan beton selalu kuat dan tidak pernah
rusak. Padahal, semua jenis jalan selalu punya keterbatasan. Sepatutnya
masyarakat tidak memaksakan jalan beton untuk dilewati semua jenis
kendaraan. Sebab jalan beton untuk perdesaan tidak dirancang sekuat jalan
beton untuk jalan provinsi atau nasional.

Oleh sebab itu, truk-truk dengan beban berat dilarang melintasi jalan beton
untuk perdesaan sebab dapat merusak jalan dengan cepat. Jalan beton di
perdesaan disusun dengan konstruksi lapis fondasi agregat, beton kurus dan
lapis perkerasan beton. Beton kurus berfungsi sebagai lantai kerja dan dapat
diganti dengan bahan lain yang berfungsi sama.

Tebal jalan beton untuk lalu lintas rendah ini terbukti mampu menjaga daya tahan
jalan agar berusia lama.
PERKERASAN JALAN BETON

PENGERTIAN

Perkerasan jalan beton


dibuat dari campuran
semen dan air sebagai
pengikat, pasir dan batu
pecah.

96
KELEBIHAN

Ÿ Lebih tahan lama dibanding


jenis jalan lainnya.
Ÿ Bahannya mudah didapatkan
Ÿ Cocok untuk lalu lintas berat.
Ÿ Tahan terhadap pengaruh air.
Ÿ Jumlah bahan yang
diperlukan (agregat) untuk
perkerasan beton relatif lebih
rendah dibandingkan
perkerasan beraspal.

PENGERJAAN

Dapat dilaksanakan
secara gotong royong
oleh warga desa.

KEKURANGAN

Ÿ Tidak seperti jalan beraspal,


jalan beton membutuhkan
waktu antara 7-28 hari
sebelum dapat dilalui
kendaraan. Waktu tersebut
dibutuhkan untuk
mendapatkan kekuatan
beton sesuai dengan yang
direncanakan.
Ÿ Jika perawatan yang
dilakukan tidak tepat,
kekuatan beton yang
diharapkan tidak tercapai.

97
PEMELIHARAAN

Pemeliharaan jalan beton


memang lebih sedikit
dibandingkan jalan
beraspal, meskipun
demikian jalan beton
harus tetap dipelihara
agar dapat tahan lama.

Pembuatan Jalan Beton Desa

Masyarakat di desa mana pun bisa membuat jalan beton desa, sepanjang
memahami bagaimana proses dan tahapan kerja. Umumnya jalan di pedesaan
menggunakan perkerasan beton tanpa tulangan, yang sering disebut
perkerasan beton bersambung tanpa tulangan.

Dalam proses perkerasan jalan beton tanpa tulangan, ada bahan-bahan yang
dibutuhkan yaitu:

Ÿ Semen. Jenis semen yang dibutuhkan haruslah berupa semen Portland.


Sangat disarankan agar menggunakan satu produk dari satu pabrik yang
sama dalam satu proyek tersebut, jika tidak dikhawatirkan akan
menghasilkan campuran yang berbeda.
Ÿ Bahan berikutnya adalah air yang benar-benar bersih dan tidak berwarna,
tawar dan tidak berbau.

Agar menghasilkan beton yang kuat, setiap campuran dan bahan harus ditakar
terlebih dahulu. Jangan menggunakan prinsip kira-kira sebab beton yang
dihasilkan menjadi tidak maksimal.

98
2-4 % 2-4 %

Lembaran plastik

15 cm beton
5 cm beton kurus
Lapis pondasi agregat
kelas B dipadatkan
Tanah dasar

Sketsa konstruksi perkerasan jalan beton untuk perdesaan.

Panduan pembuatan jalan perdesaan mengacu pada SNI 8457:2017 Rancangan


tebal jalan beton untuk lalu lintas rendah.

