Anda di halaman 1dari 22

RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BIJIH NIKEL

DI PT. SAMUDRA MULIA ABADI, WEDA BAY NICKEL


PROJECT KABUPATEN HALMAHERA TENGAH
MALUKU UTARA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Oleh
MAULANA DZULFIQRI SOFIAR
112170001

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BIJIH NIKEL


DI PT. SAMUDRA MULIA ABADI WEDA BAY NICKEL
PROJECT.
KABUPATEN HALMAHERA TENGAH
MALUKU UTARA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Oleh
MAULANA DZULFIQRI SOFIAR
112.170.001/ TA

Tanggal : 21 Agustus 2021

Koordinator Program Studi, Dosen Wali,

Ir. Wawong Dwi Ratminah, M.T. Dr.Edy Nursanto, S.T, M.T.IPM


NIP. 19620919 199009 2 001 NIP. 19600711 198912 1 001

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
BAB
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Judul ............................................................................................... 1
1.2 Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.5 Batasan Masalah ............................................................................ 2
1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1 Dasar Teori ..................................................................................... 3
2.2 Parameter-parameter Rancangan ................................................... 7
2.3 Data Penelitian ............................................................................... 11
III. RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN ................................... 12
3.1 Metodologi Penelitian .................................................................... 12
3.2 Rencana Jadwal Penelitian ............................................................. 13
3.3 Rencana Daftar Isi………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagian-bagian jenjang .......................................................................... 5


2.2 Working Bench dan Safety Bench ........................................................... 5
2.3 Slope Angle ............................................................................................ 6
2.4 Overall slope Angle ................................................................................ 6

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ..................................................................... 13

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Penelitian


“RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BIJIH NIKEL DI PT.

SAMUDRA MULIA ABADI WEDA BAY NICKEL


PROJECT.KABUPATEN HALMAHERA TENGAHMALUKU
UTARA”

1.2 Latar Belakang Penelitian


Bijih nikel menjadi salah satu komoditi tambang yang memiliki
perananan yang sangat penting sebagai sumber bahan baku berbagai
industri saat ini. Meningkatnya kebutuhan ini secara langsung telah
meningkatkan permintaan bijih nikel di Indonesia. Oleh karena itu, dewasa
ini banyak perusahaan tambang bijih nikel baik skala kecil maupun besar
terus berusaha untuk meningkatkan produksinya guna memenuhi
permintaan pasar.
Dengan meningkatnya produksi tambang sehingga kebutuhan modal
semakin besar. Kebutuhan modal yang besar itu menyebabkan perusahaan
tambang berusaha agar kegiatan penambangan yang akan dilakukannya
dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan
pengembalian modal secepat mungkin. Oleh karena itu, untuk
mewujudkannya, diperlukan perencanaan yang matang dengan
mempertimbangkan banyak faktor penting sebelum penambangan itu
dilaksanakan.
Perencanaan yang baik sangat menentukan besar kecilnya produksi
tambang. Dalam pembukaan awal tambang harus direncanakan dari arah
mana tambang itu akan dibuka dan kearah mana tambang itu akan

1
berlangsung. Arah penyebaran bahan galian adalah sebagian faktor yang
akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam merencanakan
suatu urutan penambangan tepat sehingga mampu menghasilkan produksi
yang maksimal dengan tingkat keuntungan optimal.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat membuat suatu rencana
push back pada suatu lokasi tambang bijih nikel, dengan
mempertimbangkan berbagai faktor terkait sehingga dapat memberikan
perencanaan produksi yang tepat untuk memperoleh hasil penambangan
yang aman dan optimal.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah dari penelitian ini adalah :
a. Penelitian hanya dilakukan di dalam Izin Usaha Pertambangan
b. Perancangan push back hanya dibuat didalam Izin Usaha pertambangan
c. Data sifat fisik dan mekanis untuk geometri lereng mengacu kepada data
yang digunakan oleh perusahaan.
d. Rancangan tambang tidak memperhitungkan daya dukung tanah.
e. Rancangan saluran penyaliran tambang berdasarkan rancangan yang
sudah ada pada perusahaan.
f. Penelitian yang dilakukan tidak memperhatikan segi ekonomi dan
lingkungan.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat bagi
perusahaan berupa rancangan teknis penambangan yang baik ,benar dan
aman sehingga produksi dapat lebih optimal dan memberikan keuntungan
yang optimal bagi perusahaan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Rancangan teknis penambangan yaitu sebagai bagian dari proses
perencanaan tambang yang terkait dengan masalah geometri. Rancangan
teknis penambangan merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan
penambangan, terutama untuk memberikan informasi mengenai hal-hal
yang terkait dengan rencana kemajuan tambang pada suatu periode waktu
tertentu. Selain memberikan gambaran mengenai rencana kemajuan
tambang, perancangan tambang juga menjadi pedoman pelaksanaan
suatu kegiatan penambangan.

