Anda di halaman 1dari 24

PROJEK AKHIR ARSITEKTUR

PERIODE LXXVII, Semester Genap, Tahun 2019/2020

PROPOSAL

Youth Space di Bandar Lampung

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


Memperoleh gelar Sarjana Arsitektur

Disusun oleh

Muhammad Fajar Assidiqi


16.A1.0087

Dosen pembimbing

Ir. Supriyono, M.T


0615025701

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG
Januari 2020

i
ii
PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan berkat, rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir Arsitektur dengan judul Youth Space
di Bandar Lampung. Proposal ini disusun unutk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Arsitektur.

Dalam penyusunan Proposal ini mendapat banyak bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak terkait, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan termakasih kepada:

1. Ir. Supriyono, M.T selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukan
dalam proses penyusunan proposal ini
2. Christian Moniaga, ST, MT, selaku Ketua Program Studi Arsitektur
3. Ir. Yulita Titik S, MT. Selaku dosen koordinator Projek Akhir Arsitektur 77.
4. Dra. B. Tyas Susanti, MA, PhD, selaku Dekan Fakultas Arsitektur dan Desain.

Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Akhir kata, penulis berharap
semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 10 Januari 2020


Penyusun,

Muhammad Fajar Assidiqi

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................................ii
PRAKATA ............................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 3
1.4 Orisinalitas ............................................................................................................... 3

BAB 2 GAMBARAN UMUM .................................................................................................. 4


2.1 Gambaran umum Proyek ......................................................................................... 4
2.2 Gambaran umum Topik ........................................................................................... 7
2.2 Gambaran Umum Lokasi ....................................................................................... 11

BAB 3 METODE..................................................................................................................... 16
3.1 Deskripsi Penelitian ............................................................................................... 16
3.2 Metode Pengambilan Data ..................................................................................... 16
3.3 Diagram Metode .................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Nagoya Congress Center ..................................................................................... 5


Gambar 2. The Commons ..................................................................................................... 5
Gambar 3. Ryerson Student Learning Center ....................................................................... 5
Gambar 4. Collabox Creative Hub ........................................................................................ 5
Gambar 5. Lampung Walk Sport Center ............................................................................... 5
Gambar 6. Fitnation Gym...................................................................................................... 5
Gambar 7. 1million dance studio .......................................................................................... 6
Gambar 8. SINERGI ............................................................................................................. 6
Gambar 9. Lampung Walk Sport Center ............................................................................... 6
Gambar 10. Public Plaza ....................................................................................................... 6
Gambar 11. Lentera Arteri Indoor Basketball ....................................................................... 6
Gambar 12. Imix Studio ........................................................................................................ 6
Gambar 13. Ruang Personal .................................................................................................. 8
Gambar 14. Peta Administrasi Kota Bandar Lampung ...................................................... 12
Gambar 15. Peta kec.labuhan ratu dan kec.rajabasa ........................................................... 14
Gambar 16. Peta Lokasi Tapak .......................................................................................... 14