Adapun bahan lapisan dan pengerjaannya sebagai berikut:

Lapis Fondasi Bawah

Ada dua bahan yang diperlukan untuk membuat lapis fondasi bawah. Pertama,
pasir, berupa agregat halus dengan ukuran 0,25 mm – 4,75 mm. Kedua, agregat
yang berupa batu pecahan batu alam atau koral yang bersih keras dan kuat
dengan ukuran maksimum 50 mm.
Pasir Batu pecah

Infografik: Bahan Lapis Fondasi Bawah

99
Daya dukung lapis fondasi bawah ditentukan mempunyai nilai CBR lebih besar
dari 60% dengan pengujian menurut SNI 1744-2012. Ketebalan lapis fondasi
bawah ditentukan sebesar 15 cm untuk CBR tanah dasar minimal 6%, dan 25 cm
untuk CBR tanah dasar minimal 4% dan kurang dari 6%.

Secara umum, peralatan yang dibutuhkan adalah:


PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PEKERJAAN LAPIS FONDASI

Alat angkut

Atau

Truk engkel Kereta dorong

Alat penghampar agregat lapis fondasi

Atau

Motor grader Kereta dorong

Mistar pelurus

100
Alat pemadat

Mesin gilas

Atau

Stamper Timbris

Alat bantu lainnya

Sekop Pengki

101
Ÿ
Setelah semua bahan dan alat tersedia, langkah selanjutnya adalah memulai
pengerjaan lapis fondasi. Tahapan kerja adalah:

1. Penyiapan tanah dasar

Ÿ Pekerjaan ini dilakukan agar diperoleh elevasi (ketinggian) dan


kekuatan tanah dasar sesuai dengan yang direncanakan. Pekerjaan ini
meliputi pembersihan, pembentukan badan jalan dan pemadatan
tanah dasar. Kemiringan melintang tanah dasar dibuat sekitar 3% di
daerah lurus.
Ÿ Tanah dasar berupa tanah berbatu atau tanah lempung kepasiran.
Harus diingat jalan beton tidak cocok untuk tanah dasar yang
mempunyai kembang susut tinggi, atau tanah dasar dengan kadar
organik tinggi (gambut).
2. Penghamparan lapis fondasi agregat/ sirtu
Pekerjaan ini harus meliputi pengangkutan dan penghamparan.

102
3. Pemadatan lapis fondasi agregat/ sirtu

Mesin gilas

Atau

Stamper Timbris

Lapisan fondasi agregat harus terlebih dahulu dibasahi, setelah itu


dilanjutkan dengan pemadatan. Operasi penggilasan sebanyak 16
lintasan, dimulai dari tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu
jalan dalam arah memanjang.

Pengerjaan Beton

Setelah lapis fondasi bawah dikerjakan, selanjutnya adalah mengerjakan


lapisan beton. Pekerjaan beton dalam pedoman sederhana ini meliputi
pekerjaan beton kurus sebagai lantai kerja dan beton sebagai lapis perkerasan
utama.

Sebagaimana tahapan sebelumnya, pertama dilakukan adalah menyiapkan


bahan. Bahan pembuatan beton ini yakni semen, pasir, batu pecah, dan air.
Lebih lengkap bisa dilihat di tabel pada halaman berikut:

103
BAHAN PERKERASAN JALAN BETON

Semen

Je ni s s e m e n y ang d apat
digunakan yaitu jenis Semen
Portland tipe I, Semen
Portland Pozzolan atau
Semen Portland Komposit
dan Semen Portland Slag.

Pasir

Agregat halus (pasir) berupa


pasir alam dengan ukuran 0,25
mm – 4,75 mm.

Batu pecah

Agregat kasar berupa batu


pecahan batu alam atau koral
yang bersih keras dan kuat
dengan ukuran batu pecah
antara 10 mm - 40 mm.

Air

Air yang digunakan untuk


campuran, perawatan, atau
pemakaian lainnya harus bersih
tidak berwarna, tawar dan tidak
berbau.

104
Lembaran plastik/ membran
kedap air

Membran yang kedap air di


bawah perkerasan dapat
berupa lembaran plastik dengan
tebal minimum 0,125 mm.

