Anda di halaman 1dari 11

TUMPUKAN BAHAN MATERIAL BANGUNAN DI PINGGIR

JALAN YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN PENGGUNA


JALAN DI DESA SUNGAI RENGAS KECAMATAN
SUNGAI KAKAP KAB. KUBU RAYA

Dosen Pengampu :
Drs. H. Arief Rakhman, M.Si., M.H.

Disusun Oleh :

Davina Feren Sapphira

A1012181141

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

FAKULTAS HUKUM

PONTIANAK

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………..…………………….. 2

BAB I PENDAHULUAN ………………………….……………. …….. ..... 3

A. Latar Belakang………………….. ………………………………….…… 3

B. Rumusan Masalah……………………………………………… …....…... 6

C. Tujuan penulisan………………………………………………………….. 6

D. Manfaat Penelitian ….. . ………………………………………………… 6

E. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………… 7

1. Tinjauan Pustaka ………………………………………………………….. 7

2. Kerangka Konsep ……………………………………………………….… 7

F. Metode Penelitian ………………………………………………………… 8

1. Jenis Penelitian …………………………………………………………… 8

2. Jenis dan Sumber Data …………………………………………………… 8

3. Teknik Pengumpulan Data .………………………………………………. 9

4. Analisis Data …………………………………………………………...… 9

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangunan merupakan suatu struktur yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari
dinding dan atap yang berdiri secara permanen pada suatu tempat. Bangunan juga
sering dikenal sebagai bangunan rumah maupun bangunan gedung atau segala
sarana dan prasarana infrastruktur dalam kehidupan berbudaya manusia untuk
membangun peradabannya.
Sepanjang perkembangannya bangunan mempunyai beragam bentuk, ukuran,
fungsi dan penyesuaian lain, serta beberapa faktor yang turut mempengaruhi seperti
bahan bangunan dan kualitasnya, kondisi cuaca, kondisi tanah serta alasan estetika
lainnya yang kian waktu mengalami perubahan. Masyarakat zaman dulu mulai
membangun rumah dari bahan yang sederhana agar dapat terlindungi dari segala
kondisi cuaca.
Pada saat itu pengetahuan untuk mengolah bahan bangunan belum berkembang,
maka masyarakat menggunakan alternatif lain dalam membangun rumah yaitu
dengan menggunakan batu yang disusun. Bentuk masyarakat pada masa itu adalah
nomaden dimana masyarakat tersebut sering berpindah-pindah tempat tinggal,
maka dapat diketahui bahwa masyarakat telah mengerti tentang kebutuhan akan
bangunan sebagai tempat berlindung serta turut membangun rumah dimanapun
tempat mereka tinggal, sehingga masyarakat lain yang belum mengenal bangunan
juga ikut serta membangun rumah.
1
Melalui perkembangan zaman, akhirnya masyarakat dunia mulai mengenal
dan mengerti arti pentingnya bangunan bagi mereka sendiri. Sejalan dengan
perkembangan tersebut, rumah tidak hanya dibangun secara horizontal, agar tidak
memakai banyak lahan maka bangunan pun mulai dibangun secara vertikal, hingga
akhirnya bangunan-bangunan bertingkat tinggi sudah mulai marak. Hal ini

1
Marihot Pahala Siahaan S.E., M.T; 2008;Hukum Bangunan Gedung di Indonesia; Rajawali Pers; Jakarta; hlm 1

3
didukung juga oleh arsitektur modern yang mulai berkembang sebagai akibat dari
perubahan teknologi, sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi
Industri (1760-1863).

Oleh karena itu meningkatnya minat masyarakat untuk membuat bangunan


menggunakan bahan bahan material dan meningkatnya jumlah penduduk secara
signifikan serta adanya perubahan atau proyek dikalangan masyarakat, secara tidak
langsung menambah penggunaan bahan material bangunan, bahan material inilah
yang menjadi permasalahan dikalangan masyarakat.
Tak lain masyarakat desa Sungai Rengas Kec. Sui Kakap pun banyak yang
mengeluhkan tentang bahan material ini. Salah satunya pengendara asal sungai
rengas yakni Linda
“Setiap kali saya ingin kerja ada saja kemacetan dikarenakan bahan bangunan
yang ada di pinggir jalan’’
Dikarenakan lahan yang sempit dan pembuatan bangunannya pun di pinggir
jalan, hal ini menjadkan jalan sebagai tempat tumpukan bahan material tersebut,
seperti pasir, batu, tanah dan masih banyak lagi. Tak jarang masyarakat mengeluh
kan tumpukan bahan material tersebut, tidak hanya mempersempit jalur jalan, tetapi
juga mengganggu lalu lintas jalan, seperti kemacetan sepanjang jalan dikarenakan
banyak nya tumpukan bahan material.
Tidak sedikit masyarakat menjadi korban kecelakaan atas tumpukan bahan
material tersebut. Padahal dalam Undang – Undang sudah mengatur tentang ini
yaitu Undang – Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas Jalan dan
Angkutan Umum pada Pasal 28 ayat (1) yang menyatakan :
” Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan kerusakan
dan/atau gangguan fungsi Jalan.”2
Pasal 28 ayat (2) menyatakan :
“Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan
pada fungsi perlengkapan Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1).”

