Oleh:
QONITAH MAGHFIRAH
G1B017028
Disusun Oleh :
QONITAH MAGHFIRAH
G1B017028
ii
MOTTO
” Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apapun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya”
(Q.S Al - Zalzalah:7)
”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”
(HR. Ibnu Majah)
”Saya tidak bisa merubah arah angin, namun saya bisa menyesuaikan pelayaran
saya untuk selalu menanggapi tujuan saya”
(Jimmy Dean)
”Doa ibu mutiara hidupku”
(Qonitah Maghfirah)
iii
KATA PENGANTAR
iv
8. Kedua orang tua, Ayuk dan Abang yang telah membantu baik doa, moral dan
materil dalam menjalani kuliah di Program Studi Teknik Sipil Universitas
Bengkulu sampai penyusunan proposal penelitian skripsi.
9. Teman-teman Program Studi Teknik Sipil Universitas Bengkulu khususnya
sahabat-sahabat terbaik dan komando pejuang teknik sipil tujuh belas
(Kompass) yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan proposal
penelitian skripsi ini.
Kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan untuk menjadi dorongan dan
motivasi bagi penulis. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Qonitah Maghfirah
G1B017028
v
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
MOTTO ............................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR RUMUS ............................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR NOTASI ................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... I-1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. I-1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. I-2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... I-2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 1-3
1.5 Batasan Masalah ................................................................................ I-3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... II-1
2.1 Pantai ................................................................................................II-1
2.2 Angin ................................................................................................II-2
2.3 Gelombang .......................................................................................II-4
2.4 Pasang Surut .....................................................................................II-8
2.5 Sedimentasi ......................................................................................II-9
2.6 Transport Sediment (Angkutan Sedimen) ........................................II-9
2.7 Uji Fisis Sedimen ...........................................................................II-11
2.8 Program GENESIS ..........................................................................II-16
2.9 Peneliti Terdahulu ..........................................................................II-17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................III-1
3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ III-1
3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................ III-1
3.3 Peralatan Penelitian ........................................................................ III-2
3.4 Prosedur Penelitian ......................................................................... III-2
3.5 Bagan Alir Penelitian (Flowchart) ................................................. III-6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... xi
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR RUMUS
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR NOTASI
x
I. BAB I
PENDAHULUAN
I-1
pantai adalah perubahan garis pantai menuju laut lepas karena adanya proses
sedimentasi dari daratan atau sungai menuju arah laut (Cahyono dkk., 2018).
Kristi, dkk. (2014), telah melakukan penelitian perubahan garis pantai
menggunakan metode pendekatan model GENESIS di Pantai Larangan
Kabupaten Tegal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rentang waktu 2013
sampai 2018 Pantai Larangan mengalami akresi atau penambahan sedimen
sebanyak 764,16 m2 serta mengalami erosi sebesar 125,87 m2. Wilayah yang
mengalami akresi paling besar berada di Desa Padaharja yaitu sebesar 358,63 m2
dan erosi paling besar berada di Desa Munjungagung sebesar 77,34 m2. Dengan
demikian 5 tahun ke depan Pantai Larangan diprediksi akan mengalami
penambahan luasan lahan atau akresi.
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian perubahan garis pantai di Pantai
Teluk Sepang, karena Pantai Teluk Sepang merupakan salah satu tempat wisata di
Kota Bengkulu. Perubahan garis pantai pada pantai ini harus diamati agar
mengetahui kedepannya bagaimana kondisi pada Pantai Teluk Sepang ini. Tujuan
dari penelitian untuk menentukan jumlah angkutan sedimen yang terjadi dan
memprediksi perubahan garis pantai selama 10 (sepuluh) tahun (2021-2031)
dengan menggunakan Metode Empiris dan metode pendekatan model numerik
yaitu dengan GENESIS. Metode-metode empiris yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Metode Ichikawa, Metode Savage dan Metode Ishii.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang didasari pada penelitian latar belakang penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pola perubahan garis pantai yang terjadi di Pantai Teluk Sepang
Bengkulu dalam 10 tahun kedepan?
2. Bagaimana cara mengetahui perubahan garis pantai akibat laju sedimentasi
yang terjadi di Pantai Teluk Sepang dengan menggunakan Metode Empiris
dan Metode Pendekatan Model Numerik menggunakan GENESIS?
1.3 Tujuan Penilitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Memprediksi perubahan garis pantai yang terjadi di Pantai Teluk Sepang
selama 10 (sepuluh) tahun (2021-2031).
