PERENCANAAN TAMBANG
DIAJUKAN OLEH:
KENDARI
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
PERENCANAAN TAMBANG
DIAJUKAN OLEH:
Dosen Pengampuh,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya yang begitu besar kepada penulis sehingga tugas ini
yang berjudul “Analisi Candangan, Produksi, Alat, dan Keuangan pada PT. 5
M.Si., selaku penanggung jawab mata kuliah yang telah meluangkan waktu,
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang
Perencanaan Tambang.
2) Bapak Marwan Zam Mili, ST., MT selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah
Perencanaan Tambang.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL................................................................................................. xii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 2
F. Analisi Ekonomi...................................................................................... 15
V. PENUTUP
iv
A. Kesimpulan
............................................................................................................... 12
0
B. Saran
............................................................................................................... 12
1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
1
A. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
teknik yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan serta
tambang (mine design) yang mencakup pula kegiatan-kegiatan seperti yang ada
pada perencanaan tambang, tetapi semua data dan informasinya sudah rinci
(pemodelan geologi, pit potensial, pit limit, geoteknik, stripping ratio, dan data
pendukung lainnya).
batas akhir penambangan dalam jangka waktu tertentu sacara aman dan
(conceptual design), yaitu suatu rancangan awal atau titik tolak rancangan yang
dibuat atas dasar analisis dan perhitungan secara garis besar dan baru dipandang
dari beberapa segi yang terpenting, kemudian akan dikembangkan agar sesuai
(engineering design), adalah suatu rancangan lanjutan dari rancangan konsep yang
disusun dengan rinci dan lengkap berdasarkan data dan informasi hasil penelitian
laboratorium serta literatur dilengkapi dengan hasil-hasil pemeriksaan keadaan
B. Rumusan Masalah
5. Berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk proses penambangan pada Blok fafa
PT. 5 Dragon?
C. Tujuan
4. Membuat perencanaan peralatan untuk proses penambangan pada Blok fafa PT.
5 Dragon.
D. Manfaat
akan dikeluarkan untuk proses penambangan pada Blok fafa PT. 5 Dragon.
2
B. TINJAUAN PUSTAKA
A. Perencanaan Tambang
teknik yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan serta
tambang (mine design) yang mencakup pula kegiatan-kegiatan seperti yang ada
pada perencanaan tambang, tetapi semua data dan informasinya sudah rinci
(pemodelan geologi, pit potensial, pit limit, geoteknik, stripping ratio, dan data
pendukung lainnya).
batas akhir penambangan dalam jangka waktu tertentu sacara aman dan
lain:
3
3. Perencanaan jangka pendek, yaitu suatu perencanaan aktivitas untuk jangka
waktu kurang dari setahun demi kelancaran perencanaan jangka menengah dan
panjang.
perencanaan telah disusun, kadang-kadang terjadi hal-hal yang tak terduga atau
ada perubahan data dan informasi atau timbul hambatan yang sulit untuk
1. Rancangan konsep (conceptual design), yaitu suatu rancangan awal atau titik
tolak rancangan yang dibuat atas dasar analisis dan perhitungan secara garis
besar dan baru dipandang dari beberapa segi yang terpenting, kemudian akan
rancangan lanjutan dari rancangan konsep yang disusun dengan rinci dan
(Prinandi, 2015).
B. Penyaliran Tambang
4
terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang
antaranya ialah pertama, air yang cenderung menghambat pergerakan dan kontrol
kestabilan lereng yang dalam hal ini air dapat mengurangi efektifitas kekuatan
(Seegmiller, 2003).
keberhasilan operasi dan tergantung pada beberapa faktor yaitu kondisi geologi
akuifer seperti area limpasan, arah umum aliran, ketebalan dari lapisan hidrolik
air, sebuah sistem penyaliran tambang akan sulit dirancang dan diterapkan pada
5
C. Peralatan Tambang
mekanis. Oleh karena itu diperlukan rencana pemilihan peralatan tambang, agar
peralatan yang akan digunakan sesuai dengan kondisi dimana peralatan tersebut
bekerja :
1. Pemilihan Alat
geoteknik; g) Sasaran produksi; dan h) Jam kerja (shift) kerja per hari.
a) Macam Alat
Macam alat adalah alat gusur, alat garu, alat gali, alat muat, alat gali muat, alat
angkut, alat gali muat angkut, alat pemadat (compactor), alat untuk menimbun,
alat untuk pemeliharaan jalan, alat untuk pemeliharaan timbunan, alat untuk
b) Kombinasi Alat
Yang dimaksud dengan kombinasi alat adalah beberapa macam alat yang
bekerja sama untuk suatu kegiatan kerja. Misal pada kegiatan penggalian bahan
6
galian di front kerja, ada kombinasi alat yang terdiri dari: alat gali, alat muat, alat
angkut. Pada wastedump area penimbuanan alatnya bisa terdiri dari alat angkut,
Besar atau kecilnya alat dinyatakan dalam ukuran atau kapasitas material
yang dapat ditangani oleh alat. Alat gali muat missal Backhoe ukuranya
dinyatakan dengan ukuran atau kapasitas bucket nya. Ukuran Backhoe kecil,
apabila ukuran bucket nya kurang dari 2 m3. Ukuran Backhoe besar apabila
suatu front, kombinasinya bias 2 alat gali muat (Backhoe) dengan 9 Truck. Atau1
alat bor peledakan dengan 2 alat muat (Dozer Shovel) dan 10 Truck dll.
pengupasan lapisan tanah penutup digunakan Backhoe sebagai alat gali muat,
Truck sebagai alat angkut dan Buldozer sebagai alat gusur untuk merapikan
kondisi front kerja agar Backhoe dan Truck dapat bekerja dengan leluasa tanpa
adanya hambatan. Missal ada bongkah material yang menggangu Truck yang
7
2. Produksi Peralatan Mekanis
Alat gali muat yang digunakan adalah excavator backhoe yang sekaligus
perancangan jumlah alat gali-muat dan alat angkut antara lain yaitu
(Indonesianto, 2013).
1. Sifat Batuan
(Sweel Factor).
2. Keadaan Cuaca
waktu edar akan menjadi lebih lama sehingga efisiensi kerja alat
berkurang.
8
peralatan dapat bergerak aman. Pembuatan juga dibuat secara continue
selanjutnya.
𝑊𝑒
Efesiensi Kerja= 𝑊𝑡 𝑥 100%
Keterangan :
volume nyata dengan volume spesifikasi alat yang dinyatakan dalam persen.
Semakin tinggi faktor pengisian maka semakin tinggi volume nyata dari alat
tersebut. Hal ini akan berhubungan dengan jumlah pengisian terhadap alat
9
angkut. Faktor yang mempengaruhi proses pemuatan adalah kandungan air,
𝑣𝑛
Ft= 𝑣𝑡 𝑥100%
Keterangan :
tersedia pada truk sama atau lebih besar dari pada rimpull yang dibutuhkan
2013).
375𝑥𝐻𝑃𝑥𝐸𝑀
Rp= 𝑉
Keterangan :
10
RP = Rimpull (lb)
EM = Efisiensi mekanis
RP = W ×Dr
Keterangan :
RP = Rimpull (lb)
RP = W × Dt × K
Keterangan :
11
K = Kemiringan (%)
HLT = 𝐷
++
𝑉!
Keterangan :
V = Kecepatan (meter/menit)
e) Waktu Edar
Waktu edar (cycle time) merupakan waktu yang diperlukan suatu alat untuk
melakukan suatu daur kerja. Semakin kecil waktu edar alat, maka produksinya
Ctm = t1 + t2 + t3 + t4
Keterangan:
12
t3 = Waktu menumpahkan muatan ke dalam bak alat angkut (detik)
Cta = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6
Keterangan :
13
Produksi alat gali-muat dapat dihitung dengan menggunakan rumus
(Wibisono, 2021) :
Pm = + ⋯x Cb x Ff x Ek
60
𝐶𝑡𝑚!
Keterangan :
(Wibisono, 2021) :
Pa =
+ ⋯x Cb x Ff x𝐸𝑘 𝑥𝑛
60
𝐶𝑡𝑚!
Keterangan :
14
Ff = Fill factor (%)
N = Jumlah isian
diketahui terlebih dahulu target produksi dan produksi alat sehingga dapat
𝑇�
N =
Keterangan :
diketahui terlebih dahulu jumlah alat yang bekerja sehingga dapat dirumuskan :
�
Na =
�𝐴
Cd = Na – N Keterangan :
15
Na = Jumlah alat yang disediakan (unit).
Hubungan kerja yang serasi antara alat muat dan alat angkut didapatkan
dengan cara mengatur produksi alat muat harus sesuai dengan produksi alat
angkut. Faktor keserasian alat muat dan alat angkut didasarkan pada produksi alat
muat dan produksi alat angkut, yang dinyatakan dalam Match Factor (MF).
Secara teoritis produksi alat muat haruslah sama dengan produksi alat
angkut, sehingga perbandingan antara alat angkut dan alat muat mempunyai nilai:
𝑁𝑎𝑥𝐶𝑇𝑚
MF=𝑁𝑚𝑥𝐶𝑇𝑎
Keterangan :
MF = Match Factor
16
CTa = Waktu edar alat angkut , menit
MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut bekerja
MF = 1, artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehingga tidak terjadi
MF > 1, artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang
i) Pola Pemuatan
pola pemuatan juga merupakan faktor yang mempengaruhi waktu edar alat. Pola
pemuatan berdasarkan dari posisi dumptruck untuk dimuati hasil galian backhoe
1. Top loading
atau posisi dumptruck berada disatu level dibawah backhoe. Cara ini hanya
dipakai pada alat muat backhoe. Selain itu keuntungan yang diperoleh yaitu
2. Bottom loading
17
Melakukan pemuatan dimana posisi truk dan backhoe berada pada satu
kedudukan alat muat sejajar dengan kedudukan alat angkut (posisi alat muat
D. Penjadwalan Produksi
Penjadwalan produksi pada tambang terbuka merupakan hal yang penting dalam
dimensi yang terdiri dari susunan blok-blok, pada setiap blok memiliki tingkatan
berat dan logam terkandung didalamnya yang diestimasi berdasarkan data titik
bor. Untuk blok yang ditambang kandungan logam harus diketahui terlebih
dahulu sebelum diproses ke pabrik. Blok tidak diproses kecuali secara ekonomis
yang diperoleh dari penjualan blok yang mengandung logam lebih besar dari
biaya pengolahan. Hal ini menyebabkan blok dibagi menjadi 2 yaitu blok yang
dapat diproses karena dianggap menguntungkan dan blok yang tidak diproses.
Setiap blok memiliki nilai ekonomis tersendiri. Berikut beberapa hal yang biasa
18
1. Batasan cadangan, memperlihatkan blok mana saja yang dapat ditambang
nantinya.
sebelumnya.
3. Masalah penambangan, total berat blok (waste dan ore) yang ditambang
selama setiap periode harus setidaknya sama dengan nilai minimum untuk
4. Masalah pengolahan, total berat blok ore yang ditambang selama periode
biaya pengolahan, diasumsikan bahwa ore diproses selama periode yang sama
ketika ditambang.
recovery dari ore yang diproses tidak boleh melebihi jumlah yang dapat dijual
selama periode tersebut dan tidak boleh kurang dari nilai minimum.
tertentu yang meliputi data tonase bijih dan waste, kadar dan pemindahakan
19
strategi kadar batas (cut off grade). Data masukan dalam evaluasi tersebut adalah
tabulasi ton dan kadar per jenjang dari material yang akan ditambang.
II. Penjadwalan sering dibuat untuk mengevaluasi strategi COG yang berbeda.
bijih yang diandalkan untuk dikirim ke pabrik pengolahan. Aspek yang perlu
dicermati disini adalah pada elevasi jenjang berapakah akan terjadi peralihan dari
material penutup (waste) ke bijih yang diandalkan. Salah satu kriteria adalah
nisbah kupas. Pada elevasi jenjang berapakah nisbah kupas jenjang akan
Pada tambang terbuka untuk menentukan kedalaman dari sebuah pit, perlu
diperhatikan secara detail kalkulasi dari seberapa banyak material pengotor yang
akan digali sebelum menambang ore, perbandingan antara jumlah material tanah
20
penutup yang akan dipindahkan dengan ore yang akan ditambang disebut nisbah
pendapatan yang akan diperoleh dari pengupasan overburden terhadap harga jual
dari ore dan produk lainnya, jika ada. Dengan kata lain biaya yang dikeluarkan
untuk pengupasan tanah penutup dapat menutupi biaya pengambilan ore. Setelah
2013).
