Tampak Depan
1
Tampak Oklusal Rahang Atas
| 2
A. Bentuk Lengkung Gigi :
Gigi 31 = Mesiolinguoversi
Gigi 41 = Mesiolinguoversi
Deep bite : Tidak ada
Cross bite : 12 22
42 32
2. Posterior :
Cross bite : Tidak ada
| 4
3 7,7 7,7 7,05 – 9,32 N 6,1 6,1 6,15 – 8,15 TN
Kesimpulan : Lebar mesio-distal semua gigi memiliki ukuran normal, kecuali gigi 33 dan
43 lebih kecil dari ukuran normal.
II. PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
A. Metode Bolton
47,25
Jumlah MD 12 Gigi RB
X 100
Jumlah MD 12 Gigi RA
95,25
| 5
Kesimpulan:
Rasio anterior : terdapat kelebihan ukuran gigi pada RA sebesar 47,25 – 44,5 = 2,75 mm
Rasio Keseluruhan : Kesalahan ada pada ukuran gigi RA sebesar 95,25 – 94 = 1,25 mm
B. Metode Pont
Rahang Atas
Jumlah mesio-distal gigi 12, 11, 21, 22 : 31,85 mm
Jarak distal pit 14– 24 pengukuran : 36,35 mm
Jarak 14-24 perhitungan : ∑I x 100 = mm : 31,85 x 100 = 39,81 mm
80 80
Diskrepansi(pengukuran - perhitungan): 36,35 – 39,81 = -3,46 mm Kontraksi
ringan
| 6
Diskrepansi(pengukuran - perhitungan) : 44,5 – 49,76 = -4,61 mm Kontraksi
ringan
C. Metode Howes
Rahang Atas
Jumlah lebar mesiodistal gigi 16 – 26 : 95,25 mm
Jarak puncak tonjol bukal gigi 14 – 24 (pengukuran) : 41,85mm
Indeks P : (Jarak 14 –24) x 100% = 43,93 %
(md 16 - 26)
D. Metode Korkhaus
- Rahang atas
Jumlah mesio distal gigi 12, 11, 21, 22 : 31,85 mm
Tabel Korkhaus : 18,5 mm
Jarak I – (14- 24) Pengukuran : 18,1 mm
Diskrepansi (pengukuran-tabel) : 18,5 - 18,1 mm 0,4 mm (Protrusif)
Kesimpulan :
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien kearah anterior sedikit berlebih.
| 7
E. Arch Length Diskrepancy (ALD)
Rahang Atas
ALD 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 Total
Panjang
24,2 7,7 15,85 16 7,7 23,8 95,25
lengkung gigi
Panjang
23,1 8,8 15 15,5 8,85 23 94,25
lengkung rahang
Perhitungan ALD = Panjang lengkung rahang - Panjang lengkung gigi
= 94,25 – 95,25 mm
= -1 mm (Kekurangan ruang)
Rahang Bawah
ALD 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 Total
Panjang
25,65 6,1 11,1 11,1 6,1 25,2 85,25
lengkung gigi
Panjang
25,6 5,9 10,3 10,5 6,1 26,35 84,75
lengkung rahang
Perhitungan ALD = Panjang lengkung rahang - Panjang lengkung gigi
= 84,75 – 85,25
= -0,5 (Kekurangan ruang)
Kesimpulan :
Kekurangan ruang pada RA dan kelebihan ruang pada RB
Rahang atas :
Panjang lengkung awal (MD) : 99,8 mm ( Ka = 49,35 mm ; Kr = 50,45 mm)
Panjang lengkung ideal : 100,85 mm (Ka = 50 mm ; Kr = 50,85 mm)
Diskrepansi : -1,05 mm (Ka = -0,65 mm ; Kr = -0,4 mm)
Keterangan : Berdasarkan pengukuran tersebut, untuk rahang atas terdapat kekurangan ruang
sebesar -1,05 mm (Ka = -0,65 mm ; Ki = -0,4 mm).
Rahang bawah :
Panjang lengkung awal (MD) : 86,65 mm (Ka = 43,05 mm ; Kr = 43,6 mm)
Panjang lengkung ideal : 87,35 mm (Ka = 43,35 mm ; Kr = 44 mm)
Diskrepansi : -0,7 mm ( Ka = -0,3 mm ; Kr = -0,4 mm)
Keterangan : Berdasarkan pengukuran tersebut, untuk rahang bawah terdapat kekurangan ruang
sebesar -0,7 mm (Ka = -0,3 mm ; Ki = -0,4 mm).
III. DIAGNOSIS
Maloklusi Angle Klas I Dewey tipe 1 disertai dengan malposisi gigi individual 12,22,31,41
dan adanya diastema sentral diantara gigi 11-21 sebesar 1 mm.