Baja tulangan batang pengikat

Baja tulangan berupa batang


baja sirip yang diletakan pada
dudukannya dengan mutu BJTS
30. Batang pengikat digunakan
jika pengecoran dilakukan pada
setengah lebar perkerasan dan
pada sambungan pelaksanaan.
Bahan untuk perawatan beton

Bahan perawatan beton dapat


menggunakan air yang
digenangkan/ disiramkan
secara berkala, lembaran
geotekstil, atau bahan cairan
kompon.

Bahan penutup sambungan

Bahan penutup sambungan


beton harus bersifat elastis,
bahan yang digunakan biasanya
berbasis aspal.

105
Acuan (Bekisting)

Acuan menggunakan kayu


dan atau pelat baja tebal yang
cukup tebal dan kaku, agar
bekisting tidak mudah
berubah bentuk pada saat
pelaksanaan.

PERALATAN PEKERJAAN BETON

Peralatan yang digunakan bisa disesuaikan dengan apa yang ada


di masyarakat. Jika tidak ada, maka bisa diganti dengan peralatan
lain yang sesuai. Bisa pula dengan menyewa peralatan. Secara
umum, peralatan yang dibutuhkan adalah:

Mixer beton Penggetar (vibrator)

Balok

106
Alat untuk meratakan (roskam) beton/ Mistar Pendatar

Baja profil kanal

Mistar pendatar Potongan pipa PVC

Alat Pembuat Tekstur terbuat dari kawat besi

Alat Pembuat Tekstur

107
Gergaji beton atau multiplek/plat baja

Gergaji beton

Multiplek Plat baja

Peralatan lainnya

Ketam Bor tangan

Tang Tang kaka tua

108
Obeng Pahat

Meteran kecil Jangka sorong

Siku-siku Unting-unting

109
Cara Kerja

1. Pengecoran beton kurus


a. Pekerjaan ini meliputi pembuatan acuan dengan tinggi 5 cm,
pengecoran, penghamparan, perataan dan perawatan beton
kurus.
b. Campuran beton kurus adalah 1 Semen : 3 Pasir : 5 Batu pecah.

2. Pemasangan acuan untuk jalan beton


a. Dimensi acuan menggunakan tinggi yang disesuaikan dengan
tinggi beton (beton kurus + lapisan atas) kurang lebih 15 cm
dengan menggunakan 3 pin untuk setiap segmen acuan
panjang 3 m.
b. Acuan harus cukup kaku dan tahan terhadap benturan dari
peralatan pemadat. Acuan harus bersih.
c. Acuan dapat berfungsi juga sebagai dudukan bagi perataan
pembetonan.

Ilustrasi Pemasangan acuan untuk jalan beton setinggi 15 cm

3. Pemasangan lembaran plastik/ membran


Dilakukan pemasangan lembaran plastik/ membran selebar badan
jalan yang akan dikerjakan (dicor). Bila diperlukan sambungan,
maka harus dibuat tumpang tindih sekurang-kurangnya 300 mm.

110
Ilustrasi pemasangan membran plastik

4. Pemasangan batang pengikat


Batang pengikat hanya digunakan jika pengecoran dilakukan
bergantian antara bagian kiri dan kanan pada setengah lebar
perkerasan dan pada sambungan pelaksanaan yaitu pada akhir
pekerjaan harian.
a. Batang pengikat yang digunakan adalah baja tulangan ulir (BjTS 30)
dengan diameter 13 mm, panjang 60 cm dan jarak antara 75 cm.
b. Batang pengikat harus bebas dari kotoran, minyak, cat, gemuk,
dan karat yang akan mengganggu kelekatan baja dengan beton.
c. Batang pengikat diletakan pada lokasi sambungan memanjang yang
disusun di atas dudukan.

g
jan
an
em n
m jala
a h
Ar

5. Pencampuran dan pengecoran jalan beton


a. Pencampuran beton dapat dilakukan dengan beton molen dengan
menjaga komposisi campuran.
b. Campuran beton adalah 1 Semen : 2 Pasir : 3 Batu pecah dalam
perbandingan volume, dengan penggunaan air, setengah dari
penggunaan semen.
c. Penghamparan pada lajur yang bersebelahan dapat dilakukan
setelah umur beton tersebut mencapai 3 hari atau setelah beton
telah cukup keras / tidak rusak apabila diinjak.