I-2
2. Mengetahui besarnya laju sedimentasi yang terjadi di Pantai Teluk Sepang
Bengkulu
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat melakukan pengendalian sedimentasi disekitar Pantai Teluk Sepang
Bengkulu, agar dapat meminimalisir terjadinya abrasi dan penumpukan
sedimentasi.
2. Dapat dijadikan sebagai media informasi untuk pemerintah setempat dalam
mencegah terjadinya perubahan garis pantai di Pantai Teluk Sepang Bengkulu.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penilitian ini adalah:
1. Analisis perubahan garis pantai ini menggunakan Metode Empiris yaitu
Metode Ichikawa, Metode Savage, Metode Ishii dan Metode Pendekatan
Model Numerik menggunakan GENESIS.
2. Lokasi yang ditinjau adalah Pantai Teluk Sepang yang berlokasi di Kelurahan
Teluk Sepang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu sepanjang 1000
meter.
3. Penelitian dilaksanakan selama 7 hari dan dijadwalkan pada pagi, siang dan
sore hari.
4. Pengukuran dan pengamatan langsung di lapangan dengan menggunakan alat
ukur theodolite yang dianggap telah terkalibrasi.
5. Pengambilan data primer adalah tinggi gelombang air laut, periode gelombang
air laut, sedimentasi dan kemiringan pantai.
6. Data angin selama 10 (sepuluh) tahun terakhir yakni 2012 - 2021, yang dimana
data tersebut diambil dari BMKG Fatmawati Soekarno Bengkulu. Data pasang
surut selama 10 (Sepuluh) tahun terakhir yakni tahun 2012 - 2021, dimana data
tersebut diambil dari TNI Angkatan Laut Kota Bengkulu dan data batimetri
dari laman BATNAS DEMNAS.
I-3
II. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pantai
Terdapat dua istilah dalam ilmu pantai yaitu coast (pesisir) dan shore
(pantai). Coast (pesisir) adalah area di darat yang dipengaruhi oleh karakteristik
laut seperti pasang surut dan perembesan air laut. Batas pesisir hanya sampai
garis pesisir. Garis pesisir terbentuk dari batas antara darat dan pasang
tertinggi. Sedangkan Shore (pantai) adalah zona yang berada pada batas garis
pasang tertinggi dan surut terendah. Daerah pertemuan antara darat dan laut
dimana daerah darat masih dipengaruhi oleh proses dinamika air laut dan daerah laut
masih dipengaruhi proses yang ada didarar merupakan definisi dari daerah pesisir.
(Fandeli, 2018).
Menurut Aprilia (2018), ada beberapa definisi pantai untuk keperluan
rekayasa/teknik pantai adalah sebagai berikut:
a. Coast adalah daratan pantai yang masih dipengaruhi laut secara langsung,
misalnya pengaruh pasang surut, angin laut, dan ekosistem pantai (hutan
bakau).
b. Coastal area adalah daerah daratan pantai dan perairan pantai sampai
kedalaman 100 atau 150 m.
c. Surf zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari gelombang
pecah sampai batas naik-turunnya gelombang di pantai.
d. Breaker zone adalah daerah dimana terjadi gelombang pecah.
e. Swash zone adalah daerah yang dibatasi oleh garis batas tertinggi naiknya
gelombang dan batas terendah turunnya gelombang di pantai.
f. Offshore adalah daerah dari gelombang (mulai) pecah sampai ke laut lepas.
g. Foreshore adalah daerah yang terbentang dari garis pantai pada saat surut
terendah sampai batas atas dari uprush pada saat air pasang tertinggi.
h. Inshore adalah daerah antara foreshore dan offshore.
i. Backshore adalah daerah yang dibatasi oleh foreshore dan garis pantai yang
terbentuk pada saat terjadi gelombang badai bersamaan dengan muka air
tertinggi.
II-1
Sumber:Aprilia, 2018
2.2 Angin
Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di
permukaan bumi. Angin bergerak dari daerah yang tekanan tinggi ke daerah
tekanan rendah. Angin yang bertiup di permukaan bumi disebabkan oleh
perbedaan cara penerimaan radiasi matahari, sehingga menyebabkan perpebdaan
suhu. Perbedaaan suhu meyebabkan perbedaan tekanan dan akhirnya
menimbulkan gerakan udara. Karena perbedaan panas yang kuat antara udara
darat dan udara laut, atau antara udara dataran tinggi (pegunungan) dan dataran
rendah (lembah), mengakibatkan perubahan panas antara siang dan malam hari itu
merupakan gaya gerak utama system angina harian (Habibie, dkk., 2011).