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Generasi jaman now adalah sebutan untuk mereka yang hidupnya mengikuti perkembangan
zaman. Pergeseran sikap dan pola pikir masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan
zaman disebut dengan modernisasi (Tri Haryanta, Agung dan Eko sujatmiko, 2012:153 dikutip
dalam kompasiana.com,2017). Modernisasi secara umum menyangkut perubahan dari cara-cara
tradisional menuju cara yang lebih modern atau lebih maju. Dengan kata lain generasi jaman now
adalah generasi yang modern. Generasi jaman now kerap dikaitkan dengan generasi milenial dan
generasi Z. Generasi milenial adalah orang – orang yang lahir pada tahun 1981 sampai 1996, dan
orang – orang yang lahir pada tahun 1997 sampai seterusnya merupakan generasi Z (Pew Research
Center).
Generasi milenial dan generasi Z merupakan 2 generasi yang sangat aktif, produktif dan
kreatif baik didunia nyata maupun didunia maya. Hampir disemua tempat publik diberbagai kota
di Indonesia selalu didominasi oleh generasi jaman now dengan berbagai kegiatan karena memang
sekarang merupakan masa produktif mereka yang merupakan generasi milenial dan generasi Z.
Generasi jaman now tidak dapat dipisahkan dari teknologi dari kehidupannya sehingga internet
dan gadget sudah menjadi kebutuhan primer untuk generasi jaman now. Berdasarkan data yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2018
menyatakan bahwa pengguna internet di Indonesia di dominasi oleh usia 15-19 tahun di posisi
pertama, disusul oleh usia 20-24 tahun di posisi kedua, dan 25-29 tahun diposisi ketiga, hal ini bisa
disimpulkan bahwa internet dan gadget sudah menjadi kebutuhan primer untuk para generasi
jaman now
Bandar Lampung merupakan kota besar ke 3 di Sumatra setelah Medan dan Palembang dan
pada tahun 2015, Bandar Lampung memiliki jumlah penduduk usia 15 – 29 tahun yang mana
merupakan usia produktif sebanyak 283.562 jiwa atau sekitar 28,9% penduduk kota Bandar
Lampung adalah generasi milenial dan generasi Z (BPS Bandar Lampung) sehingga membutuhkan
sebuah tempat untuk mereka berkumpul, bersosialisasi, belajar, berdiskusi, dan mengembangkan
dirinya. Terdapat lebih dari 20 komunitas yang beragam salah satunya komunitas pendidikan,

1
sosial, kepemudaan, olahraga, seni dan budaya yang membutuhkan tempat yang menyediakan
fasilitas untuk mereka beraktivitas, karena tempat publik yang tersedia tidak memberikan fasilitas
yang layak dan tempatnya tersebar tidak diketahui lokasinya sehingga komunitasnya tidak
berkembang dan kurang terlihat oleh masyarakat. Youth Space ini karena berfungsi sebagai tempat
edukasi nonformal yang bersifat akademis dan non-akademis serta pengembangan diri, maka
Youth Space akan dibangun dikawasan pendidikan tinggi yang merupakan kawasan generasi
jaman now beraktivitas setiap hari, sehingga hadirnya Youth Space ditengah-tengah mereka
diharapkan akan menjadi penunjang kehidupan para generasi jaman now. Kawasan pendidikan
tinggi dipilih karena para mahasiswa/i memiliki waktu yang lebih fleksibel dan lebih bebas
dibanding siswa yang masih bersekolah.
Fenomena yang terjadi di Bandar Lampung pada tahun 2019 terjadi peningkatan jumlah café.
Café yang sejatinya merupakan tempat untuk bersantai dan menikmati makanan/minuman,
sekarang mulai mengalami pergeseran fungsi karena didapati bahwa pengunjung café melakukan
kegiatan belajar, mengerjakan tugas. Hal ini terjadi karena tidak adanya fasilitas berupa tempat
untuk belajar dan mengerjakan tugas yang layak di Bandar Lampung. Bandar Lampung sendiri
kekurangan ruang terbuka publik karena berdasarkan data Disperkim Bandar Lampung bahwa
ruang terbuka publik di Bandar Lampung baru mencapai 11% dari target 20% yang diwajibkan
merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

1.2. Rumusan Masalah

Melihat fenomena yang terjadi di Bandar Lampung terkait tidak adanya tempat edukasi
publik nonformal serta kurangnya fasilitas publik untuk pengembangan diri dan minat bakat untuk
generasi jaman now di Bandar Lampung, rumusan masalah yang timbul adalah

1. Bagaimana menyediakan sebuah tempat yang nyaman dan merespon perilaku generasi
jaman now di Bandar Lampung untuk menunjang kegiatan mereka sehari – hari.
2. Bagaimana menghadirkan fasilitas yang layak dan sesuai dengan generasi jaman now di
Bandar Lampung untuk mereka mengembangkan diri serta minat bakatnya
3. Bagaimana menggabungkan ke 2 fungsi diatas agar berjalan seimbang untuk generasi
jaman now di Bandar Lampung

2
1.3. Tujuan

Generasi jaman now di Bandar Lampung mempunyai tempat yang sangat mewakilkan diri
mereka untuk mereka bersosialisasi antar sesama dan memiliki fasilitas yang layak untuk
menunjang kegiatan keseharian mereka dibidang akademis dan nonakademis, pengembangan
potensi diri serta minat bakat dan diharapkan akan menjadi sebuah landmark yang dikhususkan
untuk generasi jaman now di Bandar Lampung.

