Oleh :
7100190077
2022
i
HALAMAN PENGESAHAN
SEMINAR INDUSTRI
Dibuat Sebagai Salah Satu Persyaratan Memenuhi Seminar Industri pada
Oleh :
7100190077
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
Teknik Pertambangan
ii
SARI
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan seminar tambang
dengan judul “Pemanfaatan Limbah Tambang Untuk Bahan Konstruksi
Bangunan” tepat pada waktunya.
2. Bapak Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T, selaku Dekan Institut Teknologi
Nasional Yogyakarta.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
2.5.1 Pasir ............................................................................................................. 14
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
alzheimer,silicosis,hingga bronkritis dan sebagainya yang sangat mengancam
kesehatan (Adeosun, 2014).
Besarnya resiko yang ditimbulkan tersebut maka perlu adanya pengelolaan
limbah B3 secara menyeluruh,terpadu dan berkelanjutan.Dalam penelitian
Giedrius (2016) terkait pengelolaan limbah aluminium menkelaskan bahwa zeloit
sintetis diperoleh dari limbah produksi aluminium fluoride dengan sintetis suhu
rendah dan ditambahkan dalam campuran beton hingga 10% dapat dimanfaatkan
menjadi pengganti semen Portland.Keterbatasan material meningkatnya
permintaan material dalam pembuatan konstruksi menyebabkan tingginya biaya
kegiatan pembangunan maupun rehabilitas,sehingga diperlukan material
alternatif.
Bata beton (Paving block) merupakan salah satu alternative pilihan lapir
perkerasan permukaan tanah,yang memiliki kemudahan dalam
pemasangan,perawatan,dan relatif murah serta memiliki aspek
keindahan.Penggunaan paving block pada umumnya digunakan sebagai
perkerasan jalan,pedestrian,dan trotoar.Selain itu,dapat juga paving block
diaplikasikan pada area khusus seperti pelabuhan peti kemas,lahan parker,area
terbuka dan area industri.Kelebihan dari paving block disbanding perkerasan yang
lain yaitu meiliki daya serap air yang baik,dan dapat menjaga keseimbangan tanah
(Sembiring, 2017).Tingginya permintaan paving block,berdampak pada
meningkatnya harga dan kebutuhan bahan baku utama yang digunakan,untuk
mengatasinya dibutuhkan material berkualitas baik dan teknologi konstruksi
alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap material tertentu
(Partiwi dan Yanti, 2018).
Perngelolaan limbah padat yang berkelanjutan penting dalam mengurangi
dampak lingkungan yang ditimbulkan di suatu kawasan.Pola penggunaan kembali
atau daur ulang limbah abu slag sluminium diharapkan dapat mengurangi tingkat
polusi udara,air dan tanah.Bukan hanya itu,pengembangan inovasi ini akan bias
menekan biaya produksi untuk material konstruksi,mengingat material yang
digunakan merupakan limbah atau buangan yang sudah tidak terpakai lagi.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,dapat dirumuskan beberapa
permasalahan,diantaranya sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh subtitusi semen dengan abu slag aluminium terhadap
kuat tekan dan daya serap air,pada pembuatan paving block?
2. Bagaimana jenis mutu paving block yang sesuai dengan hasil yang dilakukan
terhadap subtitusi semen dengan abu slag aluminium?
3. Bagaiman hasil uji potensi pelindian pada paving block terhadap subtitusi
semen dengan abu slag aluminium komposisi optimum?
3
(Tailing) sebagai bahan dasar industri bangunan guna untuk mengurangi
eksploitasi sumber daya alam.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tailing dapat disimpan dalam berbagai cara, tergantung pada sifat fisik dan
kimiawi, lokasi topografi, kondisi iklim, peraturan dan kendala lingkungan, dan
konteks sosial ekonomi di mana operasi tambang dan pabrik pengolahan berada.
Tailing paling sering diangkut dalam bentuk lumpur (slurry) ke permukaan
fasilitas penyimpanan, yang dapat menempati hingga setengah daerah gangguan
pada operasi penambangan. Tailing juga dapat disimpan dalam pit dan lahan
limbah terpadu (Goverment, 2016)
5
2.2 Pemanfaatan Tailing
Sumberdaya alam dibutuhkan seiring dengan pertumbuhan jumlah
penduduk yang pesat, peningkatan kebutuhan akan perumahan, infrastruktur, dan
sarana penunjang kegiatan sehari-hari seperti perkantoran, sekolah, pasar dan
lainnya. Penggunaan sumberdaya alam yang berlebih misalnya untuk sektor
konstruksi tentu akan akan menyebabkan rusaknya hutan, lahan pertanian, dan
berkurangnya sumberdaya alam. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut
adalah dengan meningkatkan pemanfaatan limbah misalnya tailing sebagai bahan
bangunan (Riogilang & Masloman, 2012).