II-2
Sumber :google.com
Gambar 2.2 Mawar angin (Wind Rose)
Kecepatan angin dinyatakan dalam knot. Satu knot adalah panjang satu menit
garis bujur yang melalui katulistiwa yang ditempuh dalam satu jam, atau 1 knot =
1,852 km/jam = 0,5144 m/det. Pengukuran vektor kecepatan angin biasanya
dilakukan di daratan (UL). Padahal di dalam rumus-rumus pembangkitan
gelombang data angin yang ada di atas permukaan laut (UW). Oleh karena itu
dilakukan konversi data angin daratan menjadi data angin laut. Hubungan antara
angin laut dan angin darat adalah sebagai berikut: (CERC, 1984 dalam Akhir dan
Mera, 2011):
RL = (2.1)
II-3
Sumber : Akhir dan Mera, 2011
Gambar 2.3 Grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan darat
2.2.2 Fetch
Fetch adalah daerah pembentukan gelombang yang diperkirakan memiliki
kecepatan dan arah angin yang relatif konstan. Dalam hal tinjauan pembangkitan
gelombang laut, fetch dibatasi oleh bentuk daratan disekitar laut. Pada daerah
pembentukan gelombang, gelombang terjadi tidak hanya dibangkitan searah
dengan arah angin tetapi juga berbagai sudut arah angin, panjang fetch yang
diperoleh diukur pada interval 6o dari titik pengamatan (Hidayat, 2005).
2.3 Gelombang
Gelombang laut adalah pergerakan naik dan turunnya air laut dengan arah
tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva sinusoidal (Holthuijsen,
2007). Menurut teori Philips (1957), turbulensi dalam angin menyebabkan
fluktuasi acak permukaan laut yang menghasilkan gelombang-gelombang kecil
(riak) dengan panjang gelombang beberapa sentimeter. Gelombang-gelombang
kecil ini akan tumbuh secara linear melalui proses resonansi dengan fluktuasi
tekanan turbulensi.
Gelombang terdiri dari panjang gelombang, periode gelombang, tinggi
gelombang, kemiringan gelombang dan frekuensi gelombang. Penjang gelombang
didefinisikan sebagai jarak vertikal antara puncak dan lembah gelombang. Periode
gelombang merupakan waktu yang dibutuhkan gelombang untuk kembali pada
titik semula. Kemiringan gelombang adalah perbaandingan antara panjang dan
II-4
tinggi gelombang. Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang
terjadi dalam satuan waktu (Jatilaksono, 2007).
=√ (2.3)
Keterangan :
= koefisien refraksi
α = sudut arah datang gelombang
α0 = sudut arah datang gelombang pada arah angin terbanyak
Panjang gelombang di laut dalam:
L0 = (2.4)
C0 = (2.5)
II-5
C= (2.6)
Keterangan :
C0 = cepat rambat di laut dalam
C = cepat rambat gelombang
L = panjang gelombang
g = gravitasi bumi (9,81 m/dt2)
T = perioda gelombang
α = sudut antara garis puncak gelombang dan garis kontur dasar laut
α0 = sudut antara garis puncak gelombang di dilaut dalam dan garis pantai
Ks = √ (2.8)
Keterangan :
Ks = Koefisien pedangkalan
L0 = Panjang gelombang di laut dalam
L = Panjang Gelombang
II-6
H’0 = (2.9)
Keterangan:
H’0 = Tinggi gelombang laut dalam ekivalen
H0 = Tinggi gelombang laut dalam
Ks = Koefisien pedangkalan
Kr = Koefisien refraksi
= (2.10)
= (2.11)
Keterangan :
Hb = tinggi gelombang pecah
db = kedalaman gelombang pecah
H’0 = tinggi gelombang laut dalam ekivalen
H0 = tinggi gelombang laut dalam
II-7
Sumber : Triatmodjo, 1999
Gambar 2.4 Grafik tinggi gelombang pecah
II-8
3. Muka air laut rata-rata atau Mean Water Level (MWL), adalah muka air rata-
rata antara muka air tinggi rata-rata dan muka air rendah ratarata.
4. Muka air terendah atau Lowest Low Water Level (LLWL) adalah air terendah
pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
5. Muka air rendah rata-rata atau Mean Low Water Level (MLWL) adalah rata-
rata muka air terrendah yang dicapai selama pengukuran minimal 15 hari.