1.4. Orisinalitas

No Judul Proyek Topik / pendekatan yang Nama Penulis


diangkat
1 The 3rd Place Youth Center Identitas anak muda Adam Van den
didalam kota Houten
2 Youth Center di Manado Arsitektur Regionalisme Gabriel Mawu

3 The Artistic Youth Center Catalyst Architecture Camilla Halina


Thrane
4 Youth Space Perilaku generasi jaman M. Fajar Assidiqi
Now

3
BAB 2

GAMBARAN UMUM

2.1 Gambaran Umum Proyek


2.1.1 Terminologi Proyek

Youth Space bisa diartikan sebagai tempat dan sebuah ruang publik yang akan menjadi
sebuah wadah berkumpulnya para pemuda di Bandar Lampung untuk mengisi waktu luangnya
dengan berbagai jenis aktivitas dan kegiatan positif. Fungsi utama Youth Space adalah sebagai
fasilitas edukasi publik dan pengembangan diri baik yang bersifat akademik dan non-akademik.

Youth Space ini bertujuan untuk memberikan dampak positif terhadap pemuda di Bandar
Lampung karena memiliki beragam fasilitas yang bisa menunjang apa yang ingin mereka kerjakan
diwaktu luangnya sesuai kegiatannya. Untuk memberikan ragam variasi pengalaman ruang yang
berbeda-beda maka Youth Space akan memiliki 3 zona antara lain zona indoor, semi-indoor, dan
outdoor dengan fasilitas yang akan dihadirkan didalam Youth Space yaitu fasilitas belajar dan
diskusi yang bisa dipakai untuk sendiri, berdua atau berkelompok. Fasilitas olahraga yaitu untuk
futsal, basket, badminton dan gym. Fasilitas kesenian seperti studio musik, studio tari dan drama.
Hall serba guna untuk kegiatan seminar, pameran, dan pertunjukan seni. Fasilitas penunjang
berupa plaza dan foodcourt.

4
Beberapa contoh preseden fasilitas yang akan tersedia didalam Youth Space

Gambar 1 – Nagoya Congress center Gambar 2 – The Commons


Fungsi : Hall serba guna Fungsi : Kuliner
Lokasi : Jepang Lokasi : Bangkok
Sumber : http://www.nagoya-congress- Sumber : Archdaily
center.jp/en/facility/conference_rooms/

Gambar 3 – Ryerson Student Learning Center Gambar 4 – Collabox Creative Hub


Fungsi : Belajar, diskusi Fungsi : Diskusi
Lokasi : Toronto Lokasi : Semarang
Sumber : Archdaily Sumber : collabox.id

Gambar 5 – Lampung Walk Sport center Gambar 6 – Fitnation gym


Fungsi : Olahraga Fungsi : Olahraga
Lokasi : Bandar Lampung Lokasi : Semarang
5
Sumber : Rudy, 2019 Sumber : fitnation.co.id
Gambar 7 – 1million dance studio Gambar 8 – SINERGI
Fungsi : Kesenian Fungsi : Belajar dan Berdiskusi
Lokasi : Seoul Lokasi : Jogjakarta
Sumber : https://www.1milliondance.com/ Sumber : https://sinergi-coworking-
space.business.site/

Gambar 9 – Lampung Walk Sport center Gambar 10 – Public Plaza


Fungsi : Olahraga Fungsi : Rekreasi
Lokasi : Bandar Lampung Lokasi : Beijing
Sumber : Rudy, 2019 Sumber : Archdaily

Gambar 11 – Lentera Arteri Indoor Basketball Gambar 12 – Imix studio


Fungsi : Olahraga Fungsi : kesenian
Lokasi : Jakarta Selatan Lokasi : Jakarta Timur
Sumber : https://flex.co.id/product/lentera- Sumber :
arteri-indoor/ http://audiopromedia.co.id/2018/07/16/imix-
studio-fasilitas-lengkap-produksi-musik/

