Anda di halaman 1dari 18

I.

ANALISIS MODEL STUDI

Tampak Depan

Tampak Samping Kanan dan Kiri

1
Tampak Oklusal Rahang Atas

Tampak Oklusal Rahang Bawah

| 2
A. Bentuk Lengkung Gigi :

Rahang Atas -U Form


- Simetris

Rahang Bawah – U Form


- Simetris

Malposisi Gigi Individual


B. Relasi gigi-gigi pada oklusi sentrik :
1. Anterior : Rahang Atas :
Overjet : 5,25 mm Gigi 12 = Palatoversi

Overbite : 2,3 mm Gigi 22 = Palatoversi

Palatal bite : Tidak ada Diastema sentral pada gigi 11,21


sebesar 1 mm
Rahang bawah : | 3

Gigi 31 = Mesiolinguoversi
Gigi 41 = Mesiolinguoversi
Deep bite : Tidak ada

Open bite : Tidak ada

Edge to edge bite : Tidak ada

Cross bite : 12 22

42 32

2. Posterior :
Cross bite : Tidak ada

Open bite : Tidak ada

Scissor bite : Tidak ada

Cup to cup bite : Tidak ada

Relasi Molar pertama kanan : Klas 1 Angle

Relasi Molar pertama kiri : Klas 1 Angle

Relasi Kaninus kanan : Klas 1 Angle

Relasi Kaninus kiri : Klas 1 Angle

Garis tengah Rahang Bawah terhadap Rahang Atas : Segaris

Garis Inter Insisivi sentral terhadap garis tengah rahang : Segaris

3. Curve of Spee : Regio RB kanan 1.95 mm, regio RB kiri


1.58 mm. Klasifikasi Kurva of Spee datar.

C. Palatal Height Index : Tinggi Palatal = 27,2 mm


Lebar Palatal = 41 mm
Tinggi x 100 % = 66,34% (Tinggi)
Lebar

D. Lebar mesiodistal gigi-gigi (mm)


Rahang Atas Rahang Bawah

Gigi Kanan Kiri Normal Ket. Kanan Kiri Normal Ket.

1 9,0 9,0 7,40 – 9,75 N 5,5 5,5 4,97 – 6,60 N

2 6,85 7 6,05 – 8,10 N 5,6 5,6 5,45 – 6,85 N

| 4
3 7,7 7,7 7,05 – 9,32 N 6,1 6,1 6,15 – 8,15 TN

4 7,45 7,2 6,75 – 9,00 N 7,55 7,1 6,35 – 8,75 N


5 6,5 6,35 6,00 – 8,10 N 6,85 7,1 6,80 – 9,55 N
6 10,25 10,25 9,95 –12,10 N 11,25 11,0 10,62 – 13,05 N
7 9 9 9,8 10,5

Kesimpulan : Lebar mesio-distal semua gigi memiliki ukuran normal, kecuali gigi 33 dan
43 lebih kecil dari ukuran normal.

II. PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
A. Metode Bolton

Anterior Bolton Analysis

Jumlah MD 6 Gigi Anterior RB X 100

Jumlah MD 6 Gigi Anterior RA

=34,4 x100 = 72,80

47,25

Jika rasio anterior lebih dari 77,2 berarti


terdapat kelebihan ukuran gigi-gigi pada
mandibula. Jika kurang dari 77,2 maka terdapat
kelebihan jumlah ukuran gigi rahang atas

Full Arch Bolton Analysis

Jumlah MD 12 Gigi RB
X 100

Jumlah MD 12 Gigi RA

=85,25 x 100 = 89,50

95,25

Jika rasio keseluruhan lebih dari 91,3 maka


kesalahan A. B. 9 terdapat pada gigi rahang
bawah. Jika rasio kurang dari 91,3 berarti
kesalahan ada pada gigi rahang atas.

| 5
Kesimpulan:
Rasio anterior : terdapat kelebihan ukuran gigi pada RA sebesar 47,25 – 44,5 = 2,75 mm

Rasio Keseluruhan : Kesalahan ada pada ukuran gigi RA sebesar 95,25 – 94 = 1,25 mm

B. Metode Pont
Rahang Atas
Jumlah mesio-distal gigi 12, 11, 21, 22 : 31,85 mm
Jarak distal pit 14– 24 pengukuran : 36,35 mm
Jarak 14-24 perhitungan : ∑I x 100 = mm : 31,85 x 100 = 39,81 mm
80 80
Diskrepansi(pengukuran - perhitungan): 36,35 – 39,81 = -3,46 mm  Kontraksi
ringan

Jarak mesial pit 16– 26pengukuran : 45,15 mm


Jarak 16– 26perhitungan : ∑I x 100 = mm : 31,85 x 100 = 49,76
mm
64 64

| 6
Diskrepansi(pengukuran - perhitungan) : 44,5 – 49,76 = -4,61 mm  Kontraksi
ringan

Kesimpulan: Pertumbuhan kearah lateral mengalami kontraksi ringan.