2.5 Sedimentasi
Sedimentasi adalah pecahan, mineral, atau material organic yang ditransforkan
dari berbagai sumber dan diendapakan oleh media udara, air, angin, es dan juga
termasuk didalamnya material yang diendapkan dari material melayang dalam air
atau dalam larutan kimia. Sementara menurut Gross (1990), sedimentasi
merupakan akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang
bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta
beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia di laut. Jenis sedimen
berdasarkan sumber yang ada, terdiri dari:
a) Sedimen lithougenus yaitu sedimen yang berasal dari hasil erosi pantai dan
material hasil erosi up land. Material ini bisa sampai ke dasar laut melalui
proses mekanik, yaitu transfer oleh arus laut atau arus sungai dan akan
terendapkan jika energy tertransferkan melemah.
b) Sedimen biogeneous, yaitu sedimen sedimen yang berasal dari sisa-sisa
organisme hidup seperi cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan
organik yang mengalami dekomposisi.
c) Sedimen hidreogenous yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi
kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut
sehingga akan tenggelam ke dasar laut.
d) Sedimen cosmogerous yaitu sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan
masuk ke dalam air laut melalui media angin atau udara. Sedimen ini dapat
bersumber dari luar angkasa, aktivitas gunung berapi, dan berbagai partikel
darat yang terbawa angin.
II-9
dapat menyebabkan terjadi perubahan garis pantai, baik itu bertambahnya daratan
maupun berkurangnya daratan.
Menurut Suprijanto dan Putra (2017), transpor sedimen dipantai khususnya
antara zona gelombang pecah (breaker zone) dan garis pantai dibagi menjadi 2,
yaitu:
1. Transpor menuju dan meninggalkan pantai (onshore-offshore transport), pada
umumnya tegak lurus pantai
2. Transpor sepanjang pantai (longshore transport), pada umumnya sejajar pantai
II-10
sangat penting. Perhitungan angkutan sedimen pada penilitian ini menggunakan 4
(empat) metode yaitu Metode Ichikawa, Metode Savage, dan Metode Ishii.
= K P1 n (2.12)
g
P1 = Hb2 Cb sin b cos b (2.13)
II-11
saringan ini bertujuan untuk mengetahui sebaran ukuran butir sedimen. Analisis
ukuran butir sedimen pada penelitian ini menggunakan saringan ukuran 3/8”,
No.4, No.8, No.10, No.30, No.50, No.100 dan No.200.
Tahapan pengujian analisa saringan adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat untuk melakukan pengujian analisa saringan sebagai berikut :
a. Timbangan
b. Satu set saringan dengan ukuran 3/8” (9,5 mm), No.4 (4,75 mm), No.8
(2,36 mm), No.10 (1,18 mm), No.30 (0,6 mm), No.50 (0,3 mm), No.100
(0,15 mm) dan No.200 (0,075 mm).
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±5) ºC.
d. Mesin pengguncang saringan (sieve shaker)
e. Wadah talam
f. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat pembantu lainnya.
2. Benda uji dikeringan kedalam oven dengan suhu (110±5) ºC selama kurang
lebih 24 jam.
3. Sampel yang telah dikeringkan dalam oven diambil dan ditimbang sebanyak
1000 gram.
4. Sampel yang telah ditimbang lalu dimasukkan ke dalam saringan.
5. Ayak saringan dengan menggunakan alat sieve shaker selama 15 menit.
6. Timbang berat benda uji yang tertahan pada setiap saringan.
7. Hitunglah persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing
saringan terhadap berat total benda uji setelah disaring.
8. Data yang diperoleh kemudian disajikan kedalam tabel dan didapatkan dimensi
sedimen dominan yang mengendap pada pantai.
Tabel 2.1 Klasifikasi Ukuran Butir Sedimen
Ukuran Butir (mm)
Nama Golongan
Kerikil Pasir Lanau Lempung
Massachusett Institute
Of >2 2-0,06 0,06-0,002 <0,002
Technologi
U.S. Department of
>2 2-0,05 0,06-0,002 <0,002
Agriculture (USDA)
II-12
American Association
Of
State Highway and 76,2-2 2-0,0756 0,07-0,002 <0,002
Transportasion Official
(AASHTO)
United Soil
Classification System
Halus ( Lanau dan Lempung)
(U.S. Army Corps 76,2-4,75 4,75-0,075
< 0,075
Of Engineers, U.S
Bureau Of Reclamation
Sumber : Desmi, 2013
II-13
c. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan
secara merata. Tusukan 10, 20 dan 25 ditusuk dibagian tengah. Setelah
mencapai 3 (tiga) lapisan, lalu ratakan bagian atas permukaan yang
menggunung dengan mistar perata.
d. Setelah diratakan lalu ditimbang agregat beserta mold (W2 (gram)).
e. Berat sampel agregat dihitung (W3 = W2 – W1 (gram)).