6
2.2 Gambaran Umum Topik
Youth Space ini akan dipergunakan para generasi jaman now yang membutuhkan sebuah
wadah beraktivitas dan bersosialisasi untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Generasi jaman
now merupakan generasi yang sangat aktif, kreatif dan inovatif serta penuh dengan rasa ingin tahu
yang tinggi dan menginginkan kehidupan yang tidak kaku, oleh karena itu topik yang akan
diangkat adalah arsitektur perilaku yang difokuskan kepada perilaku generasi jaman now.
Arsitektur perilaku adalah arsitektur yang selalu mempertimbangkan perilaku dalam
perancangannya. Pada hakikatnya, perencanaan dan perancangan pada arsitektur tidak akan
terlepas dari perilaku manusia, karena arsitektur adalah sebuah seni terapan yang diperuntukan
untuk manusia beraktivitas, sehingga kita perlu memahami aktivitas dan perilaku manusia yang
pada projek Youth Space ini, aktivitas dan perilaku generasi jaman now lah yang perlu dipahami
sebagai penggunanya. Menurut Mangunwijaya dalam buku Wastu Citra, Arsitektur berwawasan
perilaku adalah arsitektur yang manusiawi, yang mampu memahami dan mewadahi perilaku-
perilaku manusia yang ditangkap dan berbagai macam perilaku, baik itu perilaku pencipta,
pengamat dan juga perilaku alam sekitarnya.
Dalam menerapkan pendekatan arsitektur perilaku, menurut Carol Simon Weisten dan
Thomas G David, terdapat beberapa prinsip-prinsip arsitektur perilaku, antara lain :
1. Mampu berkomunikasi dengan manusia dan lingkungan. Rancangan yang harus dapat dipahami
oleh pemakainya melalui penginderaan ataupun pengimajinasian pengguna terhadap bentuk.
Bentuk yang ditampilkan dapat diterima dan dimengerti oleh pengguna bangunan. Berdasarkan
dari bangunan yang diamati oleh pengguna, syarat-syarat yang harus terpenuhi adalah
a. Pencerminan fungsi bangunan
b. Menunjukan skala dan proporsi yang tepat serta bisa dinikmati
c. Menunjukan bahan dan struktur yang akan digunakan dalam bangunan
2. Mewadahi aktivitas penghuninya dengan nyaman dan menyenangkan. Nyaman untuk fisik dan
psikis pengguna, serta menyenangkan untuk fisik dan fisiologis pengguna

7
Dalam memahami perilaku manusia dalam pendekatan arsitektur, maka kita harus memahami
ruang personal, karena ruang personal adalah batas-batas yang tidak jelas antara seseorang dengan
orang lain. Menurut Edward Hall (1963) ruang personal adalah suatu jarak berkomunikasi, dimana jarak
antar individu ini adalah juga jarak berkomunikasi. Dalam pengendalian terhadap gangguan-gangguan yang
ada, manusia mengatur jarak personalnya dengan pihak lain.

Gambar 13 - Ruang personal setiap individu.


Sumber : (Wilson, 1984)

Beberapa faktor yang memperngaruhi besarnya ruang personal antara lain

1. Jenis kelamin
Heska dan Nelson (1972) mengatakan bahwa salah satu penentu perbedaan yang bergantung
pada diri individu itu sendiri adalah jenis kelamin. Wanita ataupun pria sama-sama membuat jarak
dengan lawan bicara. Semakin akrab hubungannya dengan lawan bicaranya maka semakin kecil
jarak ruang personalnya. Gifford (1982) berpendapat bahwa pada pria keakraban sesama jenis
tidak berpengaruh pada ruang personalnya. Pada umumnya, hubungan pria dengan pria
mempunyai jarak ruang personal yang terbesar, diikuti hubungan antara wanita dan wanita, dengan
ruang personal terbesar adalah antara lawan jenis. Altman (1975) mengemukakan bahwa salah
satu kemungkinan perbedaan besarnya ruang personal dalam kaitan dengan jenis kelamin ini lebih
disebabkan oleh perbedaan dalam sosialisai antara pria dan wanita daripada karena perbedaan
biologis.