21
Presentase jenjang terakhir yang harus ditambang dihitung untuk mencapai
jenjang-jenjang berikutnya hingga semua bijih dapat terambil. Jumlah ore, waste,
dan material total ditabulasikan untuk setiap bulan. Jumlah waste yang harus
4. Menyeimbangkan Jadwal
pergerakan material total untuk setiap periode waktu. Langkah berikutnya adalah
menambang dari sequence sumber bijih utama dari sequence waste yang harus
Masalah yang timbul adalah aka nada sejumlah waste didalam material
Metode yang dapat dilakukan adalah metode coba-coba (trial and error).
Setelah bijih dan waste ditentukan untuk suatu periode waktu, kadar untuk tahun
itu dapat ditentukan sebagai rata-rata tertimbang (berbobot) untuk bijih yang
ditambang. Jumlah bijih yang ditimbun selama pra-produksi dan bijih yang
ditambang selama tahun pertama sama dengan sasaran produksi tahun pertama.
Untuk pabrik yang besar, sasaran produksi tahun pertama biasanya sekitar 75%
22
sasaran produksi. Umumnya kesalahan prakiraan produksi sulit
juga pada jumlah jenjang yang dapat ditambang dari satu sequence selama tahun
kegiatan operasi produksi dari endapan nikel, juga untuk mempertimbangkan apa
yang terjadi pada material setelah ditambang. Dalam hal ini awal kegiatan
operasi produksi dilakukan mulai dari lokasi yang memiliki kadar nikel tinggi,
material yang telah ditambang dari pit dibawa ke stockpile berdasarkan tingkat
sama, hal ini sulit dilakukan maka dari itu perlu dilakukan desain sequence.
fase bench.
23
produksi, maka penjadwalan penambangan tiap bench tidak melebihi
saja yang ditambang terlebih dahulu dengan memperhatikan cut off grade
(COG).
blok, agar blok dapat ditambang maka blok yang berada didekat permukaan
ditambang terlebih dahulu. Misalnya pada gambar 11, untuk mengesktrak blok
kuning semua blok biru harus ditambang lebih awal atau bersamaan dengan blok
kuning dalam periode tertentu. Untuk memastikan jumlah blok yang ditambang
(Alipour, 2021)
yang memiliki nilai ekonomis pada atau di atas kerak bumi, dengan bentuk,
kualitas dan kuantitas tertentu yang memiliki keprospekan yang beralasan untuk
24
yang spesifik. Sumberdaya mineral dikelompokkan lagi berdasarkan tingkat
4726:2011).
kepercayaan rendah. Hal ini direka dan diasumsikan dari adanya bukti geologi,
tetapi tidak diverifikasi kemenerusan geologi dan/atau kadarnya. Hal ini hanya
berdasarkan dari informasi yang diperoleh melalui teknik yang memadai dari
lokasi mineralisasi seperti singkapan, paritan uji, sumuran uji, dan lubang bor
tetapi kualitas dan tingkat kepercayaannya terbatas atau tidak jelas. Sumberdaya
dibandingkan dengan
tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik, kadar, dan kandungan mineral dapat
diestimasi dengan tingkat kepercayaan yang wajar. Hal ini didasarkan pada hasil
melalui teknik yang tepat dari lokasi-lokasi mineralisasi seperti singkapan, paritan
uji, sumuran uji, terowongan uji, dan lubang bor. Lokasi pengambilan data masih
terlalu jarang atau spasinya belum tepat untuk memastikan kemenerusan geologi
25
kemenerusannya. Sumberdaya mineral tertunjuk memiliki tingkat keyakinan yang
tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik, kadar, dan kandungan mineral dapat
diestimasi dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Hal ini didasarkan pada hasil
pengujian conto yang diperoleh dengan teknik yang tepat dari lokasi-lokasi
mineralisasi seperti singkapan, paritan uji, sumuran uji, terowongan uji, dan
lubang bor. Lokasi informasi pada kategori ini secara meruang adalah cukup rapat
tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis. Hal ini termasuk tambahan
material tersebut ditambang. Pada klasifikasi ini pengkajian dan studi yang tepat
sudah dilakukan, dan termasuk pertimbangan dan modifikasi dari asumsi yang
lingkungan, sosial, dan pemerintahan. Pada saat laporan dibuat, pengkajian ini
menunjukkan bahwa ekstraksi telah dapat dibenarkan dan masuk akal. Cadangan
26
Cadangan bijih terkira (Probable Reserves)
ekonomis untuk ditambang, dan dalam beberapa kondisi, juga merupakan bagian
dari sumberdaya mineral terukur. Ini termasuk material dilusi dan “material
studi yang tepat harus sudah dilaksanakan, dan termasuk pertimbangan dan
Pada saat laporan dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa ekstraksi telah dapat
dibenarkan dan masuk akal. Cadangan bijih terkira memiliki tingkat keyakinan
lebih rendah dibandingkan dengan Cadangan bijih terbukti, tetapi sudah memiliki
kualitas yang cukup sebagai dasar membuat keputusan untuk pengembangan suatu
cebakan.
ekonomis untuk ditambang. Hal ini termasuk material dilusi dan “material hilang”
yang mungkin terjadi ketika material ditambang. Pengkajian dan studi yang tepat
dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa ekstraksi telah dapat dibenarkan dan
masuk akal. Cadangan bijih terbukti mewakili tingkat keyakinan tertinggi dari
27
F. Analisi Ekonomi
A. Aspek Teknis
bahan galian, bongkar muatan bahan galian, dan kembali ke kegiatan semula.
Untuk waktu edar excavator backhoe, waktu total pada alat tersebut terdiri dari
loading hingga dumping ke dump truck dan sampai kosong lagi. Selain itu untuk
waktu edar dump truck terdiri atas menunggu alat untuk diangkut, waktu
mengambil posisi untuk diisi (manuver), waktu loading, waktu traveling, waktu
manuver untuk dumping, waktu dumping dan waktu kosongan. (Pratama dkk,
2019)
yang penting untuk mencapai sasaran produksi yang telah ditentukan perusahaan.
Pentingnya memperkirakan produksi dari alat muat dan alat angkut karena ada
kaitannya dengan target produksi yang harus di capai oleh perusahaan. Hubungan
antara sasaran produksi dengan produksi alat akan menentukan jumlah alat muat
dan alat angkut yang harus dipakai guna memenuhi target tersebut. (Shaddad dkk,
2016)
28
B. Aspek Ekonomi
dalam literatur. Dua konsep inti mendasari dalam evaluasi proyek-proyek untuk
sebagian besar metode. Pertama adalah pemanfaatan arus kas dari proyek
daripada akuntansi laba sebagai ukuran profitabilitas dan yang kedua adalah ide
diskonto atau nilai bunga minimum yang akan dialami. Penggunaan arus kas
kecuali profitabilitas seperti payback period. Pendiskontoan arus kas masa depan
mencerminkan risiko terkait serta nilai waktu dari uang. Hal ini umum bagi
2015)
Sebagai titik tolak analisis keuangan pada rencana investasi adalah hasil
kajian teknis dan pemasaran dari studi kelayakan dalam penambangan. Kajian
(mineable reserve), kapasitas produksi, jenis dan jumlah peralatan utama dan
pendukung, infrastuktur dalam dan luar tambang, segmen pasar dan harga jual.
Faktor atau variabel yang dimaksud dalam evaluasi proyek mineral antara
lain:
29
3) Pendapatan (revenue)
4) Biaya (costs)
6) Risiko terkait
metode Discounted Cash Flow. Metode Perhitungan Aliran Kas Discounted Cash
value of money dimana uang yang diinvestasikan pada sekarang akan berbeda
nilai uang yang akan dipergunakan sebagai bahan penyususan aliran uang tunai
(cash flow) yang terdiri dari investasi total (modal tetap dan modal kerja),
2. Pendapatan
yang akan diperoleh sesuai dengan skenario produksi dan harga yang
30
terhadap pendapatan. Pendapatan tambang per tahun diperhitungkan sebagai hasil
perkalian antara jumlah unit yang diproduksi dan terjual dalam tahun tersebut
dengan harga jual produk per unit. Selain dari hasil penjualan produk, pendapatan
tambang juga diperoleh dari nilai sisa harta berwujud (peralatan atau bangunan).
Satu dari beberapa perkiraan penting yang harus dibuat dalam melakukan
adanya perubahan dalam tingkat nisbah yang sama untuk berbagai jenis
3. Komponen-Komponen Biaya
perhitungannya.
biaya mengukur dan harga sumber daya yang dibutuhkan oleh lingkup pilihan
investasi, aktivitas, atau proyek. Estimasi biaya juga dapat dianggap sebagai
dalam konteks ini, tujuan dari estimasi biaya adalah untuk meminimalkan
31
memperkirakan biaya umumnya diterapkan pada setiap tahap dari siklus hidup
proyek dan setiap kali lingkup proyek didefinisikan ulang, dimodifikasi. Sebagai
a. Investasi Total
yang merupakan jumlah total dari rupiah yang dibutuhkan untuk membuka
sebuah endapan bahan galian hingga berproduksi. Dana yang dibutuhkan untuk
biaya investasi dapat berasal seluruhnya dari perusahaan sendiri, atau sebagian
berasal dari pinjaman. Total biaya investasi terdiri dari dua komponen, yakni
Modal tetap (capital cost), adalah meliputi dana yang dikeluarkan sebagai
akibat realisasi kegiatan dalam masa pra penambangan yang mencakup kegiatan
studi eksplorasi, studi kelayakan, studi AMDAL, biaya ganti rugi lahan, biaya
baru, pembelian atau pengadaan peralatan, dan lain-lain sampai kegiatan proyek
Biaya modal di tambang dapat dibagi menjadi biaya start-up (awal) dan
32
lingkungan, dan biaya lisensi. Untuk tambang bawah tanah, mengakses badan
pengembangan boxcuts dan memindahkan tanah awal. Ini adalah praktek umum di
awal.
Infrastruktur ditutupi oleh modal awal termasuk air dan listrik koneksi,
beberapa kasus, yang masih kota kecil dan infrastruktur di luar tambang seperti
Musingwini, 2015)
selama proyek belum memberikan pendapatan. Dalam hal ini modal tersebut
disebut dengan modal kerja awal. Modal kerja dapat diestimasi dengan
menggunakan berbagai cara. Salah satu modal kerja diperkirakan 10-20% dari
33
modal tetap, atau diperkirakan sebesar biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan selama 1-3 bulan. Besarnya modal kerja diperkirakan pada awal proyek
dan terbawa sepanjang umur proyek, dimana modal kerja ini akan diambil
peninjauan atau penyesuaian modal kerja secara periodik sepanjang umur proyek.
Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan adanya pengaruh inflasi terhadap daya
b. Biaya Produksi
tambang yang dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap meliputi
depresiasi, bunga dan perpajakan. Biaya variabel meliputi biaya bahan bakar,
biaya perbaikan, dan biaya pekerja. Secara umum biaya produksi dapat diukur
dengan biaya total dibagi dengan produksi yang dihasilkan, yang biasanya
Biaya ini dapat dibagi menjadi biaya tetap dan variabel. Biaya variabel bervariasi
sewa alat, bahan bakar, bahan peledak, dan biaya listrik. Biaya tetap, di sisi lain
adalah independen dari tonase yang dihasilkan, dan mereka termasuk biaya
tenaga kerja, pajak, royalti dan biaya lingkungan yang tidak terkait dengan
produksi. Umumnya, biaya produksi yang dinyatakan dalam biaya total per ton
34
a.) Gaji Karyawan
ESDM No. 26 Tahun 2018). Besaran biaya reklamasi ditentukan oleh pihak
19 ayat 1).
penghasilan dimana wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap
Tahun 2007 tentang penanaman modal, dan UU No. 40 Tahun 2007 tentang
jika mendapat keuntungan seanyak 2 – 2,5 % dan tidak wajib jika perusahaan
merugi.
2005 adalah iuran yang dikenakan kepada pemegang kuasa usaha pertambangan
35
pembayaran kepada pemerintah atas upaya-upaya yang dilakukan untuk
Pemerintah Nomor 81 Tahun 2019 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral bahwa royalti ore nikel sebesar 10% dan royalti FeNi sebesar 2%.
