Anda di halaman 1dari 26

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untul memperoleh gelar
Sarjana Teknik (S.T.)

Oleh :
Nama. Teguh Widianto
NIM. 20141331107

Tanggal Ujian : 13 januari 2018

Dewan Penguji,

Ahmad HAnif Firdaus, S.T., M.T., M.Sc. Hadi Kusnanto. S.T., M.T.
Pembimbing Ketua Prodi Teknik Mesin

1
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
KATA PENGANTAR

Segala ucap syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat,
taufik, hidayat, kesehatan, keselamatan dan masih banyak lagi karunia yang telah diberikan
olehNYA. Serta tak luput shalawat serta salam penulis ucapkan kepada junjungan nabi agung
Muhamad SAW semoga Allah memberi kesejahteraan kepada beliau, keluarga dan para
sahabatnya yang mana kita sebagai umat yang menantikan safaatnya kelak di akhirat nanti.
Terima kasih yang besar penulis haturkan kepada seluruh pihak yang terkait atas
keberhasilan penulis menyelesaikan tugas proposal penelitian teknik mesin. Bapak Hanif selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingannya kepada penulis untuk
menyelesaikan perencanaan proposal ini dengan baik.
Kepada orang tua penulis yang selalu memberikan semangat, dukungan dan doa yang tak
henti-hentinya beliau panjatkan untuk anaknya agar meraih mimpinya, semoga Allah SWT selalu
memberikan kesehatan dan menjaga beliau dimanapun berada.
Terakhir kepada teman-teman jurusan teknik mesin yang juga selalu memberikan
semangat dan bantuan kepada penulis ketika mengalami kesulitan. Semoga kita dapat menjadi
sarjana yang dapat bermanfaat bagi umat dan negara.
Sekian ucapan terima kasih dan syukur penulis kepada semua yang telah bersangkutan
dalam menyelesaikan proposal ini, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca, dan tak lupa permohonan kritik dan saran dari pembaca untuk melengkapi dan
memperbaiki segala kekurangan dalam perencanaan ini karena tidak ada hal yang benar-benar
sempurna di dunia ini. Terima kasih, wassallamu’allaikum Wr Wb.

Surabaya, 26 Desember 2017

Teguh Widianto

2
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………………………... 1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………... 2
DAFTAR ISI………………………………...……………………….………………………...... 3

BAB I PENDAHUALUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..…………...……. 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………..……………….……… 5
1.3 Batasan Masalah…………………………………………………………..……….……...... 6
1.4 Tujuan Penelitian……………………………...…………………………………...….…….. 6
1.5 Manfaat Penelitian……………….………………………………………….……………… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Sebelumnya………….…………………………………………….…………….. 8
2.2 Teori Pendukung Penelitian…………………………………………………..…………...... 9
2.3 Hipotesis……………………………………………...………………………….……….... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian…………………………………………………….………….……….. .16
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………………..……… 17
3.3 Variabel Penelitian……………………………………………………….……………...... 17
3.4 Peralatan dan Bahan Penelitian……………………………………….………………..… 19
3.5 Diagram Alir Penelitian…………..……………………………….…………………….... 23
3.6 Prosedur Pengujian…………………………………………………………………….…. 23

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….... 25
LEMBAR KONSULTASI……………………………………….……………………….….. 26

