Dosen Pengampu :
Drs. H. Arief Rakhman, M.Si., M.H.
Disusun Oleh :
A1012181141
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS HUKUM
PONTIANAK
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………..…………………….. 2
C. Tujuan penulisan………………………………………………………….. 6
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangunan merupakan suatu struktur yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari
dinding dan atap yang berdiri secara permanen pada suatu tempat. Bangunan juga
sering dikenal sebagai bangunan rumah maupun bangunan gedung atau segala
sarana dan prasarana infrastruktur dalam kehidupan berbudaya manusia untuk
membangun peradabannya.
Sepanjang perkembangannya bangunan mempunyai beragam bentuk, ukuran,
fungsi dan penyesuaian lain, serta beberapa faktor yang turut mempengaruhi seperti
bahan bangunan dan kualitasnya, kondisi cuaca, kondisi tanah serta alasan estetika
lainnya yang kian waktu mengalami perubahan. Masyarakat zaman dulu mulai
membangun rumah dari bahan yang sederhana agar dapat terlindungi dari segala
kondisi cuaca.
Pada saat itu pengetahuan untuk mengolah bahan bangunan belum berkembang,
maka masyarakat menggunakan alternatif lain dalam membangun rumah yaitu
dengan menggunakan batu yang disusun. Bentuk masyarakat pada masa itu adalah
nomaden dimana masyarakat tersebut sering berpindah-pindah tempat tinggal,
maka dapat diketahui bahwa masyarakat telah mengerti tentang kebutuhan akan
bangunan sebagai tempat berlindung serta turut membangun rumah dimanapun
tempat mereka tinggal, sehingga masyarakat lain yang belum mengenal bangunan
juga ikut serta membangun rumah.
1
Melalui perkembangan zaman, akhirnya masyarakat dunia mulai mengenal
dan mengerti arti pentingnya bangunan bagi mereka sendiri. Sejalan dengan
perkembangan tersebut, rumah tidak hanya dibangun secara horizontal, agar tidak
memakai banyak lahan maka bangunan pun mulai dibangun secara vertikal, hingga
akhirnya bangunan-bangunan bertingkat tinggi sudah mulai marak. Hal ini
1
Marihot Pahala Siahaan S.E., M.T; 2008;Hukum Bangunan Gedung di Indonesia; Rajawali Pers; Jakarta; hlm 1
3
didukung juga oleh arsitektur modern yang mulai berkembang sebagai akibat dari
perubahan teknologi, sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi
Industri (1760-1863).
4
Pasal 25 ayat (1) menyatakan:
“Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas umum wajib dilengkapi dengan
perlengkapan Jalan berupa:
a. Rambu Lalu Lintas;
b. Marka Jalan;
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas;
d. alat penerangan Jalan;
e. alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan;
f. alat pengawasan dan pengamanan Jalan;
g. fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandang cacat; dan
h. fasilitas pendukung kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berada di
Jalan dan di luar badan Jalan.
Tetapi di dalam perakteknya Undang – Undang ini tidak di terapkan, masih saja
ada oknum – oknum yang tak bertanggung jawab yang masih meletakkan bahan
material tersebut di pinggir jalan.
Pada Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 274 ayat (1) dan (2)
menyatakan :
(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan yang mengakibatkan kerusakan
dan/atau gangguan fungsi Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).
(2) Ketentuan ancaman pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
pula bagi setiap orang yang melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan
pada fungsi perlengkapan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2).
Tetapi biarpun sudah ada peraturan yang mengatur, tidak adanya kesadaran dari
masyarakat untuk tidak mengganggu lalu lintas jalan. Hanya memikirkan
kepentingan pribadi dibandingkan umum.
Disisi lain pun pihak yang berwajib untuk menindak tegas terhadap orang –
orang yang mengganggu lalu lintas jalan tersebut.
Masyarakat Desa Sungai Rengas mengeluhkan banyaknya bahan material yang
mengganggu pengguna jalan. Bahkan ada yang memprotes hal ini dapat
5
menimbulkan sebuah perselisihan sehingga dapat menjadi sebuah pertikaian. Oleh
karena itu betapa pentingnya peran pemerintah untuk dapat tegas dalam
menyelesaikan perkara yang saat ini di alami oleh masyarakat Desa Sungai Rengas
Kec. Sungai Kakap Kab. Kubu Raya .3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang muncul dan perlu mendapatkan jawaban dalam penelitian ini
adalah :
1. Apa saja dampak dari tumpukan bahan material bangunan di pinggir jalan bagi
pengguna jalan Desa Sungai Rengas Kec. Sungai Kakap Kab. Kubu Raya ?
2. Apa yang dapat menjadi solusi terhadap tumpukan bahan material bangunan
tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak dari tumpukan bahan material bangunan di pinggir
jalan bagi pengendara Desa Sungai Rengas Kec. Sungai Kakap Kab. Kubu
Raya.