111
Ilustrasi pencampuran dan pengecoran beton

6. Penghamparan dan pemadatan


a. Tempatkan adukan beton dan hampar secara merata, dapat
dilakukan dengan menggunakan sekop/cangkul.
b. Beton harus dipadatkan secara merata dengan menggunakan
vibrator. Vibrator tidak boleh menyentuh langsung
sambungan atau tepi acuan. Vibrator digunakan sampai
terlihat pola lingkaran air di sekitar penggetar dan tidak boleh
lebih dari 5 detik pada setiap tempat.

a) Penghamparan adukan beton

Benar Salah

112
Masukan alat penggetar Angkat alat penggetar
dengan cepat dengan perlahan

b) Pemadatan adukan beton

7. Perataan permukaan beton


a. Beton yang sudah dihamparkan dan dipadatkan, harus dibentuk
dan diratakan dengan alat perata manual atau mesin perata.
b. Alat perata harus melintas setiap bagian permukaan jalan
maksimum 3 kali untuk memperoleh kepadatan dan
menghasilkan tekstur permukaan yang rata.
c. Perataan permukaan dengan cara manual biasanya dilakukan
oleh minimal dua orang.
d. Permukaan perkerasan pada umumnya dibuat memiliki sedikit
kemiringan yang memungkinkan air pada saat hujan dapat
mengalir ke tepi perkerasan.

113
8. Penghalusan permukaan
a. Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton
diperhalus, diperbaiki dan dipadatkan lagi menggunakan
bantuan alat-alat pelepa atau penghalus.
b. Permukaan beton kemudian diperiksa lagi kerataanya, paling
sedikit 2 kali lintasan dengan mistar lurus.

9. Pembuatan tekstur permukaan


Agar jalan beton tidak licin, permukaan jalan beton harus dikasarkan
dengan diberi tekstur berupa alur dengan arah melintang jalan.
Beberapa hal yang harus dilakukan adalah:
a. Permukaan atas beton harus diberi tekstur dengan alat pembuat
alur segera setelah dilakukan penghalusan pada waktu beton
masih bersifat plastis (terlihat masih basah).
b. Pekerjaan pembuatan alur dilakukan ke arah melintang jalan.
c. Lebar alur maksimum 3 mm, kedalaman alur antara 3 mm dan 6
mm dan jarak alur antara 10 mm dan 20 mm.
d. Pada kelandaian yang curam (>6%) diperlukan alur yang lebih dalam
untuk memberikan kekesatan yang lebih tinggi.

114
10. Perawatan Beton
a. Supaya beton yang dihasilkan mencapai kekuatan yang
diharapkan, perawatan perlu dilakukan agar air dalam beton tidak
menguap. Kondisi basah atau lembab harus dipertahankan
minimal selama 3 hari.

b. Perawatan dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut:


Ÿ merendam permukaan dengan cara menyiram dan
membendung air di tepi pelat beton.
Ÿ menutup seluruh permukaan dengan geotekstil atau karung
goni yang dibasahi untuk menjaga kelembapannya.
Ÿ menutup permukaan dengan cairan kompon perawatan beton.

Perawatan dengan menggunakan geotekstil yang dibasahi. Geotekstil


adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, berpori yang digunakan
untuk stabilisasi dan perbaikan tanah.