3
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dan pertambahan penduduk di Indonesia yang menunjukan angka
peningkatan setiap tahunnya mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dalam bidang konstruksi
akan semakin meningkat, maka dibutuhkan bahan konstruksi yang semakin banyak jumlahnya,
salah satunya batu bata sebagai bahan material konstruksi yang akan selalu dibutuhkan dari
semua aspek pembangunan.
Secara umum, batu bata merupakan material yang diproduksi oleh masyarakat sebagai
hasil kegiatan rumah tangga. Semakin dibutuhkan, maka pabrik batu bata akan semakin tumbuh
mengikuti kebutuhan pembangunan konstruksi. Secara umum, batu bata berfungsi sebagai
material non-struktural, walaupun ada yang berfungsi sebagai material struktural. Material batu
bata dalam fungsi non struktural memilki arti sebagai dinding pembatas atau partisi pada gedung
bertingkat serta sebagai nilai keindahan dan estetika. Dalam fungsi struktural, batu bata memilki
arti sebagai material pemikul beban pada konstruksi. Pada proses pembuatan batu bata, para
pemilik pabrik hanya menggunakan tanah jenis tertentu yang berguna untuk menjaga kualitas
produksi batu bata. Dengan demikian, dalam pemenuhan kebutuhan bahan dasar tanah sebagai
bahan dasar 2 utama dalam pembuatan batu bata ketersediaan tanah semakin berkurang dan
harganya semakin meningkat.
Batu bata adalah salah satu material bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai
oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi sebagai material non
sktruktural dari konstruksi. Hal ini dapat dilihat pertumbuhan pabrik batu bata yang dibangun
masyarakat untuk memproduksi batu bata. Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk
aplikasi teknik sipil seperti dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung, pagar, saluran
dan pondasi. Pada bangunan konstruksi gedung bertingkat, batu bata berfungsi sebagai non-
stuktural yang dimanfaatkan untuk dinding pembatas dan estetika tanpa memikul beban
konstruksi.

4
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
Dari kasus tersebut untuk membantu memenuhi kebutuhan akan batu bata yang
berkualitas, juga untuk membantu para pengrajin batu bata agar usahanya dapat bersaing dalam
skala yang luas atau bahkan sampai dapat diekspor sampai keluar negeri, sebagai seorang teknik
mesin yaitu menciptakan mesin mencetak batu bata sesuai ekspektasi. Dengan terciptanya mesin
tersbut diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksi dengan waktu yang lebih cepat dari
biasanya dan tentunya dengan kualitas yang lebih baik dari buatan tangan biasa. Selain itu secara
otomatis akan menongkatkan ekonomi masyarakat, terutama bagi para pengrajin.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah bagaimana cara menciptakan
karya teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Terkhusus dalam rancang bangun
mesin pencetak batu bata yang akan di modifikasi untuk meningkatkan efektifiatas rancangan.
Sehingga manusia sudah tidak perlu lagi merasa terbebani karena kebutuhan mereka sudah
terpenuhi dengan bantuan dari mesin-mesin hasil teknologi.
Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini penggunanan mesin pencetak batu bata
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil. Namun dari berbagai mesin
tersebut masih banyak yang kurang sempurna dalam penggunaan dan hasilnya. Masalah yang
sering timbul biasanya adalah kurang padatnya batu bata dan banyaknya rongga yang terbentuk
didalam, sehingga hal tersebut mengakibatkan turunnya angka kekuatan batu bata tersebut yang
membuatnya mudah patah, hancur, dan sebagainya Hal ini tentunya berbahaya dalam dunia
konstruksi, penyebab masalah tersebut dari faktor bahan baku yaiyu kurang halus dan dari factor
mekanis yaitu kurangnya tekanan saat pencetakan batu bata tersebut. .Kedua adalah besarnya
daya yang dibutuhkan untuk menggerakan mekanisme mesin tersebut. Untuk mebuat mesin
pencetak bata dengan kapasitas 6000 bata/8 jam saja membutuhkan daya mesin sebesar 24
Hp,biasanya mesin penggeraknya berupa mesin diesel yang dari bunyi saja sangat keras
disbanding motor bensin maupun motor listrik.
Untuk itu supaya tidak terjadi masalah maka akan dibuat suatu inovasi teknologi yaitu
dengan merubah pada bagian screw pendorong tanah liatnya. Sehingga dengan adanya
perubahan pada screw tersebut diharapkan dapat mengurangi beban yang diterima oleh mesin

5
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
penggeraknya dan memungkinkan dengan kapasitas yang sama mesin penggereak dapat
dikecilkan dayanya.
Secara garis besar rumusan masalah ini yaitu :
1. Bagaimana merubah rancangan mesin pencetak batu bata ini agar lebih efektif dan
efisien?
2. Bagaimana menciptakan mesin dengan daya yang kecil tetapi mampu memberikan
kapasitas hasil yang besar?