2. Untuk mengetahui solusi terhadap tumpukan bahan material bangunan
tersebut.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penertiban dalam penyimpanan
bahan material bangunan.
2. Sebagai acuan masyarakat untuk tidak menyimpan atau meletakan benda di
jalan yang dapat mengganggu pengendara.
6
E. Kerangka Pemikiran
1. Tinjauan Pustaka
Bangunan merupakan suatu struktur yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari
dinding dan atap yang berdiri secara permanen pada suatu tempat. Bangunan juga
sering dikenal sebagai bangunan rumah maupun bangunan gedung atau segala
sarana dan prasarana infrastruktur dalam kehidupan berbudaya manusia untuk
membangun peradabannya.
Sepanjang perkembangannya bangunan mempunyai beragam bentuk, ukuran,
fungsi dan penyesuaian lain, serta beberapa faktor yang turut mempengaruhi seperti
bahan bangunan dan kualitasnya, kondisi cuaca, kondisi tanah serta alasan estetika
lainnya yang kian waktu mengalami perubahan. Masyarakat zaman dulu mulai
membangun rumah dari bahan yang sederhana agar dapat terlindungi dari segala
kondisi cuaca.
2. Kerangka Konsep
Pada saat itu pengetahuan untuk mengolah bahan bangunan belum berkembang,
maka masyarakat menggunakan alternatif lain dalam membangun rumah yaitu
dengan menggunakan batu yang disusun. Bentuk masyarakat pada masa itu adalah
nomaden dimana masyarakat tersebut sering berpindah-pindah tempat tinggal,
maka dapat diketahui bahwa masyarakat telah mengerti tentang kebutuhan akan
bangunan sebagai tempat berlindung serta turut membangun rumah dimanapun
tempat mereka tinggal, sehingga masyarakat lain yang belum mengenal bangunan
juga ikut serta membangun rumah.
Melalui perkembangan zaman, akhirnya masyarakat dunia mulai mengenal dan
mengerti arti pentingnya bangunan bagi mereka sendiri. Sejalan dengan
perkembangan tersebut, rumah tidak hanya dibangun secara horizontal, agar tidak
memakai banyak lahan maka bangunan pun mulai dibangun secara vertikal, hingga
akhirnya bangunan-bangunan bertingkat tinggi sudah mulai marak. Hal ini
didukung juga oleh arsitektur modern yang mulai berkembang sebagai akibat dari
perubahan teknologi, sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi
Industri (1760-1863).
7
Oleh karena itu meningkatnya minat masyarakat untuk membuat bangunan
menggunakan bahan bahan material dan meningkatnya jumlah penduduk secara
signifikan serta adanya perubahan atau proyek dikalangan masyarakat, secara tidak
langsung menambah penggunaan bahan material bangunan, bahan material inilah
yang menjadi permasalahan dikalangan masyarakat.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau jalan atau proses pemeriksaan atau
penyelidikan yang menggunakan cara penalaran dan berpikir yang logianalitis
(logika), berdasarkan dalil-dalil, rumus-rumus dan teori-teori suatu ilmu atau
beberapa cabang ilmu tertentu, untuk menguji kebenaran (atau mengadakan
verifikasi) suatu hipotesis atau teori tentang gejala-gejala atau peristiwa ilmiah,
peristiwa sosial atau peristiwa hukum tertentu.
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan mendasarkan pada data sekunder. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah DeskriptifAnalistis. Bersifat deskriftif,
karena penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara rinci,
sistematis, faktual dan menyeluruh mengenai segala sesuatu yang diteliti.
Sedangkan analistis, berarti mengelompokan, menghubungkan dan memberi
makna dan dalam penelitian ini analitis berarti mengelompokkan, menghubungkan
dan memberi makna terhadap data yang berkaitan dengan pelanggaran lalu lintas4.
8
pemerintah. Adapun data sekunder tersebut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut
:
1. Data sekunder pada umumnya ada dalam keadaan siap terbuat (ready-made).
2. Bentuk maupun isi data sekunder telah dibentuk dan diisi oleh peneliti-
peneliti terdahulu.
3. Data sekunder dapat diperoleh tanpa terikat atau dibatasi oleh waktu dan
tempat.
4. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan Analisis data deskritif kualitatif adalah proses
secara sistematis mencari dan mengolah berbagai data yang bersumber dari
wawancara, pengamatan lapangan, dan kajian dokumen (pustaka) untuk
9
menghasilkan suatu laporan temuan penelitian. Analisis kualitatif normatif
dimaksudkan agar penulis mendapat kejelasan dari permasalahan yang di teliti
dengan berpedoman kepada perundang-undangan yang berlaku sebagai hukum
positif dengan menyesuaikan pada fakta-fakta dan data-data yang didapat
dilapangan yang pada bentuk hasil analisis data penelitian berupa kalimat-kalimat.
10
DAFTAR PUSTAKA
11