4. Metode penggoyangan
a. Mold ditimbang lalu dicatat beratnya (W1 (gram)).
b. Agregat dimasukkan kedalam mold sebanyak 3 (tiga) lapisan.
c. Setiap lapisan dipadatkan dengan cara mold diletakkan ditempat yang datar,
salah satu sisinya diangkat setinggi 5 cm lalu dilepaskan dan diulangi
dengan arah yang berlawanan. Setiap lapisan dipadatkan dengan 25 kali
goyangan. Permukaan yang menggunung diratakan menggunakan mistar
perata.
d. Setelah diratakan lalu ditimbang agregat beserta mold (W2 (gram)).
e. Berat sampel agregat dihitung (W3 = W2 – W1 (gram)).
Rumus perhitungan berat isi butir sedimen adalah :
ρs = (2.17)
Dimana :
ρs = Berat volume sedimen (gr/cm3)
W3 = Berat sampel agregat (gr)
VM = Volume mold (cm3)
II-14
d. Oven
e. Cawan
f. Sedimen (Pasir)
2. Letakkan agregat pasir diatas koran dengan cara ditebarkan hingga pasir
mencapai keadaan SSD
3. Pemeriksaan keadaan SSD dengan cara mengisikan agregat kedalam kerucut
terpancung, lalu isi per 1/3 bagian dari kerucut terpancung sambil di tumbuk
sebanyak 25 kali, lalui diratakan. Angkat kerucut terpancung secara perlahan,
keadaan SSD tercapai jika agregat runtuh Sebagian
4. Timbang pasir yang telah keadaan SSD sebanyak 500 gram (Bj (gram)),
kemudian timbang piknometer dan piknometer berisi air sebanyak 500 mL(B
(gram)).
5. Sampel agregat halus dimasukkan kedalam piknometer lalu diisi air sebanyak
batas leher piknometer kemudian diputar-putar dan dikocok-kocok hingga buih
dalam air tidak ada lagi
6. Timbang piknometer + pasir + air (Bt (gram)), kemudian buang air dari
piknometer secara hati-hati
7. Pasir dikeluarkan dari piknometer, kemudian masukkan pasir kedalam cawan.
Oven selama ±24 jam
8. Agregat (pasir) kering ditimbang (Bk (gram)).
k
Berat jenis (gram/cm3) = (2.18)
j- t
erat olume
Porositas total tanah = (1 - ) x 100 % (2.19)
berat enis artikel
II-15
2.8 Program GENESIS
Program GENESIS (Generalized Model for Simulating Shoreline Change)
yang diperkenalkan oleh US Army Corps of Engineers. Program GENESIS daapat
melakukan prediksi nilai longshore dan onshore sediment transport yang pada
akhirnya akan digunakan untuk memprediksi garis pantai. Asumsi dasar yang
digunakan dalam perhitungan adalah menggunakan one-line shoreline change
model (model perubahan garis pantai satu garis) yang menganggap bahwa:
a) Profil pantai memiliki bentuk konstan.
b) Transpor sedimen disepanjang pantai disebabkan oleh gelombang pecah.
c) Detail struktur disekitar nearshore dapat diabaikan.
d) Garis pantai yang digunakan yaitu garis pantai pada kontur 0, kondisi Mean
Sea Level (MSL).
e) Perubahan garis pantai bergerak maju mundur tergantung pada sedimen yang
keluar atau masuk.
Data-data yang diperlukan untuk analisis perubahan garis pantai dengan
program GENESIS (Genesis technical reference, 1991) adalah sebagai berikut:
a) DEPTH
DEPTH berisi kedalaman air laut sepanjang pantai yang disimulasi akan
menyebarkan gelombang pecah dimana nilainya sudah disediakan oleh
GENESIS dalam bentuk NSWAV sebagai input model gelombang eksternal.