Gambar 1.1 Sistim kerja extruder


Jurnal rancang bangun mesn pencetak bata sistem ekstrusi (Yuliarman)

1.3 Batasan Masalah


Dalam rancang bangun alat ini, Permasalahan-permasalahan yang dibahas dalam rancang bangun
mesin pencetak bata dengan kapasitas 6000 biji/8 jam ini dibatasi pada :
1. Daya yang dibutuhkan kecil yaitu 10 HP.
2. Menghitung gaya maksimum yang terjadi pada screw pendorong bahan tersebut.
3. Bahan yang digunakan adalah baja khrom nikel SNC2.
4. Pengujian hasil dari mesin tersebut.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari rancang bangun ini yaitu:
1. Mengangkat suatu masalah atau menyempurnakan suatu rancangan yang telah jadi.
2. Menganalisa pengaruh dari besar diameter dan panjang srew terhadap beban yang
diterima oleh driver.
3. Menganalisa pengaruh dari besar diameter dan panjang srew terhadap hasil dari keluaran
oleh mesin tersebut.

6
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
4. Membandingkan hasil perubahan screw dengan screw bawaan dari mesin tersebut
terhadap hasil yang diberikan oleh mesin tersebut

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penilitian dibagi menjadai 4 aspek yaitu
1. Industri
Dalam dunia industri, untuk menciptakan suatu produk yang paling dibutuhkan yaitu
dalam waktu yang singkat dapat menghasilkan produk yang jumlahnya banyak, dengan
harapan dapat menekan biaya dan mempercepat proses pemasaran. Hal ini harus
didukung oleh banyak hal salah satunya yaitu kesediaan mesin dalam menghasilkan
produk tersebut sesuai dengan target yang diinginkan.
Tujuan dari penelitian mesin ini yaitu seperti yang diharapkan dari dunia industry
yaitu menciptakan produk yang banyak dalam waktu sesingkat mungkin. Tetapi dalam
aspek ini pembuatan mesin dapat dibuat secara efektif, yaitu ketersediaan daya yang kecil
tapi mampu memberikan kapasitas hasil yang besar.
2. Peneliti
Bagi peneliti khususnya mahasiswa yang dalam tahap pembelajaran tentunya dapat
dijadikan pengalaman belajar dalam menerapkan ilmunya dalam sebuah karya jadi yang
dapat dipakai dan bermanfaat.
Kedua
3. Masyarakat
Tujuan utama dari penelitian ini tentunya untuk masyarakat khususnya para
pengrajin batu bata yang diharapkan produk yang mereka buat tidak hanya dipasarkan
dalam ruang lingkup yang kecil tetapi juga dapat dipasarkan dalam skal nasional bahkan
kalaupun bisa dapt menembus pasar internasional.
Dengan meluasnya jumlah pemasaran karena produk yang dihasilkan berkualitas
tinggi secara otomatis pendapat masyarakat dapat meningkat pula. Dengan begitu
harapan kedua dapat dijadikan contoh untuk pengrajin yang lain agar dapat menirunya.
4. Kampus

7
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
Dalam dunia pendidikan khususnya jenjang pendidikan sekolah tinggi dan
sederajatnya sebuah penemuan adalah suatu hal yang sangat didambakan dari para
mahasiswa karena itu adalah suatu hal yang kebanggaan tersendiri bagi para dosen dan
kampus itu sendiri. Hal itu menunjukan bahwa mereka dapt menciptakan genarasi yang
berkualitas.
Kedua, sebuah penemuan apalagi penemuan yang besar akan dapat membeerikan
citra yang baik pada kampus tersebut dimata masyarakat, sehingga penerimaan mahsiswa
baru pada tahun-tahun selanjutnya untuk kampus tersebut akan meningkat. Karena
dengan harapan anak-anak yang menimba imu ditempat tersebut dapt menjadi generasi
yang baik pula.
Ketiga, dapat mempermudah kampus dalam meningkatkan akreditisasi maupun
sertifikat ISO. Karena suatu tempat pendidikan hal itu sangat diperlukan, mengingat
lapangan pekerjaan diluar sana mencari lulusan pendidikan dari sekolah dengan standard
tertentu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya


Penelitian dalam rancang bangun mesin pencetak batu bata sebelumnya pernah dilakukan
oleh seorang mahasiswa teknik mesin Universitas Negeri Jember dalam judul skripsinya yaitu
“Rancang BAngun Mesin Pencetak Bata Untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi Pada Paguyuban
Pengrajin Bata Merah Kalisat Jember”, hasil penilitian adalah untuk meningkatkan kapasitas
Produksi pada mesin tersebut.
Kedua, penelitian tentang rancang bangun mesin pencetak batu bata yaitu dengan
mengangkat masalah hasil cetakan pada bagian permukaan batu bata masih kasar sehingga perlu
dilakukan penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih halus. Hasil penelitian tersebut yaitu
membuatkan tempat aliran untuk pelumasan yang diberikan pada bagian ujung output, sehingga
8
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
sebelum batu bata keluar, bahan tersebut akan menerima pelumasan yang membuat permukaan
menjadi halus saat keluar.

2.2 Teori Pendukung Penelitian


2.2.1 Pengertian dan jenis screw conveyor
Konveyor sekrup (screw conveyor) Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang
berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut
flight.
Macam-macam flight adalah:
􀂉 Sectional flight
􀂉 Helicoid flight
􀂉 Special flight, terbagi:
􀂉 cast iron flight
􀂉 ribbon flight
􀂉 cut flight

9
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
Gambar 2.1 Jenis screw conveyor
Alat transport PG-Bidang Teknik LPP
Konveyor dengan fiight section dibuat dari pisau-pisau pendek yang disatukan -tiap pisau
berpilin satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat pada tiap ujung sebuah pisau dengan
paku keling sehingga akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang panjang.
Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi suatu
poros . Untuk membentuk suatu conveyor, flight- flight itu disatukan dengan cara dilas tepat pada
poros yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya. Flight khusus digunakan dimana suhu dan
tingkat kerusakan tinggi adalah flight cast iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk
sebuah konveyor. Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight. Untuk mengaduk
digunakan cut flight. Flight pengaduk ini dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara memotong-
motong flight biasa lalu membelokkan potongannya ke berbagai arah. Untuk mendapatkan
conveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya conveyor tersebut itu disusun dari
conveyor-conveyor pendek. Sepasang konveyor pendek disatukan dengan sebuah penahan yang

10
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
disebut hanger dan disesuaikan pasangan pilinannya. Tiap conveyor pendek mempunyai standar
tertentu sehingga dapat dipasang dengan conveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara
memasukkan salah satu poros sebuah konveyor ke lubang yang terdapat pada poros conveyor
yang satunya lagi
a. Sectional adalah pisau yang belum terpasang oleh pilin.
b. Helicoid adalah bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi suatu poros.
c. Cast Iron merupakan flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi.
d. Riboon merupakan flight yang digunakan untuk bahan yang lengket.
e. Cut flight untuk mengaduk.

2.2.2 Kapasitas Screw


Teori untuk kapasaitas screw Kapasitas disampaikan dari setiap sekrup adalah kapasitas
teoritis minus kebocoran internal. Dalam rangka untuk mencari kapasitas sekrup, kecepatan
skrup harus diketahui. Kapasitas disampaikan dari setiap ulir putar dapat ditingkatkan dengan
beberapa cara berbeda. Kapasitas dapat ditingkatkan hanya dengan meningkatkan kecepatan,
meningkatkan viskositas, atau penurunan tekanan diferensial. Kapasitas output screw tergantung
pada beberapa faktor (Cheremisinoff, et al, 1992..):
1. Diameter sekrup
2. Kecepatan sekrup
Jumlah penerbangan terpasang pada poros ulir
Penerbangan: Single, double, triple dan penerbangan sering digunakan. Tiket juga
dikenal sebagai helixes. Dengan setiap peningkatan dalam penerbangan, ada peningkatan
20% kapasitas. Oleh karena itu, pompa penerbangan tunggal memiliki kapasitas yaitu
80% dari pompa penerbangan ganda, yang pada gilirannya memiliki kapasitas yaitu 80%
dari kapasitas penerbangan triple. Pompa tiga penerbangan dapat menangani kapasitas
yang paling dalam jumlah sedikit ruang.
3. Sudut kemiringan sekrup
Semakin besar sudut kemiringan, semakin rendah output. Output menurunkan sekitar 3%
untuk setiap kenaikan tingkat kemiringan di atas 22.
4. Tingkat berpengaruh dalam ruang pengaruh