C. Metode Howes
Rahang Atas
Jumlah lebar mesiodistal gigi 16 – 26 : 95,25 mm
Jarak puncak tonjol bukal gigi 14 – 24 (pengukuran) : 41,85mm
Indeks P : (Jarak 14 –24) x 100% = 43,93 %
(md 16 - 26)

Jarak inter Fossa Canina : 43 mm


Indeks FC : Basis apikal x 100% = 45,14 %
(md 16 - 26)

Inklinasi gigi-gigi region posterior : Konvergen


Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran Metode Howes diperoleh indeks
Fossa Canina yaitu 45,14% > Indeks P yaitu 43,93%. Hal ini merupakan indikasi ekspansi.

D. Metode Korkhaus
- Rahang atas
Jumlah mesio distal gigi 12, 11, 21, 22 : 31,85 mm
Tabel Korkhaus : 18,5 mm
Jarak I – (14- 24) Pengukuran : 18,1 mm
Diskrepansi (pengukuran-tabel) : 18,5 - 18,1 mm 0,4 mm (Protrusif)
Kesimpulan :
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien kearah anterior sedikit berlebih.

| 7
E. Arch Length Diskrepancy (ALD)

Rahang Atas
ALD 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 Total
Panjang
24,2 7,7 15,85 16 7,7 23,8 95,25
lengkung gigi
Panjang
23,1 8,8 15 15,5 8,85 23 94,25
lengkung rahang
Perhitungan ALD = Panjang lengkung rahang - Panjang lengkung gigi
= 94,25 – 95,25 mm
= -1 mm (Kekurangan ruang)
Rahang Bawah
ALD 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 Total
Panjang
25,65 6,1 11,1 11,1 6,1 25,2 85,25
lengkung gigi
Panjang
25,6 5,9 10,3 10,5 6,1 26,35 84,75
lengkung rahang
Perhitungan ALD = Panjang lengkung rahang - Panjang lengkung gigi
= 84,75 – 85,25
= -0,5 (Kekurangan ruang)
Kesimpulan :
Kekurangan ruang pada RA dan kelebihan ruang pada RB

A. Determinasi lengkung gigi


Hasil penapakan : Keterangan :
Overjet awal : 5,25 mm
Overjet akhir : 2,2 mm

Keterangan gambar : : Lengkung awal RA


: Lengkung Ideal RA
| 8
: Lengkung awal RB
: Lengkung Ideal RB

Rahang atas :
Panjang lengkung awal (MD) : 99,8 mm ( Ka = 49,35 mm ; Kr = 50,45 mm)
Panjang lengkung ideal : 100,85 mm (Ka = 50 mm ; Kr = 50,85 mm)
Diskrepansi : -1,05 mm (Ka = -0,65 mm ; Kr = -0,4 mm)

Keterangan : Berdasarkan pengukuran tersebut, untuk rahang atas terdapat kekurangan ruang
sebesar -1,05 mm (Ka = -0,65 mm ; Ki = -0,4 mm).

Rahang bawah :
Panjang lengkung awal (MD) : 86,65 mm (Ka = 43,05 mm ; Kr = 43,6 mm)
Panjang lengkung ideal : 87,35 mm (Ka = 43,35 mm ; Kr = 44 mm)
Diskrepansi : -0,7 mm ( Ka = -0,3 mm ; Kr = -0,4 mm)

Keterangan : Berdasarkan pengukuran tersebut, untuk rahang bawah terdapat kekurangan ruang
sebesar -0,7 mm (Ka = -0,3 mm ; Ki = -0,4 mm).

III. DIAGNOSIS
Maloklusi Angle Klas I Dewey tipe 1 disertai dengan malposisi gigi individual 12,22,31,41
dan adanya diastema sentral diantara gigi 11-21 sebesar 1 mm.