Untuk input gelombang yang menggunakan file WAVES, program akan
membacanya sebagai data gelombang laut dalam.
b) SHORL
Merupakan input koordinat garis pantai awal dihitung dari baseline (sumbu
X/sumbu absis). Cara mendapatkan koordinat ini yaitu dengan memplotkan
garis pantai pada peta dengan menggunakan program AutoCad. Kemudian
dibuat grid-grid dengan jarak tertentu yang tegak lurus dengan garis pantai.
Jarak grid yang diijinkan antara 15-90 meter dengan jumlah grid maksimal
100 buah.
c) SHORM
SHORM berfungsi untuk membandingkan perubahan garis pantai pada jangka
waktu tertentu dengan garis pantai awal atau dengan jangka waktu yang lebih
II-16
lama lagi (misalnya 5 tahun atau 10 tahun). Jika hanya membandingkan posisi
pantai awal dan akhir simulasi, maka input data SHORM dapat diisi sama
dengan input data SHORL.
d) WAVES
WAVES merupakan hasil olahan data angin tiap satu-satuan interval waktu
tertentu yang konstan. Data pada WAVES terdiri dari data tinggi, periode, dan
arah datang gelombang dalam satu tahun tiap satuan interval waktu. WAVES
dipakai sebagai input jika gelombang eksternal tidak digunakan (NWD=0)
jika terdapat data yang tidak diketahui sudut datang gelombangnya maka pada
kolom arah diberi nilai 999.
e) SEAWL
SEAWL berisi lokasi sea wall (tembok laut) yang sudah ada atau yang akan
dimodelkan. Jika tidak ada sea wall maka file ini akan dikosongkan dan tidak
akan dibaca oleh program GENESIS. Penulisan input data sea wall sama
dengan penulisan input data SHORM.
f) START
File START.ads berisi perintah-perintah yang mengontrol simulasi perubahan
garis pantai pada program GENESIS. Beberapa data penting dalam file ini
diantaranya adalah data tanggal awal simulasi dilaksanakan, data tanggal
simulasi akhir, nilai K1 dan K2 (koefisien kalibrasi transport sediment),
diameter grain size efektif (d50) dan posisi bangunan pelindung pantai existing
dan rencana.
II-17
Kabupaten Pinrang. Penelitian ini dilakukan selama 5(lima) Tahun (2012-
2017). Hasil dari penelitian ini menunjukkan pantai dominan mengalami
erosi. Volume transport sediment sebesar -462,863 m3 dengan rata-rata laju
transport sediment sebesar - 92.572 m3 per tahun.
3. Luhwahyudin dkk (2012) telah melakukan penelitian perhitungan perubahan
garis pantai ini menggunakan metode empirical orthogonal function (EOF) di
garis pantai tegal.
4. Wattimena dan Ayal (2018), telah melakukan penelitian perubahan garis
pantai menggunakan metode CERC (Costal Engineering Research Center) di
Pantai Desa Rutong Kota Ambon. Penelitian ini dilakukan dengan cara
membagi panjang garis pantai menjadi 50 (lima puluh) pias untuk
memprediksi perubahan garis pantai untuk 5 (lima) tahun dan 10 (sepuluh)
tahun ke depan. Dari analisis data tersebut diperoleh hasil bahwa Desa
Rutong mengalami kemunduran garis pantai pada 5 (lima) tahun sebesar -
6,63 m di mana erosi terjadi pada pias 12 dan pada 10 tahun sebesar 16,04 m
di mana erosi terjadi pada pias 0.
5. Kristi, dkk. (2014), telah melakukan penelitian perubahan garis pantai
menggunakan metode pendekatan model GENESIS di Pantai Larangan
Kabupaten Tegal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rentang waktu
2013 sampai 2018 Pantai Larangan mengalami akresi atau penambahan
sedimen sebanyak 764,16 m2 serta mengalami erosi sebesar 125,87 m2.
II-18
III. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III-1
1. Data Gelombang
Data gelombang diperoleh dengan cara menghitung tinggi gelombang pada
pagi, siang dan sore hari selama 7 (tujuh) hari. Penelitian ini menggunakan alat
ukur Theodolit. Pencatatanya dilakukan dengan menentukan muka air laut
tenang terlebih dahulu dan titik gelombang pertama sampai membentuk puncak
dan lembah, kemudian dicatat tinggi gelombang dan periodenya.
2. Data Sedimentasi
Data sedimentasi diperoleh dengan mengambil sampel dari 3 titik yang berbeda
di sepanjang garis pantai pada lokasi penelitian.