Rancangan penambangan yang baik merupakan dasar berhasilnya


kegiatan penambangan. Rancangan penambangan terdiri dari beberapa
lingkup kerja yaitu : perancangan kemajuan tambang, dan perancangan
jalan angkut

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Pushback


a. Penyebaran Bahan Galian
Bentuk dan penyebaran dari endapan bahan galian akan
mempengaruhi proses penentuan pushback. Perencanaan untuk
penanganan endapan bahan galian yang memiliki kemiringan yang lebih
tajam akan berbeda dengan kemiringan yang relatif datar dalam hal ini
mempengaruhi penentuan geometri lerengnya.

b. Stripping Ratio (Nisbah Pengupasan)


Nisbah pengupasan adalah perbandingan antara tonase tanah
penutup yang harus dipindahkan terhadap satu ton endapan bahan galian
yang ditambang. Hasil suatu perancangan pit akan menentukan jumlah
tonase endapan bahan galian dan tanah penutup yang dikandung pit itu.
Perbandingan antara tanah penutup dengan endapan tersebut akan
memberikan nisbah pengupasan rata-rata suatu pit.

3
c. Penaksiran Cadangan
Dalam perhitungannya digunakan metode mean area yang
merupakan rumus paling sederhana untuk menghitung volume
yang terletak diantara dua buah penampang yang sejajar dengan
luas S1 dan S2 serta jarak L. Pada metode penampang standar ini
menggunakan rumus mean area.

Keterangan : V= Volume (𝑚3 )


𝐴1 = Luas Penampang 1 (𝑚2 )
𝐴2 = Luas Penampang 2 (𝑚2 )
H = Beda tinggi antar penampang (m)

d. Ultimate Pit Slope


Termasuk dalam faktor pertimbangan teknis yaitu kemiringan atau
batas luar tambang yang tetap stabil dan menguntungkan. Dengan
demikian, akan berhubungan dengan geometri lereng yang direncanaka.
Hal ini berarti menentukan besar cadangan batubara yang akan
ditambang (tonase dan kadarnya).
Ultimate pit slope ini juga berpengaruh pada eksplorasi lanjut, tahap
evaluasi dan tahap persiapan yang didasarkan pada :
• BESR (Break Even Stripping Ratio) yang diperkenankan.
• Sifat fisik dan mekanik batuan.
• Struktur geologi
• Air tanah, unsur kimia batuan dan waktu yang dibutuhkan.

e. Geometri Jenjang
Geometri jenjang merupakan bagian dari pertimbangan teknis pada
suatu penambangan bahan galian tertentu. Bagian jenjang terdiri dari:

4
• Crest dan Toe

Gambar 2.1 Crest dan Toe

• Working bench dan Safety Bench


/

Gambar 2.2 Working bench dan Safety Bench

5
• Slope Angle

α T

α : sudut kemiringan
C : crest
T : toe

Gambar 2.3 Slope Angle

• Overall Slope Angle

Gambar 2.4 Overall Slope Angle

2.3 Parameter-parameter Rancangan


a. Data Topografi Permukaan secara Detail
Data ini dapat dalam bentuk kontur hasil pemetaan topografi, atau
berupa file survey titik-titik koordinat dan titik-titik ketinggian.
Alternatif lain yaitu memodelkan permukaan dari data titik- titik
koordinat dan ketinggian menggunakan perangkat lunak seperti