11
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
5. Rasio diameter poros sekrup dengan diameter luar sekrup penerbangan
6. Clearance antara penerbangan sekrup dan melalui

2.2.3 Merancang Screw Conveyor

Gambar 2.2 Panjang dan diameter screw


Alat transport PG-Bidang Teknik LPP

Dimana :
L = Panjang poros
P = Pitch/jarak
z = Jumlah ularan
D = Diameter conveyor setelah jadi
D1 = Diameter conveyor sebelum jadi
d = Diameter poros setelah jadi
d1 = Diameter dalam sebelum jadi
T = Tebal plat

12
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
I. Kapasitas Screw Conveyor

II. Sudut Kemiringan Conveyor

Gamabar 2.3 Sudut kemiringan


Alat transport PG-Bidang Teknik LPP
Dimana :
k = gaya puntir terhadap talang
Pt = gaya gesek massa terhadap talang
Jika : D ≈ Dt , maka persamaan diatas menjadi :

13
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
III. Gaya Puntir yang diakibatkan gaya gesekan pada conveyor

Gambar 2.4 Gaya pada conveyor


Alat transport PG-Bidang Teknik LPP

Ada 3 (tiga) gaya gesek yang harus diperhitungkan untuk menghitung gaya puntir total :

1. Gaya gesek maju massa terhadap talang untuk mengetahui gaya puntir terhadap talang
K = tg x Pt ............................. dari persamaan (5)
= tg x (talang x N)
dimana :
k = gaya puntir terhadap talang
Pt = gaya gesek massa terhadap talang
N (gaya normal) = Q (kg)

14
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
talang = koefisien gesek talang akibat massa yang bergerak
2. Gaya Gesek maju massa terhadap daun ularan untuk mengetahui gaya puntir terhadap daun
ularan
W = k x daunularan
Dimana :
W = gaya puntir terhadap daun ularan
3. Gaya gesek akibat (berat shaft + berat daun conveyor) terhadap bushing untuk mengetahui
gaya puntir terhadap bushing
Pb = bushing x (k + w + (berat shaft dan daun conveyor))
Dimana :
Pb = gaya puntir terhadap bushing

Sehingga gaya puntir total (Ptotal) yang diperlukan =


Ptotal = k + w + Pb

Gambar 2.5 Momen


Alat transport PG-Bidang Teknik LPP

15
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
IV. Daya Penggerak

dimana :
N = daya (HP)
n = Kecepatan (rpm)

2.3 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, peneliti menyatakan hipotesis peneliti
an dari penelitian ini adalah:
Dengan merubah screw conveyor bahan menjadi lebih pendek tetapi dengan diameter yang lebih
besar maka akan memperkecil beban yang diterima oleh mesin penggerak. Dengan beban yang
kecil rasio antara driver dan driven dapat dikecilkan untuk mendapatkan rpm yang lebih tinggi.
Sehingga kapasitas output dari screw conveyor akan besar. Hal ini sesuai dengan teori tentang
kapasitas output screw (Cheremisinoff, et al, 1992..)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah :
a) Metode literature
Metode literature yaitu suatu metode pengumpulan data di mana penulis membaca dan
mempelajari bahan-bahan yang berhubungan dengan laporan.
b) Metode eksperimen

16
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
Metode eksperimen (percobaan) adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat
dinikmati masyarakat secara aman dan dalam pembelajaran melibatkan siswa dengan
mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan itu, (Sumantri,
1999:157).
c) Metode simulasi
Simulasi adalah satu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan
(imakan) yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu
sistem atau proses dengan peragaan memakai model statistic atau pemeran.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Karena metode penelitiannya yaitu dengan metode literature, eksperimen, dan simulasi maka
tempat penelitian dibagi menjadi dua tempat yaitu :

1. Diruang laboratorium
Mencakup kegiatan berupa perancangan, perhitungan, dan gambar mesin. Setelah itu
dilakukan sebuah simulasi dengan menggunakan software seperti catia dan inventor.
2. Workshop
Mencakup tahap pembuatan komponen-komponen mesin, perakitan, dan tahap uji coba
mesin tersebut. Dari hasil uji coba tersebut maka akan diambil data riil yang ada
dilapangan.