3. Data Kemiringan Pantai
Data kemiringan pantai diambil secara langsung di lapangan. Data tersebut
diambil menggunakan alat theodolite pada tiap patok.
III-2
3.4.1 Studi Pustaka
Studi pustaka yang dilakukan yakni meliputi pengumpulan dan mempelajari
berbagai pustaka, data dan hasil-hasil penelitian, kajian yang telah dilakukan
seperti buku, skripsi, makalah dan jurnal.
3.4.2 Survei Lapangan
Survei langsung ke lokasi penelitian bertujuan untuk melihat keadaan lokasi
penelitian secara langsung sebelum dilakukannya penelitian dan juga survei
lapangan bertujuan untuk menentukan titik tinjauan penelitian yang akan
dilakukan.
3.4.3 Pengambilan Data
Data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder. Data primer
didapatkan langsung ketika survei lapangan dilakukan sedangkan data sekunder
berupa data yang didapat dari berbagai sumber atau penelitian terdahulu.
3.4.4 Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini yaitu dengan pengolahan data primer
yang didapat dari lapangan dan data sekunder serta menggunakan rumus-rumus
yang ada untuk menganalisis perubahan garis pantai yang terjadi selama 10 tahun
di Pantai Teluk Sepang Bengkulu. Analisis data yang akan dilakukan yaitu
sebagai berikut :
1. Data Gelombang
a. Data hasil survei tinggi gelombang dilapangan disusun berdasarkan waktu
pencatatan dan diurutkan dari yang terbesar hingga terkecil.
b. Menentukan tinggi dan periode gelombang lalu menghitung rerata terbesar
untuk mendapatkan nilai tinggi dan periode gelombang pecah.
2. Data Sedimentasi
b. Sampel yang diambil dari lapangan dibawa ke Laboratorium Teknik Sipil
Universitas Bengkulu guna untuk melakukan pengujian sifat fisis.
c. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian analisa saringan, berat
volume, berat isi dan porositas.
3. Data Kemiringan Pantai
Data kemiringan pantai diambil secara langsung dilokasi penelitian. Data
tersebut diolah untuk mendapatkan jarak, beda tinggi dan kemiringan. Hasil
III-3
kemiringan pantai dari pengolahan tersebut dirata-ratakan. Kemiringan pantai
rata-rata tersebut yang dijadikan sebagi kemiringan pantai (m).
4. Data Angin
Data angin yang digunakan yaitu data angin selama 10 tahun terakhir yang
dimulai dari tahun 2012-2021. Pengolahan data angin yang didapat dari
stasiun BMKG Stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno Bengkulu yaitu
berupa data kecepatan angin di laut (Uw). Data kecepatan angin di laut (Uw)
diolah sehingga mendapatkan nilai Faktor tegangan angin (UA). Setelah
mengetahui nilai faktor tegangan angin (UA) dan Fetch efektif, maka
dilanjutkan dengan pembacaan grafik untuk mendapatkan nilai tinggi
gelombang signifikan (Hs) dan periode gelombang signifikan (Ts).
5. Data Pasang Surut
Data pasang surut diolah untuk mendapatkan prediksi gelombang laut dalam.
Pengolahan data dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Nilai pasang terbesar dari data pasang surut digunakan sebagai nilai muka
air tertinggi (high water level).
b. Nilai pasang terkecil dari data pasang surut digunakan sebagai nilai muka
air terendah (low water level).
c. Rerata nilai pasang surut setiap bulan untuk mendapatkan nilai muka air
rata-rata (mean water level).
6. Data Batimetri
Data input batimetri didapatkan dari BATNAS DEMNAS lalu diolah dengan
program Global Mapper. Pengolahan data batimetri dengan memilih lokasi
penelitian dalam map kemudian memunculkan topografinya setelah itu
diekspor menjadi format xyz yang akan digunakan sebagai input data
pemodelan topografi pantai dalam GENESIS.
7. Analisis Perubahan Garis Pantai
Perhitungan perubahan garis pantai dimulai saat nilai transport sedimen total
sudah didapatkan.
3.4.5 Model Perubahan Garis Pantai
Model yang diterapkan terdiri dari pemodelan perubahan garis pantai selama
10 tahun berikutnya pada tahun 2021-2030. Hasil perhitungan perubahan garis
III-4
pantai ditampilkan dalam format grafik yang dibuat menggunakan aplikasi
spreadsheet. Pola yang terbentuk dari grafik tersebut dibandingkan (compared)
dengan model garis pantai yang sebenarnya di lokasi penelitian. Validasi
digunakan untuk memverifikasi bahwa perhitungan sudah benar menggunakan
rumus Root Mean Square Error (RMSE).