2. Umur
Pada umumya, semakin bertambah umur seseorang, semakin besar jarak ruang personal yang
akan dikenakannya pada orang-orang tertentu (Hayduk,1983). Ruang personal pertama kali akan
muncul pada usia remaja. Usia 12 tahun merupakan usia yang menyerurapi ruang personal orang
dewasa.

8
3. Tipe kepribadian
Tipe kepribadian berpengaruh pada ruang personal, orang dengan kepribadian eksternal
memerlukan ruang personal lebih dibandingkan dengan orang bertipe internal. Orang dengan
kepribadian introver (tidak mudah berteman dan pemalu) memerlukan ruang personal lebih besar.
Sedangkan ekstrovert ( orang yang budah berteman ) memerlukan ruang personal lebih kecil.

4. Latar Belakang Budaya


Latar belakang suku bangsa dan kebudayaan seseorang juga mempengaruhi besarnya ruang
personal seseorang. Seperti orang bali memiliki ruang personal yang lebih besar karena budaya
setempat.

5. Rasa Aman/Ketakutan
Kita tidak keberatan berdekatan dengan seseorang jika merasa aman dan sebaliknya. Kadang
ketakutan tersebut berasal dari stigma yang salah pada pihak-pihak tertentu, misalnya kita sering
kali menjauh ketika berpapasan dengan orang cacat, atau orang yang terbelakang mental atau
bahkan orang gemuk. Mungkin rasa tidak nyaman tersebut muncul karena faktor ketidakbiasaan
dan ada sesuatu yang berbeda.
6. Jarak sosial
Sesuai dengan teori jarak sosial Edward Hall (1966) yang membedakan empat macam jarak
yang menggambarkan macam-macam hubungan, seperti jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial,
jarak publik.

7. Trauma
Pengalaman yang tidak mengenakkan dapat mempengaruhi ruang personal seseorang.

8. Gangguan Psikologi atau Kekerasan


Orang yang mempunyai masalah kejiwaan punya aturan sendiri tentang ruang personal
ini. Sebuah penelitian pada pengidap skizofrenia memperlihatkan bahwa kadang-kadang mereka
membuat jarak yang besar dengan orang lain, tetapi di saat lain justru menjadi sangat dekat.

9. Kondisi Kecacatan
Beberapa penelitian memperlihatkan adanya hubungan antara kondisi kecatatan dengan ruang
personal yang diterapkan. Beberapa anak autis memilih jarak lebih dekat ke orang tuanya,
sedangkan anak-anak dengan tipe autis tidak aktif, anak hiperaktif dan terbelakang mental memilih
untuk menjaga jarak dengan orang dewasa.

9
10. Persaingan/Kerjasama
Pada situasi berkompetisi, orang cenderung mengambil posisi saling berhadapan, sedangkan
pada kondisi bekerjasama kita cenderung mengambil posisi saling bersisian. Tapi bisa juga
sebaliknya, sepasang kekasih akan duduk berhadapan di ketika makan di restoran yang romantis,
sedangkan dua orang pria yang duduk berdampingan di meja bar justru dalam kondisi saling
bersaing mendapatkan perhatian seorang wanita yang baru masuk.

11. Kekuasaan dan status


Makin besar perbedaan status makin besar pula jarak antar personalnya.

12. Pengaruh Lingkungan Fisik


Ruang personal juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik. Di ruang dengan cahaya
redup orang akan nyaman jika posisinya lebih berdekatan, demikian halnya bila ruangannya sempit
atau kecil. Orang juga cenderung memilih duduk di bagian sudut daripada di tengah ruangan.

Menurut Gifford dan Price (1979) terdapat 2 jenis ruang personal, yaitu ruang personal alfa dan
ruang personal beta.

1. Ruang Personal Alfa


Ruang personal alfa merupakan jarak objektif yang terukur antara individu yang berinteraksi
dan ruang personal beta sebagai suatu pengalaman subjektif dalam proses mengambil jarak.

2. Ruang Personal Beta


Ruang personal beta menurut merupakan kepekaan seseorang terhadap jarak dalam
bersosialisasi. Jarak ruang personal beta ini 24% lebih besar dari pada ruang personal alfa.