6
Autocad, Global Mapper, Google earth, Garmin, maupun Minescape.
Pada perangkat lunak minescape dapat dilanjutkan dengan metode
triangulasi membentuk tampilan 3 (tiga) dimensi.
b. Geometri jenjang
Dimensi jenjang yang diperhitungkan meliputi lebar, panjang, tinggi
jenjang. Ukuran panjang dan lebar jenjang ditentukan oleh metode
pembongkaran material (menggunakan alat mekanis atau peledakan),
kemampuan alat muat, pola gerak alat muat dan angkut, maupun letak
alat muat dan alat angkut yang digunakan dalam waktu bersamaan pada
saat penambangan dan sasaran produksi. Dimensi jenjang akan
mempengaruhi jumlah bahan galian yang dapat ditambang, dan
berpengaruh pada kestabilan lereng dan keamanan penambangan.

Adapun beberapa parameter penentuan dimensi jenjang, yaitu:


• Sasaran produksi
• Kondisi dan karakteristik massa batuan
• Peralatan yang digunakan

Faktor yang berpengaruh terhadap pertimbangan dalam pembuatan


geometri jenjang sebagai berikut:
• Tinggi jenjang disesuaikan dengan rencana geometri peledakan
yang diterapkan dan jangkauan alat muatnya. Tinggi jenjang adalah
jarak yang diukur tegak lurus dari lantai jenjang (toe) hingga ujung
jenjang bagian atas (crest). Tinggi jenjang yang dibuat sangat
dipengaruhi oleh sifat fisik dan mekanik batuan, rencana dimensi
bongkaran serta peralatan mekanis yang dipergunakan.
• Lebar jenjang disesuaikan dengan sasaran produksi dan keadaan
topografi lokasi penambangan. Lebar jenjang adalah jarak
horizontal yang diukur dari ujung lantai jenjang sampai batas
belakang lantai jenjang. Lebar minimum yang akan dibuat harus
dapat menampung material hasil pembongkaran dan peralatan yang
digunakan.

7
Adapun faktor yang mempengaruhi lebar jenjang minimum sangat
sebagai berikut:
• Jenis dan kemampuan alat.
• Posisi kerja dari peralatan yang sedang beroperasi di lantai yang
sama.
• Lebar dari tumpukan material hasil pembongkaran.
• Pemanfaatan lahan bekas tambang
• Kapasitas produksi yang akan dicapai,
Geometri jenjang terdiri dari tinggi jenjang, sudut lereng jenjang
tunggal, dan lebar jenjang. Rancangan geometri jenjang biasanya
dinyatakan dalam bentuk parameter-parameter untuk ketiga aspek ini.
Dalam pelaksanaan penambangan, pengontrolansudut lereng
biasanya dilakukan dengan menandai lokasi pucuk jenjang (crest) sesuai
dengan desain yang telah dibuat menggunakan bendera kecil. Lokasi
lubang-lubang tembak dapat pula menjadi pedoman. Penggalian
sebaiknya dilakukan dari bagian atas material, agar berada pada posisi
kerja yang aman (untuk menghindari longsoran saat penggalian
material). Komponen dasar pada tambang terbuka adalah jenjang.
a. Jalan Angkut (Haul Road)
Faktor ini biasanya mengikuti proses design setelah kedalaman
pit bottom didefinisikan. Jalan angkut dirancang pada jenjang dasar
kemudian mengikuti naiknya kea rah permukaan dengan gradien
(kemiringan) berkisar antara 8-10%. Ramp ini dapat berupa jalan
lingkar yang melingkar keatas melalui dinding pit atu switchback
yang hanya melalui salah satu dinding pit (kemungkinan
keberadaanya dikarenakan kekuatan material pada didnding tersebut
atau kapasitas muat angkutnya yang cukup baik).
Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan pembuatan
jalan angkut yaitu:
• Pada suatu tambang yang baru, letak jalan (ramp) keluar
tambang sangat penting untuk diperhitungkan. Jalan tambang
umumnya merupakan akses ke lokasi penambangan menuju