Kolaka No. 11 Tahun 2010 Pasal 102 yang berbunyi “pemegang IUPK operasi
sebesar 2,5% dari keuntungan bersih sejak berproduksi kepada daerah yang
beberapa macam kriteria penilaian finansial yang dianggap baku, yang mana
36
(NPV), Internal Rate of Return (IRR). Sedangkan kriteria penilaian yang tidak
dapat diterima secara konsisten. Selain itu, hal ini diinginkan untuk kriteria
potensi ekonomi yang terbaik. Manfaat yang lebih besar lebih disukai daripada
manfaat yang lebih kecil, dan manfaat awal yang lebih baik untuk manfaat
kemudian. Ada beberapa kriteria untuk mengevaluasi daya tarik ekonomi dari
menjadi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Pay Back
maka estimasi aliran kas akan bisa dibuat. Estimasi aliran kas harus senantiasa
2009)
berikut:
37
a. Metode Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value)
Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto)
pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal
perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun
ke-nol (0) dalam perhitungan cash flow investasi. Dengan demikian, metode NPV
pada dasarnya memindahkan cash flow yang menyebar sepanjang umur investasi
ke waktu awal investasi (t=0) atau kondisi present dengan menerapkan konsep
Net Present Value (NPV) adalah selisih antara pengeluaran dan pemasukan
yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital, atau
dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan
datang. NPV didasarkan pada konsep seluruh aliran kas (Cash Flow) ke nilai
sekarang (present value) selama umur proyek. Dengan kata lain NPV dapat
Metode NPV (Net Present Value) digunakan untuk menentukan nilai proyek
berdasarkan arus kas proyek tersebut, dengan demikian NPV dihitung sebagai
perbedaan antara arus kas yang dikeluarkan proyek dengan arus kas yang diterima
38
𝑛 𝑛
Keterangan, At merupakan Net Cash Flow pada tahun ke-t, i tingkat bunga
minimum, dan n umur tambang, jika NPV bernilai positif proyek dapat diterima.
Hasil akhir analisis nilai NPV yang didapatkan pada pengolahan data dan
ataupun kerugian, jika proyek dijalankan atau tidak dijalankan tidak berpengaruh
(1) Memperhitungkan nilai waktu dari uang dengan menetapkan suku bunga
dalam perhitungan;
(2) Nilai setara dari aliran uang tunai dipusatkan pada satu titik waktu, yakni
nilai sekarang
(3) Nilai NPV selalu dengan jumlah yang unik untuk tingkat bunga yang
1) Mudah dimengerti
39
2) Menyesuaikan untuk ketidakpastian arus kas kemudian
3) Condong ke liquiditas
direncanakan. Apabila IRR lebih dari tingkat bunga minimum yang dikehendaki
dilaksanakan sebaliknya bila IRR lebih rendah dari tingkat bunga minimum
umur proyek. IRR merupakan discount rate yang menjadikan manfaat bersih
sekarang sama dengan nol. Nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan discount
rate yang telah ditentukan, maka usaha layak dilaksanakan sedangkan jika IRR
lebih kecil dari discount rate yang telah ditentukan, maka usaha tidak layak untuk
discount rate yang membuat nilai net present value sama dengan nol (Setiawan
dkk, 2018)
40
𝑛
Apabila nilai IRR lebih besar dari MARR (i), maka proyek tersebut dinyatakan
layak.
ini disebut discounted cash flow rate of return (DCFROR) atau internal rate of
100
+ =0
(1 + 𝑖 )6
Dengan cara substitusi diperoleh nilai i = 0,208 maka diperoleh nilai IRR 20,8 %,
dimana -200 merupakan investasi total dan 100 adalah pendapatan tahun ke-1
minimal dari tingkat pengembalian atau bunga yang biasa diterima oleh investor.
Dengan kata lain bila suatu investasi menghasilkan bunga atau tingkat
pengembalian (Rate of Return) yang lebih kecil dari MARR, maka investasi
Nilai MARR akan berbeda pada jenis industri yang satu dengan jenis
Terlepas dari cara yang dipakai dalam menentukan MARR, nilai MARR harus
41
ditetapkan lebih tinggi dari Cost of Capital (yang biasanya dilihat dari tingkat suku
ongkos yang terjadi akibat tidak terpilihnya suatu alternatif investasi karena
terpilihnya alternatif lain. MARR tetap harus dipakai patokan walaupun suatu
investasi dibiayai sepenuhnya dari milik investor sendiri tanpa pinjaman dari pihak
maka MARR = i (suku bunga), sehingga MARR ≥ i. Oleh Karen itu, nilai
yang digunakan untuk menutupi kembali modal yang telah diinvestasikan dengan
hasil yang akan diperoleh dari aliran kas bersih dari investasi tersebut. Analisis
payback period pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (period)
investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (break
42
Analisis periode pembayaran kembali dalam arti sebuah periode dimana titik
impas sudah terlewati, jadi investor sudah mulai merasakan keuntungan dari hasil
investasinya. Periode dimana jumlah waktu yang dibutuhkan pemodal untuk bisa
dari suatu proyek yang telah direncanakan. Definisi lain dari payback period
adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows).
(Setyawan, 2018)
diusulkan. Payback period adalah jumlah waktu yang diperlukan bagi perusahaan
untuk memulihkan investasi awal dalam sebuah proyek, yang dihitung dari arus
kas masuk. Payback period dapat ditemukan dengan membagi investasi awal oleh
arus kas masuk tahunan. Meskipun populer, periode payback umumnya dipandang
sebagai teknik penganggaran modal tidak canggih, karena tidak secara eksplisit
𝑁
𝑃𝐵𝑃 = ( 𝑃 ) + 𝑁𝑦 (3)
Keterangan:
Ny = Jumlah tahun setelah investasi awal di mana nilai negatif dari arus kas
kumulatif terjadi
43
P = Nilai arus kas dari arus kas kumulatif positif pertama yang terjadi
Pay Back Period (PBP) atau waktu pengembalian modal adalah periode
waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal (aliran dana positif tepat
2.) Proyek dikategorikan sebagai proyek yang layak jika masa pengembalian
3.) Proyek dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak jika masa
bersangkutan.
2.) Sangat berguna untuk memilih proyek yang didasarkan atas masa pemulihan
3.) Informasi masa pemulihan modal dapat dipakai sebagai alat prediksi risiko
pemulihan modal yang relatif lama memiliki resiko dimasa mendatang yang
lebih besar.
4.) Masa pemulihan modal dapat dipakai sebagai alat untuk menghitung tingkat
44
1.) Mengabaikan nilai waktu dari uang atau investasi.
keputusan yang akan dipilih. Sensitif atau tidaknya keputusan yang diambil
yang relatif besar, tetapi tidak berakibat terhadap keuntungan proyek, maka
dikatakan keputusan itu tidak sensitive terhadap unsur yang dimaksud. Namun
sebaliknya apabila terjadi perubahan kecil pada suatu parameter, maka keputusan
penurunan harga jual bahan galian tambang, perubahan nilai stripping ratio,
kenaikan biaya produksi seperti harga sewa peralatan dan kenaikan harga solar,
serta penurunan nilai kurs rupiah terhadap dolar, mengingat tidak sedikit
45
III. METODE PENELITIAN
Kota Kendari yang dapat ditempuh melalui jalur darat baik itu menggunakan roda
dua maupun roda empat. Perjalanan dari Kota Kendari menuju lokasi
- Sebelah timur berbatasan dengan lokasi penambangan nikel PT. Surya Kencana
- Sebelah barat berbatasan dengan lokasi penambangn nikel PT. Macika Mada
Madana.
Penelitian telah dilakukan pada blok fafa pit A3 dalam kurun waktu ± 2 bulan.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis data primer dan data
46
C. Instrumen Penelitian
Adapun instrument atau alat yang akan digunakan penulis dalam penelitian,
Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap studi literatur,
pengolahan dan analisa data. Berikut adalah tahapan kegiatan penelitian yang di
maksud :
1. Studi literatur
terkait kondisi geologi lokal daerah penelitian serta hal-hal yang terkait dengan
nikel laterit. Pada tahap ini juga dilakukan pendalaman materi mengenai
47
baik dari segi teknis dan ekonomis, kemudian melakukan persiapan kelengkapan
yang dibutuhkan terkait dengan proses yang akan dilakukan selama penelitian
berlangsung.
2. Pengamatan lapangan
daerah penelitian terhadap kondisi geologi lokal lokasi penelitian serta melakukan
Dalam penelitian ini, data-data yang dibutuhkan berupa data primer dan data
sekunder. Data primer yang dibutuhkan adalah nilai kohesi, sudut geser dalam,
dan bobot isi dari sampel tanah daerah penelitian. Data sekunder yang dibutuhkan
berupa gambaran umum daerah penelitian seperti data kondisi topografi, kondisi
struktur geologi, lokasi batas IUP PT. 5 Dragon dan data pemboran pada pit A3.
bijih nikel pit A3 PT. 5 Dragon dengan mempertimbangkan bentuk endapan, dan
nilai cut off grade serta geometri jenjang yang telah ditentukan terlebih dahulu
untuk perencanaan desain pit penambangan bijih nikel blok selatan PT. 5 Dragon.
Serta Microsoft office untuk membantu proses pengolahan data serta pembuatan
Adapun tahap pengolahan dan analisa data dari daerah penelitian adalah :
48
1. Data bor yang sudah ada dipisahkan menjadi 4, yang terdiri dari data collar,
data survey, data geologi, dan data assay. Hal ini dilakukan untuk membuat
2. Mengolah data bor dan data topografi pit A3 menggunakan bantuan software
pemodelan. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui block model endapan dan
digunakan dalam perancangan (desain) pit penambangan pada pit A3. Sampel
tanah yang diambil dari daerah penelitian akan dilakukan pengujian Direct
shear dan berat isi taah untuk mengetahui geometri jenjang yang aman untuk
(Faktor Keamanan).
jenjang. Kemudian untuk membuat desain pit dimulai dari sebaran bijih
terendah yang akan menjadi pit limit nya. Pembuatan desain dimulai dari batas
endapan.
49
E. Diagram Alir
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
1. Menginput data bor ke dalam software Surpac 6.3
2. Menginput data topografi ke dalam software Surpac 6.3
3. membuat block model
4. Membuat pit berdasarkan parameter geoteknik
50
A
Analisis data
1. Merancang pit limit penambangan
2. Mengitung cadangan tertambang berdasarkan pit limit
3. Menganalisis produksi, alat, serta keuangan.
Selesai
51
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
rancangan yang dibuat sesuai yang diharapkan yaitu kondisi dan situasi daerah
ditambang, keadaan topografi dan geologi, target produksi, jam kerja, metode
penambangan, dan rencana peralatan mekanis yang akan digunakan. Tujuan yang
drilling (pengeboran) pada titik-titik lokasi yang telah diperkirakan dengan jarak
spasi 100, spasi 50, hingga spasi 25 (ekplorasi rinci) diperoleh hasil bahwa blok
tersebut memiliki prospek dengan kadar yang sesuai standar perusahaan untuk
ditindak lanjuti.
kondisi bentuk badan bijih nikel pada batasan-batasan tertentu terkait sebaran
informasi batasan kedalaman maksimum bijih nikel yang terendapkan pada suatu
daerah. Nikel laterit merupakan hasil pelapukan dari batuan beku ultrabasa,
52
kemudian mengalami proses laterisasi dengan perlapisannya terdiri dari lapisan
bergelombang. Lapisan badan bijih nikel laterit di daerah Blok fafa terdiri atas
overburden, limonit, saprolit (ore) dan bedrock. Secara umum, model dan sebaran
badan bijih menyebar secara tidak merata pada punggungan bukit dapat dilihat
Gambar diatas merupakan sebaran bahan galian nikel dari arah Timur ke
Barat yang berada pada elevasi tertinggi yaitu 234 meter di atas permukaan air
laut (mdpl) dan elevasi terendah 119 meter di atas permukaan air laut. Bagian
Timur, badan bijih (ore) memiliki ketebalan yang tipis karena morfologi lereng
(terjal) hal ini disebabkan karena air hujan yang turun akan segera dialirkan ke
bawah lereng akibatnya sebagian air hujan dibagian puncak lereng tidak sempat
lambat atau tidak ada sama sekali. Hal ini berbeda dengan lokasi topografi yang
relatif landai ketika mendapatkan kiriman air hujan dari atas lereng, air tersebut
akan mengalir secara lateral dengan pergerakan yang sangat lambat dan akan
sehingga akan mempercepat proses pelapukan yang merupakan salah satu faktor
53
B. Model blok
dimodelkan secara dinamis sesuai dengan perintah dan data yang ada. Adanya
data topografi dalam model blok 3D bertujuan untuk memberi batasan model
cadangan bijih yang diplot pada peta topografi daerah tersebut. Sehingga untuk
Endapan nikel laterit yang ditaksir sebagai ore memiliki keberagaman kadar.