6
berupa silica, sehingga jumlah pasir silica cukup berlimpah. Ukuran butir dari
pasir silicanya bundar kecil yang pada hakekatnya setara dengan ukuran bentuk
butir silica yang diharuskan untuk menghasilkan material bangunan AAC.
Material bangunan ringan AAC dengan bahan baku pasir silica dari tailing
tersebut, mempunyai sifat sebagai Isolator panas yang sangat baik, bahan
kedap suara dan material dengan kualitas yang diinginkan serta sebanding
dengan material bahan bangunan AAC yang menggunakan pasir silica yang
bersumber dari bahan material tailing (Pohan, 2007)
3. Tailing sebagai campuran beton PT. Freeport Indonesia bekerja sama dengan
Institut Teknologi Bandung telah berhasil membuat beton dengan bahan dasar
tailing dari pertambangan tembaga dan emas, penelitian ini merupakan hasil
penelitian dari beberapa tahun. Penggunaan tailing sebagai bahan dasar
pembuatan beton telah dilakukan pada tahun 2001 untuk pembangunan jalan
menuju tambang Gresberg di M.28, pembangunan jembatan S. Kaoga, dan
beberapa konstruksi lainnya. Beton ini disebut Beton Polimer dengan
komposisi semen Portland 29,4%, polimer 0,6%, dan tailing 70%, dan telah
memperoleh sertifikat Pengujian dari Depertemen KIMPRASWIL Pada tahun
2004 (Indonesia, 2006). Saat ini tailing juga telah digunakan untuk bahan
bangunan perumahan karyawan perusahaan (Riogilang & Masloman, 2012)
4. Tailing untuk pembuatan paving block Penelitian yang dilakukan oleh Tim KP
Koversi di Pulau Bintan, mengungkapkan bahwa tailing hasil pencucian
bauksit telah dicoba untuk dibuat bahan bangunan oleh bekas karyawan PT.
Aneka Tambang di Pulau Bintan, dan 8 berhasil baik. Prosesnya sederhana,
tailing hasil pencucian bauksit, dicuci kembali untuk menghilangkan sisa air
laut yang terdapat pada tailing, kemudian disaring. Dengan tambahan semen,
kemudian dengan alat sederhana dicetak menjadi paving block. Hasil inovatif
tersebut telah digunakan untuk pembatas jalan, dan tembok pagar masjid yang
terletak di komplek perkantoran PT. Aneka Tambang. Dan banyak diminati
oleh rakyat setempat karena murah (Riogilang & Masloman, 2012).
7
2.3 Abu Slag Aluminium
8
Gambar 2.1 Proses Pengolahan Aluminium PT.Sumber Makmur Kedungsari
No Kandungan Prosentase
9
Gambar 2.2 Hasil Ayakan Abu Slag Aluminium
(Sumber : Nurul Muzzayyanah, 2021)
10
Berikut merupakan karakteristik limbah slag aluminium :
(%) Ppm
Ph 8,65 - 4500 H+ B #)
11
mendominasi dari limbah slag aluminium adalah Aluminium (Al), Natrium
(Na), dan Klorida (Cl), sedangkan unsur logam berat yang terdapat dalam
limbah slag aluminium yaitu Kadmium (Cu) dengan konsentrasi sebesar 14
ppm, dan Fluorida (F) dengan konsentrasi sebesar 71,57 ppm (Ramadhani.
2019).
Hasil dari senyawa dalam limbah slag aluminium pada pengujian XRD
yang dilakukan oleh Ramdhani (2019) terdapat dalam (Gambar 2.3)
12
amorf, sehingga limbah slag aluminium memiliki keunggulan lebih tahan
terhadap zat kimia (Ramadhani. 2019)
13
paving block disbanding perkerasan yang lain yaitu memiliki daya serap air yang
baik, dan dapat menjaga keseimbangan tanah (Sembiring, 2017). Bahan dasar
dalam pembuatan paving block ini umumnya terdiri dari pasir, semen dan air.
Dalam SNI 03 – 0691 – 1996 tentang paving block, klasifikasi mutu paving
block dibagi menjadi 4 mutu yaitu mutu A, B, C dan D. Setiap mutu mempunyai
kegunaan masing masing. Karena memiliki kegunaan yang beragam maka setiap
mutu mempunyai nilai batas paving block untuk nilai kuat tekan dan daya serap
air masing masing. Penjelasan untuk nilai batas uji kuat tekan dan daya serap air
dijelaskan pada Tabel 2.3.