4
Pasal 25 ayat (1) menyatakan:
“Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas umum wajib dilengkapi dengan
perlengkapan Jalan berupa:
a. Rambu Lalu Lintas;
b. Marka Jalan;
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas;
d. alat penerangan Jalan;
e. alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan;
f. alat pengawasan dan pengamanan Jalan;
g. fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandang cacat; dan
h. fasilitas pendukung kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berada di
Jalan dan di luar badan Jalan.
Tetapi di dalam perakteknya Undang – Undang ini tidak di terapkan, masih saja
ada oknum – oknum yang tak bertanggung jawab yang masih meletakkan bahan
material tersebut di pinggir jalan.
Pada Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 274 ayat (1) dan (2)
menyatakan :
(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan yang mengakibatkan kerusakan
dan/atau gangguan fungsi Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).
(2) Ketentuan ancaman pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
pula bagi setiap orang yang melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan
pada fungsi perlengkapan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2).
Tetapi biarpun sudah ada peraturan yang mengatur, tidak adanya kesadaran dari
masyarakat untuk tidak mengganggu lalu lintas jalan. Hanya memikirkan
kepentingan pribadi dibandingkan umum.
Disisi lain pun pihak yang berwajib untuk menindak tegas terhadap orang –
orang yang mengganggu lalu lintas jalan tersebut.
Masyarakat Desa Sungai Rengas mengeluhkan banyaknya bahan material yang
mengganggu pengguna jalan. Bahkan ada yang memprotes hal ini dapat

5
menimbulkan sebuah perselisihan sehingga dapat menjadi sebuah pertikaian. Oleh
karena itu betapa pentingnya peran pemerintah untuk dapat tegas dalam
menyelesaikan perkara yang saat ini di alami oleh masyarakat Desa Sungai Rengas
Kec. Sungai Kakap Kab. Kubu Raya .3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang muncul dan perlu mendapatkan jawaban dalam penelitian ini
adalah :
1. Apa saja dampak dari tumpukan bahan material bangunan di pinggir jalan bagi
pengguna jalan Desa Sungai Rengas Kec. Sungai Kakap Kab. Kubu Raya ?
2. Apa yang dapat menjadi solusi terhadap tumpukan bahan material bangunan
tersebut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak dari tumpukan bahan material bangunan di pinggir
jalan bagi pengendara Desa Sungai Rengas Kec. Sungai Kakap Kab. Kubu
Raya.
2. Untuk mengetahui solusi terhadap tumpukan bahan material bangunan
tersebut.

D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penertiban dalam penyimpanan
bahan material bangunan.
2. Sebagai acuan masyarakat untuk tidak menyimpan atau meletakan benda di
jalan yang dapat mengganggu pengendara.

6
E. Kerangka Pemikiran
1. Tinjauan Pustaka
Bangunan merupakan suatu struktur yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari
dinding dan atap yang berdiri secara permanen pada suatu tempat. Bangunan juga
sering dikenal sebagai bangunan rumah maupun bangunan gedung atau segala
sarana dan prasarana infrastruktur dalam kehidupan berbudaya manusia untuk
membangun peradabannya.
Sepanjang perkembangannya bangunan mempunyai beragam bentuk, ukuran,
fungsi dan penyesuaian lain, serta beberapa faktor yang turut mempengaruhi seperti
bahan bangunan dan kualitasnya, kondisi cuaca, kondisi tanah serta alasan estetika
lainnya yang kian waktu mengalami perubahan. Masyarakat zaman dulu mulai
membangun rumah dari bahan yang sederhana agar dapat terlindungi dari segala
kondisi cuaca.
2. Kerangka Konsep
Pada saat itu pengetahuan untuk mengolah bahan bangunan belum berkembang,
maka masyarakat menggunakan alternatif lain dalam membangun rumah yaitu
dengan menggunakan batu yang disusun. Bentuk masyarakat pada masa itu adalah
nomaden dimana masyarakat tersebut sering berpindah-pindah tempat tinggal,
maka dapat diketahui bahwa masyarakat telah mengerti tentang kebutuhan akan
bangunan sebagai tempat berlindung serta turut membangun rumah dimanapun
tempat mereka tinggal, sehingga masyarakat lain yang belum mengenal bangunan
juga ikut serta membangun rumah.
Melalui perkembangan zaman, akhirnya masyarakat dunia mulai mengenal dan
mengerti arti pentingnya bangunan bagi mereka sendiri. Sejalan dengan
perkembangan tersebut, rumah tidak hanya dibangun secara horizontal, agar tidak
memakai banyak lahan maka bangunan pun mulai dibangun secara vertikal, hingga
akhirnya bangunan-bangunan bertingkat tinggi sudah mulai marak. Hal ini
didukung juga oleh arsitektur modern yang mulai berkembang sebagai akibat dari
perubahan teknologi, sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi
Industri (1760-1863).