PT. 5 Dragon menetapkan kadar rata-rata nikel yang masih dapat ditambang atau
Cut of Grade (CoG) sebesar 1,4% Ni dengan grade untuk standar penjualan
Ukuran block model yang digunakan yaitu 12,5 × 12,5 × 1 meter, perbedaan
warna pada block model menunjukkan distribusi nikel dengan perbedaan grade
sesuai warna yang diperlihatkan. Pembagian warna dibagi atas kelas ore
berdasarkan kadar nikel laterit. Berikut ini gambar blokmodel untuk blok fafa.
54
(a)
(b)
bentuk 3 dimensi dapat dilihat pada gambar bagian (a), sedangkan untuk tampak
2 dimensi dapat dilihat pada bagian (b). Blok model di atas menunjukkan
cadangan bijih nikel dengan tingkat gradasi warna berbeda yang telah
55
diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas kadar Ni. Pemberian warna blok pada
2. HGS1 >1,8
Weighted (IDW) menghasilkan jumlah cadangan sebesar 376.390 ton dengan arah
penyebaran dari timur ke barat. Sumberdaya nikel laterit pada lokasi penelitian
terendapkan dengan elevasi terendah yaitu 119 meter di atas permukaan laut
(mdpl) dan elevasi tertinggi 234 mdpl dengan total sumberdaya sebesar
56
1,5 – 1,6 51.305 81.574,95 1,56 24,15
1,6 – 1,7 40.625 64.593,75 1,66 23,16
1,7 – 1,8 35.412,4 56.305,71 1,75 21,99
1,8 – 1,9 13.700,87 21.784,38 1,95 22,93
1,9 – 2,0 27.625 43.923,75 2,04 21,43
2,0 – 2,1 18.725 29.772,75 2,04 33,56
2,1 – 2,2 19.775 31.442,25 2,14 19,73
2,2 – 2,3 4.565 7.258,35 2,24 19,13
2,3 – 2,4 1.875 2981,25 2,34 20,9
perusahaan. Perancangan pit limit juga harus memperhatikan nilai stripping ratio
perbandingan antara tonase overburden yang akan dikupas dan tonase ore yang
akan diambil. Sedangkan untuk nilai Cut off Grade (CoG) yang ditetapkan oleh
1. Geometri Jenjang
Perhitungan geometri desain pit terkait komponen dasar jenjang yaitu tinggi
jenjang, lebar jenjang penangkap (catch bench), crest dan toe, geometri
kemiringan lereng (overall slope angle dan single slope), serta ramp (road acces
57
mining road) dihitung berdasarkan beberapa rujukan referensi. Bentuk geometri
jenjang desain pit Blok fafa PT. 5 Dragon dapat dilihat pada gambar 2 berikut.
A
A’
Standar yang ditetapkan oleh perusahaan dalam perancangan pit limit yang
dibuat memiliki tinggi jenjang 5 m, dengan sudut lereng jenjang (single slope)
55°, dan sudut lereng keseluruhan (overall slope) 45°, sementara untuk lebar
perameter yang ditetapkan telah melalui kajian teknis dan ekonomis oleh
58
menjangkau objek material/ bahan galian. Desain kemiringan sebesar 550 ini
dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan perolehan bijih nikel pada saat
yang lebih curam yang melewati kemiringan, maka besar kemungkinan akan
menyebabkan material-material yang lebih besar runtuh, dan apabila melewati 60⁰
kemungkinan besar akan terjadi insiden pergerakan tanah berupa longsor akibat
faktor keamanan yaitu suatu jenjang masih dapat dilanjutkan ke tahap jenjang
selanjutnya dengan perkiraan bahwa jenjang tersebut masih dalam posisi aman
menunjukkan pit limit pada blok fafa berada pada ketinggian 234 mdpl. Adapun
bentuk akhir pit limit blok fafa dapat dilihat pada gambar 3.
59
Gambar 5. Pit limit blok fafa
menetapkan nilai batas kadar ekonomis/CoG (Cut off Grade) yaitu sebesar Ni ≥
1,5%, maka hasil yang diperoleh berdasarkan rancangan ultimate pit limit,
overburden sebesar 484.202 ton, sehingga diperoleh nilai stripping ratio sebesar
1,22 dengan kadar rata-rata Ni 1,78% dan Fe 22,47 %. Luas rancangan pit limit
3. Jumlah cadangan
Weighted (IDW) dan menghasilkan jumlah cadangan dengan Cut off Grade Ni >
60
Tabel 5. Hasil perhitungan cadangan berdasarkan pit limit
4. Umur Tambang
produksi untuk satu pit. Dengan memperhatikan berapa jumlah ore per ton dan
berapa target produksi. Hasil perhitungan umur tambang pada lokasi penelitian
adalah selama 5 bulan dengan jumlah cadangan 375.347,04 ton dengan target
produksi perbulan yaitu 70.000 ton. Perhitungan umur tambang dilakukan dengan
= 375.347,04 ton
70.000 ton/bulan
= 5,36 bulan
= 5 bulan 11 Hari
61
5.1. Deskripsi Data
penelitian ini. Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2021. Alat gali
muat yang digunakan pada kegiatan pembongkaran material tanah penutup adalah
alat gali muat Excavator Volvo EC700CL sedangkan alat angkut yang digunakan
adalah alat angkut Articulated Dump Truck Volvo A40F. Spesifikasi teknis alat
gali muat dan alat angkut dapat dilihat pada (Lampiran A dan B).
5.1.2. Waktu Edar (Cycle Time) Articulated Dump Truck Volvo A40F
Data waktu edar Articulated Dump Truck Volvo A40F (Gambar 5.2) hasil
62
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
a. Top Loading, yaitu pola pemuatan terhadap dump truck dimana posisi track
kring excavator berada di atas jenjang sejajar dengan vessel alat angkut.
b. Single back up, yaitu excavator memuat hanya sebanyak 1 unit berdasarkan
63
5.1.3. Data Jalan Angkut
lebar jalan angkut dan grade jalan seperti pada tabel 6 di bawah ini.
Jarak Grade
Segmen
Datar Jalan
L1 100 -10,04%
T2 100 6,91%
L3 100 -7,82%
T4 100 5,05%
T5 100 4,08%
T6 100 7,21%
L7 100 12,14%
T8 100 5,07%
T9 100 0,00%
L10 100 1,84%
Sumber: Lampiran M
64
5.1.4. Spesifikasi Alat
Pada saat melakukan penelitian di lapangan alat gali muat yang digunakan
yaitu excavator Volvo EC700CL dan alat angkut yang digunakan yaitu Articulated
Dump Truck Volvo A40F. Untuk lebih jelas mengenai spesifikasi alat maka dapat
Berdasarkan kondisi material yang ada pada lokasi penelitian yaitu material
clay yang nilai swell factor menunjukkan nilai swell factor sebesar 0,85. Untuk
lebih jelasnya mengenai swell factor maka dapat dilihat pada (Lampiran F).
Berdasarkan kondisi material yang ada pada lokasi penelitian yaitu material
clay yang nilai swell factor menunjukkan nilai bucket fill factor sebesar 0,8. Untuk
lebih jelasnya mengenai bucket fill factor maka dapat dilihat pada (Lampiran E).
perhitungan data yaitu data waktu edar Excavator Volvo EC700CL, dapat dilihat
perhitungan data yaitu data waktu edar Dump Truck Volvo A40F dapat dilihat
65
a. Efisiensi Kerja Excavator Volvo EC700CL
Selain cycle time, ada juga efisiensi kerja, dimana dalam hal ini merupakan
besarnya nilai waktu yang digunakan untuk bekerja dalam kurun waktu satu jam.
Dalam efisiensi kerja terdapat waktu tunda (delay time). Berdasarkan pengambilan
data di lapangan diperoleh besarnya total delay time dalam satu jam dapat
menentukan efisiensi kerja alat gali muat Volvo EC700CL dalam satu jam.
Tabel 8
Efisiensi Kerja Alat Gali Muat
Selain cycle time, juga terdapat waktu tunda (delay time). Berdasarkan
pengambilan data di lapangan diperoleh besarnya total delay time untuk dapat
menentukan efisiensi alat angkut Articulated Dump Truck Volvo A40F dalam satu
jam. Efisiensi alat angkut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 9
Efisiensi Kerja Alat Angkut
Tanggal Tipe Alat Jarak Total Cycle Total Delay Efisiensi Kerja
66
Angkut Time Time (s) (%)
(s)
ADT Volvo
3/2/2021 1000 7100,38 2587,17 73
A40E No 72
ADT Volvo
4/2/2021 1100 12.922,89 696,41 95
A40F No 01
ADT Volvo
6/2/2021 1000 10.363,76 1624,2 86
A40F No 33
ADT Volvo
9/2/2021 1200 14.087,16 3474,48 80
A40F No 17
Rata-rata 83,5
Sumber: Lampiran H
5.2.4. Produktivitas
Dragon, alat gali muat yang digunakan yaitu Volvo EC700CL, untuk lebih jelas
berapa besaran produktivitas dari Volvo EC700CL dapat dilihat pada tabel 5.5
dibawah ini.
Tabel 10
Produktivitas Alat Gali Muat
Plant Target
Tipe Alat Gali Produktivitas
Tanggal Produktivitas
Muat (BCM/jam)
(BCM/jam)
Volvo EC700CL
3/2/2021 360 265
No 36
Volvo EC700CL
10/2/2021 314,74 265
No 36
Volvo EC700CL
20/2/2021 380,88 265
No 36
Sumber: Lampiran I
b. Produktivitas Articulated Dump Truck Volvo A40F
Dragon, alat angkut yang digunakan yaitu Articulated Dump Truck Volvo A40F
untuk lebih jelas berapa besaran produktivitas dapat dilihat pada tabel 5.6
dibawah ini.
67
Tabel 11
Produktivitas Alat Angkut
Plant Target
Produktivitas
Tanggal Tipe Alat Angkut Produktivitas
(BCM/jam)
(BCM/jam)
ADT Volvo A40E
3/2/2021 67,95 65
No 72
ADT Volvo A40F
4/2/2021 56,69 65
No 01
ADT Volvo A40F
6/2/2021 54,85 65
No 33
ADT Volvo A40F
9/2/2021 50,05 65
No 17
Sumber: Lampiran J
5.2.5. Perhitungan Geometri Jalan Angkut Aktual
material overburden dari Blok 15 menuju Disposal dengan lebar jalan angkut
segmen lurus paling kecil sebesar 8,90 meter sampai dengan lebar segmen jalan
lurus paling besar sebesar 15,30 meter. Material penyusun jalan angkut
didominasi oleh tanah liat basah yang bersifat temporary (sekitar front kerja)
jalan angkut yang bersifat non temporary (permanen) dilapisi dengan tanah liat
68
Sumber: Lampiran M
Gambar 9
Tabel 12
Geometri Jalan Angkut Lurus
Jarak
Lebar Jalan
Segmen Aktual
(m) Rata-rata (m)
L1 100 15,3
L3 100 8,90
L7 100 11,1
L10 100 13,30
Sumber: Lampiran M
Kondisi lebar jalan angkut tikungan aktual untuk pemindahan overburden
pada Blok fafa dengan lebar jalan paling kecil sebesar 10,7 meter dan lebar jalan
paling besar sebesar 14,2 meter yang dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 13
Geometri Jalan Angkut Tikungan Aktual
Jarak
Lebar Jalan
Segmen Aktual
(m) Rata-rata (m)
69
T2 100 14,2
T4 100 10,7
T5 100 11,6
T6 100 12,6
T8 100 13,4
T9 100 11,8
Sumber: Lampiran M
Gambar 10
b. Grade Aktual
penutup semakin besar kemiringan jalan tersebut pada tanjakan maka semakin
besar pula tenaga yang diperlukan alat angkut tersebut sebaliknya semakin besar
kemiringan jalan pada jalan menurun maka tenaga yang diperlukan akan semakin
kecil. Nilai grade resistance jalan angkut pada PT. 5 Dragon pada saat ini
70
Tabel 14
Grade
No Segmen
Aktual
1 L1 -10,04%
2 T2 6,91%
3 L3 -7,82%
4 T4 5,05%
5 T5 4,08%
6 T6 7,21%
7 L7 12,14%
8 T8 5,07%
9 T9 0,00%
10 L10 1,84%
Sumber: Lampiran M
c. Rolling Resistance Aktual
angkut bervariasi antara dengan nilai rolling resistance terkecil sebesar 64 lb/ton
sampai dengan nilai rolling resistance terbesar sebesar 172 lb/ton yang dapat
Tabel 15
Rolling Resistance untuk Setiap Segmen
Nilai RR (lb/ton)
No Segmen
Angkut Kembali
1 L1 136 88
2 T1 112 76
3 L2 160 124
4 T2 172 124
5 L3 136 100
6 T3 184 148
7 L4 100 64
8 T4 220 160
9 L5 220 172
71
10 T5 220 148
Sumber: Lampiran M
d. Kondisi Permukaan Jalan (Crown Road)
memiliki bentuk crown pada bagian tengahnya atau cembung ke atas pada bagian
tengah. Hal ini selain untuk menjaga segi keamanan juga berfungsi untuk
membentuk kemiringan pada jalan sehingga air tidak menggenang pada bagian
dilakukan perubahan pada geometri jalan yang ada sebelumnya agar kondisi jalan
Adapun rincian data lebar jalan angkut setelah dilakukan perbaikan dan
dilakukan perubahan lebar jalan lurus pada segmen 3 dan segmen 7 karena
lebarnya tidak sesuai dengan lebar teoritis, dapat dilihat pada tabel 16.