1. Rahang Atas
Gigi 12 → Palatoversi, kemungkinan disebabkan karena persistensi gigi
52
Gigi 22 → Palatoversi, kemungkinan disebabkan karena persistensi gigi
62
2. Rahang Bawah
Gigi 31 → Mesiolinguoversi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan
menggigit kuku
Gigi 41 → Mesiolinguo versi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan
menggigit kuku
| 9
Diastema sentral antara gigi 11-21, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan
menggigit kuku.
V. PROSEDUR PERAWATAN
Rencana Perawatan :
Pada kasus ini kebiasaan buruk pasien dapat dikategorikan ringan dan
kemungkinan besar dapat diatasi. Oleh karena itu, dalam tahap ini akan
dilakukan pendekatan pada pasien. Pasien diberikan motivasi dan instruksi
untuk menghilangkan kebiasaan buruk menggigit kuku dalam hal ini
diingatkan setiap kali dilakukan kontrol, agar nantinya perawatan dapat
berjalan dengan baik dan perawatan koreksi maloklusi mendapatkan hasil
yang maksimal.
C. Pencarian Ruang
Hasil perhitungan dengan menggunakan enam metode perhitungan
(Analisis Bolton, Pont, Korkhaus, Howes, Arch Length Diskrepancy dan
determinasi lengkung) diperoleh nilai yang berbeda-beda namun hasilnya
sama yaitu diskrepansi kekurangan ruang pada RA dan RB. Pada kasus ini
metode yang digunakan untuk menentukan perawatan yang akan dilakukan
nantinya ialah determinasi lengkung. Hal ini dilakukan karena determinasi
lengkung sifatnya individual dan hasilnya lebih akurat. Sedangkan metode
Analisis Bolton, Pont, Korkhaus, Howes, Arch Length Diskrepancy hanya
dijadikan acuan.
Distribusi ruang akan menggunakan piranti ortodontik lepasan
yaitu plat dasar, klamer Adam, busur labial, pir pembantu, dan skrup
ekspansi untuk RA dan RB.
| 10
- Plat dasar berupa plat akrilik sebagai tempat tertanamnya klamer
Adam dan busur labial, dengan ketebalan plat ± 2 mm.
- Klamer Adam berfungsi sebagai komponen retentif dengan
diameter kawat 0,7 mm yang diletakkan pada gigi molar kanan dan
kiri pada rahang atas dan rahang bawah.
- Busur labial tipe medium sebagai komponen aktif untuk rahang atas
dan rahang bawah digunakan untuk mempertahankan gigi-gigi
anterior rahang atas dan rahang bawah. Diameter kawat yang
digunakan adalah 0,8 mm.
| 11
- Lup dipegang dengan tang kemudian sempitkan lup dengan tang
agar busur labial akan bergerak
- Kaki lengkung perlu dibetulkan dengan menahan lup dan
menempatkan busur labial dekat servikal gigi
d. Simple spring berfungsi untuk mendorong malposisi gigi 12, 22
kearah labial, diameter kawat yang digunakan 0,6 mm. Letak
Simple Spring berada pada daerah singulum gigi 12,22. Simple
Spring berfungsi untuk menggerakkan gigi induvidual ke arah
labial atau bukal. Cara pengaktifannya :
Simple spring diaktivasi dengan cara meregangkan pegas
sehingga meregang hingga 1 – 2 mm. Posisikan ujung tang di
sekitar loop simple spring dan tekan tang untuk membuka dan
memperluas simple spring.
- Aktivasi dilakukan pada lengan pegas, mula-mula yang di dekat
koil yang jauh dari gigi
- kemudian baru ujung lainnya yang mengenai gigi.
2. Rahang Bawah
G.Pembuatan Retainer
Pemakaian retainer dimaksudkan untuk mempertahankan lengkung gigi
yang telah terkoreksi sampai terjadi kestabilan dalam lengkung gigi yang baru,
serta mencegah agar gigi-gigi tidak relaps. Alat yang digunakan dalam tahap ini
adalah Hawley Retainer, yang terdiri dari plat dasar akrilik, busur labial tipe
| 13
medium dengan diameter kawat 0,9 mm dan klamer Adam dengan diameter
kawat 0,7 mm pada gigi molar pertama rahang atas dan rahang bawah. Cara
pemakaian retainer:
Rencana
Diagnosis Target Ket
Perawatan
Maposisi Rahang Atas :
gigi Gigi 12 → Palatoversi Dikoreksi dengan Terkoreksi
individual simple spring
| 14
XII. GAMBAR/DESAIN PLAT AKTIF
Klamer Adamdengan
kawat berdiameter 0,7
mm
Rahang Bawah
Plat dasar akrilik dengan
ketebalan ± 2 mm
Klamer Adamdengan
kawat berdiameter 0,7
mm
Sekrup Ekspansi
| 15
XIII. GAMBAR/DESAIN RETAINER
Rahang Atas
Rahang Bawah
| 17
| 18