Waktu
Waktu penelitian yaitu dilakukan selama kuarang lebih 2 bulan atau selama waktu kuliah
semester 8.

3.3 Variabel Penelitian


1. Variabel Bebas
Variabel bebas sering pula disebut sebagai variabel penyebab atau independent variables.
Pengertian variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menyebabkan terjadinya

17
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
perubahan. Dengan bahasa lain yang lebih mudah, variabel bebas yaitu faktor-faktor yang
nantinya akan diukur, dipilih, dan dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat hubungan di antara
fenomena atau peristiwa yang diteliti atau diamati.
Pada variabel bebas peniliti menggunakan screw dengan dimensi :
a. Diameter screw 100 mm, panjang 300 mm.
b. Diameter screw 150 mm, panjang 300 mm.
c. Diameter screw 200 mm, panjang 300 mm.
d. Diameter screw 250 mm, panjang 300 mm.
e. Diameter screw 100 mm, panjang 600 mm.
f. Diameter screw 150 mm, panjang 600 mm.
g. Diameter screw 200 mm, panjang 600 mm.
h. Diameter screw 250 mm, panjang 600 mm.
2. Variabel Kontrol
Variabel kontrol disebut pula sebagai variabel kendali. Variabel ini merupakan variabel yang
diupayakan untuk dinetralisasi oleh sang peneliti dalam penelitiannya tersebut. Variabel inilah
yang menyebabkan hubungan di antara variabel bebas dan juga variabel terikat bisa tetap
konstan. Variabel inilah yang mengeliminasi atau menggugurkan dampak yang bisa diakibatkan
oleh adanya variabel-variabel moderasi.
“Pada variable kontrol peniliti menggunakan input motor yang sama yaitu sebesar 10 HP, yang
merupakan motor bawaan dari mesin pencetak batu bata sebelum dilakukan modifikasi.”
3. Variabel Terikat
Variabel terikat sering pula disebut sebagai variabel tergantung atau dependent variables.
Variabel terikat merupakan faktor-faktor yang diamati dan diukur oleh peneliti dalam sebuah
penelitian, untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas. Dalam sebuah desain
penelitian, seorang peneliti harus mengetahui secara pasti, apakah ada faktor yang muncul,
ataukah tidak muncul, atau berubah seperti yang diperkirakan oleh peneliti.
“Pada variabel terikat yaitu hasil dari output keluaran tanah liat, apakah perbedaan diameter dan
panjang screw mempengaruhi debit aliraan tanah liat yang keluar? , Apakah perbedaan diameter
dan panjang screw mempengaruhi beban yang diterima oleh motor penggerak?”

18
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
3.4 Peralatan dan Bahan Penelitian
3.4.1 Peralatan Utama dan Bahan
Peralatan Utama dalam modifikasi rancang bangun yaitu :
1. Mesin bubut untuk membuat bentuk poros sesuai dengan perencanaan elemen

Gamabar 3.1 Mesin bubut


www.google.com
2. Mesin las untuk menyambung semua komponen –komponen yang terpisah
terutama untuk daun screw dengan poros screw. Mesin las yang digunakan yaitu
jenis mesin las thick dengan menggunakan gas asitelin (argon), alasannya yaitu
bagian yang harus dilas adalah kecil sehingga harus mengggunakan ketelitian
yang tinggi.

Gamabar 3.2 Mesin las argon


www.google.com

19
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
3. Gerinda
Merupakan alat yang digunakan untuk memotong, menghaluskan, dan memoles.
Alat ini diperlukan untuk proses finishing sebelum masuk tahap pengecatan.

Gambar 3.3 gerinda


www.google.com

4. Bor dan tap


Digunakan untuk membuat lubang pada bagian-bagian tertentu, khususnya untuk
membuat lubang sebelum dibuat ulir, hal ini diperlukan jika penyambungan
dilakukan menggunkan baut.

20
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
Gambar 3.4 Bor duduk
www.google.com

Bahan dalam modifikasi mesin pencetak batu bata ini yaitu :


1. Plat baja khrom nikel SNC2 dengan kekutan tarik 85 kg/mm2 untuk membuat
daun screw
2. Besi baja khrom nikel SNC3 dengan kekuatan tarik 95 kg/mm2 untuk membuat
poros screw
3. Kawat steanlesteel untuk bahan las

21
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
3.5 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Perumusan Masalah Perakitan dan Evaluasi


Hasil Proses Produksi

Penentuan Tujuan

Pengumpulan Data
Studi Pustaka Lapangan

Analisis Data dan Pembahasan


Pengumpulan Data
dan Informasi

Perancangan dan Perhitungan Kesimpulann

Pembuatan Sketsa Gambar Selesai

Simulasi Dengan Komputer

Proses Produksi di Workshop

22
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
3.6 Prosedur Pengujian

1. Perumusan Masalah
Menetukan sumber masalah yang akan diangkat dalam bentuk penelitian untuk
dipecahkan, selanjutnya menentukan judul yang sesuai dengan permasalahan tersebut.
Dalamhal ini permasalahan berkaitan dengan elemen mesin.
2. Penentuan Tujuan
Tujuan penelitian didasarkan pemecahan masalah yang diangkat dalam penelitian
tersebut
3. Studi Pustaka
Pengumpulan bahan awal penelitian dan pencarian referensi-referensi yang digunakan
sebagai tolak ukur dan teori pendukung penelitian yang diambil dari berbagai sumber
seperti buku, makalah, skripsi, dll.
4. Pengumpulan Data
Mengambil semua bahan yang dibutuhkan berupa tulisan yang diambil dari studi pustaka
tersebut.
5. Perancangan dan Perhitungan
Membuat perhitungan screw yang dijadikan sebagai objek penelitian atau variabel dalam
penelitian tersebut yang selanjutnya akan dituangkan dalm bentuk gambar teknik.
6. Pembuatan Gambar
Membuat gambar hasil perhitungan sebelumnya menggunakan software autocad dan
inventor.
7. Simulasi
Membuat suatu simulasi perancangan menggunakan software inventor untuk mengetahui
apakah perhitungan ukuran telah sesuai atau belum. Selanjutnya simulasi menggunakan
software ansys untuk mengetahhui factor kelelahan yang akan terjadi pada alat yang
dibuat dalam hal ini adalah screw sebelum gambar dikirim ke workshop untuk dilakukan
proses produksi.
8. Proses Produksi

23
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
Melingkupi proses pemotongan plat, pembubutan poros, pengeboran, penyambungan,
dan finishing.
9. Perakitan
Merakit screw yang telah dibuat tersebut kedalam mesin pencetak bata dan eveluasi
apakah ukuran part telah sesuai dengan gambar yang telah dibuat jika belum maka akan
dilakukan proses permesinan lagi.
10. Pengumpulan Data
Mengambil data dari hasil uji coba satu persatu macam-macam screw yang telah dibuat
tersebut.
11. Analisa, Pembahasan dan Kesimpulan
Merupakan tahap akhir dari penelitian yang dilakukan yang dibuat dalam bentuk tulisan
formal dan dibukukan.

24
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
DAFTAR PUSTAKA

Mahros Darsin, Salahuddin Junus, dan Januar Fery Irawan. 2005. Rancang Bangun Mesin Pencetak
Bata Untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi Pada Paguyuban Pengrajin Bata Merah Kalisat
Jember. Jember. Universitas Negeri Jember.
Yuliarman, Aidil Zamri, dan Asmed. 2007. Rancang Bangun Mesin Pencetak Batu Bata Dengan
Sistem Ekstrusi. Padang. Politeknik Negeri Padang.
https://hildayuaul.weebly.com/blog/fluida-dinamis
http://domas09.blogspot.co.id/2013/02/screw-conveyor_6687.html
https://yayankhancoetz.blogspot.co.id/2013/06/screw-conveyor.html

25
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”
26
Proposal Penelitian
“PERENCANAAN ULANG SCREW PENDORONG PADA MESIN PENCETAK BATA MERAH”

Anda mungkin juga menyukai