Edward Hall (1963) membagi jarak-jarak ruang personal dalam empat jenis yaitu :

1. Jarak intim, fase dekat ( 0.00-0.15m) dan fase jauh (0.15-0.50m)

2. Jarak personal, fase dekat (0.50-0.75m) dan fase jauh (0.75-1.20m)

3. Jarak sosial, fase dekat (1.20-2.10m) dan fase jauh (2.10-3.60m)

4. Jarak publik, fase dekat (3.60-7.50m) dan fase jauh ( >7.50m)

10
Peran suatu ruang personal terhadap desain arsitektur dapat dibagi menjadi dua, sebagai berikut:

a. Ruang Sosiopetal (Sociopetal)


Soisiopetal merujuk pada suatu tatanan desain arsitektur yang mampu memfasilitasi interaksi
sosial. Tatanan sosiopetal yang paling umum adalah meja makan, tempat anggota keluarga
berkumpul mengelilingi meja makan dan saling berhadapan satu sama lain. Selain tata perabot,
pembentukan ruang pun akan sangat berperan dalam keberhasilan dalam keberhasilan membentuk
ruang sosiopetal.
b. Ruang Sosiofugal (Sosiofugal)
Istilah sosiofugal merujuk pada suatu tatanan desain arsitektur yang mampu mengurangi
interaksi sosial. Tatanan sosiofugal biasanya sering ditemukan pada ruang tunggu. Misalnya pada
ruang tunggu stasiun kereta api atau bandara tempat para pengunjung duduk saling membelakangi.

2.3 Gambaran Umum lokasi


Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung dengan luas ±192 km2. Letaknya
berada di teluk lampung tepatnya diujung pulau Sumatera yang berbatasan langsung dengan selat
sunda sebagai pemisah antara pulau Jawa dan pulau Sumatera. Berdasarkan kondisi ini bisa
dikatakan bahwa kota Bandar Lampung merupakan pintu gerbang utama pulau Sumatera.
Penduduknya merupakan masyarakat yang heterogen yang terdiri atas banyak agama, suku dan
ras. Bandar Lampung memiliki jumlah penduduk ±979.287 jiwa pada tahun 2015 dan dinobatkan
sebagai kota besar ke 3 di pulau Sumatra. Oleh karena itu, Bandar Lampung mempunyai banyak
kegiatan didalamnya seperti pusat kegiatan pemerintahan, pendidikan, perkantoran, perdagangan
dan jasa juga pusat rekreasi. Bandar Lampung terbagi dalam 20 kecamatan dengan fungsi yang
berbeda-beda.

11
Gambar 14 – Peta Administrasi Kota Bandar Lampung
Sumber : BAPPEDA Kota Bandar Lampung

Fungsi Youth Space ini adalah sebuah ruang publik yang berfungsi sebagai tempat edukasi
nonformal baik secara akademis dan non akademis yang akan dibagi dalam 3 zona yaitu indoor,
semi-indoor dan outdoor yang memberikan beragam pengalaman ruang untuk menampung dan
memfasilitasi kegiatan yang akan dilakukan oleh generasi jaman now di Bandar Lampung terkait
edukasi dan pengembangan diri. Dengan fungsi bangunan yang demikian maka pemilihan lokasi
tapak harus memperhatikan lingkup penggunanya yaitu generasi jaman now, sehingga syarat
lokasi ideal yang dibutuhkan, melihat dari fungsi bangunannya antara lain :

1. Tapak berada dikawasan yang ramai oleh generasi jaman now beraktivitas.
2. Tapak diusahakan berada di BWK yang diperuntukan untuk pendidikan
3. Tapak tidak berada ditengah – tengah permukiman warga
4. Tapak mudah di jangkau.
5. Tapak tidak bersebelahan dengan masjid atau rumah ibadah agama lain.
6. Tapak tidak berada dekat dengan TPU atau TPS
7. Tapak diusahakan mempunyai minimal 2 akses jalan

12
Dengan persyaratan ideal pemilihan lokasi yang telah di analisis berdasarkan fungsi
bangunan, maka lokasi tapak ditetapkan berada di BWK B karena BWK B memiliki fungsi utama
sebagai pendidikan tinggi yaitu terdiri dari kecamatan kedaton, kecamatan labuhan ratu dan
kecamatan rajabasa (PERDA Kota Bandar Lampung No.10 Tahun 2011). BWK B juga dinilai
ideal selain karena banyaknya pendidikan tinggi, juga terdapat 2 Mall besar yang sangat terkenal
dikalangan generasi jaman now.