IV. ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI


Malposisi gigi individual :

1. Rahang Atas
 Gigi 12 → Palatoversi, kemungkinan disebabkan karena persistensi gigi
52
 Gigi 22 → Palatoversi, kemungkinan disebabkan karena persistensi gigi
62
2. Rahang Bawah
 Gigi 31 → Mesiolinguoversi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan
menggigit kuku
 Gigi 41 → Mesiolinguo versi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan
menggigit kuku

| 9
Diastema sentral antara gigi 11-21, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan
menggigit kuku.

V. PROSEDUR PERAWATAN
Rencana Perawatan :

A. Penjelasan tentang Perawatan


Memberikan penjelasan dan gambaran kepada pasien tentang pemakaian
alat ortodontik yang merupakan perawatan relatif lama serta memerlukan
kesabaran, kedisiplinan, kerjasama, dan motivasi yang tinggi dari pasien
agar nantinya dapat diperoleh hasil perawatan yang baik dan gigi tidak
relaps.

B. Menghilangkan Kebiasaan Buruk

Pada kasus ini kebiasaan buruk pasien dapat dikategorikan ringan dan
kemungkinan besar dapat diatasi. Oleh karena itu, dalam tahap ini akan
dilakukan pendekatan pada pasien. Pasien diberikan motivasi dan instruksi
untuk menghilangkan kebiasaan buruk menggigit kuku dalam hal ini
diingatkan setiap kali dilakukan kontrol, agar nantinya perawatan dapat
berjalan dengan baik dan perawatan koreksi maloklusi mendapatkan hasil
yang maksimal.

C. Pencarian Ruang
Hasil perhitungan dengan menggunakan enam metode perhitungan
(Analisis Bolton, Pont, Korkhaus, Howes, Arch Length Diskrepancy dan
determinasi lengkung) diperoleh nilai yang berbeda-beda namun hasilnya
sama yaitu diskrepansi kekurangan ruang pada RA dan RB. Pada kasus ini
metode yang digunakan untuk menentukan perawatan yang akan dilakukan
nantinya ialah determinasi lengkung. Hal ini dilakukan karena determinasi
lengkung sifatnya individual dan hasilnya lebih akurat. Sedangkan metode
Analisis Bolton, Pont, Korkhaus, Howes, Arch Length Diskrepancy hanya
dijadikan acuan.
Distribusi ruang akan menggunakan piranti ortodontik lepasan
yaitu plat dasar, klamer Adam, busur labial, pir pembantu, dan skrup
ekspansi untuk RA dan RB.

| 10
- Plat dasar berupa plat akrilik sebagai tempat tertanamnya klamer
Adam dan busur labial, dengan ketebalan plat ± 2 mm.
- Klamer Adam berfungsi sebagai komponen retentif dengan
diameter kawat 0,7 mm yang diletakkan pada gigi molar kanan dan
kiri pada rahang atas dan rahang bawah.

- Busur labial tipe medium sebagai komponen aktif untuk rahang atas
dan rahang bawah digunakan untuk mempertahankan gigi-gigi
anterior rahang atas dan rahang bawah. Diameter kawat yang
digunakan adalah 0,8 mm.

- Sekrup Ekspansi (expansion screw), digunakan untuk melebarkan


lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah. Tiap sekrup
mempunyai 4 lubang, dilengkapi kunci pemutar. Gambar anak
panah menunjukkan arah pemutaran ¼ putaran (90o) memberikan
pembukaan 0,18-0,20 mm. Pemutaran sekrup dilakukan ¼ putaran
setiap minggu.

RA : untuk mendapatkan ruang -1,05 diaktivasi selama 6 kali.

RB : untuk mendapatkan ruang -0.7 diaktivasi selama 4 kali.

D. Koreksi Malposisi Gigi Individual


1. Rahang Atas
Alat ortodontik lepasan yang digunakan untuk mengoreksi malposisi
gigi yaitu berupa plat, klamer Adam, busur labial tipe medium, dan
pir pembantu.
a. Plat dasar berupa plat akrilik sebagai tempat tertanamnya
klamer Adam, busur labial, dan simple spring dengan ketebalan
±2 mm.
b. Klamer Adam berfungsi sebagai komponen retentif dengan
diameter kawat 0,7 mm yang diletakkan pada gigi 16 dan 26.
c. Busur labial tipe medium berfungsi sebagai komponen aktif
untuk mempertahankan lengkung gigi anterior. Diameter kawat
yang digunakan 0.8 mm. Busur labial juga akan digunakan untuk
mengoreksi gigi 11,21 Adapun cara mengaktifkan busur labial ini
sebagai berikut :
- Gunakan tang adam universal untuk mengaktifkan busur labial

| 11
- Lup dipegang dengan tang kemudian sempitkan lup dengan tang
agar busur labial akan bergerak
- Kaki lengkung perlu dibetulkan dengan menahan lup dan
menempatkan busur labial dekat servikal gigi
d. Simple spring berfungsi untuk mendorong malposisi gigi 12, 22
kearah labial, diameter kawat yang digunakan 0,6 mm. Letak
Simple Spring berada pada daerah singulum gigi 12,22. Simple
Spring berfungsi untuk menggerakkan gigi induvidual ke arah
labial atau bukal. Cara pengaktifannya :
Simple spring diaktivasi dengan cara meregangkan pegas
sehingga meregang hingga 1 – 2 mm. Posisikan ujung tang di
sekitar loop simple spring dan tekan tang untuk membuka dan
memperluas simple spring.
- Aktivasi dilakukan pada lengan pegas, mula-mula yang di dekat
koil yang jauh dari gigi
- kemudian baru ujung lainnya yang mengenai gigi.

2. Rahang Bawah

Alat ortodontik lepasan yang digunakan untuk mengoreksi


malposisi gigi yaitu berupa plat dasar, klamer Adam, busur
labial tipe medium, pir pembantu dan sekrup ekspansi.
a. Plat dasar berupa plat akrilik sebagai tempat tertanamnya
klamer Adam, busur labial, dan simple spring dengan ketebalan
±2 mm.
b. Klamer Adam berfungsi sebagai komponen retentif dengan
diameter kawat 0,7 mm yang diletakkan pada gigi 36 dan 46.
c. Busur labial tipe medium berfungsi sebagai komponen aktif
untuk mempertahankan lengkung gigi anterior. Diameter kawat
yang digunakan 0.8 mm.
- Gunakan tang adam universal untuk mengaktifkan busur labial
- Lup dipegang dengan tang kemudian sempitkan lup dengan tang
agar busur labial akan bergerak
- Kaki lengkung perlu dibetulkan dengan menahan lup dan
menempatkan busur labial dekat servikal gigi
| 12
d. Simple spring berfungsi untuk mendorong malposisi gigi 31, 41
kearah labial, kawat dengan diameter 0,6 mm. Letak Simple
Spring berada pada daerah singulum gigi 31,41. Simple Spring
berfungsi untuk menggerakkan gigi induvidual ke arah labial
atau bukal. Cara pengaktifannya :
Simple spring diaktivasi dengan cara meregangkan pegas
sehingga meregang hingga 1 – 2 mm. Posisikan ujung tang di
sekitar loop simple spring dan tekan tang untuk membuka dan
memperluas simple spring.
- Aktivasi dilakukan pada lengan pegas, mula-mula yang di dekat
koil yang jauh dari gigi
- kemudian baru ujung lainnya yang mengenai gigi.
E. Penyesuaian Oklusi
Setelah malposisi gigi diperbaiki, selanjutnya dilakukan penyesuaian oklusi dan
artikulasi dengan menggunakan articulating paper, dengan cara pasien disuruh
menggigit articulating paper pada oklusi sentrik dengan sedikit gerakan mengunyah.
Kemudian articulating paper dikeluarkan dan dilihat apakah ada bagian yang
membekas tebal. Jika terdapat bagian yang membekas tebal, dilakukan pengasahan
(selective grinding) dengan menggunakan polishing strip didaerah tersebut untuk
menghindari terjadinya traumatik oklusi.

F. Instruksi untuk Pasien


a. Gunakan alat semaksimal mungkin dalam sehari, lepaskan alat hanya
ketika makan dan sikat gigi.
b. Bersihkan alat sebelum digunakan.
c. Untuk menghindari kerusakan alat, tempatkan alat dalam wadah yang
berisi air saat tidak digunakan.
d. Jika alat rusak atau tidak nyaman, lakukan konsultasi kepada operator.
e. Hindari mengunyah permen karet atau makanan keras.

G.Pembuatan Retainer
Pemakaian retainer dimaksudkan untuk mempertahankan lengkung gigi
yang telah terkoreksi sampai terjadi kestabilan dalam lengkung gigi yang baru,
serta mencegah agar gigi-gigi tidak relaps. Alat yang digunakan dalam tahap ini
adalah Hawley Retainer, yang terdiri dari plat dasar akrilik, busur labial tipe

| 13
medium dengan diameter kawat 0,9 mm dan klamer Adam dengan diameter
kawat 0,7 mm pada gigi molar pertama rahang atas dan rahang bawah. Cara
pemakaian retainer:

1. Dipakai siang dan malam dalam keadaan pasif selama 3 – 6 bulan


tergantung keadaan maloklusi dan lama perawatan. Kontrol tiap 3 bulan
untuk mengetahui derajat kegoyahan.
2. Setelah 3 bulan, jika terjadi kegoyahan maka pemakaian retainer
diperpanjang 3 bulan lagi. Jika mobilitas hilang, maka jika keluar rumah
dilepas, cek dan pemakaian kembali. Jika terasa sesak maka diperpanjang
lagi. Kontrol tiap bulan. Jika tidak sesak, maka alat dilepas jika keluar
rumah.
3. Jika tidak sesak, maka dipakai pada malam hari dan kontrol 3 bulan
berikutnya. Jika tidak ada perubahan, maka pemakaian retainer
dihentikan. Jika ada perubahan, maka pemakaian diperpanjang 3 bulan
lagi dan kontrol tiap bulan.

VI. TABEL RENCANA PERAWATAN

Rencana
Diagnosis Target Ket
Perawatan
Maposisi Rahang Atas :
gigi Gigi 12 → Palatoversi Dikoreksi dengan Terkoreksi
individual simple spring

Gigi 22 → Palatoversi Dikoreksi dengan Terkoreksi


simple spring

Diastema sentral diantara gigi 11,21 Dikoreksi dengan Terkoreksi


labial bow
Rahang Bawah :
Gigi 31 → Mesiolinguoversi Dikoreksi dengan Terkoreksi
simple spring

Dikoreksi dengan Terkoreksi


Gigi 41 → Mesiolinguoversi simple spring

| 14
XII. GAMBAR/DESAIN PLAT AKTIF

Rahang Atas Simple Spring dengan


kawat berdiameter 0,6
mm

Busur labial tipe


medium dengan kawat
berdiameter 0,8 mm

Klamer Adamdengan
kawat berdiameter 0,7
mm

Plat dasar akrilik dengan


Sekrup Ekspansi ketebalan ± 2 mm

Rahang Bawah
Plat dasar akrilik dengan
ketebalan ± 2 mm

Klamer Adamdengan
kawat berdiameter 0,7
mm

Busur labial tipe


medium dengan kawat
berdiameter 0,8 mm

Simple spring dengan


diameter kawat 0,6 mm

Sekrup Ekspansi

| 15
XIII. GAMBAR/DESAIN RETAINER
Rahang Atas

Busur labial tipe


medium dengan kawat
berdiameter 0,8 mm

Klamer Adam dengan


kawat berdiameter 0,7
mm

Plat dasar akrilik dengan


ketebalan ± 2 mm

Rahang Bawah

Klamer Adam dengan


kawat berdiameter 0,7
mm

Busur labial tipe


medium dengan kawat
berdiameter 0,8 mm

Plat dasar akrilik dengan


ketebalan ± 2 mm
| 16
XIV. PROGNOSIS
 Baik
Keterangan : Prognosis dikatakan baik karena dilihat dari pemeriksaan subjektif dan
objektif, maloklusi pada pasien termasuk maloklusi Angel klas I. Selain itu pasien
kooperatif dan juga masih dalam usia muda dengan kesehatan gigi dan jaringan
periodontal yang baik, dimana hal ini sangat membantu dalam jalannya perawatan
sehingga bisa menunjang keberhasilan perawatan.
 Indikasi perawatan : Kuratif

XV. KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI


Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang instruksi kepada pasien mengenai
piranti yang telah dipakai
a. Cara memasang
Alat ortodonti dipasang dari bagian belakang terlebih dahulu yaitu pada bagian
klamer adam yang berguna sebagai alat retensi plat aktif, setelah bagian belakang
sudah terpasang dengan baik, selanjutnya bagian depan yaitu busur labial dan
selanjutnya tekan pada bagian base plate sesuai dengan tempatnya
b. Cara melepas
Cara melepas alat ortodontik dimulai pada bagian belakang terlebih dahulu yaitu pada
bagian klamer adam, setelah klamer adam terlepas langkah selanjutnya alat
ortodontik sudah dapat di lepaskan dari mulut.
c. Cara perawatan :
 Bersihkan alat sebelum digunakan dengan menggunakan pasta gigi dan sikat
yang lembut.
 Untuk menghindari kerusakan alat, tempatkan alat dalam wadah yang berisi air
saat tidak digunakan.
 Jika alat rusak atau tidak nyaman, lakukan konsultasi kepada operator.
 Hindari mengunyah permen karet, atau makanan keras.

| 17
| 18

Anda mungkin juga menyukai