Tabel 16
Geometri Jalan Angkut Lurus Teoritis
Jarak
Lebar Jalan
Segmen Aktual
(m) Rata-rata (m)
L1 100 12,02
L3 100 12,02
L7 100 12,02
L10 100 12,02
Sumber: Lampiran M
Kondisi lebar jalan angkut tikungan aktual tidak dilakukan perbaikan, yang
72
Tabel 17
Geometri Jalan Angkut tikungan
Jarak
Lebar Jalan
Segmen Aktual
(m) Rata-rata (m)
T2 100 14,2
T4 100 10,7
T5 100 11,6
T6 100 12,6
T8 100 13,4
T9 100 11,8
Sumber: Lampiran M
b. Grade
Untuk grade sendiri tidak dilakukan perbaikan, untuk lebih jelas nilai grade
Tabel 18
Grade untuk Setiap Segmen
Grade
No Segmen
Aktual
1 L1 -10,04%
2 T2 6,91%
3 L3 -7,82%
4 T4 5,05%
5 T5 4,08%
6 T6 7,21%
7 L7 12,14%
8 T8 5,07%
9 T9 0,00%
10 L10 1,84%
Sumber: Lampiran M
73
Hasil penelitian yang didapat untuk rolling resistance jalan angkut
bervariasi antara dengan nilai rolling resistance terkecil sebesar 64 lb/ton sampai
dengan nilai rolling resistance terbesar sebesar 172 lb/ton yang dapat dilihat pada
Tabel 5.14.
Tabel 18
Rolling Resistance untuk Setiap Segmen Perbaikan
Rolling
CRR (%)
Segmen Maksimal Resistance
Amblasan (cm) (lb/ton)
Angkut Kembali Angkut Kembali Angkut Kembali
L1 2 2 3.2% 3.2% 64 64
T2 2 2 3.2% 3.2% 64 64
L3 2 2 3.2% 3.2% 64 64
T4 2 2 3.2% 3.2% 64 64
T5 2 2 3.2% 3.2% 64 64
T6 2 2 3.2% 3.2% 64 64
L7 2 2 3.2% 3.2% 64 64
T8 2 2 3.2% 3.2% 64 64
T9 2 2 3.2% 3.2% 64 64
L10 2 2 3.2% 3.2% 64 64
Sumber: Lampiran M
5.3. Pembahasan
digunakan yaitu metode antrian tertutup atau antrian putaran dengan disiplin
pelayanan menggunakan FIFO (first in first out) dan fasilitas pelayanannya yaitu
single channel single phase. Jumlah fasilitas pelayanan yaitu alat muat sebanyak 1
unit melayani truk sebagai alat angkut sebanyak 4 unit. Alat muat dan alat angkut
unit Articulated Dump Truck Volvo A40F. Dalam perhitungan metode antrian
74
Gambar 11
Berdasarkan gambar 11, maka dapat dilihat bagaimana tahapan yang terjadi
saat alat angkut dalam tahapan pelayanan. Berikut merupakan tabel yang
Tabel 19
Tingkat Pelayanan dalam Sistem Antrian
Tahapan Antrian Tingkat Pelayanan
µ1 (Tahap 1) 32,6 unit/jam
µ2 (Tahap 2) 10,2 unit/jam
µ3 (Tahap 3) 88,2 unit/jam
µ4 (Tahap 4) 10 unit/jam
Berdasarkan tabel 5.15 maka dapat diketahui bahwa tingkat pelayanan alat
angkut pada tahap 1 yang berada di tempat pemuatan yaitu sebanyak 32,6
75
unit/jam, tahap 2 yang sedang melakukan pengangkutan bermuatan yaitu
yaitu sebanyak 88,2 unit/jam, dan tahap 4 yang sedang melakukan pengangkutan
Untuk jumlah keadaan antrian dimana alat gali muat melayani alat angkut
sebanyak 4 unit yaitu sebanyak 35 kemungkinan, yang artinya ada 35 bentuk atau
cara keadaan sistem alat angkut pada saat mengantri. Perhitungan probabilitas
keadaan sistem antrian dapat dilihat pada (Lampiran K). Dari 35 kemungkinan
alat angkut mengantri yang sebaiknya terjadi yaitu pada keadaan P(1,1,1,1) yang
artinya 1 alat angkut berada pada saat pemuatan, 1 alat angkut sedang melakukan
angkut lagi sedang melakukan pengangkutan kosong, sehingga tidak ada alat
Berikut ini merupakan tabel untuk rata-rata jumlah alat angkut, waktu
Tabel 19
76
Lq1 (0,30)=1 Wq1 (1,13) 15,6
Berdasarkan tabel 5.16, maka dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah alat
angkut yang mengantri pada loading point yaitu sebanyak 1 unit dan rata-rata
jumlah alat angkut yang mengantri pada disposal sebanyak 1 unit, waktu tunggu
alat angkut di loading point yaitu selama 1,13 menit dan waktu tunggu alat angkut
di disposal selama 0,11 menit, untuk cycle time alat angkut dengan adanya antrian
yaitu 15,6 menit sedangkan cycle time alat angkut tanpa antrian yaitu 14,4 menit.
Untuk jumlah alat angkut yang diperlukan sesuai dengan tingkat pelayanan
alat gali muat tanpa waktu tunggu yaitu sebanyak 8 unit, tetapi dengan kondisi
lapangan yang tidak memungkinkan maka jumlah alat angkut yang digunakan
sesuai dengan kondisi awal yaitu 4 unit, sebenarnya dengan menggunakan 4 unit
sudah bisa mencapai target pemindahan, akan tetapi karena ada faktor penghambat
salah satunya seperti kurangnya lebar jalan dan besarnya nilai rolling resistance
karena pada saat melakukan penelitian banyak terjadi penumpukan alat angkut di
front penambangan akibat dari sempitnya jalan dan besarnya rolling resistance
beberapa lebar jalan yang sempit (dapat dilihat pada tabel 5.11) dan perbaikan
pada rolling resistance (dapat dlihat pada tabel 5.14), karena pada saat di lapangan
77
banyak alat angkut yang mengantri di jalan akibat dari kedua faktor tersebut yang
menambah waktu antrian pada alat angkut. Karena yang yang menjadi faktor
penyebab tidak tercapainya produktivitas alat angkut bukan dari faktor pelayanan
yang berada pada tahap 1 dan tahap 3, tetapi malah pada tahap 2 dan tahap 4 yang
Untuk hasil pencapaian produktivitas alat angkut dapat dilihat pada tabel
19.
58.14 63.8
54.85 Produktivitas Tanpa
50 Hambatan
Produktivitas dengan
Antrian
0 Produktivitas Tanpa Antrian
Produktivitas
Gambar 12
angkut sebesar 54,85 bcm/jam, untuk produktivitas tanpa hambatan sebesar 93,09
bcm/jam, sedangkan hasil produktivitas alat angkut dengan adanya waktu antrian
sebesar 58,14 bcm/jam dan produktivitas tanpa adanya waktu antrian yaitu sebesar
78
seperti man power, kondisi alam, metode dan keadaan alatnya sendiri, untuk
faktor kondisi alam yang menjadi penyebabnya salah satunya yaitu kondisi lebar
jalan yang sempit dan kondisi rolling resistance yang tinggi. Jadi sebaiknya untuk
tercapai.
memberikan saran untuk menambah jumlah alat angkut yang awalnya 4 menjadi 5
alat angkut untuk mencapai target produktivitas alat angkut tersebut. Untuk lebih
50
40
30 Produktivitas
20
10
0
4 5
Jumlah Alat Angkut
Gambar 13
Berdasarkan gambar 5.8 dapat dilihat dengan jumlah alat angkut sebanyak 4
unit hasil produktivitas sebesar 54,85 bcm/jam dan tidak mencapai target yang
79
diinginkan sebesar 65 bcm/jam. Dan ketika dilakukan penambahan alat angkut
sebanyak 1 unit yang awalnya berjumlah empat unit menjadi 5 unit maka
produktivitas alat angkut menjadi bertambah menjadi 68,56 bcm/jam dan nilai
hanya pada tahap pelayanan alat gali muat terhadap alat angkut yang berada pada
front penambangan, tetapi masalah tersebut salah satunya terjadi pada saat travel
kosong akibat dari jalan yang sempit sehingga banyak alat angkut yang tertumpuk
Data curah hujan merupakan salah satu data mutlak yang harus dimiliki
memiliki alat penakar hujan yang berada dilokasi penelitian dan baru difungsikan
sekitar 1 tahun terakhir. Dalam melakukan analisis data curah hujan untuk
keperluan rancangan sistem penyaliran tambang, data curah hujan 1 tahun terakhir
terakhir (2009-2018) agar dapat menggambarkan siklus periode ulang hujan. Data
curah hujan yang digunakan untuk keperluan penelitian ini yaitu merujuk pada
stasiun hujan terdekat yaitu stasiun hujan Moramo. Hal ini dikarenakan belum
curah hujan yang digunakan pada penelitian ini yaitu curah hujan harian
80
maksimum. Dimana untuk menentukan curah hujan rata-rata data yang digunakan
adalah data curah hujan maksimum harian pada setiap tahunnya. Hal ini dilakukan
agar rancangan drainase dan sediment pond nantinya tidak mengalami banjir
sebab data curah hujan yang dijadikan patokan adalah curah hujan ekstrim.
Adapun hasil analisis data curah hujan dapat dilihat pada tabel 20.
Ch
Tahun
Max
2009 40
2010 46
2011 38
2012 161
2013 203
2014 92
2015 72,6
2016 62
2021 73
2018 97
𝑋̅
88,46
(𝑋𝑖 𝑟𝑎𝑡)
81
Berdasarkan tabel diatas diketahui data yang dianalisis merupakan curah
hujan maksimum harian pada setiap tahunnya selama 10 tahun terakhir. Kemudian
dari data tersebut dapat ditentukan curah hujan rata- rata. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada (lampiran 1). Adapun perhitungan curah hujan rata- rata (X)
sebagai berikut :
̅ = ∑ni=1 Xi
X n
884,6
̅
X = 10
̅ = 88,46 mm/tahun
X
Data curah hujan rata-rata yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis
secara statistik untuk menentukan metode distribusi curah hujan yang akan
digunakan. Data curah hujan harian rata-rata yang diperoleh digunakan untuk
menentukan nilai standar deviasi. Nilai standar deviasi (Sx) yang dimaksud adalah
nilai simpangan baku dari data/sampel yang digunakan. Untuk mengetahui nilai
standar deviasi, beberapa data yang harus diketahui, antara lain adalah curah hujan
maksimum selama n tahun (x), dimana n adalah banyaknya data yang digunakan.
Dalam hal ini banyaknya data berdasarkan tabel 8 dan didapatkan nilai standar
̅ )2
Σ(Xi−X
S=√ n−1
82
(26355,04)2
S=√ 10−1
S = 54,114
No Tahun Xi X (Xi-X)2 S
1 2009 40 2.348,372
2 2010 46 1.802,852
3 2011 38 2.546,212
8 2016 62 700,1316
9 2021 73 239,0116
10 2018 97 72,9316
koefisien kemencengan (Cs) dan koefisien kepuncakan (Ck) dari data curah hujan
yang akan digunakan untuk menentukan curah hujan rencana. Selain dari nilai
standar deviasi, terdapat beberapa data yang digunakan yaitu data curah hujan
maksimum (X) dan banyaknya data yang digunakan (n). Berdasarkan hasil
83
analisis pada (lampiran 2) diperoleh nilai dari koefisien kemencengan (Cs) dan
10×(1540030,802)
Cs = (10−1)(10−2)×(54,114)3
= 1,349
102×(215672523,378)
Ck = (10−1)(10−2)(10−3)×(54,114)4
= 4,9902
metode distribusi curah hujan yang digunakan adalah distribusi Log Pearson Type
III.
perbedaan yang ada tidak boleh melebihi perbedaan kritis yang diijinkan (lihat
tabel 3). Untuk itu perlu dilakukan uji The Goodness of Fit, yakni uji Chi-kuadrat.
Uji ini mengkaji ukuran perbedaan yang terdapat di antara frekuensi yang
secara vertikal. Dalam pengujian ini akan menghasilkan dua nilai kritis yaitu nilai
Chi-kuadrat tabel dan nilai Chi-kuadrat hitungan. Dalam menentukan nilai Chi-
kuadrat tabel terdapat beberapa parameter yang harus ditentukan yaitu derajat
kebebasan (DK) dan diperoleh nilai DK yaitu 3 dan nilai signifikasi (α). Sehingga
84
nilai Chi-kuadrat dapat ditentukan berdasarkan tabel nilai kritis uji Chi-kuadrat
(tabel 3) dan diperoleh nilai dari Chi- kuadrat tabel adalah 7,815 ( lampiran 3).
terlebih dahulu nilai yang diharapkan (EF) dan nilai yang diamati (OF) dan
diperoleh nilai EF adalah 10 dan nilai OF adalah 10 (lampiran 3). Sehingga dapat
hasil analisis tersebut diketahui nilai Chi-kuadrat hitungan lebih kecil dari nilai
Chi-kuadrat tabel sehingga data curah hujan tersebut dapat digunakan untuk
1 38 < X < 71 2 4 -2 4 2
JUMLAH 10 10 7
distribusi Log Pearson Type III untuk menganalisis curah hujan rencana.
Distribusi Log Pearson Type III merupakan hasil transformasi dari distribusi
85
menentukan curah hujan rencana perlu diketahui nilai dari faktor frekuensi. Nilai
faktor frekuensi diperoleh berdasarkan nilai dari faktor kemencengan dan faktor
kepuncakan (lampiran 4) dan diperoleh nilai dari G untuk peride 5 tahun adalah
Data curah hujan maksimum harian (Xi), data rata-rata curah hujan
maksimum (X) dan nilai standar deviasi diubah menjadi logaritmik (Lampiran
4), sehingga diperoleh hasil pada (tabel 11). Adapun perhitungannya dapat dilihat
sebagai berikut :
Log Xt = 2,081
Xt = AntiLog 2,081
Xt = 120,444 mm/hari
Periode Faktor Xt
Ulang (T) Frekuensi (G) S Log Xi Log X Log Xt (mm/hari)
86
2 -0,066 0,2429 1,883 1,867 73,550
digunakan untuk memperoleh kurva durasi yang akan digunakan sebagai dasar
besarnya curah hujan maksimum (curah hujan rencana) yaitu 120,444 mm/hari
pada periode ulang 5 tahun. Sehingga diperoleh besarnya intensitas curah hujan
2
R24 24 3
I= x( )
24 t
2
120,444 24 3
I= x( )
24 1
87
mm
I = 41,755
jam
periode ulang hujan. Dimana semakin besar periode ulang hujan (T) maka
88
intensitas hujan relatif tinggi. Adapun grafik hubungan antara intensitas hujan dan
pada durasi yang relatif cepat dan untuk intensitas hujan tertinggi terjadi pada
periode tahun (T) ke 100 dengan durasi hujan (t) 1 jam. Hal ini menunjukan
ini dapat dilakukan berdasarkan analisis peta topografi dan peta situasi tambang
dengan cara melihat titik tertinggi dan terendah yang berada di sekitar lokasi Blok
89
menentukan sebarapa besar debit air limpasan akan masuk dan keluar dari area
penambangan. Selain itu, catchment area bertujuan untuk mengetahui arah aliran
air yang dilewati. Sehingga dapat dibuat saluran untuk mengalirkan air limpasan
hujan.
dibatasi berupa perbukitan dan membentuk poligon tertutup, sebab daerah tersebut
akan mengumpulkan serta mengalirkan air hujan. Pada Blok Wiawia kondisi
catchment area dengan menggunakan software Arcgis 10,3 dan diketahui luas
catchment area adalah 0,71217 km2. Adapun area tangkapan hujan dapat dilihat
Debit air limpasan merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan
rancangan sistem penyaliran dalam hal ini area kegiatan penambangan. Untuk
menghitung nilai debit air limpasan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
aktual lapangan dengan memperhatikan topografi, jenis tanah dan vegetasi sekitar
berdasarkan umur tambang yaitu selama 5 tahun dengan kondisi Blok Wiawia
90
sehingga nilai koefisien limpasan dapat dilihat pada (lampiran 6) dan diketahui
nilai koefisien vegetasinya (Cv) 0,04. Sedangkan untuk nilai koefisien jenis tanah
pengambilan sampel di dua belas titik secara acak dan memiliki nilai yaitu 0,16
dan 0,26. Kemudian untuk nilai dari koefisien topografi (Ct) dapat dilihat
berdasarkan peta kemiringan lereng yang diolah melalui software Arcgis 10,3 dan
diperoleh nilai Ct yang bervariasi yaitu 0,08, 0,16 dan 0,26 sehingga didapatkan
koefisien limpasan (C) adalah 0,4698 dengan total debit air limpasan yaitu sebesar
3,884 m3/s. Untuk besarnya debit limpasan dapat dilihat pada tabel 13 dan
Q = 0,278 × C × I × A
Q = 3,884 m3/s
hujan dari daerah front penambangan menuju sedimen pond. Perancangan saluran
91
dilakukan sejauh 1,4 km mengikuti arah aliran air yang mengalir. Selain bertujuan
agar air limpasan dapat lebih mudah mengalir, hal ini juga bermaksud agar
karena dengan mengikuti arah aliran air yang kemiringan topografinya tidak
terlalu besar dapat memudahkan pergerakan alat gali tersebut. Untuk lokasi
pembuatan saluran dapat dilihat pada gambar 23. untuk menentukan rancangan
menentukan jenis saluran yang paling efektif digunakan sesuai debit air dan
keadaan lokasi saluan. Adapun dimensi saluran dapat dilihat pada tabel 14.
Lebar Atas
Bentuk Saluran Lebar Bawah (B) Tinggi (H)
(T)
1m 1,87 m 1,45 m
- 4,42 m 3,27 m
dalam saluran (V) sebesar 4,377 sampai 8,181 m/s dan kecepatan jatuh sedimen
92
pengendapan parikel sedimen yang terbawa oleh air dalam saluran sangat kecil
kecepatan jatuh sedimen sehingga partikel sedimen yang terbawa air tersebut tidak
sempat terendapkan didalam saluran. Namun dari ketiga jenis saluran tersebut,
kecil dibandingkan dengan bentuk persegi dan volume air yang mengalir dalam
saluran lebih besar dibandingkan dengan bentuk penampang segitiga. Selain itu,
saluran dapat dilihat pada (lampiran 7). Namun perawatan saluran dengan cara
yang telah dirancanng agar air yang berada dalam saluran tidak meluap keluar.
93
E. Kolam Pengendapan (Sedimen Pond)
penampungan air sementara sebelum dialirkan kembali ke badan air. Selain itu,
partikel padatan yang terbawa oleh air yang keluar dari lokasi penambangan.
terendah dan cenderung datar agar air limpasan yang berasal dari saluran dapat
gambar 15. Untuk jumlah kolam pengendapan dibuat sebanyak 3 pond agar lebih
diperkirakan sampai pada umur tambang blok wiawia yaitu selama 5 tahun
sehingga debit air limpasan yang digunakan pada periode 5 tahun sebesar 3,884
m3/s.
Limpasan yang akan masuk ke dalam kolam pengendapan terdiri atas dua
yaitu air dan material sedimen. Berat dari kedua limpasan tersebut harus dihitung
untuk mendapatkan debit air dan debit material sedimen. Jumlah dari kedua
beberapa faktor yang telah diketahui nilainya seperti besarnya debit air limpasan
94
3,884 m3/s, % air dan % material sedimen 0,95 dan 0,05. Kemudian kerapatan
partikel air dan material sedimen 1.000 kg/m 3 dan 1.123,12 kg/m3. Dari ketiga
faktor tersebut sehingga diketahui berat air dan material sedimen yang masuk ke
diketahui debit limpasan dari air dan material sedimen tersebut yaitu 3.689 m3/s
dan 0.194 m3/s, Berdasarkan debit air dan matrial sedimen tersebut di ketahui total
percepatan gravitasi 9,8 m/s2, berat jenis sampel 1.123,12 kg/m3, Diameter
partikel 0,0000012 m dan viskositas kinematis 8,91 × 10-7 m2/s. Untuk viskositas
kinematis diperoleh dari hasil bagi antara viskositas dinamis 0,001 kg/m,s dengan
berat jenis sampel 1.123,12 kg/m3. Sehingga dari perhitungan tersebut di ketahui
telah diketahui nilainya seperti total debit limpasan yang masuk kedalam kolam
pengendapan 3,884 m3/s dan kecepatan jatuh sedimen 0,0001083 m/s, sehingga
95
pengendapan disesuaikan dengan alat gali yang akan digunakan dalam pembuatan
serta perawatan kolam. PT. Gerbang Multi Sejahtera menggunakan alat gali
vertikal yaitu 6 m. Dengan mengetahui luas dan lebar kolam pengendapan maka
horizontal dari excavator yaitu 9 m, membuat sekat diantara kolam dan membuat
posisis yang berbeda sehingga arah alirannya berbentuk zig-zag yang berfungsi
96
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel tersebut diketahui kolam
pengendapan akan dibuat terbagi tiga kolam (pond). Dimana setiap kolam akan
dibuat sekat dan saluran kecil sebagai tempat mengalirnya air dari tiap kolam
(pond). Saluran kecil tersebut dibuat dengan posisi yang berbeda antar kolam
(pond) sehingga arah aliran membentuk pola zig-zag. Hal ini dilakukan untuk
pengendapan dan tingkat kejernihan air yang keluar dari kolam pengendapan
97
air (pantai) sehingga air yang berasal dari kolam pengendapan dapat langsung
mengalir ke laut. Adapan lokasi rancangan kolam pengendapan dapat dilihat pada
gambar 16.
Biaya investasi merupakan modal awal yang merupakan jumlah total dari
rupiah yang dibutuhkan untuk membuka sebuah endapan bahan galian hingga
meliputi biaya eksplorasi yang terdiri dari biaya pemboran, biaya infrastruktur
(jalan tambang), biaya jaminan reklamasi, dan biaya investasi alat. Perhitungan
biaya untuk pembuatan jalan, dan biaya reklamasi dilakukan dengan dua metode
pembiayaan yaitu menggunakan alat yang disewa dan menggunakan alat milik
sendiri sehingga diperoleh dua besaran biaya yang berbeda dengan kedua cara
tersebut.
dengan jumlah titik bor 239 titik dan spasi antar titik bor 25 meter. Biaya
pemboran yang diperoleh dari Satuan kerja Geomine PT ANTAM Tbk UBPN
pemboran 239 titik bor dengan kedalaman yang bervariasi yaitu sebesar
98
Akses jalan yang akan dibuat menghubungkan antara Front Rubicon 4
menuju front Rubicon 3, sementara jalan dari front Rubicon 3 menuju Stockpile
sudah tersedia. Jalan akses menuju dan keluar front Rubicon 4 berbeda, jalan
masuk memiliki lebar 5 meter (1 lajur) dan panjang 786 m, sementara jalan keluar
memiliki lebar 10 meter (2 lajur) dengan panjang 1190 m. Berikut gambar desain
Pembuatan jalan menggunakan dua jenis alat berat yaitu Excavator Komatsu
PC 200 dan Bulldozer Komatsu D85. Kegiatan pembuatan jalan dilakukan dengan
dua tahapan yaitu tahapan menggali (cutting) dan penimbunan (filling). Jalan yang
telah dibuat pada Gambar.2, didesain dengan aplikasi Surpac 6.3 dan volume dari
material yang akan di cut and filling dapat langsung diketahui dari aplikasi
tersebut. Perhitungan biaya dalam pembuatan jalan ini menggunakan dua metode
99
pembiayaan alat berat yaitu alat berat disewa dan alat berat milik sendiri. Berikut
hasil perhitungan biaya pembuatan jalan. Perhitungan lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 4.
harus bisa menutupi seluruh biaya reklamasi yang akan dilakukan setelah usia
tambang habis, hal ini berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 tahun
2008. Sehingga besaran biaya jaminan reklamasi sama dengan biaya reklamasi.
Selain itu, berdasarkan peraturan diatas, kegiatan reklamasi dilakukan setiap tahun
dengan target luasan tertentu. Pada proses reklamasi front Rubicon 4 (Luas total
16 ha) akan dilakukan setiap tahunnya dengan target luasan pertahun yang
direklamasi 4 ha.
biaya tidak langsung. Biaya langsung merupakan biaya primer yang dikeluarkan
soiling, penanaman rumput cover crop, penanaman tanaman inti, dan terakhir
100
perawatan. Keempat tahapan tersebut akan dilaksanakan pada proses reklamasi
front Rubicon 4 PT ANTAM Tbk UBPN Sultra. Sedangkan biaya tidak langsung
dari tahapan utama kegiatan reklamasi. Nilai atau persentase biaya tidak langsung
dalam penelitian ini bersumber dari PT ANTAM Tbk UBPN Sultra. Estimasi
besaran biaya reklamasi front Rubicon 4 dapat dilihat pada tabel berikut, dengan
dua metode pembiayaan yaitu dengan menggunakan alat berat sendiri dan alat
berat disewa. Berikut adalah besaran biaya langsung dan biaya tidak langsung
81.249.461
Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat (2,5%
biaya langsung)
259.998.276
Biaya perencanaan reklamasi (8 % biaya
langsung)
101
Biaya supervisi (5 %) 162.498.923
Sub Total 2 (Rp) 828.744.506
Total (Rp) 4.078.722.961
Sumber: Hasil pengolahan data
Tabel 31. Biaya Reklamasi dengan Alat Berat Milik Sendiri
.
DESKRIPSI BIAYA
2021 s/d 2024
1. Biaya Langsung (Rp)
a. Biaya Penatagunaan Lahan
1.) Biaya Penebaran Top Soil 1.029.197.128
b. Biaya Revegetasi
1.)Total harga tanaman 473.072.222
2.)Total biaya penanaman 51.333.333
3.)Total biaya perawatan tanaman 84.000.000
Sub Total 1 (Rp) 1.637.602.683
2. Biaya tidak Langsung (Rp)
40.940.067
Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat (2,5%
biaya langsung)
131.008.215
Biaya perencanaan reklamasi (8 % biaya
langsung)
163.760.268
Biaya administrasi dan keuntungan pihak
ketiga sebagai pelaksana reklamasi tahap
operasi produksi (10 % biaya langsung)
Biaya supervisi (5 %) 81.880.134
Sub Total 2 (Rp) 417.588.684
Total (Rp) 2.055.191.367
Sumber: Hasil pengolahan data
Berdasarkan jumlah biaya langsung dan biaya tidak langsung, maka total
102
4.078.722.960 dengan pembiayaan alat berat disewa dan sebesar Rp
Biaya investasi alat berguna untuk perhitungan arus kas (cash flow) dan
perhitungan kelayakan ekonomi dengan metode pembiayaan alat berat berupa alat
milik sendiri. Sementara untuk perhitungan cash flow dengan metode pembiayaan
alat berat dengan disewa, maka biaya investasi alat tidak dimasukan dalam cash
flow. Jumlah dan harga alat yang akan dibeli dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 32. Jumlah dan Harga Alat Berat yang akan dibeli
Pembuatan Jalan 1 - 1
Pengupasan Overburden 1 6 1
Penambangan 1 5 1
Reklamasi 1 6 1
Jumlah alat yang dibeli 2 11 2
1.721.500.00
Harga per unit (Rp) 0 1.323.000.000 3.520.000.000
3.443.000.00
Total (Rp) 0 14.553.000.000 7.040.000.000
Total harga semua alat
(Rp) 25.036.000.000
Sumber: Hasil pengolahan data, PT. United Tractors Tbk, & Hino Makassar
2. Biaya Operasi
terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap meliputi gaji pegawai tetap
dan gaji pegawai kontrak, konsumsi pegawai, serta biaya sewa dan BBM
103
kendaraan light vehicle (LV). Sementara untuk biaya variabel meliputi biaya
pengupasan OB, biaya penambangan, dan biaya quality control. Untuk biaya
pembiayaan yaitu pembiayaan dengan menggunakan alat berat yang disewa dan
a. Biaya Tetap
Gaji pegawai terdiri dari gaji pegawai tetap dan gaji pegawai kontrak.
Khusus untuk pegawai tetap mendapatkan tunjangan dan asuransi sebesar 11,5 %
setiap tahun. Berikut adalah tabel gaji pegawai tetap dan pegawai kontrak PT
104
Sementara itu untuk biaya konsumsi berasal dari harga makan yang
diberikan kepada pegawai berupa sarapan dan makan siang. Sarapan berupa snack
dengan harga Rp. 10.000 dan makan siang berupa makanan berat dengan harga
Rp. 30.000 per porsinya. Sehingga total konsumsi karyawan perhari adalah
Harga Konsumsi
No Jabatan Grade Jumlah makan/hari karyawan/tahun
(Rp) (Rp)
tambang untuk keluar masuk front. Kendaraan yang dipakai pada front Rubicon 4
memiliki power atau kekuatan yang lebih besar, disesuaikan dengan medan
tambang yang berat. Metode pembiayaan kendaraan ini hanya satu cara yaitu
dengan menyewa unit, namun untuk bahan bakar ditanggung oleh PT. 5 Dragon.
Bahan bakar yang digunakan yaitu solar industri dengan harga Rp 9.224/liter.
105
Berikut jumlah mobil yang dibutuhkan dan biaya operasional per tahun dalam
kegiatan penambangan.
Tabel 35. Harga Sewa dan Biaya BBM Kendaraan Light Vehicle per Tahun
Sewa Kendaraan
1 1 550.000 150 464.064.000
Operasional Manager
Sewa Kendaraan
2 Operasional Asisten 3 550.000 150 1.392.192.000
Manager
Sewa Kendaraan
3 Engineer 1 550.000 150 464.064.000
Sewa Kendaraan
4 1 550.000 150 464.064.000
Pengawas Front
Sewa Kendaraan
5 surveyor 1 550.000 150 464.064.000
Total biaya sewa dan BBM kendaraan LV setiap tahun (Rp) 3.248.448.000
Sumber: PT 5 Dragon
b. Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang tergantung dari jumlah volume dan
tonase dari kegiatan penambangan. Terdiri dari biaya pengupasan overburden dan,
106
Sebelum melakukan penambangan ore terlebih dahulu mengupas lapisan
berjumlah 963.703 ton dan target produksi per hari 2050 ton.
dilapangan, dibutuhkan waktu edar alat angkut dari front Rubicon 4 menuju
disposal. Pada saat menuju disposal alat angkut akan melalui front Rubicon 3,
jalan akses dari front Rubicon 4 menuju front Rubicon 3 belum tersedia, dan jalan
akses dari front Rubicon 3 menuju disposal sudah tersedia. Sehingga untuk
menghitung waktu tempuh dari front Rubicon 4 menuju front Rubicon 3 harus
digunakan faktor konversi untuk mengubah waktu edar teoritis menjadi lebih
dekat ke waktu edar aktual. Faktor konversi (Lampiran 5) tersebut berasal dari
hasil perbandingan waktu edar teoritis dan waktu edar aktual pada jalan hauling
yang telah dioperasikan pengangkutan. Setelah diperoleh waktu tempuh dari front
Rubicon 4 menuju front Rubicon 3, maka waktu edar alat angkut dalam
4 PT. 5 Dragon dilakukan dengan dua metode yaitu dengan menggunakan alat
yang disewa dan menggunakan alat sendiri, sehingga akan diperoleh dua jumlah
biaya berbeda. Biaya operasional dan sewa alat berat per hari dapat dilihat pada
107
Overburden dapat dilihat pada tabel berikut. Untuk hasil lengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 9.
13.755.997.513
Total Biaya Pengupasan OB
dengan Alat disewa (Rp)
5.451.825.168
Total Biaya Pengupasan OB
dengan Alat Sendiri (Rp)
Sumber: Hasil pengolahan data
108
2.) Biaya Penambangan
kegiatan penambangan atau ore getting. Jumlah cadangan yang akan ditambang
pada front Rubicon 4 berjumlah 1.030.658 ton dan target produksi per hari 1000
ton.
alat angkut juga akan melalui front Rubicon 3 pada saat menuju stockpile.
Sehingga untuk menghitung waktu tempuh alat angkut dari front Rubicon 4
Setelah diketahui waktu tempuh dari front Rubicon 4 menuju front Rubicon 3,
maka waktu edar alat angkut dalam pengangkutan ore dapat diketahui (Lampiran
Dragon dilakukan dengan dua metode yaitu dengan menggunakan alat yang
disewa dan menggunakan alat sendiri, sehingga akan diperoleh dua jumlah biaya
berbeda. Biaya operasional alat per hari untuk alat berat milik sendiri dapat dilihat
pada Lampiran 2, dan sewa alat per hari Lampiran 3. Biaya dan kebutuhan alat
109
Waktu Kerja Tersedia (jam) 8
Density loose (ton/m³) 1,54
Jumlah bucket (n) 12
Kapasitas Produksi
204,31
(ton/hari/DT)
Waktu Edar (detik) 17,20
Effisiensi Kerja 85%
Kapasitas bucket (m³) 0,93
Produktivitas Excavator
Fill Factor (Ff) 1,1
Komatsu PC 200
Waktu Kerja Tersedia (jam) 8
Density loose (ton/m³) 1,54
Kapasitas Produksi (ton/hari) 2241,90
Proses quality control pada PT. 5 Dragon terdiri dari beberapa tahapan yaitu
sampling, preparasi sampel, pengujian kadar di lab, dan pengaturan tumpukan ore
110
dari Satuan Kerja Quality Control PT ANTAM Tbk UBPN Sultra diketahui
bahwa total biaya dari seluruh tahapan proses quality control berkisar 0,9 USD
per ton ore yang ditambang. Sehingga total biaya dari penambangan 1.030.658 ton
3. Pendapatan
Berdasarkan inform asi yang diperoleh dari Satuan Kerja Mining PT. 5
Dragon ore yang telah ditambang pada front Rubicon 4 akan diolah ke dalam
pabrik milik PT. 5 Dragon, namun karena peneliti tidak menghitung hingga biaya
pengolahan, maka harga ore yang digunakan merupakan harga ore pada saat
informasi yang telah dihimpun dari pihak PT 5 dRagon, harga ore sebelum
memasuki pabrik sebesar 34 $/ton dengan kurs dollar Rp 13.872. Harga ore
tersebut diasumsikan sama selama umur tambang. Pendapatan setiap tahun yang
111
Pajak dan iuran yang harus dikeluarkan oleh PT ANTAM Tbk UBPN Sultra
terdiri dari beberapa item yaitu, CSR sebesar 2,5 % dari hasil penjualan ore,
penjualan ore yang telah dikenakan CSR dan royalti, serta iuran retribusi daerah
sebesar 2,5 % dari penjualan ore yang telah dikenakan pajak penghasilan. Pajak
dan iuran yang harus dikeluarkan dari hasil penambangan front Rubicon 4 PT
ANTAM Tbk UBPN Sultra dapat dilihat pada tabel berikut. Perhitungan lengkap
Tabel 39. Total Biaya Pajak dan Iuran yang harus dikeluarkan
112
5. Aliran Kas (Cash Flow)
Seluruh arus kas keluar (negatif) dan arus kas masuk (positif) selama umur
tambang dibuat dalam suatu aliran kas sehingga perhitungan kelayakan ekonomi
dapat dilakukan. Arus kas keluar akan dituliskan dengan tanda minus dalam
penulisan cash flow, sedangkan arus kas masuk akan bernilai positif dalam
penulisan cash flow. Seluruh biaya yang digunakan selama kegiatan sebelum,
selama, dan setelah kegiatan penambangan merupakan biaya yang berasal dari 100
setiap tahun yakni sebesar 6 %. Cash flow yang akan dibuat terdapat dua jenis
yaitu cash flow dengan sumber pembiayaan alat berat disewa dan cash flow
dengan sumber pembiayaan alat berat milik sendiri. Cash flow yang talah dibuat
113
B. Pembahasan
Aliran kas masuk dan aliran kas keluar akan sangat mempengaruhi tingkat
dua jenis aliran kas, yaitu aliran kas dengan metode pembiayaan alat berat disewa
dan aliran kas dengan pembiayaan alat berat milik sendiri. Tujuan dari
perhitungan dengan kedua jenis aliran kas tersebut agar dapat dilihat metode mana
Pembiayaan alat berat dengan disewa dapat dilihat bahwa net cash flow di
tahun ke-0 membutuhkan biaya yang relatif lebih rendah, hal ini disebakan tidak
adanya pengeluaran untuk membeli alat baru sehingga bisa memangkas biaya
investasi total. Selain itu, akibat dari alat berat yang disewa, maka biaya
berdampak pada keuntungan yang akan diperoleh yakni relatif lebih kecil.
Pembiayaan alat berat dengan disewa memiliki kelebihan utama yaitu modal awal
yang kecil sehingga pengembalian modal bisa lebih cepat, sehingga nilai
cumulative cash flow dapat meningkat dengan cepat pada tahun awal
penambangan. Nilai cumulative cash flow yang cepat meningkat di tahun awal
114
penambangan memiliki sisi positif yaitu dapat mengurangi efek dari penurunan
nilai uang. Penurunan nilai uang tidak begitu berdampak signifikan pada
Gambar 18. Grafik Nilai Cumulative Cash Flow Setiap Tahun dengan Alat
Berat disewa
Metode pembiayaan alat berat dengan milik sendiri, biaya yang harus
biaya operasional alat, dan gaji supir dan operator. Berdasarkan UU No.36 tahun
2008, nilai depresiasi dari harta berwujud kelompok satu (alat berat) adalah
sebesar 25 % setiap tahunnya, sehingga alat berat yang dibeli untuk penambangan
akan habis nilainya dalam waktu empat tahun, sehingga tidak memiliki nilai sisa
115
Berdasarkan cash flow dapat dilihat bahwa net cash flow di tahun ke-0
membutuhkan biaya yang relatif lebih tinggi, hal ini disebakan adanya
pengeluaran yang besar untuk membeli alat baru sehingga biaya investasi total
akan melonjak naik Namun biaya penambangan yang harus dikeluarkan relatif
yang kecil berdampak pada keuntungan yang akan diperoleh yakni relatif lebih
besar. Pembiayaan alat berat dengan milik sendiri memiliki kekurangan yaitu
modal awal yang besar sehingga pengembalian modal lebih lambat. Dengan alat
berat milik sendiri, nilai cumulative cash flow akan relatif rendah pada tahun awal
terus menutupi modal awal penambangan yang besar. Nilai cumulative cash flow
dapat meningkatkan efek dari penurunan nilai uang. Keuntungan (cumulative cash
flow) yang besar pada tahun akhir kegiatan penambangan akan terdiskon dengan
besar sebagai akibat dari time value of money, sehingga dapat mengurangi
116
Gambar 19. Grafik Nilai Cumulative Cash Flow tiap Tahun dengan Alat
Setelah diketahui aliran kas keluar dan aliran kas masuk, maka langkah
metode yaitu metode Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Pay Back
Period. Menggunakan ketiga metode tersebut, juga akan dilihat dengan metode
pembiayaan alat berat mana yang lebih ekonomis apakah dengan alat berat disewa
Metode Net Present Value atau nilai bersih sekarang bertujuan untuk
pertimbangan utamanya yaitu time value of money (nilai uang terhadap waktu).
117
dengan parameter utama yaitu tingkat keuntungan minimum yang diinginkan
(MARR) PT ANTAM Tbk UBPN Sultra sebesar 20 %. Dengan nilai MARR yang
telah diketahui, maka nilai pendapatan yang akan diperoleh pada beberapa tahun
kedepan, nominalnya dapat dibawa kenilai sekarang. Apabila nilai NPV lebih
perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai NPV untuk pembiayaan alat
berat dengan disewa sebesar Rp 131.453.879.521 dan NPV untuk pembiayaan alat
berat dengan disewa lebih ekonomis dibandingkan dengan membeli alat berat
untuk dilaksanakan sebaliknya bila IRR lebih rendah dari tingkat keuntungan
perusahaan dengan keadaan pada saat NPV sama dengan nol. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan, maka untuk pembiayaan alat berat dengan
disewa diperoleh IRR sebesar 418 % dan untuk pembiayaan alat berat milik
sendiri diperoleh IRR sebesar 186 %, sehingga keduanya dinyatakan layak untuk
118
melakukan penambangan kerana lebih besar dari tingkat keuntungan minimum
pendek dari sisa usia ekonomis tambang. Berdasarkan perhitungan yang telah
disewa selama 2,88 bulan dan sisa usia ekonomis selama 45,12 bulan, dan PBP
untuk pembiayaan alat berat milik sendiri selama 6,36 bulan dengan sisa usia
119
V.PENUTUP
A. Kesimpulan
Produktivitas yang dihasilkan satu Dump Truck per harinya yakni pada
loading point 1 : OB = 401 Ton, LGSO = 213 Ton dan HGSO = 224 Ton.
200 Ton dan HGSO = 210 Ton. Produktivitas loading point 4 : OB = 363
gali-muat dan angkut untuk tiap periode waktunya. Pada sequence 1 sampai
120
dengan sequence 21, untuk lapisan overburden yang akan terbongkar
adalah sebanyak 3.693 ton – 127.144 ton dengan alat gali-muat yang
LGSO yang akan tertambang sebanyak 10.228 ton – 23.989 ton dengan alat
dan untuk bijih nikel HGSO yang akan tertambang sebanyak 6.310 ton
B. Saran
dilapangan untuk hendaknya mengacu pada apa yang telah dirancang dan
2. Untuk peneliti selanjutnya, karena Practical Pit Design yang dibuat tidak
akan memberikan batas tambang terbaik (ultimate pit limit) dan jumlah
pabrik ferronikel perusahaan yakni kadar bijih nikel harus lebih dari 1,80
%, rasio Fe/Ni kurang dari 7,5 dan rasio SiO2/MgO harus berada pada
121
rentang 1,85 – 2,15. Sehingga bijih nikel dapat memenuhi kriteria dan
122
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra, M.R., dan Sukarno, S., 2013. Investment Feasibility Study for Iron
Ore Mining Project (Case Study : PT Ina Touna Mining). The
Indonesian Journal of Business Administration, 2(14), p.1695-1705.
Agyei, G., Opafunso, Z.O., dan Yameogo, K.W., 2018. Comparative Analyses of
the Return on Investment of 2013 and 2015 Mineral Policy Reforms in
Burkina Faso. J. Appl. Sci. Environ. Manage, 22(8), p.1239-1245.
ISSN 1119-8362. DOI: https://dx.doi.org/10.4314/jasem.v22i8.15.
Alipour, A., Khodaiari, A.A., Jafari A., Moghaddam, R.T., 2017. A Genetic
Algorithm Approach for Open-Pit Mine Production Scheduling,
International Journal of Mining and Geo-Engineering (IJMGE).
DOI: 10.22059/ijmge.2017.62152. Vol. 51-Nomor 1 : Hal. 47-52.
Giatman, M., 2011. Ekonomi Teknik. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. ISBN:
979-769-045-8.
Hustrulid, W., Kuchta, M., & Martin, R., 2013. Open Pit Mine Plan & Design
3rd
Ichsannudin., Purwoko, B., dan Herlambang, Y., 2019. Kajian Teknis
Produktivitas Alat Gali Muat (Excavator) Hitachi ZX210-5 dan
Alat Angkut (Dump Truck) Mitsubishi FN 527 ML untuk Mencapai
Target Produksi Penambangan Batu Granit di PT Hansindo Mineral
Persada Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah Provinsi
Kalimantan Barat. Jurnal UNTAN Vol. 6 Nomor 1 : Hal. 133-141.
Nurhayati, A., dan Dewi, R.K.A., 2017. Ekonomi Teknik. Edisi Pertama, CV.
Andi Offset, Yogyakarta. ISBN: 978-979-29-6349-6.
Oktalia, R., Zaenal., dan Widayati, S., 2017. Analisis Investasi dan Kelayakan
Ekonomi Tambang Andesit PT Puspa Jaya Madiri Desa Mekarsari,
Kecamatan Cikalon Kulon Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat,
3(2), p.443-450. ISSN: 2460-6499. Poetih. ISBN: 978-602-820607-5.
Prasmoro, A.V., dan Hasibuan, S., 2018. Optimasi Kemampuan Produksi Alat
Berat Dalam Rangka Produktifitas dan Keberlanjutan Bisnis
Pertambangan Batubara: Studi Kasus Area Pertambangan
Kalimantan Timur, 10(1), p.1- 16.
Prasojo, S.T., Yulianto, A., Hindarto, A., Parinussa, B., dan Arifien, A., 2012.
Ore Blending as Mine Scheduling Strategy to Accommodate Resources
Conservation at Pakal Nickel Mine, PT. ANTAM (Persero) Tbk.
Procedia Earth and Planetary Science 6 : Hal. 24-29.
Pratama, O., Rahman, A., dan Purbasari, D., 2019. Evalusai Produktivitas Alat
Gali Muat dan Alat Angkut Terhadap Ketidaktercapaian Produksi
Batubara di Pit 2A Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Jurnal
Pertambangan, 3(1), 10-17. ISSN: 2549-1008.
Prinandi, A., 2015, Perencanaan (Desain) Pit Elf Pada Penambangan Batubara
Di PT Milagro Indonesia Miningdesa Sungai Merdeka, Kecamatan
Kamboja, Kabupaten Kutai Kartainegara Provinsi Kalimantan Timur,
prosiding teknik pertambangan, vol. 1, no. 1, ISSN: 2460-6499, Hal. 102-
103.
Samosir, O.I., Trides, T., dan Dinna, F., 2019. Analisis Investasi dan Kelayakan
Ekonomi pada Kegiatan Penambangan Batubara PT. Pinggan
Wahana Pratama Job Site PT. Singlurus Pratama, Kecamatan
Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan
Timur. Jurnal Teknologi Mineral, 7(1), p.39-49.
Sari, C.F.K., Sawaki, M.E., dan Sabarofek, M.F., 2018. Pengaruh Analisis
Investasi Terhadap Kelayakan Penambangan Batu Mangan di PT.
Berkat Esa Mining. Jurnal Science Tech, 4(1), p.11-18.
Seegmiller, B. L., 2003, Horizontal Drains – There Use In Open Pit Mine
Dewatering, Journal of International Mine Water Association, Volume
2, No 11, (ISSN 1025-9112).
Selvam, P., dan Punitavati, N., 2012. A Fundamental Study on Long- Term
Investment Decision. International Journal of Management Research
and Review, 2(1), p.13-22. ISSN: 2249-7196.
Setiawan, M.R.A., Widodo, S., dan Asmiani, N., 2018. Analisis Capital
Budgeting untuk Menilai Kelayakan Investasi dalam Usaha
Penambangan Batubara pada PT Tuah Globe Mining Provinsi
Kalimantan Tengah. Jurnal Geomine, 6(1), p.1-5.
Setyawan, B., 2018. Studi Kelayakan Investasi Proyek Automasi Pabrik
Kelapa Sawit di PT.XY. Jurnal Pasti, 8(1), p.96-108.
Shaddad, A. R., Widodo. S., dan Asmiani, N. 2016. Analisis Keserasian Alat
Mekanis (Match Factor) Untuk Peningkatan Produktivitas. Jurnal
Geomine, 4(3), 111-117.
Sokop, R.M., Arsjad, T.T., dan Malingkas, G., 2018. Analisa Perhitungan
Produktivitas Alat Berat Gali-Muat (Excavator) dan Alat Angkut (Dump
Truck) pada Pekerjaan Pematangan Lahan Perumahan Residence
Jordan Sea. Jurnal Tekno Vol. 16. ISSN: 0215-9617 : Hal. 83-88.
Straskraba, V., 2014, Some Technical Aspects Of Open Pit Mine Dewatering,
Journal of International Mine Water Association, Volume 2, No 22,
(ISSN 1025-9112).
Syarifuddin, S., Widodo, S., dan Nurwaskito, A., 2017, Kajian Sistem
Penyaliran pada Tambang Terbuka Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan, Jurnal Geomine, Volume 2, No. 5, 2017.
Valent, T.D., Zaenal., dan Widayati, S., 2018. Kajian Analisis Ekonomi Tambang
Menggunakan Metode Discounted Cash Flow pada Pertambangan
Batubara PT Pasir Prima Coal Indonesia, Desa Mentawir, Kecamatan
Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan
Timur. Prosiding Teknik Pertambangan. 4(2), p.411-417. ISSN: 2460-
6499.