8
keluar lokasi penambangan. Faktor topografi merupakan
pertimbangan utama untuk pembuatan rancangan jalan tambang.
• Kinerja alat muat dan alat angkut tergantung dari kondisi
topografi. Lebar jalan tergantung pada lebar alat angkut.
Umunya lebar jalan yang aman adalah 3,5 kali lebar dumptruck.
Berdasarkan dimensi tersebut memungkinkan untuk lalu lintas
dua arah, ruangan untuk truk yang akan menyusul, selokan
penyaliran, dan tanggul pengaman.
• Desain ini dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar
dalam perancangan dan memudahkan dalam akses ke jenjang-
jenjang penambangan. Kemiringan maksimum yang masih
praktis pada jalan tambang yang panjang adalah 10%. Umumnya
pada tambang skala kecil merancang kemiringan jalan sebesar
10%. Rancangan spiral dan switchblack biasanya dihindari
karena cenderung melambatkan arus lalu lintas. Pertimbangan
lain adalah ban yang akan cepat aus, perawatan ban, dan faktor
keamanan.
• Apabila geometric memungkinkan dan mempertimbangkan
keamanan di beberapa lokasi jalan jambang dapat dibuat belokan
tanjakan darurat untuk menghentikan laju dumptruck yang tidak
terkendali. Selain itu perlu dibuat tanggul pemisah di tengah
jalan tambang memiliki dampak pada volume penggalian
material yang sangat besar sehingga aspek ekonomik dari
pembuatan jalan tambang cukup signifikan.
b. Dasar Perancangan Sequence
Sequence adalah bentuk-bentuk penambangan yang
menunjukkan bagaimana suatu endapan bahan galian akan
ditambang, dari titik masuk awal hingga ke bentuk akhir
penambangan.
Tujuan utama dari pentahapan ini adalah untuk membagi seluruh
volume yang ada dalam penambangan ke dalam unit-unit
perancangan yang lebih kecil sehingga lebih mudah ditangani

9
sehingga masalah perancangan tambang tiga dimensi yang
kompleks dapat disederhanakan. Selain itu, elemen waktu dapat
diperhitungkan dalam rancangan ini karena urutan penambangan
tiap-tiap sequence merupakan pertimbangan penting.
Unit perencanaan ini, di tahap awal berusaha untuk mengaitkan
hubungan antara geometri penambangan dengan geometri bahan
galian. Dengan mempelajari tingkat distribusi bahan galian dan
topografi, maka dapat dihasilkan strategi penambangan secara logis
dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Tahapan-tahapan penambangan yang dirancangan secara baik
akan memberikan akses ke semua daerah kerja dan menyediakan
ruang kerja untuk operasi peralatan dan manusia. Lebar ruang kerja
minimum yang digunakan pada saat penambangan sangat penting
ditentukan di awal perancangan agar alat-alat dapat berfungsi
optimum sesuai dengan rencana penambangan. Penentuan lebar
minimum ruang operasi dapat diperoleh dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:

MWS = SWDT+RCR+DOR+(TW/2)+SWDS………………...2.2

Keterangan:
MWS = ruang kerja min dengan backhoe sebagai radius operasi
SWDT = jarak aman kerja backhoe ke dinding lereng (m)
RCR = clearance radius dari backhoe (m)
DOR = radius operasi dari backhoe (m)
TW = lebar truk (m)

Terdapat beberapa langkah yang diperhatikan dalam rancangan


tahapan penambangan adalah:
• Tingkat produksi waste dan batubara maksimum yang tertambang
pada stiap tahapan penambangan.
• Ukuran dan jenis alat yang digunakan sehingga lebar minimum
jenjang operasi dapat ditentukan.
• Dimensi jalan masuk, ruang kerja, dan sudut lereng akhir

10
• Penentuan batas penambangan.
• Merancang tahapan penambangan secara detail dengan melibatkan
jalan angkut dan dimensi lereng tunggal dengan memperhatikan
tonase cadangan dan overburden pada selang kedalaman tertentu.

2.4 Data Penelitian


a. Data yang beruhubungan dengan daerah penelitian
• Data geologi, statigrafi, topografi
• Data penyebaran bahan galian
• Data peta kesampaian lokasi
• Data peta geologi

b. Data yang dibutuhkan untuk pengolahan data


• Data peta topografi
• Data hasil pemboran (lithologi pemboran, statigrafi, depth from,
depth to)
• Data survey pemboran (koordinat lubang bor X, Y, Z)
• Data kualitas batubara
• Data geoteknik
• Data ketebalan bahan galian dan lapisan penutup

c. Data pendukung
Data yang dapat mendukung data lapangan guna menganalisa
permasalahan yang ada untuk mencari alternatif penyelesaian masalah.
Data pendukung dapat diambil antara lain dari laporan eksplorasi,
brosur-brosur dari perusahaan, data dari instansi terkait atau literatur-
literatur.