7
Oleh karena itu meningkatnya minat masyarakat untuk membuat bangunan
menggunakan bahan bahan material dan meningkatnya jumlah penduduk secara
signifikan serta adanya perubahan atau proyek dikalangan masyarakat, secara tidak
langsung menambah penggunaan bahan material bangunan, bahan material inilah
yang menjadi permasalahan dikalangan masyarakat.

F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau jalan atau proses pemeriksaan atau
penyelidikan yang menggunakan cara penalaran dan berpikir yang logianalitis
(logika), berdasarkan dalil-dalil, rumus-rumus dan teori-teori suatu ilmu atau
beberapa cabang ilmu tertentu, untuk menguji kebenaran (atau mengadakan
verifikasi) suatu hipotesis atau teori tentang gejala-gejala atau peristiwa ilmiah,
peristiwa sosial atau peristiwa hukum tertentu.

1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan mendasarkan pada data sekunder. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah DeskriptifAnalistis. Bersifat deskriftif,
karena penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara rinci,
sistematis, faktual dan menyeluruh mengenai segala sesuatu yang diteliti.
Sedangkan analistis, berarti mengelompokan, menghubungkan dan memberi
makna dan dalam penelitian ini analitis berarti mengelompokkan, menghubungkan
dan memberi makna terhadap data yang berkaitan dengan pelanggaran lalu lintas4.

2. Jenis dan Sumber Data


Pada penelitian ini, bahan pustaka merupakan data dasar yang dalam (ilmu)
penelitian digolongkan sebagai data sekunder. Data sekunder tersebut mempunyai
ruang lingkup yang sangat luas, sehingga meliputi surat-surat pribadi, buku-buku
harian, buku-buku, sampai pada dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh

8
pemerintah. Adapun data sekunder tersebut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut
:
1. Data sekunder pada umumnya ada dalam keadaan siap terbuat (ready-made).
2. Bentuk maupun isi data sekunder telah dibentuk dan diisi oleh peneliti-
peneliti terdahulu.
3. Data sekunder dapat diperoleh tanpa terikat atau dibatasi oleh waktu dan
tempat.

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Oleh
karena itu, teknik penelitian yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode melalui studi dokumen
Dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian, berupa sumber tertulis, film, dan gambar. Dokumen tersebut akan
memberikan informasi bagi proses penelitian. Studi dokumen yaitu dilakukan
dengan pengumpulan dokumendokumen penelitiaan perputakaan. Untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan penelitian ini, Penulis
menggunakan prosedur pengumpulan bahan hukum, yaitu:
a. Penelitian Kepustakaan (library research) untuk mendapatkan data sekunder
yaitu melalui penelusuran literatur dengan tujuan untuk memperoleh bahan-
bahan hukum.
b. Penelitian wawancara (interview research), metode ini dilakukan untuk
mendapatkan data primer yang dilakukan dengan cara wawancara dengan
orang-orang yang berkompeten seperti, Arbiter, akademisi, pakar hukum dan
pejabat yang terkait di dalam penelitian ini.

4. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan Analisis data deskritif kualitatif adalah proses
secara sistematis mencari dan mengolah berbagai data yang bersumber dari
wawancara, pengamatan lapangan, dan kajian dokumen (pustaka) untuk

9
menghasilkan suatu laporan temuan penelitian. Analisis kualitatif normatif
dimaksudkan agar penulis mendapat kejelasan dari permasalahan yang di teliti
dengan berpedoman kepada perundang-undangan yang berlaku sebagai hukum
positif dengan menyesuaikan pada fakta-fakta dan data-data yang didapat
dilapangan yang pada bentuk hasil analisis data penelitian berupa kalimat-kalimat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Marihot Pahala Siahaan S.E., M.T:Hukum Bangunan Gedung di Indonesia:


Rajawali Pers: Jakarta, 2008
Sunaryati Hartono. Penelitian Hukum Indonesia Pada Akhir Abad ke-20,
Bandung : Alumni, 1994.
https://pih.kemlu.go.id/files/uu_no_22_tahun_2009.pdf (Di unduh pada 14
Desember 2020 pukul 20:10)
http://www.google.com/amp/s.madura.tribinnews.com/amp/2019/03/05/tump
ukan-material-bangunan-mengganggu-pengguna-jalan (Di unduh pada 14
Desember 2020 pukul 20:12)

11

Anda mungkin juga menyukai