2.5.1 Pasir
Pasir atau agregat halus adalah bahan pengisi pada beton,yang mencapai
70%-75% dari volume beton,sehingga agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-
sifat beton.Agregat yang baik membuat beton dapat dikerjakan
(workable),kuat,tahan lama (druble) dan ekonomis. (Iduwin, 2017)
2.5.2 Semen
Semen perlu digunakan dalam pembuatan paving block guna untuk pengikat
antara satu komponen dengan komponen.Penambahan air pada semen akan
14
menghasilkan suatu pasta semen yang apabila pasta tersebut mongering kan
memiliki kekuatan seperti batu,sedangkan apabila ditambah air dan pasir akan
menjadi mortar,dan apabila ditambah dengan kerikil atau batu pecah disebut beton
(Ramadhani, 2019).
Senyawa kimia utama dari golongan mayor yang menyusun semen Portland
yaitu :
a. Trikalsium Silikat (C) atau C3S terdapat sebanyak 45%
b. Dikalsium Silikat (2CaO.SiO2) atau C2S terdapat sebanyak 25%
c. Trikalsium Aluminat (3CaO.Al2O3) atau C3A terdapat sebanyak 10%
d. Tetrakalsium Aluminoferit (4CaO.Al2O3.Fe2O3) atau C4AF terdapat sebanyak
8%
2.5.3 Air
Air merupakan komponen campuran yang penting dalam pembuatan
paving block.Air ini akan bereaksi dengan semen dan mendukung terbentuknya
kekuatan pasta semen.Kualitas air untuk campuran paving block perlu mendapat
perhatian.Pada umumnya untuk campuran paving block diperlukan air yang
memenuhi standar air minum (Ramdhani, 2019)
15
a. Mengambil contoh uji 10 buah yang sudah berbentuk kubus
b. Menekan contoh uji hingga hancur dengan mesin penekan
c. Penghitungan kuat tekan dihitung dengan rumus :
Kuat Tekan =
Keterangan :
Kuat tekan rata-rata diambil dari jumlah kuat tekan dibagi jumlah contoh uji
16
penelitian ini memiliki beberapa tahapan yaitu mulai dari persiapan bahan untuk
pembuatan paving block, pencampuran semua bahan dalam mesin pengaduk,
pencetakan benda uji menggunakan alat cetak, perawatan dengan cara
perendaman benda uji selama 28 hari, pengujian kuat tekan dan daya serap air,
selanjutnya komposisi optimum yang telah didapatkan dari uji kuat tekan dan daya
serap ,setelah hasil uji didapatkan akan dilakukan analisa dan pembahasan
sehingga dapat ditarik kesimpulan.
17
macam konstruksi apabila tidak diperlukan sifat–sifat khusus, semen jenis ini
biasa digunakan untuk konstruksi bangunan untuk rumah permukiman,
gedung bertingkat, dan jalan raya (Salain, 2009). Semen yang digunakan
adalah semen portland tipe 1 dengan berat jenis 3,15 gram/cm3.
c. Abu slag aluminium yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah bekas
kegiatan industri peleburan aluminium yang ada di Desa Kendalsari,
Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Abu yang digunakan memiliki
ukuran partikel yang lolos saringan #80 atau setara dengan partikel berukuran
lebih kecil sama dengan 0,180 mm dan memiliki berat jenis 2,02 gram/cm3.
18
Gambar 2.6 Proses Pencetakan
(Sumber : Nurul Muzzayanah, 2021)
Setelah tercetak, simpan paving ditempat yang teduh dan lembab. Setelah
24 jam,paving dilepas dari plat alasnya dan direndam dalam air selama 3
hari.Selanjutnya paving diangin-anginkan dan diangkat selama 14 hari, setelah
kering paving siap dipakai setelah umur 28 hari.
19
BAB III
Hasil penelitian merupakan data sekunder yang disajikan dalam bentuk tabel
dari kajian beberapa jurnal,yang menjadi kajian objek ini adalah Pemanfaatan
Limbah Abu Slag Aluminium Sebagai Subtitusi Semen Dalam Pembuatan Paving
Block memiliki komposisi sebagai berikut (Tabel 3.1) :
0% 10 5 15
5% 10 5 15
10% 10 5 15
15% 10 5 15
20% 10 5 15
TOTAL 75
Populasi dalam penelitian ini adalah 100 buah paving block dengan
penambahan abu slag aluminium sebagai subtitusi semen pada paving block
berukuran 20 x 10 x 6 (cm).Sampel penelitian yang digunakan kali ini terdiri dari
75 benda uji paving block.Komposisi campuran pembuatan paving block dapat
dilihat pada tabel (Tabel 3.2).