11
BAB III
RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian


a. Studi Literatur
Dalam hal ini dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan
data di lapangan. Adapun bahan-bahan diperoleh dari instansi yang
terkait dengan penelitian ini, perpustakaan kampus atau daerah yang
mana dapat berupa :
• Literatur
• Peta dasar, peta geologi, peta topografi, dan litologi
b. Penelitian Langsung di Lapangan
Hal ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
• Observasi lapangan yaitu dengan melihat langsung kondisi lapangan
daerah penelitian, luas, dan kesampaian daerah serta mencocokan
dengan data yang diperoleh.
• Penentuan titik pengamatan yaitu dengan menentukan batas
penyebaran lubang bor yang diamati sesuai dengan data-data yang
diperoleh.
• Pengecekan kembali perumusan masalah yaitu dengan
menyesuaikan data yang diperoleh agar apa yang telah didapat
sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk maslaah yang akan
dipecahkan.
c. Pengambilan Data
Dalam penelitian ini pegambilan data diperoleh dari:
• Perusahaan yang bersangkutan, baik melalui para karyawan secara
lisan maupun tulisan.
• Perpustakaan, baik perpustakaan kampus UPN “Veteran”
Yogyakarta maupun perpustakaan daerah.

12
d. Akuisisi Data
Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan data,
diantaranya :
• Pengumpulan dan pengelompokan data
• Menghitung jumlah data dengan metode statistik
e. Pengolahan Data
Dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan penggambaran,
selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, model, atau rangkaian
perhitungan pada penyelesaian dalam suatu proses tertentu.
f. Analisis Hasil Pengolahan Data
Dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan sementara.
Selanjutnya kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada
bagian pembahasan.
g. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolaha dengan
permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari
semua masalah yang dibahas.

3.2 Rencana Jadwal Penelitian


Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan penggunaan
waktu secara efisien maka perlu disiapkan mengenai rencana kegiatan
mingguan yang akan dilaksanakan selama kegiatan penelitian berlangsung.
Berikut adalah rencana penelitian mingguan :

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian

MINGGU
NO JENIS KEGIATAN
I II II IV V VI VII VIII IX X XI XII
1 STUDI LITERATUR

2 PENGAMATAN
PENGAMBILAN
3 DATA
PENGOLAHAN DAN
4
ANALISIS DATA
PEMBUATAN
5 LAPORAN

13
3.3 Rencana Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR
GAMBAR
DAFTAR
TABEL
DAFTAR
LAMPIRAN
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud Dan Tujuan
1.3. Permasalahan yang ada
1.4. Hasil yang diharapkan
II TINJAUAN UMUM
2.1. Lokasi Dan Kesampaian
2.2. Topografi dan Geologi
2.3. Iklim
2.4. Penambangan batubara
III DASAR TEORI
3.1. Definisi Push Back
3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Push Back
3.2.1. Bentuk Perlapisan Batubara
3.2.2. Striping Ratio
3.2.3. Ultimate pit slope
3.2.4. Cadangan
IV. ANALISIS PUSH BACK
4.1. Distribusi Kadar
4.2. Cadangan
4.3. Stripping Ratio
4.4. Penambangan.

14
V. PEMBAHASAN
5.1. Penentuan Ultimate Pit Limit
5.2. Penentuan Urutan Penambangan
VI. KESIMPULAN

VII. DAFTAR
PUSTAKA

1
DAFTAR PUSTAKA

Rauf, Abdul. 1998. Modul Perhitungan Cadangan Endapan Mineral”. Jurusan


Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran
Yogyakarta.

Bargawa, Waterman Sulistyana. 2015. Perencanaan Tambang Edisi Keenam.


Program Studi Teknik Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta.

Indonesianto, Yanto. 2015. Pemindahan Tanah Mekanis”. Diktat 1. Program Studi


Teknik Pertambangan. UPN “Veteran” Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai