PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Oleh
MAULANA DZULFIQRI SOFIAR
112170001
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Oleh
MAULANA DZULFIQRI SOFIAR
112.170.001/ TA
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
BAB
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Judul ............................................................................................... 1
1.2 Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.5 Batasan Masalah ............................................................................ 2
1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1 Dasar Teori ..................................................................................... 3
2.2 Parameter-parameter Rancangan ................................................... 7
2.3 Data Penelitian ............................................................................... 11
III. RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN ................................... 12
3.1 Metodologi Penelitian .................................................................... 12
3.2 Rencana Jadwal Penelitian ............................................................. 13
3.3 Rencana Daftar Isi………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
berlangsung. Arah penyebaran bahan galian adalah sebagian faktor yang
akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam merencanakan
suatu urutan penambangan tepat sehingga mampu menghasilkan produksi
yang maksimal dengan tingkat keuntungan optimal.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
c. Penaksiran Cadangan
Dalam perhitungannya digunakan metode mean area yang
merupakan rumus paling sederhana untuk menghitung volume
yang terletak diantara dua buah penampang yang sejajar dengan
luas S1 dan S2 serta jarak L. Pada metode penampang standar ini
menggunakan rumus mean area.
e. Geometri Jenjang
Geometri jenjang merupakan bagian dari pertimbangan teknis pada
suatu penambangan bahan galian tertentu. Bagian jenjang terdiri dari:
4
• Crest dan Toe
5
• Slope Angle
α T
α : sudut kemiringan
C : crest
T : toe
6
Autocad, Global Mapper, Google earth, Garmin, maupun Minescape.
Pada perangkat lunak minescape dapat dilanjutkan dengan metode
triangulasi membentuk tampilan 3 (tiga) dimensi.
b. Geometri jenjang
Dimensi jenjang yang diperhitungkan meliputi lebar, panjang, tinggi
jenjang. Ukuran panjang dan lebar jenjang ditentukan oleh metode
pembongkaran material (menggunakan alat mekanis atau peledakan),
kemampuan alat muat, pola gerak alat muat dan angkut, maupun letak
alat muat dan alat angkut yang digunakan dalam waktu bersamaan pada
saat penambangan dan sasaran produksi. Dimensi jenjang akan
mempengaruhi jumlah bahan galian yang dapat ditambang, dan
berpengaruh pada kestabilan lereng dan keamanan penambangan.
7
Adapun faktor yang mempengaruhi lebar jenjang minimum sangat
sebagai berikut:
• Jenis dan kemampuan alat.
• Posisi kerja dari peralatan yang sedang beroperasi di lantai yang
sama.
• Lebar dari tumpukan material hasil pembongkaran.
• Pemanfaatan lahan bekas tambang
• Kapasitas produksi yang akan dicapai,
Geometri jenjang terdiri dari tinggi jenjang, sudut lereng jenjang
tunggal, dan lebar jenjang. Rancangan geometri jenjang biasanya
dinyatakan dalam bentuk parameter-parameter untuk ketiga aspek ini.
Dalam pelaksanaan penambangan, pengontrolansudut lereng
biasanya dilakukan dengan menandai lokasi pucuk jenjang (crest) sesuai
dengan desain yang telah dibuat menggunakan bendera kecil. Lokasi
lubang-lubang tembak dapat pula menjadi pedoman. Penggalian
sebaiknya dilakukan dari bagian atas material, agar berada pada posisi
kerja yang aman (untuk menghindari longsoran saat penggalian
material). Komponen dasar pada tambang terbuka adalah jenjang.
a. Jalan Angkut (Haul Road)
Faktor ini biasanya mengikuti proses design setelah kedalaman
pit bottom didefinisikan. Jalan angkut dirancang pada jenjang dasar
kemudian mengikuti naiknya kea rah permukaan dengan gradien
(kemiringan) berkisar antara 8-10%. Ramp ini dapat berupa jalan
lingkar yang melingkar keatas melalui dinding pit atu switchback
yang hanya melalui salah satu dinding pit (kemungkinan
keberadaanya dikarenakan kekuatan material pada didnding tersebut
atau kapasitas muat angkutnya yang cukup baik).
Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan pembuatan
jalan angkut yaitu:
• Pada suatu tambang yang baru, letak jalan (ramp) keluar
tambang sangat penting untuk diperhitungkan. Jalan tambang
umumnya merupakan akses ke lokasi penambangan menuju
8
keluar lokasi penambangan. Faktor topografi merupakan
pertimbangan utama untuk pembuatan rancangan jalan tambang.
• Kinerja alat muat dan alat angkut tergantung dari kondisi
topografi. Lebar jalan tergantung pada lebar alat angkut.
Umunya lebar jalan yang aman adalah 3,5 kali lebar dumptruck.
Berdasarkan dimensi tersebut memungkinkan untuk lalu lintas
dua arah, ruangan untuk truk yang akan menyusul, selokan
penyaliran, dan tanggul pengaman.
• Desain ini dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar
dalam perancangan dan memudahkan dalam akses ke jenjang-
jenjang penambangan. Kemiringan maksimum yang masih
praktis pada jalan tambang yang panjang adalah 10%. Umumnya
pada tambang skala kecil merancang kemiringan jalan sebesar
10%. Rancangan spiral dan switchblack biasanya dihindari
karena cenderung melambatkan arus lalu lintas. Pertimbangan
lain adalah ban yang akan cepat aus, perawatan ban, dan faktor
keamanan.
• Apabila geometric memungkinkan dan mempertimbangkan
keamanan di beberapa lokasi jalan jambang dapat dibuat belokan
tanjakan darurat untuk menghentikan laju dumptruck yang tidak
terkendali. Selain itu perlu dibuat tanggul pemisah di tengah
jalan tambang memiliki dampak pada volume penggalian
material yang sangat besar sehingga aspek ekonomik dari
pembuatan jalan tambang cukup signifikan.
b. Dasar Perancangan Sequence
Sequence adalah bentuk-bentuk penambangan yang
menunjukkan bagaimana suatu endapan bahan galian akan
ditambang, dari titik masuk awal hingga ke bentuk akhir
penambangan.
Tujuan utama dari pentahapan ini adalah untuk membagi seluruh
volume yang ada dalam penambangan ke dalam unit-unit
perancangan yang lebih kecil sehingga lebih mudah ditangani
9
sehingga masalah perancangan tambang tiga dimensi yang
kompleks dapat disederhanakan. Selain itu, elemen waktu dapat
diperhitungkan dalam rancangan ini karena urutan penambangan
tiap-tiap sequence merupakan pertimbangan penting.
Unit perencanaan ini, di tahap awal berusaha untuk mengaitkan
hubungan antara geometri penambangan dengan geometri bahan
galian. Dengan mempelajari tingkat distribusi bahan galian dan
topografi, maka dapat dihasilkan strategi penambangan secara logis
dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Tahapan-tahapan penambangan yang dirancangan secara baik
akan memberikan akses ke semua daerah kerja dan menyediakan
ruang kerja untuk operasi peralatan dan manusia. Lebar ruang kerja
minimum yang digunakan pada saat penambangan sangat penting
ditentukan di awal perancangan agar alat-alat dapat berfungsi
optimum sesuai dengan rencana penambangan. Penentuan lebar
minimum ruang operasi dapat diperoleh dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
MWS = SWDT+RCR+DOR+(TW/2)+SWDS………………...2.2
Keterangan:
MWS = ruang kerja min dengan backhoe sebagai radius operasi
SWDT = jarak aman kerja backhoe ke dinding lereng (m)
RCR = clearance radius dari backhoe (m)
DOR = radius operasi dari backhoe (m)
TW = lebar truk (m)
10
• Penentuan batas penambangan.
• Merancang tahapan penambangan secara detail dengan melibatkan
jalan angkut dan dimensi lereng tunggal dengan memperhatikan
tonase cadangan dan overburden pada selang kedalaman tertentu.
c. Data pendukung
Data yang dapat mendukung data lapangan guna menganalisa
permasalahan yang ada untuk mencari alternatif penyelesaian masalah.
Data pendukung dapat diambil antara lain dari laporan eksplorasi,
brosur-brosur dari perusahaan, data dari instansi terkait atau literatur-
literatur.
11
BAB III
RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN
12
d. Akuisisi Data
Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan data,
diantaranya :
• Pengumpulan dan pengelompokan data
• Menghitung jumlah data dengan metode statistik
e. Pengolahan Data
Dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan penggambaran,
selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, model, atau rangkaian
perhitungan pada penyelesaian dalam suatu proses tertentu.
f. Analisis Hasil Pengolahan Data
Dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan sementara.
Selanjutnya kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada
bagian pembahasan.
g. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolaha dengan
permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari
semua masalah yang dibahas.
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
MINGGU
NO JENIS KEGIATAN
I II II IV V VI VII VIII IX X XI XII
1 STUDI LITERATUR
2 PENGAMATAN
PENGAMBILAN
3 DATA
PENGOLAHAN DAN
4
ANALISIS DATA
PEMBUATAN
5 LAPORAN
13
3.3 Rencana Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR
GAMBAR
DAFTAR
TABEL
DAFTAR
LAMPIRAN
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud Dan Tujuan
1.3. Permasalahan yang ada
1.4. Hasil yang diharapkan
II TINJAUAN UMUM
2.1. Lokasi Dan Kesampaian
2.2. Topografi dan Geologi
2.3. Iklim
2.4. Penambangan batubara
III DASAR TEORI
3.1. Definisi Push Back
3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Push Back
3.2.1. Bentuk Perlapisan Batubara
3.2.2. Striping Ratio
3.2.3. Ultimate pit slope
3.2.4. Cadangan
IV. ANALISIS PUSH BACK
4.1. Distribusi Kadar
4.2. Cadangan
4.3. Stripping Ratio
4.4. Penambangan.
14
V. PEMBAHASAN
5.1. Penentuan Ultimate Pit Limit
5.2. Penentuan Urutan Penambangan
VI. KESIMPULAN
VII. DAFTAR
PUSTAKA
1
DAFTAR PUSTAKA
16