11. Penggergajian beton / Pembentukan sambungan


a. Penggergajian dimulai setelah sekitar 4 hingga 10 jam setelah
pengecoran. Sebelum digergaji, permukaan beton digores
dengan ujung paku yang tajam. Jika goresan tidak menutup,
penggergajian dapat dilakukan.
b. Jarak penggergajian maksimum 1,2 x lebar lajur hamparan, dengan
kedalaman sekitar 5 cm.
c. Apabila tidak ada mesin penggergaji maka digunakan sekat
multiplek atau baja yang telah dilapisi plastik agar tidak menempel
dengan beton, dipasang pada saat pengecoran dan dibuka
setelah beton cukup mengeras sekitar 4 jam.

115
Proses penggergajian jalan beton

Multiplek Triplek/baja

Arah
memanjang
jalan

5m

12. Pengisian sambungan beton


a. Celah sambungan harus kering dan bersih.
b. Pengisian celah sambungan beton dilakukan dengan
menggunakan bahan pengisi yang bersifat elastis.
c. Dilakukan sesegera mungkin setelah sambungan terbentuk.

116
13. Pembongkaran
Umumnya acuan beton dapat dibuka 24 jam setelah
pengecoran atau setelah beton dirasa cukup keras. Setelah
acuan terbuka, permukaan vertikal beton harus diperiksa,
jika terdapat keropos pada permukaan maka sebaiknya
diperbaiki.

Adapun keperluan pelaksanaan kuat tekan beton kurus,


lalu lintas boleh dibuka setelah tujuh hari perkerasan,
sementara lalu lintas dapat dibuka seutuhnya, bila
perkerasan beton, telah mencapai 14 hari.

Kini, masyarakat desa bisa membuat jalan beton sendiri. Selain bahan-bahannya
mudah didapatkan di sekitar, pengerjaan itu bisa dimungkinkan karena adanya
gotong-royong sesama warga desa.

Jalan beton dapat menjadi pilihan bagi masyarakat desa untuk mendapatkan
akses yang memadai. Jika dijaga dengan baik, jalan ini akan menyumbang
kemajuan desa, menjadi infrastruktur yang sangat berharga bagi anak cucu kita
di masa depan.

Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR telah melakukan simulasi untuk


menghitung biaya pembuatan jalan beton. Pertama, lapis fondasi bawah biaya
per meter kubik adalah Rp 302.685, 22. Kedua, beton kurus biayanya Rp
762.385,68. Ketiga, beton semen biayanya Rp 1.019.582,29. Untuk mendapatkan
perkiraan biaya per meter persegi tinggal membagi biaya per meter kubik dari
masing masing lapisan tersebut, dengan ketebalan lapisannya (dalam satuan
meter).

Rincian ada di halaman berikutnya:

117
Simulasi biaya Lapis Fondasi Bawah

No Komponen Satuan Perkiraan Harga satuan Jumlah satuan


kuantitas Rp Rp
A TENAGA
1 Mandor Jam 0,024 16.428,57 394,29
2 Pekerja Jam 0,249 12.857,14 3.201,43
Jumlah harga tenaga 3.595,71
B BAHAN
1 Agregat B m³ 1,259 175.740,63 221.187,16
Jumlah harga bahan 221.187,16
C PERALATAN
1 Dump Truck Jam 0,205 349.595,19 71.806,85
2 Tandem Roller Jam 0,004 517.132,50 2.068,53
3 Water Tanker Jam 0,014 285.600,68 4.027
Jumlah harga peralatan 77.902,35
Jumlah total biaya (A+B+C) m³ 302.685,22

118
Simulasi biaya Beton Kurus

No Komponen Satuan Perkiraan Harga satuan Jumlah satuan


kuantitas Rp Rp
A TENAGA
1 Mandor Jam 0,301 16.428,57 4.945,00
2 Tukang Jam 0,602 14.410,71 8.675,25
3 Pekerja Jam 3,012 12.857,14 38.725,71
Jumlah harga tenaga 52.345,96
B BAHAN
1 Semen Kg 179,380 1.366,15 245.059,99
2 Pasir beton m³ 0,722 166.700,00 120.357,40
3 Agregat kasar m³ 0,880 157.979,76 139.022,19
4 Kayu perancah m³ 0,023 1.800.000,00 41.400,00
5 Air Liter 87,500 79,00 6.912,50
6 Paku Kg 0,125 18.000,00 2.250,00
Jumlah harga bahan 555.002,08
C PERALATAN
1 Dump Truck Jam 0,280 402.962,24 112.869,72
2 Concrete mixer Jam 0,301 75.878,75 22.854,68
3 Vibrator Jam 0,301 37.538,69 11.306,65
4 Penghampar Jam 0,556 14.410,71 8.006,59
Jumlah harga peralatan 155.037,65
Jumlah total biaya (A+B+C) m³ 762.385,68

119
Simulasi biaya Beton Semen

No Komponen Satuan Perkiraan Harga satuan Jumlah satuan


kuantitas Rp Rp
A TENAGA
1 Mandor Jam 0,602 16.428,57 9.890,00
2 Tukang Jam 0,602 14.410,71 8.675,25
3 Pekerja Jam 4,217 12.857,14 54.218,57
Jumlah harga tenaga 72.783,82
B BAHAN
1 Semen Kg 256,250 1.366,15 350.075,94
2 Pasir beton m³ 0,683 166.700,00 113.856,10
3 Agregat kasar m³ 0,843 157.979,76 133.176,94
4 Joint Sealant m³ 1,435 34.100,00 48.933,50
5 Lembaran plastik
tebal 0.125 mm Liter 0,897 19.250,00 17.267,25
6 Kayu perancah m³ 0,062 1.800.000,00 111.600,00
7 Air Liter 125,000 79,00 9.875,00
8 Paku Kg 0,332 18.000,00 5.976,00
Jumlah harga bahan 790.760,73
C PERALATAN
1 Dump Truck Jam 0,280 402.962,24 112.869,72
2 Concrete mixer Jam 0,301 75.878,75 22.854,68
3 Vibrator Jam 0,301 37.538,69 11.306,65
4 Penghampar Jam 0,625 14.410,71 9.006,69
Jumlah harga peralatan 156.037,75
Jumlah total biaya (A+B+C) m³ 1.019.582,29

120
Daftar Pustaka

1. Kementerian Pekerjaan Umum. 2013. SE Menteri PU Nomor


04/SE/M/2013, Pedoman Perencanaan Teknis Tebal Jalan Kerikil
(Perkerasan Berbutir tanpa Penutup). Jakarta: Kementerian PU.

2. Kementerian Pekerjaan Umum. 2013. SE Menteri PU Nomor


05/SE/M/2013, Pedoman Pelaksanaan Lapis Penetrasi Makadam
Asbuton (LPMA-Asbuton). Jakarta: Kementerian PU.

3. Kementerian Pekerjaan Umum. 2013. SE Menteri PU Nomor


09/SE/M/2013, Pedoman Spesifikasi Lapis Penetrasi Macadam Asbuton
(LPMA-Asbuton). Jakarta: Kementerian PU.

4. Kementerian Pekerjaan Umum. 2013. SE Menteri PU Nomor


11/SE/M/2013, Pedoman Pelaksanaan Lapis Asbuton Butur (Butur Seal).
Jakarta: Kementerian PU.

5. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2015. SE


Menteri PU Nomor 28/SE/M/2015, Pedoman Pelaksanaan Asbuton
Campuran Panas Hampar Dingin (Cold Paving Hot Mix Asbuton,
CPHMA). Jakarta: Kementerian PU.

6. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2016. SE


Menteri PU Nomor 04/SE/M/2016, Pedoman Perancangan
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Telford. Jakarta: Kementerian PUPR.

7. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2018.


Permen PUPR Nomor 18/PRT/M/2018, Penggunaan Aspal Buton untuk
Pembangunan dan Preservasi Jalan. Jakarta: Kementerian PUPR.

8. Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2019. SNI 8867:2019. Spesifikasi


Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin. Jakarta: BSN

121
Buku Jalan Perdesaan
2020

Anda mungkin juga menyukai