20
Tabel 3.2 Komposisi Campuran Paving Block
21
Gambar 3.1 Pengujian kuat tekan paving block
(Sumber : Nurul Muzzayanah, 2021)
Data hasil pengujian kuat tekan paving block dapat dilihat pada (Gambar
3.2)
Dari hasil pengujian kuat tekan apabila dibandingkan dengan syarat mutu
kategori paving block sesuai dengan SNI 03-0691-1996 dapat dilhat pada (Tabel
3.3)
22
Tabel 3.3 Kategori Paving Block Terhadap Kuat Tekan
Komposisi Kuat Tekan Kategori Paving
(Mpa)
0% 43,211868 A
5% 39,235629 A
10% 33,65424 B
15% 28,20431 B
20% 17,429684 B
Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan yang dapat dilihat di (Tabel 3.3)
terlihat bahwa abu slag aluminium sebagai subtitusi semen pada paving block
dapat menurunkan nilai kuat tekan paving block.Penurunan tersebut terjadi,karena
beberapa factor
a. Faktor pertama disebabkan oleh karakteristik limbah slag aluminum yang
memiliki sedikit silica,sehingga dapat menghambat terjadinya reaksi pozzolan
kalsium silikat hidrat atau biasa disebut sebagai CSH (Mailar, 2016).
b. Faktor yang kedua yaitu karena fasa yang terdapat dalam limbah slag
aluminium berupa Kristal aluminium dan sedikit Kristal silica,dimana fasa
tersebut tidak mudah bereaksi dengan kalsium dalam semen,sehingga membuat
permukaan beton berongga dan dapat mengurangi berat jenis beton (Ramdhani,
2016)
Faktor lain dapat menpengaruhi hasil besar atau kecilnya nilai kuat tekan
yaitu ukuran agregat.Menurut Purwati (2014),salah satu cara meningkatkan kuat
tekan beton adalah dengan pembuatan beton ekstra padat yang menggunakan
gradasi agregat yang baik.Apabila agregat mempunyai ukuran butiran yang lebih
halus dan ukuran yang bervariasi,maka volume pori beton menjadi lebih
kecil,sehingga bias ditarik kesimpulan bahwa agregat yang bervariasi dapat
mengisi satu sama lain sehingga paving block menjadi lebih padat (Luthfianti,
2018)
23
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Saraswati dan Razif
(2020),pemanfaatan slag aluminium terbaik tidak lebih dari 20% sebagai subtitusi
semen dalam paving block yang aman bagi lingkungan.Nilai uji kuat tekan
dipengaruhi daya serap limbah slag terhadap penyerapan air atau hidrolis.Sifat
hidrolis dari slag tersebut memungkinkan reaksi pengikatan oleh semen dan
agregat terganggu.Ini disebabkan karena dalam mengikat agregat dan air
diperlukan air yang cukup atau disebut juga factor air dan semen (FAS).Hal
tersebut menyebabkan beberapa sampel mengalami penurunan tekan,selain itu
penurunan kuat tekan juga tegantung dari openambahan zat aditif atau zat
epngikat yang digunakan,untuk dapat meningkatkan kuat tekan maka perlu
ditambahkan zat pengikat,apabila limbah slag yang digunakan terlalu besar dan
tidak ada zat pengikat lain dikhwatirkan akan mudah rapuh dan hancur sehingga
dapat mecemari lingkungan.
Pengujian terhadap daya serap air paving block dilakukan pada sampel
paving block yang umur minimal 28 hari dalam keadaan kering dengan jumlah
benda uji yang diambil adalah 5 buah untuk masing-masing komposisi campuran
abu slag aluminium sebagai substitusi semen. Dari setiap komposisi penambahan
abu slag aluminium didapatkan daya serap air rata-ratanya. Adapun contoh paving
block yang diuji kuat tekan nya, dapat dilihat pada (Gambar 3.3)
24
Hasil daya serap air rata-rata paving block masing-masing komposisi dapat
dilihat pada (Gambar 3.4)
Dari hasil pengujian daya serap air apabila dibandingkan dengan syarat
mutu kategori paving block sesuai dengan SNI 03-0691-1996 dapat dilihat pada
(Tabel 3.4) berikut:
Berdasarkan hasil yang tertera pada (Tabel 3.4) bahwa penambahan abu
slag aluminium sebagai subtitusi semen pada paving block cenderung dapat
menambah nilai daya serap terhadap paving,kecuali pada presentase penambahan
abu slag aluminium komposisi 10% mengalami penurunan.Menurut Larasati
(2016) besar atau kecil nilai daya serap air yang dihasilkan tergantung dari
25
kepadatan dan jumlah rongga yang terdapat pada paving block.Pada penelitian ini
bahas subtitusi yang digunakan sebagai pengganti semen adalah abu slag
aluminium,apabila dibandingkan ukuran partikel slag aluminium lebih besar
daripada ukuran partikel semen,dimana ukuran partikel abu slag sebesar 0-
0,180mm sedangkan ukuran partikel semen sebesar 0-0,025mm.Material pasir
yang digunakan menggunakan pasir dari Gunung Merapi yang memiliki rentang
ukuran yaitu 0,15mm – 4,8 mm(Lasino, 2015).Menurut sebayang dkk (2011)
jumlah campuran yang diberikan untuk tiap-tiap cetakan pada mesin atau alat
cetak manual tidak melalui proses penimbangan terlebih dahulu sehingga
jumlahnya tidak sama,akibatnya kepadatan sampel menjadi beragam rongga yang
tercipta juga beragam.
26
3.3 Kadar Optimum Campuran
Data hasil pengujian paving block pada tabel (Tabel 3.5) dengan
menambahakan abu slag aluminium sebagai subtitusi semen menunjukan bahwa
hubungan hasil uji kuat tekan dan daya serap paving block adalah berbanding
terbalik.Dikarenakan masing-masing hasil nilai uji memiliki kategori paving
berbeda,sehingga perlu untuk mengetahui kadar optimum campuran komposisi
yang sesuai.
Berdasarkan Tabel didapatkan mutu paving block dari hasil uji kuat tekan
dan daya serap air yang beragam,kadar optimum campuran ditentukan pada
paving yang memiliki hasil mutu untuk kuat tekan dan kadar optimum yang
didapatkan adalah komposisi campuran 10% dengan hasil kuat tekan sebesar
33,65 Mpa dan kemampuan daya serap air sebesar 5% termasuk pada kategori
mutu paving B yang dapat digunakan untuk peralatan parkir
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan serangkaian proses penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian kuat tekan menurun hingga seiring dengan penambahan abu
slag aluminium,disebabkan oleh karakteristik limbah slag aluminium yang
memiliki sedikit kandungan silica sehingga menyebabkan terhambatnya
proses pengerasan,nilai kuat tekan pada subtitusi 0%:5%;15%; dan 20%
berturut-turut sebsar 43,21Mpa;39,23Mpa;33,65Mpa;28,2 Mpa; dan 17,43
Mpa.Nilai daya serap air cenderung meningkat seiring dengan penambahan
abu slag aluminium,disebabkan karena ukuran partikel abu slag yang lebih
besar dari semen sehingga menghasilkan pori-pori yang lebih besar juga
terhadap paving.Didapatkan nilai pada subtitusi 0%,5%,10%,15%,dan 20%
berturut-turut sebesar 6%,7%,5%,8%,dan 10%.
2. Komposisi optimum adalah 10% abu slag aluminium pada subtitusi
semen.Jenis mutunya adalah paving kategori B paving yang digunakan untuk
peralatan parker
4.2 Saran
Saran yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya adalah
1. Seminar ini dapat dikembangkan dengan variasi campuran yang lebih besar
dan beragam
2. Seminar ini dapat dikembangkan dengan pembahasan analisa ekonomi
28
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi & Yanti. (2018). Pengaruh Zeolit sebagai Agregat Kasar dan Batubara
sebagai Bahan Campuran Semen terhadap Kuat Tekan Paving Block. Jurnal
Teknologi Mineral dan Batubara. Vol.14, No.3.
http://buletinsdg.geologi.esdm.go.id/index.php/bsdg/article/view/BSDG_VOL_3_
NO_1_2008_2
http://envirotek.upnjatim.ac.id/index.php/envirotek/article/view/69
http://psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium%202007/KONSERVASI/Prosiding%20
PT.FI.pdf
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/tekno/article/viewFile/4134/3648
http://bdksurabaya-
kemenag.id/p3/data/uploaded/dokumen/LINGKUNGAN_HIDUP_DALAM_PE
MBANGUNAN__WIBSITE_BULAN__OKT__2014.pdf
29