III-5
3.5 Bagan Alir Penelitian (Flowchart)
Untuk mempermudah proses penelitian, maka terlebih dahulu membuat bagan
alir penelitian.
Mulai
Studi Pustaka
Survei pendahuluan
Penelitian dan
Pengumpulan Data
Data Primer : Data Sekunder :
1. Data Gelombang 1. Data angin 10 tahun tekahir
2. Sedimentasi 2. Data Pasang surut 10 tahun terakhir
3. Kemiringan Pantai 3. Data batimetri
Komparasi
selesai
III-6
IV. DAFTAR PUSTAKA
Akhir, B. dan Mera, M., 2011. Lintasan Gelombang Laut Menuju Pelabuhan
Pulau Baai Bengkulu. Jurnal Rekayasa Sipil. Universitas Andalas, Padang,
Vol. 7 No.2, Hal. 47-60.
Aprilia, H.E., 2018. Analisis Bangunan Pengaman Pantai (Groin) di Tapak Padri
Bengkulu. Skripsi. Teknik Sipil Universitas Bengkulu.
Artha, S, B,, 2015, Redesain Struktur Bangunan Jetty di Muara Air Palik
Kecematan Air Napal Bengkulu Utara, Skripsi, Program Studi Teknik Sipil,
Bengkulu, Universitas Bengkulu.
Bastian, D., Retraubun, N., Christina, J., 2018, Analisis Kemunduruan Garis
Pantai Wisata Kuoako Kecamatan Amhai Kabupaten Maluku Tengah,
Jurnal Manumata, Vol. 4 No. 1, Hal. 22-31
Cahyono, Hendrik, Theresia Wulan, Musrifah, and Edwin Maulana. 2018.
“Analisis erubahan Garis antai Dengan Menggunakan Data Citra andsat
Di esisir Kabupaten Kulonprogo.” Bunga Rampai Kepesisiran Dan
Kemaritiman (December 2017):1–12.
Eryani, I. 2016. “Karakteristik Dan Metode enataan antai ovina uleleng
erbasis ingkungan ariwisata.” Paduraksa 5(1):10–19.
Fandeli, C. 2018. Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Pembangunan
Pelabuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Habibie, M. N., Sasmito, A., Kurniawan, R., 2011, Kajian Potensi Energi Angin
di Wilayah Sulawesi dan Maluku, Jurnal Metorologi dan Geofisika, Vol. 12,
Hal. 181-187
Hidayat, N., 2005, Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Fisik
di Pantai, Jurnal SMARTEK, Vol. 2, Hal. 73-85
Irwan, dan Ihsan, M., 2020, Pemodelan Perubahan Garis Pantai Ujung Tape
Kabupaten Pinrang, Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun, Vol. 6 No. 1,
Hal. 1-5
Jatilaksono, M., 2007. Gelombang Air Laut. Jurnal Institut Pertanian Bogor.
Kristi, L., Saputro, S., Hariadi, 2014, Perubahan Garis Pantai Larangan
Kabupaten Tegal Melalui Pendekatan Model GENESIS, Jurnal Oseanografi,
Vol. 3 No. 1, Hal. 52-56
Lilimwelat, K. O., Retraubun, N., Telussa, M. F., 2019, Analisa Erosi Pantai
Desa Seri Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon, Jurnal Manumata, Vol. 5 No.
2, Hal. 85-94
ranoto, Sumbogo. 2008. “ rediksi erubahan Garis antai Menggunakan Model
Genesis.” Berkala Ilmiah Teknik Keairan 13(3):145–54.
xi
Ramadlan, Hairul. 2012. “Analisa erubahan Garis antai oom Kabupaten
ayuwangi Dengan Menggunakan Empirical Orthogonal Function (EOF).”
1:140.
Ramadhani, S. D., 2013, Studi Kinerja Bangunan Groin Tanjung Bunga, Tugas
Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Setiawan, B., Junaidi, Junaidi, A., 2020, Analisa Perubahan Garis Pantai di
Wilayah Pantai Antara Muara Batang Air Dingin dan Muara Batang Anai
Provinsi Sumatera Barat, Jurnal Civronlit Unbari, Vol. 5 No. 1, Hal. 9-15
SK SNI 03-1968-1990, Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat
Halus dan Kasar, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
SK SNI 03-4804-1998, Metode Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara Dalam
Agregat, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
xii