Gambar 15 – Peta kec.labuhan ratu dan kec.rajabasa


Sumber : Google Maps

Keterangan :

: Pendidikan tinggi

: Mall

: Museum Lampung

: Lokasi tapak

13
Lokasi tapak termasuk dalam kecamatan rajabasa, kelurahan gedong meneng baru. Tapak
terletak di Jl. Z.A Pagar Alam yang merupakan jalan arteri sekunder yang memiliki lebar jalan ±21
meter dan fasilitas trotoar yang cukup baik dengan lebar ±2m. Sistem drainase sudah cukup baik
dan tapak sedikit berkontur. Kondisi eksisting tapak sudah terdapat 2 bangunan, 1 bangunan tidak
terpakai dan 1 bangunan merupakan perusahaan alat berat yang akan didemolisi.

Gambar 16 – Lokasi tapak


Sumber : Google Maps

Batas tapak antara lain :

1. Utara : Jl. Z.A Pagaralam, Pascasarjana UBL


2. Selatan : Jalan tunas harapan, permukiman warga
3. Timur : Jalan tunas harapan, Permukiman warga
4. Barat : Jl. ST Jamil, Tribun Lampung, Graha Surya, Global Surya School

14
1. Potensi
a. Memiliki 3 akses jalan
b. Berada di Jl. Z.A Pagaralam yang terdapat 7 pendidikan tinggi, 2 Mall, Museum
Lampung disepanjang jalannya
c. Tapak tidak berada disekitar pusat keramaian sehingga jarang terjadi kemacetan
d. Tapak berkontur
e. Tidak rawan banjir
f. Terdapat akses angkutan kota BRT
2. Kendala
a. Berada dekat dengan permukiman warga
b. Tapak berkontur

15
BAB 3

METODE

3.1 Deskripsi Penelitian

Mengamati perkembangan masyarakat di Indonesia dari dulu sampai sekarang, sehingga


muncul sebuah urgensi usulan akan sebuah tempat atau ruang yang mampu menampung segala
jenis kegiatan yang dilakukan generasi jaman now di Bandar Lampung. Latar belakang
memunculkan sebuah isu dan fenomena yang menghasilkan sebuah permasalahan sehingga
memunculkan sebuah tujuan dari proyek yang akan dibangun. Proyek ini akan berfokus pada
kegiatan dan aktivitas generasi jaman now di Bandar Lampung, sehingga pendekatan akan
difokuskan kepada perilaku mereka.

Pengambilan data awal dilakukan melalui studi literatur sebagai landasan teori yang
kemudian dilakukan survey pengamatan ke tempat – tempat ramai yang dipenuhi dengan generasi
jaman now. Objek pengamatan yaitu para generasi jaman now dan tempat – tempat publik yang
ramai dengan generasi jaman now, Subjek penelitian yaitu kegiatan dan aktivitas yang dilakukan
oleh para generasi jaman now di tempat – tempat publik.

3.2 Metode pengambilan data


Dalam mencari data tentang proyek ini, metode yang digunakan adalah gabungan antara
metode deskriptif kualitatif dengan metode komparatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan
dalam proses penguraian masalah yang ada yang kemudian akan dianalisis. Sedangkan metode
komparatif akan digunakan untuk mendapatkan data yang didapat melalui proses membandingkan
dengan proyek sejenis. Melalui metode-metode ini, maka keluar data primer dan data sekunder
1. Data primer diperoleh dengan
a. Datang langsung mengunjungi lokasi di Bandar Lampung dan melakukan observasi terkait
generasi jaman now dengan fokus perilakunya.
b. Mengunjungi ruang – ruang publik di Bandar Lampung yang ramai dengan para generasi
jaman now.
c. Mengamati perilaku generasi jaman now apabila di ruang terbuka dan ruang tertutup.

16
d. Wawancara kebeberapa generasi jaman now yang sedang berkegiatan di ruang publik
terbuka dan tertutup.
2. Data Sekunder diperoleh dari studi literature dan jurnal – jurnal ilmiah terkait Youth Space dan
terkait arsitektur perilaku yang merupakan fokus utama fungsi bangunan ini.

3.3 Diagram Metode

Latar Belakang, Urgensi dan Fenomena

1. Generasi jaman now adalah generasi yang aktif,


produktif dan kreatif
2. Generasi jaman now identik dengan generasi milenial
dan generasi Z
3. Bandar Lampung tidak memiliki tempat publik untuk
edukasi nonformal
4. Tempat publik untuk pengembangan diri, minat dan
bakat di Bandar Lampung kurang layak

Rumusan masalah

1. Bagaimana menyediakan sebuah tempat yang mewakilkan


karakter generasi jaman now sehingga mereka nyaman
untuk melakukan kegiatan dan aktivitasnya sehari - hari
2. Bagaimana menyediakan fasilitas yang layak untuk
pengembangan diri generasi jaman now.
3. Bagaimana menggabungkan 2 fungsi tersebut agar berjalan
seimbang sehingga menjadi icon generasi jaman now di
Bandar Lampung.

17
Tujuan

1. Generasi jaman now di Bandar Lampung mempunyai


wadah bersosialisasi yang mampu memfasilitasi kegiatan
edukasi nonformal yang mewakili karakter generasi
jaman now di Bandar Lampung sehingga bisa menjadi
icon baru.

Survey dan Observasi

Studi Literatur

Melakukan analisa dan elaborasi setiap data


yang didapat dan mendapatkan kesimpulan
sebagai acuan dan landasan teori.

Pemrograman Arsitektur

Perancangan Arsitektur

Presentasi

18
DAFTAR PUSTAKA

Laurencs, Joyce Marcella. 2004. Arsitektur Prilaku Manusia. Jakarta, PT Grasindo.

https://bandarlampungkota.bps.go.id/statictable/2017/01/10/114/jumlah-penduduk-kota-bandar-
lampung-dirinci-menurut-kelompok-umur-jenis-kelamin-dan-sex-ratio-tahun-2011-2015.html

https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/youth

https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/space

https://www.pewresearch.org/fact-tank/2019/01/17/where-millennials-end-and-generation-z-
begins/

https://www.kompasiana.com/twenty/5a146ffd51699537992926b2/yukk-jadi-generasi-jaman-
now?page=all Diakses pada hari : Minggu, 8 Desember 2019, pukul 09.00

Diunduh dari : https://www.behance.net/gallery/12351909/Thesis-Space-Invaders-


Appropriating-a-Youth-Centre Pada hari : Minggu, 8 Desember 2019, pukul 10.00

https://inet.detik.com/telecommunication/d-4551389/pengguna-internet-indonesia-didominasi-
milenial (Jurnalistik Media) Diakses pada : Selasa, 10 Desember 2019, pukul 09.10

Diunduh dari : https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/114606/perda-kota-bandar-lampung-no-


10-tahun-2011 Pada hari : Selasa, 10 Desember 2019, pukul 21.00

Diunduh dari : https://www.bappedakotabalam.net/peta-wilayah/ Pada hari : Kamis, 12 Desember


2019, pukul 16.00

https://lampung.tribunnews.com/2019/03/05/ruang-terbuka-publik-baru-11-disperkim-bandar-
lampung-upayakan-taman-di-perumahan (Jurnalistik Media) Diakses pada : Jumat, 13 Desember
2019, pukul 16.00

Diunduh dari : https://dpmptsp.bandarlampungkota.go.id/files/download/4bdf7c55d6b2200 Pada


hari : Jumat, 13 Desember 2019, pukul 17.00

https://www.lampost.co/berita-bandar-lampung-menuju-metropolitan.html (Jurnalistik Media)


Diakses pada : Jumat, 13 Desember 2019, pukul 19.10

19

Anda mungkin juga menyukai